Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama
-
Upload
asifatun-nufus -
Category
Documents
-
view
67 -
download
8
description
Transcript of Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama
TEMA : MANUSIA, SAINS DAN TEKNOLOGI
KLONING MANUSIA VS KAIDAH AGAMA
Oleh :
Natalia Debora Panggabean 24030111150011
Dewi Martina 24030111150019
Tia Agustiani 24030111150018
Sri Suci Ramadhani 24030111150020
Siti Fatimah 24030111150021
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
i | K l o n i n g v s A g a m a
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
membahas mengenai tema “Manusia, Sains dan Teknologi” mengangkat judul
“Kloning Manusia vs Kaidah Agama”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD).
Makalah ini membahas mengenai kehidupan manusia yang berkaitan erat
dengan kemajuan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengangkat salah
satu contoh kasus penerapan kemajuan teknologi yang banyak menjadi
kontroversi di kalagan masyarakat. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih secara
khusus penulis sampaikan kepada Ibu Hj.Darosy Endah Hyocyamina, M.Pd
selaku dosen mata kuliah ISBD.
Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca
di masa yang akan datang.
Semarang, 29 September 2011
Tim Penulis
ii | K l o n i n g v s A g a m a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ______________________________________________ I
DAFTAR ISI _____________________________________________________ II
BAB I PENDAHULUAN __________________________________________ 3
1.1 LATAR BELAKANG______________________________________ 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ____________________________________ 4
1.3 TUJUAN ______________________________________________ 4
BAB II KLONING ________________________________________________ 5
2.1 SEJARAH KLONING _______________________________________ 5
2.2 DEFINISI KLONING ______________________________________ 6
2.3 MEKANISME KLONING ___________________________________ 8
2.4 KONTROVERSI KLONING DI MASYARAKAT __________________ 12
2.5 TANGGAPAN MASYARAKAT MENGENAI KLONING _____________ 15
BAB III KLONING DAN KAIDAH AGAMA _________________________ 17
BAB IV SIMPULAN _____________________________________________ 24
DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________ 25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Mekanisme Kloning pada Domba ___________________________ 10
Gambar 2 Mekanisme Kloning Manusia ______________________________ 11
Gambar 3 Sistem dalam Embrio Kloning ______________________________ 11
3 | K l o n i n g v s A g a m a
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berdasarkan kaidah agama
merupakan makhluk mulia yang memiliki budi pekerti, akal dan nafsu.
Keberadaan akal dan nafsu tersebut memicu manusia untuk kreatif dan
inovatif, menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita, membantu
kehidupan kesehariannya atau mendapatkan pengakuan dan penghargaan di
masyarakat.
Sains dan IPTEK merupakan salah satu karya kreatif dan inovatif
manusia dalam mengembangkan kemampuannya masing-masing, secara
langsung maupun tidak langsung keberadaan IPTEK dan sains
mempengaruhi peradaban manusia baik dalam sosial masyarakat maupun
budaya hidup. Perkembangan sains dan IPTEK seharusnya dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang
menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk
dalam pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan
gambaran tentang struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku
sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun
sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku
hubungan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan
bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam.
Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan
secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi
yang valid dan dapat dipercaya.
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk
dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai
penciptaan sistem-sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan
untuk memudahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan
4 | K l o n i n g v s A g a m a
tenaga. Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena
teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih
cepat dan mudah, sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga
memberikan kontribusi yang besar dari kesejahteraan hidup manusia disegala
aspek kehidupan.
Tidak semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, oleh
karena itu dalam memanfaatkan teknologi haruslah didasari dengan moral dan
etika yang baik serta tanggungjawab sosial yang beradab. Pemanfaatan
kemajuan sains, teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga
dapat menjaga kelestarian budaya bangsa. Penyimpangan yang membuat
banyak penyalahgunaan sains dan IPTEK. Hal ini menimbulkan banyak
kontroversi dan pergelutan di masyarakat, terlebih lagi saat sains dan
teknologi mulai digunakan untuk meraup keuntungan pribadi atau kelompok
serta merugikan orang lain.
Dampak-dampak kemajuan perkembangan sains dan IPTEK ini akan
dibahas dalam makalah ini salah satu contoh kasus yang masih banyak
diperbincangkan dan menimbulkan kontroversi di masyarakat adalah kloning.
Kloning yang di permasalahkan terutama kloning manusia dari DNA, dengan
kata lain timbul suatu persepsi bahwa manusia dapat menciptakan manusia,
hal ini menjadi problema karena seringkali di kaitkan dengan kaidah sosial
budaya khususnya agama di masyarakat, terutama karena bertentangan
keyakinan bahwa dunia dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan makalah ini ialah dampak dan pengaruh yang timbul dengan
semakin berkembangnya sains dan teknologi di masyarakat terutama dalam
contoh kasus kloning.
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini ialah mengkaji lebih lanjut dampak dan pengaruh
yang timbul karena perkembangan sains dan teknologi di masyarakat
terutama dalam contoh kasus kloning.
5 | K l o n i n g v s A g a m a
BAB II
KLONING
2.1 Sejarah Kloning
Kloning pada tanaman dalam arti melalui kultur sel mula-mula
dilakukan pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan
tiap selnya dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan
untuk membuat klon tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang
mempunyai sifat unggul, kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur,
sampai ribuan atau bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan
gen yang sama, sehingga tiap sel merupakan klon dari tanaman tersebut.
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan
mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi.
Sebagai donor digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium
perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel
epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Sejak
Wilmut et al. berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya
diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada
mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa
pada manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.
1962 – John Gurdon menyatakan telah mengklon katak dari sel dewasa.
1963 – J.B.S. Haldane mengemukakan istilah „clone‟
1966 – Pembentukan kode genetik lengkap
1967 – Isolasi Enzim DNA ligase
1969 – Shapiero dan Beckwith mengisolasi gen pertama
1970 – Pertama kali diisolasi enzim restriksi
1972 – Paul Berg menciptakan molekul DNA rekombinan pertama
1973 – Cohen & Boyer menciptakan organisme pertama DNA rekombinan
1977 – Karl Illmensee mengklaim telah menciptakan tikus dengan hanya
satu orangtua
1979 – Karl Illmensee membuat klaim telah mengkloning 3 tikus
6 | K l o n i n g v s A g a m a
1983 – Solter dan McGrath sekering sel embrio tikus dengan sel telur
tanpa inti, tetapi gagal untuk mengkloning teknik mereka
1984 – Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio
1985 – Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio. Steen Wiladsen
bergabung Genetika Grenad untuk mengkloning sapi comercially
1986 – Steen Wiladsen klon ternak dari sel yang berbeda
1986 – Pertama, Prather dan Eyestone mengkloning sapi dari sel embrio
2.2 Definisi Kloning
Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu
dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning
merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami
oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning
merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain
kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati. Kata ini diturunkan dari kata
clone atau klon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa
Yunani, κλῶνος ("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk
pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam
dalam perbanyakan vegetatif.
Lahirnya Kloning Gen Kira-kira satu abat yang lalu Gregor Mandel
telah merumuskan aturan-aturan untuk menerangkan pewarisan sifat-sifat
biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat diwariskan diatur oleh suatu faktor
yang disebut gen, yaitu suatu partikel yang berada di suatu di dalam sel
tepatnya di dalam kromosom. Gen menjadi dasar dalam pengembangan
penelitian genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada
kromosom. Hasil penelitian telah berkembang baik diketahuinya DNA
sebagai material genetik beserta strukturnya, kode-kode genetic serta proses
transkripsi dan translasi dapat dijabarkan.
Suatu penelitian yang merupakan revolusi dalam Biologi medern adalah
setelah munculnya metode teknologi DNA rekombinasi atau rekayasa
7 | K l o n i n g v s A g a m a
genetika yang inti prosesnya adalah kloning gen yaitu suatu prosedur untuk
memperoleh replica yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.
Langkah-langkah dasar Kloning Gen.
Ada beberapa langkah dasar dalam Kloning Gen yaitu sebagai berikut :
1. Suatu frakmen DNA yang mengandung gen yang akan diklon iinsersikan
pada molekul DNA sirkular yang di sebut sektor untuk menghasilkan
chimera atau molekul DNA rekombiner.
2. Vektor bertindak sebagai wahana yang membawa gen masuk kedalam
sel tuan rumah ( host ) yang biasanya berupa bakteri, walaaupun sel-sel
jenis lain dapat di gunakan.
3. Didalam sel host, vektor mengadakan replikasi menghasilkan banyak
kopi atau turunan yang identik,baik vektornya sendiri maupun gen yang
dibawanya.
4. Ketika sel host membelah, kopi molekul DNA rekombinasi diwariskan
pada progeni dan terjadi replikasi vektor selanjutnya.
5. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni
atau klonsel host yang identik.
Kloning gen merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan
sebuah gen yang mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia.
Kloning gen meliputi serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari
genom suatu organisme, penentuan sekuen DNA, pembentukan molekul
DNA rekombinan, dan ekspresi gen target dalam sel inang.
Penentuan sekuen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk
memastikan fragmen DNA yang kita isolasi adalah gen target sesuai dengan
kehendak kita. Gen target yang kita peroleh selanjutnya kita klon dalam
sebuah vektor (plasmid, phage atau cosmid) melalui teknologi DNA
rekombinan yang selanjutnya membentuk molekul DNA rekombinan. DNA
rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang
(biasanya sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak.
Gen-Gen target yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan
mengahsilkan produk gen yang kita inginkan. Aplikasi kloning gen yang
8 | K l o n i n g v s A g a m a
sudah pernah kita dengar adalah produksi insulin dengan pendekatan kloning
gen. Fragmen DNA spesifik penyandi insulin kita isolasi dan diklon dalam
suatu vektor membentuk DNA rekombinan yang selanjutnya produksi insulin
dilakukan di dalam sel inang bakteri E. coli.
2.3 Mekanisme Kloning
Dalam bidang genetika kloning merupakan replikasi segmen DNA
tanpa melalui prosesseksual (Rekombinasi DNA). Proses ini membuka
peluang baru dalam terobosan teknologiuntuk mengubah fungsi dan prilaku
makhluk hidup sesuai dengan keinginan dan kebutuhanmanusia.Secara teoritis
prosedur dan mekanisme kloning terhadap makhluk hidup melaluiempat (4)
tahap yaitu isolasi fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam
vektor,transformasi dan seleksi hasil kloning.
1) Isolasi fragmen DNA
Isolasi fragmen DNA yang spesifik dapat dilakukan dengan metode
PCR (polymerase chainreaction) yaitu teknik amplikasi fragmen
DNA yang spesifik secara in vitro. Secara umumDNA yang
digunakan untuk PCR adalah total DNA genom yang diekstraksi dari
sel dan tidak membutuhkan tingkat kemurnian tinggi. Urutan DNA
yang akan diamplikasi secara spesifik akan ditentukan oleh primer-
primer yang tersusun dari nukleotida. Material yang diperlukan
untuk proses PCR adalah DNA yang mengandung rangkaian
urutanyang akan diperbanyak (duplikasi DNA) yaitu primer, DNA
polimerase dan campuran dariempat macam deoksiribonukleotida-
trifosfat (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) serta MgCl2.
2) Penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor
Proses penyisipan atau penyambungan molekul fragmen DNA dengan molekul
DNA vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi antara ujung gugus
fosfat dengan gugus hidroksil.Ligasi antara fragmen DNA yang memiliki
ujung lengket (cohesive ends) yangkomplementer jauh lebih efesien
dibandingkan dengan ujung tumpul (blunt ends). Efisiensiligasi juga
9 | K l o n i n g v s A g a m a
dipengaruhi oleh adanya deoksiadenosin tunggal pada ujung.
Efisiensi ligasi dapatditingkatkan, bila fragmen DNA yang memiliki
deoksiadenosin tunggal pada ujung bertemudengan vektor yang memiliki
timidin pada ujung.
3) Transformasi DNA
Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari
lingkungan luar sel.Vektor kloning yang merupakan pembawa gen yang
akan dikloning ditransformasi ke dalamsel inang. Transformasi dapat
dilakukan secara alami maupun buatan. Pada prosestransformasi
alami, DNA yang berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa
spesifik terhadap protein membran masuk ke dalam bakteri melewati membran
sel bakteriterhidrolisis. Pada transformasi buatan, sel bakteri dibuat
menjadi sel kompeten secara paksasehingga selubung sel bakteri
bersifat permeabel dan memungkinkan DNA dapat berikatan dengan
sel dan masuk ke dalam sitoplasma, kemudian berinteraksi dengan genom
sel bakteri.(3)Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki
kompetensi untuk dimasuki vektor kloning.Perlakuan untuk
memasukkan sel kompeten dapat dilakukan dengan menggunakan
metodekejutan panas (heat shock) atau kejutan pulsa listrik (metode
electroporation).
4) Seleksi hasil kloning
Penyeleksian koloni bakteri untuk mendapatkan kloning yang
diinginkan dengan cara X-gal atau pemotongan dengan enzim
restriksi. Seleksi dengan X-gal dapat digunakan
untuk mengidentifikasi plasmid rekombinan dengan komplementasi.
Sedangkan pemotongandengan enzim restriksi dapat digunakan
untuk menyeleksi plasmid rekombinan hasil kloning.Hasil
pemotongan tersebut dielektroforesis dan memperlihatkan pita
fragmen DNA sisipanyang terpisah dari pita vektor kloning. Dalam tataran
aplikasi, rentetan proses kloning dapat dilakukan dengan mengikuti
beberapalangkah berikut ini :
10 | K l o n i n g v s A g a m a
1. Mempersiapkan sel stem, yaitu sel awal yang akan tumbuh
menjadi berbagai seltubuh. Sel ini diperoleh dari makhluk hidup yang
hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti selnya yang mengandung informasi genetik
kemudiandipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur, yaitu sebuah sel yang diambil dari
makhluk hidup dewasakemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplimentasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan.
Setelah membelahmenjadi embrio.
6. Sel embrio yang terus membelah (blastosis) mulai memisahkan
diri dan siapdiimplementasikan ke dalam rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik
persis sama dengansel stem donor.
Gambar 1 Mekanisme Kloning pada Domba
11 | K l o n i n g v s A g a m a
Gambar 2 Mekanisme Kloning Manusia
Gambar 3 Sistem dalam Embrio Kloning
12 | K l o n i n g v s A g a m a
2.4 Kontroversi Kloning di Masyarakat
Isu kloning menimbulkan kontroversi setelah proyek kloning domba
Dolly tahun 1996 menjadi awal „keberhasilan‟ kloning pada mamalia. Banyak
kalangan, termasuk kalangan ilmuwan dan agamawan memperdebatkan
berkembangnya teknik kloning untuk membuat duplikasi manusia. Akan
tetapi, pengembangan kloning baru-baru ini ke arah pengobatan atau
teurapeutik menjadi bahan pertimbangan tersendiri karena memberi manfaat
yang sangat besar terhadap manusia. Oleh sebab itu, isu kloning perlu dikaji
dan dibahas dengan mempertimbangkan 4 nilai dasar moral (4 basic moral
principles) agar dapat memberikan tindakan dan keputusan yang bijak.
Beberapa isu kloning yang dibahas dalam makalah ini ialah reproduksi
manusia dan kloning theurapeutik.
1. Kloning Reproduksi manusia
Penilaian berdasarkan 4 Basic Moral Principle
a. Autonomy
Setiap orang berhak untuk memiliki keturunan sebagai penerus cita-cita
hidupnya. Namun tidak semua orang mampu memiliki keturunan
dengan proses alami (jalur seks) karena memiliki kualitas telur dan
sperma yang buruk atau karena tidak menikah. Kloning reproduksi
menjadi solusi permasalahan tersebut dengan mengembangkan embrio
yang bersumber dari sel somatis dan ovum seseorang.
b. Justice
Dibutuhkan banyak embrio untuk mencapai keberhasilan dalam
teknologi kloning. Proses kloning bukanlah proses yang mudah.
Tingkat kerumitan teknik yang cukup tinggi membuat beberapa embrio
harus „dikorbankan‟ akibat proses yang tidak berhasil.
c. Beneficence
Kloning reproduksi dapat membantu seseorang yang tidak bisa
memiliki keturunan secara alami (seksual), ataupun seseorang yang
tidak ingin menikah tapi ingin memilki keturunan secara biologis.
13 | K l o n i n g v s A g a m a
d. Nonmalficence:
Kloning reproduksi manusia sulit diterima karena berpotensi
menimbulkan banyak permasalahan. Hal terutama terkait dengan
eksistensi manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan
pengakuan dari orang lain. Dalam teknologi kloning individu,
dibutuhkan tidak hanya ovum dan nukleus sel somatis, tetapi juga rahim
sebagai tempat perkembangan janin. Seorang wanita tidak akan terlalu
sulit untuk mendapatkan kedua hal tersebut (ovum dan rahim). Akan
tetapi, seorang lelaki yang bermaksud melakukan kloning
membutuhkan partner wanita untuk mendapatkan donor ovum dan
rahim yang „dititipi‟ embrio hingga terlahir menjadi seorang bayi.
Potensi masalah yang timbul dapat berkaitan dengan penetapan siapa
orang tua kandung sang anak? Apakah Ayahnya saja (lelaki pemilik
nukleus sel somatis); Ayah dan Ibu pendonor ovum; Ayah dan Ibu yang
mengandungnya; ataukah ketiganya? Lalu bagaimana sang anak
menjalani kehidupannya kelak di tengah masyarakat sebagai anak hasil
kloning?
Penerapan teknologi kloning untuk tujuan reproduksi seperti hendak
memperlakukan manusia seperti komoditas yang bisa dicetak
sekehendak hati.
2 Kloning Theurapeutik
Penilaian berdasarkan 4 Basic Moral Principle
a. Autonomy
Para penderita penyakit kronis, seperti gagal ginjal, memiliki harapan
baru untuk sembuh dari penyakitnya dengan melakukan kloning
theurapeutik. Duplikasi organ tubuh yang diperoleh dengan kloning
theurapeutik menjadi solusi atas donor organ yang sering
menimbulkan penolakan oleh sistem imun. Pihak lain tidak dapat
mencegah tindakan ini karena para penderita penyakit kronis berhak
untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
14 | K l o n i n g v s A g a m a
b. Justice
Kloning theurapeutik memerlukan biaya yang sangat besar sehingga
pemanfaatannya hanya bisa dilakukan oleh orang dengan kemampuan
finansial yang cukup. Pengembangan Kt dapat menjadi solusi atas jual
beli organ tubuh ilegal, seperti penjualan ginjal secara ilegal yang
marak terjadi.
c. Beneficence
Organ yang dihasilkan dari kloning theurapeutik tidak akan
menimbulkan penolakan sistem imun jika diberikan pada pelaku
kloning. Kloning theurapeutik dinilai lebih aman daripada donor organ
meskipun dari keluarga sendiri.
d. Nonmalficence
Timbul isu bahwa kloning theurapeutik akan dikembangkan
sebagaimana kloning reproduksi yakni dengan membentuk individu
baru. Individu hasil kloning tersebut diambil organnya untuk
mengganti organ yang rusak pada pelaku kloning. Tindakan ini dinilai
tidak manusiawi karena hidup seseorang sengaja dikorbankan demi
kehidupan orang lain.
Kontroversi lain mengenai kloning theurapeutik terkait dengan
penghentian perkembangan embrio (hasil kloning) pada fase tertentu
untuk diambil stem cellnya. Sebagian kalangan menilai pengambilan
stem cell dari embrio hasil kloning berarti membunuh calon individu
baru.
15 | K l o n i n g v s A g a m a
2.5 Tanggapan masyarakat mengenai Kloning
Berikut ini adalah beberapa tanggapan dari masyarakat mengenai
kloning, khususnya kloning manusia dalam sebuah situs online yang
memaparkan mengenai artikel kloning manusia yang ditulis dan diposkan
pada 26 April 2009 dengan judul : “Keberhasilan Kloning Manusia =
Kegagalan Agama?”
1. Gilang Samson
“Saya masih belum percaya akan kebenaran keberhasilan kloning manusia.
Selama ini hanya ada berita atau hanya tulisan kabar tentang keberhasilan
hal tersebut namun belum ada bukti berupa Foto hasil kloning manusia
tersebut dan belum ada penelitian tentang bagaimana sistem kerja hidup dari
manusia kloning tersebut. Tentang pertumbuhan dan perkembangan dari
awal kloning hingga utuh menjadi manusia. Coba kita tantang saja secara
terang-terangan untuk membuktikan ucapan mereka. Kita akan mengetahui
bagaimana Tuhan menunjukan Kekuasaan-Nya.”
2. Amin
“Kloning memastikan bahwa kehidupan berarasal dari kehidupan. Kloning,
hanya meng-copy informasi genetis dari makhluk hidup yg sudah ada
(hidup), bukan membuat/menciptakan makhluk hidup.”
3. Victory
“Saya belum melihat hubungan antara keberhasilan kloning dengan
runtuhnya agama, dalam Quran, dinyatakan bahwa manusia berasal dari air
atau tanah.kloning ini kan menggunakan bagian dari makhluk yang telah
hidup sebelumnya,dan saya rasa bagian tersebut mengandung komponen air
atau tanah.”
4. Delta
“Kloning hanyalah cara sang ilmuan meluapkan ke egoisanya untuk
membuktikan bahwa manusia tidak hanya diciptakan tapi mampu
menciptakan”
5. Ahmadun
“Kloning, hal yang akan melanggar semua aturan di dunia”
16 | K l o n i n g v s A g a m a
Selain beberapa komentar tersebut, salam makalah ini penulis juga meminta
tanggapan beberapa masyarakat dari berbagai kalangan, latar belakang dan lintas
budaya sebagai berikut :
17 | K l o n i n g v s A g a m a
BAB III
KLONING DAN KAIDAH AGAMA
(KLONING DALAM PERSEPSI ISLAM)
Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini
akan menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada
manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita
ketahui manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan
ataupun sebaliknya. Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama
diatur perkawinan yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan
lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum
(UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam al-
Qur‟an.
“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah SWT ”
Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia
berketurunan dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang
mampu melayani adalah bagi mereka yang benar terang hatiya dan cemerlang
fikirannya. Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin
dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh
Allah dalam al-Qur‟an.
“Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan
hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya).”
18 | K l o n i n g v s A g a m a
Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan
laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hokum Allah yaitu adanya akad
perkawinan yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan
mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda
ketika kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal
hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan
keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki. Dalam Islam
kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini dilakukan terhadap
manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan dan tentu hal
ini akan keluar dari jalur Islam.
Misalnya seorang laki-laki yang menikah dengan perempuan yang keduanya
masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu hal ini akan dapat membuat
bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi ditengah masyarakat,
pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu bersama-sama
dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah
mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan
kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan,
perwalian, dan lain-lainnya akan menunggu di depan. Seperti dalam bahasa
kaidah fiqh dinyatakan “Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan
atas mencari kebaikan atau maslahah”.
Kaidah ini menjelaskan bahwa suatu perkara yang terlihat adanya manfaat
atau maslahah, namun disana juga terdapat kemafsadat- an (kerusakan) haruslah
didahulukan menghilangkan mafsadah-nya. Sebab ke-mafsadahanya dapat meluas
dan menjalar kemana-mana sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang lebih
besar. Kaidah fiqhiyah itu dapat kita kembalikan pada firman Allah SWT
Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi, katakanlah pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat yang sedikit bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.
19 | K l o n i n g v s A g a m a
Demikian disyariatkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah.
Sedangkan dalam meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan
menjalankan perintah. Dalam hal penciptaan manusia adalah melalui beberapa
tahapan. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur‟an Surah al-Hajj yang berbunyi:
…Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes
mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar kami jelaskan kepda kamu
dan kami tetapkan dalam rahim,apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan……..
Dari kutipan ayat diatas, tampakkiranya bahwa paradigma al- Qur‟an
mengenai penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-tindakan
manusia yang mengarah terhadap kloning.Mulai dari awal kehidupan hingga saat
kematian, semuanya adalah tindakan dari Tuhan.Segala bentuk peniruan atas
tindakanNya dianggap sebagai perbuatan melampaui batas. Oleh karenanya untuk
menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning manusia, bisa memakai
pertimbangan, sebagai berikut:
Pertimbangan Teologi
Dalam hal ini al-Qur‟an megisyaratkan adanya intervensi manusia didalam
proses produksi manusia.Sebagaimana termaktub dalam firmanNya Q.S.al-
Mukminun ayat 13-14 yang berbunyi:
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)dalam tempat
yang kokoh (rahim)
20 | K l o n i n g v s A g a m a
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-
belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang berbentuk lain.Maka maha sucilah Allah,Pencipta yang
paling baik.
Ayat ini mengisyaratkan unsur manusia ada tiga yaitu; unsure jasad
(jasadiyah), unsur nyawa (nafs), dan Unsur ruh (ruh). Adapun dalam
pertimbangan ini manusia mengetahui proses terjadinya manusia,oleh karenanya
untuk mengetahui keafsahan kloning dalam Islam harus dikaitkan dengan dua
pertimbangan selanjutnya, yaitu pertimbangan moral dan hukum.
Pertimbangan Moral
Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian
hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun
tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan menimbulkan resiko, meskipun manusia
di muka bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam mengekpresikan dan
mengaktualisasikan kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu
pada pertimbangan moral dalam agama.
Pertimbangan Hukum
Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hokum inilah yang
secara tegas memberikan putusan, khususnya dari para ulama‟ fiqh yang akan
menolak mengenai praktek kloning manusia selain memakai dua landasan
pertimbangan di atas. Larangan ini muncul karena alasan adanya kekhawatiran
tingginya frekuensi mutasi pada gen produk kloning sehingga akan menimbulkan
efek buruk pada kemudian hari dari segi pembiayaan yang sangat mahal dan juga
dari sudut pandang ushul fiqh bahwa jika sesuatu itu lebih banyak madharat-nya
dari pada manfaatnya maka sesuatu itu perlu ditolak. Dalam masalah ini terdapat
21 | K l o n i n g v s A g a m a
beberapa pendapat ulama tentang kloning manusia diantaranya; Muhammad
Quraish Shihab mengatakan, tidak pernah memisahkan ketetapan-ketetapan
hukumnya dari moral sehingga dalam kasus kloning walaupun dalam segi aqidah
tidak melanggar wilayah qodrat Illahi, namun karena dari moral teknologi
kloning dapat mengantar kepada perpecahan manusia karena larangan lahir dari
aspek ini.
Munawar Ahmad Anas mengatakan bahwa paradigma al-Qur‟an menolak
kloning seluruh siklus kehidupan mulai dari kehidupan hingga kematian, adalah
tindakan Illahiyah. Manusia adalah agen yang diberi amanah oleh Tuhan, karena
itu penggandaan manusia semata-mata tak di perlukan (suatu tindakan yang
mubadzir). Sedang Abdul Aziz Sachedia, salah seorang tokoh agama Islam
Amerika Serikat mengatakan bahwa “teknologi kloning hanya akan meruntuhkan
institusi perkawinan”
Analisis Kritis
Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma lakilaki adalah
tanda dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan
konskuensi logis dari konsep ilmu dalam al- Qur‟an yang mengatakan hakekat
ilmu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak
tahu menjadi tahu seperti dalam firman Allah:
Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu
apaapa yang belum kamu ketahui.
Seluruh ilmu bisa diterima, namun harus dilihat manfaat dan madharatnya
seperti halnya kloning yang menimbulkan pro dan kontra. Tim bahsul masa‟il
Nahdhatul Ulama‟ menjawab seputar masalah kloning gen pada tanaman, hewan
dan manusia. Pemanfaatan teknologi pada tanaman diperbolehkan, karena hajat
22 | K l o n i n g v s A g a m a
manusia untuk kemaslahatannya. Kloning gen pada hewan di perbolehkan dengan
catatan; dengan hewan yang halal di makan, tidak menimbulkan takdzib
(penyiksaan), tidak melakukan penyilangan antar hewan yang haram dengan yang
halal. Adapun kloning pada gen manusia menurut etika dan hokum agama tidak
dibenarkan (haram) serta harus dicegah sedini mungkin.Hal ini karena akan
menimbulkan masalah baru dan madharat yang lebih besar, diantaranya; Pertama,
tidak mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk menikah. Dan
barang siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak termasuk golongan
Rasulallah.
Kedua, tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak
melakukan hubungan seksual. Ketiga, bagi kaum laki-laki yang tidak beristeri bisa
menimbulkan gangguan yang tidak diharapkan seperti hal syahwatnya menjadi
lemah, menimbulkan kesedihan dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku
dan bagi kaum wanita badannya menjadi dingin (frigiditis). Keempat, ada
kecenderungan melakukan onani (masturbasi) atau berzina yang sangat dilarang
oleh Islam. Kelima, tidak bisa memanfaatkan kegembiraan dan kelezatandalam
hubungan seksual.
Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan
manusia, terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan,
namun di sisi lain adapula beberapa manfaatnya. Berikut ini beberapa manfaat
kloning, khusus dalam bidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik
dari teknologi cloning adalah sebagai berikut:
1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk
mendapatkan anak.
2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dapat dimanfaatkan
sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat
meminimalisir resiko penolakan.
3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-
jaringan tubuh yang rusak, contohnya urat saraf serta jaringan otot.
4. Teknologi kloninng memungkinkan para ilmuan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel, dengan demikian teknologi dapat
digunakan untuk mengatasi kanker.
23 | K l o n i n g v s A g a m a
5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukannya pengujian dan
penyembuhan penyakit-penyakit keturunan.
Kasus kloning, walaupun dalam segi akidah tidak melanggar „Wilayah
kodrat Ilahi’, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar
kepada pelecehan manusia, maka dilarang lahir dari aspek ini. Dengan demikian,
perlu disadari bahwa hal ihwal tentang penciptaan (setiap yang hidup/bernyawa)
adalah wilayah kekuasan Tuhan yang sangat mustahil untuk dapat ditiru oleh
ilmuan sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia untuk lebih
bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan, atau paling tidak meminimalisir
sikap coba-coba yang akan menyebabkan organism dan gen atau bahan-bahan
dasar lainnya terbuang sia-sia atau dimatika begitu saja dengan unsur
kesengajaan yang lebih besar hanya demi teknologi.
Masalah lain yang ditimbulkan oleh teknologi kloning speriti produk bayi
tabung, adalah perebutan bayi. Seperti contoh kasus yang menimpa pasangan
suami isteri yang menitipkan embrionya dalam rahim mother hoster. Setelah
sekitar 36 minggu mengandung dan akhirnya melahirkan bayi titipan tersebut, si
mother hoster mengklaim bayi tersebut miliknya, dan tidak bersedia
mengembalikannya pada ayah dan ibu biologisnya.
24 | K l o n i n g v s A g a m a
BAB IV
SIMPULAN
Teknologi kloning dapat diterapkan sebatas pada kepentingan
theurapeutik atau pengobatan. Dengan pertimbangan, kloning theurapeutik
merupakan jalan yang lebih baik diantara metode pengobatan lain, seperti
transplantasi organ. Penerapan kloning untuk tujuan produksi ternak memerlukan
penelitian lebih lanjut mengenai dampak kesehatan dan lingkungan yang
ditimbulkan sebelum dikenalkan ke masyarakat. Penerapan kloning untuk tujuan
konservasi hewan dan reproduksi manusia ditolak secara tegas karena dapat
menimbulkan kerugian besar bagi manusia, baik dari segi material maupun
psikososial.
25 | K l o n i n g v s A g a m a
DAFTAR PUSTAKA
Eibert, DM. 2000. Human Cloning. U and I Magazines. Canada.
KOMPAS.com, 2009. “Dr.Zavos Mulai Kloning Manusia.” [terhubung berkala]
http://sains.kompas.com/read/2009/04/24/07410794/Dr.Zavos.Mulai.Klonin
g.Manusia..
KOMPAS.com, 2009. “Dokter Italia Kloning Tiga bayi.” [terhubung berkala]
http://sains.kompas.com/read/2009/03/05/10565557/dokter.italia.kloning.tig
a.bayi
NUSANTARANEWS, 2009. “SAINS DAN TEKNOLOGI : Keberhasilan Kloning
Manusia = Kegagalan Agama?” [terhubung berkala]
http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/26/keberhasilan-kloning-
manusia-kegagalan-agama/comment-page-3/#comments
Sambrook dkk, 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. New York,
CSHL Press.
Shanon. 2003. Pengantar BioEtika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Simbolon, H. 1994. Biologi Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Stainer dkk. 1986. The Microbial World. New Jersey. Prentice-Hall.
Subiyanto. 2002. Etika dalam Teknologi Reproduksi Buatan. Pertemuan Nasional
II Bioetika dan Humaniora. Bandung.