S A L I N A N P U T U S A N - pa-karangasem.go.id No. 8-Pdt.G-2017-PA... · untuk melalukan izin...
Transcript of S A L I N A N P U T U S A N - pa-karangasem.go.id No. 8-Pdt.G-2017-PA... · untuk melalukan izin...
Hal. 1 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
S A L I N A N P U T U S A NNomor : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili
pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah
menjatuhkan putusan atas perkara cerai gugat yang diajukan oleh:
Lely Wahyuningsih, S.Si binti Nurlen, umur 33 tahun, agama
Islam,pekerjaan PNS ( pada Bagian Humas dan Protokoler
) Sekda Kab. Karangasem, bertempat tinggal di Br. Dinas
Kecicang Bali Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, sebagai
Penggugat;
M e l a w a n
Muhammad Wahyudi, S.Si bin M syabri, umur 42 tahun, agama
Islam, pekerjaan PNS ( pada UPTD Puskesmas
Karangasem I ), bertempat tinggal di Br. Dinas Kecicang
Bali Blok B. No. 21, Kelurahan Bungaya Kangin,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem,
selanjutnya disebut sebagai Tergugat ;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan;
Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat di Persidangan ;
Telah memeriksa bukti bukti Penggugat di persidangan ;
TENTANG DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya bertanggal 21 Maret
2017 yang telah mengajukan cerai gugat dan gugatan tersebut telah
terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem dengan
register Nomor : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras yang isi pokoknya sebagai
berikut :
1. Bahwa pada tanggal 21 September 2005 ( 17 Sya’ban 1426) telah
dilangsungkan pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat yang
Hal. 2 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
dilaksanakan dan dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara
sebagaimana tercatat dalam Buku Nikah Seri : CE Nomor :
549/45/IX/2005 Tanggal 22 September 2005 ;
2. Bahwa pada waktu akad nikah dilaksanakan, Penggugat berstatus
Perawan dan Tergugat berstatus Jejaka;
3. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah
kediaman Tergugat di Br. Dinas Kecicang Bali Blok B. No. 21 Kel.
Bungaya Kangin, Kec. Bebandem dari Bulan Oktober 2005;
4. Bahwa selama masa perkawinan, Penggugatdan Tergugat telah
bergaul sebagaimana layaknya suami-isteri (ba’da dukhul), dan
dikaruniai anak yang bernama :
- Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus 2006;
Anak tersebut saat ini tinggal bersama Penggugat ;
5. Bahwa kebahagiaan yang dirasakan Penggugat setelah berumah
tangga dengan Tergugat hanya berlangsung sampai dengan bulan
November tahun 2012, karena sejak bulan berikutnya ketenteraman
rumah tangga antara Penggugatdan Tergugat sering terjadi
perselisihan, yang penyebabnya antara lain:
- Karena Kegiatan Tergugat dalam melaksanakan ibadah agama
dan dilaksanakan hampir tiap malam dan pulang dari kegiatan
agama tersebut larut malam atau dini hari dan terkadang anak
Penggugat dan Tergugat dibawa ;
- Adanya pihak-pihak yang tidak berkepentingan yang mengetahui
masalah antara Penggugat dan Tergugat yang pada akhirnya
Penggugat mengetahui pihak-pihak tersebut mendapatkan cerita
dari Tergugat sendiri;
- Sudah tidak ada komunikasi aktif lagi selalu bertengkar dan saling
menghindar;
- Merasa tidak tenang di rumah karena kuatir terjadi pertengkaran
lagi;
Hal. 3 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
- Jika terjadi pertengkaran maka anak Penggugat dan Tergugat
selalu menangis, terkadang terdiam/bengong dan ketakutan ;
6. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai seorang anak
yang mumayyiz (belum Baliqh) maka Penggugat mohon agar anak
tersebut berada dibawah perawatan dan pengasuhan Penggugat;
7. Bahwa pertengkaran ini juga menyebabkan sudah tidak melakukan
hubungan suami istri sejak Tahun 2013 ( 3 (tiga) tahun yang lalu )
meskipun Penggugatdan Tergugat masih satu rumah;
8. Bahwa atas permasalahan dan kemelut rumah tangga yang dihadapi,
Penggugat dan Tergugat telah mencoba memusyawarahkan dengan
keluarga Penggugat dan Tergugat untuk mencari penyelesaian dan
demi menyelamatkan perkawinan, namun usaha tersebut tidak
membuahkan hasil;
9. Bahwa puncak perselisihan terjadi pada bulan November tahun 2015
antara Penggugat dan Tergugat disebabkan hal yang sama, dan sejak
itu antara Penggugatdan Tergugat telah pisah rumah;
10. Bahwa mulai Oktober 2015 atau 18 (delapan belas) bulan yang lalu
Tergugat telah tidak memberikan nafkah wajib kepada Penggugat dan
anak ;
11. Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan Aparatur Sipil Negara
(ASN) dan telah melakukan Pembinaan Pegawai oleh Tim
Pertimbangan Kepegawaian Pemerintah Kabupaten Karangasem
untuk melalukan izin cerai dan telah medapatkan persetujuan (izin
untuk melakukan perceraian) dari Bupati Karangasem;
12. Bahwa ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat
sebagaimana yang diuraikan diatas sudah sulit dibina untuk
membentuk suatu rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah
sebagaimana maksud dan tujuan dari suatu perkawinan, sehingga
lebih baik diputus bercerai.
Primer :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;
Hal. 4 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat (Muhammad Wahyudi,
S.Si) terhadap Penggugat (Lely Wahyuningsih, S.Si);
3. Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah anak yang
bernama ; Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus
2006;
4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk memberikan kepada
Penggugat biaya alimentasi anak minimal sebesar Rp. 700.000,-
(tujuh ratus ribu rupiah) untuk setiap bulannya diluar biaya pendidikan,
kesehatan dan sandang sampai anak Dewasa;
5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Karangasem
untuk mengirimkan salinan putusan kepada Kantor Urusan Agama
yang mewilayah tempat tinggal Penggugat dan Tergugat dan Kantor
Urusan Agama tempat pernikahan Penggugat dan Tergugat
dilangsungkan untuk dicatat dalam register yang tersedia untuk itu :
6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini
sesuai hukum yang berlaku
Subsider ;
Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adilnya
Menimbang bahwa, pada hari-hari sidang yang telah di tentukan
,Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap persidangan secara
inperson , sebelum memasuki tahap mediasi majelis mendamaikan kedua
belah pihak yang berperkara namun tidak berhasil selanjutnya kedua
belah pihak telah diperintahkan untuk menempuh usaha mediasi dan para
pihak menyerahkan kepada Majelis hakim untuk menunjuk
mediator,selanjutnya Ketua majelis menunjuk Hakim mediator
Abdurrahman,S.Ag ;
Bahwa, usaha mendamaikan kedua belah pihak melalui mediator
tidak berhasil mencapai kesepakatan baik pada pokok materi cerai gugat
maupun kumulasi gugatan lainnya, demikian pula usaha perdamaian
setiap persidangan yang dilaksanakan oleh Majelis Hakim juga tidak
berhasil ;
Hal. 5 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
Bahwa pada persidangan bertanggal 3 Mei 2017 Penggugat dan
Tergugat hadir,selanjutnya persidangan ditunda sampai tanggal 14 Juni
2017 dan kepada kedua belah pihak diberitahukan agar hadir pada
persidangan tersebut namun Tergugat tidak hadir tanpa alasan yang sah
,selanjutnya Tergugat dipanggil lagi untuk mengikuti persidangan
bertanggal 12 Juli 2017 akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di
persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai
kuasanya meskipunTergugat telah telah dipanggil secara resmi dan
patut sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya di pengadilan
didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum,
oleh karenanya sidang dilanjutkan secara kontradiktoir ;
Bahwa sidang dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan
Penggugat tanggal 21 Maret 2017 yang telah terdaftar di kepaniteraan
Pengadilan Agama Karangasem nomor : 8/Pdt.G/2017/PA.Mn tanggal 21
Maret 2017 dimana isi dan maksud gugatan Penggugat tetap
dipertahankan dengan penjelasan sebagaimana dalam berita acara
persidangan ;
Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan
jawaban secara tertulis bertanggal 11 April 2017 yang dikirimkannya
melalui jasa pos yang pada inti pokoknya mengakui bahwa rumah
tangganya tidak harmonis ;
Bahwa, karena Tergugat tidak pernah hadir lagi dipersidangan
maka proses pemeriksaan perkara dilanjutkan untuk pembuktian dalil dalil
gugatan Penggugat :
Bahwa, untuk meneguhkan kebenaran dalil-dalil gugatannya ,
Penggugat dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti tertulis
berupa :
1. Bukti surat berupa:
a. Fotokopi Kutipan Akta Nikah dengan Nomor : 549/45/IX/2005 Tanggal
22 September 2005, yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan,
Sumatera Utara, yang telah dicocokkan dengan aslinya telah
Hal. 6 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya diberi tanda
P1 ;
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan oleh Provinsi
Bali Kabupaten Karangasem tanggal 30 Juni 2012 atas nama Lely
Wahyuningsih ,yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya , telah
bernasegelen dan bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2 ;
c. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atas nama Riza Wahyu Aufa lahir
tanggal 20 Agustus 2006 anak dari pasangan suami isteri bernama
Muhammad Wahyudi – Lely Wahyuningsih yang dikeluarkan oleh
yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas dan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dan KLH Kabupaten Karangasem Nomor :
244/Um/2006 bertanggal 30 Agustus 2006 September 2010, bukti
tersebut telah bernasegelen, bermeterai cukup dan telah dicocokkan
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P3 ;
d. Fotokopi surat keputusan Bupati Karangasem Nomor ;
474.2/210/402.203/2012 tentang Surat keputusan pemberian ijin
melakukan perceraian bertanggal 10 Desember 2012 atas nama
Lely Wahyuningsih, S.Si ( sebagai Penggugat ) dengan suaminya
Muhammad Wahyudi, S.Si ( sebagai Tergugat )selanjutnya bukti
tersebut telah bernasegelen, bermeterai cukup dan telah dicocokkan
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P4 ;
e. Fotokopi surat rekomendasi perceraian yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem Nomor ;
800/1538/Diskes bertanggal 09 Mei 2017 atas nama Muhammad
Wahyudi,S.Si ( sebagai Tergugat ) dengan isterinya Lely
Wahyuningsih, S.Si ( sebagai Penggugat ) bukti tersebut telah
bernasegelen, bermeterai cukup dan telah dicocokkan sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P5 ;
f. Fotokopi daftar pembayaran gaji induk PNS ( Dinas Kesehatan )
Puskesmas Karangasem I bulan Juli 2017 atas nama Muhammad
Wahyudi,S.Si dan kawan kawan , bukti tersebut telah bernasegelen,
Hal. 7 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
bermeterai cukup dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda P6 ;
2. Bukti saksi :
a. Saksi I: WIDODO BIN SUGIONO, umur 44 tahun, agama Islam,
pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Br. Dinas Kecicang ,
Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem, di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan
keterangan di bawah sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :
- Bahwa saksi mengaku kenal dengan Penggugat karena saksi
teman dekat Tergugat bermain bulu tangkis dan kenal Penggugat
karena bertetangga ;
- Bahwa saksi mengenal Tergugat sejak 12 tahun yang lalu , pada
saat itu kedua belah pihak tinggal di perumahan Blok B Kecicang
Islam , saat kenal tersebut keduanya sudah berstatus menikah
menikah dan pula menyatakan keduanya orang perantauan dan
tidak mempunyai keluarga yang tinggal di Karangasem atau Bali ;
- Bahwa dari pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai
seorang anak laki laki bernama Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir
pada 2006,saat ini anak tersebut tinggal bersama Penggugat ;
- Bahwa , anak tersebut tinggal bersama Penggugat dalam keadaan
sehat dan kelihatan nyaman, anak tersebut bersekolah kelas VI
setingkat SD ;
- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat berstatus PNS,
ketika anak sekolah berangkat pulang diantar oleh Penggugat ;
- Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat
berlangsung harmonis, namun sejak 2012, keadaan rumah
tangga Penggugat dan Tergugat mulai terindikasi terjadi
pertengkaran yang berkelanjutan menjadi perselisihan hingga
sekarang ;
- Bahwa yang menjadi penyebabnya adalah karena sikap tergugat
yang lebih banyak mementingkan kepentingan dirinya sendiri
daripada kepentingan keluarga, yakni Tergugat sering
Hal. 8 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
melakukan ibadah diluar rumah , tergugat beribadah beserta
kelompoknya dilakukannya hampir tiap malam mulai bakda sholat
Isya’ sampai tengah malam bahkan pagi ;
- Bahwa dalam peribdatan tersebut tergugat sambil membawa
anaknya sehingga karenanya sering menimbulkan pertengkaran ;
- Bahwa saksi mendengar curhatan dari Tergugat bahwa benar
rumah tangganya tidak harmonis karena Penggugat sering
melakukan komunikasi dengan laki laki lain sehingga
menimbulkan kecemburuan Tergugat ;
- Bahwa saksi mendengar curhatan dari Penggugat penyebab
ketidakharmonisannya dengan tergugat karena tergugat sering
menyebarkan isi kejelekan Penggugat sebagai isteri yang tidak
bersedia masak dan keras kepala ;
- Bahwa puncak perselisihan terjadi November tahun 2015 antara
Penggugat dan Tergugat , Penggugat yang meninggalkan tempat
kediaman bersama dan memilih tinggal kost di Br. Dinas Kecicang
Bali Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,
Kabupaten Karangasem sampai sekarang ;
- Bahwa, kondisi rumah tangga Penggugat dan tergugat yang tidak
harmonis sudah diupayakan damai oleh tokoh masyarakat
bernama H Miryanto dan pula saksi sudah berupaya
mendamaikan kedua belah pihak namun tidak berhasil karena
masing masing tetap pada sikap dan pendiriannya ;
b. Saksi II : DWI RATNA NINGZASWATI,S.Pd,M.Pd., BINTI SUHADI,
umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat
tinggal di Br. Dinas Kecicang , Kelurahan Bungaya Kangin,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, di hadapan
persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah
sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :
- Bahwa saksi mengaku kenal dengan Penggugat karena
saksi teman dan tetangga dekat penggugat sejak tahun 2010;
Hal. 9 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
- Bahwa saksi mengenal Tergugat suaminya pada saat itu kedua
belah pihak tinggal di perumahan Blok B No 21 Kecicang Islam ,
saat kenal tersebut keduanya sudah berstatus menikah ;
- Bahwa dari pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai
seorang anak laki laki bernama Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir
pada 2006,saat ini anak tersebut tinggal bersama Penggugat ;
- Bahwa , anak tersebut tinggal bersama Penggugat dalam
keadaan sehat dan kelihatan nyaman, anak tersebut bersekolah
kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Subagan ;
- Bahwa ketika Penggugat dan Tergugat sudah berpisah tempat
kediaman saksi pernah menanyakan kepada anak bernama
Riza Wahyu Aufa menyatakan ingin tinggal bersama Penggugat ;
- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat berstatus
PNS, ketika anak sekolah berangkat pulang diantar oleh
Penggugat ;
- Bahwa saksi mengetahui keadaan rumah tangga Penggugat
dan Tergugat semula berlangsung harmonis, namun sejak tahun
2015 keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai
terindikasi tidak harmonis karena Penggugat meminta informasi
kepada saksi untuk mencari rumah kontrakan karena akan
berpisah tempat tinggal dengan Tergugat ;
- Bahwa yang menjadi penyebabnya adalah karena sikap tergugat
yang lebih banyak mementingkan kepentingan dirinya sendiri
daripada kepentingan keluarga, yakni Tergugat sering
melakukan ibadah diluar rumah , tergugat beribadah beserta
kelompoknya dilakukannya hampir tiap malam mulai bakda
sholat Isya’ sampai tengah malam bahkan pagi ;
- Bahwa dalam peribadatan tersebut dilakukannya dari masjid ke
masjid bahkan sambil membawa anaknya sehingga karenanya
sering menimbulkan pertengkaran ;
- Bahwa saksi mendengar curhatan dari Penggugat penyebab
ketidakharmonisannya dengan tergugat karena tergugat sering
Hal. 10 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
menyebarkan isi kejelekan Penggugat sebagai isteri yang tidak
bersedia masak dan keras kepala ;
- Bahwa puncak perselisihan terjadi November tahun 2015 antara
Penggugat dan Tergugat , Penggugat yang meninggalkan
tempat kediaman bersama dan memilih tinggal kost di Br. Dinas
Kecicang Bali Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan
Bebandem, Kabupaten Karangasem sampai sekarang ;
- Bahwa, saksi sudah berupaya menasehati Penggugat agar tetap
mempertahankan perkawinannya dengan Tergugat namun tidak
berhasil karena Penggugat tetap pada sikap dan pendiriannya ;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut Penggugat menyatakan
tidak keberatan dan menerimanya ;
Bahwa penggugat menyatakan sudah tidak mengajukan alat bukti
lagi dan telah mencukupkan bukti sebagaimana tersebut diatas ;
Bahwa , Penggugat menyampaikan kesimpulan akhir secara lesan
yang pada inti pokoknya tetap pada dalil dan pendiriannya untuk
dikabulkan seluruh gugatannya ;
Bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam persidangan telah dicatat
dalam berita acara persidangan perkara ini dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa, maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan perceraian, cerai
gugat dan kumulasi hak hadlanah serta beaya hadlanah yang diajukan
oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49
(a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua
dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo
merupakan kewenangan absolut peradilan agama;
Menimbang bahwa, pada hari sidang yang telah ditetapkan
penggugat dan tergugat telah hadir secara inperson telah diupayakan
Hal. 11 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
perdamaian terhadap kedua belah pihak yang berperkara di persidangan
namun belum berhasil selanjutnya kepada pihak yang berperkara telah
diperintahkan untuk menempuh jalur mediasi, untuk itu para pihak
menyerahkan kepada majelis Hakim,selanjutnya ketua majelis hakim
menunjuk Abdurrahman,S.Ag sebagai mediator namun tidak berhasil
mencapai kesepakatan damai, oleh karenanya majelis hakim berpendapat
prosedur persidangan tersebut telah sesuai dengan maksud Peraturan
Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2016 ;
Menimbang, bahwa upaya damai /penasehatan yang dilakukan
oleh Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Penggugat
kembali hidup rukun dengan Tergugat tidak berhasil, upaya damai mana
telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan
ketentuan pasal 82 ayat (1) Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31
ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum
Islam di Indonesia, kemudian segala sesuatu yang berkaitan dalam duduk
perkaranya akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam pertimbangan
hukum ;
Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditentukan
Tergugat pernah hadir,selanjutnya pada tahapan persidangan berikutnya
Tergugat tidak pernah hadir ,kepadanya telah dipanggil lagi untuk
mengikuti persidangan akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di
persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai
kuasanya meskipunTergugat telah telah dipanggil secara resmi dan
patut sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya di pengadilan
didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum,
oleh karenanya berdasarkan ketentuan pasal 151 R.bg Jo 81 RV perkara
ini akan diputus secara kontradiktoir ;
Menimbang, meskipun Tergugat telah menyampaikan jawabannya
secara tertulis namun jawaban tersebut tidak disampaikannya secara
langsung di persidangan , jawaban tergugat disampaikan dengan
mengirimkannya via pos , dari jawaban tersebut diketahui tidak berkaitan
dengan eksepsi kompetensi relative dan ataupun absolute,maka sesuai
Hal. 12 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
dengan hokum acara perdata , jawaban tersebut tidak dipertimbangkan
dan harus dikesampingkan ;
Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Penggugat mengajukan
perceraian ini adalah bahwa semula rumah tangga Penggugat dengan
Tergugat dalam kondisi rukun dan harmonis dan telah dikaruniai seorang
anak namun sejak November tahun 2012 rumah tangganya mulai tidak
harmonis , sering terjadi perselisihan, yang penyebabnya antara lain
Tergugat melaksanakan kegiatan keagamaan diluar rumah hampir tiap
malam dan pulang larut malam atau dini hari dan terkadang membawa
anak,akibat kegiatan tersebut menimbulkan sering putusnya komunikasi
antara kedua belah pihak dan berakibat pula berhentinya hubungan
layaknya suami istri sejak Tahun 2013 dan puncaknya Oktober 2015
Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah dan pula Tergugat melalaikan
kewajibannya memberikan nafkah wajib kepada Penggugat dan anak ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pokok
masalahnya adalah apakah benar dalam rumah tangga Penggugat
dengan tergugat telah terjadi pertengkaran yang berkelanjutan menjadi
perselisihan yang terus menerus sifatnya , apakah benar penyebabnya
karena kegiatan ibadah yang dilakukan Tergugat hampir tiap hari dan
semalam penuh diluar rumah tempat kediaman bersama, apakah benar
kedua belah pihak telah berpisah tempat kediaman dan putus
komunikasinya ;
Menimbang, bahwa pada atas gugatan penggugat majelis hakim
telah memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat sebagai pihak yang
mendalilkan gugatan, untuk itu Penggugat telah mengajukan bukti tertulis
dan saksi saksinya sebagaimana dalam duduk perkara tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu
Penggugat mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) dikaitkan
dengan ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia
tahun 1991, maka secara hokum telah terbukti antara Penggugat dan
tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti
tersebut merupakan akta otentik dan pula telah bermeterai cukup serta
Hal. 13 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
telah cocok dengan aslinya, maka oleh karena itu bukti tersebut telah
memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan
Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan
bukti yang sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas
terbukti bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat dengan demikian
Penggugat berkualitas sebagai subjek hukum (legitima persona standi in
judicio) dalam perkara a quo ;
Menimbang, bahwa dari bukti P2 diketahui Penggugat sebagai
penduduk yang beralamat di Br. Dinas Kecicang Bali Blok C, Kelurahan
Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
Berdasarkan bukti P2 tersebut dan tempat tinggal penggugat dikaitkan
dengan ketentuan pasal 73 ayat 1 UU Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana
diubah dalam UU Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan agama
disebutkan “ Gugatan perceraian oleh isteri atau kuasanya kepada
pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat
kecuali apabila Penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat
kediaman bersama tanpa ijin Tergugat “, maka berdasarkan bukti tersebut
telah terbukti bahwa tempat tinggal Penggugat tersebut dikaitkan dengan
Yurisdiksi Pengadilan Agama Karangasem, maka tempat kediaman
Penggugat tersebut termasuk kompetensi relative Pengadilan Agama
Kota Madiun berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.3 diketahui merupakan
akta otentik sebagai bukti anak sah dari pasangan suami isteri bernama (
Muhammad Wahyudi – Lely Wahyuningsih ) dan karena bukti tersebut
telah bermeterai cukup dan telah cocok dengan aslinya serta telah
memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan
Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan
bukti yang sempurna dan mengikat bahwa anak bernama Riza Wahyu
Aufa adalah anak sah dari Penggugat dan Tergugat ;
Menimbang , bahwa dari bukti P4 Penggugat diketahui berstatus
sebagai PNS maka berlaku ketentuan PP 10 tahun 1983 tentang ijin
Hal. 14 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
perkawinan dan perceraian bagi PNS pasal 3 ( ayat 1) Junto PP 45 tahun
1990 tentang perubahan atas PP 10 1983, pasal 3 ayat (1) disebutkan
“ PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih
dahulu dari pejabat “ . Berdasarkan ketentuan tersebut dikaitkan dengan
bukti P3 berupa surat tentang pemberian ijin melakukan perceraian PNS
atas nama Lely Wahyuningsih oleh Bupati Karangasem maka terbukti
secara administratif kedua belah pihak telah memenuhi ketentuan yang
dimaksud dalam PP 10 1983 Junto PP 45 tahun 1990 ;
Menimbang , bahwa dari bukti P5 diketahui Tergugat berstatus
sebagai PNS maka berlaku ketentuan pasal 3 ayat (2) PP 45 tahun
1990 berbunyi “ Bagi PNS yang berkedudukan sebagai penggugat
atau bagi PNS yang berkedudukan sebagai tergugat untuk memperoleh
ijin atau surat keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
mengajukan permintaan secara tertulis . berdasarkan ketentuan
tersebut dikaitkan dengan bukti P.5 berupa surat tentang pemberian
rekomendasi melakukan perceraian PNS atas Muhammad Wahyudi
yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, maka
terbukti secara administratif Tergugat telah memenuhi ketentuan yang
dimaksud dalam PP 10 1983 Junto PP 45 tahun 1990 ;
Menimbang, bahwa dari bukti P.6 diketahui bukti berupa lampiran
daftar gaji atas nama Muhammad Wahyudi, dan kawan kawan, dari
bukti tersebut menunjukkan bahwa tergugat berstatus sebagai PNS
pada Puskemas Karangasem I dengan besaran gaji sekitar
Rp.3.700.000,- ( tiga juta tujuh ratus ribu rupiah ) ditambah tunjangan
remunerasi daerah karangasem sebesar Rp 760.000,- ( tujuh ratus
enam puluh ribu rupiah ) ;
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti tertulis pihak
Penggugat juga mengajukan dua orang saksi yang akan
dipertimbangkan sebagaimana berikut dibawah ini :
Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Penggugat mengajukan
cerai gugat adalah dengan alasan perselisihan dan pertengkaran yang
terus menerus serta sulit didamaikan untuk hidup rukun kembali
Hal. 15 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
dalam rumah tangga,maka proses pemeriksaan perkara ceraig u g a t berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f. Intruksi Presiden No.1 Tahun 1991
Kompilasi Hukum Islam Indonesia, haruslah sesuai dengan petunjukPasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1975,perceraian baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi
Pengadilan mengenai sebab perselisihan dan pertengkaran itu
dan setelah mendengar keterangan pihak keluarga serta orang-orang
yang dekat dengan suami isteri itu. Hal ini dilakukan setelah usaha
damai yang sungguh-sungguh tidak berhasil sesuai dengan Pasal 31
Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 dan Pasal 82 ayat (4) Undang-
undang No.3 tahun 2006.dan Peraturan Mahkamah Agung RI. No.2
tahun 2004 ;
Menimbang, bahwa Penggugat telah diperintahkan untuk
menghadirkan saksi dari pihak keluarga namun penggugat tidak
mempunyai keluarga yang tinggal di Karangasem/Bali karenanya yang
dihadirkan dipersidangan adalah teman dan tetangga dekat Penggugat,
dan karenanya saksi yang dihadirkan Penggugat telah sesuai dengan
asas doktrin “lex specialis derogate lex generalis”, merupakan
pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 174 Rbg, khusus berlaku
dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf f Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum
Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya ;
Menimbang, bahwa para saksi adalah dari unsur orang orang
dekat Penggugat telah memberikan keterangan sebagaimana telah
diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana keterangan para
saksi yakni sebagian keterangan yang diberikan tidak berdasarkan
pengetahuannya secara langsung sebagaimana yang digariskan pasal
308 ayat (1) Rbg) dan Pasal 1907 ayat (1) KUH Perdata sehingga
keterangannya tidak diterima ( in admissable ) sebagai alat bukti, namun
Majelis berpendapat bahwa keterangan tersebut dikategorikan
sebagai testimonium de auditu, dimana menurut Yurisprudensi,
Hal. 16 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
testimonium de auditu tidak dapat digunakan sebagai bukti
langsung tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan sebagai
persangkaan yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu (Putusan
MARI No. 308 K/Sip/1959 tanggal 11 Nopember 1959), jadi dalam hal
ini penggunaannya tidak dilarang ;
Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas majelis
hakim berpendapat bahwa saksi dalam kategori Testimonium de audito
dapat saja diterapkan secara eksepsional kususnya dalam kasus
perceraian,dan pula perkara perceraian adalah perkara yang rumit, gaya
hidup yang individulistis, acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, hidup
jauh dari keluarga, dan tenggelam dengan kesibukan masing-masing,
membuat sukarnya menemukan saksi yang tidak tergolong kesaksian
testimonium de auditu, oleh karenanya perkara perceraian pada dasarnya
adalah perkara personel recht (berhubungan dengan orang),sehingga
persoalan yang jamak terjadi sekarang ini adalah sulitnya menemukan
saksi-saksi yang benar-benar melihat dan mendengar langsung dalam hal
pembuktian adanya unsur-unsur yang menunjukkan adanya keretakan
dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat ;
Menimbang, bahwa meskipun demikian kesaksian yang
diberikan oleh saksi Widodo majelis tetap menilai dan telah
menelaahnya secara rasional dan objektif dan dikaitkan dengan
kondisi riil atas keterangan Penggugat , hal ini menunjukkan hati suami
istri sudah pecah dan sudah sampai pada kualitas terjadinya
pertengkaran terus-menerus yang tidak dapat didamaikan lagi “ , dengan
demikian keterangan saksi penggugat tersebut dapat diterima sebagai
saksi yang telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai seorang
saksi ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan keterangan saksi Kedua (
Dwi Ratna Ningzaswati ) majelis hakim menilai saksi mengetahui sendiri
akibat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat dengan akibat
Penggugat pergi meninggalkan tempat kediaman bersama dan tinggal di
rumah kontrakan,oleh karenanya saksi kedua selain memenuhi syarat
Hal. 17 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
formil juga telah terpenuhi syarat materiilnya sebagaimana diatur dalam
pasal 308 dan 309 R.Bg ;
Menimbang, bahwa para saksi telah memberikan keterangan
sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana
keterangan diberikan berdasarkan pengetahuannya langsung dan
keterangan satu sama lainnya tidak saling bertentangan, selain itu saksi
saksi yang dihadirkan Penggugat juga telah memenuhi kriteria sebagai
saksi keluarga dan atau orang dekat sebagaimana dikehendaki dalam
ketentuan pasal 22 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975
dan dari sebab telah ternyata, terdapat unsur kesesuaian dan kecocokan
antara keterangan saksi yang satu dengan saksi yang lain yang pada
intinya bahwa dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat
telah tidak harmonis karena adanya pertengkaran dan berakibat adanya
perselisihan yang terus menerus yang tidak ada penyelesaian, maka
Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat berdasarkan ketentuan
pasal 308 ayat (1) Rbg) kesaksiannya , dengan demikian secara formil
dan materiil dapat diterima sebagai alat bukti ;
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil dalil gugatan Penggugat
serta alat bukti tertulis dan keterangan saksi saksinya dipersidangan
majelis hakim menemukan fakta sebagai berikut dibawah ini ;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang
sah,keduanya menikah pada tanggal 21 September 2005 ( 17
Sya’ban 1426) dan dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara
sebagaimana tercatat dalam Buku Nikah Seri : CE Nomor :
549/45/IX/2005 Tanggal 22 September 2005 ,selama menikah bakda
dukhul namun belum pernah bercerai ;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat membina rumah tangga di
Karangasem ,keduanya tinggal bersama di di Br. Dinas Kecicang Bali
Blok B. No. 21, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,
Kabupaten Karangasem, dalam keadaan rukun dan telah dikaruniai
seorang anak laki laki bernama Riza Wahyu Aufa saat ini tinggal
Hal. 18 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
bersama Penggugat :
- Bahwa , anak tersebut tinggal bersama Penggugat dalam keadaan
sehat dan kelihatan nyaman, anak tersebut bersekolah kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah ( setingkat SD) dan Penggugat yang selalu antar
jemput ke sekolah ;
- Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat semula
berlangsung harmonis, namun sejak 2012, keadaan rumah tangga
mulai terindikasi terjadi pertengkaran yang berkelanjutan menjadi
perselisihan hingga sekarang ;
- Bahwa yang menjadi penyebabnya adalah karena sikap Tergugat yang
lebih banyak mementingkan kepentingan dirinya sendiri daripada
kepentingan keluarga, Tergugat bersama kelompoknya sering
melakukan ibadah diluar rumah dari masjid ke masjid dilakukannya
hampir tiap malam mulai bakda sholat Isya’ sampai tengah malam
bahkan pagi bahkan terkadang tergugat membawa anaknya ;
- Bahwa pemicu ketidakharmonisan juga disebabkan tergugat sering
menyebarkan kejelekan Penggugat sebagai isteri yang tidak bersedia
masak dan keras kepala namun hal tersebut dibantahnya serta pula
adanya sikap cemburu tergugat yang berlebihan terhadap Penggugat ;
- Bahwa puncak perselisihan terjadi November tahun 2015 antara
Penggugat dan Tergugat , Penggugat yang meninggalkan tempat
kediaman bersama dan memilih tinggal kost di Br. Dinas Kecicang Bali
Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,
Kabupaten Karangasem sampai sekarang ;
- Bahwa, berbagai pihak sudah mendamaikan agar rumah tangganya
kembali rukun dan mempertahankan perkawinannya namun tidak
berhasil karena masing masing tetap pada sikap dan pendiriannya ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas
majelis hakim berpendapat bahwa tujuan pernikahan yang dilakukan
oleh Penggugat dan tergugat untuk membentuk rumah tangga yang
sakinah, mawaddah wa rahmah, sejahtera lahir dan batin semakin jauh
dari harapan karena cinta kasih yang menjadi unsur dari sakinah telah
Hal. 19 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
hilang dan berganti dengan kebencian, yang melahirkan pertengkaran dan
perselisihan yang terus menerus sifatnya , majelis hakim berkesimpulan
rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah retak dan pecah
sedemikian rupa yang berarti hati kedua belah pihak telah pecah dan tidak
mungkin dipersatukan kembali, sehingga tujuan pernikahan sebagaimana
dikehendaki dalam rumusan pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor : 1
tahun 1974 Jo pasal 3 Kompilasi hukum Islam di Indonesia 1991 tidak
lagi dapat terwujud ;
Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah
tidak harmonis, fakta mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya,
bahwa rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak
sejalan lagi dengan tujuan perkawinan yang suci yakni untuk membentuk
rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dengan demikian
Majlis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dengan
Tergugat sudah dalam suasana yang tidak tentram, tidak terbina dengan
baik, oleh karena itu untuk menghindari madlorot yang lebih besar dalam
hubungan keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap
lebih ringan madlorotnya. Hal ini sejalan dengan qoidah fiqhiyah yaitu :
ا ل اخفھم رران فض ارض ض اذا تع
Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlorot,
maka harus dipilih satu diantaranya yang lebih kecil madlorotnya
Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara
Penggugat dan tergugat seperti tersebut diatas, Majelis yang memeriksa
perkara ini berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi
kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan
perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan
mendatangkan madlorot yang lebih besar bagi Penggugat dan tergugat ,
sedangkan kemadlorotan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah
fiqhiyah :
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Hal. 20 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
Artinya : Mencegah kerusakan/ kemadlorotanharus didahulukan dari pada
mengambil suatu manfaat ;
Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan
doktrin hukum Islam sebagai berikut di bawah ini :
Dalam Kitab Fiqih Ash Shawi jilid IV Halaman 204:
المـفارقةفالمــناسبموّدةوالمحّبــةبینـھماتوجـدلـمبأناختلـففإن
Artinya : “Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh
diantara keduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraian
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan diatas maka rumah
tangga Penggugat dan Tergugat tersebut benar-benar telah pecah, dan
sulit untuk dirukunkan kembali karena keduanya telah berpisah tempat
tinggal dan selama berpisah keduanya tidak lagi saling mengunjungi
,memperdulikan, berkomunikasi sebagaimana layaknya suami isteri atau
orang berumah tangga karena itu Majelis berpendapat bahwa
berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomer 379K/AG/1995
tanggal 26 Maret 1997 : “ Suami isteri yang tidak berdiam serumah lagi
dan tidak ada harapan rukun kembali, maka rumah tangga tersebut telah
terbukti retak dan pecah dan telah memenuhi alasan cerai pasal 19 huruf (
f ) Peraturan Pemerintah Nomer 9 Tahun 1975”;
Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas telah
disebutkan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
38.K/AG/1990, dapat diangkat suatu abstrak hukum, bahwa perceraian
dengan alasan adanya perselisihan dan pertengkaran terus menerus,
tidak harus dengan mempersoalkan apa dan siapa penyebabnya, akan
tetapi semata-mata ditujukan pada pecahnya perkawinan itu sendiri,
sehingga apabila hakim telah yakin bahwa perkawinan tersebut telah
pecah berarti hati kedua belah pihak telah pecah dan terpenuhilah
ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;
Menimbang, bahwa dengan terbuktinya kondisi rumah tangga
Penggugat dengan Tergugat sebagaimana tersebut di atas, berarti
alasan perceraian yang diajukan Penggugat harus dianggap telah
memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 39 ayat
Hal. 21 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
(2) huruf (f) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f)
Kompilasi Hukum Islam ;
Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti
sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975 serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha
perdamaian sesuai dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 juncto Pasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka
dalam hal ini perceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan, maka
gugatan penggugat mempunyai dasar hukum dan beralasan, maka
gugatan penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan
sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan sebagaimana amar
putusan di bawah ini ;
Menimbang, bahwa selama pernikahan Penggugat dengan
Tergugat telah dukhul dan belum pernah bercerai, maka terhadap
petitum angka 2 gugatan Penggugat dapat dikabulkan, dan sesuai
maksud pasal 119 ayat (2) huruf c Kompilasi Hukum Islam maka perlu
ditetapkan jatuhnya talak satu bain shughra Tergugat terhadap
Penggugat;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan maksud pasal 84 Undang
Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana
yang telah dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 tahun 2006 dan
perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 50 tahun 2009, serta
sesuai dengan ketentuan pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun
1975 maka majelis berpendapat secara ex officio majelis hakim akan
memasukkan dalam amar putusan tentang kewajiban Panitera dalam hal
ini Panitera Pengadilan Agama Kota Madiun untuk menyampaikan salinan
putusan ini jika telah mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai.
Kepada pejabat terkait ( Pegawai Pencatat Nikah ) guna mencatatkan
dalam register yang diperuntukkan untuk keperluan itu .;
Hal. 22 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
Menimbang, bahwa perihal gugatan pokok penggugat disertai
dengan kumulasi guagatan lainnya , dan karena gugatan pokoknya telah
dikabulkan oleh majelis hakim maka gugatan kumulasi yang menyertai
gugatan pokok ini dapat dipertimbangkan lebih lanjut ;
Menimbang, bahwa menyertai gugatan pokok penggugat
berupa gugatan tentang hak pemeliharaan dan pengasuhan seorang
anak bernama Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus
2006 dimana anak tersebut saat ini tinggal bersama Penggugat dan
menuntut Tergugat agar dihukum untuk memberikan nafkah anak sebesar
minimal Rp.700.000,- ( Tujuh ratus ribu rupiah ) untuk setiap bulannya di
luar biaya pendidikan, kesehatan dan sandang sampai anak dewasa ;
Menimbang, bahwa berdasarkan aspek yuridis perihal
penggabungan gugatan berdasarkan pasal 86 ayat (1) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan
kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 di sebutkan
“ Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta
bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan
perceraian ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan
hukum tetap. “ , dengan demikian berdasarkan posita dan petitum
gugatan penggugat , maka gugatan kumulasi tersebut dapat
dipertimbangkan lebih lanjut karena telah berdasarkan hokum ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum hak asuh/hadlanah
oleh Penggugat atas nama seorang anak bernama Riza Wahyu Aufa lahir
tanggal 20 Agustus 2006 ( umur saat ini hampir 11 tahun ) tinggal
bersama Penggugat dapat dipertimbangkan berikut dibawah ini ;
Menimbang,bahwa esensinya hadlanah adalah semata-mata
untuk kepentingan anak itu sendiri, terpenuhinya kebutuhan sandang dan
pangan, kasih sayang demi kelangsungan hidup sebagai hak asasinya.
Menimbang, bahwa berdasarkan aspek yuridis berdasarkan Pasal
105 Inpres No.1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
berbunyi “Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum
Hal. 23 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
berumur 12 tahun adalah hak ibunya “, pasal tersebut secara spesifik
mengatur bahwa hak asuh anak di bawah usia 12 tahun harus
diberikan kepada ibunya, hal ini sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad
SAW, yang berbunyi:
انت احق بھ مالم تنكحي
Artinya: “ Engkau /ibu lebih berhak terhadap anakmu selama engkau
belum menikah” ;
Menimbang, bahwa Ketentuan di atas dilatarbelakangi oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. faktor kasih sayang ,tanpa mengurangi bahwa ayah juga
menyayangi anak, namun secara alamiah dan kudrati di manapun
dan sejak kapanpun, ibu jauh lebih mampu mengembangkan kasih
sayang dan kelembutan kepada anak dibanding ayah.
2. faktor kemanusiaan (humanity) , bila ditinjau dari segi
kemanusiaan (humanity), sangat menyayat hati nurani apabila anak
yang masih kecil harus ditarik, dipisahkan dan dijauhkan dari
pangkuan ibu kandungnya, terlebih jika anak tersebut masih
harus menyusu (mendapatkan ASI) ibunya.
Menimbang bahwa selain pertimbangan tersebut para ulama
bersepakat bahwa “ hak mengasuh anak yang belum akhil balig
harus diutamakan kepada ibunya. Ini mengingat kaum wanita
dianggap lebih memiliki jiwa keibuan, dibandingkan kaum lelaki ,
Pendapat tersebut memiliki dasar hukum yang kuat yakni hadis nabi
Muhammad SAW yang artinya ''Seorang perempuan berkata kepada
Rasulullah, ''Wahai Rasulullah, anakku ini, aku yang mengandungnya, air
susuku yang diminumnya, dan di bilikku tempat berkumpulmya
bersamaku, ayahnya telah menceraikanku dan ingin memisahkannya
dariku.'' Maka Rasulullah bersabda, ''Kamulah yang lebih berhak
memeliharanya selama kamu tidak menikah.'' (HR Ahmad, Abu
Dawud,danal-Hakim mensahihkannya , pendapat tersebut selanjutnya
diambil alih menjadi pendapatnya majelis hakim sebagai berikut dibawah
ini ;
Hal. 24 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
Menimbang.bahwa berdasarkan fakta dipersidangan anak aquo
tinggal bersama Penggugat dalam kondisi nyaman sehat dan ceria
walaupun penggugat sebagai wanita karir saat ini bekerja sebagai PNS di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Karangasem namun masih perhatian
pada anak tersebut ;
Menimbang, bahwa dengan demikian maka hak pemeliharaan anak
bernama Riza Wahyu Aufa yang belum mumayyiz maka majelis hakim
Pengadilan Agama Karangasem berpendapat Penggugat berhak untuk
mendapatkan hak asuh sehingga karenanya anak tersebut tetap berada
pada ibunya (pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam),dengan
demikian petitum gugatan Penggugat point 3 dapat dikabulkan ;
Menimbang,bahwa meskipun hak hadhanah berada pada
Penggugat namun Penggugat tidak diperbolehkan mengurangi atau
menghalang-halangi Tergugat untuk memberikan hak dan kewajibannya
sebagai seorang ayah memberikan yang terbaik demi kepentingan anak
,seperti menjenguk,mengajak jalan jalan,membantu mendidik dan
mencurahkan kasih sayangnya ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum point 4 gugatan
Penggugat yang menuntut agar Tergugat dihukum untuk membayar
beaya hadlanah terhadap anak bernama Riza Wahyu Aufa sebesar
Rp.700.000.,- ( Tujuh ratus ribu rupiah) perbulannya sampai dengan
anak tersebut dewasa/mandiri majelis hakim mempertimbangkannya
berikut dibawah ini :
Menimbang, bahwa untuk memberikan kepastian bagi si anak ke
depannya tentang kebutuhan biaya kehidupan dan kesejahteraan maka
pada prinsipnya semua biaya hak asuh dan nafkah anak merupakan
tanggung jawab ayahnya. Tanggung jawab tersebut harus dilaksanakan
sesuai dengan kemampuannya, dan berlangsung sampai anak tersebut
dewasa (21 tahun) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangkan tersebut diatas
dikaitkan dengan ketentuan Pasal 41 a dan b Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 bahwa baik ibu maupun bapak tetap berkewajiban
Hal. 25 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
memelihara dan mendidik anak-anaknya semata-mata berdasarkan
kepentingan anak,bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya
pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu. Apa yang
ditentukan dalam pasal tersebut mengandung pengertian bahwa biaya
pemeliharaan dan pendidikan anak harus diberikan oleh bapak kepada
anaknya secara proporsional sesuai dengan tahap perkembangan anak-
anak itu sendiri. Rationya semakin anak itu bertambah besar semakin
banyak biaya yang diperlukan, demikian pula semakin bertambah tinggi
jenjang pendidikannya semakin besar pula biayanya, sehingga dalam
diktum putusan yang akan dibebankan majelis hakim kepada Tergugat
adalah beaya minimal dalam setiap bulannya . sehingga nantinya untuk
kebutuhan lain yang sifatnya insidentil dan mendesak tergugat juga
masih mempunyai kewajiban beaya, disamping itu juga kewajiban
Penggugat untuk membantu beaya hadlanah anak yang diasuhnya
karena saat ini bekerja sebagai PNS di Pemerintah Kabupaten
Karangasem ;
Menimbang, bahwa untuk melengkapi dasar kewajiban Tergugat
terhadap anaknya perlu diketengahkan dalil syar’i yang berbunyi :
1. Innatutthalibin juz IV halaman 99
من لھ ا ب وام قنفقتھ عاى ا ب
Artinya : seorang yang mempunyai ayah dan ibu, maka tanggungjawab
nafkah kepada ayahnya.
2. Hikmatut Tasyri wa falsafatuhan juz II halaman 100 yang berbunyi :
المحرم مع قد ر تھوال شك ا ن ترك اال نقا ق من ذ ي الرحم
علیھ یفض الى قطع الرحم وھو حرا م واذ ا حرم الترك
وجب الفعل با لضر و رة
Artinya : Orang tua yang mampu memberi nafkah anak tetapi tidak
dibayarnya mengacu memutuskan kasih sayang ( رحم (قطع ال
dan ini hukumnya haram, apabila haram tidak memberi nafkah
maka hal tersebut wajib untuk di laksanakan dengan pasti.
Menimbang, bahwa selain mempertimbangkan aspek yuridis
sebagaimana tersebut diatas majelis hakim juga mempertimbangkan
Hal. 26 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
aspek sosiologis dimana kemampuan Tergugat dan kebutuhan hidup
kedepannya pasca perceraiannya dengan Penggugat dan kelayakan
hidup seorang anak ,dimana Tergugat bekerja sebagai PNS di
lingkungan Dinas Kesehatan Karangasem dengan penghasilan
perbulannya Rp. 3.700.000,- ( Tiga juta tujuh ratus ribu rupiah ) dan
tamahan remunerasi daerah Karangasem sebagaimana bukti P6 ;
Menimbang,bahwa majelis hakim juga mempertimbangkan kondisi
kemampuan Penggugat sebagai PNS di Dinas Infokom Kabupaten
Karangasem yang mempunyai penghasilan tetap dan fihak yang telah
diberi hak asuh anak tersebut , maka sangatlah adil dan memberikan
kepastian hokum dan kemanfaatan bagi kedua belah pihak bila Tergugat
dibebani kewajiban memberi nafkah beaya hadlonah yang besarnya akan
ditetapkan dalam diktum putusan , oleh karenanya gugatan penggugat
point 4 dapat dikabulkan seluruhnya ;
Menimbang, bahwa Penggugat dalam petitum subsidernya mohon
agar Pengadilan memberikan putusan yang seadil adilnya ( ex aequo et
bono), maka majelis hakim berpendapat tuntutan subsider dapat
dipertimbangkan lebih lanjut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung
R.I., tanggal 12 Agustus 1972, nomor : 140 K/Sip/1971 yang menyatakan
bahwa : _ putusan yang subsidair (putusan yang seadil-adilnya,secara bagaimanapun menurut hukum) dapat dikabulkan asal masihdalam kerangka yang serasi dengan petitum primer, dan dalam hal ini
khususnya berkaitan dengan beaya hak asuh anak, untuk memenuhi rasa
keadilan dan tujuan hokum yaitu putusan yang memberikan kemanfaatan
kedepannya bagi anak Penggugat dan Tergugat Majelis hakim
mempertimbangkan penambahan prosentase beaya hadhonah ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan beaya hadlanah anak
bernama Riza Wahyu Aufa sebesar Rp. 700.000,- ( Tujuh ratus ribu
rupiah ) tiap bulannya, yang volume besaran beaya hadlanah tersebut
ditambahkan atau dinaikkan 10 % dari beaya hadlanah yang telah
ditetapkan tersebut untuk setiap tahunnya, dalam hal ini majelis Hakim
Hal. 27 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
berpendapat bahwa senyatanya berdasarkan aspek sosiologis dalam
kehidupan social ekonomi maupun dalam dinamika kebutuhan hidup
selalu mengalami fluktuasi ekonomi/moneter sampai dengan saat ini
masih belum stabil ;
Menimbang, bahwa bersamaan dengan dinamika perkembangan
atau pertumbuhan anak serta kebutuhan hidup anak Penggugat dan
Tergugat semakin tambah usia secara rasional semakin bertambah pula
akan kebutuhan finansial , seiring pula dalam kenyataannya di masyarakat
harga barang kebutuhan pokok senantiasa mengalami kenaikan harga
sehingga oleh karenanya Majelis Hakim memandang layak dan adil
menambah 10% setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari hari anak anak tersebut , hal ini juga sejalan dan sesuai dengan
prinsip hokum ekonomi serta memberikan rasa keadilan bagi semua
pihak, dan sesungguhnya secara filosofis beaya hadhanah adalah semata
mata untuk kepentingan anak, untuk itu guna memberikan kepastian
hokum bagi kedua belah pihak maka Majelis hakim akan memasukkan
penambahan prosentase tersebut dalam diktum putusan ;
Menimbang, bahwa kumulasi gugatan Penggugat termasuk bidang
perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah
dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua
dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009 , biaya perkara
dibebankan kepada Penggugat ;
Mengingat, pasal 49 Undang Undang Nomor 7 tahun 1989
tentang Peradilan Agama ,sebagaimana yang telah dirubah dengan
Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, serta segala ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar'i yang bersangkutan
dengan perkara ;
M E N G A D I L I
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;
Hal. 28 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat ( Muhammad
Wahyudi, S.Si bin M syabri ) terhadap Penggugat ( Lely
Wahyuningsih, S.Si binti Nurlen ) ;
3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk
mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap
kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan
Karangasem , Kabupaten Karangasem dan Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan,
selanjutnya untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk
itu;
4. Menetapkan Penggugat adalah sebagai pemegang hak hadhonah
terhadap anak bernama Riza Wahyu Aufa bin Muhammad Wahyudi,
lahir pada tanggal 20 Agustus 2006 ;
5. Menghukum Tergugat membayar beaya hadhanah seorang anak
bernama Riza Wahyu Aufa bin Muhammad Wahyudi tiap bulan
minimal sebesar Rp.700.000,- ( Tujuh ratus ribu rupiah ) dengan
penambahan setiap tahunnya 10 % di luar beaya pendidikan dan
kesehatan sampai anak tersebut dewasa melalui Penggugat ;
6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar beaya perkara
sebesar Rp. 536.000,- ( Lima ratus tiga puluh enam ribu
rupiah ) ;
Demikian Putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan
Majelis Pengadilan Agama Karangasem pada hari Rabo tanggal 19 Juli
2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 25 Syawal 1438 Hijriah, dan
pada hari itu juga penetapan tersebut dibacakan dalam sidang yang
terbuka untuk umum oleh Drs. AMANUDIN, S.H., M. Hum. sebagai Ketua
Majelis, ABDURRAHMAN,S.Ag dan NURUL LAILY, S.Ag., masing masing
sebagai Hakim Anggota serta IRWAN ROSYADI,S.H.I. sebagai Panitera
Pengganti yang dihadiri oleh Penggugat di luar hadirnya Tergugat ;
Hal. 29 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras
HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,
ttd ttd
ABDURRAHMAN,S.Ag. Drs. AMANUDIN,SH.,M.Hum.
HAKIM ANGGOTA,
ttd
NURUL LAILY, S.Ag.
PANITERA PENGGANTI,
ttd
IRWAN ROSYADI,S.H.I.
.
Perincian Biaya Perkara :Pendaftaran Rp 30.000,-
Proses Rp 50.000,-
Panggilan Rp 445.000,-
Redaksi Rp 5.000,-
Meterai Rp 6.000,-
JUMLAH Rp 536.000,-
Salinan sesuai aslinyaPengadilan Agama Karangasem
Panitera,
R A M L I, S.H.
Hal. 30 dari 30 hal. Put.No : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras