SA bab 6

69
PERSPEKTIF DAN ISU a. Debat atas Penggunaan Pengukuran Nilai Wajar Baik financial statement preparers, pengguna, auditor, standar setter, maupun regulator terlibat dalam perdebatan mengenai relevansi, transparansi, dan keputusan-kegunaan laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS, yang mana salah satu di antara berbagai bagian dari standar pelaporan keuangan komprehensif yang mengandalkan pada apa yang disebut model "atribut campuran" (yaitu model yang menggunakan keduanya baik nilai historis dan pengukuran nilai wajar) untuk mengukur aset dan kewajiban. Artinya, keberadaan IFRS membebankan berbagai persyaratan pengukuran, termasuk biaya historis (transaction based) dan berbagai perkiraan nilai-nilai ekonomi saat ini, untuk pelaporan awal dan berikutnya dari aset dan kewajiban yang ada pada laporan posisi keuangan suatu entitas dan, secara tidak langsung, untuk penetuan periode dari hasil operasi itu sendiri. Penggunaan pendekatan model atribut campuran merupakan warisan dari standar GAAP nasional, yang saat ini dipakai oleh IFRS, terutama GAAP US dan GAAP UK. Secara historis, meskipun pememakaian nilai wajar ataupun nilai pasar untuk mengukur aktivitas ekonomi mendapat penghargaan yang baik, tetapi terdapat keterbatasan dalam praktek (practical limitation) yang telah membatasi penggunaan data nilai wajar itu sendiri.Selama beberapa dekade terakhir, mengakses informasi nilai pasar yang relevansangat mungkin untuk dilakukan. 1

Transcript of SA bab 6

Page 1: SA bab 6

PERSPEKTIF DAN ISU

a. Debat atas Penggunaan Pengukuran Nilai Wajar

Baik financial statement preparers, pengguna, auditor, standar setter, maupun regulator

terlibat dalam perdebatan mengenai relevansi, transparansi, dan keputusan-kegunaan laporan

keuangan yang disusun berdasarkan IFRS, yang mana salah satu di antara berbagai bagian

dari standar pelaporan keuangan komprehensif yang mengandalkan pada apa yang disebut

model "atribut campuran" (yaitu model yang menggunakan keduanya baik nilai historis dan

pengukuran nilai wajar) untuk mengukur aset dan kewajiban.

Artinya, keberadaan IFRS membebankan berbagai persyaratan pengukuran, termasuk biaya

historis (transaction based) dan berbagai perkiraan nilai-nilai ekonomi saat ini, untuk

pelaporan awal dan berikutnya dari aset dan kewajiban yang ada pada laporan posisi

keuangan suatu entitas dan, secara tidak langsung, untuk penetuan periode dari hasil operasi

itu sendiri.

Penggunaan pendekatan model atribut campuran merupakan warisan dari standar GAAP

nasional, yang saat ini dipakai oleh IFRS, terutama GAAP US dan GAAP UK. Secara

historis, meskipun pememakaian nilai wajar ataupun nilai pasar untuk mengukur aktivitas

ekonomi mendapat penghargaan yang baik, tetapi terdapat keterbatasan dalam praktek

(practical limitation) yang telah membatasi penggunaan data nilai wajar itu sendiri.Selama

beberapa dekade terakhir, mengakses informasi nilai pasar yang relevansangat mungkin

untuk dilakukan.

Akibatnya, pengembangan terus menerus dilakukan pada aturan pelaporan keuangan dan

pengungkapan yang menggunakan perkiraan nilai wajar. Beberapa diantaranya telah

digunakan untuk tujuan pelaporan periodik seperti melaporkan investasi yang marketable,

dan disisi lain digunakan untuk menyediakan limiting values untuk item-iitem yang akan

ditampilkan dalam laporan keuangan (seperti menurunkan nilai atau penyesuaian pasar untuk

persediaan), atau untuk dimasukan kedalam catatan yang berisikan informasi.

Ketika data nilai wajar atau nilai pasar saat ini telah lebih mudah diperoleh, beberapa

tindakan ini menunjukkan beberapa derajat volatilitas, meskipun hal ini biasanya hanya

merupakan cerminan dari turbulensi di pasar itu sendiri, dan bukan merupakan hasil dari

proses pengukuran.

1

Page 2: SA bab 6

Meskipun penggunaan dari nilai wajar untuk pengukuran akuntansi terus berkembang, baik

berdasarkan GAAP dari berbagai nasional maupun berdasarkan IFRS itu sendiri, memicu

komentar kritis. Perdebatan menjadi semakin panas karena gejolak ekonomi baru-baru ini di

pasar kredit, dimana banyak dari pengamat yang mensyaratkan pelaporan keuangan dari

pengukuran berbasis current value dari kinerja keuangan.

Mayoritas investor dan kreditur yang menggunakan laporan keuangan untuk tujuan

pengambilan keputusan berpendapat bahwa pelaporan instrumen keuangan pada biaya

historis atau biaya diamortisasi membuat mereka kehilangan informasi penting tentang

dampak ekonomi pada pelaporan entitas dari keuntungan dan kerugian nyata ekonomi yang

terkait dengan nilai wajar aset dan kewajiban yang dimiliki sendiri atau dalam bentuk hutang.

Pendapat lainnya mengatakan yaitu pelaporan secara transparan dari nilai wajar menciptakan

“procyclicality”, dimana pelaporan nilai wajar memiliki dampak yang secara langsung

mempengaruhi ekonomi dan berpotensi menyebabkan kerugian/kesalahan besar. Argumen-

argumen ini dilawan oleh pendukung nilai wajar, yang menyatakan keyakinan mereka bahwa

"Lost Decade" yang menimpa Jepang 1991-2000-diperburuk oleh kurangnya transparansi

dalam sistem perbankan komersial, yang memungkinkan bank-bank untuk menghindari

mengakui kerugian dalam pinajam dari kualitas kredit yang dipertanyakan dan mengurangi

nilai (tapi tersembunyi).

Banyak yang menyatakan bahwa, seandainya mereka memberikan informasi mengenai nilai

wajar tepat waktu, maka mereka mungkin akan membuat keputusan yang berbeda mengenai

investasi dalam, pinjaman untuk, atau masuk kedalam transaksi bisnis dengan pelaporan

entitas.

IASB telah mencatat selama bertahun-tahun mengenai tujuan jangka panjang dari memiliki

semua aset keuangan dan kewajiban pada nilai wajar dengan pendekatan inkremental, yang

mana tidak berbeda dengan pengalam FASB dalam penetapan GAAP US.

Setelah menyelesaikan semua masalah yang diprioritaskan, IASB memberikan perhatian

yang signifikan pada proyek nilai wajar ini ditahun 2005, sebagai bagian dari upaya

konvergensi dengan FASB. Diputuskan awal proses ini adalah standar monumental FASB,

FAS 157, Pengukuran Nilai wajar (sekarang di kodifikasi sebagai ASC 820), yang diterbitkan

pada tahun 2006, akan berfungsi sebagai dasar untuk standar yang dimaksudkan oleh IASB.

2

Page 3: SA bab 6

Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa usaha untuk menghasilkan pedoman yang sama

dan komprehensif mengenai penggunaan pengukuran nilai wajar masih belum memadai.

Menurut pendapat penulis, ada banyak alasan untuk pendekatan tambahan demi tercapainya

tujuan dari pengadopsian penuh pengukuran nilai wajar untuk instrumen keuangan. Alasan-

alasan ini diantaranya:

1. Project interdependencies. Banyak proyek dalam agenda IASB yang memiliki

implikasi yang mempengaruhi pengukuran nilai wajar dan juga pengungkapan.

Khususnya adalah:

a. The commitment to converge with US GAAP

b. Pengembangan bersama dari Kerangka konseptual baru dengan FASB

c. Pengembangan format baru untuk laporan keuangan pokok, menanggapi kritik

pengguna tentang kegunaan dari model saat ini

d. Tekanan pada IASB untuk mengurangi kompleksitas standar yang ada dan

untuk mengatasi panggilan dari pihak perusahaan swasta untuk memberikan

keringanan dari biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan.

2. Preoccupation with other important priorities. Dalam beberapa tahun belakang, IASB

telah berurusan dengan rangkaian yang komplek, kontrovesi, isu politik yang

memerlukan perhatian lebih terkait dengan volatililtas dari lingkungan bisnis dan

pasar keuangan, serta kemunduran/kemerosotan umum dalam hukum dan iklim

regulasi(peraturan) sebagai akibat dari serangkaian kecurangan dan kegagalan bisnis

yang ada. Isu-isu tersebut diantaranya:

a. Share-based payments (pembayaran berbasis saham)

b. Special-purpose entities dan off-balance-sheet financing

c. Derivatives dan hedging

d. Pengakuan dari jaminan kewajiban (guarantee obligatins)

e. Penggabungan bisnis (Business combination), organisasi nirlaba (not-for-

profit organization), dan mutual enterprise termasuk penentuan ketika

memilih ownership (kepemilikan) yakni bukan merupakan indikasi dari pihak

yang mengontrol entitas.

f. Income tax accounting, termasuk pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

yang berkaitan dengan posisi pajak penghasilan yang tidak pasti.

g. Pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya

h. Sewa (leases)

3

Page 4: SA bab 6

3. Kompleksitas teknis yang dihadapi dalam menyelesaian persoalan praktik

4. Lingkungan politik dan ekonomi saat ini. Mereka yang mencari-cari kesalahan untuk

menyalahkan gejolak yang terjadi di pasar kredit pada 2007-2009 berfokus pada

beberapa bidang dari standar pelaporan keuangan yang mungkin memberikan

kontribusi faktor-faktor, seperti:

a. Kemampuan untuk menyusun apa yang disebut dengan kualifikasi special-

purpose entities (QSPEs) dan variable interest entities (VIEs) (menggunakan

US GAAP terminologi, yang kurang sepenuhnya dikembangkan berdasarkan

IFRS) untuk mencapai “off-the-statement of financial position” yang

menyamarkan tingkat pelaporan pengungkapan risiko entitas.

b. Beberapa inkonsistensi antara aturan akuntansi khusus yang berlaku untuk

jenis perusahaan yang berbeda.

Dikarenakan banyaknya kritik yang ditujukan pada FASB, dimana berawal dari krisis

keuangan pada tahun 2007-2009 yang efek awalnya berdampak pada US, kritikan yang sama

pun kemudian dapat diarahkan pada IFRS. Argumen yang umum disampaikan yakni sering

bertentangan yaitu efek dari volatilitas-penggunaan nilai wajar pada produk untuk

menentukan kinerja yang dilaporan disaat ketidakpasitan ekonomi- serta pengungkapan yang

tidak memadai atau lambat tentang nilai-nilai saat ini.

Meskipun menyuarakan dukungan atas pengurangan ketergantungan pada informasi nilai

wajar, setidaknya untuk tujuan pengukuran pendapatan saat ini, baik FASB dan IASB tetap

terbuka dan berkomitmen untuk dengan bijaksana memperluas penerapan dari ukuran nilai

wajar dalam pelaporan keuangan.

b. Current Developments through Mid-2009 (perkembangan kini dimulai dari

pertengahan 2009)

FASB dan IASB menjadi subjek dari tekanan politik dari berbagai pihak baik itu regulator,

legislator (pembuat undang-undang), dan kelompok-kelompok kepentingan khusus

menyatakan bahwa akuntansi nilai wajar dapat menyebabkan krisis ekonomi maupun

berkontribusi pada penurunan spiral.

Gejolak ekonomi yang saat ini terjadi dalam pasar keuangan global tidak mungkin tidak

dipertimbangkan oleh FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan), pada bulan September

4

Page 5: SA bab 6

2006, mereka mengeluarkan FAS 157, Pengukuran Nilai Wajar (sekarang dikodifikasi

sebagai ASC 820 di bawah US GAAP). Hal ini tampaknya telah diramalkan oleh IASB

ketika mereka mulai mengejar proyek paralel pada tahun 2005, atau ketika memutuskan

bahwa akan lebih bijaksana dan efisien untuk mengadopsi standar GAAP AS yang telah

selesai.

Pengertian nilai wajar yang di implementasikan oleh FAS 157 (US GAAP), dan diusulkan

dalam draft IFRS, adalah sebagai berikut:

“harga yang diterima untuk menjual aset atau harga yang harus dibayar untuk mentransfer

kewajiban suatu transaksi yang terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.”

Kedua standar mendeskripsikan atau mengelompokan input dalam pengukuran nilai wajar ke

dalam 3 (tiga) peringkat (hierarki) sebagai berikut:

1. Tingkat I adalah didasarkan pada harga standar (quoted prices) pada pasar aktif untuk

aset atau utang yang dinilai

2. Tingkat II adalah didasarkan pada hasil obervasi langsung atau tidak langsung atas

harga di pasar aktif untuk aset dan utang yang sejenis

3. Tingkat III adalah berdasarkan data yang tidak diobservasi, tetapi mampu

merefklesikan asumsi bahwa para partisipan pasar akan menggunakannya sebagai

dasar pengukuran harga dan utang, termasuk asumsi tentang risiko.

Kerangka kerja memberikan prioritas tertinggi pada tingkat I yakni harga standar (quoted

prices) (tidak disesuaikan/unadjusted) pada pasar aktif untuk aset atau utang yang dinilai.

Lebih lanjut menyatakan bahwa harga pasar mungkin tidak dapat mewakili nilai wajar aset

atau kewajiban jika transaksi terjadi di pasar yang berada di bawah tekanan, seperti penjualan

secara paksa atau likuidasi, atau jika penjual mengalami kesulitan keuangan.

Sekitar tahun 2007-an hingga akhir 2009, dengan pemulihan belum terlihat, pasar keuangan

untuk berbagai jenis surat berharga mengalami penurunan yang signifikan dalam volume

perdagangan, dan dalam beberapa kasus seluruh transaksi telah berhenti dan pasar yang

digambarkan memiliki “seized up”. Kondisi ini hampir belum pernah terjadi sebelumnya

dalam sejarah pasar keuangan AS dan dunia, dan prepares dari laporan keuangan memiliki

pengalaman kesulitan dalam aplikasi sehubungan dengan aspek tertentu dari penerapan

pengukuran nilai wajar dan pengungkapan.

5

Page 6: SA bab 6

Di AS, pengembangan ini menyebabkan penangguhan sementara pengukuran berbasis nilai

wajar-FAS 157, FASB diminta untuk merevisi, namun peristiwa ini tidak terlihat oleh IASB

yang telah pada tahap penyelesaian akhir dari standar. Akhirnya, muncul ancaman dari

Kongres menyebabkan FASB untuk mengeluarkan klarifikasi atas standar nilai wajar namun

tetap mempertahankan unsur-unsur penting dari persyaratan yang ada.

Kritikus di Amerika Serikat menegaskan bahwa pengukuran nilai wajar memberikan

kontribusi terhadap ketidakstabilan pasar keuangan, karena apa yang mereka yakini yaitu

write-down (penurunan nilai) dalam nilai kepemilikan investasi dari lembaga keuangan di

pasar yang tidak aktif, tidak likuid, atau kritikus meyakini hal ini tidak rasional.Selain itu

kritikus lanjut lagi menjelaskan bahwa dugaan “irrational” write-down (penurunan nilai yaitu

mengevaluasi kembali nilai buku suatu aset) disebabkan pada kekurangan peraturan modal

dan kegagalan dari sejumlah lembaga keuangan itu sendiri.

Terdapat pendapat berlawan yang dibuat oleh pelaku pasar lainnya, yang paling signifikan

dilakukan oleh investor. Hal ini memberikan dukungan pada nilai wajar, bahwa:

1. Akuntansi nilai wajar meningkatkan transparansi informasi yang diberikan kepada

publik,

2. Informasi Nilai wajar sangat penting pada saat tekanan ekonomi,

3. Adanya penundaan nilai wajar akan melemahkan kepercayaan investor dalam sistem

keuangan dan mengakibatkan ketidakstabilan pasar lebih lanjut,

4. Akuntansi nilai wajar tidak pantas untuk disalahkan, ketika pada kenyataannya,

penyebab dari krisis keuangan adalah keputusan pemberian pinjaman yang buruk,

manajemen risiko yang tidak memadai, dan kekurangan dalam struktur regulasi

“balkanized” yang sebagian besar dirancang pada 1930-an dan memusnahkan secara

berturut-turut deregulasi undang-undang dalam beberapa tahun terakhir.

SEC AS melakukan studi terkait dengan situasi ini, dimana mereka mereview laporan

keuangan dari 50 bank dan lembaga keuangan lainnya dari berbagai ukuran. Kajian ini

mengungkapkan bahwa penggunaan akuntansi mark-to-market umumnya terbatas pada

investasi untuk diperdagangkan dan instrumen derivatif tertentu dan untuk banyak

lembaga keuangan, investasi yang terkena tersebut mewakili minoritas dari portofolio

total investasi.

6

Page 7: SA bab 6

Kajian ini juga mengungkapkan bahwa lebih dari 90% dari investasi ditandai ke pasar

didasarkan pada input level-1 seperti market quotes yang diperoleh dari pasar aktif.

Kesimpulannya, SEC mengatakan bahwa akuntansi nilai wajar tidak berdampak atau

memainkan peran dalam kesulitan yang diderita oleh atau kegagalan dari bank dan

lembaga keuangan lainnya di tahun 2008.

Laporan SEC menghubungkan kegagalan dengan hasil dari kemungkinan pertumbuhan

kerugian kredit, kekhawatiran tentang kualitas aset, dan didalam beberapa kasus

kemerosotan kepercayaan dari pemberi pinjaman maupun investor.

Studi SEC ini membuat delapan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bahwa US GAAP standar, FAS 157, tidak harus ditunda, melainkan ditingkatkan.

2. Bahwa nilai wajar yang ada dan persyaratan mark-to-market (harga pasar

harian/saat itu) tidak boleh ditunda

3. Bahwa langkah-langkah tambahan harus diambil untuk meningkatkan aplikasi dan

praktek yang berkaitan dengan persyaratan nilai wajar, khususnya yang berkaitan

dengan Tingkat 2 dan 3 perkiraan dalam hirarki nilai wajar.

4. Bahwa akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan harus kembali ditangani.

5. Petunjuk lebih lanjut harus dilaksanakan dalam rangka mendorong penggunaan

penghakiman suara (sound judgment)

6. Bahwa standar akuntansi harus terus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan

investor.

7. Bahwa langkah-langkah formal tambahan untuk mengatasi operasi dari standar

akuntansi yang ada dalam praktek harus ditetapkan.

8. Bahwa kebutuhan yang mungkin untuk menyederhanakan akuntansi untuk

investasi pada aset keuangan harus ditangani.

Pengukuran nilai wajar oleh FASB ini memiliki kemiripan dengan isu yang diangkat dalam

Exposure Draft, Pengukuran Nilai Wajar, miliki IASB, sebagai mana yang dijelaskan

dibawah ini:

1. FSP FAS 157-4, Menentukan Nilai Wajar Ketika Volume dan Tingkat Kegiatan untuk

Aset atau Kewajiban Memiliki Penurunan yang SIgnifikan dan Mengidentifikasi

Transaksi Yang Tidak Tertib (ASC 820-10-35)

7

Page 8: SA bab 6

2. FSP FAS 107-1 dan APB 28-1, Pengungkapan Interim tentang Nilai Wajar dari

Instrumen Keuangan (ASC 825-10-50 dan 270-10-50 ASC), dan

3. FSP FAS 115-2 dan FAS 124-2, Pengakuan dan Penyajian Selain dari Penurunan

Sementara (temporary) (ASC 320)

Ditengah semua kontroversi yang ada, baik FASB maupun IASB masih berkeyakinan bahwa

instrumen keuangan diukur dengan baik dan dilaporkan sebesar nilai wajarnya. Keteguhan ini

ditunjukan dengan diterbitkannya draft standar IASB pada bulan Juli 2009. IASB

berkomitmen untuk menghasilkan standar akhir pada pertengahan tahun 2010.

c. ED (Exposure Draft), Pengukuran Nilai Wajar

Pada pertengahan 2009 IASB akhirnya merilis “discussion paper”, ini menjawab

pengumuman FASB yang sekarang dikodifikasi sebagai ASC 820 bawah US GAAP. Draft

ini masih terkait dengan FAS 157, meskipun dengan beberapa perbedaan karakteristik.

Seperti halnya FAS 157, draft IASB ini juga tidak memperluas penerapan pengukuran

berbasis nilai wajar dalam IFRS, tapi lebih kepada menawarkan petunjuk hierarki (identik

dengan FAS 157) dan menutup kemungkinan syarat pengungkapan untuk diperluas.

Tujuannya adalah menghilangkan daripada keragaman aturan dan interpretasi yang

mempengaruhi penerapan persyaratan dari nilai wajar yang sudah ada dibawah IFRS.

Efeknya, ketika persyaratan yang diharapkan telah dipahami oleh penyusun, auditor, dan

pengguna, maka akan membuat laporan keuangan menjadi lebih berguna dan lebih sebanding

untuk semua entitas dan dari waktu ke waktu.

Ukuran nilai wajar digunakan untuk luasan yang lebih besar atau kecil oleh standar IFRS,

termasuk yang berhubungan dengan akuntansi untuk kontraktor konstruksi, aset jangka

panjang, sewa, pengakuan pendapatan, rencana imbalan kerja, penurunan aset, aset tidak

berwujud, instrumen keuangan, investasi properti, pertanian (agriculture), skema pembayaran

berbasis saham, kombinasi bisnis, dan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (asset held

for sale) dan operasi yang dihentikan (discontinued operations).

Namun terkadang standar ini memberikan perbedaan, kadang batasan, dalam pedoman untuk

mengukur nilai wajar. Pedoman yang ada berkembang sedikit demi sedikit dan tersebar

diantara IFRS yang mengacu pada nilai wajar, dan hal tersebut dikatakan tidak konsisten atau

8

Page 9: SA bab 6

terorganisir. Inkonsistensi dalam pedoman ini menambahkan komplesitas dari pelaporan

keuangan bagi preparers begitu pula bagi pengguna.

Jika ED (Exposure Draft) diadopsi menjadi standar, maka ini akan menyediakan

keseragaman dan dapat dipakai sebagai pedoman dengan luas (meskipun belum universal)

untuk berbagai kebutuhan/persyaratan saat ini maupun masa depan dari pengukuran nilai

wajar dari aset dan kewajiban. ED tidak akan memperkenalkan cara pengukuran nilai wajar

yang baru atau mengeliminasi kepraktisan tertentu kecuali untuk pengukuran nilai wajar

(seperti yang terdapat dalam IAS 41, berlaku untuk situasi dimana entitas tidak dapat

mengukur dengan andal nilai wajar dari aset “biological” pada pengakuan awal). Dengan kata

lain, ketika entitas perlu mengukur dan mengungkapkan informasi nilai wajar aset dan

kewajibannya, tidak akan memastikan kapan entitas tersebut harus mengukur aset dan

kewajibannya pada nilai wajar.

Aturan yang diusulkan tidak akan berlaku untuk pengukuran yang mirip dengan nilai wajar,

seperti tidak akan berlaku untuk pengukuran nilai realisasi bersih yang diatur dalam IAS 2

(untuk persediaan), atau nilai yang dipakai, sebagaimana diatur dalam IAS 36 (untuk

impairments of asset).

Sebagai bagian dari pembahasan discussion paper tahun 2006, IASB kemudian menciptakan

Panel Penasehat Ahli (Expert Advisory Panel) di tahun 2008 dalam menanggapi rekomendasi

yang dibuat oleh Forum Stabilitas Keuangan (Financial Stability Forum). Panel ini

membahas tentang pengukuran dan pengungkapan instrumen keuangan pada saat pasar tidak

lagi aktif, dan mengeluarkan sebuah laporannya dengan judul yang sama pad abulan Oktober

2008.

Dengan demikian, standar IASB yang diusulkan mengenai pengukuran nilai wajar

menggabungkan/memasukan pendekatan tertentu yang mana FASB terpaksa untuk

menciptakan sebagai perangkat tambahan dalam standarnya melalui penafsiran literatur

mengubah standar yang asli.

Bab ini memberikan pembaca / peneliti beberapa hal yaitu:

1. Sebuah diskusi tentang keadaan saat ini dari model atribut-campuran

2. Penjelasan tentang model pengukuran nilai wajar yang diusulkan oleh Exposure Draft

IASB, Pengukuran Nilai Wajar

9

Page 10: SA bab 6

3. Ilustrasi dari format laporan keuangan dan pengungkapan komprehensif yang

terintegrasi dengan pengungkapan yang disyaratkan oleh IFRS lain mengenai

instrumen keuangan dan nilai wajar

PENGERTIAN ISTILAH-ISTILAH

Active market (pasar aktif). Sebuah pasar dimana transaksi terjadi dalam frekuensi

yang cukup dan volume untuk memberikan informasi harga secara berkelanjutan.

Bond (obligasi). Sebuah instrumen hutang yang membuktikan transaksi dimana

peminjam (disebut sebagai penerbit obligasi) setuju untuk membayar sejumlah uang

di masa mendatang yang ditunjuk ditambah pembayaran bunga periodik pada tingkat

lain.

Kontrak antara emiten (pihak yang menawarkan atau menjual efek kapada

masyarakat melalui Pasar Modal) dan pemegang obligasi (juga dikenal sebagai

pemegang atau investor) disebut sebagai sebuah perjanjian.

Obligasi digunakan oleh perusahaan komersial, nasional, pemerintah lokal dan asing,

perguruan tinggi dan universitas, rumah sakit, dan entitas lain untuk membiayai

berbagai kegiatan atau proyek khusus.

Exit Price. Harga dimana investasi dijual. Untuk menilai aset, harga dari aset yang

dipegang oleh entitas pelapor akan secara hipotesis di dapat dengan menjual aset

tersebut pada peserta hypothetical marketplace pada tanggal pengukuran.

Sedangkan untuk menilai kewajiban (liabilities), harga yang entitas pelapor akan

bayarkan untuk mentransfer kewajiban kepada peserta pasar hipotesis (hypothetical

marketplace) pada tanggal pengukuran.

Nilai wajar (Fair value). Harga yang akan diterima ketika menjual aset atau yang

akan dibayarkan untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi teratur diantara pelaku

pasar pada tanggal pengukuran.

10

Page 11: SA bab 6

Meskipun didalam literatur akuntansi pengertian nilai wajar ini hanya berfokus pada

aset dan kewajiban saja, namun pengertian nilai wajar ini sendiri dapat diterapkan

untuk instrumen yang diklasifikasikan dalam ekuitas.

Aset keuangan (Financial asset). Kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau

kontrak yang menyampaikan hak entitas (1) untuk menerima uang tunai atau

instrumen lain keuangan dari entitas kedua atau (2) untuk bertukar instrumen

keuangan lainnya pada masa potensial untuk memperoleh keuntungan dari entitas

kedua.

Instrumen keuangan dengan off-balance-sheet risk (risiko yang tidak tercatat dalam

laporan keuangan). Sebuah instrumen keuangan memiliki off-balance-sheet risk dari

kerugian akuntansi jika risiko dari kerugian pada entitas tersebut dapat melebihi

jumlah yang diakui sebagai aset, jika ada, atau jika kewajiban utama dapat melebihi

jumlah yang diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan posisi keuangan.

Kewajiban keuangan (financial liabilities). Sebuah kontrak yang memaksakan pada

satu entitas kewajiban (1) untuk memberikan uang tunai atau instrumen keuangan

lainnya kepada entitas kedua atau (2) untuk bertukar instrumen keuangan lainnya

dengan entitas kedua yang tidak berpotensi memberikan masa manfaat.

Firm commitmen. Sebuah perjanjian uang secara hukum mengikat antara pihak

ketiga yang mencakup:

a. Semua terms yang signifikan termasuk jumlah barang atau jasa yang akan

dipertukarkan, harga tetap, dan waktu transaksinya. Harga tetap dapat dalam

mata uang fungsional entitas pelaporan atau dalam mata uang asing. Hal ini

juga dapat dinyatakan sebagai tingkat bunga yang ditetapkan atau hasil yang

efektif.

b. Sebuah disincentif untuk nonperformance cukup untuk membuat kinerja yang

mungkin

Highest and best use (penggunaan tertinggi dan terbaik). Penggunaan aset oleh pelaku

pasar yang akan memaksimalkan nilai atau nilai dari kelompok aset di mana pelaku

11

Page 12: SA bab 6

pasar tersebut akan menggunakannya.Suatu aset dinilai menggunakan salah satu

pendekatan berikut:

a. In-use. Pendekatan ini digunakan jika nilai maksimum akan diberikan kepada

pelaku pasar dengan menggunakan aset dalam kombinasi dengan aset lainnya

sebagai sebuah kelompok. Aset dapat dipasang (install) dan di bentuk

(konfigurasi) pada tanggal pengukuran atau dalam konfigurasi yang berbeda.

Pengukuran nilai wajar dari In-use didasarkan pada harga yang akan diterima

oleh entitas pelaporan pada tanggal pengukuran dalam transaksi kini untuk

menjual aset bersama dengan aset lainnya dalam kelompok menggunakan

asumsi yang konsisten mengenai penggunaan tertinggi dan terbaik semua aset

dalam kelompok.

b. In-exchange. Pendekatan ini digunakan jika nilai maksimum akan diberikan

kepada pelaku pasar dari aset, terutama yang berdiri sendiri.

Sebuah pengukuran nilai wajar dari in-exchange didasarkan pada harga yang

akan diterima pada tanggal pengukuran dalam transaksi kini untuk menjual

aset secara individual dan bukan sebagai bagian dari kelompok aset.

Indicative price. Sebuah harga permintaan atau penawaran yang mewakili suatu

perhitungan sementara dari harga untuk transaksi prospektif. Harga ini dikutip untuk

pelanggan sebagai perencanaan dan tujuan informasi, tetapi bukan untuk menawar

atau mengikat perusahaan pada transaksi yang sebenarnya.

Input tingkat 1. Quoted price (harga standar) di pasar aktif untuk aset yang identik

atau kewajiban.

Input tingkat 2. Selain dari harga standar dalam Tingkat 1 yang diamati untuk aset

atau kewajiban, baik secara langsung (misalnya, sebagai harga) atau tidak langsung

(misalnya, berasal dari harga).

Input tingkat 3. Masukan untuk aset atau kewajiban yang tidak didasarkan pada data

pasar yang dapat diobservasi (input tidak teramati).

Pelaku pasar (Market Participant). Pembeli dan penjual di pasar yang paling

menguntungkan untuk aset atau kewajiban adalah yang:

12

Page 13: SA bab 6

1. Independen dari entitas pelaporan (misalnya, selain pihak terkait)

2. Berpengetahuan dan memiliki cukup informasi untuk membuat keputusan

investasi dan dianggap yang berpengetahuan sebagai entitas pelaporan mengenai

aset atau kewajiban.

3. Mampu melakukan transaksi untuk aset atau kewajiban.

4. Bersedia untuk melakukan transaksi untuk aset atau kewajiban (yaitu, mereka

tidak berada di bawah tekanan yang akan memaksa mereka untuk masuk ke dalam

transaksi).

Most advantageous market (pasar yang paling menguntungkan). Pasar yang

memaksimalkan jumlah yang akan diterima dari penjualan aset atau yang

meminimalkan jumlah yang akan dibayar untuk mentransfer kewajiban. setelah

mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya transportasi. setelah

mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya transportasi.

Nilai realisasi bersih (Net Realizable Value). Jumlah uang tunai yang ditaksir akan

dihasilkan dalam kegiatan usahanya dari aset, setelah dikurangi dengan biaya

langsung dari konversi menjadi kas.

Nonperformance risk. Risiko di mana kewajiban tidak terpenuhi oleh entitas.

Observable inputs. Input yang dikembangkan atas dasar data pasar yang tersedia dan

mencerminkan asumsi bahwa pelaku pasar akan menggunakan ketika menentukan

harga aset atau kewajiban.

Orderly Transaction. Sebuah transaksi yang mengasumsikan eksposur ke pasar untuk

periode sebelum tanggal pengukuran untuk memungkinkan kegiatan pemasaran yang

lazim dan biasa untuk transaksi yang melibatkan aset atau kewajiban, dan bukan

merupakan transaksi paksaan.

Principal Market. Pasar dengan volume dan tingkat aktivitas terbesar untuk aset atau

kewajiban.

13

Page 14: SA bab 6

Transaction cost (Biaya transaksi). Biaya tambahan untuk menjual aset atau

mentransfer kewajiban. Biaya tambahan untuk menjual aset atau mentransfer

kewajiban mengacu pada biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

dengan pelepasan aset atau pengalihan kewajiban (mirip dengan biaya untuk menjual

sebagaimana didefinisikan dalam IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk

Dijual dan Operasi yang Dihentikan).

Biaya transportasi. Biaya yang akan dikeluarkan untuk mengangkut aset ke atau dari

pasar yang paling menguntungkan.

Unit of account. Tingkat di mana aset atau kewajiban yang dikumpulkan atau

dipisahkan dalam IFRS.

Unobservable inputs. Input yang mencerminkan asumsi dari entitas pelaporan itu

sendiri dimana data pasar tidak tersedia dan dikembangkan berdasarkan informasi

terbaik yang tersedia tentang asumsi bahwa pelaku pasar akan menggunakan ketika

menentukan harga aset atau kewajiban.

KONSEP, ATURAN, AND CONTOH

a. The Mixed Attribute Model (Atribut model campuran)

Dalam US GAAP maupun dibawah IFRS, aset, kewajiban, dan ekuitas diukur dan disajikan

pada entitas pelaporan terhadap posisi keuangan dengan menerapkan secara terputus-putus

(disjointed) atau tidak konsisten atas metode akuntansi. Keadaan ini kadang-kadang disebut

sebagai "model atribut campuran." Sebagai konsekuensi dari menggunakan basis berbeda

untuk pengukuran aset dan kewajiban, dan dengan demikian untuk perubahan aktiva dan

kewajiban dari periode ke periode, penentuan pendapatan adalah produk dari serangkaian

konvensi dan aturan ad hoc.

Hal ini berlawan dengan cara ekonom mendefinisikan dan mengukur pendapatan, yang

hanya ditentukan sebagai selisih antara ekuitas bersih entitas pada akhir periode pelaporan

dengan awal periode, setelah menghapuskan efek dari tambahan investasi yang dibuat

menjadi entitas oleh pemiliknya, atau distribusi untuk para pemilik selama periode tersebut.

14

Page 15: SA bab 6

Aset dan kewajiban dinilai pada nilai wajar ketika menghitung pendapatan ekonomi,

sehingga menyamakan pendapatan dengan perubahan dalam kekayaan.

Selama beberapa dekade, akuntan-terutama academic oriented-berpendapat bahwa akuntansi

harus melaporkan pendapatan perusahaan dengan cara yang konsisten dengan pendapatan

ekonomi yang benar.

Argumen kontra yang selalu terjadi bahwa, meskipun pendapatan ekonomi adalah konsep

yang berguna, menantang pengukuran yang tepat karena nilai wajar dari aset suatu entitas

dan kewajiban tidak dapat diukur secara akurat pada setiap tanggal pelaporan.

Untuk alasan ini, banyak akuntan yang mengadakan penggunaan perkiraan yang wajar

berdasarkan aturan seperti aliran biaya yang diasumsikan untuk persediaan (misalnya, FIFO)

adalah perlu, praktek yang bijaksana untuk menghasilkan laporan keuangan yang berguna

dan tepat waktu. (Lainnya, tentu saja, menolak kebutuhan apapun untuk pengukuran

pendapatan bahkan perkiraan ekonomi, atas dasar bahwa akuntansi melayani tujuan lain,

seperti biaya antar alokasi periode -misalnya, melalui depresiasi aset berumur panjang atau

untuk menilai kepengurusan.)

Rasionalisasi dari keterbatasan akuntansi menjadi semakin lemah karena akses ke informasi

yang akurat dan tepat waktu meningkat. Meskipun masih belum sempurna, namun kualitas

informasi sekarang mudah diakses dan jauh lebih unggul dari yang tersedia beberapa tahun

yang lalu.Pengguna laporan keuangan dan informasi lainnya tentang entitas di mana mereka

miliki, atau investasi atau hubungan ekonomi lainnya sekarang menuntut informasi yang

relevan dengan pengambilan keputusan, termasuk ukuran pendapatan yang lebih selaras

dengan model pendapatan ekonomi.

Sementara perubahan yang telah dibuat dalam standar akuntansi yang telah meningkatkan

pengukuran pendapatan, model atribut campuran tetap menjadi karakteristik IFRS dan US

GAAP sampai hari ini.

Tabel berikut merangkum keadaan saat ini model atribut campuran:

Assets Liabilities and Equity

Caption Customary Measurement

attribute

Caption Customary Measurement attribute

Kas dan Biaya, atau biaya Catatan dan kontrak pokok yang tidak dibayarkan

15

Page 16: SA bab 6

setara kas

(cash and

equivalent

cash)

diamortisasi mendekati nilai

wajar

hutang

obligasi (notes

and bond

payable)

disesuaikan dengan tambahan bunga, premi

yang tidak amortisasi atau diskonto, biaya

utang yang belum diamortisasi

Piutang

(jangka

waktu tidak

melebihi 1

tahun)

Perkiraan nilai realisasi

bersih, yang sering mendekati

nilai wajar

Hutang

(account

payable)

Harga kontrak yang disepakati oleh

beberapa pihak; tergantung pada perjanjian

kontrak, seringkali dengan perkiraan nilai

wajar

Catatan,

pinjaman dan

piutang

dengan

waktu

melebihi 1

tahun

Pokok yang tidak

diamortisasi dikurangi

penyisihan untuk kerugian

kredit; juga akan dievaluasi

untuk penurunan nilai apabila

pemegang menganggap

bahwa kemungkinan tidak

dapat mengumpulkan semua

jumlah yang jatuh tempo

sesuai dengan ketentuan

kontrak

Payroll taxes

withheld and

accrued; sales

taxes payable

Jumlah hutang kepada pihak berwenang ;

dalam waktu singkat dengan jumlah yang

besar, biasanya mereka memperkirakan

nilai wajar tanpa didiskontokan ke nilai

sekarang mereka

Persediaan

(inventory)

Biaya yang lebih rendah atau

nilai realisasi bersih ketika

menggunakan FIFO, biaya

rata-rata, atau spesific

identification income tax

Lianilities

currently

payable

Jumlah hutang kepada otoritas perpajakan

berdasarkan posisi klaim pada pengajuan

kembali atau diajukannya pajak

penghasilan

Deposits Cost less portion diterapkan

oleh pemilik atau yang tidak

memiliki manfaat masa

depan yang diharapkan

Manfaat pajak

penghasilan

yang belum

diakui

(Unrecognized

income tax

benefits)

Jumlah akibat pengenaan pajak berwenang

untuk klaim posisi pajak penghasilan atau

diklaim pada pengembalian pajak yang

mungkin tidak mendukung audit

Investasi Diperdagangkan dan tersedia Penangguhan kewajiban pajak tangguhan terjadi akibat

16

Page 17: SA bab 6

dalam efek

hutang dan

ekuitas

berharga

(Investments

in debt and

marketable

equity

securities)

untuk dijual sebesar nilai

wajar; held tomaturity efek

pada subjek biaya

diamortisasi untuk evaluasi

untuk other-than-temporary

impairment (Penurunan biaya

pada sekuritas yang nilai

wajarnya telah jatuh di bawah

nilai tercatat pada neraca dan

nilainya tidak diharapkan

untuk pulih pada periode

kepemilikan sekuritas)

Penghasilan

Pajak

(Deferred

income taxes)

perbedaan temporer antara pembukuan dan

pajak dihitung dengan tarif efektif yang

berlaku untuk digunakan sebagai

pemulihan dimasa depan.

Beban

Tambahan

(Accrued

Expense)

Biaya yang dikeluarkan atau dialokasikan

untuk operasi yang belum ditagih oleh

pemasok atau penyedia dan belum dibayar

saat ini

Investasi,

metode

ekuitas

(Investment,

equity

method)

Biaya historis disesuaikan

untuk mengakui bagian

investor dari pendapatan dan

kerugian investee (objek

berinvestasi), pembagian

dividen, dan amortisasi dari

selisih antara biaya investor

dan aktiva bersih perusahaan

(“equity method goodwill”) ;

tunduk pada evaluasi

untukother-than-temporary

impairment

Warranty

obligations

Estimasi biaya yang diharapkan akan

terjadi selama masa garansi

Derivatif Nilai wajar (tergantung pada

pengukurannya, derivatif bisa

menjadi aset pada satu

periode, dan kewajiban pada

periode lainnya)

Pengaturan

kompensasi

ditangguhkan ,

pensiun,

manfaat paska

Sesuai denganIFRSsangat kompleksyang,

secara umum, timbulbiayamanfaatyang

akan diberikandi masa depandengan

carayang

menghasilkanbiayakompensasiyangdiakui

17

Page 18: SA bab 6

kerja lainnya dalamperiodemanfaat darilayanan yang

diberikan, termasukfaktornilai waktuuang,

asumsiberbagairelevan denganpengukuran,

dan ketikapengaturandidanaidandidasarkan

padaasumsimengenaipengembalianinvestasi

masa depan

Beban

dibayar

dimuka

Biaya dikurang jumlah yang

dikonsumsi pada operasi atau

yang dialokasikan

berdasarkan berlalunya waktu

Jaminan

Kewajiban

Awalnya diakui pada nilai wajar, dikurangi

selama masa garansi saat penjamin

dibebaskan dari kewajiban untuk bertindak

Pajak

pendapatan

ditangguhkan

Perbedaantemporer masa

yang akan datang yang dapat

dikurangkandan

akumulasidikalikan dengan

tarifpajak efektifdiharapkan

berlakupadapembalikanmasa

depan merekadan

kurangpenyisihan

penilaianuntuk bagian, jika

ada, yang tidaklebih

darikemungkinanrealisasi.

Asset

retirement

obligation

(ARO)

Awalnya diakuisebagainilai sekarangyang

diharapkandari biayamasa depan

berkenaandengankewajiban hukumuntuk

menarikasetatau kelompokaset;umumnya

meningkatpada periodeberikutnya

untukpertambahanbunga ataskewajiban

Properti dan

peralatan

yang dimiliki

dan

digunakan

Biaya dikurangi subjek

akumulasi depresiasi untuk

evaluasi penurunanatas

terjadinyaperistiwadan

keadaan tertentu,

ataupadanilai revaluasi

Kontijensi Jikamungkin bahwakewajibantelah

timbuldan jumlahyangcukupdiduga, jumlah

penyelesaianperkiraan.

Properti dan

peralatan

dimiliki

untuk dijual

Nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual

Nilai

penyerahan

Jumlahrealisasidi bawah

kontrakpada

18

Page 19: SA bab 6

kas asuransi

jiwa

tanggalpengukuran, setelah

dikurangipinjaman polisyang

beredar.

Goodwill Selisihhargapembeliandengan

nilai wajardariaktiva bersih

(berwujud dantidak

berwujud)yang dapat

diidentifikasiyang diperoleh,

sebesar

jumlahawalnyadihitungtidak

diamortisasi, tetapi

dengantespenurunantahunan

Aset tidak

berwujud

lainnya

Biaya (jika diproduksi

sendiri atau dibeli),

atau nilai wajar pada

pengakuan awal (jika

dari bisnis kombinasi)

Diamortisasi jika

kehidupan yang pasti,

atau dievaluasi untuk

penurunan nilai

Bisa dinilai pada

jumlah revaluasi

(opsional)

b. Tujuan Penilaian Wajar

Pada akhir 1980, IASB dan FASB menginginkan untuk memenuhi tujuan dimana semua

instrumen keuangan serta aset dan kewajiban disajikan dalam nilai wajar pada tanggal tiap

laporan posisi keuangan, dengan perubahan tiap periode diakui sebagai laba atau rugi pada

laporan laba rugi. Dipenuhinya tujuan ini menghasilkan kesuksesan standar ; meningkatnya

pengukuran dalam nilai wajar seperti di dalam IFRS, dan lebih transparan kepada pengguna,

meningkatkan cakupan dan kompleksitas yang berhubungan dengan pengungkapan terkait.

19

Page 20: SA bab 6

Istilah “nilai wajar” telah menggantikan istilah “nilai pasar” yang telah digunakan secara luas

pada literatur akuntansi.Perubahan ini dimaksudkan untuk menekankan fakta bahwa, tidak

adapun pasar primer aktif untuk aset dan kewajiban, aset dan kewajiban ini bisa dinilai

melalui referensi harga dan tarif pasar sekunder.Konsep inipun telah diperluas hingga

mencakup pemakaian berbagai model estimasi nilai wajar.

Usulan IFRS untuk pengukuran nilai wajar, sebagian besar mencontoh FASB FAS 57,

bertujuan untuk:

1. Menetapkan definisi tunggal IFRS yang konsisten mengenai nilai wajar

2. Memberikanpanduanyang konsistendan seragam tentang bagaimana

mengukurnilai wajartermasuk

pembentukankerangkanilaipengukuranhirarkiswajaryang

mengklasifikasikaninputpengukuranberdasarkan tingkat observabilitaspasar

mereka

3. Memperluasinformasi yang harusdiberikan kepadapenggunalaporan

keuanganmengenai pengukurannilai wajar

DEFINISI NILAI WAJAR. Nilai wajardidefinisikandalamrancangan IFRSsebagai

hargayang akanditerimauntuk menjualasetatau dibayaruntuk mentransferkewajibandalam

transaksiteraturantara pelaku pasarpada tanggalpengukuran.

Sedangkan transaksi teratur (orderly transaction) adalah transaksiyang

mengasumsikaneksposurke pasaruntukperiode sebelumtanggalpengukuranuntuk

memungkinkankegiatan pemasaranyanglazim dan biasa untuktransaksi yang

melibatkanasetataukewajiban, danbukan merupakan transaksipaksa.

Tujuan pengukuran nilai wajar adalah untuk menentukanhargakeluar, yaituhargayang

akanditerimauntuk menjualaset atauhargayang akandibayarkanuntuk mentransferkewajiban.

IASB telah menyatakanbahwahargakeluardariasetatau kewajibanlah yang

mewujudkanharapanmengenai arus kas masukdan arus kas keluar masa yang akan

datangyang terkait denganaset atau kewajibandari perspektifpelaku pasarpada

tanggalpengukuran. IASBmenyimpulkanbahwa hargakeluarmerupakan definisiyang

relevandarinilai wajaraset, terlepas dari apakahentitasbermaksuduntuk

menggunakanasetataumenjualnya. Selain itu, ia juga merupakan definisi relevan dari nilai

20

Page 21: SA bab 6

wajar kewajiban, terlepas apakah entitas bermaksud untuk memenuhikewajibandari waktu ke

waktuatauuntuk mentransferkepihaklainyangakanmemenuhinya nanti.

Muncul pertanyaan apakah dalam prakteknya, berbagai pihak dalam menerapkanSAK

menafsirkan nilai wajar sebagaientrihargasaat ini atauhargakeluarsaat ini.Pada akhirnya

ditetapkan bahwa pemisahan tersebut tidak penting dan telah didefinisikan nilai wajar sebagai

harga keluar saat ini.

Harga keluardimaksudkanuntuk mencerminkanpenggunaantertinggi danterbaik dariaset.

Ketikapenggunaantertinggi danterbaik dariaset adalahpenggunaanyang terus menerus(artinya,

paling sering, terusdigunakan dalamhubungannyadengan asetlainnya), makanilai

wajarasetadalah hargayang akanditerimadalam transaksisaat ini

untukmenjualasetuntukpelaku pasaryang memegang(atau bisa memperoleh) asetlain yang

diperlukanuntuk memfasilitasipenggunaantersebut.

CAKUPAN.IFRSmengidentifikasihanyasatu pengecualiandengan standaryang

diusulkan(berurusan dengan kewajiban keuanganmemilikipermintaan, yang nilai

wajarnyadidefinisikansebagai, minimal, jumlahterhutang atas permintaan, diskontoketika

berlakudari tanggalpertama di manapermintaan ada).

Mengesampingkansetiappengecualianlain untukprinsip-prinsippengukuranyang dianutdalam

draftkontrasdenganUS GAAPyang sesuaistandar, FAS157, atas mana hal

itudidasarkan.Setiap kaliada pengukurannilai wajar menurut IFRS, baikuntuk

dimasukkandalam laporanposisi keuanganitu sendiri, atau

hanyauntukpengungkapantambahandalam laporankeuangan ataucatatan kakidalamnya,

bimbingandalam standaryang diusulkanakanrelevan danwajib.

c. Prinsip Pengukuran Dan Metodologi

Berikut adalah langkah-langkah dalam mengukur item aset atau kewajiban dalam nilai wajar

menurut IASB:

1. Mengidentifikasikan item yang akan dinilai dan unit akunnya

Petunjuk mengenai unit akun tidak disediakan dalam pengukuran nilai wajar, dapat

dirujuk pada IFRS

2. Menentukan pasar yang paling menguntungkan dan pelaku pasar yang relevan

21

Page 22: SA bab 6

Pasar ini dapat berupa pasar yang memiliki banyak jumlah transaksi dan volume

aktivitas yang tinggi.Jika sudah ditentukan, maka tentukan karakteristik atau sifat dari

pelaku pasar tersebut.

3. Pilihdasarpenilaianyang akan digunakan untukpengukuranaset

Jika yang diukur adalah aset, tentukan dasarpenilaianyang akandigunakandengan

mengevaluasiapakah pesertapasarakanmenilaipenggunaantertinggi danterbaik

dariasetmemanfaatkandasarpenilaian"in-use" ataupremispenilaian "in-exchange"

4. Pertimbangkan asumsi resiko yang berlaku pada pengukuran kewajiban

Jika yang diukur adalah kewajiban, maka identifikasiasumsi utama yang mungkin

akan dibuat pelaku pasar mengenai risiko non-kinerja.

5. Identifikasi input yang tersedia

Identifikasikan asumsi kunci yang akan digunakan pelaku pasar dalam memberi harga

aset atau kewajiban, termasuk asumsi resikonya. Sementara itu, nilailah ketersediaan

data pasar yang andal dan relevan untuk tiap input yang mempengaruhi penilaian, dan

identifikasikan level tiap hirarki input nilai wajar baru yang akan dikategorikan

6. Pilihlah teknik penilaian yang tepat

Pilihlah teknik berdasarkan sifat aset/kewajiban yang akan dinilai, dan tipe keandalan

input yang tersedia. Tiga kategori tekniknya antara lain adalah pendekatan pasar,

pendekatan laba, dan pendekatan biaya

7. Buatlah pengukuran

Ukurlah aset atau kewajiban

8. Tentukan jumlah yang akan diakui dan informasi yang akan diungkapkan

Semua hal ini dilakukan pada lapoan keuangan sementara dan tahunan

IDENTIFIKASI ITEM DAN UNIT AKUN .Secara umum, akun yang sama pada aset dan

kewajiban yang digabung atau dipisahkan dengan menggunakan aturan IFRS digunakan

untuk tujuan pengukuran nilai wajar. Tidak ada penyesuaian yang dibuat untuk penilaian

faktor penyumbatan (blockage factor).Faktor ini adalah penyesuaian yang dibuat untuk

peniaian yang membawa pada fakta bawa investor memiliki jumlah besarsahamrelatif

terhadapvolume perdaganganpasar dipangsatersebut.

MOST ADVANTAGEOUS MARKET AND MARKET PARTICIPANTS .IFRS

mewajibkan entitas menyajikan penilaian untuk memaksimalkan penggunaan asumsi relevan

(input) yang bisa diamati dari data pasar yang diperoleh dari sumber independen entitas.

22

Page 23: SA bab 6

Untuk penilaian wajar, manajer mengasumsikan aset dan kewajiban ditukarkan dengan

transaksi berurutan antara pelaku pasar saat tanggal pengukuran.

IASB menyatakan bahwa nilai wajar diukur dengan referensi pada pasar yang paling

menguntungkan, yang menyimpang dari standar FASB, yang menyatakan nilai wajar harus

diukur dengan referensi pasar paling menguntungkan untuk aset dan kewajiban namun

kemudian menyatakan pasar utama menjadi referensi nilai. FASB yakin bahwa pasar utama

secara umum adalah pasar yang paling menguntungkan untuk item yang diukur, mengarah

pada FAS 157; jika ada pasar utama untuk aset dan kewajiban, pengukuran nilai wajar

menjadi harga pada pasar, walaupun harga di pasar yang berbeda berpotensi lebih

menguntungkan pada tanggal pengukuran. Walaupun ada ketidaksetujuan antara IASB dan

FASB, disimpulkan bahwa secara umum pasar yang paling menguntungkan adalah pasar

utama.

Manajemen mengidentfikasi pasar paling menguntungkan untuk aset dan kewajiban.Jika

entitas memiliki akses pada lebih dari satu pasar, pasar tersebut adalah pasar yang

memaksimalkan jumlah yang diterima untuk menjual aset dan jumlahuntuk membayar

kewajiban, setelah mempertimbangkan biaya transaksi dan transportasi.Kedua biaya ini tidak

digunakan untuk menyesuaikan harga pasar yang digunakan untuk tujuan pengukuran nilai

wajar jika pasar paling menguntungkan telah diidentifikasi. Entitas yang berbeda akan

memiliki pasar paling menguntungkan yang berbeda untuk aset dan kewajiban yang sama.

IASB dan FAS 157 secara bersama menyatakan tipologi pasar yang mungkin ada untuk aset

dan kewajiban:

1. Active exchange market. Pasar yang transaksi aset atau kewajibannya memiliki

volume dan frekuensi yang cukup untuk menyediakan informasi untuk basis

berkelanjutan.

2. Dealer market. Pasar yang pelakunya siapuntuk membeliatau

menjualsuatuinvestasi tertentuuntuk accountmereka sendiripadaharga beli (bid

price) danharga jual (ask price) yangmereka kutip.

3. Broketed market. Pasar ini menggunakan broker atau perantara untuk

menyocokan pembeli dengan penjual. Broker mengetahui harga jual dan beli satu

sama lain, namun mereka tidak mengetahui harga yang disyaratkan. Adanya

broker menyatakan bahwa pasar tidak aktif, dan harga yang ada tidak

23

Page 24: SA bab 6

mencerminkan nilai wajar, yang mana nantinya akan dibutuhkan informasi untuk

ini.

4. Principal-to-principal market. Market yang antarpihak benegosiasi secara

langsung tanpa perantara. Karena hal ini, maka jarang ada informasinya yang

diketahui publik. Juga memungkinkan tidak aktifnya pasar, yang membutuhkan

usahalebih untuk kepastian nilai wajar.

Pelaku pasar pada pasar ini adalah pembeli penjual yang:

1. Sama-sama tidak tergantung pada orang lain (tidak ada pihak ketiga)

2. Memiliki pengetahuan (memiliki informasi yang cukup untuk membuat

keputusan investasi dan cukup tahu sebagai entitas mengenai aset dan

liabilitas)

3. Dapat melakukan transaksi untuk aset atau kewajiban

4. Mau melakukan transasksi untuk aset dan kewajiban (memiliki motivasi dan

tidak terpaksa atau dipaksa)

Pertimbangan Pengukuran Saat Pasar Tidak Aktif Atau Transaksi Tidak Teratur.

Berdasarkan IFRS, faktor-faktor yang menyatakan kemungkinan pasar tidak aktif:

1. Ada penurunan signifikan pada volume dan tingkat aktivitas aset atau kewajiban saat

dibandingkan dengan aktivitas normal pasar untuk aset atau kewajiban (atau untuk

aset dan kewajiban yang sama)

2. Hanya ada sedikit transaksi yang baru

3. Kuotasi harga tidak didasarkan pada informasi terbaru

4. Kuotasi harga beragam dari waktu ke waktu atau diantara market-maker

5. Indeksyang sebelumnyasangat berhubungandengannilai wajaraset atau kewajiban

tidak berhubungan dengan indikasi terbaru dari nilai wajar untuk aset atau kewajiban

tersebut.

6. Telah adapeningkatan yang signifikan dalampremirisiko likuiditas, yield, atau

indikator kinerja untuk transaksi yang diperhatikan atau harga yang dikuotasikan

ketika dibandingkan dengan arus kas entitas yang diharapkan, mempertimbangkan

semua data pasar yang tersedia mengenai kredit dan risiko non-kinerja untuk aset atau

kewajiban

7. Adanya spread yang sangat besar antara bid-ask atau kenaikan signifikan pada bid-ask

spread

24

Page 25: SA bab 6

8. Adanya penurunan atau ketiadaan isu baru pasar untuk aset atau kewajiban

9. Sedikit informasi yang dipublikasikan untuk umum

Jika disimpulkan bahwa suatu pasar tidak aktif, hal ini kemudian bisa mengurangi transaksi

atau harga kuotasi pada pasar yang tidak menentukan nilai wajar.Analisis mengenai transaksi

dan kuotasi ini bisa dilanjutkan jika diperlukan, dan penyesuaiannya dibutuhkan untuk

mengukur nilai wajar. Teknik penilaian apapun yang digunakan suatu entitas, entitas harus

menyertakan penyesuan risiko, termasuk premi risiko yang mencerminkan jumlah pelaku

pasar yang akanmenuntutkarena risiko(ketidakpastian)yangmelekatdalamarus kasdariasetatau

kewajiban.

Jika suatu pasar tidak aktif, perubahan pada teknik penilaian atau penggunaan beberapa

teknik penilaian mungkin dapat dilakukan.Penggunaan beberapa teknik ini membuat entitas

harus mempertimbangkan kewajarankisarannilai wajar.Tujuannya adalah untuk menentukan

titik pada kisaran tersebut yang paling dapat mewakili nilai wajar pada kondisi pasar

sekarang. Walaupun pasar tidak aktif, tujuan pada pengukuran nilai wajar tetap sama. Nilai

wajar merupakan pengukuran berbasis pasar, bukan spesifik pada entitas, dan didasarkan

pada transaksi hipotesis pada pasar yang paling menguntungkan.

Walaupun suatu pasar tidak aktif, tidak berarti semua transaksi pada pasar tidak teratur.

Keadaan dimana transaksi tidak teratur antara lain:

1. Tidak ada exposure yang memadai pada pasar untuk periode sebelum tanggal

pengukuran yangmemungkinkankegiatan pemasaranyanglazim dan biasa

untuktransaksi yang melibatkanasetataukewajibandalam kondisipasar saat ini

2. Adanya periode pemasaran yang lazim, tapi penjual menjual aset atau liabilitas hanya

pada satu pelaku pasar

3. Penjual dalam kondisi atau akan bangkrut atau dalam pengawasan kurator

(receivership), atau penjualdimintauntuk menjualuntuk memenuhi persyaratan

peraturanatauhukum

4. Hargatransaksioutlierbila dibandingkandengan transaksibaru lainnyauntukasetatau

kewajiban yang samaatau mirip.

Suatu entitas diwajibkan untuk mengevaluasi keadaan untuk menentukan, berdasarkan bukti

yang ada, apakah transaksi sudah teratur atau tidak. Jika tidak, maka entitas memberikan

sedikit bebanpadaharga transaksiketika mengukurnilai wajar ataumemperkirakanpremirisiko

25

Page 26: SA bab 6

pasar. Jika memang sudah teratur, entitas harus mempertimbangkan harga transaksi saat

pengukuran nilai wajar atau menentukan premi risiko pasar.Beban yang ditempatkan

tergantung pada fakta dan keadaan, seperti ukuran transaksi, perbandingan transaksi pada aset

atau kewajiban yang diukur, dan kedekatan transaksi dengan tanggal pengukuran.

Terkait harga kuotasi, jika pasar tidak aktif, entitas harus mengevaluasi apakah harga tersebut

berdasarkan informasi sekarang yang mencerminkan transaksi teratur, atau teknik yang

mencerminkan asumsi pelaku pasar. Sifat quote harus dipertimbangkan saat pembebanan

bukti yang ada.

PEMILIHAN DASAR PENILAIAN UNTUK PENGUKURAN ASET. Pengukuran nilai

wajar suatu aset adalah untuk mengasumsikan penggunaan terbaik dari aset tersebut oleh

pelaku pasar. Umumnya penggunaan terbaik merupakan cara pelaku yang diharapkan untuk

menyebarkan aset (atau kelompok aset) yang akan memaksimalkan nilai aset tersebut (atau

kelompok). Caranya mungkin berbeda untuk setiap entitas dari cara mereka menggunakan

atau rencana kedepannya.

Pada tanggal pengukuran, penggunaan terbaik harus memungkinkan secara fisik (bagaimana

karakteristik fisik aset yang akan dipertimbangkan ketika memberi harga, misalnya lokasi

atau ukuran properti), diizinkan secara legal, layak secara keuangan (dimana penggunaannya

dapat menghasilkan pendapatan atau arus kas yang cukup untuk pengembalian investasi pada

aset tersebut). Nilai wajar suatu kelompok aset terdiri dari:

1. Nilai aset dari asumsi penggunaan mereka sekarang

2. Jumlahdimananilaiwajar asetberbeda darinilai mereka dalampenggunaan

Bagian dari total nilai wajar aset yang ditentukan dari penggunaan berbeda dari nilai wajar

karena penggunaan sekarang aset bukanlah penggunaan terbaik. Banyak faktor terkain

penentuan nilai wajar tercermin dalam menentukan harga aset.Untuk penyajian nilai wajar

nantinya, entitas mengakui nilai inkremental yang telah dijelaskan sebelumnya dengan aset

terkait.

Penentuan penggunaan terbaik suatu aset akanmenetapkanmana dari duavaluasiyang

digunakandalam mengukurnilai wajaraset; in-use valuation atau in-exchange valuation

Strategic Buyers And Financial Buyer.ada dua kategori pelaku pasar yang berpotensi akan

membeli aset atau kelompok aset:

26

Page 27: SA bab 6

1. Strategic buyers atau pembeli strategis

Adalah pelaku pasar yang tujuan akuisisinya adalah untuk menggunakan aset atau

kelompok aset untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka dengan memperoleh

manfaat seperti kapasitas tambahan, teknologi yang berkembang, manajerial,

pemasaran, akses pada pasar baru, dan menambah menambah posisi pasar. Mereka

memandang pembelian aset sebagai komponen rencana bisnis yang lebih luas,

sehingga mereka bersediamembayar premi

untukakuisisisempurnadanmungkinmenjadisatu-satunya jenispembelibersedia untuk

mengakuisisitarget. Menurut sudut pandang penjual, lebih dari satu pembeli yang

berminat akan menciptakan situasi penawaran yang meningkatkan harga jual

2. Financial buyers

Adalah pelaku pasaryang berusahauntuk memperolehtargetberdasarkan pada

manfaatsebagai investasiyang berdiri sendiri. Mereka berminat dalam pengembalian

pada jangka waktu yang lebih pendek; 3-5 tahun, dimana tujuan mereka adalah untuk

menjualnya.Yang menarik bagi mereka adalah yang menawarkan potensi

pertumbuhan yang pesat dalam jangka waktu yang singkat dan menghasilkan harga

jual yang lebih tinggi dibanding harga akuisisinya.

Premis Valuasi Di-Gunakan.Premis ini mengasumsikan bahwa nilai wajar maksimum untuk

pelaku pasar adalah harga yang akan diterima oleh entitas pelapor (penjual) dengan asumsi

aset akan digunakan oleh pembeli dengan aset lainnya dan kewajiban sebagai kelompok, baik

sebagai diinstal atau dikonfigurasi lain ataupun untuk digunakan, dan lebih lanjut, bahwa aset

dan kewajiban lainnya dalam kelompok akan tersedia bagi pembeli potensial. Asumsi

mengenai tingkat agregasi (atau pemilahan) dari aset yang terkait dan aset lainnya mungkin

berbeda daripada tingkat yang digunakan dalam penerapan pernyataan standar akuntansi

lainnya. Dengan demikian, dalam mempertimbangkan penggunaan tertinggi dan terbaik dan

tingkat dihasilkan dari agregasi, evaluator tidak dibatasi oleh bagaimana aset dapat diberikan

oleh entitas pelaporan ke segmen dilaporkan atau operasi. Asumsi mengenai penggunaan

tertinggi dan terbaik dari target biasanya harus konsisten untuk semua aset termasuk dalam

kelompok di mana itu akan digunakan. Umumnya, pelaku pasar penggunaan yang tertinggi

dan terbaik dari aset atau kelompok aset akan "di-gunakan" dicirikan sebagai pembeli

strategis, seperti yang dijelaskan sebelumnya.

27

Page 28: SA bab 6

Premis Penilaian Dalam Pertukaran.Premis ini mengasumsikan bahwa nilai wajar

maksimum untuk pelaku pasar adalah harga yang akan diterima oleh entitas pelapor (penjual)

dengan asumsi aset akan dijual terutama secara berdiri sendiri. Umumnya, pelaku pasar

penggunaan yang tertinggi dan terbaik dari aset atau kelompok aset akan "di-gunakan"

dicirikan sebagai pembeli strategis, seperti yang dijelaskan sebelumnya.

RISIKO ASUMSI KETIKA MENILAI KEWAJIBAN. Banyak akuntan, analis, dan lain-

lain menemukan konsep komputasi nilai wajar kewajiban dan mengakui perubahan nilai

wajarnya menjadi berlawanan. Pertimbangkan kasus ketika penurunan sendiri suatu entitas

pelaporan ini berdiri kredit (universal diakui sebagai "hal yang buruk"). Sebuah pengukuran

nilai wajar yang menggabungkan efek dari penurunan rating kredit akan mengakibatkan

penurunan nilai wajar kewajiban dan peningkatan resultan ekuitas (yang akan dilihat sebagai

"hal yang baik"). Meskipun demikian, logika mengukur nilai wajar dari kewajiban adalah

sebagai sah, dan sebagai berguna, seperti untuk aset. IFRS yang diusulkan tidak akan

memperluas penerapan tindakan nilai wajar dari apa yang saat ini ada, namun.

Dalam memperoleh pemahaman tentang penerapan tindakan nilai wajar atas kewajiban,

pembenaran yang disediakan di bawah US GAAP, di ASC 820 (mengutip CON 7)

berguna.hal Ini menyatakan bahwa

Perubahan kedudukan kredit merupakan perubahan dalam posisi relatif dari dua kelas

pengadu (pemegang saham dan kreditur) terhadap aset suatu entitas. Jika kedudukan kredit

berkurang, nilai wajar dari klaim kreditur 'berkurang. Jumlah klaim sisa pemegang saham

terhadap aset entitas mungkin tampak meningkat tetapi peningkatan yang mungkin diimbangi

oleh kerugian yang mungkin disebabkan penurunan kedudukan kredit. Karena pemegang

saham biasanya tidak dapat dipanggil untuk membayar kewajiban korporasi, jumlah

pendekatan sisa klaim, dan dibatasi oleh nol. Jadi perubahan dalam posisi peminjam harus

mengubah posisi pemegang saham, dan sebaliknya.

Transaksi Hipotetis Dan Kesulitan Operasional Yang Dialami Dalam Praktek.Pengukuran

nilai wajar kewajiban mengasumsikan bahwa transfer hipotetis untuk peserta pasar terjadi

pada tanggal pengukuran. Dalam mengukur nilai wajar dari kewajiban, evaluator adalah

dengan mengasumsikan bahwa pelaporan kewajiban entitas kepada kreditur (yaitu, rekanan

dengan kewajiban) akan berlanjut pada dan setelah tanggal pengukuran (yaitu, kewajiban

tidak akan dilunasi atau diselesaikan sebelum jatuh tempo kontrak nya). Ini menjadi kasus,

28

Page 29: SA bab 6

harga transfer hipotetis ini kemungkinan besar akan mewakili harga yang saat ini kreditur

(pemegang instrumen utang) bisa diperoleh dari peserta pasar yang bersedia membeli

instrumen utang dalam suatu transaksi yang melibatkan kreditur asli menetapkan hak kepada

pembeli. Akibatnya, peserta pasar hipotetis yang membeli instrumen akan berada dalam

posisi yang sama sebagai kreditur saat ini sehubungan dengan diharapkan arus kas masa

depan (atau masa depan kinerja yang diharapkan, jika kewajiban tidak dapat diselesaikan

secara tunai) dari entitas pelapor .

Evaluator adalah untuk lebih lanjut mengasumsikan bahwa risiko kinerja yang tidak berkaitan

dengan kewajiban akan sama sebelum dan setelah transfer hipotetis terjadi. Evaluator adalah

untuk lebih lanjut mengasumsikan bahwa risiko kinerja yang tidak berkaitan dengan

kewajiban akan sama sebelum dan setelah transfer hipotetis terjadi. Risiko dari tidak

berkinerja adalah risiko bahwa kewajiban tidak akan terpenuhi. Ini adalah konsep yang

mencakup semua yang mencakup pelaporan kedudukan kredit entitas itu  sendiri , tetapi juga

mencakup risiko lain yang terkait dengan tidak terpenuhinya kewajiban. Evaluator adalah

untuk lebih lanjut mengasumsikan bahwa risiko kinerja yang tidak berkaitan dengan

kewajiban akan sama sebelum dan setelah transfer hipotetis terjadi. Risiko dari tidak

berkinerja adalah risiko bahwa kewajiban tidak akan terpenuhi. Ini adalah konsep yang

mencakup semua yang mencakup pelaporan kedudukan kredit entitas itu  sendiri , tetapi juga

mencakup risiko lain yang terkait dengan tidak terpenuhinya kewajiban. (misalnya, agunan,

asuransi kredit, dan / atau jaminan).

Ketersediaan Data Pasar Yang Relevan Untuk Menilai Kewajiban. Draft IFRS mengakui

bahwa sering tidaknya ada harga pasar yang dapat diobservasi berlaku untuk penugasan nilai

wajar kewajiban. Dalam kasus tersebut, entitas pelaporan adalah untuk mengukur nilai wajar

dari kewajiban menggunakan metodologi yang sama bahwa counterparty akan digunakan

untuk mengukur nilai wajar dari aset yang sesuai (yaitu, piutang itu akan memperoleh). Hal

ini menyatakan bahwa, dalam contoh-contoh (sebagian kecil kemungkinan kasus) ketika ada

pasar aktif untuk transaksi antara pihak-pihak yang memegang surat utang sebagai aset, harga

diamati di pasar yang juga merupakan nilai wajar dari kewajiban emiten. Jika demikian,

entitas harus menyesuaikan harga diamati untuk aset untuk fitur yang hadir dalam aset tetapi

tidak hadir dalam kewajiban, atau sebaliknya. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus harga

yang diamati untuk aset mencerminkan baik piutang penerbit dan perangkat tambahan kredit

pihak ketiga. Karena tujuannya adalah untuk memperkirakan nilai wajar kewajiban emiten,

dan bukan harga paket gabungan, entitas harus menyesuaikan harga diamati untuk aset untuk

29

Page 30: SA bab 6

menyingkirkan dampak dari peningkatan kredit pihak ketiga, yang tidak hadir dalam

kewajiban.

Kesulitan praktis untuk dapat diantisipasi terlebih dulu oleh pengalaman yang dilaporkan

oleh entitas menerapkan FAS 157. Entitas pelaporan telah dilaporkan kepada staf FASB

bahwa mereka telah mengalami berbagai kesulitan operasional dalam menerapkan standar ini

untuk pengukuran nilai wajar kewajiban. Banyak perusahaan tidak menerbitkan obligasi di

pasar utang publik dan belum terbiasa dengan jumlah yang akan direalisasikan oleh kreditor

mereka untuk mentransfer atau securitizing utang kepada peserta pasar lainnya. Mereka

menerapkan FAS 157 juga telah menegaskan bahwa harga yang dibayarkan  satu investor

kepada investor lain untuk membeli instrumen hutang yang dimiliki sebagai aset tidak akan

menunjukkan harga yang debitur keluarkan akan diminta untuk membayar untuk mendorong

pihak lain untuk menganggap utang dalam transaksi hipotetis keluar. Menanggapi hal ini,

FASB menambahkan proyek untuk agenda dan, pada pertengahan-2009, dirilis amandemen

(formal, suatu Standar Akuntansi Update, yang merevisi ASC 820-10), berlaku untuk situasi

di mana harga kuotasi di pasar aktif untuk kewajiban yang identik tidak tersedia.

Perubahan FASB- menetapkan hirarki berikut sebagai strategi pengukuran yang akan

diterapkan ketika menilai kewajiban:

1. Sebuah harga yang dikutip untuk kewajiban yang sama ketika kewajiban yang

diperdagangkan sebagai aktiva

2. Sebuah harga yang dikutip untuk kewajiban serupa ketika diperdagangkan sebagai

aset

3. Teknik lain yang konsisten dengan prinsip-prinsip ASC 820 seperti pendekatan

pendapatan menerapkan teknik nilai sekarang, atau pendekatan pasar berdasarkan

jumlah entitas pelaporan akan menerima jika ingin baik pengalihan kewajiban atau

dikenakan kewajiban yang sama pada pengukuran valuasi tanggal.

Perubahan tersebut juga menetapkan bahwa ketika memperkirakan nilai wajar dari

kewajiban, entitas pelaporan tidak akan diminta untuk memasukkan input terpisah, atau

penyesuaian terhadap masukan lainnya, yang berkaitan dengan adanya pembatasan atas

pengalihan kewajiban. Karena pengukuran nilai wajar didasarkan pada transaksi hipotetis,

pembatasan tersebut tidak akan menjadi pertimbangan yang relevan.

30

Page 31: SA bab 6

Sebuah harga yang dikutip untuk kewajiban yang sama di pasar aktif, dan juga harga yang

dikutip untuk kewajiban yang sama diperdagangkan sebagai aset, jika tidak ada penyesuaian

terhadap harga dikutip akan diperlukan, akan dianggap baik Level 1 pengukuran.

Jika tidak ada aset yang sesuai untuk kewajiban (situasi yang lebih khas [misalnya, untuk

kewajiban dekomisioning diasumsikan dalam penggabungan usaha, untuk kewajiban garansi,

dan bagi banyak komitmen kinerja lainnya]), IFRS diusulkan menyatakan bahwa entitas

pelaporan harus memperkirakan harga dimana pelaku pasar akan menuntut untuk

mengasumsikan kewajiban. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknik nilai sekarang

atau  teknik penilaian lainnya (pasar, pendapatan atau biaya) . Bila menggunakan teknik nilai

sekarang, entitas akan/ antara lain, harus memperkirakan arus kas masa depan bahwa pelaku

pasar akan dikenakan dalam memenuhi kewajiban. Entitas dapat mengestimasi arus kas masa

depan mereka dengan

1. Memperkirakan arus kas entitas akan dikenakan dalam memenuhi kewajiban;

2. Tidak termasuk arus kas, jika ada, pelaku pasar lain tidak akan dikenakan, dan

3. Termasuk arus kas, jika ada, bahwa pelaku pasar lainnya akan dikenakan tapi entitas

tidak akan dikenakan.

Tidak Berkinerja Berisiko Dalam Menilai Kewajiban. Nilai wajar kewajiban mencerminkan

pengaruh risiko tidak berkinerja, yang merupakan risiko bahwa suatu entitas tidak akan

memenuhi kewajiban. Untuk tujuan penilaian, risiko tidak berkinerja diasumsikan sama

sebelum dan setelah transfer kewajiban. Asumsi ini adalah rasional, karena pelaku pasar tidak

akan melakukan transaksi yang mengubah risiko tidak berkinerja terkait dengan kewajiban

tanpa mencerminkan bahwa perubahan dalam harga. Misalnya, seperti yang dikutip oleh draf

standar, kreditur tidak akan umumnya mengizinkan debitur untuk mentransfer kewajibannya

kepada pihak lain berdiri kredit yang lebih rendah. Demikian pula, pengalihan berdiri kredit

yang lebih tinggi tidak akan bersedia untuk mengasumsikan kewajiban menggunakan istilah

yang sama dinegosiasikan oleh pengalih (debitur) jika istilah tersebut mencerminkan berdiri

kredit rendah pentransfer itu. Risiko tidak berkinerja termasuk risiko kredit, efek yang

mungkin berbeda tergantung pada sifat dari kewajiban. Misalnya, kewajiban untuk

memberikan kas (kewajiban keuangan) berbeda dari kewajiban untuk memberikan barang

atau jasa (kewajiban non finansial). Juga, ketentuan peningkatan kredit yang terkait dengan

kewajiban, jika ada, akan berdampak penilaian.

31

Page 32: SA bab 6

Kewajiban Dengan Dipisahkan Pihak Ketiga Peningkatan Kredit. Kreditor sering

memaksakan persyaratan, sehubungan dengan pemberian kredit kepada debitur, bahwa

debitur memperoleh jaminan hutang dari pihak ketiga kredit. Di bawah pengaturan tersebut,

harus default debitur kewajibannya, penjamin pihak ketiga akan menjadi wajib untuk

membayar kewajiban atas nama debitur wanprestasi dan, tentu saja, debitur akan diwajibkan

untuk membayar penjamin karena telah puas utang atas namanya.

Sehubungan dengan penerbitan obligasi, misalnya, jaminan apapun umumnya dibeli oleh

penerbit (debitur), yang kemudian bundel itu (disebut sebagai "credit enhancement") dengan

obligasi dan masalah efek gabungan kepada investor. Dengan kemasan obligasi dengan

peningkatan kredit terkait, penerbit meningkatkan kemungkinan bahwa obligasi akan berhasil

dipasarkan serta mengurangi tingkat bunga efektif dibayar atas obligasi dengan mendapatkan

hasil penerbitan obligasi lebih tinggi daripada sebaliknya akan menerima absen peningkatan

kredit yang dibundel.

Dalam situasi di atas, penerbit tidak harus mencakup dampak dari peningkatan kredit dalam

pengukuran nilai wajar dari kewajiban. Dengan demikian, dalam menentukan nilai wajar dari

kewajiban, penerbit akan mempertimbangkan kedudukan kredit sendiri dan tidak akan

mempertimbangkan kedudukan kredit dari penjamin pihak ketiga yang memberikan

peningkatan kredit. Akibatnya, unit akuntansi yang akan digunakan dalam pengukuran nilai

wajar dari kewajiban dengan peningkatan kredit yang tidak terpisahkan adalah kewajiban itu

sendiri, absen peningkatan kredit.

Dalam hal ini penjamin diwajibkan untuk melakukan pembayaran kepada kreditur di bawah

jaminan, itu akan mengakibatkan pengalihan kewajiban emiten untuk membayar kreditur asli

untuk penjamin dengan penerbit kemudian diwajibkan untuk membayar penjamin. Jika hal

ini terjadi, kewajiban penerbit untuk penjamin akan menjadi kewajiban unguaranteed.

Dengan demikian, nilai wajar yang, ditransfer untuk kewajiban unguaranteed hanya

mempertimbangkan kedudukan kredit dari penerbit.

Setelah penerbitan utang kredit yang disempurnakan, penerbit harus mengalokasikan dana

yang diterimanya antara kewajiban ditempatkan dan premi untuk peningkatan kredit. Praktek

pengungkapan yang baik untuk penerbit utang dengan peningkatan kredit yang tak

32

Page 33: SA bab 6

terpisahkan yang termasuk dalam ruang lingkup pedoman ini diperlukan untuk

mengungkapkan adanya peningkatan kredit pihak ketiga.

INPUT. Untuk tujuan pengukuran nilai wajar, input adalah asumsi bahwa pelaku pasar akan

digunakan dalam menetapkan harga aset atau kewajiban, termasuk asumsi tentang risiko.

Sebuah input baik diobservasi atau tidak teramati. Input diamati secara baik secara langsung

maupun tidak langsung diamati diamati. The IFRS Draft membutuhkan evaluator untuk

memaksimalkan penggunaan input diamati relevan dan meminimalkan penggunaan input

tidak teramati.

Sebuah masukan diamati berdasarkan data pasar diperoleh dari sumber-sumber independen

dari entitas pelaporan. Untuk masukan yang harus dipertimbangkan relevan, harus

dipertimbangkan yang menentukan nilai wajar. Bahkan jika telah terjadi penurunan yang

signifikan dalam volume dan tingkat aktivitas pasar untuk aset atau kewajiban, hal ini tidak

secara otomatis diasumsikan bahwa pasar tidak aktif atau transaksi individu di pasar yang

teratur (yaitu, dipaksa atau penjualan likuidasi yang dibuat di bawah paksaan).

Sebuah masukan yang tidak teramati mencerminkan asumsi yang dibuat oleh manajemen dari

entitas pelaporan sehubungan dengan asumsi yang dianggap pelaku pasar akan menggunakan

untuk harga aset atau kewajiban berdasarkan informasi terbaik yang tersedia di bawah

keadaan.

Draf standar memberikan masukan hirarki nilai wajar (lihat diagram di bawah) untuk

melayani sebagai kerangka kerja untuk mengklasifikasikan masukan berdasarkan pada sejauh

mana mereka didasarkan pada data yang dapat diobservasi.

33

Page 34: SA bab 6

Tingkat 1 Input.Tingkat 1 input dianggap bukti yang paling dapat diandalkan dari nilai wajar

dan harus digunakan setiap kali ini tersedia. Masukan ini terdiri dari harga dikutip di pasar

aktif untuk aset identik atau kewajiban. Pasar aktif harus menjadi salah satu di mana entitas

pelaporan memiliki kemampuan untuk mengakses harga yang dikutip pada tanggal

pengukuran. Untuk dianggap sebagai pasar aktif, transaksi untuk aktiva atau kewajiban yang

diukur harus jatuh cukup sering dan dalam volume yang cukup untuk memberikan informasi

harga secara berkelanjutan.

Jika harga pasar pada tanggal pengukuran yang tepat tidak tersedia, atau tersedia tetapi tidak

mewakili nilai wajar karena pasar tidak aktif atau karena peristiwa yang terjadi setelah harga

dikutip terakhir yang tersedia akan mempengaruhi dari nilai wajar pada tanggal pengukuran,

harga dikutip adalah untuk disesuaikan dengan lebih akurat mencerminkan dari nilai wajar.

Seperti telah dibahas sebelumnya, dalam rangka untuk pasar yang harus dipertimbangkan

aktif, ia harus memiliki volume yang cukup dari transaksi untuk memberikan kuotasi harga

pasar yang merupakan ukuran yang paling dapat diandalkan dari dari nilai wajar. Pasar

mengalami penurunan volume transaksi masih dianggap aktif jika transaksi yang terjadi

cukup sering secara berkesinambungan untuk memberikan informasi harga dapat diandalkan.

Draf standar mensyaratkan bahwa harga dikutip dari pasar aktif (Tingkat 1 input) dapat

digunakan setiap kali ini tersedia. Penggunaan Level 2 atau Level 3 input umumnya dilarang

ketika Level 1 input yang tersedia.

34

Page 35: SA bab 6

Bahkan jika manajemen adalah untuk menyimpulkan bahwa penurunan volume transaksi di

pasar tertentu diberikan bahwa pasar tidak aktif (yaitu, pasar tidak dapat memberikan

informasi harga dapat diandalkan) transaksi diamati yang terjadi di pasar yang masih akan

dianggap Level 2 input yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengukuran atas

dari nilai wajar. Manajemen diperlukan untuk membangun dan konsisten menerapkan

kebijakan untuk mengidentifikasi peristiwa yang berpotensi mempengaruhi pengukuran nilai

wajar.

Jika entitas pelaporan memegang sejumlah besar aset dan kewajiban yang sama (seperti

kolam efek hutang), dan harga dikutip tidak dapat diakses sehubungan dengan masing-

masing aset individu dan / atau kewajiban dengan cara yang hemat biaya untuk

memungkinkan pelaporan keuangan yang tepat waktu , manajemen dapat memilih untuk

mengganti, sebagai bijaksana praktis, model penentuan harga alternatif yang tidak bergantung

secara eksklusif pada harga dikutip seperti menggunakan model matriks harga surat utang.

Penggunaan model pricing sebagai alternatif untuk langsung menetapkan harga masing-

masing aset atau kewajiban dalam kelompok akan memerlukan manajemen untuk

mengkarakterisasi pengukuran secara keseluruhan sebagai tingkat yang lebih rendah dari

level 1 dalam hirarki.

Dalam situasi, bagaimanapun, adalah tugas manajemen untuk menyesuaikan harga dikutip

untuk faktor penyumbatan. Penyesuaian Penyumbatan timbul ketika entitas memegang posisi

dalam instrumen keuangan tunggal yang diperdagangkan di pasar aktif yang relatif besar

dalam kaitannya dengan volume perdagangan harian pasar. Meskipun tidak ada kesepakatan

bersama untuk seberapa besar posisi akan merupakan "blok" dari instrumen tertentu, IASB

tanpa syarat melarang penyesuaian apapun sebagai akibat dari penyumbatan, bahkan jika

volume perdagangan normal sehari-hari pasar tidak cukup untuk menyerap jumlah yang

diselenggarakan oleh entitas pelaporan dan terlepas dari apakah penempatan order untuk

menjual posisi dalam satu transaksi dapat mempengaruhi harga dikutip.

Tingkat 2 Input.Tingkat 2 input dikutip harga untuk aset atau kewajiban (selain yang

termasuk dalam Level 1) yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat diamati.

Tingkat 2 input harus dipertimbangkan ketika harga pasar aset yang identik atau kewajiban

tidak tersedia. Jika aktiva atau kewajiban yang diukur memiliki jangka waktu kontrak,

masukan 2 Level harus diamati untuk secara substansial seluruh waktu. Input ini meliputi :

35

Page 36: SA bab 6

1. Dikutip harga aset sejenis atau kewajiban di pasar aktif

2. Dikutip harga aset yang identik atau serupa atau kewajiban di pasar yang tidak aktif.

Sebagaimana dibahas pada bagian sebelumnya, pasar ini tidak dapat dianggap aktif karena

a. Mereka memiliki volume cukup atau frekuensi transaksi untuk aktiva atau

kewajiban

b. Harga tidak lancar

c. Kutipan bervariasi secara substansial dari waktu ke waktu

d. Kutipan bervariasi secara substansial di antara pelaku pasar (misalnya, di

beberapa pasar ditengahi)

e. Informasi tidak cukup dilepaskan publik (misalnya, pasar utama-kepala

sekolah)

3. Selain harga yang dikutip diamati untuk aset atau kewajiban (; volatilitas, kecepatan

pembayaran di muka, severities kerugian, risiko kredit, misalnya, suku bunga dan

kurva yield diamati pada interval sering dikutip dan tingkat default) input

4. Input yang terutama berasal dari atau dikuatkan oleh data pasar yang dapat

diobservasi yang, melalui cara-cara korelasi atau lainnya, yang bertekad untuk

menjadi relevan dengan aset atau kewajiban yang diukur (market-menguatkan input).

Penyesuaian dibuat untuk Level 2 input yang diperlukan untuk mencerminkan dari nilai

wajar, jika ada, akan bervariasi tergantung pada analisis faktor spesifik yang terkait dengan

aktiva atau kewajiban yang diukur. Faktor-faktor ini termasuk

1. kondisi

2. tempat

3. Sejauh mana masukan berhubungan dengan item sebanding dengan aset atau kewajiban

4. Volume dan tingkat aktivitas di pasar di mana input diamati

Tergantung pada tingkat hirarki masukan dari nilai wajar di mana input yang digunakan

untuk mengukur penyesuaian diklasifikasikan, penyesuaian yang signifikan terhadap

pengukuran dari nilai wajar secara keseluruhan dapat membuat pengukuran Level 3

pengukuran.

36

Page 37: SA bab 6

Selama gejolak berpengalaman dalam pasar kredit dimulai pada awal tahun 2008, pemegang

kewajiban hipotek yang dijamin (CMO) yang didukung oleh genangan subprime mortgage

mungkin menentukan bahwa tidak ada pasar aktif untuk CMO. Manajemen mungkin

menggunakan credit default swap ABX index yang tepat untuk obligasi subprime mortgage

untuk memberikan 2 nilai pengukuran masukan Tingkat wajar dalam pengukuran nilai wajar

CMO.

Tingkat3 Input.Level 3 input input yang tidak teramati. Ini diperlukan ketika sedikit/ jika

ada, aktivitas pasar terjadi untuk aset atau kewajiban. Level 3 input untuk menggambarkan

asumsi sendiri manajemen tentang asumsi mengenai harga keluar bahwa pelaku pasar

memegang aset atau kewajiban karena akan membuat termasuk asumsi tentang risiko.

Informasi terbaik yang tersedia dalam situasi yang akan digunakan untuk mengembangkan 3

input Tingkat. Informasi ini mungkin termasuk data internal dari perusahaan pelapor. Biaya-

manfaat pertimbangan diterapkan dalam manajemen yang tidak diperlukan untuk "melakukan

semua upaya yang mungkin" untuk memperoleh informasi tentang asumsi yang akan dibuat

oleh pelaku pasar. Perhatian yang harus dibayar, namun, untuk informasi yang tersedia untuk

tugas manajemen tanpa biaya dan usaha yang tidak semestinya dan, akibatnya, asumsi

manajemen internal yang digunakan untuk mengembangkan input yang tidak teramati harus

disesuaikan jika informasi tersebut bertentangan dengan asumsi-asumsi.

Masukan berdasarkan harga bid dan ask. Dikutip harga penawaran merupakan harga

maksimum di mana pelaku pasar bersedia untuk membeli aset, dikutip meminta harga

merupakan harga minimum di mana pelaku pasar bersedia untuk menjual aset. Jika harga

pasar yang tersedia yang dinyatakan dalam harga bid dan ask/ tugas manajemen adalah

dengan menggunakan harga dalam bid-ask spread (rentang nilai antara harga bid dan ask)

yang paling mewakili dari nilai wajar tanpa memperhatikan dimana dalam pameran hierarki

nilai input akan diklasifikasikan. Draf standar mengijinkan penggunaan konvensi harga

seperti harga pasar menengah sebagai alternatif praktis untuk menentukan pengukuran dari

nilai wajar dalam bid-ask spread.

KLASIFIKASI MASUKAN. Klasifikasi masukan mengenai tingkat hirarki di mana mereka

termasuk melayani dua tujuan. Pertama, ia menyediakan evaluator dengan cara

memprioritaskan asumsi yang digunakan untuk tingkat objektivitas dan pemastian di pasar.

Kedua seperti yang dibahas kemudian dalam bab ini, hirarki menyediakan kerangka kerja

37

Page 38: SA bab 6

untuk memberikan pengungkapan informatif yang memungkinkan pembaca untuk menilai

kehandalan dan observability pasar memperkirakan dari nilai wajar tertanam dalam laporan

keuangan.

Dalam membuat pengukuran tertentu dari nilai wajar, input yang digunakan mungkin dapat

diklasifikasikan dalam lebih dari satu tingkat hirarki. Bila hal ini terjadi, input yang

digunakan dalam pengukuran dari nilai wajar secara keseluruhan, harus diklasifikasikan

dalam tingkat hirarki di mana masukan tingkat terendah yang signifikan untuk pengukuran

diklasifikasikan.

Hal ini penting untuk menilai input yang tersedia dan klasifikasi relatif mereka dalam hirarki

sebelum memilih teknik penilaian atau teknik yang akan diterapkan untuk mengukur dari

nilai wajar untuk aset tertentu atau kewajiban. Tujuannya, dalam memilih dari antara teknik

perhitungan alternatif, akan memilih teknik atau kombinasi teknik yang memaksimalkan

penggunaan input yang dapat diamati. FASB mengklarifikasi, bagaimanapun, bahwa tujuan

penggunaan hirarki adalah untuk memprioritaskan masukan sendiri, bukan teknik penilaian di

mana mereka digunakan.

TEKNIK PENILAIAN. Dalam mengukur nilai wajar, manajemen menggunakan teknik

penilaian satu atau lebih konsisten dengan pendekatan pasar, pendekatan pendapatan, dan /

atau pendekatan biaya. Seperti dijelaskan sebelumnya, pemilihan teknik tertentu (atau teknik)

untuk mengukur nilai wajar harus didasarkan pada kesesuaian dengan aktiva atau kewajiban

yang diukur serta kecukupan dan observability input yang tersedia.

Dalam situasi tertentu, seperti ketika menggunakan Level 1 input, penggunaan teknik

penilaian tunggal akan cukup. Dalam situasi lain, seperti ketika menilai unit pelaporan,

manajemen mungkin perlu menggunakan beberapa teknik penilaian. Ketika melakukannya,

hasil yang dihasilkan dengan menerapkan berbagai teknik harus dievaluasi dan tepat berbobot

berdasarkan penilaian mengenai kewajaran dari berbagai hasil. Tujuan dari pembobotan

adalah untuk menentukan titik dalam rentang yang paling representatif dari nilai wajar.

Manajemen diperlukan untuk secara konsisten menerapkan teknik penilaian itu memilih

untuk menggunakan untuk mengukur nilai wajar. Ini akan sesuai untuk mengubah teknik

penilaian atau bagaimana mereka diterapkan jika hasil pengukuran perubahan nilai wajar

38

Page 39: SA bab 6

yang mewakili sama atau lebih dari nilai wajar. Situasi yang mungkin menimbulkan

perubahan seperti itu akan terjadi bila pasar baru berkembang, informasi baru telah tersedia,

informasi yang sebelumnya tersedia berhenti menjadi tersedia, atau teknik lebih baik

dikembangkan. Revisi yang dihasilkan dari perubahan baik dalam teknik penilaian atau

perubahan dalam penerapan suatu teknik penilaian harus dicatat sebagai perubahan estimasi

akuntansi di bawah IAS 8.

Pendekatan Pasar. pendekatan Pasar untuk informasi valuasi yang dihasilkan oleh

penggunaan transaksi pasar aktual untuk aset yang sama atau setara atau kewajiban (termasuk

bisnis secara keseluruhan). teknik pendekatan pasar yang akan sering menggunakan kelipatan

pasar berasal dari satu set transaksi yang sebanding untuk aset atau kewajiban atau barang

serupa. Evaluator perlu mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif dalam

menentukan titik dalam rentang yang paling representatif dari nilai wajar. Contoh dari

pendekatan pasar adalah harga matriks. Ini adalah teknik matematika yang digunakan

terutama untuk tujuan menilai efek hutang tanpa bergantung semata-mata pada harga dikutip

untuk efek tertentu. Harga Matrix menggunakan faktor-faktor seperti tingkat suku bunga

menyatakan, jatuh tempo, peringkat kredit, dan harga dikutip dari isu-isu serupa untuk

mengembangkan hasil pasar saat ini isu itu.

Pendekatan Penghasilan.Teknik diklasifikasikan sebagai pendekatan pendapatan mengukur

nilai wajar berdasarkan ekspektasi pasar saat ini tentang jumlah masa depan (seperti arus kas

atau laba bersih) dan diskon mereka ke jumlah dalam dolar tanggal pengukuran. Penilaian

teknik yang mengikuti pendekatan pendapatan termasuk Black-Scholes-Merton model

(model bentuk tertutup) dan model binomial atau kisi (model terbuka-form), yang

menggunakan teknik nilai sekarang, serta periode multi-laba berlebih metode yang digunakan

dalam pengukuran nilai wajar aset tidak berwujud tertentu seperti dalam proses penelitian dan

pengembangan.

Pendekatan Biaya.pendekatan Biaya didasarkan pada menghitung jumlah yang diperlukan

untuk mengganti layanan sisa aset ini kapasitas (yaitu, biaya penggantian saat ini aset).

Sebuah teknik penilaian diklasifikasikan sebagai pendekatan biaya akan mengukur biaya

untuk peserta pasar (pembeli) untuk memperoleh atau membangun aset pengganti dari utilitas

yang sebanding, disesuaikan dengan usang. Penyesuaian usang meliputi faktor-faktor untuk

memakai fisik dan air mata, perbaikan teknologi, dan ekonomi (eksternal) usang. Dengan

39

Page 40: SA bab 6

demikian, usang adalah konsep yang lebih luas daripada penyusutan laporan keuangan, yang

hanya merupakan konvensi alokasi biaya dan tidak dimaksudkan untuk menjadi teknik

penilaian.

PERTIMBANGAN PENGUKURAN.

Initial recognition. Ketika entitas pelaporan pertama memperoleh aset atau menimbulkan

(atau mengasumsikan) kewajiban dalam transaksi, maka harga transaksi merupakan harga

entri, harga yang harus dibayar untuk memperoleh aset dan harga yang diterima untuk

mengasumsikan kewajiban. Pengukuran nilai wajar tidak didasarkan pada harga masuk, tetapi

lebih pada harga keluar, harga yang akan diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk

mentransfer kewajiban. Dalam beberapa kasus (misalnya, dalam penggabungan usaha) tidak

ada harga transaksi untuk setiap aset individual atau kewajiban.Demikian juga, kadang ada

yang bukan merupakan transaksi pertukaran untuk aset atau kewajiban (misalnya ketika

biologis aset regenerasi).

Sementara masuk dan keluar harga berbeda secara konseptual, dalam banyak kasus mereka

mungkin hampir identik dan dapat dianggap mewakili nilai wajar aset atau kewajiban pada

pengakuan awal. Hal ini tidak selalu terjadi, bagaimanapun, dan dalam menilai nilai wajar

pada saat pengakuan awal, manajemen adalah untuk mempertimbangkan transaksi-faktor

spesifik dan faktor khusus untuk aset dan / atau kewajiban yang sedang awalnya diakui.

Contoh situasi di mana harga transaksi yang tidak mewakili nilai wajar pada saat pengakuan

awal termasuk

1. Pihak terkait transaksi

2. Transaksi yang terjadi di bawah tekanan seperti transaksi paksa atau likuidasi.

Transaksi tersebut tidak memenuhi kriteria dalam definisi nilai wajar bahwa mereka

menjadi wakil dari sebuah "transaksi yang teratur."

3. Unit yang berbeda dari akun yang berlaku untuk harga transaksi dan aset / kewajiban

yang diukur. Hal ini dapat terjadi, misalnya, di mana harga transaksi mencakup unsur-

unsur lain selain aset / kewajiban yang sedang diukur seperti hak-hak dan

keistimewaan tak tertulis yang tunduk pada pengukuran terpisah atau ketika harga

transaksi termasuk biaya transaksi (lihat pembahasan di bawah).

4. Transaksi pertukaran berlangsung di pasar yang berbeda dari pasar yang paling

menguntungkan di mana entitas pelaporan akan menjual aset atau mentransfer

40

Page 41: SA bab 6

kewajiban. Contoh dari situasi ini adalah ketika entitas pelaporan adalah dealer efek

yang melakukan transaksi di pasar yang berbeda tergantung pada apakah counterparty

adalah pelanggan ritel atau pedagang lain sekuritas.

Biaya transaksi. Biaya transaksi adalah tambahan biaya langsung yang akan dikeluarkan

untuk menjual aset atau mentransfer kewajiban. Sementara, seperti yang dibahas sebelumnya,

biaya transaksi yang dipertimbangkan dalam menentukan pasar yang paling menguntungkan,

mereka tidak digunakan untuk menyesuaikan pengukuran nilai wajar aset atau kewajiban

yang diukur. IASB mengecualikan mereka dari pengukuran karena mereka tidak mewakili

atribut aset atau kewajiban yang diukur.

Biaya transportasi. Jika atribut dari aktiva atau kewajiban yang diukur adalah lokasi, harga

yang ditentukan di pasar yang paling menguntungkan yang akan disesuaikan dengan biaya-

biaya yang akan dikeluarkan oleh entitas pelaporan untuk mengangkutnya ke atau dari pasar

tersebut.

Perbedaan yang mungkin antara masuk dan keluar dapat menciptakan nilai-nilai apa yang

disebut "satu hari keuntungan atau kerugian." Jika IFRS memerlukan atau mengizinkan suatu

entitas untuk mengukur aset atau kewajiban awalnya sebesar nilai wajar dan harga transaksi

berbeda dari nilai wajar, entitas mengakui laba atau rugi dalam laporan laba rugi kecuali

IFRS mengharuskan sebaliknya.

d. Pengungkapan nilai wajar

Berdasarkan draft IFRS menyatakan bahwa pengukuran nilai wajar , untuk aset dan

kewajiban yang diukur pada nilai wajar, entitas pelaporan adalah untuk mengungkapkan

informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk menilai metode dan input

yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut dan, untuk adil nilai pengukuran

menggunakan input tidak teramati signifikan (Level 3), efek dari pengukuran pada laba rugi

atau pendapatan komprehensif lainnya untuk periode. Untuk mencapai tujuan tersebut, itu

harus (kecuali seperti yang tercantum di bawah ini) menentukan berapa banyak detail untuk

mengungkapkan, berapa banyak penekanan untuk menempatkan berbagai aspek persyaratan

pengungkapan, tingkat agregasi atau pemilahan, dan apakah pengguna memerlukan informasi

(kualitatif) tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif diungkapkan.

41

Page 42: SA bab 6

Minimal, entitas adalah untuk mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelas aset dan

kewajiban:

1. Pengukuran nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

2. Tingkat hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar dikategorikan secara

keseluruhan (Level 1, 2 atau 3).

3. Untuk aset dan kewajiban yang dimiliki pada tanggal pelaporan, setiap transfer

yang signifikan antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 dari hirarki nilai wajar dan alasan

bagi mereka transfer. Transfer ke setiap tingkatan harus diungkapkan dan

didiskusikan secara terpisah dari transfer keluar dari setiap tingkat. Untuk tujuan

ini, signifikansi adalah untuk dihakimi sehubungan dengan laporan laba rugi, dan

total aset atau total kewajiban.

4. Metode dan input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar dan informasi

yang digunakan untuk mengembangkan mereka masukan. Jika telah terjadi

perubahan dalam teknik penilaian (misalnya, berubah dari pendekatan pasar

untuk pendekatan pendapatan), entitas harus mengungkapkan bahwa perubahan,

alasan untuk membuat itu, dan efeknya pada pengukuran nilai wajar.

5. Untuk pengukuran nilai wajar dikategorikan dalam Level 3 dari hirarki nilai

wajar, rekonsiliasi dari saldo pembukaan saldo penutupan, mengungkapkan

secara terpisah perubahan selama periode disebabkan oleh berikut:

a. Jumlah keuntungan atau kerugian untuk periode diakui dalam laporan laba

rugi, dan deskripsi di mana mereka disajikan dalam laporan laba rugi

komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).

b. Jumlah keuntungan atau kerugian untuk periode diakui sebagai pendapatan

komprehensif lainnya.

c. Pembelian, penjualan, isu dan permukiman (masing-masing jenis perubahan

diungkapkan secara terpisah).

d. Transfer masuk atau keluar dari Level 3 (misalnya, transfer disebabkan

perubahan dalam observability data pasar) dan alasan bagi mereka transfer.

Untuk transfer yang signifikan, transfer ke Level 3 akan diungkapkan dan

didiskusikan secara terpisah dari transfer keluar dari Level 3. Untuk tujuan ini,

signifikansi akan dihakimi sehubungan dengan laporan laba rugi, dan total aset

atau total kewajiban.

42

Page 43: SA bab 6

6. Jumlah keuntungan total atau kerugian untuk periode 5a di atas dimasukkan

dalam laporan laba atau rugi yang timbul keuntungan atau kerugian yang terkait

dengan aset dan kewajiban yang dimiliki pada tanggal pelaporan, dan deskripsi

dari mana mereka keuntungan atau kerugian yang disajikan dalam laporan laba

rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).

7. Untuk pengukuran nilai wajar dikategorikan dalam Level 3 dari hirarki nilai

wajar, jika mengubah satu atau lebih input dengan asumsi alternatif yang cukup

mungkin akan mengubah nilai wajar secara signifikan, entitas adalah untuk

menyatakan fakta dan mengungkapkan efek dari perubahan tersebut. Suatu

entitas adalah untuk mengungkapkan bagaimana menghitung perubahan tersebut.

Untuk tujuan ini, signifikansi adalah untuk dihakimi sehubungan dengan laporan

laba rugi, dan total aset atau total kewajiban.

Selain hal tersebut di atas, untuk setiap kelas aset dan kewajiban tidak diukur pada nilai

wajar dalam laporan posisi keuangan, tapi untuk yang nilai wajar diungkapkan,

pelaporan entitas adalah untuk mengungkapkan nilai wajar oleh tingkat nilai wajar

hirarki.

Juga, untuk setiap kelas kewajiban diukur pada nilai wajar setelah pengakuan awal, entitas

diharuskan untuk mengungkapkan:

1. Jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, dalam nilai wajar

kewajiban yang disebabkan oleh perubahan dalam risiko non-kinerja kewajiban

itu, dan alasan untuk perubahan itu.

2. Bagaimana entitas memperkirakan jumlah dalam huruf sebelumnya diakibatkan

oleh perubahan risiko kinerja yang tidak kewajiban.

3. Perbedaan antara jumlah kewajiban yang tercatat dan jumlah dari manfaat

ekonomi entitas diharuskan untuk berkorban untuk memenuhi kewajiban

(misalnya, untuk kewajiban kontrak, ini akan menjadi jumlah entitas kontrak

diwajibkan untuk membayar kepada pemegang kewajiban) .

Jika aset yang digunakan bersama-sama dengan aset lainnya dan penggunaannya tertinggi

dan terbaik berbeda dari penggunaan saat ini, entitas adalah untuk mengungkapkan,

berdasarkan kelas aset:

43

Page 44: SA bab 6

1. Nilai aset dengan asumsi penggunaan mereka saat ini (yaitu, jumlah yang akan

menjadi nilai wajarnya jika penggunaan saat ini adalah penggunaan tertinggi dan

terbaik).

2. Jumlah dimana nilai wajar aset berbeda dari nilai mereka dalam penggunaan

mereka saat ini (yaitu, nilai tambahan dari kelompok aset).

3. Alasan aset yang digunakan dengan cara yang berbeda dari penggunaan tertinggi

dan terbaik.

Pengungkapan kuantitatif yang diperlukan oleh standar yang diusulkan harus disajikan

menggunakan format tabel kecuali format lain yang lebih tepat dalam situasi.

44