SA edisi pertama 2014

36
1 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 ORMASI 2014

description

Sayyidul Ayyam 2014

Transcript of SA edisi pertama 2014

Page 1: SA edisi pertama 2014

1Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Page 2: SA edisi pertama 2014

2 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

HOT TOPICSekapur Sirih Ketua PPI ..................... 4KOLOM

leadershipo Crisis................................. 6FokusButa Huruf, Fenomena di Indonesia .... 9pesonaSeputar Wisata di Maroko .................... 13Sudut PandangMembeca Cepat ................................... 16PustakaResensi Buku ....................................... 20LifestyleTips Menguasai Materi Kuliah Kuliner.. 22 Kuliner

Couscous ....................................... 24PantunPantun ............................................ 25SirohKaulah Takdirku, Imam Nafie ....... 26PuisiPuisi ............................................... 27HumorMinggu tak berarti bebas ............... 28Kolom ArabCinta Negara .................................. 31

Penanggung JawabAfif Husein, Lc

Layout/DesignRendika Agustianto

KontributorFadhlurrahman Armi, Lc

PenyuntingNadia Abdurrahman

[email protected]

SALAM REDAKSI

CerpenMaafkan Aku ........................... 33

Page 3: SA edisi pertama 2014

3Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Di awal masa kepengurusan PPI Maroko ini. Redaksi SA dan segenap pengurus PPI Maroko yang baru terus setia meluangkan waktunya untuk menghadirkan Buletin SA edisi pertama bulan Septem-ber ditengah para pembaca setia dimanapun berada.

Sejalan dengan kepengurusan yang baru maka redaksi Sayyidul Ayyam mengangkat tema besar “ETOS PELAJAR, Spirit of Leader”.

Tak ketinggalan, karya emas putra-putri Indonesia di Maroko juga ikut menghiasi terbitnya Buletin SA edisi pertama ini, Anda bisa menemukannya pada kolom Hot Topic, Kolom, Fokus, Pesona, Li-putan Khusus, Sudut Pandang, Sosok, Pustaka, Lifestyle, Cerpen, Pantun, Bahasa Qolbu, Siraman Rohani, Puisi, Humor.

Tentunya ada banyak kesalahan ataupun banyak kekurangan baik dari segi bahasa, tulisan dan lainya menghiasi Buletin ini., oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan dan kemajuan PPI dan Buletin SA ini.

Selamat membaca..

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salam Redaksi

SALAM REDAKSI

Page 4: SA edisi pertama 2014

4 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Kenyataanya memang sudah terjadi. Musta-

hil bukan terjemahan seperti ma-nusia yang mampu terbang tanpa sayap, atau mampu mereduksi panasnya matahari hanya oleh air liur. Kemustahilan ini hadir, dari persepsi akal saya dalam menilai

diri sendiri yang masih berjauhan dengan kepantasan dan kelayakan, yang mana seharusnya, berimbas kemustahilan menjadi ketua PPI maroko, meski kenyataanya saya memang sudah terpilih.

Tidak bermaksud merenda-hkan diri, karena memang sudah

rendahan. Atau keputusan saya menerima amanah ketua PPI ini, sama sekali bukan refleksi bahwa saya memang pantas. Jauh sebe-lum acara MUBES PPI berlang-sung, saya sudah menumpuk te-tumpukkan profokasi bahwa saya seharusnya malu ketika terbesit keinginan menjadi ketua PPI, ter-lebih berambisi merebutya. Na-mun lagi lagi ketika hal ini saya utarakan kepada orang tua, hanya sederhana nasihatnya. “Kenapa menjadi cengeng, tidak ada yang sempurna. Bukankah menjadi ketua, sama halnya kamu belajar. Jika kamu menolak menjadi ketua, sama halnya kamu menolak untuk belajar “. (terjemahan sederhana

prologPPI adalah organisasi yang disesaki oleh sekum-

pulan mahasiswa bukan pekerja yang tidak memiliki banyak pilihan ketika berhadapan dengan hal finansial berbau materi. Terlihat memang masalah besar, tetapi kita memiliki ALLAH yang maha-Nya maha besar yang dihadapan-Nya, semuanya

adalah hal hal kecil tak berguna.

HOT TOPIC

Oleh: Afif Husein, Lc.

Page 5: SA edisi pertama 2014

5Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

dari bahasa Cirebon )

Secara struktural organ-isasi saya memang ketua. Namun dalam sudut makna dan esensi, saya adalah perwujudan nyata dari seorang pembantu yang melayani bukan dilayani. Refleksinya, hal paling pertama yang akan terbay-angkan oleh seorang yang akan menjadi ketua, adalah bahwa ia akan pasti kelelahan, pasti seng-sara dan sejawatnya. Karena isi kepala dan hatinya tak hanya beri-si dirinya saja, tetapi orang-orang yang dipimpinnya telah menjadi hal pribadinya.

Minggu, 20 agustus 2014, adalah prolog kecil yang akan lebih mewarnai langkah langkah saya berikutnya. Terpilihnya saya menjadi ketua PPI Maroko periode 2014 – 2015, bukan hal yang pan-tas untuk dirayakan, ataupun seke-dar pemberian selamat. Bukankah saya tidak menadapatkan door-prize ataupun hadiah unik lainya. Saya hanya terpilih menjadi ketua PPI baru yang artinya, saya men-jadi pembantu teman teman, yang malah seharusnya uluran do’a, sa-ran, support, bantuan dari kawan kawan menjadi sesuatu yang hal yang pantas diberikan kepada saya dan saya harapkan. Bukan formali-tas ucapan selamat.

Periode 2014/2015 PPI Ma-roko memiliki gawean besar SEAS GAMES VII sebagai penyeleng-gara dan tuan rumah. Yang ditun-tut tak hanya dapat menyabet juara umum, akan tetapi bagaimana sebi-

sa mungkin kita bisa menyelen-garakkan ajang bergengsi SEAS GAMES dengan lancar dan baik. Tentunya akan banyak hal yang akan dikeluarkan dan korbankan. Materi, waktu, tenaga, pikiran dan sebagainya.

PPI adalah organisasi yang disesaki oleh sekumpulan maha-siswa bukan pekerja yang tidak memiliki banyak pilihan ketika berhadapan dengan hal finansial berbau materi. Terlihat memang masalah besar, tetapi kita memiliki ALLAH yang maha-Nya maha be-sar yang dihadapan-Nya, semuan-ya adalah hal hal kecil tak berguna.

Untuk semuanya, do’a dan uluran kerjasama serta partisipasi dari kawan kawan semuanya un-tuk PPI kita, menjadi hal tak terni-lai harganya untuk saya pribadi dan demi kemajuan PPI yang akan tetap bermertafosis terus baik.

PPI bukan millik ketua. Maju dan mundurnya PPI sama sekali bukan ditangan ketua. PPI milik bersama. Maju mundurnya ditangan kita bersama.

Marakech, 25 – 09 - 2014

Page 6: SA edisi pertama 2014

6 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Leadership Crisisoleh Habib CH Musta’in, Lc.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menden-gar istilah pemimpin dan kepemimpinan. Dua

elemen yang saling berkaitan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemimpin adalah orang yang memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah cara memimpin (style of the leader) yang merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpin (leader behavior).

Perpaduan atau sintesis antara leader behavior dan leader style merupakan kunci keberhasilan pengelolaan komu-nitas atau golongan; atau dalam skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah atau wilayah, dan bahkan Negara.

Dengan adanya pemimpin, komunitas atau golongan akan me-miliki satu visi untuk menuju orientasi tertentu, maka pemimpin sangatlah penting dalam setiap komunitas manusia. Sebagaimana yang dikatakan Umar bin Khattab RA: “Apabila kalian bepergian dengan tiga orang saja, maka jadilah salah seorang diantara kalian pemimpin bagi kalian, dan dialah pemimpin kalian seperti apa yang telah diperintahkan Rasulullah Saw”.

«Ing ngarso asung tulodo, ing madyo mangun karso,

ing wuri handayani. «

Page 7: SA edisi pertama 2014

7Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Berangkat dari tingkat urgensinya seorang pemimpin, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Maroko selaku organisasi mahasiswa yang didirikan pada tahun 1992 telah memilih lebih dari 15 ketua untuk mengem-ban amanah anggota dan bertanggungjawab menjalankan tugas organisasi selama satu tahun kepengurusan.

Dengan terpilihnya pemimpin dalam setiap periode, menjadikan tongkat estafet kepengurusan PPI terus berlanjut, sehingga roda organisasi akan terus berputar menjadikan PPI lebih baik.

PPI saat ini baru berumur 22 tahun, usia yang sangat muda apabila diaentingan dan kemaslahatan anggota secara khusus dan bagi seluruh kalangan mahasiswa umumnya. Dengan belajar menjadi pemimpin organisasi kecil seperti ini, seseorang akan belajar mempersiapkan diri menjadi pemimpin untuk ruang ling-kup yang lebih besar.

Namun untuk menjadi pemimpin tidak semudah mengkarbit buah, hari ini dikarbit besok langsung masak. Untuk menjadi pemimpin sangat dibutuhkan bekal dan instrument pendukung sehingga akan terwujud sosok pemimpin yang berkualitas dan memiliki intregitas yang tinggi, alias pemimpin bukan karbitan atau paksaan.

Bisa kita bayangkan, apabila pemimpin tersebut hasil dari proses karbitan, visi misinya hanya muncul menjelang debat kandidat dan terkesan dadakan, sehingga tidak mencerminkan keseriusan untuk membawa maju PPI ke depan. Tak berhenti disitu, ia akan mudah melupakan janji-janji yang ia sampaikan menjelang terpilih.

Akibat lain dari proses karbitan ini, pemimpin akan asal-asalan mengendalikan stir organisasi, akh-irnya roda PPI akan keluar dari jalur yang semestinya dilalui, akan banyak kegiatan PPI yang tidak terlaksana karena tanpa perhitungan dan persiapan yang matang. Apabila hal ini terjadi, maka anggota yang dirugikan. Hal ini membuktikan PPI sedang mengalami masa krisis kepemimpinan. Alias kepemimpinan seorang pe-mimpin tidak seperti yang diharapkan.

Demi membangkitkan kembali masa krisis ini, PPI perlu berbenah diri, mengaca kembali apa yang salah, apakah LDK yang setiap tahun diselenggarakan tidak membawa hasil, atau perlukah diadakan agenda khusus pengkaderan para pemimpin berkredibelitas tinggi yang mampu mengawal PPI lebih baik.

Mengutip dari makalah Ginandjar Kartasasmita mengenai Kepemimpinan menghadapi masa de-pan, beliau mengatakan sesungguhnya kita memiliki konsep kepemimpinan yang berlaku di segala jaman, seperti apa yang diwariskan oleh Brata adik Sri Rama yang dikenal dengan delapan (Hastha) konsep ajaran keutamaan yang diadopsi dari sifat-sifat alam. Delapan konsep itu ialah:

1. Seorang pemimpin haruslah berwatak matahari, artinya memberi semangat, memberi kehidupan dan memberi kekuatan bagi yang dipimpinnya.

2. Harus mempunyai watak bulan yang dapat menyenangkan dan memberi terang dalam kegelapan.

3. Memiliki watak bintang, artinya dapat menjadi pedoman.

4. Berwatak angin, yaitu dapat melakukan tindakan secara teliti dan cermat.

5. Harus berwatak mendung, artinya bahwa pemimpin harus berwibawa, setiap tindakan-nya harus bermanfaat.

6. Pemimpin harus berwatak api, yaitu bertindak adil, mempunyai prinsip, tegas dan tanpa pandang bulu.

7. Ia juga harus berwatak samudera, yaitu mempunyai pandangan luas, berisi dan rata.

Page 8: SA edisi pertama 2014

8 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

8. Akhirnya seorang pemimpin harus memiliki watak bumi, yaitu budinya sentosa dan suci.

Selain dari konsep ini, Ki Hadjar Dewantara merumuskan kepemimpinan sosial dengan tiga ung-kapan yang sangat dalam maknanya : « Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani». Tiga prinsip ini bermakna bahwa « seorang pemimpin harus berada di depan yang dipimpinnya untuk menjadi teladan, di tengah-tengah untuk membangun semangat (kemuan), dan mengikuti dari belakang untuk memberi kekuatan (daya).

Kata-kata ini dikutip oleh Ki Hadjar dari Raden Mas Sostrokartono (saudara kandung Raden Ad-jeng Kartini) yang bunyi aslinya adalah : Ing ngarso asung tulodo, ing madyo mangun karso, ing wuri han-dayani.

Senada dengan konsep diatas, Dr. Amir Syakib Orslan dalam karyanya Limada taakhara lmusli-mun wa taqaddama ghairuhum? (kenapa muslim menjadi keterbelakang dan yang lainnya lebih maju?) men-gungkapkan salah satu penyebab kemunduran umat muslim dan kehancuran suatu Negara adalah rusaknya akhlak para pemimpin. Karena pemimpin adalah teladan yang akan diikuti, maka sebagai teladan pemimpin harus mempersiapkan diri untuk bisa menjadi pribadi yang patut untuk diikuti. Selain itu, pemimpin yang baik maka rakyat akan baik dan sejahtera, begitu pula sebaliknya.

Dari perkataan beliau ini, saya terinpirasi untuk menghidupkan kembali filsafat KOMANDO da-lam sholat berjamaah. Artinya, setiap gerakan dalam sholat diawali oleh gerakan imam kemudian diikuti oleh para makmum. Begitu juga dalam kepemimpinan, seorang pemimpin pasti akan mengawali perbuatan sebe-lum ia menyuruh anggotanya. Ia akan selalu tampil di depan memberikan contoh bagi anggotanya.

Begitu juga, ia akan merasa menjadi teladan bagi anggotanya. Karena untuk menjadi imam, harus-lah orang pilihan dari sekian banyak makmumnya.

Imam siap ditegur dan dikritik, hal ini tercermin apabila imam melakukan kesalahan dalam sholat dan makmum mengingatkan dengan kalimat “subhanallah”. Maka imam sadar bahwasannya ia telah melaku-kan kesalahan dan segera memperbaikinya. Kemudian dilanjutkan dengan sujud sahwi bersama, sebagai ben-tuk perbaikan bersama.

Apabila Imam batal ketika sedang sholat, maka ia wajib untuk mengundurkan diri dan siap digan-tikan oleh makmum yang berada dibelakangnya. Hal ini mendidik kita akan pentingnya kesadaran seorang pemimpin untuk mengundurkan diri apabila ia melanggar hukum yang bisa merugikan rakyatnya.

Dan masih banyak lagi konsep kepemimpinan yang baik dan ideal, namun itu semua tidak akan membawa perubahan dalam setiap kepemimpinan PPI, apabila dalam diri pemimpin masih tumbuh subur sifat egois dan enggan untuk berubah. Siapapun jangan pernah merasa malu untuk belajar dan bertanya, apalagi minder merasa dirinya tidak mampu menjadi pemimpin.

Pemimpin bisa dibuat, bahkan acapkali dikatakan pemimpin adalah “produk budaya” masyarakat. Maka sungguh penting mempersiapkan bibit-bibit kepemimpinan yang terbaik sedini mungkin.

Semoga dengan hadirnya sekelumit tulisan ini dapat menggugah hati kita untuk menjadi pemimpin yang memiliki model kepemimpinan yang baik, sehingga cita-cita atau motto PPI yang tertera dalam AD/ART PPI “Beriman, berilmu, beramal, berakhlak dan bersatu” akan terwujud.

Nama : Habib Chairul Musta’in

Asal : Ponorogo

Jenjang Studi : S2, Jurusan Ta’lil Fiqhi Institut Dar El-Hadist Hasania – Rabat.

Page 9: SA edisi pertama 2014

9Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Membaca dan menulis layaknya sebuah kun-ci paten dalam menggapai berbagai ilmu pengetahuan. Dengan membaca seseorang

dapat mengetahui, mempelajari, mengamati berb-agai aspek baru dalam kehidupan, bertambah luas ilmu pengetahuannya juga cara pandanganya dalam mengarungi ranah kehidupan dunia. Dengan menu-lis seseorang dapat berfikir, mengaplikasikan semua ilmu pengetahuan, serta menyampaikan apa yang difikifkan kepada khalayak ramai, bukan hanya ri-buan bahkan jutaan pembaca. Selain itu, menulis juga sebagai media berekspresi.

Kemampuan membaca dan menulis di-anggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh sesorang sehingga orang terrsebut dapat mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung dengan cara seseorang mendapatkan pen-getahuan, menggali potensi, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Keduanya seakan tidak dapat dipisahkan dalam proses menuntut ilmu. Karena wujudnya saling melengkapi satu sama lain,

berbeda tapi satu arah dan saling memenuhi. Nah, dari sini lah dapat dilihat bahwa kecerdasan suatu bangsa dari kemampuan baca-tulis rakyatnya.

Jika di tinjau pengertiannya, wikipedia menyatakan buta huruf atau tuna aksara adalah keti-dakmampuan seseorang untuk membaca. Ternyata definisi buta huruf saat ini telah berubah. Menurut Gordon More pendiri Intel, Buta huruf di abad 21 bu-kanlah orang yang tidak dapat membaca dan menulis, tetapi orang yang tidak mampu untuk belajar, tidak mau belajar dan tidak mau belajar lagi segala sesuatu

FOKUS

Buta Huruf, Fenomena di Indonesia

Oleh: Sarah Lathoiful Isyarah

Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan ini perlu melakukan pembena-han di segala bidang agar

bisa meningkatkan kemajuan bangsa. Untuk meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia, salah satu parameter yang digunakan adalah pening-katan kualitas sumber daya

manusia.

Page 10: SA edisi pertama 2014

10 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

yang sudah dipelajarinya. Sebagai seorang sales peo-ple kita di tuntut untuk terus belajar dan belajar lagi, bila kita tidak mau dan berhenti untuk belajar maka kita telah menjadi seorang sales people yang BUTA HURUF.

Mirisnya, masyarakat indonesia pada um-umnya masih sangatlah bersahabat dan biasa-biasa saja dengan petaka buta huruf. Sebagai anak bangsa yang hidup di zaman canggihnya teknologi informasi saat ini, kita tentunya sangat prihatin melihat masih banyak penduduk Indonesia yang buta huruf. Negara ini tidak akan berkembang selama angka buta huruf masih tinggi. Kita tidak ingin negeri tercinta ini ter-us-menerus tertinggal dari negara-negara maju. Apa-lagi memasuki era globalisasi dan liberalisasi yang menuntut setiap negara melakukan penyesuaian lang-kah kebijakan untuk menghadapinya.

Era globalisasi dan liberalisasi disebut-sebut akan terealisasi pada 2020. Tahun 2020 diang-gap sebagai tahun yang sangat penting dengan terben-tuknya perdagangan bebas baik di tingkat regional maupun internasional. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah merumuskan visi kawasan re-gional ini dalam bentuk ASEAN Vision 2020 di Kua-la Lumpur pada tanggal 15 Desember tahun 1997.

Indonesia sebagai salah satu negara di ka-wasan ini perlu melakukan pembenahan di segala bi-dang agar bisa meningkatkan kemajuan bangsa. Un-tuk meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia, salah satu parameter yang digunakan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Elemen yang paling mendasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pemberantasan buta huruf dan aksara.

Buta huruf berkaitan penuh dengan ke-miskinan, kebodohan, kelemahan serta ketidakber-dayaan suatu kaum. Maka untuk memberantas semua kelemahan itu kita harus memiliki industri yang ma-pan dan berkualitas canggih yang mampu memum-puni keaksaraan yang di alami masyarakat indonesia saat ini. Ada bebrapa kesamaan antara industri dan pendidikan.

Suatu industri memproduksi suatu ba-rang, sedangkan pendidikan memproduksi lulusan. Jenis dan kualitas barang yang di produksi industri harus memenuhi standar mutu agar dapat diterima dan mampu bersaing di pasaran. Demikian pula pen-didikan, kualitas lulusan harus memenuhi kebutuhan yang sesuai dan memenuhi tuntutan pengguna.

Page 11: SA edisi pertama 2014

11Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Usaha juga upaya dalam pemberantasan buta huruf sudah terjadi sejak awal kemerdekaan indonesia. Sejak zaman kepempinan Bung Hatta hingga Pak SBY sudah terlalu banyak progam kerja juga tuntutan yang dikerahkan oleh pemerintah. Mu-lai dari progam wajib belajar 9 tahun, kejar paket A,B,C. Progam BOS, beasiswa pendidikan dan lain sebagainya. Tapi tingkat jumlah putus sekolah pun ti-dak ada habisnya.

Menurut data statistik yang ada, jumlah buta huruf yang ada indonesia sangatlah memepriha-tinkan. jumlah angka melek huruf yang terdata saat zaman bung hatta menjabat sebagai wakil presiden hanyalah 10 % dari rakyat, lalu lebih membaik di masa orde baru.

Di tinjau lagi dari data UDNP tahun 2000, jumlah kemelek-hurufan di Indonesia baru mencapai 65.5 %. Artinya, lebih dari sepertiga penduduk dewa-sa di Indonesia buta huruf. Tetapi perkembangan mu-lai di rasakan menurut data KEMENDIKBUD 2104 ,selama 8 tahun terakhir ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berhasil menurunkan jumlah pen-duduk buta aksara dari 9,55% (6,39 juta jiwa) pada tahun 2005 menjadi 3,85% (6.165.404 jiwa) pada ta-hun 2013. Presentase tersebut merupakan angka yang sangat harus di syukuri.

Target Deklarasi Dakkar tentang PUS, dikatakan, pada tahun 2015 Indonesia dapat menu-runkan separuh penduduk buta aksara menjadi lima persen. Berdasarkan capaian penuntasan buta ak-sara, Pada tahun 1994 Indonesia meraih penghargaan “Avicena Award”. Tahun 2006 meraih penghargaan dari Ibu Negara Amerika Serikat Laura Bush dalam acara “The White House Conference on Global Liter-acy”. Dan tahun 2012 Indonesia meraih penghargaan “King Sejong Literacy Prize” dari UNESCO.

Seperti yang kita ketahui buta huruf sangatlah berkaitan dengan kata buta aksara. Kata “Aksara” sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu akar kata «a-» ‹tidak› dan «kshara» ‹termusnahkan›. Jadi, aksara adalah sesuatu yang tidak termusnahkan /kekal /langgeng. Dikatakan sebagai sesuatu yang kekal, karena peranan aksara dalam mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa komunikasi dalam bentuk tulis.

Peringatan Hari Aksara Tingkat Nasional Ke-49 tahun 2014, telah dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 20 September 2014. Tema Hari Aksara 2014 adalah ‘Aksara Membangun Keadaban dan Keunggulan Berkelanjutan’. Dengan kegigihan makna yang terkandung dalam tema, kami semua berharap agar bangsa Indonesia dapat segera merealisasikannya.

Penutup

Perang melawan buta huruf ini adalah tanggung jawab setiap bangsa. Seberapapun usaha pemerintah jika kemauan yang ada pada tiap jiwa belum ditum-buhkan, maka tidak akan berhasil. Kegigihan dalam proses pemberantasannya pun tidak akan semudah mengecat rumah biasa. Akan tetapi harus dikerahkan seluruh tenaga dan upaya dari nol hingga tak terbatas jumlah pengorbanannya. Kemiskinan tidak boleh menjadi halangan impian untuk menjadi bangsa yang maju. Semua sisi harus bergerak segesit mungkin. Tahapan pengenalan belajar membaca dan menulis harus di kenalkan oleh semua kalangan pendidik sedini mungkin.

Para ahli psikologi dan syaraf menyatakan, pada masa bayi berada dalam kandungan, maka pertumbuhan otaklah yang paling cepat di antara bagian tubuh yang lain. Pada bayi dilahirkan sel-sel otak (neuron) telah mencapai 25% dari otak orang dewasa serta mengandung 100 miliar sel otak.

Pada saat anak berumur 3 tahun, pertumbuhan otak sudah mencapai 90% dari otak dewasa. Setelah usia 3 tahun ke atas tinggal fase pembesaran dan pematangan neuron. Oleh karena itu dalam usia dini anak perlu dikenalkan dengan dunia membaca. Otak mereka akan merekam isi bacaan apa pun yang disampaikan orang tuanya dalam gaya cerita. Hal ini telah dipraktikkan dan menjadi tradisi di Jepang dengan gerakan 20 Minutes Reading of Mother and Child.

Page 12: SA edisi pertama 2014

12 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Biodata Penulis:

Sarah Lathoiful Isyaroh,

Oleh Sarah Lathoiful Isyarah

Mahasiswi Univ Muhammad V Rabat.

Single

“Oleh karena itu, dalam usia dini anak perludi

kenalkan dengan dunia membaca. Otak mereka akan merekamisi bacaan apa pun yang disampai-kan orangtuanya dalam

gaya cerita”

Page 13: SA edisi pertama 2014

13Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

O

Oujda menyimpan banyak keindahan yang belum banyak terjamah oleh orang Indonesia. Alhamdulillah , saya salah satu orang yang pernah menjamahi kota Oujda dan sempat nyangkut dan mendadak terkenal karena satu-satunya orang Asia tenggara. Begitu saya jalani selama setahun itu semua karena studi s1 di tempati di kota ini sampai akhirnya saya melirik ke Ibukota di tahun kedua :D , curhat dikit , biar disayang , maksud saya biar dikenal karena tidak dikenal maka tidak disayang nggak tau pepatah siapa. Ayo pada penasaran dengan kein-dahan kota Oujda? bentar dulu saya jelasin dulu sejarahnya. Ayo disimak soalnya serius.

Oujda adalah kota paling timur di Negara Kerajaan Maroko sekaligus ibukota provinsi Oujda –Angad dan berbatasan langsung den-gan perbatasan bagian barat Negara Aljazair sekitar 5 km dan kota Na-dor. Sekitar 140km dan kota Melilia (Spanyol) sekitar 152km. Iklim di oujda dipengaruhi dengan iklim mediterania dengan temperatur pada musim panas maksimal sampai 40°C dan pada musim dingin sampai 0° C , tetapi pada tahun 2005 sampai -7,1°. waw dingin banget .

Kota Wisata di Oujda

Pesona

Page 14: SA edisi pertama 2014

14 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Kuliner Khas

Banyak orang oujda bilang belum lengkap rasanya kalau ke Oujda belum mencoba kuliner khas yaitu Karan , yaitu roti dengan isi bubur kacang hammus ditaburi dengan garam dan serbuk cabe ditambah dengan segelas Barida yaitu air lemon , dan ini termasuk makanan dengan harga merakyat sekitar 2,5 dh atau sekitar 3.500 rupiah dan cepat mengenyangkan terutama untuk mahasiswa.

Tempat WisataNah, sekarang saya perlihatkan sebagian dari keindahan Oujda

Berikut foto-gotonya:

Bab El-G

harbi, Bab Sidi A

bdel Wahhab salah

satu gerbang benteng

Monumen Magrib Arabi , monumen perkumpulan Negara Arab Maghribi

Waduk Sidi Yahya.

Universite Mohammed Primer

Page 15: SA edisi pertama 2014

15Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Sekian :

Referensi

www.wikipedia.com

www.visitmorocco.com/saidia

Pengalaman Pribadi

Penulis : Ariffadhilah mahasiswa asal Aceh sedang menempuh Strata 1 di Universitas Mohammed V Agdal, Rabat

Musium Kesenian Oujda (Dar Sebti)Waduk Sidi Yahya.

Page 16: SA edisi pertama 2014

16 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Umat islam tentu tahu ur-gensi dan makna implisit dari membaca dengan fakta bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad berkenaan den-gan hal tersebut. Seperti telah Tu-han firmankan bahwa umat islam diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an dengan menyebut nama Allah Yang Menciptakan mereka, seperti yang disepakati penjela-san ayatnya oleh mayoritas ulama tafsir, ayat ini juga ditafsirkan den-

gan membaca apa saja selain Al-Qur’an. Dalam hal ini kaitannya dengan pendidikan.

Korelasi antara membaca dan pendidikan sangat jelas bahwa membaca adalah langkah awal dan kunci dari metode pendidikan dasar manusia. Pendidikan dalam lingkup islam disebut tarbiyah yang kemudian tarbiyah sendiri adalah bagian dari suatu kewajiban umat islam yaitu menuntut ilmu. Meski pada realitanya terkadang pendidikan/tarbiyah dikonotasikan dengan menuntut ilmu atau penge-tahuan. Dan dalam islam, ilmu itu

Membaca SemestaReflesi yang Tak Pernah HabisOleh Fairuz Ainun Naim

Sududt Pandang

“Ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Gus Dur bahwa guru spiritu-alitasnya adalah realitas

dan guru realitasnya ada-lah spiritualitas”.

Page 17: SA edisi pertama 2014

17Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

adalah sesuatu yang mulia, lebih mulia dari harta. Seperti ungkapan sayyidina Ali yang kurang lebih bahwa siapa yang mencari harta, dia yang akan menjaga harta dan barang siapa yang mencari ilmu, maka ilmu yang akan menjaganya. Dan ilmu adalah cahaya yang men-erangi hati manusia untuk men-jadikan dirinya dan dunia terang benderang.

Nabi Adam AS, sebelum dinobatkan sebagai pemimpin di muka bumi, diberi ilmu oleh Allah SWT. Maka, relevansi membaca dalam posisinya sebagai kunci un-tuk mencapai ilmu dan/atau penge-tahuan seperti sebuah jendela yang membentangkan pemandangan di luar jendela (dalam ungkapan yang populer membaca membuka jendela dunia) adalah suatu kenis-cayaan. Kalau kita menilik sejarah peradaban Eropa akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, kita men-emukan realita bahwa orang-orang Eropa telah menemukan pencera-han dan kebangkitan (reinassance) lewat jalan ilmu pengetahuan yang tentunya dijembatani dengan bu-daya membaca dan memperkaya literatur-literatur dan khazanah di perpustakaan-perpustakaan. Dan berkat ilmu pengetahuan, eropa membangun suatu peradaban baru yang benar-benar menakjubkan dan membawa pengaruhnya ke se-luruh dunia.

Diakui atau tidak. Perada-ban keilmuan yang dibangun ero-pa, setelah runtuhnya Dinasti Otto-man Turki, telah memberi dampak signifikan bagi dinamika kehidu-pan seluruh manusia pada masa-masa setelahnya hingga sekarang. Meski hakikatnya banyak pelopor

dan pencetus bidang-bidang pen-getahuan modern dari kalangan islam. Tetapi justru orang-orang eropa yang mengaplikasikannya. Lihatlah bagaimana James Watt yang tercatat dalam sejarah seb-agai orang yang menemukan me-sin uap, juga Thomas Alva Edison, Alexander Graham Bell dan se-bagainya telah memberikan “ke-hidupan baru” pada masa itu bagi manusia dan peradabannya. Mer-eka telah mengubah budaya ke-hidupan manusia sedemikian rupa dengan ilmu pengetahuan mereka atau yang disebut revolusi.

---

Kembali ke perihal mem-baca, disini penulis memiliki ka-camata sendiri. Setidaknya untuk tidak mengatakan menawarkan definisi baru tentang membaca. Memang lazimnya membaca adalah membaca buku, teks, tu-lisan atau karya apapun yang ber-bentuk tulisan, itu memang san-gatlah benar. Akan tetapi, penulis disini ingin menekankan paradig-ma tentang definisi membaca tidak membatasi dirinya pada teks saja. Memang, teks merupakan materi penting bagi manusia khususnya pelajar untuk membawa dirinya memahami suatu ilmu pengeta-huan, pun kitab suci yang meru-pakan pedoman primer bagi setiap pemeluk agama. Alam semesta dan isinya, sebagai realitas yang diha-dapi dan dijalani manusia adalah sumber inspirasi. Socrates, Plato dan Aristoteles adalah diantara orang-orang yang memaksimalkan peranan alam semesta sebagai sup-plier (penyumbang) inspirasi bagi intelektualitas dan spiritualitas manusia.

Pun Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi penutup, pencerah umat, benar-benar jeli membaca lingkungan sekitarnya dalam tugas profetiknya menye-barkan ajaran islam ke seluruh bumi dan dalam kapasitasnya se-bagai agent of change. Tak pelak, Sang Rasul pun didapuk oleh orang-orang non muslim sebagai manusia paling berpengaruh di dunia, meski sejatinya umat islam apalagi Allah SWT tak butuh le-gitimasi mereka. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh Nabi Muham-mad sungguhlah membuka mata dunia bahwa islam yang dibawa-nya. Benar-benar universal.

Alam semesta, terlepas dari konsistensi dan kesetiaannya terh-adap makhluk lainnya seperti bah-wa matahari tetap bergerak pada orbitnya, benda-benda jatuh ke ta-nah akibat gaya gravitasi, juga me-miliki dinamikanya. Alam sendiri, adalah sesuatu yang selalu berubah dan sesuatu yang berubah itu baru. Islam, dalam hal ini mengakui ke-baruan dan perkembangan. Dan, segala aktivitas alam semesta dan isinya (manusia, lingkungan, bu-daya dan tradisi) merupakan reali-tas yang dihadapi manusia setiap harinya.

Realitas, adalah sesuatu yang dinamis dan aktual dari ke-hidupan manusia. Dimana ma-

“Tentu, kemampuan pembaca teks yang tak

pernah belajar dan mem-baca realitas akan mem-

persempit atau tidak luwes dalam menyikapi

kondisi yang ada”.

Page 18: SA edisi pertama 2014

18 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

nusia dikondisikan dan meng-kondisikan diri untuk menerima dan menghadapi realitas tersebut. Teks adalah pengantar manusia untuk memahami realitas yang ada di sekitarnya, gejala-gejala yang tercipta di lingkungannya berikut dampak-dampaknya. Setelahnya, teks menentukan sikapnya sesuai koridor yang berlaku dan tergan-tung kemampuan pembaca teks. Tentu, kemampuan pembaca teks yang tak pernah belajar dan mem-baca realitas akan mempersempit atau tidak luwes dalam menyikapi kondisi yang ada.

Al-Quran dan Sunnah yang firmanNya dan Sabda RasulNya berhenti ketika Rasulullah mang-kat, tidak akan bisa memberi solusi yang tepat terhadap problematika yang terjadi di depannya ketika si pembaca bersikap text-orient-ed. Karenanya pakar ilmu hukum islam (ushul fiqh) menyajikan metodologi-metodologi untuk me-mahami dua referensi utama islam yang terbatas. Untuk memahami dinamika dan problematika manu-sia yang tak terbatas.

Perangkat-perangkat yang digunakan untuk mengantarkan kepada pemahaman kedua pedo-man islam tadi pun tidak cukup ke-tika seorang hanya menghafal dan mengetahui literatur-literaturnya tanpa tahu realitas dan dinamika masyarakat sekitarnya. Imam syafi’i, melakukan penelitian un-tuk mengambil suatu kesimpulan mengenai lamanya waktu men-struasi seorang perempuan den-gan mengambil sampel-sampel-nya yang kemudian dinamakan istiqra’. Singkatnya, perangkat-

perangkat pengetahuan apapun tak akan menemukan utilitasnya tanpa melakukan persentuhan dengan re-alitasnya.

Pun sebaliknya, membaca realitas-realitas yang tersaji di de-pan mata, tidak akan menjumpai solusi yang dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya tanpa ad-anya teks-teks yang shahih. Maka, keduanya, teks dan realitas saling melengkapi satu sama lain dalam mengambil suatu keputusan (deci-sion making) atau justifikasi pada suatu problematika. Teks adalah alat untuk melegitimasi suatu peristiwa yang terjadi di tengah-tengahnya, juga pembuktiannya dengan kesesuaian peristiwa yang ada. Dan realitas, baik atau buruk, memiliki posisi yang jelas dengan adanya legitimasi dari teks. Ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Gus Dur bahwa guru spiritu-alitasnya adalah realitas dan guru realitasnya adalah spiritualitas.

Dewasa ini, dimana pere-daran literatur-literatur yang tak terbatas jumlahnya dan mudah didapatkan, menjadikan manusia mudah sekali untuk memperkaya kekayaan intelektualitasnya. Teta-pi di sisi lain, masih banyak dari kita, yang hanya tenggelam pada tumpukan-tumpukan karya in-telektual tanpa membaca dengan seksama apa yang terjadi di seki-tar kita sehingga seringkali ketika disajikan beragam problematika yang dinamis kita mengalami sta-gnasi intelektualitas atau dalam bahasa pesantren, disebut mauquf. Dikarenakan keengganan kita un-tuk membaca peristiwa yang ada di hadapan kita dan minimnya

persentuhan dengan realitas alam.

Kita, ketika tak pernah membaca realitas dengan jeli, ter-lebih di zaman yang serba dinamis ini justru akan tertinggal. Alam semesta dan isinya, dengan segala perubahan yang berarti kebaru-annya, mesti kita sikapi dengan seksama. Manusia, sebagai pe-mimpin di muka bumi mengala-mi revolusi di setiap zamannya. Singkatnya, manusia akan selalu berubah –psikologisnya, sosiolo-gisnya, intelektualitasnya hingga kesehatannya- dalam kurun waktu tertentu yang diinginkan oleh ma-nusia sendiri atau oleh faktor lain seperti globalisasi. Seseorang bisa saja,pada satu masa, kita melihat-nya sebagai pribadi yang pemalas, acuh, dan tidak peka terhadap sia-papun dan mengalami perubahan 180 derajat pada masa selanjutnya yang disebabkan faktor internal dan eksternal tadi.

Dengan demikian, pem-bacaan realitas yang utuh den-gan perangkat-perangkat tertentu yang dapat dipertanggungjawab-kan dengan bersandar pada teks diharapkan mampu membuat kita lebih bijak dalam menyikapi berb-agai hal sehingga teks benar-benar applicable di setiap ruang dan waktunya.

“Segala puji bagi Allah Yang Maha Menciptakan makhluk tanpa contoh, dan Yang Menunjuk-kan manusia kepada jalan menuju kebenaran”

Page 19: SA edisi pertama 2014

19Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

“Semoga Allah memberi pertolongan pada orang-orang yang berakal sempurna, dan yang telah menetapkan penjelasan sep-erti terangnya matahari di hati para ulama”

Pada akhirnya, penulis di sini bermaksud mengajak kita semua untuk belajar membaca alam semesta dan isinya karena sejatinya dengan hal itu, kita dapat bercermin seperti apa kita sebena-rnya. Tetapi yang lebih penting lagi dari bagaimana itu semua bisa terjadi, semoga kita tak pernah ber-henti belajar apapun, dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun.

Imam Syafi’i berkata :

“setiap saya di-beradab-kan oleh masa, ia menunjukkan kurangnya pikiranku”

“ketika saya bertambah dlm ilmu-- ia (masa) menambah pengetahuan akan kebodohanku”.

Syi’ir diatas mengisyarat-kan, betapa kita semakin terus belajar, kita akan tahu betapa bodohnya kita. Dan bagaimana ka-lau kita berhenti belajar?

Kenitra, 20 September 2014

Page 20: SA edisi pertama 2014

20 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Judul : Min A’laami Al-Fikru Al-Maqashidi

Penulis : Prof. DR. Ahmad Raisuni

Penerbit : Daarul Kalimah

Cetakan : Pertama, 2014; Mesir - Kairo

Tebal : 135 Halaman

Harga : 22 DH

Prof. DR. Ahmad Raisuni merupakan salah satu pakar kajian Ilmu Maqashid Syari›ah yang menjadi salah satu rujukan ulama-ulama dunia saat ini. Karena kepakaran Beliau itu juga, Ia kemudian ditunjuk menjadi wakil Ketua Persatuan Ulama-Ulama Islam Dunia, mendampingi Syekh Prof. DR. Yusuf Qaradhawi yang berpusat di Qatar.

Sebagai pakar kajian Ilmu Maqashid, Beliau sangat konsen menelurkan karya-karya ilmiah yang membahas tentang disiplin ilmu yang satu ini. Salah satu dari karya Beliau tersebut adalah Buku yang berjudul “Min A’laami Al-Fikru Al-Maqashidi” (Beberapa Tokoh Pemikir Ilmu Maqashid).

Seperti mana yang tertera pada judul, buku ini tidak mengkaji semua tokoh pemikir ilmu Maqashid Syari’ah (sejak masa awal hingga saat ini) yang kita kenal. Namun, hanya Fokus pada beberapa tokoh saja beserta peran mereka dalam perkembangan kajian Ilmu Maqashid. Tokoh –

Resensi

Page 21: SA edisi pertama 2014

21Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

tokoh yang dikaji secara fokus dalam buku ini ialah Imam Haramain Al – Juwaini, Ibnu Rusydi Al – Hafid; Thahir Bin Asyur, ‘Alal Al – Fasy dan Yusuf Qardhawi.

Buku ini terdiri dari empat Fasal. Setiap Fasal dibagi kedalam beberapa sub judul kajian.

Pada Fasal pertama Penulis membahas tentang Imam Haramain Al – Juwaini beserta kontribusinya dalam perkembangan disiplin ilmu Maqashid. Beberapa diantaranya seperti pembagian Maqashid (berdasarkan kemaslahatannya) menjadi tiga bagian yakni Daruriyyat (Primer), Hajiyyat (Sekunder), dan Tahsiniyyat (Tersier). Kemudian penjabaran Daruriyyat kedalam lima bagian yakni Ad – Din (Agama), Nafs (Jiwa); Nasl (Keturunan), Aql (Akal) dan Mal (Harta). Selain itu, Ia juga berperan dalam peletakkan Istilah – Istilah awal tentang Ilmu Maqashid, seperti Mitslu Al – Ma’ani, Al – Kulliyat; Al – Mashalih Al – ‘Ammah dan lain – lain.

Selain kajian tentang Imam Haramain dan kontribusinya terhadap perkembangan ilmu Maqashid, pada Fasal pertama ini Penulis juga menyinggung sedikit tentang tokoh – tokoh pemikir ilmu Maqashid sebelum Imam Haramain. Mereka antara lain Abu Bakar Asy – Syasyi, Tarmidzi Hakim; Abu Al – Hasan Al – ‘Amiry, Ibnu Babawiyyah Al – Qummy.

Kajian terakhir pada Fasal pertama ini, ialah tentang komentar Imam Haramain terhadap konsep metode Istishlah (Mashalih Al – Murshalah) Ala Imam Malik Bin Anas (pendiri Madzhab Maliky), yakni bahwa Imam Malik terlalu berlebihan dalam penggunaan metode ini dalam Ijtihad Beliau. Komentar ini pun kemudian mendapat tanggapan luar biasa dari para pengikut Imam Malik, termasuk penulis sendiri.

Pada Fasal kedua, pembahasan dalam buku ini memfokuskan diri terhadap kajian tentang Imam Ibnu Rusydi Al – Hafid dan kontribusinya bagi sejarah perjalanan disiplin Maqashid Syari’ah, seperti pandangan Beliau tentang konsep Ta’lil dan Ta’abbudy dalam Syariat Islam, Qiyas berdasarkan Maqashid ( Al – Qiyas Al – Maqashidi), metode penentuan hukum beserta tujuannya, dan lain – lain.

Kemudian pada Fasal selanjutnya, Penulis membahas kajian tentang dua Tokoh Pemikir Ilmu Maqashid abad Modern, yakni Syekh Thahir Bin ‘Asyur dan Syekh ‘Alal Al – Fasy. Kedua tokoh ini bisa dikatakan penerus pemikiran Imam Syatibi, karena kedua-duanya memiliki karya yang Fokus membahas tentang Ilmu Maqashid. Ibnu ‘Asyur dengan Maqashid As – Syari’ah Al – Islamiyah – nya, dan ‘Alal Al – Fasy dengan Maqashid As – Syari’ah Al – Islamiyah wa Makarimuha, seperti mana Imam Syatibi yang merupakan tokoh pertama yang menulis tentang Maqashid dalam kitabnya Al – Muwafakat.

Kemudian beberapa pemikiran mereka berdua tentang Maqashid salah satunya ialah bahwa Syariat Islam dan tujuannya adalah sesuai dengan fitrah manusia dan ianya menjamin terlaksana atau terjaganya fitrah tersebut.

Pada Fasal terakhir, Penulis membahas tentang tentang Tokoh Maqashid yang masih berada ditengah – tengah kita saat ini, beliau Ialah Syekh Yusuf Qardhawi. Yang menurut penulis adalah salah satu ulama zaman ini yang sangat menekankan nilai – nilai Maqashid dalam setiap fatwa – fatwa beliau. Hal ini bisa kita saksikan malalui karya – karyanya, baik yang yang khusus membahas tentang ilmu Maqashid syariah, maupun karya – karya lainnya yang selalu bersinggungan dengan konsep Maqashid syari’ah.

Terakhir, sepertinya buku ini diperuntukkan bagi kalangan pemula yang ingin mendalami disiplin ilmu Maqashid. Hal ini menjadi nilai plus bagi karyanya ini dan dapat terlihat dari pembahasannya yang tidak terlalu mendalam serta bahasanya yang cukup mudah dicerna untuk setiap kalangan. Selain itu, penulis juga tidak memenuhi karyanya ini dengan catatan – catatan kaki yang menjadi keunikan tersendiri dalam karyanya (hanya sekedarnya saja). Sepertimana pada karya – karya fenomenal Penulis yang lain.

Page 22: SA edisi pertama 2014

22 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Kira-kira satu minggu yang lalu, saya mendapat surat dari Dept. Media Informasi (MI) PPI Maroko yang intinya adalah permohonan untuk membuat sebuah tulisan yang nantinya akan dimuat di Majalah Sayidul Ayyam (denger-denger sih gitu). Namun ada hal yang membuat saya enggan menulis, yakni MI menyodorkankan sebuah judul yang sama sekali tidak saya bidangi, “Tips-tips menguasai materi kuliah dengan baik” Lah bagaimana mungkin saya memberikan tips tips, semen-tara saya sendiri belum bisa menguasai materi kuliah dengan baik?

Tapi belakangan MI tetap menagih tulisan tersebut pada saya. Akhirnya oke lah saya penuhi, tapi mohon maaf sebelumnya karena mungkin bukan tips yang akan saya hadirkan, lebih pas-nya curhatan saja.

Dulu, saya sempat membayangkan bahwa kuliah di luar negeri itu pasti keren, fasilitas-nya oke, metode belajarnya bagus, Guru-gurunya juga profesional. Namun ternyata anggapan saya tersebut tidak selamanya benar.

Maroko bagi saya adalah sebuah negeri yang memiliki suasana perkuliahan yang sangat menyebalkan. Bayangkan setiap hari kita dituntut untuk mengikuti pelajaran yang super lama dan melelahkan. Dua jam per mata kuliah dengan sistem ceramah monoton, ditambah kadang ada saja Dosen yang suka menyampaikan materi kuliah dengan bahasa darijah (bahasa arab ‘amiyah, ba-hasa pasar), pokoknya menyebalkan.

Oleh karenanya, mau tidak mau kita harus memiliki kreatifitas tersendiri untuk bisa men-guasai materi kuliah dengan baik. Karena menurut saya kalau kita hanya mengandalkan fasilitas di perkuliahan, tanpa adanya kreatifitas dari kita, maka hasilnya tidak akan maksimal

Saya kira semua orang sudah mempunyai kreatifitas, strategi dan tips-tips sendiri-sendiri dalam belajarnya. Yang terkadang berbeda antara satu dengan lainnya, maka bisa jadi tips yang akan saya sampaikan nanti tidak cocok dengan anda.

1. Pertama kali, yang perlu kita perhatikan untuk bisa menguasai materi kuliah adalah niat dan kemauan kita, karena sekeren apapun metode belajar, sehebat apapun pen-gajar, tanpa keseriusan kita, maka itu hanya omong kosong.

2. Usahakan kita sudah paham terlebih dahulu materi yang akan disampaikan oleh Dosen atau minimal kita sudah memiliki gambarannya. Cara termudah yang harus kita tempuh adalah dengan mempelajari muqarrar-muqarrar dari para Dosen, karena pembahasan para Dosen tidak akan jauh dari muqarrar. Nah, untuk menyiasati Dosen yang tidak menyediakan muqarrar, maka kita harus meminjam catatan kakak kelas, untuk kemudian difotokopi atau ditulis ulang.

3. Merupakan hal yang sangat penting juga adalah “mencatat nama-nama kitab maraaji’ dan mashaadir para Dosen, biasanya disampaikan (dikte) ketika di awal masuk pe-lajaran. Kemudian cari kitabnya dan pelajari! Kalau kitabnya terlalu tebal cukup kita pelajari garis besarnya saja.

LifeStyle

Tips Menguasai Materi Kuliah

Page 23: SA edisi pertama 2014

23Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

4. Biasakan membawa kertas kecil atau buku catatan saat membaca kitab atau mengi-kuti kuliah, kemudian catat yang sekiranya penting.

5. Biasakan membaca kembali materi yang telah disampaikan Dosen Pengajar ketika sampai di rumah, cari waktu dan tempat yang benar-benar nyaman untuk muthaala’ah (mereview) atau bisa juga sebelum tidur.

6. Biasakan ke mana-mana bawa kitab atau buku catatan walaupun tidak kita baca -min-imal kita sudah dapat tampang-, mudah-mudahan bukan hanya tampang, tapi juga dapat barakahnya.

7. Jangan suka tidur di kelas! Malu-maluin! Kita membawa nama Negara :-P

8. Sering-sering muqabalah, mengikuti kuliah yang disampaikan ulama-ulama terkemu-ka dari Negara-negara lain seperti Mesir, Yaman, Suria dll. Bisa via Youtube atau Mp3.

9. Jangan lupa juga berdoa untuk keberhasila kita, karena orang bijak selalu mengatakan “usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha adalah bohong”. Doakan juga para guru-guru yang telah mengajarkan kita, kalau bisa dikirimkan hadiah al-fatihah kepada mereka setiap waktu.

Kalo sudah bete belajarnya, jangan dipaksain, Refreshing dulu… Jalan-jalan men! Cuci mata

Ga usah serius-serius bacanya, aku aja nulisnya engga serius :-P

Referensi :

1. Arbain Nawawi, hadis ke 1 (kali ya)

2. Luthfi Fajri 2011

3. Kuntoro Shobirin 2012

4. Sukmahadi 2010

5. Muhammad Rizqi Padang 2010

6. Shodiq ben Hassan, sais 2010

Tips Menguasai Materi Kuliah

Oleh: Muh. Sajid

Page 24: SA edisi pertama 2014

24 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Bahan :• Couscous • Ayam secukupnya• Kubis secukupnya• Wortel secukupnya• Kentang secukupnya• Kacang humus• Labu merah• Labu hijau (gar’ah)• Bawang merah• Minyak zaitun• Minyak goreng

Bumbu :• Kunir bubuk• Jahe bubuk• Garam• Air secukupnya• Penyedap rasa

• Merica

Cara membuat :

1. Letakan panci di atas kompor menyala, kemu-dian masukkan sedikit minyak goreng, potong bawang merah berbentuk slide tipis lalu tumis

hingga harum, masukkan ayam dan satu sendok makan minyak zaitun lalu beri satu liter air, di-amkan hingga mendidih.

2. Tuang couscous ke dalam nampan dan beri air sedikit lalu aduk rata sampai terlumuri air. Se-lanjutnya, tuang ke dalam kukusan di atas pan-ci yang berisi rebusan ayam. Diamkan selama setengah jam

3. Setelah setangah jam, angkat couscous dan tu-ang kembali ke dalam nampan, dan beri sedikit air serta sedikit garam, aduk hingga rata seperti tahap pertama. Masukkan semua bumbu bubuk, penyedap rasa serta sayuran yang tidak mudah layu ( kacang humus, kentang, wortel, labu merah), diamkan selama setengah jam.

4. Setelah setengah jam, angkat kembali kukusan yang berisi couscous lalu masukkan ke dalam nampan. Kemudian beri sedikit air dan aduk hingga merata ( seperti tahap pertama dan ked-ua). Masukkan sayuran yang tersisa ke dalam panci (kubis dan labu hijau). Diamkan setengah jam.

5. Setelah setengah jam, matikan kompor, selanjut-nya tuang couscous ke dalam nampan dan hiasi sayuran di atasnya. Couscous siap disajikan.

Selamat mencoba

Resep CouscousOleh Kurniawati Melyaningrum

Kuliner

Page 25: SA edisi pertama 2014

25Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

PAntun Jenaka

Habis Zuhur itu AsharYang baca pantun ini, apa kabar ?

Koordinator MI itu RendikaDan bawahannya itu ArmiSaya terpaksa buat pantun jenakaBiar gak dimarahin sama mami

Di Tanger ada NadiaDi Rabat ada SarahWalaupun saya teman diaSaya tetap buat, biar gak marah

Si Arif belajar memanahBelajarnya dengan sukacitaDari ngaji sore masjid sunahAku mendapatkan benih* cinta

Bukan titik yang menjadikan tintaMelainkan tinta yang menjadikan titikBukan cantik yang menjadikan cintaTapi cinta yang membuatmu cantik

Tiap sholat, Rijal selalu ke MesjidDi sana dia untuk berjamaahMemang enak, tempenya Kang SajidApalagi digratisin sama Kang Mamah

Casablanca Kota AntikDi sana tempatnya Bang HamdiCewek Maroko memang cantikTapi sayang, mereka jarang mandi

Makanan enak itu namanya tahu gimbalDan itu gak ada di kota TantanSudah kelihatan orang yang suka gombalDipastikan gak pernah punya mantan

Teman ganteng saya bernama KusnadiKesukaanya makan buah dukuBergetar kencang seluruh urat nadiBila kau ada disampingku

Jauh-jauh pergi ke RabatUrus beasiswa supaya lancarBosen ah, jadi sahabatMaunya jadiin saya pacar

Page 26: SA edisi pertama 2014

26 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Tanggal 1 oktober adalah hari peringatan kesaktian Pancasila, sehari setelah kedatangan penulis ke Maroko tahun lalu itu, semoga bisa memberikan peringatan bahwa kedatangan kita tak jauh dari perjuangan mempertahankan Pancasila sebagai salah satu Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terus terang, sebelumya penulis tidak menyangka bakalan kuliah di Maroko. Sebenarnya dulu penulis sudah mengajukan beasiswa untuk kuliah di Sudan. Namun apalah daya, Tuhan berkehendak lain. Penulis berfikir mungkin Tuhan punya harapan yang indah buat pemuda kerdil, dari dusun kecil yang serba prema-tur untuk hidup di dunia luar hingga Ia mengirimkan hambanya ke Maroko, negeri pencetus Al jurmiyah di lahirkan.

Ibarat orang tua yang hendak menitip kan putranya ke Pesantren, kita diantar oleh salah satu pengurus PBNU, pak Ahmad Sudrajat untuk berangkat ke Maroko. Penulis sama sekali tidak tahu letak kota maupun kampus mana yang akan kita gagahi nanti. Berharap nanti kita akan kuliah di Universitas Quaraouiyin karena hanya itulah yang penulis tahu dari berbagai universitas yang ada di negeri Maghrib. Namun sekali lagi Tu-han berkata lain yang penulis dapat adalah pesantren seutuhnya. Memang kalau jodoh ngga’ kemana, santri sampai kapanpun akan tetap SANTRI, wa in kana khaarijal bilaad.

Selepas upacara peringatan kesaktian PANCASILA di KBRI Rabat, kami bertolak menuju Wizaratul Au-qaf wa Syu’un al-Diniyah untuk sowan atas kedatangan kami sebagai Santri yang di kirim oleh PBNU di Ja-karta. Setelah itu kami bergegas untuk menuju kampus IMAM NAFIE’ li al-ta’lim al-Atieq .Setelah sekitar tiga jam perjalanan, dari Ibukota Rabat menuju kota Tanger, kita berhenti di depan gerbang kecil yang ternyata itu adalah gerbang awal untuk mewujudkan cita-cita penulis sejak dulu.

Mengingat namanya IMAM NAFIE’, sepertinya penulis pernah mendengar nama itu, Ya, benar sekali. Penulis tahu kampus ini dari salah satu guru kami KH. Musthofa Aqiel, yang pernah datang ke kampus ini ketika disampaikan dalam pengajian mingguannya di Majelis Al Ghazier. Dalam pengajiannya itu beliau men-gatakan bahwa di Maroko ada sebuah kampus yang kurikulumnya tak jauh dari pesantren-pesantren salaf yang ada di Indonesia. Saat itu lah penulis bergumam dalam hati, semoga penulis bisa belajar di kampus itu, Dan ini adalah jawabannya. Mungkin waktu itu tuhan mendengar gumam penulis.

Dan benar saja apa yang di katakan beliau, terbukti dengan kitab yang di ajarkannya pun menurut penu-lis terbilang tinggi dan saat ini, menurut penulis di sini ada semacam titik tekan untuk membangun intelek-tual bagi Tholabah dalam rangka melahirkan kembali cendikiawan Muslim seperti Ibn Rusyd dan Ibn Araby yang karyanya sangat santer di telinga Tholabah di kampus ini. Dan semoga dengan keberadaan penulis di kampus ini, bisa memberi pengarahan bahwa ilmu Tuhan itu tidak akan pernah habis untuk digali sampai kapanpun. Sekaligus untuk memberi kesemangatan untuk terus belajar berbagai fan ilmi yang belum pernah dikaji sebelumnya maupun yang sudah dikaji di pesantren dulu dalam rangka mewujudkan harapan,mimpi dan cita-cita orang tua, guru dan seluruh elemen masyarakat Indonesia pada umumnya. Terima kasih.

SIROH

Kaulah Takdirku Imam NafieOleh Syibli Farozdaq

Page 27: SA edisi pertama 2014

27Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

PUISI

Page 28: SA edisi pertama 2014

28 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Minggu pagi adalah hari yang sangat menyenangkan dibandingkan hari-hari lainnya. Bebas dari tugas, bebas dari makalah, bebas dari tatapan dosen, dan bebas melakukan apa saja semauku. Ketika asyik menata dan membersihkan ka-mar, aku melirik ke belakang pintu, nafasku sesak melihat banyak pakaian yang bergan-

tung. Belum lagi ditambah den-gan tumpukan pakain kotor di dalam keranjang biru.

Baru beberapa menit yang lalu aku merayakan ke-bebasanku, malah selanjutnya derita fisik dan batin harus aku hadapi. Hari Mingguku berubah menjadi suram. Daripada di-ambil pusing, aku anggap saja mencuci segudang pakaian

kotor sama dengan game per-level. Jika aku bisa melewatin-ya, maka akan ada tulisan you win. Aku semangat. Segera aku kumpulkan pakaian di be-lakang pintu dan pakaian kotor yang ada di dalam keranjang. Kemudian aku bawa ke tempat cuci di belakang rumah yang tepatnya berada di samping kandang ayam.

Minggu Pagi Tak Berarti BebasOleh: Nafidzul Ihsan

Humor

Page 29: SA edisi pertama 2014

29Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Sebelum aku merenda-mnya di dalam ember, tiba-tiba ibu menyuruhku untuk membeli garam di warung depan.

“Budi, tolong bantu ibu belikan garam di warung depan nak.” Suara ibu terdengar keras saat memanggilku.

“Aku mau rendam baju bu. Minta tolong pada Dody.

Dia ada di dalam kamarnya.” Jawabku.

“Dody sudah keluar se-jak tadi pagi. Katanya ada per-tandingan futsal di sekolahnya. Cepat Budi, jangan pakai lama. Ni sayurannya sudah hampir matang.” Ibu menaikkan sedikit volume suaranya.

Mendengar hal itu, segera kucampakkan pakaian kotor ke dalam ember. Dengan berat hati aku memenuhi perin-tah ibuku untuk membeli garam di warung depan.

“Iya bu. Mana uang-nya?” aku menagih uang.

“itu ambil saja di dalam tas ibu. ambil saja uang sepu-luh ribu” jawab ibu.

Lantas aku keluar dari kamar ibu, mengambil sepeda dan kukayuh sekuat tenaga. Hanya dalam hitungan menit aku kembali pulang.

“Ini bu garamnya, har-ganya cuma dua ribu rupiah.” Aku menyodorkan garam dan uang kembalian.

Ketika aku hendak ke belakang, ibu mengatakan ada sesuatu yang lupa untuk dibeli. “Budi, ibu lupa, tolong belikan minyak goreng. Gorengan ikan nggak ada minyak goreng nih.”

“Ya ALLAH, ibu ke-napa enggak bilang dari tadi sih? Budi mau cuci baju dulu ibu. Baju-baju Budi udah pada nunggu tuh di dalam ember.”

Aku mencari alasan.

“Cepat sana belikan minyak goreng dulu. Kalau ti-dak, tidak ada makan siang untuk hari ini.” Ibu sedikit men-gancam.

Huh, setelah dipikir-pikir mending aku nuruti aja deh per-intah ibu. kalau ancamannya sampai tak makan siang, itu mah namanya penganiayaan. Mending aku bilang oke, dan langsung mengayuh sepeda sekuat kakiku. Dalam hitungan lima menit aku sudah kembali di rumah dan minyak goreng di tangan kiriku.

“Ibu, ini minyak goreng-nya.”

Aku meletakkan minyak goreng dan bergegas lari ke belakang. Takutnya ibu akan menyuruhku lagi untuk mem-beli bumbu dapur lainnya.

Baju-bajuku sudah be-berapa menit terkurung di dalam ember. Baju-baju itu aku keluarkan dari ember. Baunya apek. Iyuuuh. Aku mengam-bil deterjen dan menuangkan-nya ke dalam ember. Tak lupa juga untuk ditampung air agar busa-busa sabun mekar. Oke, semua selesai. Aku hanya bu-tuh wakttu 15 belas menit un-tuk menunggu proses perenda-man.

Aku juga tidak lupa me-mutar lagu di hpku yang telah menjadi kebiasaan saat aku mencuci. Kuletakkan hpku di

Minggu Pagi Tak Berarti Bebas

Page 30: SA edisi pertama 2014

30 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

atas balok kayu berukuran kecil tepatnya di samping emberku. Dengan hati yang riang aku mengikuti tiap lirik dari lagu-lagu itu sambil mencuci baju-bajuku. This is real, this is me I’m exactly where I supposed to be now. Gonna let the light, shine on me. Ya begitulah salah satu potongan lirik lagu Inggris yang ada di hpku.

Hpku terus berdering keras seperti radio. Terkadang ibu memarahiku karena suara lagu-lagu sampai terdengar ke tetangga sebelah rumahku.

“Tolong kecilkan nyany-ian itu Budi. Ibu tak suka. Su-aranya itu loh, kayak tukang pedagang siomay.”

Aku tak peduli. Tiba-tiba ibu menyuruhku untuk meny-iapkan sarapan pasukan ayam di kandang.

“Budi, tolong kamu beri-kan umpan ayam. Dia juga bu-tuh sarapan.” Ibu mengeraskan volume suaranya.

“Aku sedang cuci baju bu.” Aku juga sedikit mengeras-kan suara.

“Ya Cuma sebentar kok, ntar disambung lagi cucinya. Ayam juga pada kelaparan tuh.” Perintah Ibu.

Aku mulai kesal dengan perintah ibu. yang ini belum ke-lar, malah ditambah lagi dengan hal yang lain. Baiklah, sebagai anak yang baik budi segera aku tinggalkan cucianku dan mem-beri umpan ayam.

“Ayam-ayamku, ini sara-

pan pagi kalian sudah datang.” Aku berceloteh sendiri sambil membuka pintu kandang ayam.

“Ayam yang baik hati, sarapannya enggak usah di-habisin ya. Kasihan akunya ca-pek ngurusin kamu. Kalo mem-bantah, kamu akan tak potong untuk dijadikan ayam rendang.”

Tugasku selesai dan sekarang kembali ke tugas awal yaitu mencuci baju. Artis-artis terkenal masih tetap kutinggal-kan di hpku untuk menyanyikan lagu-lagu terindah. Nah, ketika aku sedang asyiknya mencuci baju-bajuku, tiba-tiba seekor ayam keluar dari kandangnya. Aku baru sadar, ternyata tadi sebelumnya aku lupa menu-tup kembali pintu kandang. Ah, tidak apa-apa pikirku. Aku ti-dak sadar, saat itu ada seekor ayam mendekatiku. Aku tidak mengusirnya. Ia mendekatiku dan perlahan mematuk layar hpku. Tuk tuk. Begitulah kira-kira bunyinya. Lagi-lagi aku tidak mengambil pusing, asal-kan hpku tidak rusak dan tidak dibanting olehnya.

Namun setelah lama ia mematuk, paruhnya tersang-kut pada gantungan mini hpku. Alhasil, hpku terangkat dan ter-gantung di paruh runcingnya. Ia sedikit mundur atau mung-kin karena tidak tahu cara me-lepaskannya, ia kibas-kibaskan kepalanya. Dan hpku terlempar jauh kira-kira sejauh dua meter. Aku kaget. Ayam itu langsung kabur tanpa merasa bersalah sedikit pun. Aku terdiam. Men-cuci tangan dan setengah ber-lari mengambil hpku. Hpku mati

dan tak bisa dihidupkan kem-bali.

Tidak terdengar lagi mu-sisi-musisi terkenal bernyanyi. Aku mulai cemas. Aku takut ibu akan memarahiku. Aku duduk di balok kayu sambil mencoba untuk menghidupkan kembali seluler itu. Aku sempat ber-fikir, mungkin ayamnya pena-saran dengan lagu-lagu bagus yang ada di hpku. Atau mung-kin saja ayam itu mau ikutan nyanyi juga dengaku. Ah, piki-ran konyol. Ibu yang sewaktu itu sedang ke belakang untuk membuang sampah, melihat ke arahku. “Budi, kenapa toh hpmu?” Ibu bertanya. Ternyata ibuku tidak marah, malah Ibu tertawa terbahak-bahak men-degar ceritaku.

“Lah, Ibu kok tumben ti-dak marah?” aku bertanya her-an.

“Lah, ceritamu itu lucu sekali Budi.” Ibu tertawa tiada henti. Aku bingung dengan sikap ibu. Ibu tertawa lepas sekali. Sampai-sampai matan-ya mengeluarkan air mata. Me-lihat ibu tertawa, aku pun ikut tertawa mengulang kejadian tadi. Meskipun Minggu pagi ini tidak bebas, tapi kejadian itulah yang membuat aku ceria.

S E L E S A I

Page 31: SA edisi pertama 2014

31Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Oleh: Muharril Asyari

Page 32: SA edisi pertama 2014

32 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

Page 33: SA edisi pertama 2014

33Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

Alunan detak jarum jam dinding masih tetap begitu tenang menemani sunyinya malam serta ir-ingi pergolakan pikiran dan batinku yang sudah dua jam duduk termenung di atas kursi beralaskan sarung batik pemberian almarhumah mama yang sudah lu-suh dan tak muat lagi aku pakai.Entah mengapa aku terus berharap agar runtutan hari yang terus bergu-lir akan berputar kembali menyapa masa lalu yang bisa mengembalikan pada kisah perjuanganku yang kaya akan usaha-usaha keras,saat-saat yang sering buat aku tersenyum penuh ria,dan waktu yang penuh dengan kobaran semangat yang seakan tak pernah terpadamkan.Nuraniku selalu murka dan dengki jika melihat orang-orang sukses di luar sana.Aku yang sekarang,telah berubah menjadi sosok pengangguran penunggu rumah gedong,tak ada aktifitas lagi yang bisa aku lakukan setelah dokter memvonis bahwa aku telah mengidap kanker paru-paru tahun lalu.Penyakit yang menyebabkan aku terpaksa rela melepas kuliah kedokteranku padahal tiga semester telah kulalui den-gan IP yang bagus.Aku bagaikan hidup dalam ribuan kesedihan,terikat dalam belenggu kegelisahan,dan terombang ambing dalam keputus asaan.Aku sudah

ibarat kain lusuh dalam timba yang sudah lama tak pernah dicuci.Aku ngerasa dunia mulai sesempit daun kelor.

Sebut saja Risky,nama akrab panggilanku yang akhir-akhir ini seakan tak ada gunanya lagi bagi sederetan kisah hidupku yang penuh dengan rana.Semua keadaan berubah sejak mama meninggal aki-bat kanker rahim yang menimpanya dan telah meng-gerogoti sebagian organ tubuh dalamnya,tak ada lagi sosok yang sangat peduli terhadap keluarga.Tak ada lagi ungkapan-ungkapan nasehat yang sering tertuju padaku.Dan yang paling penting,tak ada lagi senyum indah yang bisa kusaksikan dari sosok yang telah melahirkanku.Semua hal tentang mama hanya ke-nangan yang tak akan mudah bahkan tak akan pernah terlupakan.

Aku masih dan akan selalu ingat akan pesan mama yang sampai sekarang tersimpan rapi dalam memori otakku.Pesan yang bisa membuat dia seakan berada disandingku jika aku melakukannya.

CerpeN

Maafkan AkuOleh: Muhibburrahman

Page 34: SA edisi pertama 2014

34 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014

“Jangan sampai lupa sholat lima waktu dan selalu berdoa ya nak,doakan papa dan mamamu”.

Duka amat dalam yang sudah dua tahun ter-lampaui itu,seperti tak akan musnah walau dihan-tam badai pasir sekalipun.Papaku menjadi seorang yang tak pernah ingin membagi waktunya untuk-ku anak satu-satunya,yang lebih mengutamakan pekerjaannya,yang lebih betah tinggal bersama tum-pukan tugas di kantornya.Dan ia juga seakan sama sekali tak punya kekuatan untuk mengembalikan semangat-semangatku.Dia malah sibuk mengurus kepentingan pribadinya.Pokoknya semua berubah tak beraturan tanpa mama.Untungnya ada mbok Marni,pembantu sekaligus sering aku jadikan teman curhat.

Teng…teng…teng…teng…

Suara denting jam dinding menghentikan lamunanku,menandakan tengah malam telah me-nyapa seraya menyiratkan pesan untukku agar segera mengistirahatkan badan.Aku perlahan berdiri dari kursi dan maju tiga langkah mendekati jendela kamarku,kemudian mencoba melepaskan cahaya bu-lan sabit yang telah setia mendengar curhatan hati ke-cilku untuk malam ini,menutupinya dengan sepasang korden cokelat yang terpasang di jendela kamarku.Kemudian membalikkan badan dan menggerakkan kedua kaki menuju ranjang empuk yang sudah ber-tahun-bertahun menjadi saksi akan bunga-bunga ti-durku.Membaringkan badan,membentangkan selimut dan berusaha memejamkan kedua mata untuk menga-rungi alam bawah sadar.

“Jangan kamu terus menerus larut dalam kesedihan nak.Ibu sudah benar-benar tenang be-rada di sini.Hormati dan patuhi papamu seperti kau sepenuhnya sayang pada mama,bagaimanapun dia adalah orang yang sudah membantu mama membe-sarkanmu.Dia juga yang menjadi………..”

Kalimat-kalimat pemungkas dari mimpiku itu tak sempat kunikmati hingga ujung penghabisan lan-taran pergerakan kaki kananku membuat pergeseran selimut yang semenjak awal tidur menjadi penghan-gat ,berubah menjadikanku terbangun karena sedikit

merasa kedinginan.Tak hanya itu,suara alarm pun ikut mengganggu mimpi yang sedikit ada teka-teki itu. Baru kali ini mama hadir dalam mimpiku den-gan bersuara.Entah hikmah apa yang terkandung di dalamnya.Aku mencoba kembali membuka kedua mata sambil perlahan menyegarkan semua memori yang sempat terhenti,kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk berwudu.Setiap basuhan air wudu yang kulakukan selalu mengingatkanku akan pesan mama yang tiada lelah menyuruhku agar tidak lalai-kan sholat,apalagi sholat subuh.

Sajadah tebal berhiaskan lukisan batik pun aku gelar dengan penuh rasa kesiapan menghadap sang khalik.Seusai sholat dan beberapa menit berdoa,aku langsung beranjak pergi ke kamar papa.Tidak ada so-sok lagi selain aku,sebagai pengganti ibu yang mem-bangunkan papa.Tiada hari tanpa lelah dalam kamus kehidupan papa.Segala kesibukan kantor lah yang membuatnya selalu letih,yang selalu membuatnya pulang larut malam.Dia benar-benar tak ada waktu untuk keluarga,apalagi aku.

Terkejut ketika aku masuk ke kamar papa,tak ada seorang pun yang tidur diatas kasurnya.Berarti semalam dia gak pulang ke rumah.Baru kali ini papa sampai gak pulang seperti ini,dia memang keterlalu-an.Entah hal penting apa yang memaksa papa hingga ia tak mau pulang ke rumah.Atau dia masih marah karena kemarin pagi beradu mulut dan saling berbalas emosi denganku.

“Papa sayang sama kamu Risky”,ujar papa.

“Halaaah……omong kosong.Papa macam apa yang tak pernah perhatiin dan peduli sama anak satu-satunya?Papa macam apa yang lebih ngutamain pekerjaannya dari pada kepentingan keluarganya?Aku sudah kehilangan mama juga kuliah kedokteranku.Semua itu gara-gara papa”,sahutku penuh dengan amarah.

“Kamu gak pantas bicara seperti itu terhadap papamu ”,bantahnya.

“Sudahlah…..urus saja pekerjaan kesayangan papa sana.Aku tak butuh papa lagi”,aku melanjutkan

Page 35: SA edisi pertama 2014

35Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014MEDIA INFORMASI 2014

dengan muka apatis.

“Kamu anak kurang ajar”,katanya dengan nada membentak.

“Terserah lah…..”,pungkasku dengan mendo-brak meja.

Braaaakkk…..

Aku langsung duduk diatas kasur papa sambil mengingat dan membayangkan mimpi semalam dan kejadian penuh amarah kemarin.Aku sangat menye-sal karena tak bisa menahan emosiku di depan papa.Aku tak percaya bisa sedurhaka ini sama papa.Aku sangat menyesal.Aku langsung turun menemui mbok Marni,memastikan apa benar papa gak pulang.

“Mbok marni…..”,teriakku sambil meman-dang sekeliling ruang tamu.

“Iya mas Risky.Ada apa?”,sahut mbok Marni sambil perlahan berlari mendekatiku.

“Papa udah pulang apa belum semalam?”,lanjutku bertanya.

“Ndak tahu mas,saya rasa belum”,jawab mbok marni sambil mengingat.

Kriiiiing…..kriiiiing…..

Suara telepon rumah menghentikan percaka-pan serius antara aku dan mbok marni.Tanpa mengu-lur waktu aku segera mengangkatnya.

“Halo,assalamualaikum”,sapaku.

“Iya”,jawabku setelah ditanya tentang identi-tas papa.

Telepon rumah yang aku genggam langsung terjatuh.Seketika itu wajahku menggambarkan sua-sana cemas penuh haru.Sekujur tubuhku melemas setelah mendengar kabar duka dari suara dibalik telepon.Kedua telapak tangan kuusapkan ke wajah yang sudah terbasahkan oleh air mata.Tanpa mem-pedulikan semua disekelilingku,termasuk mbok marni yang terus menerorku dengan pertanyaan

penasarannya,aku langsung berlari mengambil mo-tor tiger kesayanganku dari garasi kemudian pergi mengendarainya.

“Ya Tuhan…..aku telah melakukkan dosa besar.Aku anak yang sangat durhaka.Aku lah anak yang tak kenal balas budi.Aku anak yang san-gat menyebalkan,yang membuat murka orang tuaku,yang sudah membentak-bentak papaku……”

Tak henti-hentinya aku salahkan diriku sepanjang perjalanan sambil terus kucurkan air mata kesedihan dan penyesalan.Tak sanggup lagi mener-ima kenyataan pahit bagai racun yang mematikan ini.Dunia terasa cepat berlalu meninggalkan kisah-kisahku bersama papa dan mama.Kekesalanku terus mengiringi kencangnya laju motorku dan,,,,,,

Aaaaaahhhhhh……..

Bruuuaaakkkk………

“Kecelakaan maut telah menimpa bapak tadi malam.Menurut informasi yang aku dapat dari pi-hak kepolisian,bahwa sebuah truk gandeng berisikan puluhan ton beras menabrak mobil yang dikendarai bapak.Sementara mas Risky juga bernasib sama.Dia mengendarai motor terlalu kencang hingga tak terkontrol”,jawab mbok Marni dengan wajah terban-jiri air mata ketika ditanya pak RT.

Page 36: SA edisi pertama 2014

36 Sayyidul ayyam PPi maroko EdiSi PErTama 2014 MEDIA INFORMASI 2014