S2-2013-343842-abstract

2
iii PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI MELALUI MODEL DESA KONSERVASI Lukman Hery Prasetyo 1 , Dwita Hadi Rahmi 2 , Suryanto 3 INTISARI Model Desa Konservasi (MDK) merupakan salah satu pendekatan model konservasi yang memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar kawasan konservasi untuk aktif terlibat dalam usaha pengelolaan kawasan konservasi. MDK diperkenalkan sejak tahun 2006 karena program kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi yang dilaksanakan sebelumnya sejak tahun 1993 hasilnya kurang maksimal. Program ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses penggunaan kawasan hutan yang berkomitmen jangka panjang dalam rangka mendukung konservasi hutan. MDK Desa Ngargomulyo dibentuk tahun 2011. Dengan adanya program ini diharapkan tekanan terhadap kawasan TNGM dapat berkurang. Sejauhmana efektivitas program MDK dalam mengurangi tekanan terhadap kawasan TNGM dan faktor apa saja yang mempengaruhinya menjadi sebuah pertanyaan. Untuk menjawab itu penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji efektivitas program MDK dalam mengurangi tekanan terhadap kawasan TNGM dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode deduktif kualitatif untuk menggali informasi yang diperlukan agar diperoleh gambaran yang sesungguhnya dari upaya pemberdayaan masyarakat dengan melihat capaian dari beberapa aspek dan faktor yang berpengaruh. Hasil penelitian ini menemukan bahwa program MDK efektif untuk memberdayakan masyarakat dalam membantu mencukupi kebutuhannya dan menjaga kelestarian sumber daya hutan. Efektivitas program MDK terlihat dari peningkatan pendapatan 10-15%, peningkatan pengetahuan, keterampilan, keterlibatan dalam pengelolaan dan kesadaran konservasi, penurunan konflik, penurunan intensitas dan jarak aktivitas kedalam kawasan, ketersediaan air, terbentuknya kelembagaan. Kondisi hutan di Desa Ngargomulyo dengan adanya pelaksanaan program MDK menunjukkan perubahan yang positif. Dalam pelaksanaan MDK, sumberdaya yang memadai, komunikasi yang efektif, sikap pelaksana yang mendukung, koordinasi yang baik antar stakeholder, serta adanya tokoh masyarakat merupakan faktor sukses. Kata Kunci: Model Desa Konservasi, Manajemen Sumberdaya Hutan, Efektivitas, Desa Ngargomulyo, TNGM 1. Mahasiswa Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. 2. Dosen Pengajar Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, UGM, Yogyakarta 3. Dosen Pengajar Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, UGM, Yogyakarta

Transcript of S2-2013-343842-abstract

  • iii

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

    MELALUI MODEL DESA KONSERVASI

    Lukman Hery Prasetyo1, Dwita Hadi Rahmi2, Suryanto3

    INTISARI

    Model Desa Konservasi (MDK) merupakan salah satu pendekatan model konservasi yang memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar kawasan konservasi untuk aktif terlibat dalam usaha pengelolaan kawasan konservasi. MDK diperkenalkan sejak tahun 2006 karena program kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi yang dilaksanakan sebelumnya sejak tahun 1993 hasilnya kurang maksimal. Program ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses penggunaan kawasan hutan yang berkomitmen jangka panjang dalam rangka mendukung konservasi hutan. MDK Desa Ngargomulyo dibentuk tahun 2011. Dengan adanya program ini diharapkan tekanan terhadap kawasan TNGM dapat berkurang.

    Sejauhmana efektivitas program MDK dalam mengurangi tekanan terhadap kawasan TNGM dan faktor apa saja yang mempengaruhinya menjadi sebuah pertanyaan. Untuk menjawab itu penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji efektivitas program MDK dalam mengurangi tekanan terhadap kawasan TNGM dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode deduktif kualitatif untuk menggali informasi yang diperlukan agar diperoleh gambaran yang sesungguhnya dari upaya pemberdayaan masyarakat dengan melihat capaian dari beberapa aspek dan faktor yang berpengaruh.

    Hasil penelitian ini menemukan bahwa program MDK efektif untuk memberdayakan masyarakat dalam membantu mencukupi kebutuhannya dan menjaga kelestarian sumber daya hutan. Efektivitas program MDK terlihat dari peningkatan pendapatan 10-15%, peningkatan pengetahuan, keterampilan, keterlibatan dalam pengelolaan dan kesadaran konservasi, penurunan konflik, penurunan intensitas dan jarak aktivitas kedalam kawasan, ketersediaan air, terbentuknya kelembagaan. Kondisi hutan di Desa Ngargomulyo dengan adanya pelaksanaan program MDK menunjukkan perubahan yang positif. Dalam pelaksanaan MDK, sumberdaya yang memadai, komunikasi yang efektif, sikap pelaksana yang mendukung, koordinasi yang baik antar stakeholder, serta adanya tokoh masyarakat merupakan faktor sukses.

    Kata Kunci: Model Desa Konservasi, Manajemen Sumberdaya Hutan,

    Efektivitas, Desa Ngargomulyo, TNGM

    1. Mahasiswa Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. 2. Dosen Pengajar Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Jurusan Teknik Arsitektur dan

    Perencanaan, UGM, Yogyakarta 3. Dosen Pengajar Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Jurusan Teknik Arsitektur dan

    Perencanaan, UGM, Yogyakarta

  • iv

    MODEL DESA KONSERVASI (MODEL OF CONSERVATION VILLAGE)

    AS COMMUNITY EMPOWERMENT

    AROUND GUNUNG MERAPI NATIONAL PARK

    Lukman Hery Prasetyo1, Dwita Hadi Rahmi2, Suryanto3

    ABSTRACT

    Model Desa Konservasi (MDK) is a model of conservation approache that

    provides opportunities to the community around conservation area to engage

    actively in the management of conservation areas. MDK introduced since 2006

    because previous implementation of community development programs that

    developed since 1993 around the conservation area are less than the target. The

    program also gives an opportunity for the public to gain access to the rise of forest it

    is committed as a long term program to support forest conservation. MDK in

    Ngargomulyo village was formed in 2011. Through this program the pressure in

    TNGM is expected to be reduced significantly.

    The research question are how far the MDK program's effectiveness in reducing

    the pressure on the TNGM area and what factors influence it. To answer the authors

    conducted a study that has moreless similar, that question is to assess the MDK

    program's effectiveness in reducing the pressure on the TNGM area and the factors

    that influence it. This study used deductive qualitative method to explore necessary

    information in order to obtain an actual description of community empowerment by

    looking at the outcome of some aspects and factors that effect the condition.

    The results of this study found that the MDK program is effective to empower

    communities in helping meet their needs and maintain the sustainability of forest

    resources. MDK program effectiveness can be seen from the increasing of the income

    (10-15%), knowledge, skills, conservation awareness, involvement in the

    management, formation of the institution and also water availability, meanwhile

    conflict, intensity and how far people activity into the forest is decreasing. The Forest

    conditions in Ngargomulyo Village with the implementation of the MDK program

    show a positive change. Adequate resources, effective communication, implementing

    attitude of implementer, good coordination among stakeholders, as well as rate of

    leaders in the community are success factors of MDK implementation in Ngargomulyo

    Village.

    Key words: Model Desa Konservasi, Forest Resources Management, Effectiveness,

    Ngargomulyo Village , TNGM

    1. Students of the Master Program in Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, UGM, Yogyakarta.

    2. Lecturer of Masters Program in Urban and Regional Planning, Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, UGM, Yogyakarta.

    3. Lecturer of Masters Program in Urban and Regional Planning, Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, UGM, Yogyakarta.

    INTISARIABSTRACT