RUMUSAN MASALAH

25
BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH 2.1 MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Pada Bab I, telah dirumuskan 5 masalah yang terdapat pada program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.Idealnya, setiap masalah yang ada tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya.Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan tehnik scoring dan pembobotan.Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi: 1. Menetapkan kriteria 2. Memberikan bobot masalah

description

Public Health

Transcript of RUMUSAN MASALAH

Page 1: RUMUSAN MASALAH

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena

keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan

dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka

dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas

masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif,

objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.

Pada Bab I, telah dirumuskan 5 masalah yang terdapat pada program kesehatan

lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.Idealnya, setiap masalah yang ada

tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya.Dalam penetapan prioritas masalah,

digunakan tehnik scoring dan pembobotan.Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan

dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.Agar pembahasan dapat dilakukan

secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan

mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam

penetapan prioritas masalah meliputi:

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan scoring setiap masalah

Berdasarkan hasil analisis program kesehatan lingkungan Puskesmas Kecamatan

Kelapa Gading yang diangkat, maka di dapatkan 5 permasalahan. Adapun permasalahan

tersebut meliputi :

1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Maret 2014 –

Oktober 2014 sebesar 95,16% lebih dari target sebesar 95%.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Maret 2014 – Oktober

2014 sebesar 91, 35% kurang dari target sebesar 95%.

Page 2: RUMUSAN MASALAH

3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur Periode Maret 2014 –

Oktober 2014 sebesar 88,99% kurang dari target sebesar 95%.

Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria

Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah

lebih objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu

yang lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang

lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.

Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang

mempunyai bobot lima.

a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.

b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.

c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.

d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.

e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup penting

A. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini

adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.Adapun

jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif

berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh

permasalahan tersebut.Nilai proxy ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi,

serta justifikasi. Nilai CFR yang digunakan untuk Demam Berdarah Dengue adalah

0,84% (Depkes,2011).

Page 3: RUMUSAN MASALAH

Tahap-tahap melakuan perhitungan skor emergency :

1. Mengidentifikasi besarnya target dari setiap indikator program kesehatan

lingkungan.

2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil yang tercapai dari tiap-

tiap progam Kesehatan Lingkungan).

3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut

dijumlahkan dengan angka proxy yang telah ditetapkan.

4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan score

emergencyyang telah ditetapkan.

Untuk menentukan score pada Emergency digunakan range. Range

didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score

dari 1 - 5 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Emergency

yang bervariasi.

Tabel 2.1 Range pada Score Emergency

Range Score

0 – 0,99 1

1 – 1,99 2

2 – 2,99 3

3 – 3,99 4

4 – 4,99

5 – 5,99

6 – 6,99

5

6

7

Page 4: RUMUSAN MASALAH

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Kesehatan

Lingkungan yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Daftar Masalah Proxy

RUMUS

(Target-Cakupan)

+Proxy

Score

1.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode

Maret 2014 – Oktober 2014

sebesar 95,16%.

CFR Demam

Berdarah

Dengue (DBD)

(95-95,16) + 0,84

= 0,16 + 0,84

=1,00

2

2.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa

diWilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan Dua

Periode Maret 2014 – Oktober

2014 sebesar 91, 35%.

CFR Demam

Berdarah

Dengue (DBD)

(95-91, 35) + 0,84

= 3, 65+ 0,84

=4,49

5

3.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa

diWilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading

Timur Periode Maret 2014 –

Oktober 2014 sebesar 88, 99%

CFR Demam

Berdarah

Dengue (DBD)

( 95 – 88,99 ) + 0,84

= 6,01 + 0,84

= 6,85

7

Pada Emergency, daftar masalah program kesehatan lingkungan

didapatkan Score terbesar adalah 7, yaitu pada cakupan tatanan

pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.

Page 5: RUMUSAN MASALAH

B. Greetest Member

Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah

atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.Semakin besar selisih antara

target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.Tahap-tahap

melakukan perhitungan Score Greetest Member :

1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan

lingkungan.

2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-

tiap program kesehatan lingkungan.

3. Hitung selisih dari target dan cakupan.

4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan Score

Greetest Member yang telah ditetapkan.

Untuk menentukan score pada Greetest Member digunakan range. Range

didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score

dari 1 - 7 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Greetes

Member yang bervariasi.

Tabel 2.3 Range padaScore Greetest Member

Tabel 2.4 Daftar Masalah Program Kesehatan Lingkungan di

Wilayah

Range Score

0 – 0,99 1

1 – 1,99 2

2 – 2,99 3

3 – 3,99 4

4 – 4,99

5 – 5,99

6 – 6,99

5

6

7

Page 6: RUMUSAN MASALAH

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Maret 2014 – Oktober

2014

No Program dan Kegiatan

Cakupan

(a)

Target

(b)

Selisih

(b-a)Score

1 Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode

Maret 2014 – Oktober 2014

sebesar 95,16%.

95,16 % 95% 0,16% 2

2 Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa

diWilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Maret

2014 – Oktober 2014 sebesar

91,35%.

91,35 % 95% 3,65% 5

3 Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa

diWilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode

Maret 2014 – Oktober 2014

sebesar 88,99%.

88,99% 95% 6,01% 7

Pada Greetest Member daftar masalah program kesehatan lingkungan

didapatkan Score terbesar adalah 7, yaitu pada cakupan tatanan

pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.

C. Expanding Scope

Page 7: RUMUSAN MASALAH

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan

terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah

tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan

dengan masalah tersebut.Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang

memiliki penduduk terkecil sampai yang terbanyak.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope

Berdasarkan Jumlah Penduduk Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Kelurahan Jumlah Penduduk

Nilai

.1. Pegangsaan Dua 54.415 jiwa 1

2.

3.

Kelapa Gading Timur

Kelapa Gading Barat

44.863 jiwa

24.222 jiwa

2

3

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope

Berdasarkan Luas Wilayah Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. KelurahanLuas Wilayah

(Km2)Nilai

1. Kelapa Gading Timur 355,13 1

2. Pegangsaan Dua 628,45 2

3. Kelapa Gading Barat 650,12 3

Tabel 2.7Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan

Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Maret 2014 – Oktober 2014

Nilai Lintas Sektor

1 Tidak ada keterpaduan lintas sector

2 Ada keterpaduan lintas sector

Page 8: RUMUSAN MASALAH

Untuk keterpaduan lintas sektoral, dalam hal ini puskesmas kecamatan menjalankan

keterpaduan lintas sektoral.

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Program Kesehatan Lingkungan di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Daftar MasalahJumlah

Penduduk

Luas

Wilayah

Lintas

SektorJumlah

1.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode Maret

2014 – Oktober 2014 sebesar 95,

16%.

3 3 2 8

2.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa diWilayah

Puskesmas Kelurahan Pegangsaan

Dua Periode Maret 2014 – Oktober

2014 sebesar 91,35%.

1 2 2 5

3.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa diWilayah

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading

Timur Periode Maret 2014 – Oktober

2014 sebesar 88,99%.

2 1 2 5

Expanding scope tertinggi terdapat pada cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes

pada tatanan pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa

Gading Barat yaitu 8.

D. FEASIBILITY

Page 9: RUMUSAN MASALAH

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin

suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria

kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian

terhadap kriteria ini menjadi obyektif.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat

diselesaikan meliputi:

1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin

banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka

kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh

karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas

kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan

di masing – masing wilayah Puskesmas.

Tabel 2.9 Range pada Scoring Rasio Tenaga Kesehatan

Tabel 2.10Scoring Rasio Juru Pemantau Jentik dengan Jumlah Penduduk

Sasaran Program Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

Range Score1: 1 – 1:200 1

1: 201 – 1: 400 2

1: 401 – 1: 600 3

1 : 601 – 1: 800 4

1: 801 – 1: 1000 5

1: 1001 – 1:1200 6

Page 10: RUMUSAN MASALAH

No. PuskesmasJuru

Pemantau Jentik

Jumlah Rumah yang diperiksa

Rasio Score

1. Kelurahan Kelapa

Gading Barat

33 2265 1 : 68 1

2.

3.

Kelurahan

Pegangsaan Dua

Kelurahan Kelapa

Gading Timur

243

204

57744

7888

1 : 237

1 : 38

2

1

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan

untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan

cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap

kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas

yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat

dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi,

ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup

bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia

dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang,

atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.

Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Page 11: RUMUSAN MASALAH

Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari 2013 – Agustus 2013

Kategori Ketersediaan Score

Tempat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

Alat/ Obat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan

Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu “tidak ada”, “cukup” dan “kurang”.

Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang programterkait.

Tabel 2.12Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –

Agustus2013

Dana Score

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

Page 12: RUMUSAN MASALAH

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan Lingkungan

terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

No Daftar Masalah SDMFasilitas

(Alat/Obat)Dana Jumlah

1.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode

Januari 2013 – Agustus2013

sebesar 95,8 %.

6 1 2 9

2.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa

diWilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Januari

2013 – Agustus2013 sebesar

67,16%.

2 1 2 5

3.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa

diWilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode

Januari 2013 – Agustus2013

sebesar 95,14 %.

1 1 2 4

Feasibility program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas

kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari 2013 – Agustus 2013 tertinggi pada

cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman yang

diperiksadi Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat, dengan

jumlahscore masing-masing9.

E. POLICY

Page 13: RUMUSAN MASALAH

Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus

dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan

pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter yang digunakan sebagai hasil

justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari ada tidaknya

kebijakan dan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy tentang kebijakan Terhadap Kegiatan

Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 - Agustus 2013

Tabel 2.15 Penentuan Nilai Policy tentang undang- undang Terhadap Kegiatan

Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Parameter Score

1 Tidak ada perundang-undangan 1

2 Ada perundang-undangan 2

No. Parameter Score

1 Tidak ada kebijakan 1

2 Ada kebijakan 2

Page 14: RUMUSAN MASALAH

Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan pada

Puskesmas di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –

Agustus 2013

No Daftar Masalah

Ada

kebijakan

Tidak

ada

kebijakan

Ada

perundang-

undangan

Tidak ada

perundang-

undangan

Jumlah

1 Cakupan Angka

Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada

tatanan pemukiman

yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa

Gading Barat

Periode Januari 2013

– Agustus2013

sebesar 90,63%.

2 0 2 0 4

2 Cakupan Angka

Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada

tatanan pemukiman

yang diperiksa

diWilayah

Puskesmas

Kelurahan

Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013

– Agustus2013

sebesar 93,28%.

2 0 2 0 4

3Cakupan Angka

Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada

tatanan pemukiman

2 0 2 0 4

Page 15: RUMUSAN MASALAH

yang diperiksa

diWilayah

Puskesmas

Kelurahan Kelapa

Gading Timur

periodeJanuari 2013

– Agustus2013

sebesar 94,39%.

Score Policy pada program kesehatan lingkungan memiliki score yang samapada

seluruh cakupan masalah.

Setelah diklasifikasikan berdasarkan 5 kriteria, keseluruhan hasil penghitungan

dari kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program kesehatan

lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing

kriteria, kemudian hasil perkaliaannya di jumlahkan.

No Kriteria BobotMS 1 MS2 MS3

N BN N BN N BN

1 Emergency 5 1 5 6 30 1 5

2 Greatest Member 4 1 4 6 24 1 4

3 Expanding Scope 3 6 18 7 21 5 15

4 Feasibility 2 9 18 5 10 4 8

5 Policy 1 4 4 4 4 4 4

Jumlah 49 89 36

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan menurut

Metode MCUA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

Keterangan :

MS 1 :Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 – Agustus2013

sebesar 95,8%.

Page 16: RUMUSAN MASALAH

MS 2 :Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar

67,16%.

MS 3 :Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode Januari 2013 – Agustus2013

sebesar 95,14%.

Bedasarkan scoring MCUA, maka dipilih dua prioritas masalah yaitu :

1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat

Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 95,8%, dengan score 49.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode

Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 67,16%, dengan score 89.

2.2 Mencari Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya

ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada

terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar

permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan

diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau

diagram Ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang

tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber

daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya

manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan

kegiatan sistem. Melalui proses, inputakan diubah menjadi output, yang terdiri dari:

a. Planning (perencanaan)

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai

dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

b. Organizing (pengorganisasian)

Page 17: RUMUSAN MASALAH

Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya

(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Actuating (pelaksanaan)

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal

menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah

dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.

d. Controlling (monitoring)

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating)

jika terjadi penyimpangan.

Page 18: RUMUSAN MASALAH

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan

menggunakan diagram fishbone:

1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat

Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 95,8%.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 67,16%.

Masing masing cakupan tersebut dapat dilihat pada digaram fishbone yang tergambar

pada diagram 2.1 dan diagram 2.2.