SAINS KEBUMIAN
-
Upload
ardilla-safitri -
Category
Documents
-
view
56 -
download
14
description
Transcript of SAINS KEBUMIAN
1
Pendahuluan
Air merupakan salah satu kebutuhan utama manusia sehingga terdapat ilmu pengetahuan
khusus yang membahas tentang air yaitu hidrologi. Secara umum , hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai keberadaan air di bumi dan pengelolaannya. Sedangkan definisi
hidrologi menurut para ahli yaitu :
K. Linsley (1986) menyatakan bahwa hidrologi ialah ilmu yang membicarakan tentang air
yang ada di bumi, yaitu mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan
kimia, serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk hubungannya dengan kehidupan.
Singh (1992) menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik
menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya
proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi
tampungan,eksplorasi,pengembangan,manajemen.
Marta dan Adidarma (1983) menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah
permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air serta reaksinya terhadap lingkungan
dan hubunganya dengan kehidupan.
Sehingga dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang air baik di atmosfer, di bumi dan di dalam bumi tentang
terjadinya,perputarannya,serta pengaruhnya terhadap kehidupan yang ada di alam ini.
1. Struktur dan sifat air
Struktur dan sifat-sifat air tidak diragukan lagi , kita sudah mengetahui beberapa sifat dari
air. Misalnya , yang mungkin sudah anda tahu bahwa air adalah hambar dan tidak berbau .
Anda juga mungkin tahu bahwa air adalah transparan , yang berarti bahwa cahaya dapat
melewati itu . Hal ini penting bagi organisme yang hidup di air , karena kebanyakan
mereka butuh sinar matahari untuk membuat makanan
1.1. Struktur kimia air
Untuk memahami beberapa struktur air, perlu diketahui lebih banyak tentang yang
struktur kimia . Setiap molekul air terdiri dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen
2
.Oksigen atom dalam air yang molekul menarik negatively-charged elektron lebih kuat
dari atom hidrogen lakukan .Akibatnya , atom oksigen yang mempunyai sedikit muatan
negatif , dan atom hidrogen berhasil membuat muatan positif .Perbedaan dalam muatan
listrik antara bagian yang berbeda dari molekul yang sama disebut polaritas , membuat
kutub molekul air .Diagram pada gambar ke kanan air menunjukkan polaritas
Gambar 1. Molekul air. Gambar tersebut menunjukkan muatan positif dan negatif dari molekul air
Bagi setiap 1 molekul air, ada 2 atom hidrogen yang telah bergabung dengan 1 atom
oksigen. Komposisi air atau kandungan air ini boleh diuraikan semula kepada bahan
asas nya melalui proses elektrolisis. Elektrolisis adalah proses menguraikan elektrolit
(dalam kes ini adalah air) kepada komponen asalnya, iaitu oksigen dan hidrogen.
Gambar 2. Gambar molekul ikatan hidrogen
Komposisi 1 molekul air yang terbentuk daripada gabungan 1 atom oksigen dan 2
atom hidrogen.
3
Dibutuhkan dua molekul gas hidrogen diatomik, dikombinasikan dengan satu molekul
dari gas oksigen diatomik untuk menghasilkan dua molekul air. Dengan kata lain rasio
hidrogen terhadap oksigen adalah 2:1, rasio hidrogen terhadap air adalah 1:1, dan rasio
oksigen ke air adalah 1:2.
1.2. Sifat air
Ikatan hidrogen antara molekul air
menjelaskan beberapa sifat air. Misalnya,
ikatan hidrogen menjelaskan mengapa
molekul air cenderung untuk tetap
bersama sama atau memiliki kohesi.
Ikatan hidrogen terus menerus memecah,
dengan yang baru yang terbentuk dengan
molekul yang berbeda. Apakah anda
pernah melihat air menetes dari bocor
keran atau dari mencair es? Jika iya, maka
kita tahu air yang selalu jatuh dalam tetes
daripada sebagai terpisah molekul. Embun turun seperti gambar di bawah ini adalah
contoh lain dari molekul air menempel. Air juga memiliki tinggi sifat adhesi (
kemampuan molekul air tertarik untuk zat lain ) karena yang kutub alam. Pada sangat
Gambar 3. Gambar tetesan embun yang
membentuk seperti sarang laba-laba
4
bersih / kaca yang halus air dapat membentuk lapisan tipis karena molekul pasukan
antara kaca dan molekul air pasukan ( perekat ) lebih kuat dari pasukan yang terpadu
Ikatan hidrogen menyebabkan air memiliki titik didih yang cukup tinggi dari 100˚C
(212˚F) Karena titik didih yang tinggi, kebanyakan air di bumi ini dalam keadaan cair
daripada di ruang gas. Air dalam wujud cair, sangat dibutuhkan semua makhluk hidup.
Ikatan hidrogen juga menyebabkan air untuk membentuk menjadi sebuah tipe kristal
struktur, dengan demikian memperluas ketika membeku. Sehingga menyebabkan es
untuk memiliki kepadatan ( yang lebih rendah massa / volume ) dari air yang cair.
Kepadatan es yang lebih rendah berarti bahwa ia
mengapung di atas air. Misalnya, di iklim dingin, es
mengapung di atas air di danau. Hal ini memungkinkan
hewan di danau seperti ikan untuk bertahan dalam musim
dingin dengan tinggal di dalam cairan air di bawah es.
1.3. Air sebagai pelarut universal
Karena ikatan hidrogen, air melarutkan lebih dari zat cair
yang lain. Kebanyakan suatu unsur memiliki daya larut
yang tinggi dalam air, yang berarti bahwa ketika dalam
konsentrasi besar, banyak unsur akan dilarutkan dan
ditangguhkan dalam air. Gambar di samping menunjukkan garam kristal diuraikan oleh
air, ion individu terhidrasi. Air merupakan zat pada bumi yang hadir dalam 3 fase. Yaitu
solid, cairan dan gas. Dan bumi merupakan satu satunya planet yang di mana air bisa
hadir dalam 3 materi. Karena berkisar dalam suhu di lokasi yang spesifik di sekitar
planet, semua tiga tahap dapat hadir dalam satu lokasi atau di suatu daerah. Tiga fase
sedang padat ( es atau salju ), cairan ( air ), dan gas ( uap air ).Lihat es, air, dan awan (
gambar di bawah ini )
Gambar 4. (a)es mengapung di laut; (b) air yang berwujud cair; (c) uap air yang membentuk awan
5
2. Distribusi air di bumi
Dari total keseluruhan air yang ada di bumi, 97% merupakan air laut, dan 3% adalah air
tawar, air yang mengandung konsentrasi garam yang rendah. Kebanyakan air tawar
terbentuk menjadi gletser dan lembaran es di Greenland. Tempat penampungan air seperti
laut, es, air tanah, danau bahkan atmosfer dikenal sebagai resevoir. Molekul air dapat
melewati resevoir dengan sangat cepat atau bahkan lebih lama.
Gambar 5. Diagram bantang dari distribusi air di bumi
Gambar 6. Tabel distribusi air di bumi
6
3. Siklus air
Sifat air yang unik, molekul air dapat mengalami siklus terus menerus di mana saja pada
bumi. Dalam waktu milyaran tahun , mungkin waktu yang diperlukan molekul air menjadi
gletser atau masih jauh di bawah tanah. Lalu kemana air akan pergi?
Karena air di bumi terdapat dalam 3 macam, sehingga bisa ditemukan di mana pun di bumi
ini. Siklus air ini tidak mempunyai awal dan akhir. Dan prosesnya telah berlangsung sejak
zaman dinosaurus dahulu
Gambar 7. Siklus air yang terjadi di bumi
Siklus hidrologi atau disebut juga siklus air adalah proses, yang didukung oleh energi
matahari, yang menggerakan air antara lautan, langit, dan tanah. Artikel berikut
menjelaskan sedikit lebih banyak tentang siklus air, di mana air bersirkulasi dari tanah ke
udara dalam suatu siklus yang berkelanjutan.
Proses-proses dalam siklus hidrologi meliputi penguapan, pendinginan atau
kondensasi, transportasi, dan presipitasi. Air yang ada dipermukaan bumi mengalami
penguapan. Penguapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi adalah proses berubahnya zat cair menjadi uap air yang terjadi pada air
permukaan, seperti laut, sungai, danau, waduk, reservoir, dan samudera. Faktor-faktor
yang mempengaruhi evaporasi adalah sebagai berikut.
a) Faktor meteorologis, terdiri atas suhu air, suhu udara/atmosfer, kelembapan, kecepatan
angin, tekanan udara dan sinar Matahari (radiasi).
7
b) Banyaknya air, misalnya penguapan pada permukaan tanah yang jenuh air berbeda
dengan permukaan tanah yang tidak jenuh air.
Transpirasi adalah penguapan air dari tumbuh-tumbuhan melalui pori-pori daun (stomata).
Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi adalah sebagai berikut.
a) Faktor meteorologis, yaitu sinar Matahari karena transpirasi berlangsung pada siang
hari, sedangkan pada malam hari stomata akan tertutup.
b) Jenis tumbuh-tumbuhan, yaitu berhubungan dengan ukuran stomata dan kandungan air
yang diperlukan tumbuh-tumbuhan.
c) Jenis tanah, yaitu kondisi kelembapan tanah membatasi persediaan air yang diperlukan
oleh tumbuh-tumbuhan.
Selain itu, dalam siklus hidrologi juga terjadi evapotranspirasi, yaitu kombinasi antara
evaporasi dan transpirasi.
a) Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang terjadi apabila tersedia cukup
air dari presipitasi atau irigasi. Evapotranspirasi potensial sangat penting untuk
memperkirakan kebutuhan irigasi.
b) Evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya, yaitu
dengan kondisi pemberian air seadanya. Evapotranspirasi aktual akan menjadi kecil
apabila jumlah air yang tersedia untuk tanaman berkurang.
Selanjutnya, air yang menguap akan mengalami pendinginan atau kondensasi yaitu proses
perubahan uap air menjadi tetes-tetes air yang sangat kecil, proses ini disebut juga
pengembunan menjadi awan. Awan yang terbentuk akan berpindah ke tempat tertentu
(tempat yang memiliki suhu lebih dingin), proses ini disebut transportasi. Setelah proses
kondensasi (proses pendinginan) berlangsung cukup lama dan volume butiran air di awan
semakin besar dan berat, air ini akan turun ke permukaan bumi dalam bentuk hujan
(presipitasi), ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir
di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. Sebagian dari air hujan yang turun
dari awan menguap sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun
tumbuh-tumbuhan (intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba
di tanah dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah
(infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.Sebagian dari air tanah dihisap
oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkan airnya ke udara
(transpiration). Air yang mengalir di atas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan
di kolam, selokan, dan sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan
8
di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas
permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut ( surface run off ), sebagian
lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah sebagai air tanah yang
pada akhirnya ke luar sebagai mata air.
Presipitasi adalah segala bentuk curahan air atau hujan. Sebagian besar presipitasi
terjadi sebagai hujan air, namun ada juga presipitasi yang berupa hujan salju, hujan es
(hail), kabut menetes (fog drip), graupel, dan hujan es (sleet). Sekitar 505.000 km3
(121.000 cu mil) air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398.000 km3 (95.000 cu mi)
dari terjadi di atas lautan. Air hujan yang turun ke permukaan bumi akan mengalami
proses, antara lain :
a) Air masuk ke dalam tanah, prosesnya sebagai berikut;
- Air ini mengalami proses infiltrasi, yaitu pergerakan air hujan menembus permukaan
tanah.
- Air ini mengalami proses perkolasi, yaitu proses penyaringan air melalui pori-pori
halus tanah.
- Pada kedalaman tertentu air ini akan membentuk aliran air dalam tanah, yaitu air
yang mengalir di dalam tanah akibat adanya lapisan tanah kedap air di bawahnya.
- Air dalam tanah ini bias muncul kembali di permukaan tanah berupa mata air, yang
akhirnya bisa menjadi sungai, dan sunagi ini nantinya mengalir ke danau atau ke laut.
b) Air hujan tidak masuk ke dalam tanah, contohnya antara lain;
- Air hujan langsung turun ke laut, danau, sungai, waduk, dan sebagainya.
- Air hujan diserap oleh tumbuhan melalui akarnya.
- Air hujan mengalir di atas permukaan tanah, air ini disebut air limpasan permukaan.
- Air limpasan permukaan ini nantinya bias berkumpul kembali ke dalam alur sungai
(sungai alam atau sungai buatan), dan nantinya mengalir ke danau atau ke laut.
Istilah-istilah yang terdapat dalam siklus air antara lain:
1. Evaporasi : proses penguapan air dari lautan atau perairan darat (sungai, danau)
2. Transpirasi : proses penguapan air dari mahluk hidup
3. Kondensasi : proses perubahan uap air menjadi awan
4. Presipitasi : proses jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam berbagai
wujud (hujan, salju, es)
5. Run off : proses aliran air di atas permukaan bumi
6. Infiltrasi : proses peresapan air oleh pori-pori tanah
7. Perkolasi : proses aliran air di bawah permukaan tanah
9
4. Penampung Air
4.1 Air Tanah
Ada banyak pengertian atau definisi mengenai air tanah. Undang Undang Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU No. 7/2004) mendefinisikan air tanah sebagai
air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Sementara
beberapa ahli di dalam buku-buku teks memberikan definisi seperti berikut:
Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan
dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat
juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau
rembesan (Bouwer, 1978; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996). Sedangkan menurut
Soemarto (1989) air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam
lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah dinamakan
lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak di atas lajur jenuh sampai ke
permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara.
Air yang berada pada lajur jenuh adalah bagian dari keseluruhan air bawah
permukaan yang biasa disebut air tanah (groundwater). Air bawah bawah
tanah (underground water dan sub terranean water) adalah istilah lain yang digunakan
untuk air yang berada pada lajur jenuh, namun istilah yang lazim digunakan adalah air
tanah (Johnson, 1972).
Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air dan mulai
jenuh. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table). Air yang
tersimpan pada lajur jenuh disebut dengan air tanah, yang kemudian bergerak sebagai
aliran air tanah melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi sampai air
tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau, sungai, dan
laut (Fetter, 1994).
Air bawah permukaan adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di
bawah permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda
potensi kelembaban tanah, dan gaya gravitasi bumi. Air bawah permukaan tersebut biasa
dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002). Air yang berada di bawah muka air pada
umumnya disebut air tanah, dan lajur di bawahnya disebut sebagai lajur jenuh.
10
Curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan meresap ke lapisan yang ada di
bawahnya, yang kemudian tertampung pada lapisan di bawah pemukaan tanah disebut air
tanah (Wilson, 1993).
Jumlah air tawar yang terbesar, menurut catatan yang ada, tersimpan di dalam perut
bumi, yang dikenal sebagai air tanah (Chow, 1978). Berdasarkan Perkiraan Jumlah Air di
Bumi (UNESCO, 1978 dalam Chow et al, 1988) dijelaskan bahwa jumlah air tanah yang
ada di bumi ini jauh lebih besar dibanding jumlah air permukaan (98% dari semua air di
daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan
butiran).
Air tanah mempunyai 3 (tiga) fungsi bagi manusia (Toth, 1990) yaitu:
1. Sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
2. Bagian dari hidrologi dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus hidrologi
global.
3. Sebagai anggota/agen dari geologi.
Ada dua sumber air tanah yaitu:
1. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam
formasi batuan dan akhirnya mencapai muka air tanah.
2. Air dari aliran air permukaan seperti sungai, danau, dan reservoir yang meresap
melalui tanah ke dalam lajur jenuh.
Air tanah dan air permukaan merupakan sumber air yang mempunyai
ketergantungan satu sama lain, Air tanah adalah sumber persediaan air yang sangat
penting, terutama di daerah-daerah di mana musim kemarau atau kekeringan yang panjang
menyebabkan berhentinya aliran sungai.
Banyak sungai di permukaan tanah yang sebagian besar alirannya berasal dari air
tanah, sebaliknya juga aliran air sungai merupakan sumber utama untuk imbuhan air
tanah. Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi yang disebut daur
hidrologi, yakni proses alamiah yang berlangsung pada air di alam, yang mengalami
perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus.
11
Gambar 8. Skema Lapisan Air Tanah
Akuifer ditemukan pada kedalaman yang berbeda. Beberapa hanya ada di
bawah permukaan dan beberapa ditemukan jauh lebih dalam di bawah permukaan
tanah. Daerah mungkin saja memiliki lebih dari satu akuifer di bawahnya dan bahkan
sebagian besar padang pasir di atas akuifer. Sumber untuk akuifer di bawah gurun
mungkin akan jauh dari tempat akuifer berada; misalnya, mungkin berada di daerah
pegunungan.
Jumlah air yang tersedia di suatu daerah dipengaruhi oleh iklim lokal,
kemiringan tanah, jenis batuan yang ditemukan di permukaan, lapisan penutup
vegetasi, penggunaan lahan di daerah, dan penyimpanan air yang merupakan jumlah
air yang tetap di dalam tanah.
Waktu tinggal air dalam akuifer air bawah tanah dari menit hingga ribuan
tahun. Air tanah sering disebut "air fosil" karena tetap di tanah begitu lama, sering
sejak akhir zaman es.
Pengelompokan air tanah berdasarkan letak kedalaman :
1. Air tanah dalam
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada dibawah lapisan air tanah
dangkal dan diantara dua lapisan impermeable. Air tanah dalam merupakan akuifer
12
bawah yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota, perhotelan,
perkantoran, dan industri.
Air tanah dalam yang bertekanan besar dapat memancar ke permukaan tanah
melalui patahan atau retakan batuan secara alami, sumber air ini disebut air artesis.
Apabila tanah digali atau dibor ke dalam mencapai akuifer bertekanan, maka air
memancar melalui lubang sumur yang disebut sumur artesis.
2. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal adalah air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan
diatas batuan impermeable. Air tanah dangkal merupakan akuifer atas yang disebut
pula air freatis. Air tanah dangkal dimanfaatkan sebagai air untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari dengan membuat sumur rumahan.
4.2 Akuifer
a. Definisi akuifer
- Todd (1955) menyatakan bahwa akuifer berasal dari Bahasa Latin
yaitu aqui dari kata aqua yang berarti air dan kata ferre yang berarti
membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.
- Herlambang (1996) menyatakan bahwa akuifer adalah lapisan tanah yang
mengandung air, dimana air ini bergerak di dalam tanah karena adanya ruang
antar butir-butir tanah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuifer adalah lapisan bawah tanah yang
mengandung air dan mampu mengalirkan air. Hal ini disebabkan karena lapisan
tersebut bersifat permeable yaitu mampu mengalirkan air baik karena adanya pori-pori
pada lapisan tersebut ataupun memang sifat dari lapisan batuan tertentu.
13
Gambar 9. Akuifer di Bawah Tanah
Gambar 10. Aliran Air pada Pori-Pori antara Butir Tanah
b. Jenis akuifer
Berdasarkan kadar kedap air dari batuan yang melingkupi akuifer Menurut
Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990), yaitu :
1. Akuifer tertekan (confined aquifer)
Akuifer tertekan adalah akuifer yang lapisan atas dan bawahnya dibatasi oleh
lapisan yang kedap air.
2. Akuifer setengah tertekan (semi confined aquifer)
14
Akuifer setengah tertekan adalah akuifer yang lapisan diatas atau di bawahnya
masih mampu meluluskan atau dilewati air meskipun sangat kecil (lambat).
3. Akuifer setengah bebas ( semi unconfined aquifer)
Akuifer jenis ini merupakan peralihan antara akuifer setengah tertekan dengan
akuifer tidak tertekan (bebas). Dimana , lapisan bawahnya yang merupakan
lapisan kedap air, sedangkan lapisan atasnya merupakan material berbutir halus,
sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air.
4. Akuifer bebas (unconfined aquifer)
Pada akuifer jenis ini lapisan atasnya mempunyai permeabilitas yang tinggi,
sehingga tekanan udara di permukaan air sama dengan atmosfer. Air tanah dari
akuifer ini disebut air tanah bebas (tidak tertekan) dan akuifernya sendiri sering
disebut water-table aquifer.
Gambar 11. Jenis-Jenis Akuifer
4.3 Air Permukaan
Ketika air merembes kebawah permukaan, gravitasi menariknya turun dua
zona tanah dan batuan. Zona bagian atas (upper zone) adalah rongga pori didalam
batuan yang hanya jenuh sebagian dan air berbentuk seperti lapisan tipis (thin film)
yang melekat (clinging) pada butiran karena tarikan permukaan (surface tension).
Pada zona ini rongga pori terisi sebagian oleh udara dan sebagian lain oleh air disebut
sebagai zona aerasi (zone of aeration). Pada batas tertentu, semua bukaan akan terisi
15
oleh air sehingga daerah ini disebut sebagai zona jenuh (zone of saturation).
Permukaan air tanah merupakan bagian paling atas dari zona jenuh ini dan merupakan
elemen penting pada sistem air tanah (gambar 12.)
Kajian permukaan air tanah walaupun tidak dapat diamati secara langsung,
tetapi dapat dipetakan berdasarkan data yang dikumpulkan dari sumur, mata air dan
permukaan pengairan. Pergerakannya dapat diteliti menggunakan isotop radioaktif,
pewarna (dyes) dan unsur penjejak lainnya.
Terdapat hubungan antara permukaan air tanah dan permukaan topografi.
Permukaan air tanah berkecenderungan mengikuti permukan topografinya. Bila
permukaan topografinya datar, maka permukaan air tanah juga akan datar. Bila
permukaan topografinya bergelombang, maka permukaan air tanah juga akan
bergelombang. Perched water table adalah air tanah (groundwater) yang
terperangkap diatas permukaan air tanah karena keberadaan lapisan impermeabel
seperti serpih pada zona aerasi.
Gambar 12. Permukaan air tanah adalah permukaan bagian atas dari zona jenuh air (Hamblin &
Christiansen, 1995)
16
Gambar 13. Permukaan Air Tanah
4.4 Penggunaan Air Tanah
Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi masyarakat. Air
tanah adalah sumber daya terbarukan (renewal natural) saat ini telah memainkan peran
penting di dalam penyediaan pasokan kebutuhan air bagi berbagai keperluan, sehingga
menyebabkan terjadinya pergeseran nilai terhadap air tanah itu sendiri. Air tanah pada
pada masa lalu merupakan barang bebas (free goods) yang dapat dipakai secara bebas
tanpa batas dan belum memerlukan pengawasan pemanfaatan, tetapi pada era
pembangunan saait ini yang disertai dengan peningkatan kebutuhan air tanah yang
sangat pesat telah merubah nilai air tanah menjadi barang ekonomis (economic
goods), artinya air tanah diperdagangkan seperti komoditi lain, bahkan di beberapa
tempat air tanah mempunyai peran cukup strategi. Mengingat peran air tanah semakin
penting, maka pemanfaatan ait tanah harus didasarkan pada keseimbangan dan
kelestarian air tanah itu sendiri, dengan istilah lain pemanfaatan air tanah harus
berwawasan lingkungan. Untuk menjamin pemanfaatan air tanah yang berwawasan
lingkungan dan pelestariannya, maka perlu dilakukan pengelolaan air tanah. Karena
air tanah melibatkan interaksi antara bumi dan air, ilmu yang mempelajari air tanah
disebut hidrogeologi.
Pada saat ini pengelolaan air tanah dan kegiatan konservasi air tanah telah
banyak dilakukan oleh berbagai pihak, baik instansi pemerintah maupun swasta.
Tetapi pada kenyataannya hsil pengelolaan maupun konservasi air tanah belum dapat
mencapai sasaran dan masih relatif jauh dari titik optimal. Memperkecil dampak
negatif akibat pemanfaatan/pengeboran air tanah, merupakan salah satu upaya nyata
yang harus dilaksanakan dalam rangka pengelolaan air tanah secara terpadu.
17
Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri
dan jasa masih mengandalkan airtanah secara berlebih menimbulkan dampak negatif
terhadap sumberdaya airtanah maupun lingkungan, antara lain :
1. Penurunan Muka Air Tanah
2. Intruisi Air Laut
3. Amblesan Tanah
Penurunan Muka Air Tanah
Pemanfaatan air tanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka air
tanah. Hasil rekaman muka airtanah pada sumur-sumur pantau di daerah pengambilan
airtanah intensif seperti: Cekungan Jakarta, Bandung, Semarang, Pasuruan, Mojokerto
menunjukkan kecenderungan muka airtanahnya yang terus menurun. Demikian juga di
daerah DIY
Intrusi Air Laut
a. Apabila keseimbangan hidrostatik antara airtanah tawar dan airtanah asin di
daerah pantai terganggu, maka terjadi pergerakan airtanah asin/air dari laut ke
arah darat.
b. Intrusi air laut teramati di daerah pantai Jakarta, Semarang, Denpasar, Medan.
Amblesan Tanah
a. Permasalahan amblesan tanah timbul akibat pengambilan airtanah yang
berlebihan dari lapisan akuifer, khususnya akuifer tertekan.
b. Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, namun dalam kurun waktu yang lama
dan terjadi pada daerah yang luas, sehingga dapat mengakibatkan dampak negatif
yang lain, antara lain :
- Banjir dan masuknya air laut ke arah darat pada saat pasang naik, sehingga
menggenangi perumahan, jalan, atau bangunan lain yang lebih rendah.
- Menyusutnya ruang lintas pada kolong jembatan, sehingga mengganggu lalu
lintas. Secara regional amblesan tanah mengakibatkan pondasi jembatan
menurun dan mempersempit kolong jembatan. Berkurangnya kapasitas
penyimpanan gudang dan terganggunya pelaksanaan arus bongkar/muat
barang.
18
- Rusaknya bangunan fisik seperti pondasi jembatan/bangunan gedung tinggi,
sumur bor, dan retaknya pipa saluran air limbah dan jaringan yang lain.
4.5 Sumur
Sebuah sumur yang dibuat dengan menggali atau pengeboran untuk mencapai
air tanah. Ketika permukaan air dekat permukaan, sumur adalah metode yang tepat
untuk mengeluarkan air ketika permukaan air jauh di bawah permukaan,
membutuhkan peralatan khusus yang digunakan untuk menggali sumur. Kebanyakan
sumur menggunakan mesin pompa untuk membawa air ke atas, tetapi beberapa orang
masih menggunakan ember untuk menimba air.
19
Febriani, Riska. 2013.”AKUIFER”. https://www.academia.edu/4531032/AKUIFER.
Diakses pada tanggal 21 Oktoberber 2015. Pukul 19.20 WIB
Hendrayana, Heru. 2002. “Dampak Pemanfaatan Air Tanah”.
http://heruhendrayana.staff.ugm.ac.id/web/down/dampakabt.pdf. Diakses pada tanggal
26 Oktober 2015 pada pukul 19.47 WIB.
Ichsan, Muhammad. 2013. “Permukaan Air Tanah”.
https://ichsanmuhammad.wordpress.com/download/air-tanah/permukaan-air-tanah-
water-table/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015 pada pukul 20.08 WIB.
Joe, Rerry. 2013. “Simulasi 3D Siklus Hidrologi”.
https://www.youtube.com/watch?v=3fLTCa_iYBI. Diakses pada tanggal 21
Oktoberber 2015. Pukul 20.00 WIB
Subekti, M. Syaban. 2012. “Siklus air dan Dampaknya Pada Peristiwa di Bumi Serta
Kelangsungan Makhluk Hidup”.
https://www.academia.edu/10262128/Siklus_air_dan_Dampaknya_Pada_Peristiwa_di
_Bumi_Serta_Kelangsungan_Makhluk_Hidup. Diakses pada tanggal 21 Oktoberber
2015. Pukul 19.30 WIB