RUMAH SAKIT

50
Disusun oleh: Herawati Kusuma 1604-2113-0001 Dina Amrina Raz 1604-2113-0002 Syakriani Syahrir 1604-2113-0003 Ceri Fiaztri Azhali 1604-2113-0004 Kailina Delian 1604-2113-2005 Felicia Melati 1604-2113-2006

Transcript of RUMAH SAKIT

Page 1: RUMAH SAKIT

Disusun oleh:Herawati Kusuma 1604-2113-0001Dina Amrina Raz 1604-2113-0002Syakriani Syahrir 1604-2113-0003Ceri Fiaztri Azhali 1604-2113-0004Kailina Delian 1604-2113-2005Felicia Melati 1604-2113-2006

Page 2: RUMAH SAKIT
Page 3: RUMAH SAKIT
Page 4: RUMAH SAKIT
Page 5: RUMAH SAKIT
Page 6: RUMAH SAKIT

Anthony Giddens “Pelayanan kesehatan di Indonesia telah bergeser dari public goods menjadi private goods sehingga pemenuhan kepuasan pasien semakin lama semakin kompleks dan semua rumah sakit bersaing untuk menarik pasien.”

Kartono Mohamad Kebutuhan untuk mengelola rumah sakit dengan prinsip bisnis tidak dapat dielakkan. Penyelenggaraan rumah sakit masa sekarang membutuhkan modal yang cukup besar terutama dengan makin banyaknya teknologi baru yang harus disediakan. Tenaga yang cukup banyak juga menjadi kebutuhan pokok, tersedianya tenaga-tenaga teknis yang mahir untuk menangani alat-alat yang makin canggih. Ditambah dengan perubahan tuntutan dari masyarakat pemakai jasa rumah sakit berupa kenyamanan dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan.

Page 7: RUMAH SAKIT

Kode Etik Rumah Sakit Indonesia Tahun 2001 (Kodersi)

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan merupakan unit sosio ekonomi, yang harus mengutamakan tugas kemanusiaan dan mendahulukan fungsi sosialnya dan bukan untuk mencari keuntungan semata

Page 8: RUMAH SAKIT

Undang-undang Kesehatan pasal 1 butir 7

“Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.” Undang-undang Kesehatan pasal 1 butir 1

“Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.”

Page 9: RUMAH SAKIT
Page 10: RUMAH SAKIT
Page 11: RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnose serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. (American hospital association)

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya yang diselenggarakan. (Wolper dan Pena)

Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan. (Association of hospital care)

Page 12: RUMAH SAKIT

rumah sakit sebagai sebuah institusi besar yang membutuhkan sarana-prasarana dan dana yang besar; tempat (fisik) untuk melakukan kegiatan yang menggunakan peralatan berteknologi canggih, dimana orang sakit mendapatkan perawatan

sebagai tempat bertemunya para profesional yang melakukan praktik profesi; pendidikan dan pelatihan para calon tenaga medis dan tenaga kesehatan

merupakan tempat penelitian dan kegiatan pengembangan ilmiah di bidang kesehatan

sebagai organisasi yang kompleks; membutuhkan SDM yang banyak, memiliki misi sosial dan kemanusiaan, diatur dalam seperangkat perundang-undangan dilengkapi regulasi pelaksanaan; sebagai sebuah sistem yang dinamis dan adaptif, karena harus berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan eksternal, sosial dan lingkungan organisasi.

Page 13: RUMAH SAKIT
Page 14: RUMAH SAKIT
Page 15: RUMAH SAKIT

Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Rumah Sakit

“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang tugas pokonya adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawata inap, rawat jalan dan gawat

darurat.”

Pasal 4 Undang-Undang Rumah Sakit

“Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan peroangan secara

paripurna.”

Page 16: RUMAH SAKIT
Page 17: RUMAH SAKIT

Pengaturan tentang peran dan fungsi rumah sakit meliputi:1. “Menyediakan dan menyelenggarakan:

a. Pelayanan medikb.Pelayanan penunjang medikc. Pelayanan perawatand. Pelayanan rehabilitasie. Pencegahan dan peningkatan

kesehatan;2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga paramedik;3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan

Page 18: RUMAH SAKIT

Fungsi rumah sakit menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Pengantar Hukum kesehatan:1.Melaksanakan upaya medis2.Melaksanakan usaha rehabilitasi medis3.Melaksanakan usaha pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan4.Melaksanakan usaha perawatan5.Melaksanakan usaha pendidikan dan latihan medis dan paramedis melaksanakan sistem rujukan 6.Sebagai tempat penelitian.”

Page 19: RUMAH SAKIT
Page 20: RUMAH SAKIT
Page 21: RUMAH SAKIT
Page 22: RUMAH SAKIT

1. Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan

2. Rumah sakit dapat didirikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta

3. Rumah sakit yang didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instalasi yang bertugas di bidang kesehatan, instansi tertentu atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

4. Swasta yang mendirikan Rumah Sakit sebagaiman dimaksud ayat (2) harus berbentuk badan hukum dan kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang kerumahsakitan

Page 23: RUMAH SAKIT

Peraturan Menteri Kesehatan no.340 tentang Klasifikasi Rumah Sakit pasal 3 menyebutkan Rumah Sakit harus mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry dan ambulance, pemeliharaan sarana Rumah Sakit, serta pengolahan limbah

Page 24: RUMAH SAKIT

Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan perannya, maka rumah sakit diklasifikasikan dalam berbagai jenis dan klasifikasi, berdasarkan bentuk-bentuk pelayanan, macam.atau jenis pelayanan, kepemilikannya, lamanya waktu pelayanan, tujuan atau misinya, berdasarkan kedudukan hukumnya dan lain sebagainya.

Dalam Undang-Undang Rumah Sakit, jenis dan klasifikasi Rumah Sakit dirumuskan pada pasal 18 yang menyebutkan bahwa : “Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan berdasarkan pengelolaannya”.

Page 25: RUMAH SAKIT

Menurut UU RI no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam : Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Rumah Sakit Khusus memberikan

pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Page 26: RUMAH SAKIT

Pasal 1 Permenkes No.340 Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas :

Rumah Sakit umum kelas A;Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.

Rumah Sakit umum kelas BRumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar

Rumah Sakit umum kelas CRumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

Rumah Sakit umum kelas D. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

 

Page 27: RUMAH SAKIT

Klasifikasi Rumah Sakit khusus terdiri atas :

Rumah Sakit khusus kelas ARumah Sakit Khusus kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang lengkap.

Rumah Sakit khusus kelas BRumah Sakit Khusus kelas B adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas.

Rumah Sakit khusus kelas CRumah Sakit Khusus kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal.

Page 28: RUMAH SAKIT

Pasal 20 UU Rumah Sakit mengatur kategori atau jenis Rumah Sakit berdasarkan pengelolaannya : Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit privat.

Rumah Sakit publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit privat.

Page 29: RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. Hal ini dapat diartikan bahwa Rumah Sakit swasta yang sebelumnya badan hukumnya berbentuk yayasan, sekarang harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT), sedangkan untuk Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh BUMN, harus berbentuk Persero.

Page 30: RUMAH SAKIT

Undang-Undang Rumah Sakit, merumuskan secara khusus tentang penyelenggaraan Rumah Sakit pendidikan, seperti diatur dalam pasal 22 bahwa :

1. Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan

2. Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan

Page 31: RUMAH SAKIT

Selanjutnya pasal 23 merumuskan pengaturan Rumah Sakit berdasarkan fungsi penyelenggaraannya, yaitu :

1.Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 merupakan Rumah Sakit yang menelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya

2.Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring rumah sakit pendidikan

3.Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 

Page 32: RUMAH SAKIT

1.Rumah Sakit Kelas A

•Memberikan Pelayanan Kedokteran Spesialis dan Subspesialis Luas

•Tempat Pelayanan Rujukan Tertinggi (Top Referal Hospital) RUMAH SAKIT PUSAT

Page 33: RUMAH SAKIT

2. Rumah Sakit Kelas B

•Memberikan Pelayanan Kedokteran Spesialis luas dan Subspesialis Terbatas

•Didirikan di Ibukota Provinsi

•Menampung Rujukan dari RS Kabupaten

Page 34: RUMAH SAKIT

3. Rumah Sakit Kelas C

•Memberikan Pelayanan Kedokteran Spesialis Terbatas

•Pelayanan Penyakit dalam, Pelayanan Bedah, Pelayanan Kesehatan anak, Pelayanan Kandungan dan Kebidanan

•Didirikan di Ibukota Kabupaten

•Menampung Rujukan dari PUSKESMAS

Page 35: RUMAH SAKIT

4.Rumah Sakit Kelas D

•Bersifat TRANSISI Karena akan Berubah Menjadi RS Kelas C

Memberikan Pelayanan Kedokteran UMUM dan GIGI

Memapung Rujukan dari PUSKESMAS

Page 36: RUMAH SAKIT

5. Rumah Sakit Kelas E

•Rumah Sakit Khusus ( SPECIAL HOSPITAL)

Menyelenggarakan SATU macam PELAYANAN KEDOKTERAN SAJA

RS JIWA, RS JANTUNG, RS IBU DAN ANAK

Page 37: RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT KELAS A

RUMAH SAKIT KELAS B

RUMAH SAKIT KELAS C

RUMAH SAKIT KELAS D

PUSKESMAS

PUSKESMAS PEMBANTU

PRAKTEK

BIDAN

RUMAH

BERSALIN

BALAI PENGOBATAN

BALAI KESEHATAN IBU DAN ANAK

PENGOBATAN

TRADISIONAL

POSYANDU

MASYARAKAT

JENJANG DAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT

Page 38: RUMAH SAKIT

Pengertian limbah semua sampah maupun limbah yang dihasilkan

oleh kegiatan rumah sakit serta kegiatan penunjang lainnya.Limbah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.

Limbah klinis/Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian dan pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan.

Limbah non klinis/Limbah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), limbah dari ruang pasien, sisa makanan buangan dan limbah dapur

Page 39: RUMAH SAKIT

dibedakan menjadi dua jenis: limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun atau disebut juga B3, dan limbah tidak berbahaya.

Limbah berbahaya (B3) adalah limbah yang karena jumlahnya, atau konsentrasinya, atau karena sifat kimiawi, fisika dan mikrobiologinya.

Limbah berbahaya dapat dikategorikan ke dalam 9 jenis, yaitu limbah infeksius, limbah patologis, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah genotoksik, limbah kimia, limbah yang mengandung logam berat, limbah kemasan bertekanan dan limbah radioaktif

Page 40: RUMAH SAKIT

Sifat bahaya dari limbah layanan kesehatan muncul akibat satu atau beberapa karakteristik berikut, yaitu limbah mengandung agen infeksius, genotoksik, zat kimia, radioaktif, dan benda tajam.

Orang-orang yang mempunyai risiko terkena dampak kesehatan akibat limbah medis berbahaya diantaranya adalah orang di dalam fasilitas penghasil limbah medis dan juga diluar fasilitas, diantaranya adalah dokter, dokter gigi, perawat, tenaga bagian pemeliharaan rumah sakit, pasien, penjenguk rawat inap, serta pegawai layanan kesehatan

Page 41: RUMAH SAKIT

Limbah medis, berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu limbah medis padat dan limbah medis cair.

Sistem pengelolaan limbah medis dibagi menjadi dua, yaitu pengelolaan limbah sistem setempat dan pengelolaan limbah sistem terpusat.

Pengelolaan limbah setempat merupakan pengelolaan limbah yang dilakukan di lingkungan sarana pelayanan kesehatan tempat limbah medis tersebut dihasilkan. Berbeda dengan sistem pengelolaan limbah terpusat yang pengelolaan limbahnya diluar sarana pelayanan kesehatan

Page 42: RUMAH SAKIT

Pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan pengelolaannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengelolaan limbah medis padat setempat dan pengelolaan limbah medis padat terpusat.

Pada tahun 2004, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat mengeluarkan pedoman teknis pengelolaan limbah medis sarana pelayanan kesehatan yang harus diikuti oleh semua sarana pelayanan kesehatan terutama rumah sakit.

Page 43: RUMAH SAKIT

1. minimalisasi limbah medis; 2. pemindahan, pewadahan dan daur

ulang; 3. pengumpulan, pengangkutan, dan

penyimpan; 4. pengolahan dan pemusnahan.

Page 44: RUMAH SAKIT
Page 45: RUMAH SAKIT

1. minimasi limbah medis, 2. pemindahan, pewadahan dan daur ulang; 3. pengumpulan, pengangkutan dan

penyimpanan; 4. pengolahan dan pemusnahan sama

dengan sistem setempat, kecuali pengangkutan limbah medis padat ke luar sarana pelayanan kesehatan.

Page 46: RUMAH SAKIT

Persyaratan pada pengangkutan limbah medis padat ke luar sarana pelayanan kesehatan adalah spesifikasi kendaraan pengankut limbah medis memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1993 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tersedia Infrastruktur yang memadai meliputi jalan, sumber energi, air dan fasilitas pengolahan limbah cair. Kendaraan pengangkut tidak boleh mengangkut penumpang selain petugas dan selalu dikunci kecuali pada waktu bongkar pasang atau muat. Penata laksanaannya yaitu:

1. Petugas pengangkut membawa dokumen yang berisikan asal limbah medis padat, tanggal pengangkutan dan berat limbah medis padat.

2. Setelah dokumen diterima oleh petugas pengangkut, limbah medis padat dari tempat penyimpanan sementara, langsung dimasukkan ke dalam kendaraan untuk diangkut ke lokasi pengolahan limbah medis padat.

3. Setelah sampai di lokasi pengolahan , limbah yang akan diolah dilakukan penimbangan terlebih dahulu dan dicek/ dicocokkan dengan dokumen pengiriman.

4. Limbah medis padat dikirim untuk diolah ditempat pengolahan limbah medis padat terdekat.

Page 47: RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS CAIR SISTEM SETEMPAT

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS CAIR SISTEM TERPUSAT.

1. Pemilahan dan penampungan limbah cair dari sumber;

2. Pengaliran limbah cair di sarana pelayanan kesehatan;

3. Pengolahan akhir limbah medis cair.

1. Pemilahan dan penampungan limbah cair dari sumber;

2. Pengolahan awal (pre-treatment) limbah medis cair di lokasi sarana pelayanan kesehatan;

3. Pengangkutan limbah medis cair ke luar sarana pelayanan kesehatan;

4. Pengolahan akhir limbah medis cair.

Page 48: RUMAH SAKIT

Pemilahan dan Penampungan Limbah Cair dari Sumber

sarana pelayanan kesehatan yang tidak mempunyai instalasi pengolahan limbah medis cair, minimal harus mempunyai penampungan limbah cair berupa dua buah kolam dan tanah resapan.

Lokasi tanah resapan berjarak horizontal minimal 15 meter dari sumber air tanah dan vertikal minimal 2 meter dari aliran tanah.

Page 49: RUMAH SAKIT

Pengaliran Limbah Cair di Sarana Pelayanan Kesehatan

Pipa limbah medis cair dari setiap penghasil limbah tidak boleh bersilangan dengan pipa saluran air bersih

Saluran limbah medis cair yang telah memenuhi persyaratan effluent atau kualitas limbah, dapat disalurkan ke saluran air limbah sistem perkotaan.

Limbah dari kamar mandi dapat langsung dialirkan ke penampungan limbah cair domestik untuk diolah dengan sistem setempat atau dialirkan ke saluran air limbah umum untuk diolah lebih lanjut.

Pengaliran limbah cair dari setiap sumber harus secara berkala di kontrol yang ada untuk menjaga agar aliran limbah cair tidak terganggu atau tersumbat.

Page 50: RUMAH SAKIT

Pengolahan Akhir Limbah Medis Cair

Sarana Pengolahan limbah medis cair dapat membuang limbahnya ke dalam lingkungan sekitarnya dengan syarat tersedia lahan penyaringan yang cukup dan jauh dari tempat penangkapan air untuk aquifer

Bila ada kejadian luar biasa penyakit perut, maka pengolahan limbah medis cair harus dilakukan sampai pengolahan sekunder secara bakteriologi dan dengan pengolahan lumpur secara anaerob

Selama Kejadian luar biasa penyakit perut atau kondisi tertentu seperti menyusutnya aliran sungai, maka pengolahan limbah harus dilakukan desinfeksi dengan chlorin.

Sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai instalasi pengolahan air limbah lengkap, pada pengolahan sekundernya harus dapat mengurangi angka bakteri sebesar 90-95% dan jenis virus penting