S2-2013-323703-abstract

2
 INTISARI Latar belakang : Penyakit anjing gila (rabies) merupakan penyakit akut (bersifat zoonosis) menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus. Kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) tersebar di 21 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dan kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Tengah selama 4 (empat) tahun terakhir. Pada tahun 2008 gigitan HPR sebanyak 132 kasus, tahun 2009 sebanyak 197 kasus, tahun 2010 sebanyak 205 kasus, dan tahun 2011 sebanyak 219 kasus. Mengingat ancaman terhadap kesehatan, keselamatan dan ketentraman masyarakat karena dampak buruk rabies yang selalu diakhiri dengan kematian, maka usaha pengendalian penyakit berupa pencegahan, penanggulangan dan  penatalaksanaan kasus gigitan HPR harus untuk dilaksanakan seintensif mungkin agar Kabupaten Aceh Tengah dapat bebas rabies. Berbagai upaya telah dilaksanakan yakni vaksinasi dan eliminasi HPR, penatalaksanaan kasus gigitan, dan membentuk 7 rabies center yang tersebar di 14 kecamatan. Pada akhir tahun 2012 dinas kesehatan menambah 1 rabies center  untuk meningkatkan pelayanan rabies kepada masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah. Tujuan : Untuk mengevaluasi pelaksanaan program rabies melalui upaya  pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh. Metode : Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Subjek berjumlah 20 orang dari Dinas kesehatan, Dinas Peternakan dan  perikanan, puskesmas rabies center, dan poskeswan. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan pemanfaatan dokumentasi. Data dianalisis dengan langkah: reduksi data, koding, kategorisasi, sintesis, dan interprestasi data. Hasil dan Pembahasan : Implementasi program rabies belum terkoordinasi dengan lintas sektor secara baik, karena tim koordinasi di tingkat kecamatan maupun di kabupaten belum terbentuk. Upaya pencegahan, dan penanggulangan kasus gigitan HPR belum berjalan dengan baik. Belum adanya komitmen daerah dalam melaksanakan kebijakan dan pengembangan strategi program rabies (vaksinasi, eliminasi, penatalaksanaan kasus, promosi dan pemberdayaan masyarakat). Sumber daya manusia sebagai pelaksana program rabies di  rabies center  dan poskeswan sudah sesuai berdasarkan jumlah dan tingkat pendidikan namun belum efektif karena masih tingginya beban kerja bagi petugas program rabies, dan perlu peningkatan upaya pendidikan dan pelatihan SDM secara  berkesinambungan. Alokasi anggaran tidak memadai baik dalam pelaksanaan upaya pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program rabies yang sangat terbatas. Kesimpulan : Implementasi program rabies di Kabupaten Aceh Tengah belum  berjalan dengan baik, karena belum adekuatnya komitmen daerah dalam  pendanaan program, sarana prasarana, sumber daya manusia, dan lemahnya koordinasi pelaksanaan program. oleh karena itu direkomendasikan agar meningkatkan komitmen bersama dari pihak terkait dalam meningkatkan upaya  pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR di Kabupaten Aceh Tengah. Kata kunci : Program pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR, rabies center , pos kesehatan hewan (Poskeswan).

description

rabies

Transcript of S2-2013-323703-abstract

7/16/2019 S2-2013-323703-abstract

http://slidepdf.com/reader/full/s2-2013-323703-abstract 1/2

 

INTISARI

Latar belakang : Penyakit anjing gila (rabies) merupakan penyakit akut (bersifat

zoonosis) menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus. Kasusgigitan hewan penular rabies (HPR) tersebar di 21 kabupaten/kota di ProvinsiAceh dan kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Tengah selama 4 (empat)tahun terakhir. Pada tahun 2008 gigitan HPR sebanyak 132 kasus, tahun 2009sebanyak 197 kasus, tahun 2010 sebanyak 205 kasus, dan tahun 2011 sebanyak219 kasus. Mengingat ancaman terhadap kesehatan, keselamatan dan ketentramanmasyarakat karena dampak buruk rabies yang selalu diakhiri dengan kematian,maka usaha pengendalian penyakit berupa pencegahan, penanggulangan dan

 penatalaksanaan kasus gigitan HPR harus untuk dilaksanakan seintensif mungkinagar Kabupaten Aceh Tengah dapat bebas rabies. Berbagai upaya telahdilaksanakan yakni vaksinasi dan eliminasi HPR, penatalaksanaan kasus gigitan,dan membentuk 7 rabies center yang tersebar di 14 kecamatan. Pada akhir tahun2012 dinas kesehatan menambah 1 rabies center  untuk meningkatkan pelayananrabies kepada masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah.Tujuan : Untuk mengevaluasi pelaksanaan program rabies melalui upaya

 pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR diKabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh.Metode : Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan rancangan studi kasus.Subjek berjumlah 20 orang dari Dinas kesehatan, Dinas Peternakan dan

 perikanan, puskesmas rabies center,  dan poskeswan. Data diperoleh melaluiwawancara mendalam, observasi, dan pemanfaatan dokumentasi. Data dianalisisdengan langkah: reduksi data, koding, kategorisasi, sintesis, dan interprestasi data.Hasil dan Pembahasan :  Implementasi program rabies belum terkoordinasidengan lintas sektor secara baik, karena tim koordinasi di tingkat kecamatanmaupun di kabupaten belum terbentuk. Upaya pencegahan, dan penanggulangankasus gigitan HPR belum berjalan dengan baik. Belum adanya komitmen daerahdalam melaksanakan kebijakan dan pengembangan strategi program rabies

(vaksinasi, eliminasi, penatalaksanaan kasus, promosi dan pemberdayaanmasyarakat). Sumber daya manusia sebagai pelaksana program rabies di  rabiescenter   dan poskeswan sudah sesuai berdasarkan jumlah dan tingkat pendidikannamun belum efektif karena masih tingginya beban kerja bagi petugas programrabies, dan perlu peningkatan upaya pendidikan dan pelatihan SDM secara

 berkesinambungan. Alokasi anggaran tidak memadai baik dalam pelaksanaanupaya pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR.Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program rabies yang sangat terbatas.Kesimpulan : Implementasi program rabies di Kabupaten Aceh Tengah belum

 berjalan dengan baik, karena belum adekuatnya komitmen daerah dalam pendanaan program, sarana prasarana, sumber daya manusia, dan lemahnyakoordinasi pelaksanaan program. oleh karena itu direkomendasikan agarmeningkatkan komitmen bersama dari pihak terkait dalam meningkatkan upaya

 pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasus gigitan HPR diKabupaten Aceh Tengah.

Kata kunci : Program pencegahan, penanggulangan dan penatalaksanaan kasusgigitan HPR, rabies center , pos kesehatan hewan (Poskeswan).

7/16/2019 S2-2013-323703-abstract

http://slidepdf.com/reader/full/s2-2013-323703-abstract 2/2

 

ABSTRACT

Background : Rabies is an acute disease (zoonotic) attacking the central nervous

system caused by virus. A bite case of rabies animal transmitter (HPR) spreads in21 regencies/city in Province of Aceh and the highest case has been in Regency ofCentral Aceh for 4 (four) last years. In the year 2008 as many bites HPR 132cases, year 2009 as many as 197 cases, as many as 205 cases year 2010, and year2011 as many as 219 cases. Given the threat to the health, safety and peace of thecommunity due to adverse rabies are always terminated by death, disease controlefforts in the form of prevention, mitigation and management of bite cases HPRhad to be carried out as intensively as possible in order to free Central AcehDistrict rabies. Various efforts has been conducted such as vaccination andelimination of HPR, management of bite case and forming 7 rabies centersspreading over 14 disctricts. In the end of 2012, Health Service added 1 rabiescenter  to improve rabies service to public in Regency of Central AcehObjective: To evaluate the implementation of rabies program through prevention,control and management over a bite case on HPR in Regency of Central Aceh,Province of Aceh.Method: The study type was qualitative with case study design. The subject was20 people from Health Service, Husbandry and Fishery Service, public healthcenter of rabies center, and animal health post. The data were obtained through indepth interview, observation, and documentation. Data were analyzed withfollowing steps: data reduction, coding, categorization, synthesis, and datainterpretation.Results: The implementation of rabies program had not been well coordinated yetwith cross – sectors since team of coordination either in district or regency hadnot been formed. The prevention and control on bite case of HPR had not beenrun well. There was no local commitment in conducting the liability anddevelopment of rabies strategy program (vaccination, elimination, casemanagement, promotion, and public empowerment). Human resource as theexecutor of rabies program in rabies center   and animal health post had been inaccordance with number and education background, however it had not beeneffective since there was a higher work liability for the officer of rabies program,and it was necessary to improve Human Resource training and educationsustainability. The budget allocation was not sufficient in the implementation of

 prevention, control and management over a bite case on HPR. Infrastructure in theimplementation of rabies program was highly limited.Conclusion: The implementation of rabies program in Regency of Central Acehhad not run well because there was a limitation of financial, infrastructure, humanresource, and weak coordination in the program implementation. Therefore, it isrecommended to improve joint commitment from related party.

Keyword: Prevention, control, management over a bite case on HPR, rabiescenter , animal health post (poskeswan).