Ruang lingkup pengembangan lingkungan adalah luas dan · 2.1.1. Pengembangan Lingkungan Ruang...
Transcript of Ruang lingkup pengembangan lingkungan adalah luas dan · 2.1.1. Pengembangan Lingkungan Ruang...
2. LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Pengertian
2.1.1. Pengembangan Lingkungan
Ruang lingkup pengembangan lingkungan adalah luas dan
beraneka segi. Ini sulit dihindari karena lingkungan hidup menyentuh
berbagai segi kepentingan manusia. Berbagai sumber alam dikembangkan
melalui jalur sektoral untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat
(Salim,l 992:37).
Menurut Salim ada sembilan jalur sektoral, yaitu sebagai berikut:
1. Penduduk, Pemukiman, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Pembagunan Pertanian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Industri, Pertambangan dan Energi serta Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4. Pemilikan dan Penguasaan Tanah, Tataguna Tanah, Tataguna air,
Tataguna ruang, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Pembangunan Prasarana dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan lautan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
7. Pengaturan Biaya Pembangunan Lingkungan Hidup
8. Pendidikan,, llmu Pengetahuaan dan Teknologi dalam Pengelolaan
Sumber Alam dan Lingkungan Hidup
9. Pembinaan Hukum dan Aparatur dalam Pengelolaan Sumber Alam
Lingkungan Hidup
Dalam pengelolaan sumber alam ini yang terutama adalah mencegah
timbulnya pengaruh negatif terhadap lingkungan dan mengusahakan
kelestarian sumber alam agar bisa digunakan terus - menerus sambung-
sinambung untuk generasi- generasi di masa depan.
5
6
Menurut Salim (1992:38) kebijakan pengembangan lingkungan ini rertuju
pada empat sasaran, yaitu:
a. Meinbina hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungan. Ini
adalah bagian dari tujuan pembangunan untuk membina manusia
seutuhnya yang memiliki ciri - ciri keselarasan:
- Antara manusia dengan masyarakat
- Antara manusia dengan lingkungan
- Antara manusia dengan Tuhan penciptanya
b. Melestarikan sumber - sumber alam agar bisa dimanfaatkan terus -
menenis oleh generasi demi generasi.
Usaha membangun masyarakat adil dan makmur perlu waktu panjang, dan
karena itu pelestarian sumber - sumber alam sangat penting.
c. Mencegah kemerosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan
sehingga menaikkan kuahtas hidup manusia.
Pembangunan industri, pertanian dan kegiatan sektoral lainnya perlu
dilaksanakan melalui cara yang sekaligus mengindahkan mutu lingkungan.
d. Membimbing manusia dari posisi "perasak lingkungan" menjadi
"pembina lingkungan.
Dimana manusia merupakan sasaran pembagunan, perlu diusahakan agar
sekaligus menjadi "pembina lingkungan".
Keempat sasaran ini tidak bisa dicapai dalam jangka waktu pendek, tapi perlu
dilakukan terns - menerus. Yang penting sekarang adalah bahwa pembangunan
sudah menjurus ke arah sasaran ini, sehingga pembangunan di Indonesia
berlangsung seiring dengan pengembangan lingkungan.
Usaha mencapai sasaran tersebut menunit (Salim, 1992,38) meliputi empat
bidang pengembangan lingkungan, yaitu:
Pelindungan spesies, tumbuhan dan air
- Pengendalian pencemaran terhadap lingkungan
Pengembangan lingkungan pemukiman yang lebih baik
- Pengembangan kesadaran lingkungan dikalangan masyarakat.
7
2.2. Contingent Valuation Method
2.2.1. Definisi Contingent Valuation Method
Menurut Tresnadi (1999) Contingent Valuation adalah suatu
metode perkiraan untuk atribut nilai lingkungan yang tidak ada di
pasar atau bentuk - benfuk kesenangan lainnya seperti nilai seni
dari grand canyon, spesies yang berbahaya, rekreasi atau sumber
daya alam.
Disebut metode perkiraan karena meminta publik untuk
menyatakan keinginannya baik untuk membayar atau menerima barang
dan komoditas lingkungan yang semuanya tergantung penjelasan tentang
pelayanan lingkungan
Nilai-nilai tersebut pada umumnya diukur berdasarkan keinginan
masyarakat untuk membayar perbaikan lingkungan atau untuk menerima
kompensasi akibat dari kerusakan lingkungan.
Terdapat 3 komponen dari atribut nilai-nilai lingkungan yang tidak
ada di pasar yaitu nilai keberadaan, nilai pilihan dan nilai warisan.
Frykblom (1997:3) menyatakan bahwa :
a. Nilai keberadaan
adalah nilai dimana publik bersedia membayar beberapa kesenangan
lingkungan atau sumber daya alam untuk mempertahankannya dari
kepunalian atau kerusakan. Publik tidak mencemaskan apakah mereka
akan menggunakan di masa depan atau tidak. Tapi publik hanya ingin
agar keberadaanya tetap terjaga.
b. Nilai pilihan
adalah nilai dimana publik ingin membayar pemeliharaan lingkungan
dengan tujuan untuk pemakaian masa depan walaupun publik tidak
yakin kapan mereka akan menggunakannya. Yang ditekankan dalam
nilai pilihan bukannya seberapa besar membayarnya tetapi adalah nilai
pilihan yang publik ingin untuk membayar demi pelestarian
lingkungan.
8
c. Nilai warisan
adalah nilai yang publik berikan untuk memelihara kualitas lingkungan
agar anak cucu atau generasi berikutnya dapat menikmatinya seperti
saat kualitas lingkungan masih baik.
Nilai warisan akan mengajak publik membayar pelestarian lingkungan
dari kepunahan yang besarnya sangat tergantung pada bagaimana
perhatian publik terhadap lingkungan, seberapa banyak perjumpaanya
dengan lingkungan tersebut dan berapa kuat keinginan publik agar
generasi berikutnya dapat menikmati.
Ide yang mendasari metode ini adalah bahwa sesungguhnya publik
memiliki preferensi yang tersembunyi untuk semua komoditas lingkungan.
Di sini diasumsikan bahwa orang-orang memiliki kemampuan
mentransformasikan preferensi-preferensi ini ke dalam suatu moneter.
(Tresnadi, 1999:48).
Berdasarkan asumsi ini, CVM menilai barang lingkungan dengan
menanyakan pada responden : berapa jumlah maksimum uang yang akan
dibelanjakan oleh responden (WTP) setiap bulan atau tahun untuk
mendapatkan dan menikmati barang lingkungan tersebut.
2.2.2. Kegunaan Contingent Valuation Method
Menurut Tresnadi (1999) Kegunaan contingent valuation method yartu:
a. Mendapatkan pengukuran moneter individu karena adanya perbaikan
mutu barang atau jasa. Pengukuran moneter tersebut difokuskan pada
referensi individu karena terdapat suatu bukti yang kuat bahwa
jawaban yang responden berikan terhadap pertanyaan hyphothetical
tentang WTP untuk barang-barang primer berisi informasi tentang
apakali seseorang sungguh-sungguh mau menikmati barang tersebut
jika berlawanan dengan WTP nya.
b. Memperkirakan besarnya use value dan non use value. Use value
adalah nilai dari lingkungan yang mempunyai kegunaan bagi publik,
sedangkan non use value sering dihubungkan juga dengan passive use
value adalah nilai lingkungan yang tidak terdapat di pasar dan tidak
')
meiiputi partisipasi publik secara langsung artmya berasal dan
semangat hidup yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan atau
biodiversity.
c. Membantu memperkirakan besarnya keinginan publik untuk
membayar kelestarian lingkungan dan keinginan untuk menerima
kompensasi dari kerusakan lingkungan.
d. Membantu mempennudah individu untuk menentukan kualitas
lingkungan.
2.2.3. Keunggulan Contingent Valuation Method
CVM telah mendapatkan perhatian luas dalam bidang ekonomi dan
kebijakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni
(Tresnadi, 1999:48):
a. CVM merupakan satu-satunya cara praktis dalam memperkirakan
berbagai keuntungan lingkungan.
b. Perkiraan keuntungan lingkungan yang diperoleh dari survei CVM
sama baiknya dengan yang diperoleh dengan metode lainnya.
c. Adanya kemajuan-kemajuan dalam teori sampling, teori ekonomi
setemasi benefit, manajemen data yang terkomputerisasi dan
polling opmi publik.
2.2.4. Penerapan Contingent Valuation Method sebagai berikut:
Langkah 1
Mendefinisikan secara jelas tentang masalah yang dihadapi.
Masalah ini mempunyai hubungan antara nilai dari pelayanan dan
pengaruhnya pada publik.
Langkah 2
Membuat perencanan tentang cara mendapatkan data apakah
melalui survei dengan telepon atau email atau kuesioner, atau dengan
10
wavvancara. Jawaban yang diberikan oleh publik sangat tergantung pada
lengkap dan jelasnya informasi yang diberikan.
Langkah 3
Membuat desain survei secara aktual. Tahap ini merupakan proses
yang sulit dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Dalam survei ini
perlu diperhatikan tentang latar belakang publik baik segi pendidikan, segi
pendapatan, dan umur.
Langkah 4
Pelaksanaan survei secara aktual. Pada tahap ini perlu
memperhatikan besarnya populasi dan sampel yang dipakai serta standar
metode yang dipakai.
Langkah 5
Menganalisa, menggabungkan dan melaporkan hasilnya, seberapa
besar kerelaan konsumen untuk membayar kotribusi tersebut.
2.2.5. Metode Perhitungan dari Contingent Valuation Method
Metode dalam perhitungan yang digunakan dalam Contingent
Valuation Method adalah Willinggness To PayiVJTV) dan Willingness To
Pay{WYA).
a. Willingness To Pay
Secara umum definisi WTP adalah suatu metode yang digunakan
untuk memberikan penilaian moneter pada barang - barang. Sebab
sesungguhnya orang - orang memiliki preferensi yang tersembunyi
(Tresnadi, 1999:48).
Secara khusus WTP yang berhubungan dengan lingkungan adalah
suatu metode yang menentukan besarnya keinginan publik untuk
membayar pelayanan lingkungan yang tidak terdapat di pasar demi
pemeliharaan dan kelestarian lingkungan (Soeparmoko,2000:191).
II
b. Willingness To Accept
Adalah suatu metode yang menentukan seberapa besar keinginan
publik untuk menerima akibat atau kompensasi dan penyerahan pelayanan
lingkungan yang mengalami penurunan atau perusakan akibat
pemeliharaan yang dihalang halangi atau diabaikan
(Soeparmoko,2000.T92)
Kedua metode di atas dinyatakan dalam bentuk jumlah nilai uang yang
diperoleh dari pendekatan perhitungan statistik.
Tanpa memperkecil ruang lingkup tersebut, penulis lebih menekankan
pada Willingness To Pay sebagai pendekatan yang digunakan dalam
pembahasan statistik.
23. Willingness to pay
Metode yang terdapat dalam Willingness To Pay, adalah:
a. Metode dengan menggunakan batasan keinginan (Haab dan
Kenneth, 1997:1).
Pada metode ini keinginan untuk membayar mempunyai batas bawah
0 dan batas atas adalah pendapatan. Tujuannya adalah untuk
menentukan batasan atas dan batasan bawah pada keinginan untuk
membayar. Keuntungan model ini adalah memfokuskan pada
pendistribusian keinginan untuk membayar dan pada informasi
perespon.
b. Metode validitas (Loomis,et.al, 1997:450)
Terdapat 2 bentuk uji validitas yaitu eksperimen lapangan dan
eksperimen laboratorium.
c. Eksperimen lapangan digunakan untuk mengukur pembayaran
aktual.
d. Eksperimen laboratorium membandingkan cash secara actual dengan
hipotesa WTP yang memberi keuntungan dalam mengkontrol prosedur
lebih hati - hati.
12
Metode Willingness to Pay yang penulis gunakan adaiah metode
dengan menggunakan batasan keinginan.Dengan metode ini dapat
diketahui keinginan konsumen untuk membayar dengan batas
bawah 0 yang maksudnya uang yang dibayarkan konsumen tidak
mungkin bemilai negatif, sedangkan batas atas pendapatan
maksudnya uang yang dibayarkan konsumen sebesar pendapatan
yang dimiliki oleh konsumen tersebut.
Tresnadi (1999:51) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kemungkinan responden memberikan nilai WTP
sebagai berikut:
a. Pendapatan, semakin besar pendapatan semakin besar
kecenderungan untuk memperbesar peluang membayar WTP.
b. Usia mempengaruhi tindakan individu memberikan nilai
WTP.
c. Semakin besar harapan mereka bahwa biaya untuk
memperbaiki lingkungan hams ditingkatkan, maka semakin besar
pula peluang membayar WTP
2.4 Travel Cost Method
2.4.1. Definisi Travel Cost Method
Travel Cost adaiah metode yang menjelaskan tentang
banyaknya permintaan terhadap suatu perjalanan yang dilakukan
dalam jangka waktu tertentu.(Kooten dan Bulte,2000:l 13).
Travel cost sering digunakan untuk menentukan nilai dari
taman-taman, danau dan daerah umum yang sejenisnya, yang
memegang aktivitas rekreasi, dimana terdapat kebutuhan masyarakat
terhadap transportasi baik darat maupun udara.
Semakin besar travel cost yang dikeluarkan maka ada
kecenderungan untuk memperkecil peluang pembayaran WTP.(Leslie
Karasin)
13
2.4.2. Kegunaan Travel Cost Method (Karasin)
Adapun kegunaan dan travel cost method adalali sebagai berikut:
a. Untuk mengetahiii seberapa besar orang akan membayar untuk
menciptakan suatu asset non market.
b. Untuk dapat mengetahiii permintaan konsumen dalam
melakukan perjalanan dalam waktu tertentu ke tempat rekreasi atau
tempat berlibur.
c. Untuk dapat mengetahiii maksud dan tiijuan konsumen dalam
melakukan perjalanan.
d. Memperhitungkan secara hati-hati adanya Opportunity Costs
dari pengunjung.
Faktor- faktor yang mempenganihi Travel Cost Method menunit Leslie
Karasin adalah:
a. Biaya perjalanan, semakin besar biaya perjalanan kecendeningan untuk
memperkecil peluang membayar WTP.
b. Karakter sosio ekonomi didapatkan melalui survei terhadap individu
(kusioner). Hal ini tidak hanya pendapatan saja tetapi tingkat
pendidikan dan usia. Zonal model juga termasuk didalam karakteristik
ini tetapi hanya berdasarkan rata - rata untuk setiap daerah yang
disurvei.
c. Kualitas lingkungan, kualitas lingkungan ini juga mempenganihi nilai
TCM.
e. Time cost, time cost ini juga mempenganihi nilai TCM.
2.5. Hubungan antar masing-masing konsep
Dengan berjalannya waktu, kota Surabaya menjadi kota metropolis
yang ditandai dengan bertambahnya penduduk, banyaknya industri-
industri, serta gedung-gedung. Keadaan ini yang menimbulkan adanya
dampak yang negatif yaitu kurangnya lalian untuk penduduk yang
tinggal di kota Surabaya. Hal ini juga menyebabkan adanya penggusuran
14
lahan hutan dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di dalamnya.
Untuk mengantisipasi berkurangnya SDA yang ada maka didirikanlah
Taman Safari II yang terletak di Prigen, merupakan tempat
pemeliharaan binatang terdekat yang terletak diluar kota Surabaya.
Berdasarkan dari atribut nilai-nilai lingkungan yang tidak ada di
pasar dibagi menjadi 3 komponen, yaitu nilai keberadaan, nilai warisan,
dan nilai pilihan. Setiap nilai yang dipakai tergantung pada situasi dan
kondisi yang bersangkutan serta dalam pelaksanannya memerlukan
partisipasi pemerintah dan masyarakat pada khususnya. Dukungan
partisipasi tersebut dapat bernpa tenaga, pikiran, waktu, dan dana. Dana
yang dibutuhkan tersebut dapat berasal dari kontribusi masyarakat. Dan
untuk penenruan besarnya kontribusi masyarakat, diperlukan penelitian
terlebih dahulu tentang seberapa besar keinginan masyarakat Surabaya
untuk memelihara kelestarian binatang dan kesediaan masyarakat untuk
membayar kontribusi yang semuanya itu tidak terlepas dari latar
belakang masyarakat baik tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
tingkat usia, kualitas lingkungan, biaya perjalanan, dan time cost.
Pada umumnya pendekatan yang digunakan untuk mengetaluii
tingkat keinginan dan kesediaan masyarakat Surabaya untuk memelihara
kelestarian Sumber Daya Alam (SDA) adalah dengan menggunakan
Contingent Valuation Method (CVM) yang perhitungannya dihubungkan
dengan Travel Cost (TC). Karena metode CVM merupakan metode
perkiraan untuk mengukur besarnya keinginan publik untuk membayar
pemeliharaan lingkungan atau menerima kompensasi dari kerusakan
lingkungan akibat pemeliharaan yang dihalang-halangi atau akibat
ketidakpedulian, sedangkan TC merupakan metode yang menjelaskan
banyaknya penuintaan publik untuk melakukan perjalanan dalam waktu
tertentu untuk l(satu) atau beberapa tempat rekreasi atau aktivitas.
Dalam penulisan kali ini, metode yang digunakan adalah WTP
berdasarkan Travel Cost. Diharapkan nantinya melalui statistik
perhitungan Travel Cost, dapat diperoleh hasil yang benar-benar
mewakili manfaat wisatawan datang ke Taman Safari II Prigen.
2.6. Kerangka Berpikir
15
Nilai Keberadaan
Nilai
Wansan
"
Nilai Pilihan
Dana
Kontribusi masyarakat
CVM
I
T -
Biava masuk i
Metode WTP Dengan TC
<
Time Cost '
Biaya lain
i | Opportunity 1
Cost
Kerelaan membayar
16
Keterangan:
Pertambahan penduduk yang sangat besar dapat menimbulkan
berkiirangnya Sumber Daya Alam baik tumbuhan maupun hewan. Untuk
menanggulangi berkiirangnya SDA ini yang didasarkan pada 3 nilai, yaitu
nilai keberadaan, nilai warisan, serta nilai pilihan, dimana ketiganya
memiliki pengaruh terhadap publik untuk membayar pelestariaan
lingkungan untuk masa yang akan datang. menggunakan nilai warisan.
Sesuai dengan Frikblom nilai warisan adalali nilai yang publik berikan
untuk memelihara kualitas lingkungan agar anak cucu atau generasi
berikutknya dapat menikmatinya seperti saat kualitas lingkungan masih
baik. Pada penulisan ini kami menggunakan nilai warisan sesuai dengan
obyek yang kami gunakan yaitu Taman Safari II Prigen. Berdasarkan
definisi tersebut, Taman Safari II telah melakukan pemeliharaan terhadap
kualitas lingkungan dan dengan pemeliharan tersebut anak cucu dan
generasi berikutnya dapat menikmati kualitas lingkungan tersebut. Dalam
pelaksanaan pemeliharaan tersebut dibutuhkan dana yang diperoleh dari
kontribusi masyarakat. Untuk mengetaliui nilai WTP dari wisatawan,
digunakan teori CVM yang aplikasinya menggunakan metode WTP yang
berhubungan dengan Travel Cost. Hasil akhir dalam perhitungan metode
WTP dengan Travel Cost berupa besarnya nilai uang dalam satuan rupiah
dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Dalam pembahasan ini opportunity
cost tidak kami perhitungkan hal ini disebabkan dalam jurnal yang kami
gunakan opportunity cost sudah diperhitungkan dalam time cost. Yang
kedua juga disebabkan karena responden yang berkunjung ke Taman
Safari tanpa ada hal lain yang menghalangi, maksudnya mereka memang
benar - benar berkunjung ke Taman safari pada hari libur.