Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

13
MANUAl QHSM-xxxxx Dibuat : Revisi : 00 SAFETY MANAGEMENT MANUAL Disahkan : Tanggal : 4/3/2013 Halaman : 1/13 Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx BAGIAN 4 4. RISK MANAGEMENT 4.1. UMUM 4.1.1. Resiko merupakan sebuah “produk samping” dalam menjalankan suatu bisnis (usaha/pekerjaan). Tidak semua resiko dapat dihilangkan, tidak semua pengendalian resiko yang mungkin dapat dilakukan secara economically feasible. Resiko-resiko dan biaya-biaya yang bisa timbul dalam sebuah proses bisnis memerlukan sebuah proses pengambilan keputusan yang rasional. Keputusan yang diambil mempertimbangkan kemungkinan dan keparahan dari segala konsekuensi yang diimplikasikan oleh resiko terhadap keuntungan ( benefit) dari mengambil resiko tersebut. Proses ini dikenal sebagai “risk management”. Risk management bisa didefiniskan sebagai proses identifikasi, analisa dan eliminasi (atau pengendalian sampai pada tingkat acceptable/tolerable) terhadap bahaya-bahaya, demikian pula dengan resiko-resiko yang berkaitan yang bisa mengancam proses bisnis suatu perusahaan. 4.1.2. Dalam istilah lain, risk management memfasilitasi untuk penye- imbangan tindakan antara menilai resiko dan pengendalian resiko secara praktikal. Risk management merupakan komponen yang terintegrasi pada safety management. Risk management mengandung sebuah proses yang logika pada analisis yang obyektif, khususnya dalam rangka evaluasi dari resiko-resiko.

description

Guidelines untuk mengelola Safety Management System

Transcript of Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

Page 1: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 1/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

BAGIAN 4

4. RISK MANAGEMENT

4.1. UMUM

4.1.1. Resiko merupakan sebuah “produk samping” dalam menjalankan

suatu bisnis (usaha/pekerjaan). Tidak semua resiko dapat

dihilangkan, tidak semua pengendalian resiko yang mungkin

dapat dilakukan secara economically feasible. Resiko-resiko dan

biaya-biaya yang bisa timbul dalam sebuah proses bisnis

memerlukan sebuah proses pengambilan keputusan yang rasional.

Keputusan yang diambil mempertimbangkan kemungkinan dan

keparahan dari segala konsekuensi yang diimplikasikan oleh resiko

terhadap keuntungan (benefit) dari mengambil resiko tersebut.

Proses ini dikenal sebagai “risk management”. Risk management

bisa didefiniskan sebagai proses identifikasi, analisa dan eliminasi

(atau pengendalian sampai pada tingkat acceptable/tolerable)

terhadap bahaya-bahaya, demikian pula dengan resiko-resiko

yang berkaitan yang bisa mengancam proses bisnis suatu

perusahaan.

4.1.2. Dalam istilah lain, risk management memfasilitasi untuk penye-

imbangan tindakan antara menilai resiko dan pengendalian resiko

secara praktikal. Risk management merupakan komponen yang

terintegrasi pada safety management. Risk management

mengandung sebuah proses yang logika pada analisis yang

obyektif, khususnya dalam rangka evaluasi dari resiko-resiko.

Page 2: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 2/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

4.1.3. Sebuah gambaran dari proses risk management seperti terlihat

pada gambar 5. Dalam deskripsi mengindikasikan bahwa risk

management terdiri dari tiga elemen utama: hazard identification,

risk assessment dan risk mitigation.

Gambar 5. Risk Management Process

4.2. IDENTIFKASI BAHAYA-BAHAYA

HAZARD IDENTIFICATION

RISK ASSESSMENT Severity / Criticality

RISK ASSESSMENT Probability of occurrence

RISK MITIGATION

Identify the hazards to equipment, property, personnel or the organization

Evaluate the seriousness of the consequences of the hazard occurring

What are the chances of it happening?

Is the consequent risk acceptable and within the organization’s safety

performance criteria? Yes No

Accept the risk

Take action to reduce the risk to an

acceptable level

Page 3: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 3/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

4.2.1. Konsep dari hazard identifikasi sudah dikemukakan pada bagian 3.

Sebuah bahaya bisa berupa segala situasi atau kondisi yang

mempunyai potensi untuk menimbulkan konsekuensi yang

merugikan. Berikut ini adalah beberapa contoh kondisi dan situasi

yang bisa mempunyai potensi bahaya:

a. Design factor – peralatan dan motode kerja;

b. Procedures dan operating practice – dokumentasi, checklist

dan validasi;

c. Communications – media, terminology dan bahasa;

d. Personnel factors – kebijakan perusahaan dalam recruitment,

training, dan remuneration;

e. Organizational factor – kesesuaian antara target produksi dan

target safety, alokasi sumber daya, tekanan kerja (operasional)

dan corporate safety culture;

f. Work environment factor – mutu lingkungan (air, udara), suhu,

pencahayaan, ketersediaan protective equipment dan

pakaian; dan

g. Regulatory factors – applicability dan enforceability dari

peraturan-peraturan yang ada, sertifikasi dari peralatan,

prosedur dan personel, serta audit kompentensi.

4.2.2. Pada bagian 2 dan 3 dijelaskan bahwa bahaya-bahaya bisa

diketahui melalui kejadian safety yang aktual (accident/incident),

atau mereka bisa diidentifikasi melalui proses proaktif yang

bertujuan pada mengidentifikasi bahaya-bahaya sebelum mereka

Page 4: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 4/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

tiba-tiba menjadi sebuah incident. Dalam prakteknya, baik itu

proses reaktif atau proaktif memberikan cara yang effektif untuk

mengidentifikasi bahaya-bahaya.

4.2.3. Kejadian-kejadian safety merupakan bukti yang jelas dari problem-

problem yang ada dalam system operasional dan oleh karena itu

akan memberikan sebuah kesempatan untuk mempelajari sebuah

pelajaran safety yang sangat berharga. Oleh karena itu safety

events seharusnya diinvestigasi untuk mengidentifikasi bahaya-

bahaya yang menempatkan operasional perusahaan dalam

bahaya. Investigasi mencakup semua faktor termasuk

organizational factor dan human factor yang terkait dalam

sebuah kejadian safety. Petunjuk untuk investigasi kejadian safety

terdapat pada bagian 6.

4.2.4. Pada sebuah safety management system yang sudah berjalan

baik, identifikasi bahaya seharusnya muncul dari berbabagi

macam sumber sebagai bagian dari proses yang sedang berjalan.

Akan tetapi akan ada waktu tertentu dimana perusahaan

memberikan atensi yang khusus pada identifikasi bahaya-bahaya.

Safety assessment (akan dibahas pada bagian 11) memberikan

sebuah struktur dan proses sistemik untuk identifikasi bahaya ketika:

a. Adanya peningkatan kejadian-kejadian safety yang tak bisa

dijelaskan;

Page 5: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 5/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

b. Perencanaan perubahan sebagian besar operasional

perusahaan, personel kunci, sebagian besar peralatan dan

system;

c. Perusahaan yang signifikan dari organisasi perusahaan; atau

d. Adanya proses merger, akuisisi dan perampingan perusahaan.

4.3. RISK ASSESSMENT

4.3.1. Setelah ada konfirmasi adanya sebuah safety hazard, beberapa

analisis diperlukan untuk menilai potensialnya terhadap

kecideraan dan kerusakan. Secara tipikal assessment bahaya ini

berisi tiga pertimbangan:

a. Probability. Kemungkinan bahaya menciptakan sebuah unsafe

event;

b. Severity. Potensi konsekuensi buruk, atau hasil dari sebuah

unsafe event; dan

c. Exposure. Kemungkinan konsekuensi buruk menjadi makin besar

ketika kontak (paparan) dengan unsafe conditions meningkat.

Sehingga exposure (paparan) bisa dianggap sebagai dimensi

lain dari probability.

4.3.2. Resiko (risk) adalah potensial nilai (tingkat) konsekuensi buruk yang

diakibatkan dari suatu bahaya. Hal ini merupakan kemungkinan

dari potensi bahaya yang menyebabkan luka atau kerusakan

akan terjadi.

4.3.3. Risk assessment memasukan pertimbangan baik itu probability dan

severity dari konsekuensi buruk; dengan kata lain potensi kerugian

Page 6: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 6/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

dapat ditentukan/diketahui. Dalam melakukan risk assessment,

adalah penting untuk membedakan antara hazard/bahaya

(potensi penyebab luka/rusak) dan risk/resiko (kemungkinan

luka/kerusakan terjadi dalam periode waktu yang spesifik). Sebuah

risk assessment matrix (seperti pada table 2) merupakan tool yang

berguna untuk memprioritaskan bahaya-bahaya yang penting

untuk diperhatikan.

4.3.4. Ada bebera macam cara dimana bahaya-bahaya dapat

diekspresikan, seperti:

a. Jumlah kematian atau jumlah kerugian;

b. Loss rates (misalnya jumlah fatality setiap 1.000 jam kerja);

c. Kemungkinan dari serious accident (misalnya 1 setiap 5 tahun);

d. Tingkat keparahan; dan

e. Nilai kerugian dibandingkan pengasilan operasional tahunan

(misalnya kerugian Rp. 100 juta setiap Rp. 20 milyar

penghasilan).

Kemungkinan konsekuensi terburuk

4.3.5. Kemungkinan terjadinya luka atau kerusakan harus ditentukan.

Kemungkinan ini tergantung dari jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah pernah ada incident yang sejenis, atau apakah ini

incident yang tersendiri?

b. Apakah pernah ada kerusakan alat atau komponen yang

sejenis?

Page 7: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 7/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

c. Berapa banyak personel operasional yang terkait?

d. Pada level apa implikasi perusahaan dapat merefleksikan

ancaman terhadap safety?

4.3.6. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kemungkinan

sebuah incident (peristiwa) terjadi dapat ditentukan, sebagai

contoh adalah sebagai berikut:

a. Tidak/Kemungkinan Kecil Terjadi (Unlikely to occur).

b. Bisa Saja Terjadi (may occur).

c. Mungkin akan Terjadi (Probably will occur).

Tingkat keparahan dari konsekuensi kejadian

4.3.7. Setelah menentukan kemungkinan suatu kejadian terjadi,

karakteristik dari kosekuensi buruk jika suatu peristiwa terjadi harus

dipelajari. Potensi konsekuensi berkaitan langsung dengan tingkat

urgensi terhadap tindakan safety yang diperlukan. Jika ada resiko

yang signifikan dari konsekuensi terburuk, atau jika resiko cidera

serius, kerusakan property dan lingkungan adalah tinggi, sangat

penting dilakukan tindakan lebih lanjut. Dalam menilai tingkat

keparahan dari konsekuensi kejadian, ada beberapa tipe

pertanyaan yang dapat digunakan, seperti sebagai berikut:

a. Berapa banyak jiwa yang terkait dengan resiko? (perkerja,

kontraktor, pengunjung dan masyarakat)

b. Berapa jumlah kemungkinan kerugian property dan keuangan?

c. Berapa kemungkinan terhadap kerusakan lingkungan?

d. Bagaimana kemungkinan implikasinya terhadap media?

Page 8: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 8/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

Risk acceptability

4.3.8. Berdasarkan pada risk assessment, resiko-resiko dapat dibuat

prioritas relative satu dengan yang lainya. Hal ini merupakan

bagian kritikal dalam membuat keputusan yang rasional untuk

mengalokasikan sumber daya yang terbatas terhadap bahaya-

bahaya yang bisa menimbulkan resiko yang besar bagi

perusahaan.

4.3.9. Prioritasi resiko-resiko memerlukan dasar rasional dalam membuat

peringkat satu resiko terhadap yang lainnya. Kriteria atau standar

diperlukan untuk mendefinisikan resiko apakah yang acceptable

dan apa yang unacceptable. Dengan membandingkan

kemungkinan akibat yang tidak diinginkan dengan potensi

keparahan dari akibat tersbut, bahaya dapat dikategorisasikan

dalam sebuah risk assessment matrix (table 2).

4.3.10. Dari table tersebut terlihat bahwa risk assessment matrix terdiri dari:

a. Severity. Tingkat keparahan resiko diperingkatkan menjadi:

Catastrophic, Hazardous, Major, Minor atau Negligible.

b. Probability (likelihood). Kemungkinan terjadi diperingkatkan

menjadi lima tingkat berbentuk definisi kualitatif.

c. Value. Nilai numerik yang mengindikasikan tingkat urgensi relatif

pada setiap level keparahan dan kemungkinan. Untuk

mendapatkan sebuah nilai yang dapat digunakan untuk

membandingkan resiko-resiko, maka nilai keparahan dikalikan

dengan nilai kemungkinan.

Page 9: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 9/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

Table 2.

SEVERITY OF CONSEQUENCES LIKELIHOOD OF OCCURRENCE

Definition Meaning Value Qualitative

definition Meaning Value

Catastrophic Equipment destroyed;

multiple deaths 5 Frequent

Likely to occur many

times 5

Hazardous

Serious injury or death

to a number of

people; major

equipment damage.

4 Occasional Likely to occur

sometimes 4

Major

Serious incident/

accident; injury to

person

3 Remote Unlikely but possible to

occur 3

Minor Minor incident; minor

injury 2 Impropable Very unlikely to occur 2

Negligible Little consequences 1 Extremely

impropabel

Almost inconceivable

that the event will

occur

1

4.3.11. Setelah menggunakan risk matrix untuk mendapatkan nilai sebuah

resiko, sebuah range nilai digunakan untuk mengkategorikan

resiko-resiko menjadi acceptable, undesirable atau unacceptable.

a. Acceptable (dapat diterima); berarti tidak diperlukan tindakan

lebih lanjut terhadap resiko terkait.

b. Undesirable (tolerable); berarti personel-personel yang terkait

dalam resiko tersebut sudah disiapkan bekerja dalam resiko

tersebut untuk memperoleh suatu benefit yang pasti, dalam

Page 10: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 10/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

pengertian resiko sudah dikendalikan dengan usaha yang

terbaik.

c. Unacceptable (tidak diterima); berarti opersional atau kegiatan

dalam kondisi tersebut harus dihentikan (tidak dilaksanakan)

sampai resiko dikurangi paling tidak pada level tolerable.

4.3.12. Pendekatan lain untuk menentukan acceptability suatu resiko-

resiko tertentu memasukan pertimbangan-pertimbangan sebagai

berikut:

a. Managerial. Apakah resiko berkaitan dengan kebijakan safety

perusahaan dan standar-standarnya?

b. Affordability. Apakah karakteristik dari resiko mengancam/

mengganggu resolusi cost-effective?

c. Legal. Apakah resiko ini berkaitan dengan regulatory standard

saat ini?

d. Cultural. Bagaimana personel dalam organisasi dan pemilik

perusahaan akan melihat resiko ini?

4.4. RISK MITIGATION

4.4.1. Ketika resiko menjadi atensi tidak ada sesuatu yang lebih penting

kecuali safety. Resiko harus dikelola sampai pada level ALARP.

Artinya resiko harus diseimbangkan dengan waktu, biaya dan

kesulitan dalam usaha mengurangi atau menghilangkan resiko

tersebut.

4.4.2. Ketika tingkat penerimaan resiko pada area undesirable atau

unacceptable, kontrol pengukuran perlu dilakukan – makin tinggi

Page 11: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 11/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

resiko, makin tinggi pula urgensinya. Level dari resiko dapat

direndahkan dengan mengurangi tingkat keparahan dari potensi

konsekuensi, mengurangi kemungkinan terjadi atau dengan

mengurangi paparan (exposure) terhadap resiko.

4.4.3. Solusi yang optimum bisa bervariasi tergantung dari situasi, kondisi

dan tingkat emergency-nya. Dalam memformulasikan tindakan

safety yang berarti, pemahaman terhadap sarana dan perangkat

pengendalian adalah penting.

Strategi-strategi Risk Mitigation

4.4.4. Ada beberapa strategi yang dapat diaplikasikan untuk risk

mitigation, seperti sebagai berikut:

a. Exposure avoidance. Tugas, operasional atau aktifitas yang

beresiko perlu dihindari karena resiko melebihi benefit yang

didapat.

b. Loss reduction. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan untuk mengu-

rangi frekuensi dari unsafe event atau level dari konsekuensi.

c. Segregation of exposure (separasi). Tindakan yang dilakukan

untuk mengisolasi efek-efek dari resiko untuk melindungi dari

resiko-resiko.

Brainstorming

4.4.5. Memunculkan ide-ide yang diperlukan untuk menciptakan risk

mitigation yang sesuai merupakan sebuah tantangan.

Mengembangkan pengukuran risk mitigation memerlukan

kreatifitas, kemampuan (intelegensia) dan diatas itu semua adalah

Page 12: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 12/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

sebuah pikiran terbuka untuk mempertimbangkan semua kemung-

kinan solusi yang ada. Semua ide-ide baru harus dipertimbangkan

sebelum menolaknya.

Evaluating risk mitigation options

4.4.6. Dalam mengevaluasi alternatif-alternatif untuk risk mitigation, tidak

semuanya mempunyai potensi yang sama untuk mengurangi

resiko-resiko. Efektifitas dari setiap opsi perlu dievaluasi sebelum

sebuah keputusan bisa dibuat. Adalah penting untuk

mempertimbangkan seluruh kemungkinan control pengukuran

dan membandingkannya untuk memperoleh solusi yang optimal.

Setiap risk mitigation yang diusulkan harus diuji dari berbagai

perspektif seperti:

a. Effectiveness. Apakah alternative tersebut bisa mengurangi

atau menghilangkan resiko-resiko yang teridentifikasi? Dalam

level apa alternatif tersebut mengendalikan resiko-resiko?

b. Cost/benefit. Apakah benefits dari alternative tersebut sesuai

dengan biaya yang dikeluarkan?

c. Practicality. Apakah alternatif tersebut bisa dikerjakan, dalam

term teknik, biaya, dan sumber daya lainnya?

d. Residual risk. Setelah alternatif diimplementasikan, bagai-mana

residual risk yang ada dibandingkan original risk? Apakah ada

kemampuan untuk mengendalikan residual risk yang ada?

e. New problems. Apakah ada kemungkinan munculnya masalah

baru (new risk) akibat implementasi alternative tersebut?

Page 13: Safety Management Guidelines_ep-chapter IV

MANUAl

QHSM-xxxxx

Dibuat : Revisi : 00

SAFETY MANAGEMENT MANUAL

Disahkan :

Tanggal : 4/3/2013

Halaman : 13/13

Status Dok.: No. Salinan: No. Dok.: QHSM-xxxxxx

4.5. KOMUNIKASI RESIKO

4.5.1. Komunikasi resiko berisikan setiap perubahan informasi dari resiko-

resiko, seperti: eksistensi, karakteristik, bentuk, severity atau

acceptability dari resiko. Berikut ini adalah kelompok yang perlu

diperhatikan akan kebutuhan informasi resiko:

a. Management harus mendapat deskripsi dari semua resiko yang

bisa menyebabkan potensi kerugian bagi perusahaan.

b. Personel yang terkena paparan dari resiko yang teridentifikasi

harus mendapat deskripsi tentang severity dan kemungkinan

terjadi.

c. Personel yang mengidentifikasi bahaya memerlukan feedback

dari tindakan yang diusulkan.

d. Mereka yang terkena efek dari perubahan perlu penjelasan

mengenai bahaya-bahaya dan rasional untuk melakukan

tindakan.

4.5.2. Kesalahan dalam mengkomunikasikan pelajaran-pelajaran safety

secara jelas dan tepat waktu akan melemahkan kredibilitas

management dalam mempromosikan sebuah positive safety

culture.