Rumah Kita - perumnas.co.idperumnas.co.id/www/uploads/2013/03/RUMAH_KITA_1301.pdfadalah...

16
Rumah Kita Bulen Perumnas www.perumnas.co.id EDISI : PEBRUARI 2013 Perumnas Tambah Target di 2013

Transcript of Rumah Kita - perumnas.co.idperumnas.co.id/www/uploads/2013/03/RUMAH_KITA_1301.pdfadalah...

Rumah KitaBuletin Perumnas

www.perumnas.co.id

EDISI : PEBRUARI 2013

Perumnas Tambah Target di 2013

DAri reDAksi

2 Pembina : Direksi Perum Perumnas

2 Pemimpin Umum : Maman

2 Wakil Pemimpin Umum : Maryana

2 Pemimpin redaksi : Agus Wibowo

2 Wakil Pemimpin redaksi : Zidan Litansyah

2 redaksi : Asrial Aras, Andik Purmawanto,

Tatag Hastungkoro

2 Fotografer : Happy Mauludy

2 iklan & sirkulasi : Arum Angesti & Tatag Hastungkoro

2 Alamat redaksi : Kantor Pusat Perum Perumnas,

Jl. D.I. Panjaitan Kav. 11, Jakarta 13340

2 Telp : (021) 8194807, 8193802

2 email : [email protected]

2 Web : www.perumnas.co.id

Salam jumpa,

Kembali Rumah Kita menyambangi Anda pembaca setia kami. Terimakasih atas perhatian dan saran yang terus diajukan ke meja redaksi. Semoga segala masukan dan kritikan tersebut akan menjadi semangat yang akan

membuat kami lebih baik.Edisi kali ini bagi kami awak redaksi Rumah Kita sedikit ada

perbedaan, karena jabatan Pemimpin Redaksi yang sebelumnya di pegang oleh Ibu Rini Isroviah berpindah tangan ke Bapak Agus Wibowo. Perpindahan jabatan ini adalah hal wajar dalam lingkungan Perumnas karena terkait perubahan struktur dan perputaran jabatan yang ada dalam kantor pusat, regional, cabang maupun proyek.

Nah, edisi kali ini kami sedikit banyak mengupas berbagai rencana Perumnas di 2013. Semoga rencana besar untuk memberikan rumah yang layak bagi masyarakat Indonesia bisa tercapai. Begitu pun dengan target yang dicanangkan dan tentunya lebih besar dari tahun sebelumnya, semoga sesuai rencana tahun ini.

Selain itu berbagai tulisan lain seperti pembiayaan PNS oleh Bapertarum, maupun Kemenpera. redaksi pun menampilkan peran dan strategi Perumnas. Juga ada tulisan terkait rencana Perumnas membenahi, menata permukiman di Ibukota dengan bersinergi bersama pemprov DKI Jakarta. Selamat membaca. l

Rumah Kita

2 H rumah kita / Pebruari 2013

Selamat Bekerja dan Berkarya Kepada Pejabat Baru Di Lingkungan Kantor Pusat, Regional dan Proyek Perumnas. Semoga Posisi/Jabatan Baru Tersebut Dapat Dijalankan dengan Penuh Tanggung Jawab dan Amanah.

ProsPek PAsAr

rumah kita / Pebruari 2013 H 3

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik, diikuti dengan meningkatnya perekonomian kelas menengah menyebabkan kebutuhan akan

properti diperkirakan meningkat pada 2013. Bahkan Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) memprediksi, penjualan dari hampir semua sub sektor industri properti seperti, baik sub sektor rumah tinggal, apartemen maupun apartemen strata title, kantor strata title, ataupun pusat perdagangan strata title, masih akan meningkat antara 18% s/d 12% di tahun 2013 ini, baik dari sisi harga maupun tingkat sewa.

Panangian Simanungkalit, Direktur Eksekutif, Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) meyakini industri properti tahun ini, akan terus tumbuh pada tingkat yang tinggi, atau paling tidak sama seperti tahun 2012, sekitar 13% sampai 15%. Nah, salah satu sub sektor yang paling menarik di tahun 2013 ini adalah perumahan,” terangnya.

Lebih jauh Panangian mengatakan sektor perumahan tahun 2013 diperkirakan semakin melaju kencang, baik pasokan maupun penyerapan. Harga rumah yang ditaksir paling laku dan diminati, yakni di kisaran Rp 200 juta-Rp 500 juta per unit. Segmen pasar ini mencakup sekitar 60 dari total pasar perumahan.

Lihat saja beberapa waktu dalam ajang pameran properti Bank Tabungan Negara (BTN) Expo Ke-13 yang diadakan di Jakarta Conventiont Center. Pameran properti yang menampilkan lebih dari 400 proyek dari mulai harga subsidi Rp88 juta hingga miliaran rupiah dipamerkan. Tapi yang paling dominan adalah proyek perumahan dengan rentang harga Rp200 juta hingga Rp500 jutaan per unit.

tersebut, 70 persen merupakan rumah sederhana dengan harga di bawah Rp100 juta sesuai aturan pemerintah. Sementara sisanya 30 persen merupakan rumah dengan harga di atas Rp100 ribu per unit.

Nah melihat peluang ini Direktur Utama BTN Maryono mengemukakan, BTN akan lebih menggencarkan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk jangka waktu (tenor) 25 tahun bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah. Kebutuhan rumah di Indonesia masih sangat tinggi, yakni 800 ribu unit per tahun, sedangkan yang terpenuhi hanya sekitar 400 ribu rumah.

”Kebutuhan rumah semakin meningkat, tetapi peningkatan pendapatan itu tidak secepat kebutuhannya. Agar kebutuhan rumah semakin terpenuhi maka tenor kredit diperpanjang. BTN siap membiayai 90 persen dari target rumah bersubsidi melalui skim fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP),” ujar Maryono.

BTN siap membiayai 90 persen dari target rumah bersubsidi melalui skim fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Selain itu, BTN sedang menjajaki penyaluran KPR untuk masyarakat sektor informal melalui kerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat. Semoga berbagai rencana tahun ini yang diharapkan para pelaku industri perumahan akan menjadi nyata. Terntunya memberikan rumah yang nyaman dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. l

Menurut Panangian, tahun ini merupakan tahun naik daun sektor perumahan, setelah sepanjang 2012 terbelenggu penjualan. Berbagai kendala regulasi dan perizinan biaya tinggi membuat sektor perumahan tersendat. Segmen pasar kelas menengah dengan kisaran harga yang disebutkan di atas merupakan pasar yang paling gemuk.

Himawan Arif, Direktur Utama Perumnas mengatakan tahun 2013 ini akan menargetkan kenaikan 20 persen untuk pembangunan dan penjualan rumah pada 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.” Targetnya 20 ribu unit dengan penjualan 13ribu unit. Dimana tahun lalu pembangunan rumah baru mencapai 18.900 unit, sementara penjualannya mencapai 11 ribu unit. Tahun ini kita harapkan ada kenaikan 20 persen,” jelasnya.

Dimana dari total pembangunan

Developer, Perbankan dan Praktisi Meyakini 2013 Sektor Perumahan Naik Daun

NAsioNALNAsioNAL

Berdasarkan data yang ada di Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tahun

2010, kekurangan rumah di Papua dan Papua Barat masing-masing sebesar 51.262 unit dan 88.966 unit rumah yang tersebar di sejumlah kota di wilayah tersebut. Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menyatakan, kebutuhan rumah layak huni di Papua dan Papua Barat saat ini masih cukup besar.

Kekurangan rumah di Papua dan Papua Barat dari data Kemenpera berjumlah masing-masing 51.262 unit dan 88.966 unit. Tentunya kebutuhan rumah layak huni di dua daerah tersebut sangat besar,” ujar Menpera Djan Faridz pada Seminar Nasional bertemakan Penyediaan Perumahan dan Permukiman Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Menpera menerangkan, kebutuhan rumah di provinsi paling timur Indonesia tersebut tersebar di enam

wilayah yakni Kota Sorong, Kota Jayapura, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Mimika, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Puncak Jaya, dimana dua daerah terakhir tersebut berada di daerah dataran tinggi dan pegunungan.

Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat, imbuhnya, Menpera berharap para pengembang bisa ikut membangun rumah yang dapat dijual kepada masyarakat dengan kriteria tertentu. Dalam hal ini, Kemenpera juga akan memberikan bantuan kredit ringan melalui Fasilitas Likuiditas

Kebutuhan Rumah di Papua Tinggi

4 H rumah kita / Pebruari 2013

Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang disalurkan kepada masyarakat melalui perbankan sehingga cicilan setiap bulan relatif lebih rendah dari yang seharusnya.

Pola pasokan rumah tersebut hanya dapat dilakukan jika ada calon konsumen dan pengembang yang mau dan mampu membangun serta menjual rumah sederhana dengan bantuan FLPP di Papua dan Papua Barat dengan harga jual paling tinggi Rp 145 juta per unit. Selain itu juga terdapat bank penyalur KPR di kabupaten atau kota setempat.

Sementara itu, Kepala Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) Bambang Darmono mengungkapkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan koordinasi guna mempercepat pembangunan serta peningkatan kesejahteraan rakyat di dua daerah tersebut. Salah satunya adalah dengan koordinasi program pembangunan antar kementerian atau lembaga serta instansi terkait.

“Kami berharap dengan koordinasi program yang baik antar kementerian atau lembaga serta instansi terkait dan pemda setempat, program pembangunan di Papua dan Papua Barat bisa terlaksana dengan baik,” harap Djan Faridz. l

Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat Papua melalui sektor papan, Kementerian Perumahan Rakyat

(Kemenpera) bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Permukiman (Puslitbangkim) Kementerian Pekerjaan Umum membangun rumah

contoh honai sehat yang akan dibangun untuk masyarakat di Papua.

Adanya bangunan rumah honai sehat ini diharapkan dapat meningkatkan

kualitas hidup, serta mendorong masyarakat Papua yang tinggal di daerah

pedalaman dapat memiliki rumah yang layak huni. Apalagi saat ini masih banyak

masyarakat Papua yang tinggal di daerah pedalaman serta memilih untuk

membangun rumah honai sebagai tempat tinggalnya.

Contoh rumah honai sehat sudah dibangun berdampingan dengan rumah murah

direktif Presiden untuk masyarakat di NTT dan Media Center Kemenpera. Rumah

honai sehat ini dibangun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman

(Puslitbangkim) Kementerian Pekerjaan Umum bulan Januari lalu.

regioNAL

Perum Perumnas akan membangun

ratusan unit rumah sederhana

tapak (RST) di Jambi. Melalui

Perum Perumnas Regional II

pembangunan tersebut akan dilakukan di

dua kabupaten, yakni Muaro Jambi dan

Sungai Duren.

RST yang dikembangkan ini khusus

untuk masyarakat kelas menengah ke bawah

dengan rata-rata harga rumah Rp 88 juta per

unit. Harga ini merupakan program khusus

dari pemerintah rumah untuk masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR).

Asisten Manajer Produksi Perumnas

Regional Cabang Jambi, Supandi

mengatakan pembangunan di dua daerah ini

jumlahnya tak jauh beda. “Untuk di Muaro

Jambi yang lokasi di kawasan Sungai Duren

akan dibangun 160 unit sekitar 150 unit.

Lebih jauh Supandi mengatakan, khusus

di Kabupaten Muaro Jambi pembangunan

akan dimulai pada pertengahan tahun ini.

Dengan tipe rata-rata 36 meter persegi

area lahan yang telah disiapkan sebesar

12,1 hektare. “Selain itu kami Perumnas juga

menyiapkan lahan di kawasan lainnya, yaitu

Perumnas Regional VII berencana

membangun 1.700 unit rumah

dengan estimasi nilai jual

mencapai Rp165 miliar tahun ini,

atau meningkat 20% dari realisasi tahun

sebelumnya yang hanya Rp137 miliar.

GM Perumnas Regional VII Pertama

Bangun mengatakan pengembangan

rumah untuk tahun ini sebagian besar

akan menyasar wilayah Sulawesi Selatan

dengan porsi 47 persen dari total 1.700

Regional II

Siapkan Dua Proyek di Jambidi Kecamatan Jaluko”, terangnya.

Perumnas berharap mendapat

dukungan dan respon positif dari

pemerintah daerah setempat, seperti

kemudahan perizinan lahan. “Rencana kita

mau kearah Bangko setelah Muaro Jambi.

Lagi kita telusuri perizinannya dulu. Kalau

pemda menghendaki ya kita sambut positif,”

kata Supandi.

Saat ini, Perumnas sudah membangun

perumahan lain seperti di Aur Duri, Kenali

Asam dan Muara Bulian. Sedangkan

di Muara Bulian sudah dibangun 8 unit

dari sisa rumah lama. Di Kuala Tungkal,

Perumnas sudah membangun sebanyak

121 unit pada tahun lalu. Dimana harga jual

yang dipasarkan Perumnas ini sesuai dengan

aturan FLPP. l

Regional VII

Rencanakan 1700 Unit di 2013rumah bersubsidi yang direncanakan akan

dibangun.

“Khusus untuk Sulsel, kami akan

merealisasikan pembangunan 800 unit

rumah dengan nilai jual sekitar Rp 100

miliar. Dalam perencanaannya, akan

memaksimalkan lahan seluas 16 hektare

untuk pembangunan rumah tipe 36, 45

dan 54,” kata Pertama.

Selain di Sulsel, lanjutnya,

pembangunan 900 unit rumah juga

akan dilakukan pada

sejumlah provinsi di

Sulawesi, Maluku dan

Papua yang menjadi

wilayah kerja Perumnas

Wilayah VII. Secara

komposisi, rencana

realisasi pembangunan

rumah terbagi atas 60

persen untuk rumah

bersubsidi dan 40 persen

diperuntukkan rumah komersil.

Khusus wilayah Sulsel, kata Pertama,

kawasan Sulsel I yakni Makassar dan

Maros sebanyak 220 unit, yang 200 unit

di antaranya merupakan rumah bersubsidi

dengan fasilitas likuiditas pembiayaan

perumahan. Sementara 580 unit lainnya

akan dibangun di kawasan Sulsel II meliputi

Parepare, Bone, Sinjai, Soppeng, Palopo,

Wajo dan Pinrang.

Berdasarkan data, pada 2012

perusahaan itu mencatat realisasi penjualan

mencapai Rp137 miliar dengan jumlah

rumah yang terjual sebanyak 1.300 unit.

Wilayah Sulsel mencatat realisasi tertinggi

sebanyak 700 unit rumah bersubsidi

dengan nilai penjualan sekitar Rp60 miliar.

Sebagian besar yang terjual merupakan

rumah bersubsidi menggunakan FLPP

dengan tenor 15-20 tahun dan bunga 7,25

persen dengan kisaran harga Rp70 juta

hingga Rp88 juta. l

rumah kita / Pebruari 2013 H 5

MeNPerA

6 H rumah kita / Pebruari 2013

Pemerintah melalui

Kementerian Perumahan

Rakyat akan terus mendorong

pembangunan rumah susun

di kota-kota besar. Menteri

Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz

meminta seluruh jajaran pimpinan dan staf

di lingkungan Deputi Perumahan Formal

untuk memprioritaskan pelaksanaan

pembangunan serta mengevaluasi

program perumahan formal seperti rumah

susun (Rusun) untuk masyarakat.

Karena, pembangunan rusun

merupakan salah satu upaya pemerintah

membantu masyarakat untuk memiliki

rumah yang layak huni di tengah

keterbatasan lahan yang ada saat ini.

“Saya berharap seluruh jajaran pimpinan

dan staf di lingkungan Deputi Perumahan

Formal bisa segera mengevaluasi serta

mempersiapkan program pembangunan

perumahan formal dengan baik,” ujar

Menpera Djan Faridz.

sangat terkait erat dengan Kementerian/

Lembaga lainnya. Oleh karena itu,

pembangunan Rusun harus mendapat

perhatian khusus dari jajaran Deputi

Perumahan Formal,” harapnya.

Terus EvaluasiSementara itu, Deputi Perumahan

Formal Pangihutan Marpaung menuturkan,

pihaknya siap melaksanakan evaluasi

terkait kegiatan yang telah dilaksanakan

serta mencermati kekurangan apa

saja yang harus diperbaiki dengan

mengoptimalkan sumber daya manusia

yang ada. Melalui rapat kerja tersebut

diharapkan seluruh pimpinan dan staf bisa

saling mengenal dan memahami tugas

pokoknya masing-masing sehingga dapat

memperlancar pelaksanaan program kerja

yang telah direncanakan sebelumnya.

“Saat ini program perumahan

kebanyakan terfokus pada pembangunan

Menpera Minta Pembangunan Rusun Diprioritaskan

Menpera menjelaskan, kegiatan yang

dilaksanakan oleh Deputi Perumahan

Formal merupakan salah satu program

pembangunan yang mendapat banyak

sorotan dari masyarakat luas. Dirinya

mencontohkan, pemerintah daerah dan

masyarakat dapat melihat secara langsung

proses pembangunan Rusun serta manfaat

yang diperolehnya.

Selain itu, kebanyakan penerima

manfaat Rusun yang dibangun oleh

Kemenpera juga memiliki hubungan

dengan Kementerian / Lembaga lainnya.

Rusunawa yang diperuntukkan untuk TNI

misalnya, terkait dengan Kementerian

Pertahanan, Rusunawa untuk mahasiswa

berhubungan dengan Kementerian

Pendidikan serta Rusunawa untuk santri

pondok pesantren berkaitan dengan

Kementerian Agama dan pembangunan

rumah khusus perlu berkoordinasi dengan

Kementerian Dalam Negeri.

“Pelayanan terhadap kebutuhan Rusun

MeNPerA

Rusunawa, sedangkan pembangunan Rusunami yang seperti

mati suri. Hal ini tentunya harus mendapat perhatian baik dari

pemerintah pusat, pemerintah daerah serta para pengembang

supaya pembangunan Rusunami bisa tetap berjalan,”

terangnya.

Dirinya menerangkan, Deputi Perumahan Formal selain

berupaya mendorong pembangunan hunian vertikal juga terus

memacu pengembang agar meningkatkan pembangunan

rumah tapak yang didukung fasilitas kredit FLPP. Adanya FLPP

setidaknya dapat membantu pengembang serta masyarakat

luas untuk memiliki rumah layak huni dengan angsuran ringan

dan suku bunga rendah.

Terkait dengan percepatan pembangunan rumah tapak

khususnya untuk PNS, Kemenpera juga telah meminta

Perumnas untuk melaksanakan perjanjian kerjasama

dengan pemerintah daerah setempat. Namun demikian,

dari 57 Kabupaten/ Kota yang telah menjalin kerjasama

dengan Perumnas, baru sekitar 13 Kabupaten/ Kota yang

pembangunannya terlaksana di lapangan.

“Kami juga akan mencoba menyusun tim kerja yang terdiri

dari perwakilan dari tiap-tiap Deputi di Kemenpera. Tim

tersebut nantinya akan membantu pemerintah daerah dalam

hal perencanaan dan advokasi legal pertanahan di daerah

agar program pembangunan rumah untuk PNS bisa segera

terlaksana dengan baik,” harapnya. l

Membangun Rumah Sederhana untuk PNS

Beberapa waktu lalu Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz memberikan usulan agar pembangunan rumah bagi pegawai negeri sipil (PNS) di

55 kabupaten/kota. Pembangunan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab Perum Perumnas tersebut diperbantukan kepada kepada Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI).

Menanggapi usulan Menpera tersebut, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo mengungkapkan akan mempelajari kembali usulan tersebut. Menurut dia, pada dasarnya kesepakatan itu bisa diakhiri oleh pihak-pihak yang terkait, terutama jika ternyata perjanjian tersebut tidak bisa berjalan.

Dimana pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengakhirinya atau tidak itu tergantung mereka. Usulan sang menteri ini mencoba memberikan pilihan kerjasama. Melalui

pemerintah dengan tangan Perumnas atau dengan pihak swasta melalui pengembang yang tergabung di APERSI.

Di sisi lain, Ketua Umum APERSI Eddy Ganefo justru menanggapi usulan Menpera dengan positif. Kita akan berkordinasi dengan pihak terkait, semoga ini akan berjalan dalam satu hingga dua bulan ini. ”Kita akan segera follow up ke daerah. Masing-masing DPD APERSI akan menemui kepala daerahnya yang sudah melakukan MoU. Kita akan lihat, apakah Pemda memiliki tanah, dan apakah bisa diserahkan pada PNS. Kalau tidak ada, mungkin kita akan carikan lokasi,” jelas Eddy.

Selain itu Eddy juga berharap dalam membangun rumah sederhana tapak untuk PNS atau pun MBR ini pemerintah memberikan berbagai kelonggoran. Tak hanya sebatas kemudahan perizinan, soal PSU dan juga sistim reiumburse. “Kami ingin menunjukkan keseriusan kami kepada pihak bank. Kami ingin persyaratan dipermudah. Selama ini yang sulit itu lolos dari bank checking, nunggak kartu kredit, pembayaran tahunan. Mereka yang memiliki kredit motor, misalnya, tetap tidak bisa mendapat pinjaman. Nah, kami membutuhkan solusinya,” kata Eddy. l

rumah kita / Pebruari 2013 H 7

FokUs

Perlu Peta untuk Rumah Rakyat

8 H rumah kita / Pebruari 2013

Masalah backlog perumahan terus menghantui. Data yang ada kekurangan pasokan rumah

saat ini berkisar di angka 13,6 juta unit. Tak dipungkiri berbagai cara dilakukan pemerintah atau pun stakeholder

terkait industri perumahan untuk terus memenuhi pasokan rumah bagi rakyat.

Tak dipungkiri berbagai pola pembangunan, pembiayaan dilakoni oleh pemerintah dan stakeholder tersebut. Seperti REI (Real Estate Indonesia), APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia) dan juga Perumnas terus berkontribusi dengan berbagai cara yang ada untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat tersebut. Entah salah dimana, kian hari dan tahun pasokan tak dapat terpenuhi. Hasilnya backlog kian melambung jumlahnya.

Berbagai pihak pun terus melakukan terobosan. Mulai dari pengembangan konsep, pengembangan produk hingga pola pembiayaan untuk rumah sederhana tapak ini. Karena tolak ukur keberhasilan sebuah negara adalah mampu merumahkan rakyatnya di rumah yang

perumahan, sehingga menjadikan kebijakan penyediaan perumahan rakyat tidak fokus.

Budi menilai, kelembagaan dan kebijakan perumahan saat ini ditangani oleh 19 kementerian atau lembaga dengan pembagian peran yang kurang efektif. Padahal, masih banyak rakyat miskin yang sampai saat ini belum memiliki rumah yang layak. Sekarang ini sangat gemuk di struktur dan miskin di fungsi.

Menurutnya, ada beberapa kendala pemerintah dalam penyediaan rumah kurang efektif, di antaranya soal pembiayaan. Kebijakan subsidi selisih bunga, perpanjangan masa bayar, belum mampu mendorong penurunan angka backlog sebesar 13,6 juta unit rumah, dengan laju kekurangan rata-rata 800 ribu setiap tahunnya. “Sedangkan penyediaan rumah dari tahun ketahunnya mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu rata-rata mencapai 200.000 unit rumah setiap tahunnya,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur The Housing Urban Development (HUD) Institute, Zulfi Syarif Koto, bahwa upaya

layak. Untuk itu diperlukan kebijakan yang jelas dan konseptual dalam menangani masalah ini. Karena saat ini masalah perumahan masih tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Contoh kecil seperti regulasi dan kemudahan aplikasi di lapangan yang ternyata masih menghambat.

Pengamat properti dari Pusat Kajian Kebijakan Perumahan Rakyat Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Prayitno mengatakan, angka kekurangan rumah atau backlog yang sangat tinggi mencapai 13,6 juta unit ini akan terus bertambah untuk itu perlu terobosan dalam penyelesaiannya. “Makin besarnya backlog ini dikarenakan pemerintah belum mempunyai grand

design dan peta jalan (road map). Jadi, sekarang itu sudah pada tahap darurat nasional dalam penyediaan rumah rakyat,” terangnya.

Jika dicermati, urusan perumahan ini memang tumpang tindih dalam pengelolaannya. Kebijakan yang ada dalam penyediaan perumahan dinilai masih belum jelas. Lihat saja, saat ini masih ada 19 lembaga dan kementerian yang ikut juga terlibat dalam penyediaan

rumah kita / Pebruari 2013 H 9

FokUs

satu pintu dalam penanganan dan penyediaan rumah akan lebih efektif dibanding bila banyak lembaga ikut terlibat dalam penyediaan rumah bagi masyarakat. “Terutama untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kami memberi masukan agar penyediaan perumahan ini dilakukan oleh satu lembaga atau kementerian saja yang mengurusnya,” kata Zulfi

Selain itu, masalah pembiayaan perumahan hanya betumpu pada program perguliran fasilitas likuiditas permbiayaan perumahan (FLPP) juga masih jauh dari target pengucuran. Dari target membiayai kredit sebanyak 1.350 juta unit rumah RSH pada 2010-2014 baru terkucurkan sebanyak 275.946 unit hingga 2012. “Kucuran FLPP tahun 2012 ini terendah hanya 73.923 unit,” tutur Zulfi.

Menurut dia, pencapaian yang rendah tersebut karena kebijakan pemerintah yang sering kali melakukan kebijakan buka-tutup dalam perubahan skema FLPP. Akibatnya, banyak pengembang perumahan sederhana dan calon pembeli yang menghadapi kesulitan di lapangan.

Peran PerumnasPerumnas yang terlahir di tahun

1974 diamanatkan untuk menjadi

Menurutnya bentuk dorongan tersebut bisa beragam, tapi yang paling mendasar adalah kucuran dana. Karena dana ini terkait dengan pengadaan lahan, mengingat kondisi lahan Perumnas yang saat ini kian menipis jumlahnya. Lebih kurang 2000-an hektar yang tersebar di beberapa provinsi.

Keberadaan lembaga khusus pemerintah yang mengurusi soal rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah ini dibeberapa negara diserahkan kepada pemerintah. Ada lembaga khusus yang mengurusinya sehingga fokus dalam pembangunannya. l

lokomotif pembangunan perumahan di Indonesianya, khsusunya rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu perannya juga sangat vital dalam pengembangan kota baru di Indonesia. Lihat saja di seputaran Jabodetabek, peran Perumnas pada era 1980-an saat ini sangat bermanfaat. Seperti Depok, Tangerang dan Bekasi yang mana peran Perumnas sangat besar dalam merintis kota penyangga Ibukota ini.

Cosmas Batubara mengatakan peran dari Perum Perumnas perlu ditingkatkan kembali dalam rangka penyediaan rumah bagi MBR. Apalagi tugas dari didirikannya Perumnas dimaksudkan untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Perumnas juga kita dorong agar lebih membangun perumahan untuk MBR,” ujarnya.

10 H rumah kita / Pebruari 2013

PerisTiWA

Direktur Utama Perumnas,

Himawan Arief mendapatkan

penghargaan dari BTN yang langsung

diserahkan Direktur Utama BTN,

Maryono. Penghargaan ini terkait

kinerja dan kerjasama pembiayaan yang

terjalin selama ini.

Perumnas turut serta dalam pameran

BTN Property Expo 2013 yang diadakan

di Jakarta Convention Center, Jakarta.

Perumnas dalam pameran ini memasarkan

proyek-proyek propertinya di seputaran

Jabodetabek hingga Karawang, Jawa Barat

Tanggal 1 Februari 2013 lalu, Dirketur Utama

Perumnas melakukan pelantikan dan serah

terima jabatan dilingkungan kantor pusat,

regional dan proyek Perumnas di seluruh

Indonesia.

CorPorATe

Perumnas Siap Sinergi untuk Menata Jakarta

Banjir Jakarta pada tengah

bulan Januari lalu kembali

memberikan pesan

mendalam. Masih banyak

persoalan yang harus

dikerjakan pemerintah provinsi DKI

Jakarta. Tak hanya berharap Jakarta bebas

dibanjiri air limpahan dari sungai-sungai

yang membelahnya. Tapi Jakarta juga

dapat bersolek mempercantik wajah

bantaran sungainya. Mengingat, kawasan

bantaran sungai ini selain kumuh juga

merupakan salah satu penyebab banjir

Jakarta.

Paska terpilihnya orang nomor 1

di DKI Jakarta, Joko Widodo langsung

fokus menyelesaikan kawasan kumuh

di sepanjang bantaran sungai Ciliwung.

Beliau sudah melakukan survei dengan

blusuk-blusukannya. Dan beberapa waktu

lalu Jokowi berencana akan menyulap

kawasan bantaran sungai ini dengan

bentuk kampung deret.

Jokowi pun sudah menyambangi

Dahlan Iskan Menteri BUMN untuk

berkordinasi dan bertukar pikiran soal

pembangunan rusun di kawasan kumuh ini.

Beberapa titik kawasan bantaran sungai dan

kantong-kantong kepadatan hunian seperti

di bantaran Ciliwung, Klender, Marunda

dan Kawasan Berikat Nusantara, Cakung

merupakan bagian pengembangan rusun.

Dimana pada November 2012 lalu

Dahlan Iskan mengatakan, PT Hutama

Karya, Perum Perumnas dan PT KBN

terlibat dalam pembangunan dan

penyediaan lahan untuk pembangunan 6

rusun di Jakarta ini. Paska banjir Januari

2013 ini mungkin saja percepatan rusun

ini akan ditingkatkan. Mengingat kondisi

aktual kawasan-kawasan kumuh bantaran

sungai Ciliwung dan lokasi lainnya sudah

sangat mendesak.

Untuk soal ini Perum Perumnas siap

bekerja sama dengan Pemda DKI Jakarta

untuk membangun rumah susun bagi para

korban banjir di wilayah Ciliwung. “Kami

siap bekerja sama dengan catatan lahan

yang akan dijadikan lokasi rusun sudah

tersedia,” kata Direktur Utama Perumnas,

Himawan Arief Sugoto.

Menurut Himawan, Perumnas siap

mengerahkan segala kemampuan dan

pengalamannya membangun rusun demi

membantu warga bantaran Kali Ciliwung

yang menjadi korban banjir. “Sinergi ini

akan bermanfaat langsung bagi warga dan

menjadi jalan keluar bagi Pemda dalam

mengatasi berbagai kendala penataan

bantaran Ciliwung,” ujarnya.

Meski demikian Himawan belum

merinci lebih lanjut mengenai jumlah

rusun yang akan dibangun, termasuk lokasi

rusun. Ia hanya menjelaskan, dengan

ketersediaan lahan dan sinergi kedua pihak

maka Pemda DKI akan menata kawasan

Ciliwung, dan warga terbantu karena

memiliki tempat tinggal yang sangat layak.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta

Joko Widodo mengatakan akan

membangun rusun di kawasan Pasar

Rumput untuk menampung lebih kurang

enam ribu kepala keluarga dalam rangka

program penataan bantaran Kali Ciliwung.

Menurut Jokowi, rusun akan dibangun

di sekitar Pasar Rumput dan lahan Dinas

Teknis Pemda DKI yang dapat menampung

sekitar 6.000 kepala keluarga.

Ia menuturkan, bahwa program

pembangunan rusun tersebut berbeda

dengan revitalisasi perkampungan yang

digagas Pemprov DKI Jakarta. Penataan

Kali Ciliwung dan pembangunan rusun

di Pasar Rumput dananya berasal

dari anggaran nonteknis APBN yang

dikoordinasikan dengan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Kemenpera. l

rumah kita / Pebruari 2013 H 11

CorPorATe

Setiap pergantian tahun tentunya ada rencana baru pula yang dicanangkan. Untuk tahun 2013

ini Perumnas berencana menargetkan kenaikan 20 persen pada pembangunan dan penjualan rumah pada 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto mengatakan target pembangunan rumah pada 2013 mencapai 20 ribu unit

dengan penjualan 13 ribu unit. “Tahun lalu pembangunan rumah baru ada 18.900 unit, sementara penjualannya mencapai 11 ribu unit. Tahun ini kita harapkan ada kenaikan 20 persen”, jelasnya.

Lebih jauh Himawan menjelaskan bahwa dari total pembangunan tersebut, 70 persen di antaranya merupakan rumah sederhana dengan harga di bawah Rp100 juta/unit. Sementara sisanya 30 persen merupakan rumah dengan harga di atas Rp100 juta/unit.

Nah, target 20 ribu unit ini tak semuanya dipasarkan, hanya berkisar

12-14 ribu unit dan ini diharapkan terealisasi. Hasil penjualan ini diharapkan mencapai Rp1,3 triliun dan tentunya mengalami kenaikan sekitar 25 persen dari tahun 2012 yang sebesar Rp1,1 triliun.

Namun demikian Perumnas tetap fokus membangun rumah untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah. Perumnas akan terus mengupayakan pembangunan 1000 unit rumah untuk PNS di 20 kabupaten/kota. Pembangunan ini diupayakan akan memakali lahan Pemda/Pemkot atau pun lahan milik Perumnas sendiri. Saat ini sudah terealisasi di 6 kabupaten/

Perumnas Tambah Target di 2013

12 H rumah kita / Pebruari 2013

CorPorATe

kota seperti di Tarakan dan Bima.Gerak Perumnas di 2013 ini dalam

membangun perumahan tak hanya sebatas bersinergi dengan pemerintah daerah atau pun kota untuk memenuhi kebutuhan rumah pegawai negri sipil (PNS). Tapi juga dengan BUMN lainnya dalam pemenuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat. Bentuknya tak hanya landed house tapi juga vertikal atau rumah susun maupun apartemen.

Sinergi BUMNMenurut Himawan saat ini

Perumnas sudah menjajaki kerjasama dengan BUMN lainnya dalam membangun hunian. Antara lain kerjasama tersebut dengan PT KAI, PT Angkasa Pura, PT Hutama Karya dan PTPN.

Nah kerjasama yang sudah dilakukan seperti dengan PTPN II yang merupakan wujud sinergi business to business antara BUMN. Di atas lahan milik PTPN II yang mencapai 800 hektar yang rencananya dikembangkan sebagai kawasan perumahan berupa kota mandiri yang berlokasi di eks lahan Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Kerjasama ini merupakan wujud

sinergi business to business antara BUMN. Dengan lahan milik PTPN II yang mencapai 800 hektar di sini rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan perumahan dengan konsep kota mandiri. Lokasinya berada di eks lahan Kebun Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

Menurut Himawan komposisi

pengembangan 60 persen diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, 30% untuk segmen menengah, dan 10 persen untuk segmen atas. “Rencananya sekitar bulan April atau Mei 2013 untuk tahap pertama akan mulai kami bangun sebanyak 200 unit rumah bagi segmen menengah ke bawah. Selain itu, di kawasan perumahan tersebut, nantinya kami juga akan membangun kawasan komersial, dan fasilitas pendukung lainnya,” jelasnya.

Sementara kerjasama lain adalah dengan Hutama Karya. Rencananya akan dikembangkan rusun di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Dimana lahan milik Perumnas di Kemayoran ini merupakan bagian dari program BUMN Peduli dalam rangka menyediakan rumah yang layak dan murah untuk masyarakat yang terdiri dari 2 tower. l

Perumnas Bangun Properti Komersial

Selain membangun rumah murah Perumnas juga akan membangun properti

komersial. Rencananya tahun ini akan dikembangkan kondotel di 2 daerah

yakni Bandung dan Semarang. Lokasinya merupakan kantor Perumas

di kedua kota tersebut yang memang berada di kawasan startegis dan layak

dikembangkan. Rencanya pengembangan ini akan melalui anak usaha Perumnas

yang khusus untuk mengembangkan properti komersial, yaitu PT Propernas Griya

Utama.

Berdasarkan keputusan bersama dengan pemegang saham, jelasnya, lahan

Perum Perumnas di dua lokasi tersebut dianggap dapat memberikan nilai tambah

bagi perusahaan. “Perusahaan diharapkan dapat mengotimalisasikan aset

yang ada. Awalnya hanya digunakan sebagai kantor tanpa penghasilan. Setelah

memfokuskan bisnis perusahaan di sektor residensial, kami siap melakukan

diversifikasi ke sektor hotel,” ujar Himawan

Recurring income dari perusahaan, ujarnya, masih sangat kecil dengan

hanya mengandalkan keberadaan rumah susun sewa yang tarif per bulannya

sekitar Rp100 ribu. Saat hotel sudah mulai beroperasi pada 2014, sambungnya,

diharapkan recurring income dapat mencapai 10% dari total pendapatan Perum

Perumnas. Dalam waktu 5 tahun ke depan, recurring income ditargetkan bisa

mencapai 30%. l

rumah kita / Pebruari 2013 H 13

14 H rumah kita / Pebruari 2013

TiPs

Memiliki hunian

baru tentunya

memberi arti

penting bagi

kehidupan sang empunya. Terlebih

hunian tersebut merupakan jerih

payah mereka sendiri. Nah, apa

saja yang semestinya menjadi

perhatian kita untuk menata istana

kita sendiri ini?

Pertama-tama, mulailah

dengan menata kamar tidur.

Buatlah ruang beristirahat ini

senyaman mungkin, bisa dimulai

melalui pemilihan warna yang

anggun hingga jendela yang

membuat kita bisa menghirup

udara segar di pagi hari. Ingat,

ruang nyaman ini bakal ditempati

selama bertahun-tahun, bahkan

selama hidup kita.

Lalu, janganlah membeli

semua peralatan rumah tangga

sekaligus. Karena, setidaknya kita

Seorang pengamat

properti berujar, “Lokasi,

lokasi, dan lokasi,”-lah

yang harus diperhatikan

bila ingin membeli hunian yang

kita idamkan. Asalkan lokasi

hunian berdekatan dengan pusat

bisnis, dijamin segala kegiatan

sang pemilik hunian terpenuhi.

Namun ingat, yang harus

diperhatikan juga, sudah layakkah

lingkungan sekitar hunian kita?

Selain lokasi yang membuat

akses sang penghuni mudah ke

mana-mana dan juga membuat

nilai investasi menjadi memikat,

Mendesain Interior, Mudah Loh... Sementara untuk mendekorasi

lantai, salah satu caranya adalah dengan

memasang karpet atau permadani yang

tersedia dalam berbagai ukuran. Dan untuk

memberikan suasana tertentu maupun

kesegaran pada interior, kehadiran barang-

barang karya seni serta tanaman bisa

menjadi pilihan yang mampu diandalkan.

Kita pun dapat bertanya kepada penjual

tanaman setempat untuk memilih

tanaman yang sesuai dengan selera dan

kondisi hunian.

Akhirnya, jangan pernah lupa untuk

berupaya dari awal menghindari kesan

berantakan dengan menata rapi semua

peralatan dan barang-barang. Caranya

pun mudah, yakni memulainya dengan

memilah-milah, lalu singkirkan benda-

benda yang tidak perlu berada di suatu

ruangan tersebut. Sediakanlah wadah

penyimpanan bagi barang-barang yang

masih bagus dan layak dipajang atau

disimpan. Mudah kan mendekorasi hunian

sendiri. l

Cari Rumah, Jangan Lupa Perhatikan Lingkungannya

syarat lingkungan hunian yang dapat

dikategorikan apik adalah tersedianya air

bersih, apakah dari sumur atau PDAM,

yang layak untuk diminum. Lingkungan

yang baik juga harus dapat mengelola

sampah di kawasannya dengan baik,

hingga tidak terkesan kumuh.

Perhatikan juga masalah drainase

hingga air sisa/buangan dapat mengalir

sebagaimana mestinya dan tidak

menimbulkan banjir. Struktur bangunan juga

tak boleh diabaikan. Pasalnya, kecerobohan

dalam membuat suatu bangunan jelas-jelas

berakibat fatal bagi penghuninya. Apalagi

baru beberapa bulan kita beli, dinding sudah

retak-retak. Nah, lho.

membutuhkan waktu dua bulan untuk

kita tempati terlebih dahulu sebelum

melakukan pembelian untuk kebutuhan

hunian yang signifikan. Pastikan juga

dekorasi hunian ini sesuai dengan kemauan

kita sebagai penghuni, bukan sekadar

mencocokkan keberadaan peralatan di

ruangan.

Meski mengubah warna dinding

merupakan cara paling sederhana untuk

mengubah tampilan ruangan, ada baiknya

kita memulainya dengan memperhatikan

aspek pencahayaan demi mendukung

tampilan warna yang dipilih. Ini berperan

juga untuk membentuk mood penghuni.

Akhirnya, di samping tersedianya

hiburan dan rekreasi yang dekat guna

menunjang kegiatan rutinitas, masalah

keamanan juga harus terjaga dengan baik,

apakah tersedia dari pihak pengembang

atau swadaya masyarakat sendiri. l

rumah kita / Pebruari 2013 H 15

Pemerintah melalui Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan-Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum-PNS) akan terus berupaya mendorong pemilikan

rumah untuk Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia. Pasalnya saat ini masih banyak PNS yang belum memprioritaskan kepemilikan rumah sebagai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Kepala Pelaksana Sekretariat Tetap Bapertarum PNS Ariev Baginda Siregar mengungkapkan, pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat dan Bapertarum PNS sebenarnya memiliki sejumlah program yang dapat dimanfaatkan oleh para PNS. Adanya bantuan uang muka dan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan merupakan salah satu terobosan yang diharapkan dapat mendorong kepemilikan rumah khususnya bagi PNS.

“Kami akan terus mendorong PNS untuk memiliki rumah meskipun melalui kredit. Para PNS di Indonesia memang belum menyadari sepenuhnya bahwa kepemilikan rumah merupakan salah satu hal penting yang harus diprioritaskan,” ujar Ariev.

Menurut Ariev, kebanyakan PNS di Indonesia lebih banyak memilih kredit konsumtif untuk membeli kendaraan bermotor dan barang-barang eletronik ketimbang kredit perumahan. Hal

tersebut menyebabkan repayment para PNS berkurang di pihak perbankan karena banyaknya kredit yang diambil oleh para abdi negara tersebut.

Berdasarkan data yang ada, realisasi penetrasi pasar perumahan untuk PNS yang dibeli melalui pola kredit maupun cash dari tahun 2003 rata-rata berkisar pada angka 12 persen. Sedangkan jumlah PNS yang belum memiliki rumah sekitar 30 persen dari 4,5 juta PNS yang ada.

Untuk mengurangi banyaknya PNS yang belum memiliki rumah, imbuhnya, Bapertarum PNS pada tahun 2013 akan lebih pro aktif untuk menjemput bola di

Bapertarum Akan Lebih Proaktif

pasar perumahan PNS. Pihaknya akan melakukan road show ke sekitar 262 kabupaten/ kota di Indonesia untuk mengajak pemerintah daerah, developer, bank untuk menawarkan perumahan kepada para PNS.

Ke depan juga diperlukan perubahan pola pikir PNS bahwa dengan memiliki rumah sendiri mereka akan memiliki aset serta memberikan ketenangan dalam bekerja. Pihak Bapertarum PNS juga menghimbau agar PNS segera memanfaatkan bantuan yang disediakan oleh Kemenpera dan Bapertarum PNS.

“Jangan sampai PNS terkecoh oleh iklan bunga rendah KPR dari bank yang banyak ditayangkan di media. Lihat lebih teliti tanda bintang yang ada dalam iklan tersebut (syarat dan ketentuan yang berlaku-red),” jelasnya.

Para PNS, imbuhnya, juga bisa memanfaatkan Bantuan Uang Muka (BUM) serta sebagian biaya membangun senilai total Rp 15 juta kepada PNS golongan I hingga III dan kredit lunak khusus perumahan senilai Rp 13 juta yang bunganya hanya sekitar enam persen. Selain itu, mereka juga bisa menggunakan bantuan FLPP untuk membeli rumah dengan suku bunga rendah yakni hanya 7,25 persen. l

PeMbiAyAAN