RPP Menanam dengan bibit

13
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos 68291 Telp./Fax. (0332) 422078 BONDOWOSO RPP Kegiatan Belajar Mengajar Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 1 dari 13 Satuan Pendidikan : SMK PP Negeri 1 Tegalampel Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Kelas/Semester : X / Genap Pertemuan ke : 1 - 3 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Kompetensi Inti : Menanam Kode Standar Kompetensi : 104.KK04 Kompetensi Dasar : Menanam dengan bibit Indikator : (Kognitif) 1. Bibit ditempatkan dalam lubang tanam dengan hati-hati. 2. Perakaran bibit sebatas leher akar. 3. Penanaman dilakukan tanpa melukai bibit. 4. Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat. 5. Bibit yang telah ditanam diairi dengan hati-hati jangan sampai mengubah posisi bibit. (Psikomotorik) 1. Menjawab pertanyaan guru dengan cepat dan tepat 2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan cepat dan tepat 3. Terampil mengkomunikasikan ide selama diskusi dengan cepat dan tepat 4. Merespon hasil diskusi kelompok lain dengan cepat dan tepat (Afektif) 1. Mengikuti pembelajaran sesuai waktu 2. Menggunakan seragam lengkap dengan atribut sesuai peraturan sekolah 3. Cermat dalam memahami materi Menyiapkan media pembibitan 4. Mampu menemukan hal – hal baru atau menemukan inovasi baru yang berkaitan dengan materi Menyiapkan media pembibitan 5. Mengumpulkan berbagai informasi tentang Menyiapkan media pembibitan dan segera menanyakan pada guru tentang informasi yang belum dipahami

description

RPP Menanam 1

Transcript of RPP Menanam dengan bibit

SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL

Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos 68291 Telp./Fax. (0332) 422078

BONDOWOSO

RPPKegiatan Belajar Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08Revisi : 00Tgl. Terbit : 01 Desember 2011Halaman : 8 dari 8

Satuan Pendidikan: SMK PP Negeri 1 TegalampelKompetensi Keahlian: Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

Mata Pelajaran: Kompetensi KejuruanKelas/Semester: X / Genap Pertemuan ke: 1 - 3Alokasi Waktu: 3 x 45 MenitKompetensi Inti: MenanamKode Standar Kompetensi: 104.KK04

Kompetensi Dasar: Menanam dengan bibitIndikator: (Kognitif)

1. Bibit ditempatkan dalam lubang tanam dengan hati-hati.

2. Perakaran bibit sebatas leher akar.

3. Penanaman dilakukan tanpa melukai bibit.4. Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat.5. Bibit yang telah ditanam diairi dengan hati-hati jangan sampai mengubah posisi bibit.(Psikomotorik)

1. Menjawab pertanyaan guru dengan cepat dan tepat

2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan cepat dan tepat

3. Terampil mengkomunikasikan ide selama diskusi dengan cepat dan tepat

4. Merespon hasil diskusi kelompok lain dengan cepat dan tepat

(Afektif)

1. Mengikuti pembelajaran sesuai waktu

2. Menggunakan seragam lengkap dengan atribut sesuai peraturan sekolah

3. Cermat dalam memahami materi Menyiapkan media pembibitan4. Mampu menemukan hal hal baru atau menemukan inovasi baru yang berkaitan dengan materi Menyiapkan media pembibitan5. Mengumpulkan berbagai informasi tentang Menyiapkan media pembibitan dan segera menanyakan pada guru tentang informasi yang belum dipahami

6. Bekerjasama dengan teman untuk mendiskusikan hal hal yang berkaitan dengan materi Menyiapkan media pembibitanII. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah kompetensi diajarkan diharapkan siswa dapat :

1. Bibit ditempatkan dalam lubang tanam dengan hati-hati.

2. Perakaran bibit sebatas leher akar.

3. Penanaman dilakukan tanpa melukai bibit.

4. Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat.

5. Bibit yang telah ditanam diairi dengan hati-hati jangan sampai mengubah posisi bibit.III. MATERI AJARTEKNIK BUDIDAYA PADI SECARA S.R.I. (System Rice Intensification)System of Rice Intensification adalah suatu teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Pola tanam padi S.R.I telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada semua varietas padi baik varietas lokal maupun varietas unggul baru di berbagai negara. Pola tanam S.R.I mengubah struktur tanaman padi yaitu kerapatan tanaman, jumlah akar dan anakan. Selain itu dalam S.R.I, tanaman padi dapat lebih produktif. Budidaya padi secara S.R.I dapat dilakukan secara pure organic atau semi organik. Budidaya padi S.R.I secara pure organic tidak dapat langsung diterapkan dari budidaya padi konvensional (high external input agricultural). Namun untuk menerapkan budidaya padi S.R.I pure organic terlebih dahulu melalui proses low external input agricultural atau yang lebih dikenal semi organik.Secara praktis, Royan (2005), mengemukakan bahwa dalam SRI, pupuk organik yang digunakan berupa pupuk kandang, kompos, dan pupuk organik cair (MOL). Pupuk kandang dibuat dari kotoran ayam dan kotoran domba/kambing. MOL juga digunakan sebagai bibit pupuk organik cair yang mengandung unsur cair yang dibuat dari hijauan seperti kalikiria, daun kirinyuh. Zat tumbuh adalah zat zyberelin yang terkandung dalam rebung dan pucuk labu. Keong (terutama keong mas) dan ikan sapu untuk kandungan protein dan buah-buahan untuk kandungan vitamin. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dan dicampurkan dengan air gula atau air kelapa, dan difermentasikan selama 15 hari. Satu liter air bibit (larutan) dapat dicampur dengan 15 air untuk kemudian disemprotkan pada tanaman padi.

Prinsip Penanaman SRI :

Penanaman Bibit Muda;

Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar;

Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit;

Penanaman Dangkal;

Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air;

Penyiangan Mekanis;

Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah.

Penanaman bibit

Pada pola tanam SRI benih diperlakukan dengan lembut dan hati- hati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara di keduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa.

Sejumlah bibit ini dikumpulkan dalam suatu wadah misalkan pelepah pisang, bambu atau lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari trauma dan shok. Untuk bibit yang ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah membawanya ke tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman padi dilakukan secara dangkal dan hanya cukup satu sampai 3 bibit untuk satu titik. Bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk atau membentuk huruf (L). Sisa dari bibit dapat ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari ada tanaman yang tidak baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan menggunakan tanaman yang disiapkan sebagai cadangan di antara tanaman utama atau mengambil dari rumpun yang sewaktu ditanam berasal dari 2 atau 3 bibit.

Kebutuhan benih

Untuk mengurangi pembirisan penggunaan benih maka kebutuhan benih harus betul-betul diperhatikan. Pemborosan dalam sekala kecil nampaknya kurang berarti atau kurang diperhatikan pleh petani pada umumnya, namun apabila kita sudah berbicara scara Nasional maka nilai dari pemborosan ini akan berjumlah jutaan rupiah.

Dalam menghitung kebutuhan benih perlu di perhatikan faktor-faktor yaitu:

Luas lahan yang akan ditanami

Jarak tanam yang akan dilakukan

Daya berkecambah benih

Berat 1000 butir

Jumlah bibit tiap lubang

Missal kita hendak menanam padi dengan luas 1 hektar jarak tanam 25X25 Cm, daya berkecambah benih 80% , berat 1000 butir 25 gr, tiap lubang tanam 3 bibit maka kebutuhan benih:

Sistem Legowo

Sistem Legowo adalah cara menanam padi, bila ada beberapa barisan kemudian diselingi 1 barisan yang kosong. Tetapi pada barisan paling pinggir, ditanam bibit 2x lebih banyak dibandingkan barisan tengahnya. Untuk cara tanam seperti ini, biasanya dalam dunia pertanian disebut legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) dan seterusnya.

Bagaimana Menghitung Jumlah Tanaman dengan Sistem Legowo?

Rumusnya : Kita harus tahu dulu jarak tanamnya, misalkan jarak tanam 25 x 25 cm. Populasi tanaman = 1Ha / 25cm x 25 cm

= 10000 m2 / 625 cm2

= 160.000 tanaman/rumpunDengan jarak tanam tersebut maka populasinya 160 ribu tancep atau rumpun.Mengetahui Jumlah Penambahan Populasi, caranya seperti ini = ( 1 /1+ sistem legowo berapa ) x 100 %. Angka 1 adalah patokan, sebab bila legowo pake sisipan, jumlah bagian pinggir adalah 2 x dari bagian tengahnya

Contoh legowo 2 : 1

Penambahan jumlah tanaman legowo 2:1 = ( 1 / 1 + 2 ) x 100 % = 33,3 %

Sehingga total tanaman menjadi = 160.000 rumpun + ( 1/3 x 160.000 ) = 213.333 rumpun

Contoh legowo 3 : 1

Penambahan jumlah tanaman legowo 3:1 = ( 1/ 1 + 3 ) x 100 % = 25 %

Sehingga total tanaman menjadi = 160.000 rumpun + ( 1/4 x 160.000) = 200.000 rumpun

Legowo 4:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 4 = 20 %

Legowo 5:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 5 = 16,66 %

Legowo 6:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 6 = 14,3 % dst

Jarak Tanam untuk sistem tanam padi legowo, banyak macamnya bisa 20 x 25 cm, 20 x 30 cm, 25 x 25 cm, 25 x 30 cm, 30 x 30 cm.Pengairan Berselang

Pemberian air berselang (intermittent) adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah:

1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi, lebih luas

2. Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.

3. Mencegah timbulnya keracunan besi.

4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.

5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.

6. Mengurangi kerebahan

7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).

8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen

9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)

10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.Perawatan tanaman

Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik daripada padi di sawah yang biarkan begitu saja. Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di saluran air saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila lahan sawah terlihat kering dan adanya retakan halus pada tanah.

Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai gulma tersebut tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan menggunakan tangan atau kaki sedalam mungkin agar tidak mampu tumbuh lagi. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini dapat diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau bahkan dua ton per hektarnya sehingga nilai tambah dari penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan tanah sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah dilakukan penyiangan air kembali dibuang dan sawah dalam keadaan macak-macak. Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan MOL (mikro-organisma lokal) setelah proses penyiangan.

Penyemprotan MOL di arahkan ke tanah bukan ke tanaman karena maksudnya adalah penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam tanah untuk melakukan proses dekomposisi bahan organik. MOL ini dapat juga di campur dengan pupuk organik cair (POC) untuk memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi larutan untuk penyemprotan baik MOL, POC maupun campuran MOL dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan pun akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan di luar sawah sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Oleh karenanya resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap ada tetapi jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia. Untuk lahan sawah yang penggunaan komposnya di bawah jumlah ideal sebaiknya pemakaian POC di tingkatkan jumlahnya. Interval penyiangan mekanis normalnya dilakukan setiap 10 hari sekali tetapi harus segera dilaksanakan bila ada indikasi pertumbuhan gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit dihilangkan. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia padi 20 hari setelah semai (hss), 30 hss, 40 hss dan 50 hss. Namun penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan kapanpun juga bila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning terutama antara 40 hss 60 hss. Gabungan POC kaya P dan K disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah memasuki usia sekitar 70 hss untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan 10 hari. Frekuensi penyemprotan POC dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan berdasarkan pengamatan dari pertumbuhan tanaman. Penyemprotan POC atau MOL harus dilakukan dalam kondisi lahan tidak tergenang dan diusahakan pada saat padi mulai berbunga penyemprotan POC sudah dihentikan agar tidak mengganggu proses penyerbukan.

Penanganan organisma pengganggu tanaman (OPT) berupa hama/penyakit dilakukan dengan penggunaan atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai usaha preventif/pencegahan secara berkala ataupun untuk penanggulangan.

Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 2 cm dari permukaan tanah secara terus menerus sampai saat padi sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan samasekali atau lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi.II. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Diskusi Kelompok

3. Tanya jawab

4. Model Kooperatif type STAD (Student Team Achievement Divisions)

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

a. Kegiatan Awal (5) 1. Memberi ucapan salam

2. Memimpin doa

3. Melakukan presensi peserta didik

4. Memberikan resume rencana pembelajaran semester ini

5. Mengkaitkan tujuan pembelajaran dengan kehidupan sehari - hari

a. Kegiatan Inti (30)1. Guru menyampaikan materi Menyiapkan media pembibitan2. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompk dan setiap kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan media pembibitan3. Guru mengamati proses diskusi dan membantu kelompok yang membutuhkan bimbingan

4. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan merangsang kelompok lain untuk menanggapinya

5. Guru mengulas dan memberi apresiasi terhadap perwakilan kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya

6. Guru memerintahkan peserta didik untuk mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok kepada guru7. Guru memberi kesimpulan tentang materi/KD yang dipelajari hari ini

8. Guru memberikan soal kuis untuk dijawab siswa secara mandiri

a. Kegiatan Akhir (10)

1. Mengajak peserta didik untuk merefleksi belajarnya

2. Mendiskusikan permasalahan yang ditemukan selama proses diskusi dengan peserta didik

3. Memberikan umpan balik secara lisan terhadap permasalahan dan hasil diskusi peserta didik

4. Guru memberikan tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya

5. Menjelaskan secara singkat topik belajar pada pertemuan berikutnya dan mengajak peserta didik untuk senantiasa selalu belajar

V. BAHAN / SUMBER BELAJAR1. Hard copy materi untuk siswa

2. Buku ajar3. Powerpoint materi4. LCD, papan tulis, spidol, penghapus5. Pemanfaatan internet

VI. PENILAIANA. SOAL 1. Soal Tugas MandiriNoSoal

1Apakah yang dimaksud dengan S.R.I. (System Rice Intensification)?

2Sebutkan Prinsip Penanaman SRI.

3Jelaskan cara menanam bibit muda.

4Sebutkan 3 faktor menghitung kebutuhan benih.

5Missal kita hendak menanam padi dengan luas 1 hektar jarak tanam 25X25 Cm, daya berkecambah benih 80% , berat 1000 butir 25 gr, tiap lubang tanam 2 bibit maka kebutuhan benih yang kita butuhkan?

6Pak John akan menanam dengan teknik budidaya SRI 1 lubang tanam dan sistem tegel dengan luas lahan 1 Ha dan jarak tanam 20cm x 20cm. berapakah populasi tanaman atau rumpun padi milik pak John?

7Berapa % penambahan jumlah tanaman legowo 2:1 dan legowo 4:1?

8Anda telah melakukan penanaman padi dengan luas lahan 5000 m2, memakai sistem jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 25cm x 25cm. hitunglah total tanaman yang anada miliki.

9Apakah yang dimaksud dengan pemberian air berselang (intermittent)?

10

B. KUNCI JAWABAN1. Soal Tugas MandiriNoSoal

1System of Rice Intensification adalah suatu teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara.

2Prinsip Penanaman SRI :

Penanaman Bibit Muda;

Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar;

Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit;

Penanaman Dangkal;

Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air;

Penyiangan Mekanis;

Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah.

3Bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk atau membentuk huruf (L)

4Dalam menghitung kebutuhan benih perlu di perhatikan faktor-faktor yaitu:

Luas lahan yang akan ditanami

Jarak tanam yang akan dilakukan

Daya berkecambah benih

Berat 1000 butir

Jumlah bibit tiap lubang

5

6Populasi tanaman = 1Ha / 20cm x 20 cm

= 10000 m2 / 625 cm2

= 250.000 tanaman/rumpun

7Penambahan jumlah tanaman legowo 2:1 = ( 1 / 1 + 2 ) x 100 % = 33,3 %

Legowo 4:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 4 = 20 %

8Total tanaman menjadi = 80.000 rumpun + ( 1/3 x 80.000 ) = 106.666 rumpun

9Pemberian air berselang (intermittent) adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian.

10Tujuan pengairan berselang adalah:

1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi, lebih luas

2. Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.

3. Mencegah timbulnya keracunan besi.

4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.

5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.

6. Mengurangi kerebahan

7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).

8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen

9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)

10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

C. SKOR1. Soal Tugas MandiriNoNo. SoalSkor Perolehan

03510

11

22

33

44

55

66

77

88

99

1010

Rubrik PenilaianSkor 0

: Jika pertanyaan tidak dijawab

Skor 5

: Jika pertanyaan dijawab tapi benar

Skor 10: Jika pertanyaan dijawab tapi kurang sempurna

Skor 15: Jika pertanyaan dijawab dengan sempurna

Skor maksimal = 10 x 10 = 75

Skor

= Skor perolehan / 100 x 100

Tegalampel, 5 Januari 2015

Mengetahui ,

Kepala SMK PP N 1 Tegalampel

Guru Mata Pelajaran,

Anik Sudiartini,S.Pd, M.Pd

Bayu Angga Febrian, S.ST, GrNIP. 19690210 199203 2 009

NIP. -

QUOTE QUOTE QUOTE 3 = 15 Kg

Populasi tanaman= QUOTE

PAGE