Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

18
CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA Seat Belt dan Seat- belt tighteners

Transcript of Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Page 1: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA

Seat Belt dan Seat-belt tighteners

Page 2: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

MEMBER

Muhammad Ridhwan Alif Hafizh

Nur M. Fauzi

Pramesti Indita Wulandari

Prasetya Bimansyah Nuraji

Pujo Aji Suryo

Page 3: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Seat Belt dan Seat-belt tighteners

• Adalah sebagai alat utama dalam mengencangkan

penumpang, supaya selalu berada pada tempat duduk

mereka ketika kendaraan terguncang atau membentur suatu

rintangan. Menggunakan sabuk keselamatan bisa

melindungi pe-numpang dari terlempar keluar jika terjadi

kecelakan dan juga meminimal-kan kecelakaan sekunder di

dalam kabin.

Page 4: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

• Pengencangan sabuk keselamat-an (Seat-

Belt tighteners) akan mening-katkan

kemampuan dari karakteristik sabuk

dengan tiga titik pengencangan (three-

point inertiareel) serta mening-katkan

perlindung-an terhadap luka-luka atau

bahkan kematian. Bila terjadi benturan

secara frontal, Seat-Belt tightener akan

menarik sabuk pada kursi penumpang

lebih ketat sehingga tubuh lebih merapat

ke tempat duduk dengan begitu akan

menjaga badan bagian atas selalu pada

posisi dekat/nempel pada tempat duduk.

Ini mencegah pengemudi atau

penumpang tidak terlontar ke depan

akibat gaya inersia (kelembaman massa).

Page 5: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

• Dengan Three-point

inertiareel penarikan

(pengencangan) sabuk

bias lebih baik, dengan

sedikit tarikan bias

membuat tarikan

merata. Sehingga gaya

tubuh kedepan bisa

lebih dikurangi.

Page 6: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Prinsip Kerja

Dalam suatu benturan frontal kendaraan pada kecepatan 50

km/jam, sabuk pengaman harus mampu menyerap energi

kinetik akibat gerakan tubuh ke depan, reaksi tersebut

sebanding dengan energi kinetik dari seorang yang jatuh bebas

dari bangunan berlantai empat.

Page 7: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

• Keterangan : - - - = Tanpa SRS___ = Dengan SRS1 = Benturan (tabrakan)2 = Penyalaan Seatbeal/Airbag3 = Pengencangan Sabuk4 = Airbag mengembang

• Galam grafik 20.9 saat terjadi

benturan frontal pada kecepatan

50 km/jam tubuh tanpa sabuk

keselamatan akan terlempar

sejauh 80 cm dalam waktu 100

mili detik (0,1 detik) garis putus-

putus (- - - - -), dengan memakai

seat bealt tightener dan Airbag

tubuh hanya terlempar sejauh

20 cm garis lurus ( ____ ).

Page 8: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

• Saat terjadi benturan/tabrakan sensor

benturan mengirim informasi ke ECU, 10

mili detik kemudian ECU menyalakan

inflator sabuk dan airbag, pengencangan

sabuk akan terjadi efektif sebesar 1 cm

dengan waktu 5 – 10 mili detik. Airbag

(kantong udara) setelah diledakkan

memerlukan waktu 40 mili detik untuk

mengembang maksimum. Laju tubuh

ditahan secara bertahap oleh sabuk

keselamatan, bagian tubuh atas (wajah

dan kepala) ditahan oleh Airbag

(kantong udara) dari benturan dengan

interior dalam kabin.

Page 9: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Pre-Tensioner Model Piston

Sabuk pengencang model piston:

bahan peledak yang berada

diruangan no 3 dinyalakan

dengan pematic oleh ECU, hasil

ledakan menghasilkan udara

panas bertekanan tinggi yang

dapat mendorong piston dengan

kecepatan tinggi dan menarik

kabel baja yang tersambung oleh

sabuk keselamatan membuat

tubuh penumpang semakin

tertarik ke tempat duduk. Piston

akan terlempar dan terkunci

pada tempat terakhir berhenti.

Page 10: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Pre-Tensioner Model Piston Bergigi

hampir sama dengan model piston, setelah bahan peledak

dinyalakan, terjadi ledakan yang membuat piston terlempar.

Piston dihubungkan dengan mekanisme batang bergigi

gergagi, sehingga gigi gergaji akan mendorong roda gigi

pinion untuk berputar menarik (mengencangkan) sabuk

keselamatan. Roda gigi pinion mempunyai mekanisme

pengunci dengan arah berlawanan (seperti mekanisme roda

gigi belakang sepeda angin).

Page 11: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Pre-Tensioner Model Piston Bergigi

Page 12: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Pre-Tensioner Model Retractor

• Model retractor dengan 3 langkah peledakan :

1 Ledakan pertama (pengapian) dimulai dari bahan peledak (a) yang dipicu

oleh ECU airbag.

2 Gas hasil ledakan mendorong piston (b) berputar dan membuat sabuk

keselamatan menegang.

3 Gas tekanan tinggi mendorong pematic untuk bergerak memicu bahan

peledak.Bahan peledak pertama meledak.

4 Gas tekanan tinggi hasil ledakan mendorong piston kembali berputar

dengan sabuk keselamatan semakin menegang.

5 Gas tekanan tinggi mendorong pematic untuk meledakkan bahan peledak

ke 2.

6 Pematic memicu bahan peledak, bahan peledak meledak.Gas tekanan

tinggi mendorong piston berputar kembali serta mengencangkan sabuk

keselamatan

Page 13: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)
Page 14: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Ada Pertanyaan ??

Page 15: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Kelompok 1

• Jika pre tensioner menggunakan pemicu dan peledak, apakah pre tensioner tersebut hanya digunakan sekali?

Page 16: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Kelompok 2

• Apakah maksud 3 titik pada slide 2?• Bahan peledak dalam tensioner tsb terbuat

dari apa?

Page 17: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Kelompok 5

• Apakah keuntungan pre tensioner model retractor dengan model lainnya?

• Apa yang dimaksud dengan seat belt tighteners?

Page 18: Safety Belt (Materi Chassis Ototronik)

Sekian & Terima Kasih