salinan ohp

12
Komponen-Komponen Strategi Balajar Mengajar 2.SISWA Keadaan siswa perlu dipertimbangkan agar SBM yang digunakan itu tepat atau efektif dan afisien dalam mencapai tujuan. Misal: kemampuan awal siswa Kemampuan awal siswa akan menjadi prasyarat bagi prngetahuan yang harus dikuasai. Jadi SBM harus dapat mempertemukan antara kemampuan awal siswa dengan pengtahahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai dalam satu kegiatan instruksional. 3.MATERI PEMBELAJARAN Satu materi pelajaran yang dikombinasikan dapat berfsifat pengantar maupun dapat bersifat pendalaman. Untuk materi yang bersifat pengantar, tuntutan keterlibatan siswa sebanyak banyaknya, kiranya tidaka terlalu dipersyaratkan. Untuk materi yang bersifat pendalaman, keterlibatan siswa sebanyak-banyaknya sangat diperlukan. Oleh karena itu suasana belajar diupayakan semaksimal mungkin sebagai suasana yang mengundanag keterlaibatan siswa. 4. LOGISTIK KBM dilakasanakan dengan terlebih dahulu disusun suatu rencana yang meliputi : waktu, media, sumber belajar, dan kemampuan guru. Ini berarti sebagian keberhasilan KBM itu ditentukan oleh faktor LOGISTIK. D. ASPEK_ASPEK SBM Menurut Joyce Weil, aspek SBM itu adalah : Syntax, principles of reaction, social system dan supported system. 1. Syntax Syntax atau siintaksis adalah urutan kegiatan dalam strategi. Sekiranya guru telah memiliki suatu stategi tertentu berarati telah jelas kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan pada tahap satu, dua dan seterusnya.

Transcript of salinan ohp

Page 1: salinan ohp

Komponen-Komponen Strategi Balajar Mengajar

2.SISWA

Keadaan siswa perlu dipertimbangkan agar SBM yang digunakan itu tepat atau efektif dan afisien dalam mencapai tujuan.

Misal: kemampuan awal siswa

Kemampuan awal siswa akan menjadi prasyarat bagi prngetahuan yang harus dikuasai. Jadi SBM harus dapat mempertemukan antara kemampuan awal siswa dengan pengtahahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai dalam satu kegiatan instruksional.

3.MATERI PEMBELAJARAN

Satu materi pelajaran yang dikombinasikan dapat berfsifat pengantar maupun dapat bersifat pendalaman.

Untuk materi yang bersifat pengantar, tuntutan keterlibatan siswa sebanyak banyaknya, kiranya tidaka terlalu dipersyaratkan.

Untuk materi yang bersifat pendalaman, keterlibatan siswa sebanyak-banyaknya sangat diperlukan. Oleh karena itu suasana belajar diupayakan semaksimal mungkin sebagai suasana yang mengundanag keterlaibatan siswa.

4. LOGISTIK

KBM dilakasanakan dengan terlebih dahulu disusun suatu rencana yang meliputi : waktu, media, sumber belajar, dan kemampuan guru. Ini berarti sebagian keberhasilan KBM itu ditentukan oleh faktor LOGISTIK.

D. ASPEK_ASPEK SBM

Menurut Joyce Weil, aspek SBM itu adalah : Syntax, principles of reaction, social system dan supported system.

1. SyntaxSyntax atau siintaksis adalah urutan kegiatan dalam strategi. Sekiranya guru telah memiliki suatu stategi tertentu berarati telah jelas kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan pada tahap satu, dua dan seterusnya.Aspek sintaksis ini membedakan natara strategi satu dengan strategi yang lain.Misal : SBM bersifat deduktif dan SBM bersifat indukatif.

2. Social SystemSocial system ialah aspek SBM yang mencakup hubungan natara guru dan siswa. Aspek SBM ini menyangkut perasaan guru dengan perasaan siswa dalam satu situasi belajar mengajar.Dalam beberapa jenis SBM, guru dapat berperan sebagai fasilitator, sedang pada SBM tertentu guru berperan sebagai pembuat keputusan. Ada perbedaan antara peran pertama dan kedua. Pada peran pertama,: kegiatan berpusat pada siswa sementara guru membantu mempermudah proses belajar mengajar yang dikembangkan. Sedangkan pada peran kedua :

Page 2: salinan ohp

pusat kegiatan pada guru; dalam bentuk pembuat keputusan-keputusan sementara siswa hanya pasif menerimanya saja.

3. Principles of reactionIalah respon guru selama KBM. Dalam satu strategi balajar mengajar, respon guru dapat dilihat dari reaksinya terhadap jawaban siswa, pendapat siswa, pekerjaan siswa dan bagaiman iya memandang siswa.

4. Support SystemSupport sistem atau sistem penunjang adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam KBM tertentu sehinggga kegiatan belajar mengajar benar-benar merupakan aktivitas yang efisien dan efektif sebagai aktivitas pencapian tujuan belajar aspek penunjang ini berkenaan dengan kemamapuan guru danfsailitas teknik atau logistik.

E. MANFAAT MEMAHAMI SBM

seseorang dapat melakukan tugas untuk memilih, menyusun dan memobilitaskan segala cara, sarana dan tenaga. Untuk mencapai sasaran diperlukan kemampuan berfikiar stategis.

Berfikir Strategis yaitu suatu model berfikir untuk dapat memilih berbagai alternatif yang terbuka dengan memperkirakan berbagai konsekuensi dari etiap pilihan yang diambil, bagi tercapainya suatu sasaran dan akibatnya apabila sasaran tersebut telah tercapai.

Seseorang dapat membandingkan berbagai kemungkinan jenis proses pembelajarn dan proses belajar dengan proses mengajar atau juga kombinasi jenis proses pembelajaran.a. Untuk dapat mengambil keputusan seorang guru harus mengetahui, mengenal dan

memahami berbagai macam metodologi belajar-mengajar (pembelajaran) dengan kekuatan dan kelemahannya diukur dengan upaya mencapai suatu jenis tujuan pendidikan.

b. Untuk memilih dan mengetahui konsekuensi dari pilihannnya seorang guru harus menguasai metodologi yang dipilih dan berpengalaman melaksanakannya.

Dari dua hal tersebut diatas menunjukan bahwa istilah SBM berkaitan dengan metodologi pembelajaran. Artinya : seorang guru harus dapat melaksanakan fungsi profesionalnya yaitu antara laing: merencanakan SBM setelah mengenal memahamai serta menguasaiberbagai metodologi belajar mengajar.

Kalau kita mengkaji kurikulum sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang dapat diidentifikasi secara hirarkis komponen umum berikut:

a. Tujuan instruksional :suatu program pendidikan suatu jenis dan tingkatan lembaga pendidikan yang secara umum merumuskan kualifikasi lulusan yang akan dihasilkan.

b. Struktur program kurikumlum suatu lembaga pendidikan yang menggambarkan kerangka strategi program yang akn disajikan baik keseluruhan jumlah kredit semester yang harus ditempuh, perbandingan jumlah kredit semester antar komponen program, dan jenis mata pelajaran /mata kuliah untuk dalam setiap komponennya, dan deskripsi umum setiap komponen program kurikulum.

c. Garis Besar Program Pengajaran.(GBPP) yang merumuskan tujuan kurikuler tujuan instruksioanal/ umum dan pokok bahasan yang akan dijadikan sasaran dan objek belajar untuk setiap mata kuliah/mata pelajaran/bidang studi.

Page 3: salinan ohp

Ketiga komponen umum kurikulum ini lazimnya ditulis jelas tetapi ketiga komponen dari dokumen kurikulum ini sesungguhnya tidak akan berarti terhadap keberhasilan suatu program pendidikan tanpa diterjemahkan dalam proses belajar-mengajar dan didukung oleh suatu sistem evaluasi yang relevan dan fungsional.

Atas dasar itu sistem kurikulum yang utuh disamping meliputi ketiga hal tersebut juga meliputi : SBM dan Sistem Evaluasi.

Dari uraiaan diatas jelaslah bahwa : tujuan instruksioanal yang telah dirumuskan , struktur program yang dirancang dan GBPP yang dipilih dan ditata tidak ada artinya tehadap hasil pendidikan tanpa diterjemahkan secara relevan.

Kedudukan ketiga komponen umu itu lebih dari suatu rancang bangun. Anmun tanpa suatu rancang bangun proses belajar mengajar yang kita kembangkan dana kita laksnakan tidak kan mempunyai arah. Ketiga komponen umum sebagai rancang bangun adalah merupakan hasil kerja bersama para ahli perenacanan kurikulum, para tnega ahli psikologi peadagogi bersama pengambil keputusan ditingkat politik startegis. Sedangkan SBM pengembangannya dan pelaksanaanya terutama menjadi tanggung jawab tenaga guru denag bantuan profesional para ahli kependidikan non guru yang profesioanal.

F. BERBAGAI JENIS SBM

SBM dapat dikelompokkan berdasarkan:

1. Bentuk pendidikannya2. Pengelompokan siswa3. Kecepatan masing-masing siswa.4. Domain-domain tujuan.5. Pengklasifikaisian yang lebih komprehensif.

Berdasarkan bentuk pendekatannya Edwin Fenton mneyatakan : observasi terhadap SBM yang banyak dilakukan oelh para guru ternyata strategi yang dipilih bergerak dalam suatu continum yang dapat digambarkan sebagai berikut

Ekspositori Directed disccussion DiscoveryContinum belajar-mengajar menurut EDWIN FENTON

Diujung paling kiri continum diatas digunakan metode ekspositori: guru memberitahukan kepada siswa generalisasi-generalisasi maupu bukti-bukti yang berhubungan dengan generalisasi tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa belajar dari informasi yang diterimanaya.

Diujung yang lain guru menggunakan metode Dscovery. Tipe strategi instruksional ini memberiakan kesempatan kepada anak untuk memikikan untuk menemukan sendiri jawaban terhadap persoalan serta masalah-masalah yang sedang dipelajari.Guru dlam hal ini berusaha memberikan rangsangan-rangsanagan yang dapat berupa kata-kata, gambar atau suara kepada siswa. Siswa berfikir denga bantuan terbatas dari guru.

Page 4: salinan ohp

ELY emnyatakan bahwa continuum yang diberikan oleh Edwin Fenton tersebut sangat berguna dalam memilih metode belajar mengajar. Diantara dua titik ujung Continuum tersebut terdapat banyak titik –titik yang mengandung unsur ekspositori maupun discovery. Guru harus menentukan metode mana yang dapat membantu tercapaianya tujuan yang efektif dan efisien.

Dalam kenyataannya memang hampir tidak ada orang yang menggunakan secara murni metode ekspositori maupun discovery. Umumnya menggunakan metode campuran. Namun demikian perlu ditentukan kemana titik beratnya, sebab kedua metode tersebut akan menentukan ukuran besarnya kelompok siswa, ruang belajar yang diperlukan, alokasi waktu dan pemilihan audio atau sumber belajra yang diperlukan.

Metode lain yang hampir sama denga metode ekspositori dan metode discovery/inquiry yaitu metode deduktif dan induktif.

Metode deduktif hampir sama dengan metode ekspository.Guru yang menggunakan metode ini mulai dengan menyebutkan hukum, prinsip atau generalisasi. Ia mulai membuat pernyataan yang berhubunga dengan penemuan yang telah dilakuakan,atau informasi yang diperoleh akan ada gunanya. Kemudian siswa diminta untuk menggunakan atau menerapakan pernyataan tersebut dalam maslah yang dimiliki para siswaMisal: eksperimen-eksperimen dalam biadang IPA yang dilakukan di lab telah disusun secara historis sehingga siswa mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal tersebut yang ekmusian akan dapat menggunakannya dalam membuat generalisasi.

Metode induktif. Mirip denga Metode Inquiry. Guru menggunakan metode induktif mulai dengan menyediakan informasi yang belum terorganisasi denga baik dan diberikan dalam berbagai format. Siswa mempelajari informasi tersebut dan menghubungkan dengan masalah yang diberiakan. Guru bekerja sama dengan siswa untuk mengembangkan arah atau petunjuk untuk mencari fakta-fakta yang diperlukan dari ahsil observasi dan penelitian yang mereka lakukan para siswa diminta merumuskan hipotesis yang dapat diyakini kebenarannya.Dalam prosesn ini guru mulai dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oelh siswa, kemudian pengalaman-pengalaman itu diciutkan sehingga menjadi generalisasi atau hipotesis yang masih bersifat sementara. Generalisasi/hipotesis ini kemudian diuji lagi apakah dapat diterima, ditolah atau dimodifikasi.

1. BERDASARKAN PENGELOMPOKAN SISWA

Guru dalam menentukan SBMnya perlu juga dipikirka apakah tujuan tertentu lebih baik dicapai melalui proses belajar berkelompok atau individual.

Dalam hal ini guru menganalaisis tujuan pengajaran yang akan dicapai tersebut untuk menentukan dengan tepat lingkungan belajar yang diperlukan dan SBM yang harus dipilih. Ada materi-materi pemebelajaran yang lebih sesuai dipelajari dalam kelompok dalam lingkungan kelas misal : berdasarkan jadwal kelompok. Artinya: pengajaran berorientasi pada kelompok. Siswa tidak mempunyai kontrol tehadap waktu, materi pelajaran dan media ynag digunakan dalam pelajaran. Sungguhpun beratutan berdasarkan jadwal kelompok ini mengurangi perhatian guru pada kebutuhan siswa secara individiual tetapi kadang-kadang untuk tujuan tertentu stategi ini lebih

Page 5: salinan ohp

efektif. Jadi SBM berdasarkan jadwal kelompok baik digunakan bila tujuan dapat dicapai secara lebih efektif denga kegiatan instrusional yang berorientasi kelompok.

2. BERDASARKAN KECEPATAN MAISNG-MASING SISWASBM berdasarkan kecepatan masing-masing siswa artinya kegiatan instruksioanal diarahkan dan dialaksanakan oleh siswa yang diberiakn kebebasan untuk memmilih materi pelajaran dan media instruksionalnya yang sesuia dengan kebutuhan masing-masing siswa . SBM ini menmungkinkan siswa unutuk maju secepat ia dapat atau bagi siswa yang lambat dapat maju sesuia denagn kemampuannya.Dalam belajar berdasarkan kecepatan siswa ini pun media merupaka bagian yang integral sebab siswa akan belajar secara independen (mandiri) dengan bimbingan terbatas dari guru. Pemilihan media sangat penting sebab media dapat memberikan rangsanagn yang tepat mampu memberikak umpan balik dengan segera dan mempunyai alat evaluasi.Contoh SBM ini pengajaran terprogram (Programmed Leraning) pengajaran ini merupakan program instruksional yang disusun berdasarkan proses selangkah demi selangkah yang pada hakikatnya dapat digunakan baik dikelas maupun dilingkungan pekerjaan dengan efektivitas yang sama.Dinegara maju misal: USA, SBM ini telah diterapkan benar-benar. Misal pada PSI ( Prsonalized System Of Instruction). Sistem ini disebut keller plan digunakan kurang ±2000 PT walaupun pelaksanaanya satu universitas dengan universitas yang lainnya berbeda, tetapi sistem ini ditandai dengan ciri-ciri : a. Belajar berdasarkan kecepatan masing-masing siswa. Siswa maju berdasarkan tugas-

tugas yang dapat dikerjakan secepat yang dikehendaki atau sesuai dengan kemampuan mereka.

b. Belajar berdasarkan kriteria keberhasilan tertentu atau berorientasi pada belajar tuntas. Siswa belajar unutuk memenuhi kriteria keberhasilan yang dirumuskan denagn jelas. Nilai yang dicapai biasanya menggambarkan tingkat pencapaian masing-masing siswa berdasarkan kriteria diatas. Siswa dapat mengulang tes beberapa kali tanpa menghiraukan waktu, hingga akhirnya masing-masing siswa menguasai materi pelajaran yang bersangkutan.

c. Belajar berdasarkan tutorGuru atau siswa yang telah maju sering kali memberi bantuan kepada pemula atau mereka yang emmpunyai problem. Bagi siswa yang disediakan buku petunjuk belajar yang memuat bidang-bidang situasi yang ditawarkan kepada siswa untuk diambil identifikasi, media dan sumber belajar yang dapat digunakan, memberi saran untuk proyek dan kegiatan, dan memberikan contoh-contoh tes yang dapat digunakan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian.

d. Eeleetic dan bervariasiBuku petunjuk tersebut diatas juga memuat saran-saran tentang perlunya siswa menghadiri diskusi-diskusi khusus untuk pengayaan atau kuliah-kuliah yang mengundang guru-guru tamu atau pemutaran program-program media tertentu, atau mengikuti demonstrasi-demonstrasi tertentu.Dalam menyelesaikan program sementara guru dapat menggunakan SBM. Berkelompok dan individual secara bergantian berdasarkan keperluan.

Page 6: salinan ohp

Untuk bagian bagaian tertentu pelajaran diberikan secara klasikal, untuk bagian lain diselesaikan dalam kelompok-kelompok lain, untuk bagian lain diselesaikan secara peroranagn.Pegelompokan siswa sering kali sangat disesuaikan denag fasilitas yang tersedia sebab pengelompokan siswa ditentukan oleh sekolah. Namun dalam menyelesaikan tugas sementara guru dapat mengatur pengelompokan siswa sesuai dengan keburuhan dan kegiatan yanga akan dilaksanakan untuk menca[ai tujuan.Ada beberapa alternatif dalam pengelompokan siswa.a. Berdasarkan kemampuan.

Pengelompokan yang homogen harus didasarkan pada kemampuan siswa. Bila pelaksanaan pencapaian tujuan pengajaran menunjukan bahwa siswa harus diajdikan satu kelompok. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah tidak peduli bagaimana level kemampuan mereka. Siswa akan mengembangkan potensi secara optimum . bila mereka dirangsang dan dikelilingi oleh teman yang setingkat atau hampir sama tingkat perkembangan intelektualnya. Namun hal ini dapat menyebabkan siswa terbentuk dalam tingkat kemampuan yang tetap. Ia tidak dapat berpindah dari tingkat kempampuan satu ketingkat kemampuan yang lainnya.

b. Berdasarakan kesamaan minat.Pengelompokan siswa berdasarkan kesamaan minat cenderung merupakan proses pemilihan yang dapat dilakukan oleh siswa sendiri. Biasanya jenis pengelompokan ini berorientasi pada tugas atau proyek yang dikerjakan siswa yang akan mengerjakan tugas yang sama.

c. Berdasarkan kecepatan belajarSeringkali terjadi bahwa pengelompokan berdasarkan kemampuan dan berdasarkan kesamaan minat akan menentukan juag kecepatan kerja dari kelompok yang bersangkutan. Namun guru perlu menyadari bahwa tiap individu mempunyai kecepatan belajar yang berbeda walaupun tingkat kemampuan pada waktu dievaluasi sama. Hal tersebut mempengaruhikecepatan belajar kelompok. Suatu kelompoka yang mempunayi kemampuan cukup, dengan kecepatan belajarnya cukup pula mungkin ingin mempelajari topiknya secara lebih mendalam sehingga kelompok tersebut menyelesaikan proyeknya dalam waktu yang lebih lama.Sebaliknya kelompok lain dapat menyelesaikan proyeknya dalam mencapai tujuannya tetapi harus bekeja dengan susah payah, karena mereka harus bekerja, menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan titik optimum dari kemampuan mereka.Jadi kedua kelompok tersebut telah menyelesaikan dan mencapai objektif yang sama tetapi kecepatannya berbeda.Dalam mengerjakan proyek baru guru mungkin perlu memberikan pengatuaran kembali kelompoknya. Siswa yang mempunyakemampuan dan kecepatan belajar yang sama dijadiakn satu kemlompok. Demikian pula siswa yang mempunyai minat yang sama dan kecepatan belajar yang sama dijadikan dalam saru kelompok.

3. Berdasarkan Domain Domain TujuanSBM berdasarkan domain-domain tujuan dapat dibagi menjadi 3 doamin.

Page 7: salinan ohp

a. Strategi domain kognitifYaitu strategi penyebutan nama . strategi membuat klasifikasi dan strategi memecahkan masalah.

b. Strategi doamin afektifYaitu: strategi untuk membangkitkan minat dan strategi untuk membentuk sikap dan menanamkan nilai-nilai.

c. Strategi doamin psikomotorYaitu: strategi melatih gerakan yang beraturan dan strategi melatih gerakan yang kompleks.

Robert M Gegne menelompokan kondisi-kondisi belajar sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuanbelajar memprasyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu bagi pencapaiannya. Demikianlah Gene mengemukakan 8 macam atau kemudian disederhanakan menjadi 5 macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannnya membutuhkan sekian macam kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) untuk pencapaiannya.

4. Macam-macam kemampuan hasil Belajara. Ketrampilan intelektual

Ketrampilan intelektual merupakan salah satu hasil belajar terpenting dari pada sistem lingkungan skolastic yang terdiri dari sejumlah kemampuan baca tulis, s/d kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan.Batas atas kemampuan kelompok ini adalah kapasitas intelektual seseorang atau kesempatan belajar yang tersedia.KI:C1= ingatan dan pengetahuanC2=pemahamanC3=penerapanC4=analisisC5=sintesisC6=evaluasi

b. Strategi kognitifKemampuan ini mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang dalam arti seluas luasnnya. Termasuk kemampuan memecahkan masalah. Salah satu yang diberikan kepada kelompok ini adalah “self management behavior”.

c. Invormasi verbalKemampuan ini umum dikenal dan tidak jarang dianggap sebagia tujuan belajar yang terpenting disekolah pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.Memang benar disamping abgian yang hanya relevan dalam hubungan dengan mata kulaih tertentu ada pula bagian –bagian yang akan bermanfaat untuk jangka waktu jauh melewati mas sekolah tetapi tetap harus dicatat bahwa diledakan informasi yang terjadi pada abad 20 dan 21 ini,kemampuan untuk mecari informasi agaknya jauh lebih bermanfaat daripada informasinya sendiri.

d. Kemampuan psikomototikSebagian dari kemampuan-kemampuan dalam kelompok ini tidaka ada hubungannya dengan sekoalah. : jalan, naik sepeda.menggunakan alat-alat sederhana yang bisa ada didalam rumah tangga tetapi ada pula yang diperoleh di sekolah. Menulis menggunakan

Page 8: salinan ohp

busir derajat dan sebagainnya. Yang kemudian setidak-tidaknya sebagian diperlukan dalam kehidupan.

e. Sikap dan nilai

Kemampuan kelompok ini berhunbungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagai mana dapat dsimpulkan dari kecenderungannya dalam bertingkahlaku terhadap orang, barang atau kejadian.

Sekolah diharapkan berperan dalam pembentukan sikap dan nilai sepeti menghormati orang lain, kebersediaan bekerja sama, tanggung jawab atau keinginan terus meneru belajar dsb.

Kelima kemampuan hasil belajar tersebut menyarankan bahkan memprasyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu. Sehingga daripadanya dapat dijabarkankan SBM-SBM yang sesuai (Gagne dan Brigges,1974).

Didalam tulisan yang lain Gagne mengemukakan 8 jenis hasil belajar yang dianggapnya memprasyaratkan kondisi belajar yang berbeda-beda(Gagne,1977)

Dalam hal ini memang harus diakui bahwa ke 8 jenis hasil belajar tersebut terlalu mendetail bagi kehidupan praktis dalam menyusun kurikulum maupun implementasi-implementasi kegiatan belajar mengajar sejumplah pendidikan bahkan hanya mengakui 3 katagori yaitu:

- Belajar menghubungkan- Mendeskrimininasi- Menyusun konsep-konsep (Hawkins,dkk,1975).5. Pengklasifikasian yang lebih komprehensif.

Semua dasar-dasr pengklasifikasian tersebut diatas barangkali untuk sebagian tidak berlaku untuk pengklasifikasian Gagne dan Briggs,bersifat sempit.Dasar pengklasifikasian yang lebih bersifat komprehensif dalam arti denga meninjau beberapa faktor sekaligus seperti: wawasan tentang manusia dan dunianya maupu tujuan serta lingkungan belajar. Dikemukakan oleh Bruce, Joyce, dan Mashall Well yang mengemukakan 4 famili odel-model mengajar sbb:a. Famili model-model interaksi sosial

Famili model-model interaksi sosial didasarkan pada 2 asumsi pokok, yaitu:- Masalah-maslah sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar melalui

kesepakatan kesepakatan yang diperoleh dalam dan dengan menggunakan proses-proses sosial.

- Proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara teru menerus.

b. Famili model-model pengelolaan informasiFamili model-model pengelolaan informasi ini bertolak dari prinsip2 penelolaan informasi oleh manusia. Bagaimana manusia menangani rangsang dari lingkungan, mengelola data, mendeteksi masalah, menyusun konsep dan meecahkan maslah dan menggunakan simbol-simbol.

Page 9: salinan ohp

c. Famili model-model Personal humanistikFamili model-model Personal humanistik ini meletakkan nilai-nilai tertinggi pada perkembangan pribadi dalam memandang dan membangun realitas yang melihat manusia sebagai meaning maker.Atau dengan kata lain famili ini mengutamakan proses pengorganisasian internal yang dilakukan individu serta pengaruhnya terhadap cara dan proses pergaulan individu tersebut dengan lingkungannya maupun dengan dirinya sendiri.Model-model mengajar dalam famili ini dapat mementingkan naturant affect daripada lingkungan belajar.

d. Famili model-model Modifikasi tingkah lakuFamili model-model Modifikasi tingkah lakubertolak dari psikologi behavioristik, model-model mengajar kelompok ini mementingkan penciptaan si manipulasi sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penguatan tingkahlaku yang dikehendaki. Istilah teknis yang digunakan dalam proses pembentukan tingkah laku dengan manipulasi ReinForcement ini adalah Shapping. Apabila diperhatikan ternyata didalam setiap peristiwa belajar mengajar terlebih-lebih yang berlangsung relatif lama harus dipergunakan kombinasi model mengajar,sedangkan famili yang terakhir sering berfungsi komplmenter terhadap model-model famili lainnya yang sedang dipergunakan.Pembentukan konsep misalnya akan lebih efektif terjadinya apabila didalam implementasi strateginya digunakan sistem reinforcement secara tepat.