S2-2014-261277-chapter1

download S2-2014-261277-chapter1

of 7

Transcript of S2-2014-261277-chapter1

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    1/7

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Kasus penyakit HIV/AIDS masih merupakan masalah di DKI

    Jakarta, dimana strategi penanggulangan laju peningkatan penyakit ini

    belum mampu mengatasi problem secara komprehensive. Jumlah kasus

    HIV/AIDS di DKI Jakarta sampai dengan tahun 2008 adalah 4.467 orang,

    meninggal 596 orang (Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 2008). Berdasarkandata surveilans Dinas Kesehatan tersebut DKI Jakarta termasuk epidemi

    terkonsentrasi kasus HIV/AIDS dengan angka prevalensi >5% pada

    populasi risiko tinggi. Selain itu data lain juga menunjukkan bahwa angka

    HIV/AIDS yang berasal dari IDU (Injecting Drug Users) juga sangat tinggi

    yaitu 69 % (Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta, 2008)

    Berdasarkan cukup tingginya permasalahan HIV/AIDS maka salah satu

    strategi penanggulangan pogram HIV/AIDS di Propinsi DKI Jakarta atau

    yang lebih dikenal dengan Program Scaling-Up One Stop Service di

    Puskesmas, merupakan pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon

    (PTRM).

    PRTM di Puskesmas Kecamatan, bertujuan untuk lebih

    mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

    PTRM merupakan salah satu program dari pendekatan harm

    reduction atau pengurangan dampak buruk penularan HIV/AIDS melalui

    narkotika suntik. Metadon dilakukan dengan cara diminum berupa opiat

    (narkotik) sintesis yang kuat seperti heroin, tetapi tidak menimbulkan efek

    sedatif yang kuat. Metode ini biasanya disediakan pada program

    penggantian heroin yang dipakai pecandu dengan obat lain yang lebih

    aman untuk tujuan meningkatkan kesehatan pengguna narkoba suntik

    (penasun) agar mereka dapat beraktivitas secara normal dan produktif

    sehingga dapat menekan tingkat kriminalitas dan menekan laju

    pertambahan kasus HIV/AIDS yang penularannya melalui jarum suntik

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    2/7

    2

    yang dipergunakan oleh IDU secara bergantian dengan sesama pemakai

    Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza).

    Gambar. 1 memperlihatkan jumlah klinik yang mempunyai Program

    Terapi Rumatan Metadon Di Indonesia tahun 2011 (87 klinik), tersedia di

    DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sumsel, Kalbar,

    Sumut, Sulsel, Kepulauan Riau, dll yaitu RSKO, 4 RSJ, 30 RSU, 42

    Puskesmas, 10 Lapas/ Rutan.

    Gambar.1. Jumlah Klinik PTRM Di Indonesia dari tahun 2006-2011

    47

    13 15

    21

    35

    4

    11 13

    26

    32

    42

    3 4 47 8

    10

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    JUMLAH KLINIK PTRM DI INDONESIA

    RUMAH SAKIT

    PUSKESMAS

    LAPAS/RUTAN

    Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Pelayanan Kesehatan yang

    berbasis masyarakat dalam melaksanakan fungsinya dengan konsep

    wilayah yang ada di tingkat kecamatan melaksanakan Pelayanan

    Kesehatan Dasar bagi masyarakat. Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi

    DKI Jakarta mengembangkan pelayanan yang lebih dari sebuah

    Pelayanan Kesehatan Dasar berupa Program Terapi Rumatan Metadon

    yang ternyata sesuai dengan situasi kebutuhan masyarakat pengguna

    Napza. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya jumlah kunjungan

    pelayanan ini setiap harinya yaitu berkisar rata-rata 100 pasien perhari

    (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2006).

    Tim pelaksana pelayanan PTRM di Puskesmas diberikan pelatihan

    sebelum memberikan / membuka layanan PTRM. Tim pelaksana pelayan-

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    3/7

    3

    an PTRM tersebut terdiri dari 1 Dokter, 1 Apoteker, 2 paramedis, dan 1

    Tenaga Administrasi.

    Gambar.2. Total Kunjungan Pasien PTRM di Indonesia

    tahun 2003 - 2010

    Pada Gambar.2. menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

    kunjungan pasien PTRM dari tahun ke tahun. Menurut pengamatan

    Departemen Kesehatan selama tahun 2003 hingga Mei 2005, kelompok

    terbanyak yang mampu bertahan baik adalah pasien yang berumur di atas

    20 tahun.

    Pada tabel. 1 memperlihatkan bahwa di setiap lokasi Puskesmas

    Kecamatan kunjungan pasien aktif yang rutin setiap hari pada layanan

    PTRM rata-rata lebih dari 100 pasien per hari dengan jam layanan buka di

    sekitar jam 12.00 16.00 WIB.

    PTRM ini merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan

    yang berbasis masyarakat di Puskesmas, berupa layanan rawat jalan

    yang paling dekat dengan tempat tinggal pasien PTRM, berada dalam

    ruang lingkup kesehatan, berkaitan dengan pembiayaan yang

    dihubungkan dengan status ekonomi dan pekerjaan. Pelayanan PTRM ini

    harus mampu membuat pasien bertahan dalam terapi sampai bebas dari

    penggunaan opioida.

    186 256 295

    607

    1268

    1910

    2086

    2545

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

    TOTALPASIEN PTRM DI INDONESIA

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    4/7

    4

    Tabel 1. Data Kunjungan Pasien PTRM di 5 (Lima) PuskesmasKecamatan Provinsi DKI Jakarta bulan Januari Mei 2008

    No. URAIAN PKC.Gambir

    PKC.Tj. Priok

    PKC.Cengkareng

    PKC.Tebet

    PKC.J atinegara

    1. Jumlah Pelangganterdaftar

    376 129 171 214 249

    2. Jumlah Pelangganaktif

    135 103 107 115 109

    3. Pelanggan AktifLaki/Perempuan

    122/13 95/8 107/0 99/16 94/15

    4. Jumlah PelangganPindah

    24 2 7 5 0

    5. Jumlah Pelangganmeninggal

    22 0 4 3 1

    6. Jumlah PelangganDrop Out

    195(52%)

    24(18,6%)

    53(31%)

    91(42,5%)

    139(55,8%)

    Mengingat PTRM ini memerlukan waktu terapi jangka panjang,

    terus menerus dan memerlukan keamanan dalam pemberian dosis terapi

    berkelanjutan maka diperlukan suatu kepatuhan petugas kesehatan untuk

    menjaga mutu pelayanan yang baik.

    Dari data ke 5 (lima) Puskesmas Kecamatan seperti yang

    ditunjukkan pada tabel 1, terlihat angka pelanggan droup outcukup tinggi

    yaitu 18,6 % 55,8% sehingga berdasarkan hal tersebut maka perlu

    dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat

    mempengaruhi retensi PTRM agar angka pelanggan aktif (mampu

    bertahan baik/retensi) lebih tinggi dari pada pelanggan droup out, karena

    salah satu kriteria keberhasilan program terapi metadon adalah jumlah

    pasien yang drop-out pada tahun pertama kurang dari 45% sesuaiKeputusan Menteri Kesehatan Nomor : 494/ MENKES/SK/VII/ 2006.

    B. PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya

    dapat disimpulkan bahwa tingkat bertahannya seorang pelanggan/pasien

    PTRM merupakan salah satu alat ukur sebuah mutu pelayanan PTRM di

    unit pelayanan, sehingga semakin lama pasien bertahan (retensi)

    menggunakan metadon maka dapat semakin baik mutu pelayanan PTRM.

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    5/7

    5

    Adapun outcome lain dari pelayanan PTRM antara lain adalah berupa

    perilaku sosial pengguna Napza menjadi lebih baik, menurunnya angka

    kriminalitas oleh para pengguna Napza, terbebasnya seorang pengguna

    dari kecanduan Napza selain itu diperlukan kepatuhan petugas PTRM

    terhadap pedoman PTRM yang dipergunakan dalam memberikan

    pelayanan metadon sehingga menghasilkan mutu yang baik, maka dalam

    penelitian ini dirumuskan Belum diketahuinya faktor-faktor yang

    mempengaruhi retensi pasien PTRM di 5 (lima) Puskesmas Kecamatan

    Provinsi DKI Jakarta.

    C. TUJ UAN PENELITIAN

    2.1 Tujuan umum :

    Untuk dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi retensi

    pasien peserta pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon di

    Puskesmas Kecamatan Provinsi DKI Jakarta.

    2.2 Tujuan khusus

    a. Untuk mengukur tingkat retensi pasien peserta pelayanan

    Program Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas Kecamatan

    Provinsi DKI Jakarta

    b. Untuk mengetahui hubungan antara faktor individu (umur, jenis

    kelamin, pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan),

    faktor zat (lama pakai, jenis napza, napza jarum, dosis pakai,

    riwayat detoksifikasi) serta faktor yang lain (mutu layanan,

    dukungan, HIV atau tidak) dengan kejadian retensi pasien

    peserta pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon di

    Puskesmas Kecamatan Provinsi DKI Jakarta

    c. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling

    mempengaruhi terhadap kejadian retensi pasien peserta

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    6/7

    6

    pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas

    Kecamatan Provinsi DKI Jakarta. ,

    D. MANFAAT PENELITIAN

    Penelitian ini akan mempunyai manfaat sebagai berikut:

    a. Bagi 5 Puskesmas Kecamatan, sebagai bahan masukan

    dalam peningkatan mutu pelayanan Program Terapi

    Rumatan Metadon dengan mengetahui faktor faktor yang

    akan memprediksi retensi pasien peserta pelayanan

    Program Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas

    Kecamatan.

    b. Bagi KEMKES / DINKES DKI,sebagai bahan pertimbangan

    dalam membuat regulasi strategi peningkatan mutu

    pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon sekaligus bisa

    menjadi acuan guna menjamin kualitas pelayanan PTRM di

    rumah sakit atau satelit puskesmas.

    c. Bagi Institusi Pendidikan, sebagai bahan referensi tentang

    faktor faktor yang akan meprediksi retensi pasien peserta

    pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon di

    Puskesmas.

    E. KEASLIAN PENELITIAN

    Penelitian tentang retensi pasien yang mengikuti program terapi

    rumatan metadon ini belum pernah dilakukan. Pelayanan PTRM ini baru

    dimulai di tingkat puskesmas sejak tahun 2006. Pelaksanaan pelayanan

    PTRM di tingkat Puskesmas harus dengan Pengampu Rumah Sakit yang

    membidangi yaitu Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Puskesmas

    pemberi Pelayanan PTRM disebut sebagai Satelit Program Terapi. Sakit

    Pengampu dan Satelit Program Terapi.

  • 7/25/2019 S2-2014-261277-chapter1

    7/7

    7

    Beberapa penelitian / tulisan yang pernah dibuat oleh:

    a. Magdalena (2007), tentang Hubungan Fungsi Keluarga

    Dengan Kejadian Penyalahguna Napza Pada Remaja di Kota

    Pekan Baru. Tesis Magister Administrasi Rumah Sakit,

    Universitas Indonesia Jakarta.

    b. Arifin (2008), tentang Analisis Efisiensi Biaya Terapi Sulih Bagi

    Pecandu Heroin Antara Metadon dan Burphenorphin di RSKO

    Cibubur. Tesis Magister Administrasi Rumah Sakit, Universitas

    Indonesia Jakarta.

    Keaslian penelitian ini adalah meneliti tentang faktor-faktor ysng

    mempengaruhi retensi pasien Program Terapi Rumatan Metadon di 5

    (lima) Puskesmas Kecamatan DKI Jakarta, agar dapat menunjukkan daya

    ungkit Puskesmas yang tidak kalah penting dalam mengambil peran

    pelayanan PTRM bila dibandingkan dengan pelayanan di Rumah Sakit.