Bab 3. Rumusan Masalah Penelitian
description
Transcript of Bab 3. Rumusan Masalah Penelitian
Bab 3 Hal. 1
Bab 3 Masalah Penelitian:
Mencari dan Merumuskan Masalah Penelitian Oleh : Nuryaman
________________________________________________________________
Penemuan Masalah Penelitian
Kegiatan penelitian mencakup dua tahap yaitu: “penemuan masalah dan penemuan
pemecahannya”. Seperti telah dikemukakan sebelumnya tujuan penelitian ilmiah adalah
untuk menemukan alternatif pemecahan dari masalah yang tengah dihadapi oleh manajer
perusahaan (applied researh pada bidang bisnis), dan atau pemecahan masalah dari suatu
teori/pengetahuan pada bidang ilmu tertentu (basic research). Dengan demikian,
merumuskan masalah penelitian merupakan hal paling krusial dalam kegiatan penelitian. Jika
masalahnya tidak jelas, maka kegunaan hasil penelitiannyapun tidak jelas. Seperti ungkapan
Albert Einstein ”perumusan masalah jauh lebih penting daripada pemecahannya”, ini
menandakan kekeliruan dalam merumuskan masalah akan diiukuti dengan kekeliruan/ketidak
akuratan dalam merumuskan solusinya, sehingga akhirnya masalah tersebut tidak
terselesaikan dengan baik.
Masalah dapat didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat kesenjangan (gap) antara
keadaan sesungguhnnya (fakta) dengan keadaan yang seharusnya, atau keadaan yang
diharapkan (idealnya). Misalnya perusahaan pada tahun ini menghadapi situasi laba
perusahaan yang cenderung menurun, padahal diharapkan laba perusahaan meningkat atau
diharapkan stabil, produktivitas menurun padahal diharapkan meningkat, retur penjualan
produk meningkat, atau perusahaan kehilangan pangsa pasar. Situasi gap atau kesenjangan
juga dapat terjadi ketika perusahaan menghadapi sebuah „opportunity‟ menguntungkan yang
semestinya perusahaan mampu mendapatkannya, namun kenyataannya gagal memanfaatkan
pelunag tersebut.
Dalam setiap kegiatan Penelitian, peneliti harus mampu memisahkan antara faktor penyebab
(antecedent), masalah sesungguhnya (real problem), dan fenomena, gejala (symptoms), atau
peristiwa yang ditemukan sebagai dampak (consequence) dari masalah sesungguhnya.
Fenomena yang ditemukan bisa jadi hanyalah merupakan dampak dari masalah
Bab 3 Hal. 2
sesungguhnya. Misalnya terdapat situasi kendaraan yang diparkir hilang, situasi ini bukan
masalah tetapi sebuah peristiwa akibat pencurian. Yang menjadi masalah sesungguhnya
adalah siapa pencurinya ?. Seorang pasien sakit demam, ini baru gejala atau fenomena bukan
masalah sesungguhnya. Dokter menduga kuat „masalah sesungguhnya‟ luka di bagian
pencernaan. Pertanyaannya “penyebab luka percernaan tersebut apa” ?. Laba perusahaan
menurun, ini sebuah fenomena sebagai dampak penjualan perusahaan yang menurun drastis.
Masalahnya faktor-faktor apa yang menyebabkan penjualan menurun. Faktor-faktor inilah
yang harus diteliti, dicari dan ditemukan jawabannya. Hasil investigasi ini akan menjadi
informasi berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengendalian penjualan, sehingga situasi kerugian yang dialami perusahaan dapat diatasi, dan
berubah menjadi situasi baru yang diharapkan , „profitable‟.
Penelitian dimulai dengan penemuan masalah, tetapi tidak setiap masalah membutuhkan
penelitian, masalah yang dipandang signifikan atau diperkirakan akan memberikan dampak
signifikan biasanya diperlukan penelitian. Jika suatu masalah akan diteliti, maka masalah
tersebut harus dirumuskan secara konkrit, artinya masalah tersebut tidak terlalu umum atau
abstrak, tetapi harus jelas dan spesifik. Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang bersifat
umum menjadi masalah yang bersifat spesifik, dalam konteks penelitian bisnis Emory (1996;
60) membedakan masalah pada empat tingkatan. Pertanyaan muncul sebagai refleksi adanya
masalah, maka bentuk masalah dapat dinyatakan dalam bentuk „pertanyaan‟ yaitu :
pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan
pengukuran. 4 (empat) tingkatan pertanyaan tersebut merefleksikan dari adanya empat
tingkatan masalah. Selanjutnya, empat tingkat masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar : Hirarki Masalah dan Pertanyaan.
Masalah Manajemen - Pertanyaan Manajemen
Masalah Penelitian - Pertanyaan Penelitian
Masalah Investigasi - Pertanyaan Investigasi
Masalah Pengukuran - Pertanyaan Pengukuran
Masalah manajemen suatu keadaan dilematis yang dihadapi manajemen, masih bersifat
umum. Manajemen perlu mengambil tindakan dan keputusan untuk memperbaiki keadaan
dilematis ini, agar bisnis dapat berkembang baik. Kembali pada contoh sebelumnya,
Bab 3 Hal. 3
manajemen perusahaan menghadapi situasi laba perusahaan yang cenderung turun pada
akhir-akhir ini. Masalah ini masih bersifat umum, cenderung baru berupa fenomena, realitas
yang dihadapi dalam kegiatan bisnis. Muncul pertanyaan manajemen “bagaimana
meningkatkan laba”?, pertanyaan ini masih bersifat umum yang muncul dari masalah umum
(masalah manajemen). Manajemen membutuhkan konsultan peneliti untuk memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan manajemen tersebut, di sinilah letak peran peneliti untuk
membantu memecahkan masalah-masalah bisnis.
Masalah Penelitian lebih spesifik dari masalah manajemen. Pencarian masalah penelitian
lebih menekankan pada upaya untuk menemukan masalah sesungguhnya (real problem),
berdasarkan fenomena atau gejala yang ditemukan. Suatu masalah dapat memperlihatkan
berbagai bentuk gejala berbeda. Peneliti harus cermat mengamati berbagai gejala, serta
dengan hati-hati berdasarkan pengetahuan, pengalaman, referensi, serta hasil penelitian
terdahulu merumuskan masalah sesungguh dengan tepat. Ketika penurunan laba menjadi
masalah umum, dan setelah dilakukan pengumpulan data awal dan dianalisis, masalah
sesungguhnya dapat berupa penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan laba. Jika
masalah sesungguhnya penjualan, maka Peneliti akan lebih fokus pada bagaimana
meningkatkan penjualan, dan bukan pada masalah lainnya. Salah satu contoh variable
penelitian pada riset bidang keprilakuan misalnya motivasi kerja. Dampak dari rendahnya
motivasi kerja dapat terlihat dengan munculnya gejala/fenomena absensi karyawan tinggi,
sabotase, produktivitas rendah. Gejala-gejala ini merupakan dampak dari masalah motivasi
kerja. Dengan demikian, tujuan penelitian akan difokuskan pada bagaimana meningkatkan
motivasi kerja, bukan menurunkan absensi karyawan, atau menekan kegiatan demo/sabotase.
Masalah investigasi merupakan alternatif jawaban atau alternatif solusi dari masalah
penelitian. Merumuskan masalah penelitian dan masalah investigatif merupakan suatu
kegiatan yang paling krusial. Sebagai ilustrasi dalam dunia kedokteran identifikasi masalah
penelitian adalah pencarian penyakit/luka sesungguhnya sedang dialami seorang pasien
berdasarkan gejala-gejala yang berhasil diamati misalnya suhu badannya panas, tensi
darahnya meningkat dsb. Sementara identifikasi masalah investigasi adalah pencarian
alternatif solusi/obat yang tepat untuk menyembuhkan masalah/luka yang sedang diderita
pasien. Investigasi alternatif solusi dilakukan melalui proses penelusuran berbagai
kemungkinan faktor-faktor dominan yang menyebabkan timbulnya masalah (antecedent
variable). Penurunan penjualan dapat disebabkan oleh berbagai faktor dominan : promosi
Bab 3 Hal. 4
tidak epektif, distribusi penjualan terganggu, kualitas produk buruk, harga jual tidak
kompeteitif, dll. Jika Peneliti berhasil mengeliminasi berbagai faktor yang tidak signifikan,
serta berhasil merumuskan faktor-faktor yang diduga kuat berkontribusi signifikan dalam
mempengaruhi nilai penjualan produk perusahaan, maka sampai tahapan ini Peneliti telah
berhasil merumuskan masalah penelitian secara tepat.
Masalah-Pertanyaan pengukuran merupakan tahap terakhir dari hirarki masalah di atas.
Dalam proses penelitian, pertanyaan pengukuran dimaksudkan untuk mengumpulkan data
dan fakta di lapangan berkenaan dengan objek yang sedang diamati, agar dapat dilakukan
pengujian empiris. Jika pengumpulan data dilakukan melalui survey maka pertanyaan
pengukuran akan diajukan kepada para responden dengan menggunakan instrumen kuisioner.
Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh
observer (pengamat) berkenaan dengan suatu objek yang sedang diteliti.
langkah penemuan masalah dapat gambarkan sebagai berikut :
Amati Fenomena,
gejala-gejala yang tengah terjadi
(Masalah umum, consequence)
Identifikasi masalah sesungguhnya
(Masalah penelitian, real problem)
Identifikasi Faktor Penyebab
(Masalah investigasi, antecedent variable)
Setelah masalah berhasil ditemukan, maka selanjutnya masalah penelitian dirumuskan.
Perumusan masalah sedapat mungkin menggunakan kalimat yang jelas, tidak ambiguitas.
Rumusan masalah akan menjadi panduan pada tahapan berikutnya kegiatan penelitian.
Teknik Perumusan Masalah Penelitian
Setelah peneliti berhasil mengidentifikasi masalah penelitian dan masalah investigasinya,
maka selanjutnya masalah ini harus dirumuskan dengan menggunakan format yang yang
Bab 3 Hal. 5
mudah difahami, untuk membantu tahapan penelitian selanjutnya. Kriteria penelitian yang
baik, menghendaki rumusan masalah yang jelas, konkrit. Terdapat dua teknik perumusan
masalah yaitu : (1) rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan; dan (2) rumusan
masalah dalam bentuk kalimat pernyataan dari tujuan penelitian. Kalimat pertanyaan atau
pernyataan dapat dibuat dalam bentuk kalimat deskriptif, perbandingan, atau hubungan sebab
akibat antar variable penelitian tergantung pada tipe masalah penelitiannya.
Berikut adalah contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan :
Contoh. 1.
(1) Bagaimana pengaruh kegiatan promosi terhadap volume penjualan ?
(2) Apakah terdapat hubungan sistem penggajian dengan motivasi kerja ?
(3) Apakah terdapat pengaruh kualitas bahan baku terhadap return penjualan ?
Berikut adalah contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan tujuan penelitian :
Contoh.2.
(1) Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh kegiatan promosi terhadap
volume penjualan produk.
(2) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sistem penggajian dengan motivasi
kerja karyawan
(3) The purpose of this research is to investigated the effect of material quality on sales
return
Contoh. 3. proses penemuan masalah :
Manajemen perusahaan menghadapi suatu fenomena yaitu berdasarkan laporan bagian
keuangan dalam tiga tahun terakhir ini laba perusahan mengalami penurunan drastis, rata-
rata penurunan mendekati angka 20 %. Hal ini tentu menjadi kehawatiran jajaran manajemen
perusahaan, karena jika hal ini dibiarkan akan memberikan dampak negatif terhadap
keberlangsungan perusahaan. Masalah manajemen ini menjadi masalah serius, sehingga
membutuhkan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan, agar bisa keluar dari
situasi ini. Untuk itu, manajemen meminta konsultan peneliti untuk menginvestigasi masalah
manajemen ini, dan memintakan rekomendasi guna melakukan perbaikan.
Bab 3 Hal. 6
Langkah-langkah penemuan masalah Contoh Kasus
Fenomena.
Masalah masih bersifat umum dan biasanya
gejala ini merupakan dampak dari masalah
sesungguhnya.
Laba perusahaan cenderung menurun
Pertanyaan manajemen:
Bagaimana meningkatkan laba ?
Masalah sesungguhnya.
Masalah sesungguhnya akan menjadi
perhatian peneliti untuk membantu menjawab
pertanyaan manajemen. Dalam judul
penelitian, masalah penelitian ini biasanya
dijadikan sebagai variable dependen.
Teridentifikasi masalah sesungguhnya adalah
perusahaan mengalami penurunan omzet
penjualan, dan berdampak pada turunnya
laba perusahaan.
Pertanyaan peneliti :
Faktor utama apa yang mempengaruhi
penjualan ?
Faktor penyebab - Masalah investigasi.
Masalah investigasi merupakan spesifikasi
dari pertanyaan peneliti, lebih fokus pada
variable penyebab yang diduga memberikan
kontribusi/pengaruh signifikan terhadap
masalah sesungguhnya. Berdasarkan hasil
kerangka berfikir dan pengembangan
argumentasi, timbul dugaan kuat (hipotesis)
terdapatnya hubungan/pengaruh variable
tertentu terhadap masalah sesungguhnya.
Dalam proses perumusan judul penelitian,
Variable-variable yang diduga kuat memiliki
pengaruh terhadap masalah sesungguhnya
disebut variable anticedent, dan diposisikan
sebagai variable independen.
Teridentifikasi masalah spesifiknya adalah :
Kualitas produk diduga berpengaruh
signifikan terhadap penjualan.
Pertanyaan investigasi :
-Bagaimana kualitas produk perusahaan ?
-Apakah kualitas produk berpengaruh
terhadap penjualan produk ?
Jika masalahnya cukup rumit satu kali penelitian mungkin belum cukup, suatu kegiatan
penelitian akan dilanjutkan dengan penelitian lanjutan berikutnya. Seperti contoh di atas, jika
peneliti berhasil menemukan bahwa kualitas produk sebagai peyebab utama turunnya
penjualan perusahaan, maka penelitian berikutnya harus diagendakan untuk mencari
penyebab turunnya kualitas produk. Sehingga pada penelitian berikutnya, variable kualitas
produk diposisikan sebagai masalah penelitian (real problem).
Kriterian perumusan masalah penelitian yang baik
Mencari dan menemukan masalah penelitian merupakan langkah krusial dalam proses
kegiatan penelitian, karena tahapan ini akan menentukan keberhasilan tahapan berikutnya.
Fraenkel dan Wallen (1990) mengemukakan masalah penelitian yang baik harus memenuhi
Bab 3 Hal. 7
beberapa kriteria : (1) Masalah harus feaseble, (2) masalah harus jelas, (3) masalah harus
signifikan, dan (4) masalah harus etis.
Masalah penelitian harus feasible
Masalah yang akan diteliti harus masalah yang layak diteliti. Layak dalam segi pendanaan,
waktu, ketersediaan data, dan referensi. Dari segi pendanaan dan waktu, kegiatan penelitian
harus mempertimbangkan „cost and benefit‟. Masalah klasik pada penelitian dasar
diantaranya sumber pendanaan terutama jika riset ini dilaksanakan secara mandiri, maka
untuk mengsiasatinya peneliti dapat membatasi ruang lingkup penelitian, disesuaikan dengan
jumlah dana dan waktu yang tersedia. Selain waktu dan dana, masalah penelitian dipandang
layak jika tersedia data dan referensi. Meskipun masalah penelitiannya menarik, namun jika
data penelitian tidak tersedia atau sulit untuk diperoleh, maka proyek penelitian tersebut tidak
layak untuk dilanjutkan. Apakah referensi yang relevace dengan masalah penelitian tersedia,
terutama journal publikasi penelitian sebelumnya.
Masalah penelitian harus jelas
Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas, sehingga para pembaca akan memiliki
pemahaman yang sama atas masalah tersebut. Rumusan penelitian yang jelas sangat
membantu dalam merumuskan tujuan dan kegunaan penelitian. Tujuan penelitian adalah
untuk memperoleh jawaban, informasi, solusi atas masalah penelitian, maka jika masalahnya
kabur (tidak jelas) akan menghasilkan informasi yang tidak jelas pula kegunaannya.
Kejelasan masalah penelitian, termasuk diantaranya kejelasan variable-variable yang akan
diinvestigasi pada penelitian tersebut, beserta kejelasan bentuk hubungannya.
Masalah penelitian harus signifikan
Hasil penelitin harus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelesaian masalah
yang tengah dihadapi manajemen perusahaan (applied research), atau memberikan kontribusi
signifikan dalam pengembangan pengetahuan pada bidang ilmu tetentu jika penelitian
tersebut merupakan basic research. Sejauh mana kemanfaatan sebuah karya penelitian, dapat
diukur dari seberapa besar kontribusi hasil penelitian tersebut terhadap pemecahan masalah.
Misalnya, jika penelitian terapan ini berhasil maka perusahaan dapat menghemat biaya
produksi sebesar 20%, atau dapat meningkatkan volume penjualan sebesar 30 %. Contoh
dalam penelitian dasar, tujuan penelitian ingin membuktikan peran audit eksternal sebagai
moderating variable hubungan manajemen laba dengan return saham.
Bab 3 Hal. 8
Masalah Penelitian harus bersifat Etis
Sedapat mungkin rumusan masalah penelitian menghindari hal-hal yang tidak etis. Penelitian
sosial yang dapat menyinggung kelompok keyakinan dan agama tertentu, atau
mendiskreditkan kelompok minoritas tertentu karena menyangkut nilai etika dan moral yang
dipegang kelompok tersebut, tidak akan dapat memberikan kemanfaatan bagi kemaslahatan
masyarakat, bahkan mungkin akan menjadi kontra produktif terhadap cita-cita terbangunnya
masyarakat madani. Pada tataran ini, peneliti harus peka terhadap lingkungan sosial, budaya
yang berkembang di Masyarakat.
Tipe Masalah Penelitian
Pengelompokan tipe masalah penelitian akan disesuikan dengan tipe penelitian, seperti yang
telah dibahas pada Bab sebelumnya. Jika dilihat dari bentuknya, masalah penelitian dapat
terdiri atas : masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif : eksplanatoty atau prediktif.
Rumusan Masalah berdasarkan bentuk masalahnya
Rumusan masalah deskriptif berupa rumusan yang berkenaan dengan eksistensi variable
penelitian. Misalnya peneliti ingin memperoleh gambaran tentang struktur modal,
profitabilitas, dan dividend pay out ratio perusahaan industri sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rumusan masalah deskriptif dapat dinyatakan
sebagai berikut :
1) Bagaimana struktur modal perusahaan industri sektor manufaktur di BEI ?
2) Berapa rata-rata profitabilitas perusahaan industri sektor manufaktur di BEI ?
3) Bagaimana dividend pay out ratio perusahaan ?
Rumusan masalah komparatif berupa rumusan yang membandingkan suatu variable antar
kelompok sample yang berbeda. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat
likuiditas dan profitabilitas antar kelompok industri manufaktur dengan industri perdagangan.
Rumusan masalah komparatif dapat dinyatakan sebagai berikut :
1) Adakah perbedaan struktur modal antar industri sektor manufaktur dengan sektor
perdagangan di BEI ?
2) Adakah perbedaan tingkat profitabilitas antar industri sektor manufaktur dengan
sektor perdagangan di BEI ?
Bab 3 Hal. 9
3) Adakah perbedaan tingkat dividend pay out ratio antar industri sektor manufaktur
dengan sektor perdagangan di BEI ?
Uji Perbedaan kelompok sample juga dapat dilakukan terhadap kelompok industri yang sama
antar waktu yang berbeda, yang dikenal dengan event study. Misalnya peneliti bertujuan
untuk menguji perbedaan struktur modal, profitabilitas, dan dividend pay out ratio industri
sektor manufaktur saat sebelum krisis dengan saat setelah krisis, maka rumusan masalah
penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut :
1) Adakah perbedaan struktur modal perusahaan industri sektor manufaktur saat sebelum
krisis dengan saat setelah krisis ?
2) Adakah perbedaan profitabiltas perusahaan industri sektor manufaktur saat sebelum
krisis dengan saat setelah krisis ?
3) Adakah perbedaan dividend pay out ratio perusahaan sektor manufaktur saat sebelum
krisis dengan saat setelah krisis ?
Rumusan masalah asosiatif berupa rumusan yang bersifat hubungan antar dua atau lebih
variable penelitian. Hubungan asosiatif dapat berbentuk hubungan korelasional dan
hubungan kausalitas. Perbedaannya terletak pada posisi variabel penelitiannya. Hubungan
korelasional ditandai dengan kemunculan variable penelitian terjadi bersamaan, variable-
variable tersebut diidentifikasi memiliki hubungan tetapi tidak bersifat sebab akibat.
Sedangkan pada hubungan kausalitas terdapat hubungan sebaba akibat. Pada hubungan
kausalitas terdapat variable yang mempengaruhi (variable independen) yang mana perubahan
nilai variable ini dapat berpengaruh pada variable yang dipengaruhi (variable dependen).
Pada contoh di atas, dimisalkan tujuan penelitian tersebut ingin menguji hubungan kausalitas
pengaruh struktur modal dan solvabilitas terhadap profitabilitas, dan menguji pengaruh
profitabilitas terhadap dividend pay out ratio perusahaan. Rumusan masalah penelitian dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1) Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan industri sektor
manufaktur di BEI ?
2) Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas perusahaan sektor manufaktur
di BEI ?
3) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap dividend pay out ratio perusahaan industri
sektor manufaktur di BEI ?
Bab 3 Hal. 10
Contoh rumusan masalah hubungan korelasional :
1) Apakah ada hubungan partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi.
2) Apakah ada hubungan kepuasan tenaga pemasaran produk perusahaan dengan
konsumen produk perusahaan.
Seperti dijelaskan di muka rumusan masalah dapat juga dinyatakan dalam format kalimat
pernyataan, bukan kalimat pertanyaan. Dengan demikian, jika rumusan masalah penelitian
tersebut dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan maka rumusannya sebagai berikut :
1) Tujuan penelitin ini untuk menguji pengaruh likuiditas perusahaan terhadap
profitabiltas perusahaan, studi pada industri sektor manufaktur di BEI.
2) Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh struktur modal perusahaan terhadap
profitabilitas perusahaan.
3) Penelitin ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap dividen pay
aout ratio perusahaan, studi pada industri sektor manufaktur di BEI.
Jumlah variable yang akan diamati tergantung pada tujuan dan kepentingan penelitian itu
sendiri. Tidak benar kalau ada yang berpendapat bahwa semakin banyak variable penelitian
yang diamati, semakin baik penelitian tersebut. Variable yang diamati hanyalah variable
penelitian yang betul-betul signifikan memberikan kontibusi terhadap pemecahan masalah.
Salah satu karakteritik penelitian yang baik adalah parsimony (sederhana),diantaranya dapat
dimaknai bahwa penelitian hanyalah menginvestigasi hal yang penting saja.
Rumusan Masalah berdasarkan tujuan penelitiannya
jika dilihat dari tujuan penelitian, masalah dapat berupa masalah-masalah pragmatis/praktis
yang saat ini tengah dihadapi lingkungan organisasi yaitu ; (1) masalah lingkungan
organisasi yang saat ini ada dan membutuhkan solusi (existing business problem); (2)
masalah pada bagian tertentu suatu lingkungan organisasi yang membutuhkan perbaikan dan
pengembangan. Disamping masalah masalah praktis/pragmatis organisasi, tipe masalah juga
dapat berupa masalah konsep/teori pada bidang ilmu tertentu yaitu; (3) masalah konseptual
atau teori yang perlu diklarifikasi guna menghasilkan pengetahuan yang lebih baik (better
theory building); (4) masalah penelitian pada topik tertentu, yang mana peneliti tertarik
terhadap topik tersebut (Sekaran 2003; 70).
Bab 3 Hal. 11
Tipe masalah ke 1 dan 2 cenderung bersifat penelitian terapan (applied research), karena
tujuan penelitian untuk membantu masalah-masalah praktis/pragmatis yang saat ini tengah
dihadapi organisasi. Tipe masalah ke 3 dan 4 cenderung merupakan penelitian dasar (basic
research), dengan asumsi ketertarikan peneliti dalam tipe masalah ke 4 terkait dengan
pengembangan pengetahuan.
Prosedur dan teknik yang digunakan dalam penelitian dasar dan penelitian terapan tidak jauh
berbeda. Esensi dari riset, apakah itu penelitian dasar maupun penelitian terapan terletak pada
metode ilmiahnya. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian ini terletak pada tingkat
permasalahannya. Penelitian dasar dilakukan untuk verifikasi diterimanya (acceptability)
teori yang sudah ada, atau mengetahui lebih jauh tetang sebuah konsep. Penelitian terapan
dilakukan untuk menjawab tentang permasalah organisasi saat ini, untuk membuat keputusan
tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus (Wibisono, 2000: 4-5).
Pada proses perumusan masalah penelitian Zikmud (1994) menjelaskan ada enam hal yang
harus dilakukan : (1) Pastikan tujuan pengambil keputusan; (2) Pahami latar belakang
masalah; (3) Amati fenomena/gejala dan identikasi masalah penelitian; (4) tentukan unit
analisis ; (5) tentukan variable penelitian; dan (6) rumuskan masalah dan tujuan penelitian.
Langkah awal penelitian adalah rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan ini
merupakan hasil pencarian masalah. Mendengar kata „mencari masalah‟ kedengarannya
„tidak lazim‟ karena umumnya manusia tidak ingin memiliki masalah. Masalah mesti dicari,
padahal kita banyak menghadai masalah, namun tidak semua masalah perlu dilakukan
kegiatan penelitian. Masalah yang membutuhkan penelitian hanyalah masalah-masalah yang
signifikan dapat mempengaruh bisnis perusahaan, dan saat masalah itu muncul manajemen
belum tahu tindakan atau keputusan apa yang harus diambil, untuk keluar dari situasi
dilematis yang sedaang dihadapi manajemen.
Bab 3 Hal. 12
Proses penemuan dan perumusaan masalah dapat digambarkan sebagai berikut :
Berikut contoh 4.Proses perumusan masalah pada sebuah Penelitian basic research.
Nuryaman ( 2009; 89-116).
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti meliputi :
Pengamatan
Tipe penelitian ini basic research, bidang masalahnya Akuntansi keuangan. Peneliti
melakukan pengamatan melalui data sekunder laporan tahunan Bapepam dan Lembaga
Keuangan (LK) pada Tahun 2005, serta laporan hasil survey Pricewaterhouse and Coopers
(2004). Fenomena menunjukkan terdapat 44 kasus pasar modal sebagai dampak kurang
memadainya pengungkapan informasi pada pelaporan keuangan (Lap keuangan dan laporan
tahunan) perusahaan yang terdaftar di BEI. Masalah sesungguhnya pada penelitian ini adalah
pengungkapan (disclosure), yang mana saat itu praktik pengungkapan pada pelaporan
keuangan rendah/ kurang memadai, seharusnya pengungkapan pada pelaporan keuangan
memadai.
Pengamatan
- Tentukan bidang masalah
dan Topik penelitian
-Tentukan tujuan pengambil
keputusan
- Analisis situasi : Dalami latar
belakang masalah
- Amati fenomena, dan
identifikasi masalah
Studi pendahuluan
Wawancara,
observasi, diskusi
Survey literatur :
journal publikasi
hasil penelitian,
buku referensi, dsb.
Tentukan Variable penelitian
- Unit analisis
-Variable-variable penelitian
yang relevance
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
-Rumusan masalah penelitian
-Rumusan tujuan penelitian
Bab 3 Hal. 13
Studi Pendahuluan
Sebelum menyusun proposal penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi
pendahuluan yang meliputi : (1) studi literatur yang relevance dengan masalah di atas yaitu
menganai disclosure, khususnya pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Refensi yang
relevance dengan bidang ini dicari, ditelaah, dibaca secara seksama. Referensi ini diperoleh
dari journal-journal baik nasional maupun internasional, proceeding hasil seminar, dll.
Disamping studi literatur, peneliti juga melakukan diskusi dengan peneliti bidang akuntansi
keuangan lainnya, menyangkut dengan topik dan variable-variable yang diprediksi memiliki
relevansi dengan masalah praktik pengungkapan di Indonesia.
Menentukan unit analisis dan variable yang relevance
Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti telah mengidentifikasi bahwa unit analisis atau
satuan observasi pada penelitian ini adalah laporan keuangana dan laporan tahunan
Perusahaan terbuka. Setelah mempelajari berbagai referensi yang berhasil dikumpulkan,
maka peneliti memperoleh kesimpulan bahwa variable-variable yang dipandang relevance
dan diduga memiliki berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sukarela di
Indonesia adalah mekanisme corporate governance yaitu : (a) konsentrasi kepemilikan; (b)
komposisi Dewan komisaris; dan (c) kualitas audit.
Merumuskan Masalah penelitian
Peneliti merumuskan masalah penelitian dengan menggunakan format kalimat pertanyaan.
Menentukan Tujuan Penelitian
Peneliti menyatakan tujuan penelitiannya dengan jelas. Tujuan penelitian harus sesuai dengan
rumusan masalah penelitian, karena tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban atau
solusi dari masalah penelitian yang telah dirumuskan.
Berdasarkan proses di atas peneliti menuangkan hasil kegiatan proses pencarian masalah
tersebut pada laporan penelitiannya, bagian pendahuluan tersaji sebagai berikut :
Latar belakang Penelitian
Dalam Tahun 2004 sampai dengan Maret 2005, Bapepam dan LK mencatat ada 44 kasus
pelanggaran pasar modal, 42% di antaranya adalah perusahaan manufaktur. Dari 44 kasus
pasar modal tersebut terdapat 26 kasus (60 %) menyangkut benturan kepentingan,
keterbukaan informasi dan penyajian laporan keuangan (Bapepam dan LK, 2005). Benturan
kepentingan dan tidak diungkapkannya informasi penting akan menyebabkan kerugian bagi
Bab 3 Hal. 14
fihak investor eksternal. Hasil survey Pricewaterhouse and Coopers terhadap investor-
investor internasional di Asia (FCGI, 2004), menunjukkan bahwa Indonesia dinilai sebagai
salah satu yang terendah dalam bidang standar pengungkapan dan transparansi, serta
penerapan auditing. Posisi Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya dan
Australia dalam hal praktik pengungkapan dalam laporan keuangan, Indonesia
dikelompokkan pada kelompok paling buruk bersama dengan Thailand, China dan India .
Dalam sudut pandang teori keagenan, rendahnya pengungkapan informasi pada pelaporan
keuangan timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu adanya ketidak selarasan
kepentingan antar pemilik dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori keagenan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance=GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu mekanisme
yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan
manajer (Dallas, 2004). Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal yaitu;
struktur kepemilikan yang salah satu aspeknya adalah konsentrasi kepemilikan saham,
struktur dewan komisaris yang salah satu aspeknya adalah komposisi Dewan Komisaris, dan
mekanisme eksternal yaitu; pengendalian oleh pasar, kepemilikan institusional, serta audit
oleh auditor eksternal (Babic, 2001).
Penelitian terdahulu mengenai struktur kepemilikan sebagai mekanisme corporate
governance di Indonesia lebih menekankan pada kepemilikan saham secara kelompok
dengan hasil yang berbeda. Penelitian Midyastuty (2003) menunjukkan konsentrasi
kepemilikan dapat menjadi mekanisme corporate governance, sedangkan Budiwitjaksono
(2005) menyimpulkan sebaliknya. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan terdapatnya konflik
kepentingan antar pemegang saham. Hasil penelitian Musnadi (2006) menunjukkan
konsentrasi kepemilikan oleh individu dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga
dapat dijadikan mekanisme corporate governance. Penelitian ini akan menggunakan
konsentrasi kepemilikan oleh individu atau kepemilikan terbesar sebagai ukuran konsentrasi
kepemilikan saham.
Veronica (2005) menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit pada
penelitiannya. Hasil penelitiannya menunjukkan kualitas audit oleh auditor eksternal
dengan proksi ukuran KAP memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen
laba. Artinya kualitas audit tidak efektif sebagai mekanisme corporate governance.
Penelitian ini akan menggunakan spesialisasi industri KAP sebagai proksi kualitas audit.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di muka, maka secara spesifik dapat dirumuskan masalah-masalah
penelitian sebagai berikut :
(1) Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela;
(2) apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela;
(3) apakah kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap
pengungkapan sukarela
Bab 3 Hal. 15
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
(1) Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela
(2) Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan sukarela
(3) Pengaruh kualitas audit terhadap pengungkapan sukarela
Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, dalam hal masalah yang diteliti.
Penelitian terapan lebih memfokuskan pada masalah-masalah praktis/pragmatis yang sedang
dihadapi perusahaan saat ini. Tujuan penelitian terapan untuk mendapatkan informasi/solusi
guna memecahkan masalah praktis/prgamatis tersebut.
Berikut contoh 5. Contoh Rumusan masalah pada penelitian terapan, Indriantoro (1999; 38).
Pimpinan suatu perusahaan berdasarkan laporan realisasi penjualan selama periode
tertentu, mengidentifikasi adanya masalah dalam pencapaian target penjualan produk X.
Selama beberapa periode realisasi volume penjualan produk X lebih kecil dibandingkan
anggrannya. Pimpinan perusahaan memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap faktor-
faktor yang menyebabkan selisih penjualan produk X yang tidak meguntungkan. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi pimpinan perusahaan dalam
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan volume penjualan produk
X.
Pimpinan perusahaan dan peneliti telah mengamati fakta adanya hasil penjualan yang tidak
sesuai dengan harapannya. Masalah penelitan pada research ini adalah penjualan produk X.
Tipe penelitian ini tergolong penelitian terapan karena masalah yang ingin diselesaikan
adalah masalah praktis saat ini. Tujuan penelitian memperoleh informasi, untuk mengambil
keputusan guna memperbaiki situasi saat ini yang tengah dihadapi manajemen perusahaan.
Penyajian masalah penelitian dalam laporan penelitian
Tidak ada standar baku jumlah chapter atau bab dalam sebuah laporan penelitian, namun
pada umumnya laporan penelitian terbagi dalam 5 (lima) bab/chapter : Pendahuluan; kajian
teori; metode penelitian; hasil penelitian dan pembahasan; dan kesimpulan. Laporan
penelitian : skripsi, thesis, dan disertasi pada umumnya menggunakan sistematika 5 (lima)
bab tersebut.
Dalam sebuah laporan penelitian, masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian akan
disajikan pada bab I Pendahuluan. Bab pendahuluan menyajikan paling tidak 4 (empat) sub
Bab 3 Hal. 16
bab yang meliputi : (1) Latar belakang penelitian ; (2) Rumusan masalah atau identifikasi
masalah penelitian; (3) Tujuan penelitian; dan (4) kegunaan penelitian.
Latar belakang penelitian
Sub bab latar belakang penelitian digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan dan
studi pendahuluan, saat peneliti melakukan pencarian dan penemuan masalah penelitian. Pada
bagian ini, peneliti menyajikan tentang fenomena atau gejala yang berhasil ditemukan.
Fenomena tersebut harus didukung dengan fakta-fakta yang berhasil dukumpulkan.
Penyajiannya bisa dalam bentuk tabel, narasi, statistik deskriptif. Hasil analisis situasi
diungkapkan pada bagian ini pula, sehingga nampak jelas perbedaan identifikasi masalah
sesungguhnya dengan gejala. Jika masalahnya tidak terlalu kompleks, bisa jadi fenomena
tersebut merupakan masalah sesungguhnya. Namun dalam banyak hal, gejala tersebut lebih
merupakan dampak dari masalah sesungguhnya.
Pada bagian latar belakng penelitin, dideskripsikan juga hasil survey literatur pada studi
pendahuluaan: garis besar hasil penelitian terdahulu yang membahasas topik/ masalah
serupa; diskusi/pembahasan hasil penelitian terdahulu, serta argumentasi peneliti atas
kesimpulan awal tentang terdapatnya variable-variable penelitian yang relevance, dan diduga
memiliki keterkaitan secara signifikan terhadap masalah penelitian. Deskripsi secara garis
besar hubungan antar variable penelitian harus disajikan, agar nampak benang merah antar
latar belakang penelitian dengan rumusan masalah penelitian.
Rumusan atau Identifikasi masalah penelitian
Rumusan masalah atau identifikasi masalah digunakan untuk menyajikan secara formal
rumusan pertanyaan penelitian. Rumusan masalah menggunakan kalimat yang jelas, tidak
ambiguitas. Format rumusan masalah dapat menggunakan kalimat tanya, atau kalimat
pernyataan.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan kembali secara formal tentang hasil yang
diharapkan dari kegiatan penelitian.
Bab 3 Hal. 17
Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian adalah deskripsi tentang manfaat dan kegunaan hasil penelitian. Sesuai
dengan tipe penelitian, hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan,
verifikasi teori (basic research), atau untuk membantu pengambilan keputusan tertentu oleh
manajemen organisasi (applied research)
Bidang Masalah dan Topik Penelitian
Agar memudahkan dalam menentukan topik penelitian, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan bidang masalahnya, baru kemudian menentukan topik penelitiannya. Berikut di
bawah ini contoh bidang masalah dan topik penelitian Akuntansi dan Bisnis.
Bidang Masalah Topik Penelitian
Akuntansi :
Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal Kandungan informasi Akuntansi
Pengungkapan pada pelaporan keuangan
Metode dan kebijakan akuntansi
Praktik Manajemen Laba
Informasi akuntansi untuk prediksi
Akuntansi Manajemen & Akuntansi
Keperilakuan
Partisipisasi anggaran, sistem pengangaran
Kinerja manajemen & Perusahaan
Cosporate sosial responsibility
Ketidakapastian lingkungan
Motivasi kerja
Budaya organisasi
Gaya kepemimpinan
Sistem informasi Akuntansi
Penerapan sistem informasi
Aplikasi perangkat lunak komputer
Auditing
Kualitas audit
Independensi dan kompetensi auditor
Opini audit
Bisnis :
Manajemen Keuangan
Model prediksi kebangkrutan
Merger dan Akuisisi
Analisis portopolio
Model penilaian saham
Model penialaian obligasi
Manajemen Pemasaran
Perilaku konsumen
Peramalan penjualan
Riset periklanan
Analsis pangsa pasar
Bab 3 Hal. 18
Kepuasan pelanggan
Konsep produk baru
Manajemen Sumber daya Manusia dan
Keperilakuan
Pengembangan sumber daya manusia
Dinamika kinerja karyawan
Motivasi kerja
Pengukuran kinerja karyawan
Gaya kepemimpinan
Budaya organisasi
Sintem rumunerasi
Manajemen operasional
Sistem operasi
Saluran distribusi
Model optimalisasi
Riset Bisnis secara umum
Studi kelayakan bisnis
Analisis lingkungan bisnis
Kajian kecenderungan bisnis dan industri
Kajian ekonomi makro, inflasi dan suku bunga
Bisnis internasional
Sumber-Sumber Topik Penelitian
Topik penelitian dapat diperoleh dengan berbagai sumber Gill (1991. 12-13) yaitu:
Pengalaman di Lingkungan kerja; academic journal; pernyataan ahli atau Badan otoritas; dan
hasil diskusi para profesioanal.
Work experience. Topik dapat diperoleh dari pengalaman di lingkungan kerja. Topik
penelitian dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lungkungan tempat bekerja atau
konsultasi dengan supervisi, terutama riset terapan yang berkaitan dengan masalah-masalah
organisasi saat ini. Topik penelitian juga dapat diperoleh dari hasil konsultasi ketika
pertanyaan penelitian muncul di lingkungan kerja.
Academic journal and professional journal merupakan literatur yang berisi makalah-makalah
yang telah dipublikasikan. Journal-journal untuk bidang akuntansi dan bisnis diantaranya :
The Accounting review; Accounting horizon; Contemporary accounting research; Journal of
accounting research; Journal of Global business and Economic; Journal of Globlal
management; Academic Management Review. Jurnal Nasional (Indonesia) terutama yang
telah terakreditasi oleh DIKTI diantaranya : Jurnal Akuntansi dan Keuangan (JAKI), Jurnal
Akuntansi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Disamping jurnal, sumber referensi dapat juga
diperoleh dari proceeding yaitu makalah-makalah yang dipublikasikan pada seminar atau
Bab 3 Hal. 19
simposium ilmiah baik Internasional maupun nasional. Untuk Nasional, misalnya proceeding
Simposium Nasional Akuntansi (SNA), diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Kompartemen Akuntan pendidik.
Sumber literatur juga dapat berupa Tex Databased (Indriantoro; 1999; 43) merupakan jenis
literatur yang berisi kompilasi daftar buku, jurnal, majalah atau lietaratur lain yang
dipublikasikan. Tex Databased dapat berupa cetakan dalam bentuk buku, pita magnetik, laser
disk. Compact disk (CD ROMS), atau dipubliasikan melalui jaringan internet.
Pernyataan ahli atau Badan otoritas. Makalah atau pernyataan Para ahli atau Badan otoritas
yang berkenaan dengan masalah atau topik tertentu dan perlu dilakukan penelitian. Ikatan
Profesi, misal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Bapepam dan LK sering menyampaikan
tulisannya atau pernyataannya pada media ilmiah menyangkut berbagai hal dengan praktik
akuntansi dan praktik bisnis di lapangan.
Hasil diskusi para profesional di Ikatan profesi dapat menjadi sumber inspirasi bagi
penelitian. Kesimpulan-kesimpulan diskusi yang diselneggarakan para profesional tersebut
dapat dijadikan topik penelitian.
Referensi
Gill, John and Phil Johnson.1991. Research Methode for Managers. Paul Chapman
Publishing Ltd. Liverpool, London.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methode for Business. A Skill Bulding Approach. Fouth
Edition. John Wiley and Sons,Inc.United Stated of America.
Bab 3 Hal. 20
Emory, C.William, Donald Cooper. Business Research Methods. 1996. 5 th Edition. Ricard
D.Irwin,Inc. Wahington- The United Atated of America.
Fraenkel Jack, R, Wallen. 1990. How to Design and Evaluate Research Instrumen
Education. MC Graw Hill Publihing Co.
Zikmund, William.G. 1994. Business Research Methodes. Fouth edition, The Dryden Press
Harcourt Brace College Publihers, Florida, USA.
Nuryaman. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme
Corporate Governance terhadap Pengungkapan sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia (JAKI). Volume 6-Nomor 1, Juni 2009. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.
Wibisono, Darmawan.2000. Seri Komunikasi Profesional Riset Bisnis. Edisi pertama. BPFE
Yogyakarta.