sandidermawancastilla.weebly.comsandidermawancastilla.weebly.com/uploads/1/2/1/6/... · Web...
Transcript of sandidermawancastilla.weebly.comsandidermawancastilla.weebly.com/uploads/1/2/1/6/... · Web...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering berhadapan dengan
persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupaksaan masalah
matematika. Dengan mengubahnya ke dalam bahasa atau persamaan
matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan seringkali memuat lebih dari dua persamaan dan
beberapa variabel – variabelnya. Bahkan di negara maju sering ditemukan
model ekonomi yang harus memecahkan suatu sistem persamaan dengan
puluhan atau ratusan variabel.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang
cukup ampuh untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakn
matriks memudahkan kita untuk membuat analisa – analisa yang mencakup
hubungan variabel – variabel dari suatu persoalan.
Matriks pertama kali dikenalkan oleh Arthur Clayley (1821 –
1895) pada tahun 1859 di Inggris dalam sebuah study sistem persamaan linear
dan transformasi linear. Namun pada awalnya, matriks hanya dianggap
permainan karena tidak bisa diaplikasikan. Baru pada tahun 1925, 30 tahun
setelah cayley meninggal, matriks digunakan pada mekanika kuantum.
Selanjutnya matriks mengalami pekembangan yang pesat dan digunakan
dalam berbagai bidang.
Ahli PEMROGRAMAN KOMPUTER
Ahli pemrograman komputer atau biasa disebut programer
komputer adalah seorang yang membuat atau mengembangkan software
(perangkat lunak) komputer. Programer komputer dapat disebut lebih khusus
lagi sebagai prograrmer diikuti dengan bahasa pemograman yang dikuasainya,
seperti programer java, programmer C++, programmer. Net, dan sebagainya.
Seorang programmer komputer menulis dan mensimulasikan suatu program
komputer sehingga komputer menjalankan fungsinya. Ia juga membuat,
1
mendesain, dan menguji struktur secara logis untuk memecahkan suatu
masalah dengan komputer. Pekerjaan seorang programmer bergantung
software yang dibutuhkan konsumen. Sebagai contoh, software yang
digunakan unruk membuat laporan keuangan dalam suatu perusahaan sangat
berbeda dengan software yang digunakan untuk menampilkan kondisi cuaca
pada simulator penerbangan. Meskipun software komputer dapat dibuat dalam
waktu yang relatif tidak lama, namun software tersebut dapat digunkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam suatu tim dibawah pengawasan
programmer senior.
Programmer komputer membuat software komputer berdasarkan
spesifikai yang ditentukan oleh programmer senior atau sistem analisa. Setelah
proses perancangan software selesai, kemudian, bahasa pemrograman yang
digunakan tergantung pada tujuan programnya. Misalkan, bahasa
pemrograman COBol digunakan untuk aplikasi bisnis. FORTRAN digunakan
pada aplikasi sains. J2EE dan PHP adalah dua dari bahasa pemrograman yang
digunakan dalam pemrograman WEB. Programmer biasanya mengetahui lebih
dari satu bahasa peemrograman karena beberapa bhasa pemrograman identik
sehingga mereka dapat mempelajarinya dengan mudah.
Salah satu software yang dapat dibuat programmer dalam bidang
sains adalah software komputer yang digunakan untuk menetukan struktur
molekul HIV dengan menghitung energi ikatan antar atomnya. Sebelum
membuat software tersebut, programmer harus menganalisa karakteristik
molekul HIV meliputi jumlah ataom energi ikatan antar atom, dan lain – lain.
Algoritma software tersebut menggunakan matriks berukuran 20 x 20 untuk
menghitung energi ikatan antar atom yang digunakan untuk menampilkan
pengetahuan mengenai matriks operasinya.
Seorang programmer komputer dapat bekerja di departemen
teknologi dan inforrmasi, Perusahaan pembuat software dalam bidang
enginerring dan perusahaan konsultan.
2
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini penulis berusaha menulis rumusan masalah sebagai berikut:1. Apa Definisi determinan matriks ?
2. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode sarrus ?
3. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode minor-
kofaktor ?
4. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode CHIO ?
5. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode eliminasi
gauss ?
6. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode Cramer ?
C. Tujuan Penulisan
Tulisan ini di sajikan dengan tujuan agar para pembaca, khususnya
bagi mahasiswa pendidikan matematika, antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Aljabar Linear I.
2. Memahami konsep Determinan dalam Matriks, khususnya melalui
metode-motede determinan.
3. Memahami dasar-dasar masalah Determinan dengan penalaran logis dan
menggambarkannya dengan cermat.
4. Kompeten dalam mengembangkan pembelajaran Matriks pada siswanya.
D. Sumber Data
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengambil sumber data dari
media internet dan buku.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Determinan Matriks
Determinan matriks adalah bilangan tunggal yang diperoleh dari
semua permutasi n² elemen matriks bujur sangkar. Jika subskrippermutasi
elemen matriks adalah genap (inversi genap) di beri tanda positif (+)
sebaliknya jika subskrip permutasi elemen matriks adalah ganjil (inversi
ganjil) di beri tanda negatif (-). Inversi terjadi jika bilangan yang lebih besar
mendahului bilangan yang lebih kecil dalam urutan subskrip permutasi elemen
matriks.
Determinan matriks hanya didefinisikan pada matriks bujur
sangkar (matriks kuadrat).
Notasi determinan matriks A :
Jika diketahui matriks A:
A = [a11 a12 .. a1 i .. a1 n
a22 a22 .. a2 i .. a2 n
⋮ ⋮ ¿ ⋮ ¿ a i1 ¿..¿aii¿..¿a¿¿⋮ ¿ ⋮ ¿¿ ⋮ ¿¿ ⋮ ¿an1¿an2¿ ..¿a¿¿..¿ann¿]
Maka determinan matrika A :
det A=
|A|=|a11 a12 .. a1i .. a1n
a22 a22 .. a2i .. a2n
⋮ ⋮ ¿ ⋮ ¿ ai 1 ¿..¿aii¿..¿a¿¿⋮ ¿⋮ ¿¿ ⋮ ¿¿ ⋮ ¿an 1¿an2¿..¿a¿¿..¿ann¿|
atau,
det ( A )=|a11 a12 .. a1 i .. a1 n
a22 a22 .. a2 i .. a2 n
⋮ ⋮ ¿ ⋮ ¿ ai 1 ¿..¿a ii¿..¿a¿¿⋮ ¿⋮ ¿¿ ⋮ ¿¿ ⋮ ¿an 1¿an 2¿..¿a¿¿..¿ann¿|
4
det ( A ) = |A|atau det A = |A|
B. Metode Sarrus
Perhitungan determinan matriks dengan metode sarrus hanya dapat
diterapkan pada matriks ukuran 2x2 atau 3x3. Determinan matriks yang
ukurannya lebih besar dari 3x3 tidak bisa dihitung menggunakan metode
sarrus.
Metode sarrus disebut juga metode spaghetti) yaitu menggunakan
perkalian elemen matriks secara diagonal. Perkalian elemen matriks pada
diagonal turun (dari kiri atas ke kana bawah) diberi tanda positif (+)
sedangkan perkalian elemen matriks pada diagonal naik (dari kri bawah ke
kanan atas) diberi tanda negatif (-).
1. Determinan matriks ukuran 2x2 :
A = [a11 a12
a21 a22]
det (A) = |A| = |a11 a12
a21 a22| = a11 a22−a21 a12
Atau jika diketahui matriks :
[a bc d ]
Det [a bc d ]=|a b
c d|=ad−cb
Contoh :
1. Tentukan determinan matriks dari : A = [2 −31 4 ]
Solusi :
5
−¿
+¿
−¿
+¿
det ( A )=|A|=|2 −31 4 |=¿ 2×4−1× (−3 )=8−(−3 )=11
2. Tentukan determinan dari matriks : B = [−1 22 −4]
Solusi :
det ( B )=|B|=|−1 22 −4|=−1× (−4 )−2×2=4−4=0
2. Determinan matriks ukuran 3x3 :
A= [a11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33]
det A = |a11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33|a11 a12
a21 a22
a31 a32
= a11 a22a33+a12a23a31+a13 a21 a32
−a13a22 a31−a11a23 a32−a12 a21a33
det A=¿a11 a22 a33+a12a23a31+a13a21 a32−a13a22 a31−a11 a23 a32−a12 a21a33¿
Atau jika diketahui :
[a b cd e fg h i ]
det [a b cd e fg h i ]= |a b c
d e fg h i|
a bd eg h
=aei+bfg+cdh−gec−hfa−idb
contoh :
A. Tentukan determinan dari matriks : A=[1 5 −31 0 23 −1 2 ]
6
−¿ −¿
+¿ +¿+¿
−−¿
+¿
−¿
+¿
−¿
+¿
−¿
Solusi :
det A = |1 5 −31 0 23 −1 2 |1 5
1 03 −1
det A=1×0× 2+5 × 2× 3+(−3 ) ×1× (−1 )
−3×0 × (−3 )−1×2 × (−1 )−5×1× 2
¿0+30+3−0−(−2 )−10=25
B. Tentukan determinan dari matriks : B=[0 2 13 −1 −24 −4 1 ]
Solusi :
Det A = |0 2 13 −1 −24 −4 1 |0 2
3 −14 −4
Det A = 0 × (−1 )×1+2 × (−2 )× 4+1×3×(−4)
−4 × (−1 ) ×1− (−4 )× (−2 )× 0−1× 3× 2
¿0+(−16 )+(−12 )−(−4 )−0−6=−30
C. Metode Minor – Kofaktor
Perhitungan determinan matriks dengan menggunakan metode minor – kofaktor dapat diterapkan pada semua ukuran matriks bujur sangkar. Determinan matriks dapat dihitung dari minor dan kofaktor pada salah satu baris atau kolom matriks.
1. Penentuan Determinan Berbasis Baris Matriks
Menghitung determinan suatu matriks menggunakan salah satu baris matriks.
Jika diketahui suatu matriks A berukuran n×n:
7
A =
a11 a12 … a1n
a21 a22 … a2n
⋮ ⋱ ⋱ ⋮an 1 an 2 … ann
Maka determinan matriks A :
det (A) = ∑j=1
n
akj .(−1)k+ j M kj
det (A) = ∑j=1
n
akj . K kj j = indek kolom
atau
contoh:
1. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan kofaktor pada baris ke-1
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:Det A = (1)(−1)1+1 M 11+(5)(−1)1+2 M 12+(0)(−1)1+3 M13
= (1 ) (−1 )1+1| 4 −1−2 0 |+(5)(−1)1+2|2 −1
0 0 |+(0)(−1)1+3|2 40 −2|
= (1 )(1)(0-2) + (5)( - 1)(0-0) + (0)(1)(-4 - 0)= -2 + 0 + 0 = -2
2. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan kofaktor pada baris ke-2
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:det A = (2)(−1 )2+1 M 21+(4)(−1 )2+2 M 22+(−1)(−1)2+3 M23
= (2 ) (−1 )2+1| 5 0−2 0|+(4) (−1 )2+2|1 0
0 0|+(−1)(−1)2+3|1 50 −2|
8
det (A) = ak 1 K k 1+ak2 Kk 2+ak3 K3+…+akj K kj
k = salah satu baris matriks
= (2 )(-1)(0-0) + (4)( 1)(0-0) + (-1)(-1)(-2 - 0)= 0 + 0 - 2 = -2
3. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan kofaktor pada baris ke3
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:Det A = (0) (−1 )3+1 M11+(−2)(−1)3+2 M12+(0)(−1)3+3 M 13
= (0 ) (1 )3+1|5 04 −1|+(−2)(−1)3+2|1 0
2 −1|+(0)(−1)3+3|1 52 4|
= (0 )(1)(-5-0) + (-2)( - 1)(-1-0) + (0)(1)(4 - 10)= 0 +-2 + 0 = -2
2. Penentuan Determinan Berbasis Kolom Matriks
Menghitung determinan suatu matriks menggunakan salah satu kolom matriks.
Jika diketahui suatu matriks A berukuran n×n:
A =
a11 a12 … a1n
a21 a22 … a2n
⋮ ⋱ ⋱ ⋮an 1 an 2 … ann
Maka determinan matriks A :
det (A) = ∑i=1
n
ail .(−1)i+l M il
det (A) = ∑i=1
n
ail . K il i = indek kolom
atau
det (A) = a1l K1 l+a2 l K 2l+a3 l K 3 l+…+ail K il
l = salah satu baris matriks
contoh:
9
A. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan kofaktor pada kolom ke-1
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:Det A = (1)(−1)1+1 M 11+(2)(−1)2+ 1 M 21+(0)(−1)3+1 M 31
=(1 ) (−1 )2| 4 −1−2 0 |+(2 ) (−1 )3| 5 0
−2 0|+(0)(−1)1+3|5 04 −1|
= (1 )(1)(0-2) + (2)( - 1)(0-0) + (0)(1)(-5 - 0)= -2 + 0 + 0 = -2
B. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan kofaktor pada kolom ke-2
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:Det A = (5) (−1 )1+2 M 12+(4) (−1 )2+2 M 22+(−2)(−1)3+2 M 32
=(5 ) (−1 )3|2 −10 0 |+(4) (−1 )4|1 0
0 0|+(−2)(−1)5|1 02 −1|
= (5 )(-1)(0-0) + (4)( 1)(0-0) + (-2)(-1)(-1 - 0)= 0 + 0 - 2 = -2
C. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan kofaktor pada kolom ke-3
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:Det A = (0) (−1 )1+3 M11+(−1)(−1)2+3 M 12+(0)(−1)3+3 M 13
=(0 ) (1 )4|2 40 −2|+(−1)(−1)5|1 5
0 −2|+(0)(−1)6|1 02 −1|
= (0 )(1)(-5-0) + (-2)( - 1)(-1-0) + (0)(1)(4 - 10)= 0 + 0 - 2 = -2
10
D. Metode CHIO
Perhitungan determinan matriks dengan metode CHIO dapat diterapkan pada semua matriks bujur sangkar asalkan elemen pada a11 tidak sama dengan nol (a11≠ 0¿. Metode CHIO menghitung determinan matriks dengan cara mendekomposisi determinan yang akan dicari menjadi sub – sub determinan derajat dua (2 x2) menggunakan elemen matriks baris ke-1 dan kolom ke-1 sebagai titik tolaknya. Dekomposisi tersebut dilakukan dengan menggunakan matriks berukuran 2x2 berikut:
|a11 a1 n
an 1 ann| , untuk n = 1, 2, 3, ..., dst.
Jika A merupakan matriks bujur sangkar A berukuran n x n :
A ¿|a11 a12 .. a1i .. a1n
a22 a22 .. a2i .. a2n
⋮ ⋮ ¿ ⋮ ¿ ai 1 ¿..¿aii¿..¿a¿¿⋮ ¿ ⋮ ¿¿ ⋮ ¿¿ ⋮ ¿an 1¿an2¿..¿a¿¿..¿ann¿|
det A=|A|=1
(a11 )n−2||a11 a12
a21 a22
a11 a12
a31 a32||a11 a13
a21 a23
a11 a13
a31 a33| ⋯ |a11 a1 i
a21 a2 i
a11 a1 i
a31 a3 i| .. |a11 a1n
a21 a2n
a11 a1n
a31 a3n|
⋮ ⋮ ⋯ ⋮ … ⋮
|a11 a12
ai 1 ai 2||a11 a13
ai 1 ai 3| .. |a11 a1i
ai 1 aii| .. |a11 a1n
a1 i a¿ |⋮ ⋯ ⋮ … ⋮
|a11 a12
an 1 an2||a11 a13
an 1 an 2| .. |a11 a1 i
an 1 a¿| .. |a11 a1 n
an 1 ann||
det A=|A|= 1(a11 )n−2=|a11 a12 .. a1, n−1
a22 a22 .. a2, n−1
⋮ ⋮ ¿ ¿an−1 ,2¿..¿an−1 , n−1¿|
Setiap dekomposisi determinan awal akan turun satu derajat, dekomposisi determinan dapat dihentikan sampai determinan tersebut menjadi berderajat dua.
11
det A=|A|=1
(a11 )n−2| a11 a1 ,n−1
an−1 , 1 an−1 , n−1|Contoh:
1. Tentukan determinan matriks berikut:
A = [1 5 02 4 −10 −2 0 ]
Solusi:
det A=¿ 113−2| |1 5
2 4| |1 02 −1|
|1 50 −2| |1 0
0 0| |=|−6 −1−2 0 |¿
det A = 0 – 2 = -2
2. Hitung determinan matriks berikut:
A = [3 2 2 42 3 4 13 4 1 24 3 2 1 ]
Solusi:
det A=¿ 134−2||3 2
2 33 23 43 24 3
||3 22 43 23 13 24 2
||3 42 13 43 23 44 1
||=19|5 8 −5
6 −3 −61 −2 −13|¿
det A ¿19|5 8 −5
6 −3 −61 −2 −13|
Solusi :
det A¿( 19 ) 1
53−2||5 86 −3| |5 −5
6 −6||5 81 −2| |5 −5
1 −13|| = ( 19 )( 1
5 )|−63 0−18 −60|
12
b14(-2)b24(-1)b34(-2)
det A = ( 19 )( 1
5 )|−63 0−18 −60|
det A = ( 145 )(3780−0 )=( 1
45 )(3780 )=84
E. Metode Eliminasi Gauss
Determinan matriks segitiga bawah (L) dan matriks segitiga atas (U) hasil
eliminasi Gauss adalah hasil perkalian elemen pada diagonal utamanya atau
(aii).
1. Determinan Matriks Segitiga Bawah
Eliminasi Gauss merubah suatu matriks menjadi matriks segitiga bawah
(L) melalui operasi baris elementer (OBE).
A=[a11 a12 a13 a14
a21 a22 a23 a24
a31 a23 a33 a34
a41 a24 a43 a44]OBE [ l11 0 0 0
l21 l22 0 0l31 l23 l33 0l41 l24 l43 l44
]= L
Determinan matriks A :
Contoh :
1. Hitung determinan matriks berikut : A=[1 1 1 22 1 2 11 1 3 22 2 1 1]
Solusi :
[1 1 1 22 1 2 11 1 3 22 2 1 1]OBE [ l11 0 0 0
l21 l22 0 0l31 l23 l33 0l41 l24 l43 l44
]13
det A = l11 x l22x l33 x … x lii , i = indek baris, ataudet A = l11 x l22x l33 x … x lnn , n = ordo matriks
b13(1)b23(-1)
b14(-1)b24(-b13(1)b23(2)
b12(-2)
[1 1 1 22 1 2 11 1 3 22 2 1 1] [−3 −3 −1 0
0 −1 1 0−3 −3 1 02 2 1 1]
[−6 −6 0 03 2 0 0
−3 −3 1 02 2 1 1 ] b12(3) [ 3 0 0 0
3 2 0 0−3 −3 1 02 2 1 1]=L
Jadi, det A = l11 x l22x l33 x l44 = 3 x 2 x 1 x 1 = 62. Tentukan determinan matriks berikut : B=[2 4 0 2
0 2 0 42 2 4 04 2 4 2 ]
Solusi :
[2 4 0 20 2 0 42 2 4 04 2 4 2 ] OBE [ l11 0 0 0
l21 l22 0 0l31 l23 l33 0l41 l24 l43 l44
][2 4 0 20 2 0 42 2 4 04 2 4 2 ] [−2 2 −4 0
−8 −2 −8 02 2 4 04 2 4 2]
[ 0 4 0 0−4 2 0 02 2 4 04 2 4 2] [−8 0 0 0
−4 2 0 02 2 4 04 2 4 2]= L
Jadi, det B = l11 x l22x l33 x l44 = -8 x 2 x 4 x 2 = -1282. Determinan Matriks Segitiga Atas
14
b21(1)b31(-2)b41(-3)b32(3)b42(2)
b43(-2/7)
Eliminasi Gauss merubah matriks menjadi matriks segitiga atas (U)
menggunakan operasi baris elementer (OBE).
A=[a11 a12 a13 a14
a21 a22 a23 a24
a31 a23 a33 a34
a41 a24 a43 a44]OBE [u11 u12 u13 u14
0 u22 u23 u24
0 0 u33 u34
0 0 0 u44] = U
Determinan matriks A :
Contoh :
1. Tentukan determinan matriks berikut : A=[ 1 −1 1 −1−1 −1 1 12 4 3 53 1 1 1 ]
Solusi :
A=[ 1 −1 1 −1−1 −1 1 12 4 3 53 1 1 1 ] OBE [u11 u12 u13 u14
0 u22 u23 u24
0 0 u33 u34
0 0 0 u44]=U
[ 1 −1 1 −1−1 −1 1 12 4 3 53 1 1 1 ] [1 −1 1 −1
0 −2 2 00 6 1 70 4 −2 4 ]
[1 −1 1 −10 −2 2 00 0 7 70 0 2 4 ] [1 −1 1 −1
0 −2 2 00 0 7 70 0 0 2 ]= U
Jadi, det A = u11 x u22x u33 x u44 = 1 x (-2) x 7 x 2 = -28
15
det A = u11 x u22x u33 x … x uii , i = indek baris, ataudet A = u11 x u22x u33 x … x unn , n = ordo
b21(-2)b31(-3)b41(-2) b32(-4/3)
b34
b1(1/3) b21(-1)b31(-3)
2. Tentukan determinan matriks berikut : B=[1 2 3 42 1 0 33 2 1 02 4 0 1]
Solusi :
[1 2 3 42 1 0 33 2 1 02 4 0 1] OBE [u11 u12 u13 u14
0 u22 u23 u24
0 0 u33 u34
0 0 0 u44]=U
[1 2 3 42 1 0 33 2 1 02 4 0 1] [1 2 3 4
0 −3 −6 −50 −4 −8 −120 0 −6 −7 ]
[1 2 3 40 −3 −6 −50 0 0 −16 /30 0 −6 −7 ] [1 2 3 4
0 −3 −6 −50 0 −6 −70 0 0 −16 /3]=U
Jadi, det B = u11 x u22x u33 x u44 = 1 x (-3) x (-6) x (163 ) = - 96
3. Tentukan determinan matriks berikut : C=[3 6 9 121 2 2 13 5 2 10 2 4 2 ]
Solusi :
det C =|3 6 9 121 2 2 13 5 2 10 2 4 2
| = 3|1 2 3 41 2 2 13 5 2 10 2 4 2
|
16
b2 (-1)b3(-1)b4 (-1/10)
b23b42(2)
b43(-1)
b1(1/2) b21(-3)b31(-7)b2(2)b3(2) b32(-3)
=3|1 2 3 40 0 −1 −30 −1 −7 −110 2 4 2
| = -3|1 2 3 40 −1 −7 −110 0 −1 −30 2 4 2
|= -3|1 2 3 4
0 −1 −7 −110 0 −1 −30 0 −10 −20
| =30|1 2 3 40 1 7 110 0 1 30 0 1 2
|=30|1 2 3 4
0 1 7 110 0 1 30 0 0 −1
|=30U
Jadi, det C = k( u11 x u22x u33 x u44) = 30 (1 x 1 x 1 x (-1) ) = -30
4. Tentukan determinan matriks berikut : D=[2 1 33 2 17 5 2]
Solusi :
det D=|2 1 33 2 17 5 2| = 2|1 1/2 3 /2
3 2 17 5 2 |
= 2|1 1/2 3/20 1/2 −7/20 3/2 −17/2| =
12|1 1/2 3/2
0 1 −70 3 −17|
=12|1 1/2 3/2
0 1 −70 0 4 | =
12 U
Jadi, det D = k( u11 x u22x u33 x u44) = 12 (1 x 1 x 4) = 2
BAB IIIPENUTUP
17
A. KesimpulanMatriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang
cukup ampuh untuk memecahkan persoalan. Dengan menggunakan matriks
memudahkan kita untuk membuat analisa – analisa yang mencakup hubungan
variabel – variabel dari suatu persoalan. Begitu pula dengan determinan
matriks baik untuk pengerjaan soal maupun yang lain, kita akan lebih
dipermudah. Apalagi dengan begitu banyaknya metode-metode penyelesaian
determinan matriks, tentu kita akan lebih mudah jika menghadapi berbagai
persoalan yang menyangkut determinan. Metode-metode tersebut adalah
metode Sarrus, metode Minor-Kofaktor, metode CHIO, dan metode eliminasi
Gauss. Dari sini juga kita dapat mengetahui bahwa untuk penyelesaian
persoalan determinan kita tidak hanya terpaku pada satu metode, melainkan
ada beberapa metode yang sangat mudah dalam memecahkan suatu kasus
determinan.
B. Saran
Ketika mencari bahan untuk menyusun makalah ini, semoga apa
yang penulis sampaikan dalam makalah menjadi acuan untuk menyelesaikan
soal-soal matematika yang berhubungan dengan determinan matriks dan
memberikan manfaat dan nilai tambah kepada pembaca.
Demikian uraian makalah yang dapat penulis sajikan, apabila
terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pemaparan, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan
kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran
selalu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Pustaka
18
Ruminta.MATRIKS PERSAMAAN LINIER DAN PEMROGRAMAN
LINIER.Jakarta. REKAYASA SAINS
Kuntarti. Matematika SMA dan MA IPA 12 halaman 114 & 117. ESIS
ERLANGGA.07
SARTONO. MATEMATIKA SMA IPS 12 halaman 89. ERLANGGA.07
19