Modul 1 SA

24
Tujuan Pembelajaran Umum 1. Mahasiswa mengetahui proses pengendalian korosi pada pipa menggunakan metode proteksi katodik Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mengetahui pengaruh keberadaan backfill terhadap kinerja sistem proteksi anoda korban dalam tanah. 2. Mahasiswa mengetahui pengaruh jarak pipa terhadap sistem proteksi anoda korban. 3. Mahasiswa mengetahui pengaruh jarak penempatan Cupric Sulfate Electrode (CSE) terhadap pengukuran potensial proteksi pada perpipaan. I-1 Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode MODUL I SACRIFICIAL ANODE

description

bum,v

Transcript of Modul 1 SA

Page 1: Modul 1 SA

Tujuan Pembelajaran Umum

1. Mahasiswa mengetahui proses pengendalian korosi pada pipa menggunakan

metode proteksi katodik

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Mahasiswa mengetahui pengaruh keberadaan backfill terhadap kinerja sistem

proteksi anoda korban dalam tanah.

2. Mahasiswa mengetahui pengaruh jarak pipa terhadap sistem proteksi anoda

korban.

3. Mahasiswa mengetahui pengaruh jarak penempatan Cupric Sulfate Electrode

(CSE) terhadap pengukuran potensial proteksi pada perpipaan.

I-1Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

MODUL I

SACRIFICIAL ANODE

Page 2: Modul 1 SA

BAB IPENDAHULUAN

Sistem perpipaan merupakan salah satu aspek penting yang mendukung proses produksi di dunia industri termasuk industri minyak dan gas bumi. Sistem perpipaan terdiri dari beberapa jaringan pipa yang digunakan sebagai alat distribusi. Sesuai dengan standar teknik perpipaan yang dipakai di Indonesia dan tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M-PE/1997, pipa penyalur minyak dan gas bumi harus ditimbun di dalam tanah. Hal ini juga mengacu pada standar internasional tentang pemasangan pipa, contohnya ASME B31.8 yang berjudul Gas Transmission and Distribution Piping System. Penempatan jaringan pipa dalam tanah dapat menyebabkan korosi pada pipa, hal ini terjadi karena dalam tanah terdapat mineral-mineral yang dapat menyebabkan atau bahkan memacu terjadinya korosi pada pipa. Untuk mengendalikan atau memperlambat terjadinya korosi pada jaringan pipa tersebut maka sistem pengendalian yang dapat dilakukan pada umumnya adalah pemasangan coating dan dilengkapi dengan penerapan metode proteksi katodik.

Metode proteksi katodik terdiri dari dua jenis, yaitu metode proteksi anoda korban (sacrificial anode) dan arus paksa (impressed current). Prinsip proteksi katodik adalah membanjiri struktur yang dilindungi oleh arus eksternal. Sumber arus yang digunakan pada metoda anoda korban berasal dari logam yang kurang mulia yang dihubungkan dengan konduktor logam pada struktur yang dilindungi (untuk sacrificial anode).

Sistem proteksi katodik anoda korban adalah salah satu metode penanggulangan korosi yang dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda korban terhadap material yang akan diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif berperan sebagai anoda.

I-2Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 3: Modul 1 SA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian KorosiMaterial logam yang biasa dijumpai sehari-hari berasal dari proses pembentukan

dari bijihnya. Bijih logam digabungkan satu sama lain sehingga membentuk material logam yang memiliki energi yang tinggi. Bijih-bijih tersebut biasanya berupa oksida logam seperti hematit (Fe2O3) untuk besi atau bauksit (Al2O3.H2O) untuk aluminium. Menurut salah satu prinsip termodinamika, sebuah material selalu mengarah pada keadaan energi yang paling rendah. Begitu juga pada material logam, kebanyakan logam tidak stabil secara termodinamik dan cenderung akan mencari keadaan energi yang lebih rendah, yang berupa oksida atau beberapa senyawa lainnya. Proses yang melibatkan perubahan logam ke arah oksida dengan energi rendah disebut korosi.

Beberapa pendapat menjelaskan mengenai definisi korosi, namun pada umumnya korosi dapat diartikan sebagai proses degradasi logam yang diakibatkan oleh reaksi dengan lingkungannya.

Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.1. Korosi basah, yaitu proses korosi yang terjadi pada lingkungan berair.2. Korosi dalam larutan garam.3. Korosi kering, biasanya terjadi pada suhu tinggi.

2.2 Elektrokimia KorosiElektrokimia merupakan reaksi kimia yang melibatkan adanya transfer elektron

antara elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda). Proses korosi merupakan reaksi elektrokimia yang terjadi pada material logam.

Reaksi korosi melibatkan proses pelepasan elektron (oksidasi) dari logam [persamaan (1)] dan proses penerimaan elektron oleh beberapa reaksi reduksi, seperti reduksi oksigen atau air [persamaan (2) dan (3), secara berurutan].

2Fe → 2Fe2+ + 2e- (1)O2 + 2H2O + 4e- → 4OH- (2)2H2O + 2e- → H2 + 2OH- (3)

Pada proses korosi, reaksi oksidasi sering disebut sebagai reaksi anodik dan reaksi reduksi disebut sebagai reaksi katodik. Reaksi oksidasi menyebabkan hilangnya struktur logam, dengan diikuti pelepasan electron yang selanjutnya diterima oleh reaksi reduksi untuk mempertahankan kenetralan muatan. Apabila terdapat muatan negative dalam jumlah besar diantara logam dan elektrolit, proses korosi dapat dicegah.

Reaksi elektrokimia (oksidasi dan reduksi) mengacu pada reaksi setengah sel. Kedua reaksi tersebut dapat terjadi pada daerah yang sama atau terpisah. Reaksi

I-3Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 4: Modul 1 SA

elektrokimia yang terjadi pada daerah terpisah disebut sebagai sel korosi diferensial. Skema sel korosi diferensial dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagian logam yang mengalami oksidasi disebut sebagai anoda atau bagian anodik. Pada bagian ini, arus listrik searah (diartikan sebagai aliran muatan positif) mengalir dari permukaan logam menuju elektrolit disertai dengan pelepasan ion logam. Arus ini mengalir dalam elektrolit ke bagian oksigen, air, atau beberapa jenis lainnya mengalami reduksi. Bagian ini biasa disebut sebagai katoda atau bagian katodik. Berikut adalah empat komponen penting dari sel korosi diferensial.a. Anoda

Anoda merupakan bagian yang melepaskan elektron (oksidasi).b. Katoda

Katoda merupakan bagian yang menerima elektron (reduksi).c. Penghantar listrik

Penghantar listrik dapat berupa konduktor yang dapat menghubungkan arus listrik antara anoda dan katoda.

d. ElektrolitElektrolit merupakan media yang dapat menghantarkan arus listrik, misalnya air dan tanah.

Gambar 2.1 Skema sel korosi diferensial.

Korosi dalam tanah yang dialami saluran pipa dan struktur lainnya sering disebabkan oleh sel korosi diferensial. Sel korosi diferensial meliputi sel aerasi diferensial yang melibatkan perbedaan jumlah konsentrasi oksigen dalam tanah. Sel tersebut dihasilkan oleh perbedaan alami pada permukaan pipa atau zat kimia dalam tanah. Korosi galvanic merupakan salah satu bentuk sel korosi diferensial yang terjadi karena dua logam berbeda terhubungkan secara elektrik dan ditempatkan di lingkungan korosif.

2.3 Metode Penanggulangan Korosi

Berikut adalah lima metoda penanggulangan korosi yang biasa dilakukan.1) Pemilihan material yang tepat

Pemilihan material disesuaikan dengan biaya, ketersediaan, dan karakteristik material.

I-4Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 5: Modul 1 SA

2) Perancangan material yang tahan terhadap lingkungan tertentuPerancangan material meliputi penambahan unsur paduan, pemurnian, perlakuan panas, dan pendinginan

3) Pengubahan lingkungan yang korosifPengubahan lingkungan dapat dilakukan dengan penambahan inhibitor ke dalam media korosi sehingga dapat menghambat reaksi anodik dan katodik.

4) Pemutusan interaksi antara material dengan lingkunganPemutusan interaksi antara material dengan lingkungan dapat dilakukan dengan penambahan lapisan pada pipa sebagai isolator atau biasa disebut coating.

5) Pengubahan potensial logam dengan metode proteksi katodik dan anodikPemilihan metode penanggulangan korosi biasanya dipertimbangkan

berdasarkan beberapa aspek, yang meliputi aspek ekonomi, kualitas, lingkungan dan keamanan proteksi. Dua atau lebih dari kelima metode tersebut biasanya digunakan secara bersamaan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh proteksi yang lebih baik.

2.4 Sistem Proteksi KatodikSistem proteksi katodik banyak digunakan untuk memproteksi struktur baja yang

berada di dalam tanah dan lingkungan air laut, dan sedikit digunakan (pada kondisi tertentu) untuk penempatan baja dalam air tawar.

Dalam banyak kasus, penerapan proteksi katodik sering dikombinasikan dengan coating. Tujuannya adalah untuk melindungi baja pada saat coating mengalami kerusakan.

Pada saat ini, penerapan system proteksi katodik telah meningkat secara cepat dengan banyaknya penerapan di area eksplorasi serta produksi minyak dan gas yang berada di offshore. Metode proteksi ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk memproteksi bagian material yang terendam oleh air, terutama air laut.

Prinsip utama system proteksi katodik adalah menekan arus eksternal ke dalam material sehingga potensial material turun ke daerah imun. Dengan kata lain, material yang digunakan sebagai katoda dalam sel elektrokimia terpolarisasi secara katodik seperti yang digambarkan pada kurva E – log I dalam Gambar 2.2.

Berdasarkan Gambar 2.2 terlihat bahwa i0 katoda lebih rendah daripada iA yang dimiliki oleh anoda korban begitu juga dengan nilai potensialnya. Dengan adanya arus eksternal yang dialirkan dari anoda ke katoda, katoda menjadi terproteksi dan rapat arus korosi katoda menjadi lebih rendah daripada i0, yaitu ikor. Arus eksternal dapat dihasilkan dengan dua cara yang berbeda, yaitu:a) menggunakan logam yang kurang mulia dalam bentuk anoda korban yang

dihubungkan dengan konduktor logam pada struktur yang dilindungi,b) menggunakan sumber arus eksternal, biasanya sebuah rectifier. Sebuah elektroda

referensi dapat digunakan untuk mengontrol rectifier.

I-5Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 6: Modul 1 SA

Gambar 2.2 Prinsip proteksi katodik anoda korban berdasarkan diagram Evans

2.5 Sistem Proteksi Katodik Metode Anoda KorbanProteksi katodik metode anoda korban dapat dilakukan dengan menghubungkan

anoda korban terhadap material yang akan diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang dihubungkan adalah logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga berperan sebagai anoda. Elektron akan mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron di katoda. Dengan adanya penerimaan elektron tersebut, katoda mengalami reaksi reduksi dan terproteksi dari proses korosi.

Gambar 2.3 Proteksi katodik metode anoda korban

Berikut adalah kelebihan penerapan sistem proteksi katodik metode anoda korban.1. Pemasangan relatif mudah dan murah.2. Tidak membutuhkan sumber energi listrik dari luar.

I-6Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

iA

katoda

anoda

log i

E

i0ikor

Ekor

E0

Page 7: Modul 1 SA

3. Distribusi arus merata.4. Cocok untuk daerah berstruktur padat.5. Tidak membutuhkan biaya operasional.6. Perawatan mudah.7. Resiko overprotection rendah.Namun, metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut.1. Keluaran arus terbatas.2. Tidak efektif bila resistivitas elektrolit tinggi.3. Tidak cocok untuk struktur besar yang perlu arus proteksi besar.

Sistem proteksi katodik anoda korban biasanya diterapkan pada perlindungan tangki dalam tanah, jaringan pipa dalam tanah, jaringan kabel listrik dan komunikasi dalam tanah, tangki air panas dan struktur kapal laut.

Dalam perancangan sistem proteksi katodik metode anoda korban, terdapat tiga kriteria yang ditetapkan oleh NACE (National Association of Corrosion Engineers), yaitu:1. -850mV terhadap proteksi katodik yang diaplikasikan,2. -850mV potensial polarisasi terhadap CSE,3. polarisasi minimum 100mV.

2.6 Anoda Korban2.6.1 Jenis Anoda Korban dan Karakteristiknya

Penentuan material yang digunakan sebagai anoda korban dilakukan berdasarkan kemampuan material tersebut dalam menurunkan potensial logam yang diproteksi mencapai daerah imun dengan cara membanjiri struktur dengan arus searah melalui lingkungan. Faktor lainnya yaitu biayanya murah, mampu dibentuk sesuai ukuran, dan dapat terkorosi secara merata. Anoda korban yang biasa digunakan adalah magnesium (Mg), seng (Zn), dan aluminium (Al).

Pemakaian anoda Mg digunakan untuk lingkungan yang mempunyai resistivitas tinggi. Hal ini disebabkan pada lingkungan ini diperlukan anoda yang tinggi keluaran arus per satuan berat dan potensial elektrodanya sangat negatif. Anoda Mg banyak digunakan untuk memproteksi pipa dalam tanah.

Pemakaian anoda Al banyak digunakan di lingkungan air laut dan harganya relatif murah dibandingkan anoda lain.

Anoda Zn merupakan anoda korban yang paling banyak digunakan di lingkungan air laut dan mempunyai efisiensi yang tinggi.

Tabel 2.1 Jenis anoda dengan resistivitas lingkunganAnoda Resistivitas Lingkungan (Ohm.cm)

Aluminium (Al) < 150Seng (Zn) 150 - 500

Magnesium (Mg) > 500

Sumber : Teknik Pengendalian Korosi

I-7Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 8: Modul 1 SA

Tabel 2.2 Karakteristik anoda korbanJenis

AnodaMassa Jenis

(kg/dm3)Potensial

(Volt/CSE)Tegangan

Dorong (Volt)Kapasitas(AH/Kg)

Efisiensi(%)

Al 1,7 1 – 1,7 0,6 – 0,8 2700 50Zn 7,5 1,05 0,25 780 95Mg 2,7 1,10 0,25 1230 95

Sumber : Teknik Pengendalian Korosi

2.6.2 Backfill Anoda KorbanPemakaian anoda korban yang diterapkan untuk proteksi katodik di dalam tanah

perlu mengggunakan pembungkus yang disebut backfill. Backfill merupakan kantong kecil yang berisi campuran material dengan komposisi 75% gypsum, 20% bentonit, dan 5% natrium sulfat. Campuran ini menghasilkan resistivitas 50 Ohm.cm apabila campuran dijenuhkan dengan air. Backfill ini berfungsi untuk: memberikan lingkungan yang merata, sehingga keluaran (output) arus anoda dapat

diperkirakan tetap, menurunkan resistivitas dari fasa anoda dengan tanah, mencegah kontak langsung antara anoda dengan tanah.

2.7 Metode Survey dan Teknik EvaluasiBerbagai metode dan teknik pengujian dapat digunakan pada jaringan pipa

bawah tanah selama survey lapangan.

2.7.1 Pengumpulan DataSebelum memulai survey lapangan, pengumpulan data mengenai pipa yang akan

diproteksi harus dilakukan. Hal ini dapat memberikan data penting mengenai kondisi korosi dan perencanaan proteksi.

Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan sebelum merencanakan dan memulai survei lapangan. Bahan pipa: baja (termasuk tingkatan baja), besi cor, besi tempa, dan lain-lain. Apakah permukaannya dilapisi coating atau tidak? Jika dilapisi, apa bahan pelapis

dan spesifikasi pelapisan yang digunakan? Apakah terdapat kebocoran pada coating? Jika ya, informasi tentang lokasi dan

tanggal terjadinya kebocoran sangatlah penting. Diameter pipa dan ketebalan dinding. Penentuan lokasi pemasangan test box untuk tujuan uji korosi. Apakah yang digunakan kawat yang dilas, atau skrup mekanis? Rute peta jaringan pipa dalam tanah yang rinci sehingga dapat memberikan data

yang dibutuhkan sebanyak mungkin. Lokasi yang memungkinkan terdapat sumber-sumber arus menyimpang buatan

manusia (seperti system transportasi listrik DC atau operasi pertambangan) yang dapat mempengaruhi jaringan pipa yang diteliti.

I-8Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 9: Modul 1 SA

2.7.2 Survey Resistivitas TanahIndikasi mengenai kecenderungan arus yang mengalir dapat diketahui dengan

penentuan resistivitas tanah. Tanah dengan resistivitas yang tinggi dapat memberikan banyak aliran arus. Penentuan resistivitas tanah dengan sering sangatlah penting ketika membuat sebuah survey yang detail mengenai perpipaan. Selain dalam menafsirkan seberapa parahnya daerah korosif, profil resistivitas tanah juga sangat membantu selanjutnya dalam pemilihan tempat untuk instalasi proteksi katodik.

Tabel 2.3 Hubungan resistivitas dengan tingkat korosivitas tanah

2.8 Perhitungan Proteksi Katodik Metode Anoda Korban2.8.1 Perhitungan luas permukaan pipa

A = D L

Keterangan : A = luas permukaan pipaD = diameter pipaL = panjang pipa

2.8.2 Pemilihan kebutuhan arus proteksiKebutuhan arus proteksi : 0, 4 mA/m2 (ISO : 15589-A1:2003) untuk 10 tahun

umur proteksi.Tabel 2.4 Desain rapat arus untuk pipa besi dengan coating dalam tanah dengan suhu operasi kurang dari

30oC

Coating Pipa

Rapat Arus i (mA/m2)

10 tahunUmur

Proteksi

20 tahunUmur

Proteksi

30 tahunUmur

Proteksi

Asphalt/coal-tar enamel,Cold-applied tape

0,4 0,6 0,8

Fusion –bonded epoxy,Liquid epoxy

0,4 0,6 0,9

3-layer epoxy-PE,3-layer epoxy-PE

0,08 0,1 0,4

I-9Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 10: Modul 1 SA

2.8.3 Perhitungan keperluan arus proteksi total

I = i . A

Keterangan : I = arus proteksi totali = arus proteksiA = luas permukaan pipa

2.8.4 Penentuan umur proteksiUmumnya, umur proteksi dalam rancangan/design adalah 10-20 tahun

2.8.5 Perhitungan berat anoda total (Wt)

Wt = ( I. Umurproteksi. 8760)/μ.C)

Keterangan : I = arus proteksi totalμ = faktor utilitas :80% = 0.8C = kapasitas : 1230 AH/Kg

2.8.6 Pemilihan ukuran anoda lihat tabel di bawah ini.Tabel 2.5 Ukuran anoda magnesium (Corrpo Companies Inc.)

I-10Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 11: Modul 1 SA

2.8.7 Perhitungan tahanan anoda

Keterangan : Rh = tahanan anoda horizontalρ = resistivitas tanahL = panjang anodaD = diameter anoda

2.8.8 Perhitungan keluaran arus anoda

Ia = (E A – E M) / RA

Keterangan : E A = Potensial anodaE M = Potensial struktur atau potensialproteksi)RA = tahanan anoda

2.9 Perancangan Instalasi Anoda KorbanInstalasi system proteksi anoda korban lebih sederhana dibandingkan dengan

system proteksi arus terpasang. Proses instalasi anoda korban melibatkan penguburan sebuah anoda paket tunggal di daerah saluran pipa, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Instalasi paket anoda tunggal

Paket anoda magnesium 17-lb, 20 lb, atau 32-lb dapat digunakan untuk jenis aplikasi di dalam tanah dengan resistivitas tinggi, sedangkan anoda seng dapat

I-11Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 12: Modul 1 SA

digunakan untuk resistivitas rendah. Untuk umur proteksi yang lebih lama, dibutuhkan berat anoda yang lebih besar.

Ketika beberapa anoda magnesium atau seng harus dipasang pada satu lokasi, biasanya pada pipa ter-coating, anoda dapat dihubungkan ke kawat header. Kawat header harus dibawa ke test box untuk pemantauan dan pengukuran potensial proteksi secara periodik. Hal ini diilustrasikan oleh Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Instalasi paket anoda gabungan

Anoda-anoda yang dipasang harus ditempatkan dalam susuan garis lurus untuk ketahanan pemasangan. Posisi anoda dapat tegak lurus terhadap pipa, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.5, atau sejajar dengan pipa. Jarak penempatan anoda magnesium gabungan minimal harus 15 kaki dari pipa sedangkan untuk seng, jarak ini dapat dikurangi sampai 5 kaki untuk kinerja optimal atau lebih dekat jika terdapat sedikit ruang.

Jika area tempat pemasangan anoda sangat terbatas, anoda dapat ditempatkan dalam lubang di samping pipa dengan lubang yang cukup dalam sehingga dapat memberikan jarak yang sesuai antara pipa dan anoda. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 2.6.

I-12Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 13: Modul 1 SA

Gambar 2.6 Instalasi paket anoda di bawah pipa

Untuk penempatan anoda gabungan dengan jenis instalasi ini diperlukan lubang yang sangat dalam. Kedalaman yang disarankan adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6. Hal ini dibenarkan oleh fakta bahwa dengan anoda yang lebih dalam ke bumi (dengan resistivitas tanah baik) efek gradien potensial pada pipa dapat menjadi kurang kuat dibandingkan dengan anoda yang lebih dekat ke permukaan bumi dan pada jarak lateral yang sebanding dari pipa. Keuntungan lain dari jenis instalasi ini adalah bahwa anoda yang ditempatkan secara dalam dapat menghasilkan output arus yang merata, terkait dengan kelembaban tanah. Selain itu, instalasi jenis ini dapat melindungi anoda dari kerusakan akibat penggalian permukaan tanah untuk tujuan lain.

Tiga ilustrasi sebelumnya membahas mengenai penggunaan anoda paket dimana setiap anoda dan material backfillnya dipasang sebagai satu kesatuan. Baik anoda seng maupun magnesium sebagian tersedia dalam bentuk tanpa backfill. Untuk pemasangan anoda dan backfill didalam sebuah lubang dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Anoda dan backfill yang dipasang secara terpisah lebih sering digunakan untuk instalasi anoda ganda daripada untuk instalasi anoda tunggal. Keuntungan dari jenis instalasi ini adalah bahwa backfill yang dipasang secara terpisah dan dipadatkan di sekitar anoda, benar-benar mengisi semua rongga di lubang anoda. Hal ini meminimalkan kemungkinan backfill menjauh dari anoda dan mengurangi efektivitas jangka panjang dari anoda. Kemungkinan ini lebih besar jika anoda paket digunakan, karena ketika wadah backfill memburuk, backfill akan masuk ke dalam rongga yang tanpa sadar mungkin telah tertinggal di sekitar atau di bawah paket.

Pada resistivitas tanah tertentu, anoda korban perlu dipasang secara horizontal untuk kinerja yang efektif. Baik anoda paket maupun anoda terpisah dan backfill dapat diinstal. Ketika menempatkan anoda paket secara horizontal di sebuah parit, haruslah hati-hati ketika melakukan backfilling untuk memastikan bahwa tanah benar-benar mengelilingi anoda paket, sehingga tidak ada ruang kosong. Tanah yang ada kemudian dapat digunakan untuk mengurug backfill pada lubang tersebut (setelah membuat semua koneksi timah anoda dan mengisolasinya).

I-13Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 14: Modul 1 SA

Gambar 2.7 Instalasi anoda dengan backfill terpisah

Test box untuk beberapa lokasi anoda dapat dipasang seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8. Beberapa terminal pada test box dibutuhkan untuk mengukur arus dari anoda (menggunakan millivoltmeter seperti yang ditunjukkan) tanpa mengganggu sirkuit. Terminal tes pipa dan anoda dapat dipasang terpisah, seperti yang ditunjukkan dalam gambar, memungkinkan untuk mengukur potensial pipa secara akurat.

Gambar 2.8 Instalasi testbox

Pada instalasi anoda korban, semua kabel yang terhubung ke anoda harus dilindungi. Ini berarti bahwa jika ada tembaga yang terbuka, tidak akan menimbulkan korosi dan menyebabkan pemutusan kawat.

I-14Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 15: Modul 1 SA

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat.Alat utama yang dipakai untuk praktikum adalah:1. Simulator Sistem Proteksi Katodik Metode Anoda Korban Dalam Sistem

Perpipaan2. Avometer3. Elektroda CuSO4

3.2.2 Prosedur Pengukuran Potensial Natural Pipa1. Lepaskan sambungan terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal

hitam (dari pipa) pada testbox.2. Hubungkan terminal hitam (dari pipa) dengan avometer (menggunakan

elektroda pembanding CSE yang ditancanpakan ke tanah).3. Amati dan catat nilai potensial natural pipa yang tertera pada avometer.4. Sambungkan kembali terminal merah dengan terminal hitam pada testbox

untuk keperluan proteksi

3.2.3 Prosedur Pengukuran Potensial Anoda Korban1. Lepaskan sambungan terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal

hitam (dari pipa) pada testbox.2. Hubungkan terminal merah (dari anoda) dengan avometer (menggunakan

elektroda pembanding CSE yang ditancapkan ke tanah).3. Amati dan catat nilai potensial anoda korban yang tertera pada avometer.4. Sambungkan kembali terminal merah dengan terminal hitam pada testbox

untuk keperluan proteksi.

3.2.4 Prosedur Pengukuran Potensial Anoda Korban1. Terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari pipa) harus

dalam keadaan terhubung (proteksi sedang berjalan).2. Hubungkan terminal hitam (pipa yang diproteksi) dengan avometer

(menggunakan elektroda pembanding CSE yang ditancapkan ke tanah).3. Amati dan catat nilai potensial proteksi yang tertera pada avometer.4. Bandingkan dengan nilai potensial standar proteksi katodik (-0,85 V/CSE)

I-15Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

Page 16: Modul 1 SA

BAB IVLANGKAH PENGOLAHAN DATA

I-16Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode

mV

Page 17: Modul 1 SA

DAFTAR PUSTAKA

A.W. PEABODY. 2001. Peabody’s Control Of Pipeline Corrosion, Second Edition. Texas: NACE International The Corrosion Society.

Chess, Paul, Grønvold, Karnov. 2005. Cathodic Protection of Steel in Concrete. Copenhagen: Cathodic Protection International.

Einar Bardal. 2004. Corrosion and Protection. Norway: Springer.

Fitzgerald, John. 2004. Cathodic Protection for On-Grade Storage Tanks and Buried Piping. Texas: NACE International The Corrosion Society.

http://wikipedia.org/Korosi.html

http://wikipedia.org/Proteksi_Katodik.html

http://wikipedia.org/Sacrificial_Anode.html

Kelly, Robert G., dkk. 2003. Electrochemical Techniques in Corrosion Science and Engineering. New York: Marcel Dekker, Inc.

Ngatin, Agustinus, dkk. 2002. Teknik Pengendalian Korosi. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung

Nurcahyo. tanpa tahun. Aplikasi Proteksi Katodik. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Parker, Marshall E., Peattie, Edward G. 1999. Pipeline Corrosion and Cathodic Protection, Third Edition. Houston: Gulf Publishing Company

Pierre, R. Roberge. 2000. Handbook of Corrosion Engineering. USA: McGraw-Hill.

Indarti, Retno, dkk. 2006. Petunjuk Praktikum Teknik Pencegahan Korosi. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Sulaiman, A. tanpa tahun. Desain Anoda Korban. tanpa tempat: tanpa penerbit.

Sulistijono. Sistem Proteksi Katodik Anoda Tumbal. Surabaya: ITS.

W. von Baeckmann, W. Schwenk, and W. Prinz.1997.Handbook Of Cathodic Corrosion Protection, Third Edition. Texas: Gulf Professional Publishing.

I-17Jobsheet Praktikum Sacrificial Anode