RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

41
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan masalah adalah pernyataan rinci dan lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Karena masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya yang berpangkal pada perumusan masalah tersebut. Namun terdapat beberapa perbedaan antara perumusan masalah dalam setiap penelitian. Akan tetapi sebelum membahas permasalahan dalam setiap penelitian, terlebih dahulu kita akan membahas mengenai menentukan masalah dan kiat-kiat memilih masalah untuk penelitian. Tiap penelitian harus mempunyai masalah untuk dipecahkan. Perumusan masalah penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada disekeliling kita. Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal 1

description

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN BIDANG STUDINIKE YUNI RACHIM 110210302039

Transcript of RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Page 1: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perumusan masalah adalah pernyataan rinci dan lengkap mengenai ruang lingkup

permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan

masalah. Karena masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian,

sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana dan tuntas. Hal itu

disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya yang berpangkal pada

perumusan masalah tersebut. Namun terdapat beberapa perbedaan antara

perumusan masalah dalam setiap penelitian. Akan tetapi sebelum membahas

permasalahan dalam setiap penelitian, terlebih dahulu kita akan membahas

mengenai menentukan masalah dan kiat-kiat memilih masalah untuk penelitian.

Tiap penelitian harus mempunyai masalah untuk dipecahkan. Perumusan masalah

penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti

yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada disekeliling kita.

Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun

kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya arti yang ambigu,

adanya halangan dan rintangan, adanya celah baik antar kegiatan uatau antar

fenomena, baik yang telah ada ataupun yang aka nada. Penelitian diharapkan

dapat memecahkan masalah-masalah itu, atau sedikit-sedikitnya menuyup celah

yang terjadi.

Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian, sangat berguna untuk

membersihkan kebingunan kita akan sesuatu hal, untuk memisahkan keambiguan,

untuk mengatasi rintangan ataupun untuk menutup celah antar kegiatan atau

fenomena. Karenanya, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi

penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslah

tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupukan

langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah.

1

Page 2: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Penelitian sangat tergantung pada masalahnya. Teori, rumusan hipotesis, metoda,

instrument dan sebagainya, tidak ada artinya manakala masalahnya tidak jelas dan

tidak tepat. Masalah adalah landasan dasar untuk menetukan unsure penelitian

lainnya. Ada banyak masalah yang dapat dijadikan dasar penelitian. Tetapi, bukan

masalah-masalah yang tidak penting atau bermanfaat. Masalah penelitian

mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi persyaratan tertentu.

Dengan demikian, pembahasan mengenai perumusan masalah pada setiap

penelitian ini sangat penting untuk dikaji.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apa pengertian rumusan masalah ?

2) Bagaimana cara merumuskan masalah ?

3) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian kualitatif ?

4) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian kuantitatif ?

5) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ?

6) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian pengembangan ?

7) Bagaimana perumusan masalah pada penelitian kebijakan ?

8) Bagaimana karakteristik masalah pada penelitian ex-post facto ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas terdapat tujuan penulisan sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pengertian perumusan masalah.

2) Untuk mengetahui cara merumuskan masalah

3) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian kualitatif

4) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian kuantitatif

5) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian tindakan kelas

6) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian pengembangan

7) Untuk mengetahui perumusan masalah pada penelitian kebijakan

2

Page 3: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

8) Untuk mengetahui karakteristik masalah pada penelitian ex-post facto

3

Page 4: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu berupa kesenjangan

antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu

merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan

data

Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya

sebagai berikut:

a) Menurut sugiyono(2004:55) rumusan masalah merupakan suatu pertanyan yg

akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.

b) Menurut Nazir(1999:111) rumusan masalah merupakan hulu dari suatu

penelitian, dan merupakan langkah yang penting serta pekerjaan yang sulit

dalam suatu penelitian.

Jadi dapat disimpulkan rumusan masalah adalah suatu pertanyaan-pertanyaan

pemandu yang akan dijadikan dasar atau landasan bagi seorang peneliti guna

mendapatkan jawaban dari suatu masalah.

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian

yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa

perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak

akan membuahkan hasil apa-apa.

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research

problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,

4

Page 5: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya

sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang

lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya

melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan

penelitian menurut tingkat eksplanasi.

Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup

masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya.

Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus

pengamatan di dalam proses penelitian nantinya.

2.2 Cara Merumuskan Masalah

Dalam merumuskan masalah terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa hal

sebagai berikut :

1) Sumber untuk memperoleh masalah

Sebenarnya banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan berada di sekeliling

peneliti. Yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah

kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasikan masalah serta

mengetahui sumber-sumber dimana masalah penelitian diperoleh dengan

mudah. Sumber-sumber dimana masalh diperoleh antara lain sebagai berikut:

a) Pengamatan terhadap kegiatan manusia

Pengamatan sepintas terhadap kegiatan-kegiatan manusia dapat

merupakan sumbar dari masalah yang akan diteliti. Seorang ahli

ekonomi pertanian dapat menemukan masalah ketika ia melihat cara

petani bersahaja mengerjakan serta menyimpan hasil usaha

pertaniannya.

5

Page 6: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

b) Bacaan

Bacaan-bacaan dapat merupakan sumbar dari masalah yang dipilih

untuk diteliti. Lebih-lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah

ataupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi di dalamnya yang

memerlukan penelitian lebih lanjut. Bukan saja dari bacaan tersebut

ditemukan masalah yang ingin mengungkapkan hubungan, tetapi

bacaan juga memberikan teknik dan metode yang ingin dikembangkan

lebih lanjut. Menbaca hasil-hasil penelitian terdahulu akan

memberikan banyak sekali masalah-masalah yang belum sanggup

dipecahkan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan dalam

penelitian selanjutnya.

c) Pengamatan terhadap alam sekeliling

Peneliti-peneliti ilmu natura seringkali memeperoleh masalah dari

alam sekelilingnya. Seorang peneliti yang bangun pagi untuk

melakukan kegiatan olah raga aerobic, tersandung kakinya dengan

sebuah batu, dan batu tersebut menyentuh keingintahuannya, maka

peneliti ahli batu-batuan tersebut telah menemukan masalah yang

ingin diteliti.

d) Pengalaman dan catatan pribadi

Pengalaman pribadi serta catatan pribadi sering merupakan sumber

dari masalah penelitian. Dalam penelitian ilmu social, pengalaman

serta catatan pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi

ataupun kegiatan professional dapat merupakan sumbar masalah untuk

penelitian.

2) Ciri-ciri masalah yang baik

Masalah Merupakan titik tolak untuk melakukan sebuah penelitian, akan

tetapi tidak semua masalah yang kita temukan itu layak untuk kita teliti, hal

ini sependapat dengan anggoro (2007:1.15) yang mengatakan bahwa

“walaupun masalah merupakan titik tolak untuk melakukan penelitian, namun

6

Page 7: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

tidak semua masalah itu dapat di jadikan objek untuk diteliti”. Karenanya

sebelum seorang peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian, maka

ia terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan memilih masalah tersebut, yaitu

dengan memperhatikan ciri-ciri dari suatu masalah yang baik sehingga

masalah yang akan diangkat benar-benar layak untuk diteliti. Adapun ciri-ciri

masalah yang baik tersebut menurut Nazir(1999:112), adalah sebagai berikut:

a) Masalah harus ada nilai penelitian

Artinya masalah itu harus mempunyai kegunaan tertentu serta dapat

digunakan untuk suatu keperluan. Hal ini meliputi: masalah haruslah

mempunyai keaslian, masalah harus menyatakan hubungan, masalah

harus merupakan hal yang penting, masalah harus dapat diuji, dan

masalah harus ditungkan dalam bentuk pertanyaan.

b) Masalah harus fisibel

Masalah yang mempunyai fisibilitas, artinya masalah tersebut harus dapat

dipecahkan. Ini berarti; data untuk memecahkan masalah harus tersedia,

biaya untuk memecahkan masalahsecara relative harus dalam batas-batas

kemampuan, waktu untuk batas kemampuan, waktu untuk memacahkan

masalah harus wajar, biaya dan hasil harus seimbang, administrasi dan

sponsor harus kuat, dan tidak bertentangan dengan norma dan adat.

c) Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Selain mempunyai nilai ilmiah serta fisibel, masalah juga harus sesuai

dengan kualifikasi si peneliti sendiri. Dalam hal ini, masalah yang diteliti

sekurang-kurangnya menarik bagi si peneliti, dan cocok dengan

kualifikasi ilmiah si peneliti.

Kriteria permasalahan penelitian sangat berkaitan dengan karakteristik

permasalahan penelitian itu sendiri. Kuncoro menjelaskan bahwa karakteristik

permasalahan penelitian terbagi dalam beberapa hal sebagai berikut:

a) Permasalahan penelitian harus dapat diselidiki melalui pengumpulan

dan analisis data.

7

Page 8: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

b) Permasalahan penelitian memiliki arti penting baik dari latar belakang

teori maupun praktik.

c) Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan

d) Peneliti telah mempertimbangkan keadaan waktu, dana dan berbagai

kendala yang lain dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan.

3) Merumuskan masalah

Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka tibalah saatnya masalah

tersebut dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi

perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan

topic penelitian, atau judul dari penelitian. Beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:

a) Dirumuskan secara jelas

b) Menggunakan kalimat Tanya dengan mengajukan alternative tindakan

yang akan dilakukan

c) Dapat diuji secara empiris

d) Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat

e) Jelas cakupannya

f) Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau

teknik tertentu

Perlu juga diperingatkan, bahwa dalam memilih masalah, perlu dihindari masalah

serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat local

ataupun terlalu argumentative. Variabel-variabel penting dalam rumusan masalah

harus diperhatikan dengan benar.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah. Masalah ilmiah

tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral.menanyakan hal-hal

di atas adalah pertanyaan tentang nilai dan value judgement yang tidak bias dijawab

secara ilmiah. Misalnya, masalah yang dipilih adalah “bagaimanakah sebaiknya

8

Page 9: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

mengajar mahasiswa di perguruan tinggi?”. Untuk menghindarkan hal tersebut diatas,

maka janganlah menggunakan kata “mustikah” atau “lebih baik”, atau perkataan-

perkataan lain yang menunjukan preferensi.

Sebagai kesimpulan, perlu dijelaskan bahwa ada dua jalan untuk memformulasikan

masalah. Pertama, dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti

masalah pada penelitian eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung di

lapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi dan sejarah. Jika

masalah diperoleh di lapangan, maka juga sebaiknya mengubungkan masalah tersebut

dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut di formulasikan. Ini

bukan berarti bahwa penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna

sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil

dan dapat membentuk sebuah teori.

Masalah sebenarnya adalah hal yang pertama dipikirkan oleh peneliti-peneliti ketika

merencanakan proyek penelitiannya. Walaupun di atas kertas, yang pertama muncul

adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah

masalah penelitian.

Menurut Subana dan Sudrajat (1996:67), proses perumusan masalah dapat

dilihat pada bagan berikut:

9

TEORI/KONSEP HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

KESENJANGAN

Page 10: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Dari bagan di atas dapat dijelaskan :

1) Berangkat dari teori atau konsep serta hasil-hasil pnelitian sebelumnya.

2) Diperoleh suatu kesenjangan

3) Dari kesenjangan dipilih masalah yang benar-benar layak untuk diteliti yaitu

dengan memperhatikan ciri-ciri masalah yang baik.

4) Kemudian masalah identifikasi, diseleksi dan dirumuskan menjadi sebuah

rumusan masalah.

Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

a) Tidak semua masalah di lapangan dapat di uji secara empiris.

b) Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari

masalah-masalah.

c) Kadang kala si peneliti dihadapkan pada abanyak sekali masalah penelitian,

dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk

dipecahkan.

d) Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk

memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh; serta

e) Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih

masalah.

10

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI, DAN DIRUMUSKAN

Page 11: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

2.3 Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif

2.3.1 karakteristik masalah penelitian kualitatif

Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi

dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah.

Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus. Pada dasarnya perumusan

masalah menurut Lincoln dan Guba dalam (Lexy J. Maleong, 2002) bergantung pada

paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yaitu apakah ia sebagai peneliti,

evaluator, atau sebagai peneliti kebijakan.

Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau

lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan

sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban ( Guba, 1978 : 44;

Linclon dan Guba, 1985 : 218 ; dan  Guba Linclon, 1981 : 88).

Tujuan suatu penelitian ialah upaya untuk memecahkan masalah. Perumusan masalah

dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan

yang mengarah pada upaya untuk memahami atau menjelaskan factor – factor yang

berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Jadi, proses tersebut berupa proses

dialektik yang berperan sebagai proposisi terikat dan antithesis yang membentuk

masalah berdasarkan usaha sintesis tertentu.

Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah

penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus, yaitu :

1) Penetapan focus dapat membatasi study. Jadi, dalam hal ini fokus akan

membatasi bidang inkuiri.

2) Penetapan focus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi – ekslusi atau

kriteria masuk – keluar suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan.

Penetapan focus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya

akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian.

11

Page 12: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Dengan kata lain, walaupun rumusan masalaah sudah cukup baik dan telah

dirumuskan atas dasar penelaahan kepustakaan dan dengan ditunjang oleh sejumlah

pengalaman tertentu, bias terjadi situasi di lapangan tidak memungkinkan peneliti

untuk meneliti masalah itu. Dengan demikian kepastian tentang focus dan masalah itu

yang menentukan adalah keadaan di lapangan.

Rumusan masalah yang bertumpu pada focus dapat berubah dan dapat

disempurnakan dan hal itu akan memberikan warna tersendiri pada penelitian

kualitatif. Penelitian klasik menganggap bahwa perubahan demikian akan merusak

inkuirinya karena hipotesisnya yang sudah pasti, apabila berubah, variabelnya ikut

berubah, dan pasti aka nada sejumlah variable pengganggu yang merusak masalah

penelitiannya. Sebaliknya, pada penelitian kualitatif, peneliti justru mengharapkan

adanya perubahan demikian dan mengantisipasi bahwa desain yang muncul akan

diberi isi dan warna olehnya. Penelitian alamiah justru menganggap perubahan

demikian bukan merusak atau bersifat destruktif, melainkan malah dipandang

konstruktif karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kea rah

penyempurnaan dank e arah inkuiri yang berpandangan luas. Hal ini jelas sesuai

dengan salah satu karakteristik penelitian kualitatif bahwa desainnya dapatlah

berubah sesuai dengan situasi atau konteks penelitian yang dihadapi.

2.3.2 Langkah-langkah perumusan masalah penelitian kualitatif

Cara perumusan masalah penelitian kualitatif dapat kita lihat di bagan berikut ini:

12

FENOMENA ATAU GEJALA ALAMI

HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

KESENJANGAN

Page 13: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:

1) Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian

yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Mengingat

orientasinya demikian, maka sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat

kealamian, serta tidak bisa dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan.

Oleh sebab itu, penelitian semacam ini sering disebut dengan naturalistic

inquiry atau field study. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis,

objektivitas, sistemik, sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi. Sebab

hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif

adalah totalitas atau gestalt.

2) Bersumber dari Hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian

kualitatif memunculkan kesenjangan.

3) Dari kesenjangan tersebut lalu memunculkan suatu masalah.

4) Setelah menemukan masalah, maka masalah tersebut diidentifikasi, diseleksi

dan dirumuskan sesuai dengan kriteria perumusan masalah.

2.3.3 Contoh Rumusan Masalah Kualitatif

Judul Penelitian:

“Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah

Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX A SMP Negri 1 Kajen”.

13

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI, DAN DIRUMUSKAN

Page 14: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Apakah perpustakaan sekolah dimanfaatkan secara baik oleh siswa dalam

menunjang mata pelajaran ilmu pendidikan sosial ?

2) Apakah guru berupaya mengarahkan siswa untuk keperpustakaan sekolah?

3) Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengarahkan siswa

keperpustakaan sekolah ?

4) Apakah perpustakaan sekolah berperan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IX A pada mata pelajaran ilmu pendidikan sosial ?

2.4 Perumusan Masalah Penelitian Kuantitatif

2.4.1 Karakteristik masalah penelitian kuantitatif

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan

masalah penelitian kuantitatif yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah

adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan

yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban

eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di

dalam kehidupan manusaia.

Kriteria kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan

dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya

secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti,

baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang

sudah ada. Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga

hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual,

sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan

dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan

manusia.

14

Page 15: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

2.4.2 Langkah-langkah perumusan masalah penelitian kuantitatif

Cara perumusan masalah penelitian kuantitatif dapat kita lihat di tabel berikut ini:

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:

1) Penelitian kuantitatif berawal dari teori yang tidak sesuai dengan kenyataan

sehingga menimbulkan sebuah kesenjangan-kesenjangan.

2) Dari hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian

kuantitatif juga dapat menimbulkan kesenjangan.

3) Dari kesenjangan tersebut memunculkan suatu masalah.

4) Setelah menemukan masalah, maka masalah tersebut diidentifikasi, diseleksi

dan dirumuskan sesuai dengan kriteria perumusan masalah.

2.4.3 Contoh rumusan masalah penelitian kuantitatif

Judul Penelitian:

”Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di MAN2 Kediri

Tahun 2010”

15

TEORI ATAU KONSEP HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

KESENJANGAN

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI, DAN DIRUMUSKAN

Page 16: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Rumusan Masalah:

Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:

1) Bagaimana tingkat Minat Belajar Siswa kelas XI di MAN2 Kediri tahun

2010?

2) Bagaimana Prestasi Belajar Siswa kelas XI di MAN2 Kediri 2010?

3) Adakah pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas XI di

MAN2 Kediri tahun 2010?

2.5 Perumusan Masalah Penelitian Tindakan Kelas

2.5.1 Karakteristik Masalah Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan

praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu PTK bersifat

practice driven dan Action driven, dalam arti PTK berujuan memperbaiki scara

praktis, langsung – disini, sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis

(practical inquiry). Hal ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan

spesifik konstekstual.

Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis. PTK berangkat

dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Oleh

karena itu, dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai pada proses

penyimpulan guru merupakan pemeran utama. Karena alasan yang demikian PTK

juga sering dinamakan penelitian, artinya penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata

yang dirasakan oleh setiap guru.

16

Page 17: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

2.5.2 Langkah-langkah perumusan masalah penelitian tindakan kelas

Cara perumusan masalah penelitian tindakan kelas dapat kita lihat di tabel berikut ini:

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:

1) Masalah Penelitian tindakan kelas bisa bersumber dari penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas. Terkadang pada penelitian

sebelumnya terdapat permasalahan baru yang muncul.

2) selain itu masalah pada penelitian tindakan kelas dapat bersumber dari

permasalahan yang ada di dalam kelas ketika proses pembelajaran

berlangsung.

3) Setelah muncul permasalahan, selanjutnya masalah tersebut di identifikasi.

4) Setelah permasalahan di identifikasi selanjutnya maalah tersebut di seleleksi

dan dipilih masalah-masalah yang sesuai dengan kriteria masalah yang baik

dalam sebuah penelitian.

17

IDENTIFIKASI

DISELEKSI

DAN DIRUMUSKAN

PERMASALAHAN DI KELAS

Page 18: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

5) Masalah-masalah yang sudah sesuai dengan kritria kemudian dijadikan

rumusan masalah pada penelitian.

2.5.3 Contoh rumusan masalah penelitian tindakan kelas

Judul Penelitian :

“Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X1 IPS Terhadap Pembelajaran

Sejarah Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama di SMAN 1 Belik”.

Rumusan Masalah :

Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:

1) Apakah yang menyebabkan siswa kurang berminat dengan pembelajaran

sejarah ?

2) Bagaimana aktivitas kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan

metode sosiodrama ?

3) Bagaimana minat siswa dalam pembelajaran sejarah setelah menggunakan

metode sosiodrama ?

2.6 Perumusan Masalah Penelitian Pengembangan

2.6.1 Karakteristik masalah penelitian pengembangan

Dalam Sugiyono (2011) penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan

pengembangan (research and development). Dalam kamus besar bahasa Indonesia

(KBBI) Daring, penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan

penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan

suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-

prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan

untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna.

Kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu penelitian

pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan,

analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang

18

Page 19: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu

persoalan yang dihadapi. Sugiyono (2011) juga menyatakan bahwa penelitian

pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Secara garis besar, penelitian pengembangan diawali dengan penelitian-penelitian

skala kecil yang bisa dalam bentuk pengumpulan data terhadap permasalahan yang

dihadapi dan ingin dicari solusinya (Sumarno, 2012). Hasil penelitian awal tersebut

dijadikan acuan untuk melakukan sebuah produk. Pada proses pengembangan,

peneliti tetap melakukan observasi dari perancangan produk tersebut sampai pada

saat uji produk tersebut di lapangan.

Dengan demikian, penelitian pengembangan mencakup evaluasi, sumatif, dan

konfirmatif. Akker (1999) menyatakan bahwa penelitian pengembangan telah

digunakan untuk merujuk berbagai jenis pendekatan penelitian yang berkaitan dengan

pekerjaan desain dan pengembangan.

Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :

1) Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan

upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai

pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan

kualitas pembelajaran.

2) Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media

belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.

3) Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan

uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang

dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses

pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya

dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara

akademik.

19

Page 20: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

4) Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media

pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara

sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang

dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan

sistem pengelolaan dalam pembelajaran

Penelitian pengembangan pada dasarnya memiliki rumusan masalah yang berisi dua

informasi, yaitu masalah yang akan dipecahkan dan spesifikasi pembelajaran, model,

soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut.

2.6.2 Langkah-langkah perumusan masalah pengembangan

Cara perumusan masalah penelitian pengembangan dapat kita lihat di tabel berikut

ini:

20

TEORI ATAU KONSEP HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

KESENJANGAN

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI, DAN DIRUMUSKAN

Page 21: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:

1) Dari teori-teori yang ada muncul sebuah kekurangan-kekurangan dari teori-

teori tersebut.

2) Kekurangan tersebut lalu memunculkan kesenjangan antara teori dengan

kenyataan yang ada.

3) Dari kesenjangan tersebut akan memunculkan suatu masalah-masalah

4) Kemudian masalah tersebut diidentifikasi dan diseleksi yang sesuai dengan

kriteria masalah penelitian.

5) Setelah itu barulah masalah tersebut dituangkan dalam rumusan masalah.

2.6.3 Contoh rumusan masalah pengembangan

Judul Penelitian:

“Pengembangan Game Edukasi Pengenalan Nama Hewan Dalam Bahasa Inggris

Sebagai Media Pembelajaran Siswa SD Berbasis Macromedia Flash”

Rumusan Masalah :

Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:

1) Bagaimana pengembangan game edukasi pengenalan nama hewan dalam

bahasa Inggris berbasis Macromedia Flash sebagai media pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa?

2) Bagaimana kelayakan game pengenalan edukasi nama hewan dalam bahasa

Inggris berbasis Macromedia Flash sebagai media pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa?

2.7 Perumusan Masalah Penelitian Kebijakan

2.7.1 Karakteristik masalah penelitian kebijakan

Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling

urgen, khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun

masalah publik. Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka

21

Page 22: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

semakin banyak pula masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri

tanpa pendapat atau informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif.

Disinilah hadir urgensi penelitian kebijakan. Sebagaimana yang dipaparkan Sudarwan

Danim berikut ini:

Penelitian kebijakan (policy research) secara spesifik ditujukan untuk membantu

pembuat kebijakan (policymaker) dalam menyusun rencana kebijakan, dengan jalan

memberikan pendapat atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan

masalah yang kita hadapi sehari-hari. Dengan demikian, penelitian kebijakan

merupakan rangkaian aktifitas yang diawali dengan persiapan peneliti untuk

mengadakan penelitian atau kajian, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan

penyusunan rekomendasi.

Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik masing-masing. Demikian juga

dengan penelitian kebijakan. Kekhususan karakteristik penelitian kebijakan terutama

pada proses kerjanya. Menurut Ann Majchrzak sebagaimana yang dikutip Sudarwan

Danim dalam bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, karakteristik penelitian

kebijakan adalah sebagai berikut:

1) Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak dimensi

2) Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif

3) Menggabungkan dimensi masa depan dan masa kini

4) Merespon kebutuhan pemakai hasil studi

5) Menonjolkan dimensi kerja sama secara eksplisit.

Pernyataan di atas senada dengan apa yang dinyatakan oleh James H.Mc Millan and

Sally Schumacher dalam bukunya Research in Education, yaitu Generally, policy

analysis tends to be multidimension in focus; use deductive and inductive research

orientations; incorporate the future as well as the past; respond to study users; and

explicity incorporat evalues.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa nilai special karakteristik penelitian

kebijakan adalah pada penekanan-penekanan khusus dari masing-masing karakteristik

tersebut serta kepaduannya

22

Page 23: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

2.7.2 Langkah-langkah perumusan masalah kebijakan

Cara perumusan masalah penelitian kebijakan dapat kita lihat di bagan berikut ini:

Dari bagan diatas dapat dijelaskan:

1) Penelitian kebijakan dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan dihasilkan

maupun setelah kebijakan tersebut dihasilkan.

2) Jika penelitian kebijakan dilakukan setelah kebijakan tersebut dihasilkan

terkadang kebijakan tersebut akan memunculkan suatu kesenjangan apabila

kebijakan tersebut tidak relevan dengan kehidupan masyarakat.

3) Kesenjangan yang ada akan menimbulkan suatu permasalah

4) Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian diidentifikasi dan diseleksi

sesuai dengan kriteria masalah penelitian.

5) Setelah diidentifikasi dan diseleksi kemudian masalah tersebut di tuangkan

dalam rumusan masalah.

23

KEBIJAKAN

KESENJANGAN

MASALAH

IDENTIFIKASI, DISELEKSI, DAN DIRUMUSKAN

Page 24: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

2.7.3 Contoh rumusan masalah kebijakan

Judul Penelitian :

“Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Di SMP Negeri 1 Polokarto Tahun

Ajaran 2008/2009”.

Rumusan Masalah :

Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:

1) Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan gratis di SMP Negeri I

Polokarto, Sukoharjo tahun ajaran 2008/2009?

2) Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan

gratis SMP Negeri I Polokarto, Sukoharjo?

2.8 Karakteristik Masalah Pada Penelitian Ex-Post Facto

Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi munculnya

variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah

dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti.

Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan

hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum

data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti

tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam

variabel tertentu.

Contoh Judul Penelitian:

“Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Siswa  Kelas V SD Negeri Bonyoh Tahun Ajaran 2011/2012”

24

Page 25: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

Contoh Rumusan Masalah :

Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:

1) Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bonyoh?

2) Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil

belajar siswa kelas V SD Negeri Bonyoh?

25

Page 26: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research

problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,

baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya

sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang

lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

Sebelum merumuskan masalah terlebih dahulu kita harus mengetahui sumber untuk

memperoleh masalah, kriteria permasalahan penelitian dan kemudian baru dapat

merumuskan permasalahan.

Langkah-langkah dan fokus masalah dalam merumuskan permasalahan pada setiap

penelitian berbeda, tergantung pada karakteristik dalam setiap jenis penelitian.

3.2 Saran

Langkah-langkah dalam perumusan masalah sebaiknya harus benar-benar

diperhatikan karena perumusan masalah dalam penelitian sangat penelitian dan akan

mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya dalam penelitian.

26

Page 27: RUMUSAN MASALAH PADA 6 PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. PT

Rineka : Jakarta

Nazir. M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta

Bungin, Burham. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University Press :

Surabaya

Purwanto, Agus Erwan. dkk. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media:

Yogyakarta

Sevilla. G. Consuelo. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas

Indonesia: Jakarta

Moleong. J. Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:

Bandung

Sumber Internet

http://www.aanchoto.com/karakteristik-dan-motif-penelitian-pengembangan.html

(diakses pada 2 desember 2013)

http://www.ittelkom.ac.id/stafsio/PENGAJARAN/PROP_SEMINAR/C=Metodologi

%20Penelitian.pdf ( Diakses pada 1 desember 2013)

27