BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan
dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka
dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas
masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif,
objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada Bab I, telah dirumuskan 5 masalah yang terdapat pada program kesehatan
lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.Idealnya, setiap masalah yang ada
tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya.Dalam penetapan prioritas masalah,
digunakan tehnik scoring dan pembobotan.Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan
dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.Agar pembahasan dapat dilakukan
secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam
penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan scoring setiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program kesehatan lingkungan Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading yang diangkat, maka di dapatkan 5 permasalahan. Adapun permasalahan
tersebut meliputi :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Maret 2014 –
Oktober 2014 sebesar 95,16% lebih dari target sebesar 95%.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Maret 2014 – Oktober
2014 sebesar 91, 35% kurang dari target sebesar 95%.
3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur Periode Maret 2014 –
Oktober 2014 sebesar 88,99% kurang dari target sebesar 95%.
Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah
lebih objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu
yang lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.
Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.
a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.
b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.
c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.
d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.
e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup penting
A. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif
berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh
permasalahan tersebut.Nilai proxy ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi,
serta justifikasi. Nilai CFR yang digunakan untuk Demam Berdarah Dengue adalah
0,84% (Depkes,2011).
Tahap-tahap melakuan perhitungan skor emergency :
1. Mengidentifikasi besarnya target dari setiap indikator program kesehatan
lingkungan.
2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil yang tercapai dari tiap-
tiap progam Kesehatan Lingkungan).
3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut
dijumlahkan dengan angka proxy yang telah ditetapkan.
4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan score
emergencyyang telah ditetapkan.
Untuk menentukan score pada Emergency digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score
dari 1 - 5 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Emergency
yang bervariasi.
Tabel 2.1 Range pada Score Emergency
Range Score
0 – 0,99 1
1 – 1,99 2
2 – 2,99 3
3 – 3,99 4
4 – 4,99
5 – 5,99
6 – 6,99
5
6
7
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Kesehatan
Lingkungan yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Daftar Masalah Proxy
RUMUS
(Target-Cakupan)
+Proxy
Score
1.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode
Maret 2014 – Oktober 2014
sebesar 95,16%.
CFR Demam
Berdarah
Dengue (DBD)
(95-95,16) + 0,84
= 0,16 + 0,84
=1,00
2
2.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa
diWilayah Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan Dua
Periode Maret 2014 – Oktober
2014 sebesar 91, 35%.
CFR Demam
Berdarah
Dengue (DBD)
(95-91, 35) + 0,84
= 3, 65+ 0,84
=4,49
5
3.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa
diWilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading
Timur Periode Maret 2014 –
Oktober 2014 sebesar 88, 99%
CFR Demam
Berdarah
Dengue (DBD)
( 95 – 88,99 ) + 0,84
= 6,01 + 0,84
= 6,85
7
Pada Emergency, daftar masalah program kesehatan lingkungan
didapatkan Score terbesar adalah 7, yaitu pada cakupan tatanan
pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.
B. Greetest Member
Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah
atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.Semakin besar selisih antara
target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.Tahap-tahap
melakukan perhitungan Score Greetest Member :
1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan
lingkungan.
2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-
tiap program kesehatan lingkungan.
3. Hitung selisih dari target dan cakupan.
4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan Score
Greetest Member yang telah ditetapkan.
Untuk menentukan score pada Greetest Member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score
dari 1 - 7 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Greetes
Member yang bervariasi.
Tabel 2.3 Range padaScore Greetest Member
Tabel 2.4 Daftar Masalah Program Kesehatan Lingkungan di
Wilayah
Range Score
0 – 0,99 1
1 – 1,99 2
2 – 2,99 3
3 – 3,99 4
4 – 4,99
5 – 5,99
6 – 6,99
5
6
7
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Maret 2014 – Oktober
2014
No Program dan Kegiatan
Cakupan
(a)
Target
(b)
Selisih
(b-a)Score
1 Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode
Maret 2014 – Oktober 2014
sebesar 95,16%.
95,16 % 95% 0,16% 2
2 Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa
diWilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Maret
2014 – Oktober 2014 sebesar
91,35%.
91,35 % 95% 3,65% 5
3 Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa
diWilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode
Maret 2014 – Oktober 2014
sebesar 88,99%.
88,99% 95% 6,01% 7
Pada Greetest Member daftar masalah program kesehatan lingkungan
didapatkan Score terbesar adalah 7, yaitu pada cakupan tatanan
pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.
C. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang
memiliki penduduk terkecil sampai yang terbanyak.
Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope
Berdasarkan Jumlah Penduduk Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Kelurahan Jumlah Penduduk
Nilai
.1. Pegangsaan Dua 54.415 jiwa 1
2.
3.
Kelapa Gading Timur
Kelapa Gading Barat
44.863 jiwa
24.222 jiwa
2
3
Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope
Berdasarkan Luas Wilayah Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. KelurahanLuas Wilayah
(Km2)Nilai
1. Kelapa Gading Timur 355,13 1
2. Pegangsaan Dua 628,45 2
3. Kelapa Gading Barat 650,12 3
Tabel 2.7Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan
Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Maret 2014 – Oktober 2014
Nilai Lintas Sektor
1 Tidak ada keterpaduan lintas sector
2 Ada keterpaduan lintas sector
Untuk keterpaduan lintas sektoral, dalam hal ini puskesmas kecamatan menjalankan
keterpaduan lintas sektoral.
Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Program Kesehatan Lingkungan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Daftar MasalahJumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
Lintas
SektorJumlah
1.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode Maret
2014 – Oktober 2014 sebesar 95,
16%.
3 3 2 8
2.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa diWilayah
Puskesmas Kelurahan Pegangsaan
Dua Periode Maret 2014 – Oktober
2014 sebesar 91,35%.
1 2 2 5
3.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa diWilayah
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Timur Periode Maret 2014 – Oktober
2014 sebesar 88,99%.
2 1 2 5
Expanding scope tertinggi terdapat pada cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes
pada tatanan pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat yaitu 8.
D. FEASIBILITY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin
suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria
kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian
terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas
kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan
di masing – masing wilayah Puskesmas.
Tabel 2.9 Range pada Scoring Rasio Tenaga Kesehatan
Tabel 2.10Scoring Rasio Juru Pemantau Jentik dengan Jumlah Penduduk
Sasaran Program Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
Range Score1: 1 – 1:200 1
1: 201 – 1: 400 2
1: 401 – 1: 600 3
1 : 601 – 1: 800 4
1: 801 – 1: 1000 5
1: 1001 – 1:1200 6
No. PuskesmasJuru
Pemantau Jentik
Jumlah Rumah yang diperiksa
Rasio Score
1. Kelurahan Kelapa
Gading Barat
33 2265 1 : 68 1
2.
3.
Kelurahan
Pegangsaan Dua
Kelurahan Kelapa
Gading Timur
243
204
57744
7888
1 : 237
1 : 38
2
1
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan
untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan
cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas
yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat
dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi,
ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup
bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia
dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang,
atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.
Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.
Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari 2013 – Agustus 2013
Kategori Ketersediaan Score
Tempat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/ Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan
Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu “tidak ada”, “cukup” dan “kurang”.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang programterkait.
Tabel 2.12Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –
Agustus2013
Dana Score
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan Lingkungan
terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
No Daftar Masalah SDMFasilitas
(Alat/Obat)Dana Jumlah
1.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode
Januari 2013 – Agustus2013
sebesar 95,8 %.
6 1 2 9
2.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa
diWilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Januari
2013 – Agustus2013 sebesar
67,16%.
2 1 2 5
3.
Cakupan Angka Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa
diWilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode
Januari 2013 – Agustus2013
sebesar 95,14 %.
1 1 2 4
Feasibility program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas
kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari 2013 – Agustus 2013 tertinggi pada
cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman yang
diperiksadi Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat, dengan
jumlahscore masing-masing9.
E. POLICY
Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus
dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan
pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter yang digunakan sebagai hasil
justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari ada tidaknya
kebijakan dan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.
Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy tentang kebijakan Terhadap Kegiatan
Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 - Agustus 2013
Tabel 2.15 Penentuan Nilai Policy tentang undang- undang Terhadap Kegiatan
Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013
No. Parameter Score
1 Tidak ada perundang-undangan 1
2 Ada perundang-undangan 2
No. Parameter Score
1 Tidak ada kebijakan 1
2 Ada kebijakan 2
Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan pada
Puskesmas di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –
Agustus 2013
No Daftar Masalah
Ada
kebijakan
Tidak
ada
kebijakan
Ada
perundang-
undangan
Tidak ada
perundang-
undangan
Jumlah
1 Cakupan Angka
Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada
tatanan pemukiman
yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Barat
Periode Januari 2013
– Agustus2013
sebesar 90,63%.
2 0 2 0 4
2 Cakupan Angka
Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada
tatanan pemukiman
yang diperiksa
diWilayah
Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013
– Agustus2013
sebesar 93,28%.
2 0 2 0 4
3Cakupan Angka
Bebas Jentik
nyamuk Aedes pada
tatanan pemukiman
2 0 2 0 4
yang diperiksa
diWilayah
Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Timur
periodeJanuari 2013
– Agustus2013
sebesar 94,39%.
Score Policy pada program kesehatan lingkungan memiliki score yang samapada
seluruh cakupan masalah.
Setelah diklasifikasikan berdasarkan 5 kriteria, keseluruhan hasil penghitungan
dari kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program kesehatan
lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing
kriteria, kemudian hasil perkaliaannya di jumlahkan.
No Kriteria BobotMS 1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 6 30 1 5
2 Greatest Member 4 1 4 6 24 1 4
3 Expanding Scope 3 6 18 7 21 5 15
4 Feasibility 2 9 18 5 10 4 8
5 Policy 1 4 4 4 4 4 4
Jumlah 49 89 36
Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan menurut
Metode MCUA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari 2013 – Agustus 2013
Keterangan :
MS 1 :Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 – Agustus2013
sebesar 95,8%.
MS 2 :Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar
67,16%.
MS 3 :Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan
pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Timur Periode Januari 2013 – Agustus2013
sebesar 95,14%.
Bedasarkan scoring MCUA, maka dipilih dua prioritas masalah yaitu :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 95,8%, dengan score 49.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode
Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 67,16%, dengan score 89.
2.2 Mencari Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada
terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar
permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan
diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau
diagram Ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang
tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya
manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan
kegiatan sistem. Melalui proses, inputakan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating)
jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan
menggunakan diagram fishbone:
1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 95,8%.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua
Periode Januari 2013 – Agustus2013 sebesar 67,16%.
Masing masing cakupan tersebut dapat dilihat pada digaram fishbone yang tergambar
pada diagram 2.1 dan diagram 2.2.
Top Related