rumah sehat

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. 1 Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi perumahan adalah usaha kesehatan masyarakat yang 1

description

contoh penyuluhan

Transcript of rumah sehat

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangRumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. 1Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi perumahan adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.1,2Rumah sehat menurut Depkes RI, dapat dinilai berdasarkan komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang ditinjau dari masing-masing komponen memenuhi kriteria. Berdasarkan Profil Indonesia tahun 2006, diketahui bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat untuk tingkat nasional adalah 43,89%. Kondisi pembuangan limbah yang memenuhi syarat sebanyak 62,11% dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%, keadaan tersebut menunjukkan bahwa kondisi perumahan di Indonesia saat ini belum memenuhi syarat kesehatan. 31.2. TujuanMakalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang rumah sehat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. DefinisiRumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Menurut WHO, bahwa rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Menurut Blaang, rumah merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan sosialnya, setiap orang membutuhkan perumahan yang sehat dan layak huni. 4Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung, bernaung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, rohani dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Rumah sehat menurut Depkes RI, dapat dinilai berdasarkan komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang ditinjau dari masing-masing komponen memenuhi kriteria. 3Perumahan adalah suatu struktur fisik dimana orang yang menggunakan sebagai tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan untuk kesehatan jasmani dan rohani. Keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. 5 2.2. Manfaat Rumah SehatDerajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika masyarakat Indonesia hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat termasuk rumah sehat. Hal ini merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015. 6Lingkungan permukiman merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena selalu berinteraksi dengan manusia. Kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian Ivonne Suzy Handayani (1997), bahwa prevalensi ISPA di Kelurahan Kali Anyar Jakarta Barat lebih tinggi dari DKI Jakarta, karena kualitas udara dalam rumah di daerah kumuh tersebut 50% tidak/kurang memenuhi syarat kesehatan. 5Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat apabila: 7,8 Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperature lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventulasi yang nyaman, dan kebisingan 45-55 dB. Memenuhi kebutuhan kejiwaan. Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman lalu lintas.Kualitas fisik rumah dalam hal ini ventilasi dan pencahayaan yang mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA terutama pada Balita. Hal ini terjadi karena ventilasi dan pencahayaan akan mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah yang akan mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah yang akan menimbulkan penyakit ISPA terhadap penghuni rumah. Cara penularan ISPA yaitu melalui dahak, ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup orang sehat kemudian masuk ke saluran pernapasan. 9Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa kondisi perumahan tidak sehat mempunyai hubungan terhadap kejadian penyakit. Penelitian Wahyuni (2005), balita yang menderita DBD 64% dari rumah tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hasil penelitian Sulistyorini dan Nindya (2005), bahwa rumah yang mempunyai ventilasi tidak memenuhi syarat kesehatan 74% berpotensi terhadap kejadian Infeksi Saluran pernafasan Akut (ISPA) pada balita. 1,5,10 Selain itu dilihat dari beberapa komponen rumah, diketahui rumah yang jendelanya kecil dapat menyebabkan pertukaran udara tidak dapat berlangsung dengan baik, akibatnya asap dapur dan asap rokok dapat terkumpul dalam rumah. Bayi dan anak yang sering menghisap asap lebih mudah terserang ISPA. Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang terserap di dinding tembok dan matahari pagi suukar masuk dalam rumah juga memudahkan anak-anak terserang ISPA. 112.3. Syarat Rumah SehatMenurut WHO ada beberapa prinsip standar rumah sehat, prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian: 7,121. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas:a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindunganb. Perlidungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan memberikan perhatian pada strutur rumah, polusi udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada penggunaan rumaha sebagai tempat bekerjac. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi.2. Yang berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan terdiri atas:a. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai saluran media dan kampanyeb. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosialc. Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan kerjasama intersektoral dalam manajemen dan perencanaan pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, desain dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus-menerusd. Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan, perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatane. Keikutsertaan masyarkat dalam berbagai tingkat melalui kegiatan mandiri diantara keluarga dan pekampungan.Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana tercantum dalam Permenkes No. 892/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Menurut Depkes RI, indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang terdiri dari: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman. 3,12Adapun aspek kostruksi atau komponen yang memenuhi syarat rumah sehat adalah: 12,13,14,151. Langit-langitDibawah kerangka atap/kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain: Untuk menutup seluruh kostruksi atap dan kuda-kuda penyagga, agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak mudah menjalar ke dalam ruangan dibawahnya.Persyaratan langit-langit yang baik adalah:a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atapb. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyagga dengan konstruksi bebas tikusc. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,4 meter dari permukaan lantai. 2. DindingAdapun syarat-syarat untuk dinding antara lain: Dinding harus tegak lurus Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan kedap air sekurang-kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm diatas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut Lubang jendela dan pintu pada dinding bila lebarnya kurang dari 1 meter dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu, batu tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.3. Lantai Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin, kayu plesteran atau bambu dengan syarat-syarat kedap air, tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan lantai adalah: Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran tanah yang baik Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain, sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertumpuk, lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembapan yang naik dari kolong rumah Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.4. Tata ruangSetiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan fungsinya. Penataan ruang dalam rumah harus disesuaikan dengan persyaratan kesehatan rumah, misalnya pemisahan kamar tidur, dapur dan ruangan lainnya, jumlah kamar tidur yang cukup untuk seluruh anggota keluarga, jendela yang dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat masuk dan udara dapat berputar sehingga akan memperkecil risiko penularan penyakit infeksi. Rancangan ruangan termasuk peletakan dan pemilihan bahan bangunan untuk jendela, pintu dan ventilasi di tiap ruang, iku menentukan adanya kualitas udara yang baik dalam rumah.5. VentilasiVentilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam ruangan dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah: Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman Bertambahnya kadar karbondioksida (CO2) dari pernafasan manusia Bau pengap yang dikeluarkan oleh keringat, pakaian dan mulut manusia Suhu udara dalam ruang naik karena panas yang dikeluarkan badan manusia Kelebapan udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit pernafasan. Ventilasi mempunyai fungsi untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen (O2) ruang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 (Carbondioksida) yang bersifat racun menjadi tneningkat. Kurangnya ventilasi juga menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan akan tinggi dan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri bibit penyakit) berkembangbiak. 12Ventilasi ada 2 macam yaitu ventilasi alamiah dimana aliran udara didalam ruangan terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin sedangkan ventilasi buatan dimana aliran udara dalam ruangan didapat dengan menggunakan kipas angin dan mesin penghisap udara (Exhouser). 12Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999, tentang persyaratan kesehatan perumahan, luas ventilasi permanen, minimal 10% dari luas lantai, sehingga udara yang masuk adalah udara segar dan bersih. 126. PencahayaanRumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, terutama cahaya matahari langsung pada pagi hari antara pukul 06.00 s/d pukul 08.00 baik untuk kesehatan. Cahaya dibedakan menjadi 2 yaitu cahaya alamiah yakni sinar matahari yang sangat penting karena dapat membunuh bibit penyakit misal penyakit TBC, disamping melalui pintu dan jendela sinar matahari dapat juga melewati genteng kaca. Sedangkan cahaya buatan yaitu menggunakan lampu listrik, api dan lampu minyak tanah.Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut: 11,131. Sarana air bersihAir bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes No.416/MENKES/Per/IX/1990). Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum (Depkes RI 1994). Air minum harus memenuhi syarat fisik, kimia, dan bakteriologis.Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.Yang perlu diperhatikan adalah:a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septic tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meterb. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air, yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumurc. Penampungan air hujan, sumur artesis, atau terminal air atau perpiaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.2. Jamban Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Syarat pembuangan tinja:a. Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanahb. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan maupun air tanah, tidak boleh dibuang langsung ke sungai, danau, laut, jarak jamban > 10 meter dari sumur dan bila membuat lubang jamban jangan sampai dalam lubang tersebut mencapai sumber airc. Kotoran manusia tidak dijamah oleh lalat, harus tertutup rapat supaya lalat tidak bisa menghinggapinya. Oleh karena itu jamban yang sehat dapat dibuat dengan menggunakan leher angsa atau dilengkapi dengan tutupd. Jamban tidak menimbulkan sarang nyamuke. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu, jamban agar tidak bau perlu dilengkapi leher angsa atau lubang ventilasi yang cukup besar dan cukup tinggif. Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan misalnya atap terlalu rendah atau lantai yang licin.Ada 4 cara pembuangan tinja, yaitu: Pembuangan tinja diatas tanah, cara ini tidak dianjurkan karena mengganggu kesehatan Kakus lubang gali (pit privy), salah satu cara yang mendekati persyaratan kesehatan. Fungsi dari lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehigga tidak memungkinkan penyebaran dari bakteri secara langsung ke penjamu yang baru. Untuk keperluan suatu keluarga, garis tengah lubang + 90 cm dengan kedalaman 2,5 meter. Dindingnya diperkuat dengan batu, dapat ditembok atau tidak, macam kakus ini hanya baik digunakan dimana air tanah letaknya dalam Kakus air (aqua pravy), cara ini hampir mirip dengan kakuslubang gali, hanya lubang kakus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung dibawah tempat jongkok. Septic tank merupakan cara yang paling memuaskan dan dianjurkan, terdiri dari tanki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan mengalami proses dekompensasi, didalam tanki tinja akan berada selama 1-3 minggu tergantung kapasitas tanki

3. Pembuangan Air LimbahAir limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya karena hasil pembuangan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal adalah:a. Berasal dari rumah tangga misalnya air dari kamar mandi dan dapurb. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran dan kolam renangc. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik catd. Berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan dan lain sebagainya4. Sampah Sampah adalah semua atau produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas manusia, yyang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang tidak berguna. Syarat tempat sampah adalah:a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak mudah bocor dan kedap airb. Tempat sampah harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkanc. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat dan ditutupd. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya seperti tikus, kucing, kecoa, dan lain-lainVariabel yang dianalisis untuk menggambarkan rumah sehat meliputi 14 variabel yang ada di dalam data Susenas, yaitu lokasi rumah, kepadatan hunian, jenis lantai, pencahayaan, ventilasi, air bersih, jenis jamban (WC), kepemilikan jamban, pembuangan akhir tinja, cara pembuangan air limbah, keadaan saluran/got, pembuangan sampah, polusi udara, dan bahan bakar untuk masak.

Tabel 1. Variabel dan Nilai skor variabel rumah sehatPenetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :- Baik : skor 35- 42 ( > 83%)- Sedang : skor 29-34 ( 69-83%)- Kurang : skor < 29 ( < 69%)

Cara penilaian 14 parameter yang dipakai sebagai parameter rumah sehat :1. Baik = memenuhi syarat kesehatan, adalah bila persentase parameter tersebut mencapai di atas 83%.2. Sedang = bila persentase parameter tersebut antara 69%-83%3. Kurang = bila persentase parameter kurang dari 69%.

BAB IIIPENUTUP

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung, bernaung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, rohani dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Rumah sehat menurut Depkes RI, dapat dinilai berdasarkan komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang ditinjau dari masing-masing komponen memenuhi kriteriaLingkungan permukiman merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena selalu berinteraksi dengan manusia. Kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya.Menurut Depkes RI, indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang terdiri dari: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman.18