Salafiyah Dan Wahabiyah

6

Click here to load reader

Transcript of Salafiyah Dan Wahabiyah

Page 1: Salafiyah Dan Wahabiyah

1

A. Pengertian Salafiyah dan Wahabiyah

Salaf berasal dari kata salafa-yaslufu-salafan, artinya adalah: telah lalu. Kata Salaf juga

bermakna: seseorang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan, dan

kebaikan. Ibnu Manzhur rahimahullah mengatakan, "Salaf juga berarti orang yang

mendahului anda, baik dari bapak maupun orang-orang terdekat (kerabat) yang lebih tua

umurnya dan lebih utama. Karena generasi pertama dari umat ini dari kalangan para Tabi'in

disebut sebagai as-Salafush Shalih.”

Adapun menurut istilah, Salaf adalah sifat yang khusus dimutlakkan kepada para

Shahabat. Ketika disebutkan Salaf, maka yang dimaksud pertama kali adalah para Shahabat.

Adapun selain mereka, ikut serta dalam makna Salaf ini, yaitu orang-orang yang mengikuti

mereka. Artinya, bila mereka mengikuti para Shahabat maka disebut Salafiyyin, yaitu orang-

orang yang mengikuti Salafush Shalih.

Adapun Salafiyyah, maka itu adalah nisbat kepada manhaj Salaf, dan ini adalah

penisbatan yang baik kepada manhaj yang benar, dan bukan suatu bid'ah dari madzhab yang

baru. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan: "Bukanlah merupakan aib

bagi orang yang menampakkan madzhab Salaf dan menisbatkan dirinya kepadanya, bahkan

wajib menerima yang demikian itu darinya berdasarkan kesepakatan (para ulama) karena

madzhab Salaf tidak lain kecuali kebenaran. (Majmuu' Fataawa Syaikhul Islam Ibnu

Taimiyyah, IV/149).

Istilah Salaf bukanlah istilah baru. Istilah tersebut sudah digunakan sejak zaman Nabi

shallallahu 'alaihi wa sallam. Salaf tidaklah menunjuk kepada satu golongan tetapi menunjuk

kepada orang-orang yang berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah menurut pemahaman

yang benar.

Istilah Salafi pada mulanya merujuk pada golongan di dalam ahlu sunnah wal jamaah

(Suni) yang menjalankan agama dengan mengambil teladan dari (tiga) generasi pertama

Islam. Namun dalam pengertian kontemporer, istilah Salafi menyempit menjadi kelompok

yang mengintepretasikan dalil-dalil agama secara literal. Pemahaman Salafi yang literalis ini

merujuk pada metode interpretasi dalil yang digunakan oleh Imam Ibnu Taimiyah dan Ibnul

Qayyim al-Jauzi yang hidup pada awal abad ke-14.

Page 2: Salafiyah Dan Wahabiyah

2

Sejumlah sejarawan menyebutkan bahwa pemikiran Salafi kontemporer saat ini juga

dipengaruhi oleh gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab

di kawasan Jazirah Arabia yang kemudian populer dengan sebutan gerakan Wahabi. Gerakan

ini bertujuan memurnikan ajaran Islam dari pengaruh pengaruh bid’ah, syirik dan khurofat.

Kata `Wahabi` bila kita runut dari asal katanya mengacu kepada tokoh ulama besar di

tanah Arab yang bernama lengkap Syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi

(1115-1206 H atau 1703-1791 M). Beliau lahir di Uyainah dan belajar Islam dalam mazhab

Hanbali. Beliau telah menghafal Al-Quran sejak usia 10 tahun.

Sosok Muhammad bin Abdul Wahhab menjadi pelopor gerakan ishlah (reformasi) yang

muncul menjelang masa-masa kemunduran dan kebekuan berpikir pemikiran dunia Islam

sekitar 3 abad yang lampau atau tepatnya pada abad ke-12 hijriyah. Pada era kebekuan

berpikir itu para ulama Islam mencukupkan diri ber taqlid pada Ulama / Mujtahid Imam

Mazhab yang empat dengan kecenderungan pada fanatisme terhadap masing-masing

mazhabnya.

B. Ajaran - ajaran Wahabiyah

Dakwah gerakan Wahabi ini menyerukan agar Muhammad bin Abdul Wahhab saat itu

bangkit mengajak dunia Islam untuk sadar atas kebobrokan aqidah ini. aqidah Islam

dikembalikan kepada pemurnian arti tauhid dari syirik dengan segala manifestasinya. Beliau

menulis beberapa risalah untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah satunya

adalah kitabuttauhid yang hingga kini menjadi rujukan banyak ulama aqidah.

Dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab ini kemudian melahirkan gerakan umat yang

aktif menumpas segala bentuk khurafat, syirik, bid`ah dan beragam hal yang menyeleweng

dari ajaran Islam yang asli. Mereka melarang membangun bangunan di atas kuburan,

menyelimutinya atau memasang lampu di dalamnya. Mereka juga melarang orang meminta

kepada kuburan, orang yang sudah mati, dukun, peramal, tukang sihir dan tukang teluh.

Mereka juga melarang tawassul dengan menyebut nama orang shaleh sepeti kalimat bi jaahi

rasul atau keramatnya syiekh fulan dan fulan bahkan sampai menggunakan kekerasan dan

senjata dalam dakwahnya.

Page 3: Salafiyah Dan Wahabiyah

3

Dakwah dan pemikiran beliau banyak disambut ketika beliau datang di Dir`iyah bahkan

beliau dijadikan guru dan dimuliakan oleh penguasa setempat (kepala suku) yaitu pangeran

Muhammad bin Sa`ud yang berkuasa 1139-1179 H. Oleh pangeran, dakwah beliau didukung,

ditegakkan dan akhirnya menjadi semacam gerakan nasional yang cenderung keras dan

radikal dan didukung penuh oleh kepala suku sekaligus komandan lapangan (war lord)

Muhammad bin Sa`ud. Di antara prinsip-prinsip Da’wah Salafiyah :

1. Pendiri da’wah ini, dalam studi-studinya adalah bermadzhab Hambali. Tetapi dalam

dalam fatwa fatwa tidak terikat dengan mahzab tersebut, apabila di temukan dalil

yang lebih rajih.

2. Menekankan untuk senantiasa merujuk kepada Al Qur’an dan As Sunnah dalam

permasalahan aqidah. Dan tidak menerima apapun tentang aqidah yang tidak

bersandar pada alquran dan as sunnah.

3. Berpegang teguh dengan Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

4. Menyerukan kepada pemurnian arti tauhid. Tauhid asma` dan sifat ialah menetapkan

asma` dan sifat sifat allah sebagaimana telah di tetapkannya untuk diriNya sendiri dan

telah ditetapkan pula oleh rasulnya tanpa tamsil (perumpamaan), takyif(pencocokan),

dan ta`wil (interpretasi). Ditekan kannya tauhid ubudiyah berdasarkan ayat alquran

surat an-nahl : 36 yang artinya “sembahlah allah saja dan jauhi thaghut.”

5. Menentang segala bentuk bid’ah dan khurafat. Dihancurkannya berbagai bentuk

kebidahan dan khurafat yang waktu itu merajarela karena kebodohan dan kemunduran

umat islam, seperti : berziarah ke makam dan meyakini adalah makam tersebut bisa

memenuhi kebutuhan manusia.

6. Menentang segala bentuk ungkapan, petualangan tarekat sufistik yang dimasukan

kedalam agama yang tak pernah ada sebelumnya. Dibaginya tawasul menjadi 2 yaitu :

1. Tawasul yang dianjurkan, ialah tawasul yang dilakukan dengan menyebut asma`

allah.

2. Tawasul bid`ah yang dilarang, ialah tawasul yang dilakukan dengan menyebut

nama orang shalih, seperti keramatnya syaikh fulan dan sebagainya.

7. Melarang berkata-kata tentang Allah tanpa ilmu, berdasarkan firman Allah :

“(Mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.”

(QS. Al A’raf : 33)

Page 4: Salafiyah Dan Wahabiyah

4

8. Segala bentuk yang didiamkan oleh hukum syara’ adalah dimaafkan. Tak ada

seorangpun yang berhak mengharamkan, mewajibkan atau memakruhkan berdasarkan

firman Allah, “Janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan

kepadamu, niscaya menyusahkan kamu, dan jika kamu menanyakan di waktu Al

Qur’an itu sedang diturunkan, nisacaya akan diterangkan kepadamu. Allah

memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (Al Maidah : 101)

C. Tokoh-tokoh Salafiyah

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah mengikuti jejak langkah tiga tokoh besar,

Yaitu :

1. Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)

2. Ibnu Taimiyah (661-728 H)

3. Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (6691-751H)

Oleh karena itu dakwahnya merupakan pantulan dari gema pemikiran-pemikiran

mereka dan sekaligus merupakan terjemahan dari tujuan tujuan mereka dalam realitas

amaliyah yang nyata. Dakwah juga telah meninggalkan jejak pada pengaruh yang besar

terhadap gerakan ishlah yang telah bangkit di dunia islam yang lahir kemudian. Seperti

gerakan Mahdiyah, Sanusiyah, Jamaludin al afgani dan muhammad abduh di Mesir dan

gerakan gerakan lainnya di anak benua India.

Diantara tokoh-tokoh kontemporer Salafi abad ke-20 adalah Syaikh Abdul Aziz bin

Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin al-Utsaimin, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-

Albani, Syaikh Rabi’ al-Madkhali dan Syaikh Muqbil al-Wadi’i. Secara politik, tokoh-tokoh

Salafi di Jazirah Arab memiliki hubungan kedekatan khusus dengan dinasti kerajaan Arab

Saudi yang berkuasa saat ini. Oleh karena itu sikap politik kelompok Salafi ini ditandai

dengan sikap pro-pemerintah status quo di Arab Saudi.

Page 5: Salafiyah Dan Wahabiyah

5

D. Persamaan dan Perbedaan Salafiyah dengan Wahabiyah

Gerakan Wahabi yang boleh dikatakan cikal bakal dan “kendaraan” yang mengantarkan

Dinasti Ibnu Saud berkuasa di Kerajaan Arab Saudi ini pemikirannya dijadikan mazhab resmi

Kerajaan Arab Saudi dan tetap dipelihara serta dianut oleh para penguasa dan mayoritas

rakyat Arab Saudi sampai saat ini. Mazhab dan corak pemikiran Wahabi ini diekspor keluar

dari batas Wilayah Arab Saudi yang sekarang ini dikenal sebagai SALAFY walau kalangan

salafiyin kadang tidak suka bila dikatakan bahwa corak pemikiran dan latar belakang mereka

secara kenyataan merupakan kepanjangan dari Wahabi. Dengan demikian wahabi dan salafi

yang ada pada saat ini tidak ada perbedaan.

Page 6: Salafiyah Dan Wahabiyah

6

Daftar pustaka

1. Lembaga penelitian dan pengkajian WAMY, gerakan keagamaan dan

pemikiran (akar ideologis dan penyebarannya). Al i`tishom: 2008, Jakarta.

2. http://www.salafy.or.id/

.