Rnf Fg1 Otak

7
The Truine Brain dan Kaitannya dengan Farmasi oleh Rossiana Nurani Fauzan, 1406557642 1. Judul : Apakah Manusia itu? Penulis : Evita E. Singgih, Miranda D. Z., Ade Solihat, dan Jossy P. Moeis Data Publikasi: Buku Ajar 2 Manusia: Individu, Kelompok, Masyarakat dan Kebudayaan. Depok: UI Press, 1-5 2. Judul : “The five-star doctor: an asset to healthcare reform?” Penulis : Charles Boelen Data Publikasi: http://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf , diunggah oleh WHO pada 2001, diunduh oleh Rossiana Nurani Fauzan pada Kamis, 19 Maret 2015, pk. 09.00 Menurut MacLean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar dan evolusi ini membentuk tiga lapisan: R-complex, Limbic System, dan Neocortex. Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih.

description

:)

Transcript of Rnf Fg1 Otak

The Truine Brain dan Kaitannya dengan Farmasioleh Rossiana Nurani Fauzan, 14065576421. Judul

: Apakah Manusia itu?

Penulis : Evita E. Singgih, Miranda D. Z., Ade Solihat, dan Jossy P.

MoeisData Publikasi: Buku Ajar 2 Manusia: Individu, Kelompok, Masyarakat dan Kebudayaan. Depok: UI Press, 1-52. Judul

: The five-star doctor: an asset to healthcare reform?

Penulis

: Charles Boelen

Data Publikasi: http://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf, diunggah oleh WHO pada 2001, diunduh oleh Rossiana Nurani

Fauzan pada Kamis, 19 Maret 2015, pk. 09.00Menurut MacLean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar dan evolusi ini membentuk tiga lapisan: R-complex, Limbic System, dan Neocortex. Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih.Lapisan paling tua dikenal sebagai R-complex yang terdiri atas batang otak dan Cerebellum. Pada reptilian otak inilah yang paling dominan. Oleh karena itu, otak ini juga disebut sebagai Otak Reptil. Fungsinya antara lain adalah mengendalikan semua gerakan involunter dari jantung, peredaran darah, reproduksi dan sebagainya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup mahluk tersebut maupun spesiesnya. Otak Reptil juga bertanggungjawab bagi pola perilaku khas bawaan yang penting bagi pertahanan diri. Reaksi yang paling sering muncul untuk mempertahankan hidup adalah tempur atau kabur (fight or flight). Saat individu dikendalikan oleh Otak Reptilnya, ia pun biasa bertindak secara refleks untuk mempertahankan hidupnya tanpa memikirkan secara cermat apa yang akan dilakukannya. Ini biasa terjadi saat mereka berada dalam keadaan darurat, bahaya, dan terdesak.Perkembangan otak selanjutnya adalah otak Paleomammalia. Otak ini terdiri atas sistem limbic yang terkait dengan batang otak. Sistem limbik berperan penting dalam emosi dan motivasi. Otak ini juga bertanggungjawab atas pembelajaran dan memori. Dua struktur penting dalam sistem limbik adalah Amygdala dan Hippocampus.

Amygdala merupakan sekelompok saraf yang berbentuk seperti kacang almond, merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Amygdala berperan dalam mengolah emosi yang kita dapatkan dari orang lain. Amygdala sangat berperan terhadap kesehatan kita, dikarenakan Amygdala merespon dalam hal emosi negatif seperti takut, cemas, putus asa, kecewa, dan lain-lain. Amygdala juga membantu untuk memahami ekspresi dari orang yang dihadapinya. Kerusakan pada Amygdala akan membuat individu tidak mampu berempati dengan orang lain. Oleh karena fungsi Amygdala banyak dipengaruhi oleh persepsi, maka Amygdala bisa keliru apabila organisme bisa menangkap tanda-tanda yang keliru dalam menerima rangsangan dari lingkungan dan ini dapat menyebabkannya mereka menampilkan perilaku yang tidak sesuai (King, 2011).Hippocampus adalah bagian dariotak besaryang terletak di Lobus temporalis. Manusia memiliki dua Hippocampus, yakni pada sisi kiri dan kanan. Hippocampus dapat berfungsi sebagai "gerbang"memoriingatan baru yang harus dilewati sebelum memasuki penyimpanan permanen di otak. Hippocampus memiliki peran khusus dalam ingatan (Bethus, Tse, & Morris dalam King, 2011). Hippocampus berperan penting dalam menerima berbagai rangsangan yang terkait serta membantu dalam membangun ingatan jangka panjang. Otak ini menghasilkan perilaku yang lebih luwes dan mengintegrasikan pesan dari dalam maupun dari luar tubuh. Oleh karena itu, perilaku yang ditampilkan bisa beraneka ragam, tergantung sistem limbik ini berkolaborasi dengan siapa. Otak Reptil atau dengan Neocortex. Jika berkolaborasi dengan Neocortex yang mengendalikan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sangat mengandalkan daya ingat, nalar, pembicaraan, dan berbagai tipe kecerdasan lainnya, sedangkan jika berkolaborasi dengan Otak Reptil yang bertanggung jawab bagi pola perilaku khas bawaan yang penting bagi pertahanan diri. Reaksi yang paling sering muncul dalam ingatan yang berhubungan dengan tindakan yang harus dilakukan demi mempertahankan hidup adalah tempur atau kabur (MacLean, 1990).Otak Neocortex adalah otak logika. Kita akan membicarakan mengenai otak Neocortex yang bertugas untuk melogikakan segala sesuatu dalam aspek kehidupan. IQ diukur sesuai kemampuan Neocortex. Otak ini tidak menilai segala sesuatu dengan bukti atau perasaan, namun otak ini menilai sesuatu dengan masuk akal atau tidak hal itu. Contohnya, kita menilai pendapat orang apakah pendapatnya logis atau tidak. Logis disini diartikan sebagai sesuatu yang valid silogismenya dan penalarannya, dan tidak terjadi sesat pikir formal maupun non-formal. Menurut hasil penelitian, presentase laki-laki menggunakan logika 80% lebih banyak dari perempuan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, terkadang laki-laki lebih cepat melogikakan sesuatu daripada perempuan, namun pemikiran laki-laki tidak dapat diterima oleh perempuan karena kebanyakan perempuan menggunakan emosi. Neocortex tidak hanya dapat melogikakan sesuatu, namun juga dapat berpikir, melihat, dan menciptakan (MacLean, 1990).Penggolongan manusia yang kita kenal saat ini berdasarkan tingkat kecerdasan dan golongan yang tertinggi adalah jenis Homo sapiens. Beberapa karakteristik yang unik dari Homo sapiens adalah kemampuannya untuk mengatasi penyakit, baik fisik maupun mental dengan menggunakan obat-obatan. Dari bukti arkeologi didapatkan bahwa pencarian terhadap obat-obatan setua pencarian manusia terhadap peralatan lain, seperti halnya bebatuan yang digunakan untuk pisau dan kapak, obat-obatan pun jarang sekali tersedia dalam bentuk siap pakai. Bahan-bahan obat tersebut harus dikumpulkan, diproses dan disiapkan, kemudian digabungkan menjadi satu untuk digunakan dalam pengobatan. Aktivitas ini, telah dilakukan jauh sebelum sejarah manusia dimulai dan sampai sekarang tetap menjadi fokus utama praktek kefarmasian.

Ilmu pengobatan primitif dimulai sejak 10-15 ribu tahu yang lalu. Peninggalan purbakala menunjukan sudah ada upaya-upaya pengobatan. Zaman tersebut sudah ditemukan ramuan-ramuan obat yang bahan-bahannya diperoleh dari alam sekitar. Mereka juga sudah mengenal alat-alat pengobatan yang sederhana. Selain dengan ramuan-ramuan dari alam pengobatan primitif juga menggunakan unsur-unsur gaib, misalnya dengan jimat, mantera, doa-doa untuk mengusir roh-roh jahat. Sekarang pengobatan tersebut bukan dikatakan sebagai pengobatan primitif, melainkan pengobatan supranatural atau dikenal dengan pengobatan alternatif. Pengobatan tradisional atau yang dikenal dengan Batra merupakan pengobatan primitif dulunya karena didasarkan pada cara-cara empirik, dan pengalaman secara turun- temurun (Boelen, 1996).Perkembangan selanjutnya, manusia purba belajar dari insting atau naluri, dengan melakukan pengamatan terhadap hewan. Pertama kali mereka menggunakan air dingin, sehelai daun, debu, bahkan lumpur untuk pengobatan. Naluri untuk menghilangkan rasa sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka tersebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan kepercayaan. Manusia purba belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan yang satu lebih efektif dari yang lain. Dari sinilah permulaan terapi dengan obat dimulai. Mereka menularkan pengetahuan ini kepada sesamanya. Walupun metode yang mereka gunakan masih kasar, akan tetapi banyak sekali obat-obatan yang ada saat ini diperoleh dari sumbernya dengan metode sederhana dan mendasar, seperti yang telah mereka lakukan. Selanjutnya, mereka mulai mencari obat-obatan yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan kimia di sekitarnya serta memikirkan penggolongan ilmu kefarmasian yang dikenal hingga saat ini (Boelen, 1996).Uraian yang sudah dijelaskan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa perkembangan dunia kefarmasian berkaitan dengan perkembangan otak manusia. Manusia berusaha menemukan bagaimana dirinya dan orang lain dapat sembuh dari penyakitnya dengan berbagai cara sesuai perkembangan otak, khususnya pada Neocortex-nya yang secara lahiriah digunakan untuk berpikir logis.