ROAD MAP PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU...
Transcript of ROAD MAP PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU...
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH MALUKU RESORT P. AMBON & P.P. LEASE
ROAD MAP PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH
BEBAS KORUPSI (WBK) / WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN
MELAYANI (WBBM) DI LINGKUNGAN
POLRES P. AMBON & P.P. LEASE
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pelaksanaan tugas Polri pada Renstra 2015-2019 diarahkan untuk mencapai
tujuan dalam rangka mewukudkan organisasi Polri menuju National Class Organiztio
(NCO) hingga mencapai status Word Class Organization (WCO) pada tahun
2025;organisasi Polri dengan Good and Clean Governance, perubahan mind set dan
culture set menuju Pemolisian Demokratis (Democratic Policing); rasa aman dan
nyaman dimasyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatan dan kehidupan
sehari-hari; Polri yang profesional dan berkopeten, bermoral, modern, unggul dan
terpercaya masyarakat; dan penegak hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN
yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta
memenuhi rasa keadilan masyarakat, yang tak lain sebagai aktualisasi arah kebijakan
pemerintah dalam Nawa Cita menuju perubahan dengan menghadirkan negara yang
bekerja, kemandirian yang mensejahterahkan, dan revolusi mental sebagai mana
tertuang dalam RP JMN Tahun 2015-2019.
2
Revormasi birokrasi merupan salah satu langka awal mendukung program pemerintah
untuk melakukan penataan terhadap sistim penyelenggaraan organisasi polri yang
baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan
profesional dalam mewujudkan Good and Clean Governance menuju aparatur polri
yang bersih dan bebas KKN, meningkatkan pelayanan prima kepolisian serta
meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja. Dalam perjalanannya, terdapat
kendala yang dihadapi, seperti adanya penyalagunaan wewenang, pratek KKN,
diskriminasi dan lemahnya pengawasan.
Guna menghilangkan perilaku penyimpang dan koruptif anggota polri, dilakukan
langkah-langkah strategis melalui pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilah Bersih Birokrasi dan Melayani (WBBM). Proses
pembanguna Zona Integritas merupakan tindak lanjut dari pencanangan Zona
Integritas yang difokuskan pada penerapan program Menajemen Perubahan,
Penataan Tata Laksana, Penataaan Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang
bersifat kongkrit.
Penyusunan Road Map Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM), di lingkungan Polres P.
Ambon & PP. Lease tindak pidana korupsi diarahkan untuk menjadi panduan dan
pedoman dalam implemntasi pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM). Dengan mengacu
kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM)
dilingkungan instansi pemerintah serta Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor : Kep / 580 / VI / 2016 tanggal 9 Juni 2016 tentang Petunjuk
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM) di Lingkungan Polri.
3
2. Maksud dan Tujuan
Road Map ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Polres P. Ambon & PP. Lease tindak
pidana korupsi dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM) serta dengan tujuan
memberikan seragaman pemahaman dan tindakan dalam membangun Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Birokrasi Bersih dan
Melayanai (WBBM).
3. Pengertian Umum
a. Zona Integritas (ZI) di lingkungan Polri adalah predikat yang diberikan kepada
Polri yang mempuyai komitmen untuk mewujudkan menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM) melalui reformasi
birokrsi, khusunya dalam hal pencegahan korupsi, dan peningkatan kualitas
pelayanan publik mulai dari Kapolri dan jajarannya;
b. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada satuan
kerja yang memnuhi sebagian besar program Menajemen Perubahan, Penataan
Tata Laksana, Penataaan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, dan
Penguatan Akuntabilitas Kinerja;
c. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayanai (WBBM) adalah predikat yang diberikan
kepada satuan kinerja yang memenuhi sebagian besar Menajemen Perubahan,
Penataan Tata Laksana, Penataaan Sistem Manajemen SDM, Penguatan
Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Penguatan Kualitas
Pelayanan Publik.
4
BAB II
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRSTAS
4. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
a. Pencanangan pembangunan Zona Integritas di lingkungan Polri dilaksanakan
hanya pada tingkat Mabes Polri sebagai deklarasi/pernyataaan dari Kapolri
bahawa Polri telah siap membangunan Zona Integritas;
b. Pencanangan pembangunan Zona Integritas dilakukan oleh Kapolri dan jajaran
seluruh atau sebagian besar anggota telah menandatangani dokumen pakta
integritas. Penadatanganan dokumen pakta integritas dapat dilakukan secara
massal/serentak pada saat serah terimah jabatan;
c. Pencanangan pembangunan Zona Integritas di lingkungan Polri dilakukan bersam-
sam di tingkat Mabes Polri, dilaksanakan secara terbuka dan di publikasikan secra
luas dengan maksud agar semua pihak termasuk masyarakat dapat memantau,
mengawal, mengawasi dan berperan serta dalam program kegiatan reformasi
birokrasi khususnya di bidang pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas
pelayanan publik;
d. Penandatanganan Piagam pencanangan pembangunan Zona Integritas
dilaksanakan oleh kapolri pada tnggal 2 September 2013 di saksiskan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Ketua Badan
Pemerikasa Keuangan republik indonesia (BPK RI), Ketua Ombudsman Republik
Indonesia (ORI), Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Anggota
Komisi Nasional Kepolisian (Kompolnas) dihadapan peserta apel kasatwil Tahun
2013.
5. Proses Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM
Proses pembangunan Zona Integritas merupakan tindak lanjut pencanangan zona
integritas yang di fokuskan pada penerapan program Menajemen Perubahan,
Penataan Tata Laksana, Penataaan Sistem Manajemen SDM, Penguatan
Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Penguatan Kualitas Pelayanan
Publik yang bersifat kongkrit.
5
Proses pemilihan satker yang berpotensi sebagai zona integritas dilakukan dengan
membentuk kelompok kerja/tim untuk melakukan identifikasi terhadap satker tersebut.
Setelah melakukan identifikasi, kelompok kerja/tim mengusulkan kepada kasatker
untuk ditetapkan sebagai usulan satker berpredikat zona integritas menuju
WBK/WBBM. Selanjutnya dilakukan penilaian mandiri (self assessment) oleh tim
penilai (TPI), setelah melakukan penilaian, TPI melaporkan kepada Kapolri tentang
satker yang akan di usulkan ke Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi sebagai unit kerja berpredikat menuju WBK/WBBM. Apabila
satker yang diusulkan memenuhi syarat sebagai Zona Integritas menuju WBK/WBBM,
langkah selanjutnya adalah penetapan dengan keputusan Kapolri sebagai Zona
Integritas menuju WBK dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi sebagai Zona Integritas menuju WBBM. Dalam penetapan Zona
Integritas menuju WBKdan WBBM ditentukan dengan dua komponen yang harus di
bangun yaitu komponen pengungkit dan komponen hasil.
Komponen pengungkit meliputi 6 program bidang Menajemen Perubahan, Penataan
Tata Laksana, Penataaan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang
diharapakan dapat menghasilkan sasaran aparatur Polri yang bersih dan bebas dari
KKN dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik sebagai komponen hasil.
6. Pembangunan Komponen Pengungkit
1. Manajemen Perubahan Bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja,
pola pikir (mind set) serta budaya kerja (culture set) individu pada
Direktorat Tindak Pidana Korupsi yang dibangun meniadi lebih baik sesuai
dengan tujuan dan sasaran pembangunan zona inteqritas
Target yang ingin dicapai melalui program ini :
a) Meningkatnya komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai pada setiap unit
kerja dalam membangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
6
b) Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada setiap unit kerja Polres
P. Ambon & PP. Lease yang diusulkan sebagai Zona Integritas menuju
WBK/WBBM.
c) Menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan peraturan maupun perundangan-
undangan.
Indikator yang perlu dilakukan dalam menerapkan Manajeman Perubahan, yakni :
1) Penyusunan tim kerja :
Penyusunan Tim Kerja dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a) Pembentukan tim untuk melakukan pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM
b) Penentuan anggota tim selain pimpinan di pilih melalui prosedur atau
mekanisme yang jelas.
2) Menyusun rencana pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM :
a) Penyusunan rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM.
b) Penyusunan dokumen rencana pemabangunan Zona Integritas menuju
WBK/BBM harus memuat target-target prioritas yang relelvan dengan tujuan
pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
c) Mekanisme atau media untuk mensosialisasikan pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM harus di sediakan dan memadai.
3) Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM
di lakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Pelaksanaan kegiatan pembangunan Zona Integritas dan wilayah bebas
korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani mengacu pada target yang di
rencanakan.
b) Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM.
7
c) Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi.
4) Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja :
Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja dilakukan dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a) Pimpinan menjadi role model dalam pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM.
b) Penetapan agen perubahan dalam pembangunan Zona Integritas.
c) Pelaksanaan Pelatihan Budaya Kerja dan Pola Pikir.
d) Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona integritas menuju
WBK/WBBM.
2. Penataan Tata Laksana
Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur.
Target yang ingin dicapai melalui program ini :
a) Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan
manajemen pemerintahan di Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
b) Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di Zona
Integritas menuju WBK/WBBM.
Indikator yang perlu dilakukan dalam menerapkan Penataan Tatalaksana, yakni :
1) Tersusunya Prosedur Operasional Tetap (SOP) Pelayanan :
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Prosedur operasional tetap mengacu kepada peta proses bisnis instansi.
b) Prosedur operasinal tetap telah dilaksanakan.
c) Prosedur operasional tetap telah di evaluasi.
8
2) E-Office / E-Goverment
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, yaitu :
a) Sistem pengukuran kinerja berbasis sistem informasi.
b) Sistem kepegawaian berbasis sistem informasi.
c) Sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi.
3) Keterbukaan Informasi Publik :
a) Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah di terapkan.
b) Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi
publik.
3. PANATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM
Bertujuan untuk meninqkatkan profesionallsme SDM di lingkungan Polres P.
Ambon & PP. Lease.
Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah :
1) Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada masing-
masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
2) Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur pada
masing-masing masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
3) Meningkatnya disiplin SDM aparatur pada masing-masing Zona Integritas menuju
WBK/WBBM.
4) Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada Zona Integritas menuju
WBK/WBBM.
5) Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada Zona Integritas menuju
WBK/WBBM
Indikator yang perlu dilakukan dalam menerapkan Penataan Sistem Manajemn SDM,
yaitu :
1) Polres P. Ambon & PP. Lease telah membuat rencana kebutuhan personel dan
pegawai di unit kerjanya dalam hal rasio dengan beban kerja dan kualifikasi
9
pendidikan, penyusunan tim kerja dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah membuat rencana kebutuhan personel dan
pegawai di unit kerjanya dalam hal rasio dengan beban kerja dan kualifikasi
pendidikan.
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menerapkan rencana kebutuhan personel
dan pegawai di tiap unit kerja.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menerapkan monitoring dan evaluasi
terhadap rencana kebutuhan personel dan pegawai di unit kerjanya.
2) Pola Mutasi Internal
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menetapkan kebijakan pola mutasi internal
secara terbuka dalam wanjak dewan pertimbangan kirier.
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menetapkan kebijakan promosi jabatan
secara terbuka dalam wanjak dewan pertimbangan kirier.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kebijakan pola mutasi internal.
3) Pengembangan Personel dan Pegawai Berbasis Kompetensi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Telah melakukan upaya pengembangan kompetensi (capacit building / transfer
knowledge).
b) Terdapat kesempatan / hak bagi pegawai di unit kerja terkait untuk mengikuti
diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya.
4) Penetapan Kinerja Individu.
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Telah memiliki penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi.
10
b) Ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja
individu level diatasnya.
c) Telah melakukan pengukuran kinerja individu secara periodik; dan.
d) Hasil penilaian kinerja individu telah dilaksanakan / di implementasikan mulai
dari penetapan, implementasi dan pemantauan
5) Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Personel dan Pegawai.
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti pelaksanaan aturan disiplin / kode etik / kode prilaku
telah dilaksanakan / diimplementasikan.
6) Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Personel dan Pegawai
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti pelaksanaan sistem informasi kepegawaian pada
unit kerja telah dimutakhirkan secara berkala.
4. PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah :
a) Meningkatkan kinerja Polres P. Ambon & PP. Lease.
b) Meningkatkan akutabilitas Polres P. Ambon & PP. Lease
Indikator yang perlu dilakukan dalam menerapkan Penguatan Akuntabilitas Kinerja,
yaitu :
1) Keterlibatan Pimpinan
Dalam penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja, salah satu komponen yang
termasuk di dalamnya adalah dokumen perencanaan strategis Polress P. Ambon &
PP. Lease tersebut. Dokumen ini menyajikan arah pengembangan yang
diinginkan dengan memperhatikan kondisi unit kerja saat ini termasuk sumber
daya yang dimiliki, strategi pencapaian, serta ukuran keberhasilan.
Agar penjabaran dokumen perencanaan strategis ini dapat terlaksana dengan baik
dibutuhkan keterlibatan pimpinan instansi. Beberapa hal yang harus dilakukan
oleh pimpinan instansi, sebagai berikut :
11
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melibatkan pimpinan secara langsung pada
saat penyusunan perencanaan.
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melibatkan secara langsung pimpinan saat
penyusunan penetapan kinerja.
c) Pimpinan telah memantau pencapaian kinerja secara berkala
2) Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan akuntabilitas kinerja terdiri dari
pengelolaan data kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Untuk
mengukur pencapaian program ini digunakan indikator di bawah ini :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memiliki dokumen perencanaan.
b) Dokumen perencanaan telah berorientasi hasil.
c) Indikator kinerja telah memiliki kriteria Specific, Measurable, Acheivable,
Relevant and Time bound (SMART);.
d) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menyusun laporan kinerja tepat waktu.
e) Pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja.
f) Polres P. Ambon & PP. Lease telah berupaya meningkatkan kapasitas SDM
yang menangani akuntabilitas kinerja.
5. PENGUATAN PENGAWASAN
Bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan satuan kerja Direktorat Tindak
Pidana Korupsi yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah :
a) Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan.
b) Meningkatnya efektivitas pengelolaan anggaran Polres P. Ambon & PP. Lease.
Indikator yang perlu dilakukan untuk menerapkan program Penguatan Pengawasa,
yaitu :
1) Pengendalian Gratifikasi
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memiliki publik campaign tentang
pengendalian gratifikasi; dan
12
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah mengimplementasikan pengendalian
gratifikasi
2) Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) Pengukuran indikator
ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah membangun lingkungan pengendalian.
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan penilaian risiko atas unit kerja.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan kegiatan pengendalian untuk
meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi; dan
d) Polres P. Ambon & PP. Lease telah mengkomunikasikan dan
mengimplementasikan SPIP kepada seluruh pihak terkait.
3) Pengaduan Masyarakat
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah mengimplementasikan kebijakan
pengaduan masyarakat baik melalui media cetak dan elektronik(website).
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melaksanakan tindak lanjut atas hasil
penanganan pengaduan masyarakat.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan monitoring dan evaluasi
atas penanganan pengaduan masyarakat.
d) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas
penanganan pengaduan masyarakat.
4) Whistle Blowing System
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menerapkan whistle blowing system.
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan evaluasi atas penerapan
whistle blowing system.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease menindaklanjuti hasil evaluasi atas penerapan
whistle blowing system.
13
5) Penanganan Benturan Kepentingan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah mengidentifikasi benturan kepentingan
dalam tugas pelayanan.
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan sosialiasi penanganan
benturan kepentingan.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah mengimplementasikan penanganan
benturan kepentingan.
d) Polres P. Ambon & PP. Leasetelah melakukan evaluasi atas penanganan
benturan kepentingan.
e) Polres P. Ambon & PP. Lease telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas
penanganan benturan kepentingan.
6. PENGUATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Merupakan suatu upaya dari Polres P. Ambon & PP. Lease Tindak Pidana
Korupsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan inovasi pelayanan publik
sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Target yang ingin dicapai melalui program ini, yaitu :
a) Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih
aman, dan lebih mudah dijangkau) pada instansi Polri.
b) Meningkatnya jumlah capaian kepemilikan dokumen berupa (Surat Ijin
Mengemudi (SIM) – Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) ).
c) Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan.
Indikator yang perlu dilakukan untuk menerapkan program Penguatan Kualitas
Pelayanan Publik, yaitu :
1) Standar Pelayanan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
14
a) Polres P. Ambon & PP. Lease memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM).
b) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memaklumatkan standar pelayanan.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memiliki SOP bagi pelaksanaan standar
pelayanan.
d) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan reviuw dan perbaikan atas
standar pelayanan dan SOP.
2) Budaya Pelayanan Prima.
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memiliki sitem reward and punishment bagi
pelaksana layanan lakukan
b) sosialisasi/pelatihan berupa kode etik, estetika, capacity building dalam
upaya penerapan budaya pelayanan prima.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memiliki informasi tentang pelayanan
mudah diakses melalui berbagai media.
d) Polres P. Ambon & PP. Lease telah memiliki sarana layanan terpadu /
terintegrasi Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan inovasi pelayanan
berupa pelayanan Akte secara on-line bekerja sama dengan berbagai rumah
sakit.
3) Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
a) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan survey kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan.
b) Hasil survey kepuasan masyakat dapat diakses secara terbuka.
c) Polres P. Ambon & PP. Lease telah melakukan tindak lanjut atas hasil
survey kepuasan masyarakat.
15
7. Komponen Hasil
Komponen hasil diukur dengan survey eksternal guna memperoleh
informasi apakah di lingkungan Polres P. Ambon & PP. Lease telah terwujud
Aparatur yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,
apakah di Iingkungan Polres P. Ambon & PP. Lease telah terwujud peningkatan
kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.
16
BAB III EVALUASI DAN PELAPORAN
8. Evaluasi
Evaluasi atas pelaksanaan pembangunan Zona Integritas dan kinerja WBK/WBBM
yang telah ditetapkan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas pedoman
ini. Evaluasi di lingkungan Polres P. Ambon & PP. Lease dan dilaksanakan oleh Karo
Rena Polda Maluku dalam hal ini di delegasikan kepada Tim Penilai Internal (TPI)
yakni oleh Kabag Reformasi Birokrasi Polri Polda Maluku, melalui penelaahan
pekerjaan sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja evaluasi.
9. Pelaporan
Pelaporan perkembangan pelaksanaan pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM di Iingkungan Polres P. Ambon & PP. Lease dilaksanakan secara
berjenjang kepada Kapolres P. Ambon & PP. Lease.
17
BAB V
PENUTUP
Demikian road map pembangunan Zona lnteqritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di buat dengan
sebenarnya, diharapkan dapat menjadi acuan dalam implementasinya.
Ditetapkan di : Ambon pada tanggal : Februari 2018
SUTRISNO HADY SANTOSO, S.IK AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 76061070
18
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH MALUKU RESORT P. AMBON & P.P. LEASE