RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ......

70

Transcript of RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ......

Page 1: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan
Page 2: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan
Page 3: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan
Page 4: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan
Page 5: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan
Page 6: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan
Page 7: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik (good governance) dan

memerangi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) maka telah secara tegas

dituangkan dalam TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas KKN, Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, serta Inpres Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Akuntabilitas kinerja

merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik.

Upaya mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik dan dapat dipercaya melalui cara

dikembangkannya Sistem AKIP (SAKIP). Salah satu unsur yang ada dalam SAKIP adalah

perencanaan kinerja tahunan. Rencana kinerja tahunan (RKT) merupakan perencanaan

kinerja yang akan dicapai dalam satu tahun dan akan dievaluasi pada akhir tahun untuk

mengukur keberhasilan atau kegagalan atas pertanggungjawaban yang telah ditetapkan

oleh suatu instansi.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pertanggungjawaban instansi yang bersih

dan bebas KKN, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyusun Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) 2019 dengan menetapkan indikator kinerja yang akan dicapai pada tahun

2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. Adapun

hasil atau outcome Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan yang telah ditetapkan pada

tahun 2019 adalah jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan

sebanyak 2.900 orang dan Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi

kesehatan sebanyak 2.900 orang. Untuk indikator Tenaga Kesehatan Teregistrasi pada

tahun 2019 sudah menjadi indikator satuan kerja baru Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia

(KTKI).

Page 8: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 2

Untuk mencapai hasil atau outcome tersebut perlu direncanakan upaya kegiatan

yang dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan Tahunan (RKT), dengan sasaran

terselenggaranya pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan karir dan

tata kelola sertifikasi, dan pengembangan kualifikasi sumber daya manusia kesehatan

berkelanjutan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun

2019 dimaksudkan sebagai penjabaran dari rencana strategis dan acuan dalam

penyusunan perjanjian kinerja dan pelaksanaan kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah:

a. Menyusun RKT Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2019.

b. Menyediakan arahan penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Pusat Peningkatan

Mutu SDM Kesehatan Tahun 2019.

c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, ketertiban, transparansi serta

akuntabilitas kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.

C. LANDASAN HUKUM

1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025

3. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah

7. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja

dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

Page 9: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 3

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi Nomor

29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 (Revisi 1)

D. STRUKTUR ORGANISASI

Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehtan berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan merupakan satuan kerja Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan), memiliki tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang peningkatan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Tugas pokok dan fungsi Pustanserdik SDM Kesehatan

sebagai unit eselon II berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

adalah Satuan Kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan Kementerian.

Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dipimpin oleh Kepala Pusat yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM

Kesehatan, dalam melaksanakan tugas secara teknis fungsional berkoordinasi

Page 10: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 4

dengan semua Pusat-Pusat di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan dan secara

teknis administrasi berkoordinasi dengan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan.

2. Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan mempunyai tugas dalam

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan jabatan fungsional

kesehatan, pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi, dan

pengembangan kualifikasi sumber daya manusia kesehatan berkelanjutan.

b. Pelaksanaan di bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan,

pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi, dan pengembangan

kualifikasi sumber daya manusia kesehatan berkelanjutan.

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pemantauan, evaluasi, dan

laporan di bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan,

pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi, dan pengembangan

kualifikasi sumber daya manusia kesehatan berkelanjutan; dan

d. Pelaksanaan administrasi Pusat.

3. Struktur organisasi

Struktur organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan terdiri dari:

a. Kepala Pusat

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan

d. Bidang Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi

e. Bidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Berkelanjutan

f. Sub Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan I

g. Sub Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan II

h. Sub Bidang Pengembangan Karir

i. Sub Bidang Tata Kelola Sertifikasi

j. Sub Bidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Berkelanjutan I

Page 11: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 5

k. Sub Bidang Pengembangan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Berkelanjutan II

l. Kelompok jabatan fungsional

Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

sebagaimana bagan dibawah ini.

Struktur Organisasi Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

PUSAT PENINGKATAN

MUTU SDM KESEHATAN

SUB. BAGIAN TATA

USAHA

BIDANG

PENGEMBANGAN JABATAN

FUNGSIONAL KESEHATAN

BIDANG

PENGEMBANGAN KARIR DAN

TATA KELOLA SERTIFIKASI

BIDANG PENGEMBANGAN

KUALIFIKASI SDM

KESEHATAN BERKELANJUTAN

SUB BIDANG

PENGEMBANGAN

JABATAN FUNGSIONAL

KESEHATAN I

SUB BIDANG

PENGEMBANGAN

JABATAN FUNGSIONAL

KESEHATAN II

SUB BIDANG

PENGEMBANGAN

KARIR

SUB BIDANG

TATA KELOLA

SERTIFIKASI

SUB BIDANG

PENGEMBANGAN

KUALIFIKASI SDM

KESEHATAN

BEREKELANJUTAN I

SUB BIDANG

PENGEMBANGAN

KUALIFIKASI SDM

KESEHATAN

BEREKELANJUTAN II

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

Page 12: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 6

4. Visi

Rencana Kinerja Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan mendukung

pencapaian Visi Presiden Republik Indonesia, yaitu: “Terwujudnya Indonesia Yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong “.

5. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi dan Nawacita Presiden (9 agenda prioritas

Nasional), maka Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya bertujuan untuk:

(1) Melaksanakan pengembangan jabatan fungsional kesehatan.

(2) Melaksanakan pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi SDM Kesehatan.

(3) Meningkatkan kualitas SDM Kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan.

6. Sasaran

Sasaran yang ditetapkan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan adalah

terselenggaranya pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan

karir dan tata kelola sertifikasi SDM Kesehatan, serta pengembangan kualifikasi

SDM Kesehatan berkelanjutan, dengan indikator sebagai berikut:

a. Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan

sebanyak 2.900 orang.

b. Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sebanyak

2.900 orang.

7. Strategi

Untuk mencapai sasaran diatas perlu adanya strategi dan kebijakan pelaksanaan

meliputi:

a. Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan.

b. Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi SDM kesehatan.

c. Pengembangan Kualifikasi SDM Kesehatan Berkelanjutan.

Page 13: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 7

d. Penguatan manajemen dan peningkatan dukungan pengembangan jabatan

fungsional kesehatan, pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi SDM

Kesehatan serta pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan berkelanjutan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Kinerja Tahunan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2019

disusun dengan sistematika sebagai berikut:

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Landasan Hukum

D. Sistematika Penulisan

BAB II. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2017 DAN 2018

BAB III. RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2019

A. Indikator Kinerja Tahun 2019

B. Rencana Kegiatan Tahun 2019

C. Rencana Kerja Tahun 2019

D. Anggaran Tahun 2019

E. Kesenjangan Rencana Kegiatan Dengan Rencana Kerja Tahun 2019

BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI

BAB V. PENUTUP

Page 14: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 8

BAB II

HASIL EVALUASI KINERJA

TAHUN 2017 DAN 2018

A. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2017

Pengukuran kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2017

bertumpu pada target indikator kinerja kegiatan yang telah dituangkan dalam Perjanjian

Kinerja (PK) tahun 2017. Hasil capaian kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

tahun 2017 seperti tercantum dalam tabel 2.1, sebagai berikut:

Tabel 2.1. Pengukuran Kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2017

No

Indikator Kinerja Kegiatan

(IKK)

Target

Realisasi

Capaian

Kinerja

(%)

1

2

3

Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan

175.000

Orang

3.635 Orang

2.882

Orang

384.901 Orang

3.601

Orang

2.893 Orang

219,94

99,06

100,38

Indikator kinerja berupa jumlah tenaga kesehatan teregistrasi pada tahun 2017

tercapai sebanyak 384.901 orang dari 175.000 orang yang ditargetkan (219,94%). Jika

dibandingkan dengan capaian indikator pada tahun 2016 sebesar 191,00% (target:

115.000 orang, realisasi: 219.564 orang), capaian indikator kedua ini juga mengalami

kenaikan dari 191,00% menjadi 219,94%, tapi capaian kinerja masih lebih dari 100%.

Capaian indikator kinerja kegiatan jumlah tenaga kesehatan teregistrasi melebihi

100%, hal ini disebabkan karena pengajuan STR selain secara manual juga dilaksanakan

secara online (baik registrasi online, re-registrasi online dan one day service registrasi online).

One day service registrasi online merupakan terobosan MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan

Page 15: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 9

Indonesia) dalam rangka mendekatkan pelayanan STR kepada MTKP (Majelis Tenaga

Kesehatan Provinsi) dan organisasi profesi yang telah siap melakukan One day service

STR. Penerbitan STR melalui One day service atau on site di selenggarakan di 9 Provinsi,

yaitu; Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Banten, Jawa Tengah, D I Yogyakarta,

Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara. Selain itu adanya tambahan 4 jenis tenaga

kesehatan (Epidemiolog Kesehatan, Tenaga Promotor dan Pendidik Kesehatan, Tenaga

Kesehatan Tradisional Komplementer dan Audiologis) ikut berkontribusi dalam

peningkatan jumlah STR yang diterbitkan.

Selanjutnya indikator kinerja berupa jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan

pendidikan berkelanjutan pada tahun 2017 tercapai sebanyak 3.601 orang (99,06%) dari

3.635 orang yang ditargetkan. Capaian kinerja sebanyak 3.601 orang tersebut terdiri dari

peserta lama sebanyak 2.171 orang dan peserta baru berdasarkan SK penetapan oleh

Menteri Kesehatan tahun 2017 sebanyak 1.430 orang. Bila dibandingkan dengan capaian

kinerja pada tahun 2016 sebesar 50,14%, capaian kinerja tahun 2017 jauh lebih baik dan

hampir mencapai 100%.

Selanjutnya tidak tercapainya 100% indikator kinerja jumlah SDM Kesehatan

penerima bantuan pendidikan berkelanjutan pada tahun 2017 ini dipengaruhi oleh

penyelesaian masa studi lebih cepat dari kurikulum yang telah ditentukan oleh institusi

pendidikan terutama peserta tugas belajar strata dua (S-2). Selain itu ada beberapa jenjang

strata satu (S-1) yang seharusnya diprediksi selama empat semester tetapi penetapan

kurikulum dari institusi pendidikan hanya tiga semester, seperti di UNDIP untuk

peminatan Gizi, sehingga mengakibatkan terjadinya efisiensi anggaran. Selanjutnya

anggaran yang tidak terserap dari capaian indikator ini juga karena banyaknya peserta

yang tidak mengajukan biaya kedatangan dari tempat asal dan kepulangan dari institusi

pendidikan.

Untuk indikator jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan

tercapai sebanyak 2.893 orang (100,38%) dari 2.882 orang yang ditargetkan. Capaian

kinerja sebanyak 2.893 orang tersebut terdiri dari peserta lama sebanyak 2.472 orang dan

peserta baru berdasarkan SK penetapan oleh Menteri Kesehatan tahun 2017 sebanyak 421

orang. Bila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 49,50%,

capaian kinerja tahun 2017 jauh lebih baik dan melebihi 100%. Walaupun capaian

Page 16: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 10

indikator kinerja ketiga ini lebih dari 100%, tetapi serapan anggaran sebesar 91,79% dari

pagu sebesar Rp. 145.343.490.000,-. Serapan anggaran indikator ini tidak optimal atau

kurang dari 100% disebabkan kaena tidak terbayarnya biaya penunjang pendidikan

seperti; biaya penelitian/riset, biaya seminar, kursus dan biaya ujian nasional karena

dalam pengajuan usulan biaya penunjang pendidikan peserta penerima bantuan

pendidikan profesi kesehatan (peserta PPDS/PDGS) tidak melengkapi persyaratan

administrasi yang sudah ditentukan sehingga tidak dapat dibayarkan dan penyerapan

anggaran menjadi tidak optimal. Sedangkan capaian indikator kinerja lebih dari 100%

disebabkan adanya beberapa peserta PPDS/PDGS yang cuti akademik di tahun 2016 dan

kembali aktif melanjutkan pendidikan di tahun 2017.

B. HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2018

1. Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi.

Capaian indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi selain dokter dan

dokter gigi pada tahun 2018 termasuk kategori berhasil, bahkan realisasinya jauh

melampaui target (190,16%), sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 Capaian Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi

Tahun 2015 - 2018

Indikator

Target

(Orang)

2018

Realisasi

(Orang)

2018

Capaian

Kinerja

2018

(%)

Capaian Kinerja (%)

2015 2016 2017

Jumlah Tenaga

Kesehatan

Teregistrasi

150.000

285.242

190,16

246,89

191.00

219,94

Tabel 2.2 diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja indikator jumlah tenaga

kesehatan teregistrasi selama empat tahun pelaksanaan Renstra 2015-2019 sudah

melampaui dari target yang ditetapkan (capaian kinerja diatas 100%).

Pada tahun 2018 ini target output tenaga kesehatan teregistrasi mengalami

perubahan/penyesuaian. Berdasarkan hasil pembahasan Rencana Anggaran

Kementerian/Lembaga (RAK/L) satuan kerja antara Pusat Peningkatan Mutu SDM

Page 17: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 11

Kesehatan dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan disepakati

perubahan target output tenaga kesehatan teregistrasi yang semula sebanyak 150.000

orang menjadi 175.000 orang. Penambahan target ini dilakukan mengingat hasil capaian

kinerja output kegiatan ini pada tahun sebelumnya dan indeks penganggaran tahun 2017.

Capaian kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi tahun 2018 terealisasi

sebanyak 285.242 orang atau 190,16% dari target sebanyak 150.000 orang (berdasarkan

target Renstra) dan sebesar 163,00% berdasarkan target RKP/Renja K/L seperti dijelaskan

pada matriks sandingan tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3 Capaian Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi

Tahun 2018

Indikator Kinerja

Kegiatan

Renstra RKP Renja K/L

Target 2018

Realisasi 2018

% Target 2018

Realisasi 2018

% Target 2018

Realisasi 2018

%

Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi (Orang)

150.000 285.242 190,16 175.000 285.242 163,00 175.000 285.242 163,00

Indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi dihitung berdasarkan

jumlah STR yang diterbitkan/dikirim ke Provinsi. Penerbitan STR menurut Provinsi

tahun 2018 sebagaimana diperlihatkan pada grafik 2.1 berikut ini:

Page 18: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 12

Grafik 2.1 Penerbitan STR Menurut Provinsi Tahun 2018

Pada grafik 2.1 diatas, diketahui bahwa penerbitan/pengiriman STR tahun 2018

yang paling banyak adalah Provinsi Jawa Timur sebanyak 40.107 STR, diikuti Provinsi

Jawa Barat sebanyak 29.339 STR dan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 24.815 STR.

Sedangkan Provinsi yang paling sedikit menerbitkan STR adalah Provinsi Kalimantan

Utara dengan 612 STR.

Sampai dengan akhir tahun 2018 tenaga kesehatan yang sudah teregisterasi

meliputi 27 jenis profesi yaitu: Perawat, Bidan, Fisioterapi, Perawat Gigi, Refraksionis

Optisien, Terapis Wicara, Radiografer, Okupasi Terapis, Ahli Gizi, Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan, Teknisi Gigi, Sanitarian, Elektromedis, Analis Kesehatan, Perawat

Anestesi, Akupuntur Terapis, Fisikawan Medis, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi Darah,

10.068

15.389

10.776

3.532

7.074

2.003

2.206

8.640

3.331

6.144

6.448

20.489

29.339

24.815

6.806

40.107

3.188

6.529

12.973

5.131

7.503

5.672

1.794

3.192

1.872

3.407

2.170

16.158

3.837

2.252

4.125

1.314

6.346

612

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000

Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Jambi

Riau

Kep. Riau

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Bengkulu

Lampung

Banten

DKI Jakarta

Jawa Barat

Jawa Tengah

DIY

Jawa Timur

Bali

NTB

NTT

Kalimantan Barat

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Tengah

Sulawesi Utara

Gorontalo

Sulawesi Tengah

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Maluku Utara

Maluku

Papua Barat

Papua

Kalimantan Utara

Page 19: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 13

Kesehatan Masyarakat, Tenaga Promotor dan Pendidik Kesehatan, Psikologi Klinis,

Tenaga Kesehatan Tradisional Komplementer, Teknik Kardiovaskuler, Epidemiologis,

Audiologis dan Pembimbing Kesehatan Kerja. Dari 27 profesi tenaga kesehatan tersebut,

profesi perawat paling banyak memiliki STR dan yang paling sedikit memiliki STR adalah

profesi Epidemiolog Kesehatan. Untuk profesi Audiologis pada tahun 2018 ini belum ada

STR profesi Audiologis yang diterbitkan oleh MTKI. Untuk lebih jelasnya profesi

kesehatan yang telah teregistrasi diperlihatkan pada grafik 2.2 di bawah ini:

Grafik 2.2 Penerbitan STR Per Profesi Kesehatan Tahun 2018

Page 20: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 14

Capaian indikator kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi tahun 2018 sudah

melebihi dari 100% baik berdasarkan target Renstra, RKP maupun Renja K/L, hal ini

disebabkan karena pengajuan STR selain secara manual juga dilaksanakan secara online.

Selain itu adanya tambahan 5 jenis tenaga kesehatan (Epidemiologi Kesehatan,

Tenaga Promotor dan Pendidik Kesehatan, Tenaga Kesehatan Tradisional Komplementer,

Audiologis dan Pembimbing Kesehatan kerja) ikut menyumbang peningkatan jumlah STR

yang diterbitkan. Capaian kinerja indikator jumlah tenaga kesehatan teregistrasi tahun

2018 ini tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan capaian kinerja selama tiga tahun

terakhir, yakni rata-rata lebih besar dari 100%. Capaian kinerja indikator jumlah tenaga

kesehatan teregistrasi tahun 2015- 2018 sebagaimana ditampilkan pada grafik 2.3 dibawah

ini:

Grafik 2.3 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi

Tahun 2015- 2018

Capaian indikator tenaga kesehatan teregistrasi sampai dengan akhir periode

Renstra Tahun 2015-2019, bila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja dari awal

periode Renstra 2015-2019 sampai dengan pelaksanaan tahun keempat tahun 2018, maka

capaian kinerja indikator tenaga kesehatan teregistrasi sudah tercapai, bahkan melebihi

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

2015 2016 2017 2018

100.000 115.000

175.000 175.000

246.895

219.654

384.901

285.242

Target

Realisasi

Page 21: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 15

dari 100%. Pada tahun 2019 indikator kinerja tenaga kesehatan teregistrasi sudah lepas

dari satuan kerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dan akan menjadi indikator

kinerja pada satuan kerja baru, yakni Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI). Oleh

karena itu KTKI perlu menyesuaikan besaran target indikator ini mengingat target yang

telah ditetapkan dibawah angka capaian. Selanjutnya untuk realisasi anggaran yang

digunakan untuk pencapaian kinerja jumlah tenaga kesehatan teregistrasi sesuai dengan

dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan tahun 2018 (kode 051: output Penerbitan STR Tenaga Kesehatan dan kode 060:

output Operasional Konsil Tenaga Kesehatan) sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.4

dibawah ini:

Tabel 2.4 Realisasi Anggaran

Indikator Kinerja Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi Tahun 2018

Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

(Orang)

Realisasi

(Orang)

Alokasi

Anggaran (Rp)

Realisasi Anggaran

(Rp)

%

Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan Profesi Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan

Teregistrasi

175.000 Orang

285.242 Orang (163%)

6.117.694.000

5.476.413.718

89,52

Tabel 2.4 diatas menunjukkan bahwa anggaran untuk indikator kinerja ini tidak

terserap maksimal. Dari alokasi anggaran sebesar Rp. 33.005.447.000,- terserap 86,10%

atau anggaran terserap sebesar Rp. 28.416.588.673,-, tetapi capaian kinerja indikator ini

sudah melebihi 100% (capaian kinerja sebesar 163,00%). Hal ini disebabkan antara lain

karena beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan penerbitan STR dan operasional

Konsil Tenaga Kesehatan seperti; pengelolaan STR, monitoring dan evaluasi registrasi

tenaga kesehatan dan operasional MTKP di 34 Provinsi tidak terserap secara optimal.

Anggaran kegiatan pengelolaan STR tidak terserap maksimal karena beberapa komponen

kegiatan seperti; kegiatan koordinasi dengan lintas sektor terkait registrasi (belanja

perjalanan biasa), uang narasumber dan moderator (belanja jasa profesi) dan belanja

perjalanan dinas paket meeting dalam kota (rapat-rapat di luar jam kerja) tidak terserap

optimal. Selain itu adanya sisa anggaran dari pengadaan barang/jasa kegiatan Program

Page 22: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 16

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) dan honor anggota KTKI tidak bisa

dibayarkan karena belum terbentuknya KTKI serta adanya paket kegiatan penyusunan

regulasi/persiapan KTKI yang tidak dapat dilaksanakan ikut berkontribusi tidak

optimalnya serapan anggaran dari output kegiatan ini.

2. Capaian kinerja jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan.

Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan berasal dari

peserta lama (aktif) dan peserta baru. Peserta lama adalah peserta penerima bantuan

pendidikan berkelanjutan yang belum menyelesaikan pendidikan dan masih

mendapatkan bantuan pendidikan dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan peserta baru

adalah peserta penerima bantuan pendidikan tugas belajar SDM Kesehatan tahun 2018

yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan.

Capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil pelaksanaan empat tahun periode

Renstra Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5 Capaian Kinerja Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan

Empat Tahun Periode Renstra 2015-2019

Indikator

Target

2018

(Orang)

Realisasi

2018

(Orang)

Capaian

Kinerja

2018

(%)

Capaian Kinerja (%)

2015

2016

2017

Jumlah SDM

kesehatan

penerima bantuan

pendidikan

berkelanjutan

2.929

3.974

135,68

104,89

74,42

99,06

Target output indikator kinerja jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan

pendidikan berkelanjutan ini, berdasarkan hasil pembahasan Rencana Anggaran

Kementerian/Lembaga (RAK/L) satuan kerja antara Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan juga mengalami

perubahan target dari 2.929 orang menjadi 3.989 orang dikarenakan meningkatnya jumlah

peserta baru tubel SDM Kesehatan pada tahun 2017.

Page 23: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 17

Pada tabel 2.5 diatas terlihat bahwa capaian kinerja indikator kinerja jumlah SDM

Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan sampai dengan tahun 2018 ini

sebesar 135,68% atau sebanyak 3.974 orang dari target 2.929 orang. Capaian kinerja

sebanyak 3.974 orang tersebut berasal dari peserta lama sebanyak 2.563 orang dan peserta

baru sebanyak 1.411 orang. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2017, capaian tahun

2018 ini lebih lebih baik karena capaian indikator kinerja berdasarkan Renstra sudah

melebihi 100% .

Capaian kinerja jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan

berkelanjutan tahun 2018 berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan terealisasi

sebanyak 3.974 orang atau 135,68% dari target sebanyak 2.929 orang. Dan berdasarkan

RKP dan Renja K/L capaian kinerja indikator ini sebesar 99,62% dari target sebanyak 3.989

orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini.

Tabel 2.6 Capaian Indikator Kinerja Jumlah SDM Kesehatan

Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan Tahun 2018

Indikator Kinerja

Kegiatan

Renstra RKP Renja K/L

Target 2018

Reali-sasi 2018

% Target

2018

Reali-sasi 2018

% Target

2018

Reali-sasi 2018

%

Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendididkan Berkelanjutan (Orang)

2.929 3.974 135,68 3.989 3.974 99,62 3.989 3.974 99,62

Peserta tubel baru tahun 2018 terdiri dari peserta tubel reguler dan peserta tubel

pasca Nusantara Sehat. Jumlah peserta baru tugas belajar SDM Kesehatan yang melamar

tahun 2018 berdasarkan aplikasi tubel online (tubel.bppsdmk.kemkes.go.id) tercatat sebanyak

3.307 orang, dan setelah melalui seleksi administrasi pusat dan seleksi akademik, tercatat

jumlah kelulusan akademik sebanyak 1.407 orang. Dan melalui seleksi akhir di Pusat

Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, ditetapkan sebanyak 1.381 orang yang diusulkan

menerima bantuan pendidikan tugas belajar. Sementara itu untuk peserta tubel baru yang

Page 24: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 18

berasal dari pasca Nusantara Sehat berjumlah 32 orang (2 orang peserta memilih

peminatan pendidikan dokter spesialis dan dimasukkan ke Program Pendidikan Dokter

Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PDGS), sehingga total peserta tubel

baru tahun 2018 telah diusulkan berjumlah 1.411 orang.

Capaian indikator kinerja jumlah SDM kesehatan penerima bantuan pendidikan

berkelanjutan tahun 2018 ini terbilang cukup baik. Bila dijumlahkan peserta tubel lama

dan peserta tubel baru, maka total peserta tubel SDM Kesehatan menjadi 3.974 orang.

Capaian kinerja indikator ini berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan sudah melebihi

100% atau sebesar 135,68% dari target sebanyak 2.929 orang. Dan berdasarkan RKP dan

Renja K/L capaian kinerja indikator ini sebesar 99,62% dari target sebanyak 3.989 orang.

Selanjutnya tidak tercapainya 100% indikator kinerja jumlah SDM Kesehatan penerima

bantuan pendidikan berkelanjutan pada tahun 2018 ini dipengaruhi oleh; (1) Beberapa

institusi pendidikan menetapkan persyaratan tertentu bagi calon peserta tubel yang akan

mengikuti seleksi akademik seperti; bagi lulusan profesi yang ingin melanjutkan

pendidikan harus kuliah di Perguruan Tinggi yang sama, (2) Mengundurkan diri sebagai

peserta tubel setelah dinyatakan lulus akademik karena alasan kesehatan, diterima

menjadi petugas Kesehatan Haji, bencana alam di lombok dan palu, (3) Peserta yang sudah

lulus seleksi akademik tidak bisa diterbitkan SK Tugas Belajar, karena pindah peminatan

atau pindah universitas dan, (4) Beberapa calon peserta tubel yang telah lulus akademik

tidak dapat diterbitkan SKnya, karena mengikuti program double degree program Australia

Award Schoolarship.

Data capaian indikator kinerja jumlah SDM kesehatan penerima bantuan

pendidikan berkelanjutan (tugas belajar) ini diperoleh dengan menghitung jumlah SDM

Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan (diploma/strata/profesi) tahun

2018 (peserta lama/lanjutan/aktif). Jumlah peserta tugas belajar lama/aktif dihitung

berdasarkan SPP yang dibayarkan. Distribusi peserta tugas belajar SDM Kesehatan

(pendidikan diploma dan strata) yang diberikan bantuan biaya pendidikan berkelanjutan,

sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.7 di bawah ini:

Page 25: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 19

Tabel 2.7 Jumlah SDM Kesehatan penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan

Tahun 2018

D4/S1 S2 S3 JML D3 D4/S1 S2 S3 JML D4/S1 S2 S3 JML D4/S1 S2 S3 JML

1 Universitas Indonesia 27 20 10 57 16 224 14 254 13 165 10 188 16 158 18 192 691

2 Universitas Diponegoro 6 2 8 32 44 2 78 52 50 4 106 60 44 3 107 299

3 Institut Pertanian Bogor 4 4 4 6 3 13 8 3 3 14 9 4 1 14 45

4 Universitas Negeri Jakara 2 2 1 1 3

5 Universitas Jambi 2 2 1 1 3

6 Universitas Mulawarman 2 2 2

7 Universitas Syiah Kuala 5 5 1 1 1 1 2 9 7 16 24

8 Universitas Negeri Semarang 1 1 1

9 Universitas Lampung 3 3 16 16 4 4 23

10 Universitas Nasional 26 26 15 15 41

11 Institut Sains dan Teknologi

Nasional

11 11 1 1 12

12 Universitas Pancasila 28 28 38 38 66

13 Unversitas Negeri Riau 2 2 4 7 1 8 13 3 16 28

14 Universitas Pendidikan

Indonesia

2 2 2 2 4

15 Institut Teknologi Bandung 3 3 3

16 Universitas Padjadjaran 10 10 15 46 61 2 43 45 1 43 1 45 161

17 Universitas Gajah Mada 8 8 121 11 132 83 3 86 82 7 89 315

18 Universitas Nusa Cendana 7 7 16 1 17 8 8 32

19 Universitas Sam Ratulangi 3 8 11 5 5 2 2 4 20

20 Poltekkes Manado 1 1 4 4 7 7 12

21 Universitas Andalas 22 22 29 28 57 48 38 1 87 36 30 1 67 233

22 Universitas Negeri Padang 3 3 1 1 4

23 Univeritas Sriwijaya 5 12 17 7 13 20 7 20 27 64

24 Univrsitas Jenderal

Soedirman

1 1 6 5 11 47 1 48 31 1 32 92

25 Universitas Sebelas Maret 2 2 15 2 17 - 15 15 30 2 32 66

26 Universitas Lambung

Mangkurat

1 1 5 4 - 9 22 6 28 20 8 28 66

27 Universitas Udayana 6 5 5 16 2 6 3 11 2 4 6 33

28 STIA LAN Jakarta 1 1 1 1 1 1 3

29 Poltekkes Surakarta 43 43 43

30 Poltekes Banjarmasin 5 5 5

31 Poltekkes Kendari 4 4 4

32 Universitas Brawijaya 2 2 20 3 23 73 10 1 84 51 25 1 77 186

33 Poltekkes Malang 1 1 2 2 3

34 Universitas Malang 1 1 1 1 2 2 4

35 UIN Kalijaga 1 1 1

36 Universitas Negeri Yogyakarta 1 1 1 1 2

37 STIA LAN Makassar 1 1 8 8 5 5 14

38 Universitas Negeri Jember 1 1 1 1 6 6 8

39 Universitas Hasanuddin 7 1 8 30 63 5 98 61 83 144 40 99 6 145 395

40 Poltekkes Yogyakarta 40 40 25 25 65

41 Poltekkes Jakarta II 7 7 10 10 17

42 Poltekkes Jakarta III 5 5 5

43 Poltekkes Makassar 15 15 25 25 40

44 Poltekkes Palu 1 1 1 1 2

45 Poltekkes Tasikmalaya 2 2 12 12 14

46 Poltekkes Semarang 19 19 47 43 90 67 34 101 210

47 Poltekkes Palangkaraya 1 1 1

48 Universitas Sumatera Utara 1 1 43 2 45 17 53 2 72 2 37 4 43 161

49 Universitas Medan 2 2 2

50 Universitas Cendrawasih 3 3 7 2 9 10 1 11 23

51 Universitas Airlangga 1 7 8 43 36 6 85 62 62 8 132 55 48 5 108 333

52 Universitas Negeri Tanjung

Pura

5 5 5

53 Institut Teknologi Surabaya 3 1 4 1 3 4 2 2 10

54 Poltekkes Bengkulu 1 1 1

55 Poltekkes Surabaya 30 30 40 40 70

56 Poltekkes Bandung 3 3 3

57 Universitas Muhamadiyah

Yogyakarta

1 1 1

80 21 41 142 2 208 718 59 987 683 715 36 1.434 666 688 57 1.411 3.974 TOTAL

NO UNIVERSITASANGKATAN 2015 ANGKATAN 2016 ANGKATAN 2017 ANGKATAN 2018

TOTAL

Page 26: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 20

Dari tabel 2.7 diatas, terlihat bahwa peserta penerima bantuan pendidikan tugas

belajar tahun 2018 (Diploma III, Diploma IV/Strata Satu, Strata Dua dan Strata Tiga)

sebanyak 3.974 orang tersebar di 57 institusi pendidikan, dengan peserta penerima

bantuan pendidikan tugas belajar terbanyak di Universitas Indonesia. Peserta penerima

bantuan pendidikan SDM Kesehatan terdiri dari jenjang Diploma III sebanyak 2 orang,

Diploma IV/Strata Satu sebanyak 1.637 orang, Strata Dua sebanyak 2.142 orang dan Strata

Tiga sebanyak 193 orang.

Selanjutnya untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja

jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan sesuai dengan

dokumen DIPA Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun anggaran 2018,

ditampilkan pada tabel 2.8 dibawah ini:

Tabel 2.8 Realisasi Anggaran

Indikator Kinerja Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan Tahun 2018

Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

(Orang)

Realisasi

(Orang)

Alokasi Anggaran

Rp)

Realisasi

(Rp)

%

SDM Kesehatan yang

bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan

Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan Berkelanjutan

3.989

Orang

3.974

Orang (99,62%)

141.052.730.000,-

138.997.956.492,-

98,54

Tabel 2.8 diatas terlihat bahwa untuk mencapai target kinerja jumlah SDM

Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan, Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan pada tahun 2018 mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 141.052.730.000.-.

Capaian kinerja indikator ini sebesar 99,62% dari target indikator kinerja sebanyak 3.989

orang.

Capaian kinerja anggaran indikator ini tidak mencapai 100% disebabkan oleh

karena anggaran yang telah direncanakan untuk 3.989 orang peserta tubel SDM Kesehatan

hanya terserap untuk 3.974 peserta tubel SDM Kesehatan. Sebanyak 15 calon peserta tubel

SDM Kesehatan yang gagal menjadi peserta tubel SDM Kesehatan dikarenakan hal-hal

senagai berikut: mengundurkan diri sebagai peserta tubel setelah dinyatakan lulus

Page 27: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 21

akademik karena alasan kesehatan, menjadi petugas haji, bencana alam dan calon peserta

tubel yang telah lulus akademik tidak dapat di SK-kan sebagai peserta tubel SDM

Kesehatan, karena mengikuti program double degree program Australia Award

Schoolarship.

3. Capaian kinerja jumlah peserta penerima bantuan pendidikan kesehatan.

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan berasal dari

peserta lama (aktif) dan peserta baru. Peserta lama adalah peserta penerima bantuan

program pendidikan dokter spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (PPDS/PDGS)

yang belum menyelesaikan pendidikan dan masih mendapatkan bantuan pendidikan dari

Kementerian Kesehatan. Sedangkan peserta baru adalah peserta penerima bantuan

PPDS/PDGS tahun 2018 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan.

Capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan sejak awal

periode Renstra 2015-2019 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut:

Tabel 2.9 Capaian Kinerja Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan

Profesi Kesehatan Empat Tahun Periode Renstra 2015-2019

Indikator

Target

(Orang)

Realisasi

(Orang)

Capaian

Kinerja

2018

(%)

Capaian Kinerja (%)

2015

2016

2017

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan

2.987

2.572

86,11

95,17

72,65

100,38

Pada tabel 2.9 terlihat bahwa capaian kinerja indikator kinerja jumlah peserta

penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan tahun 2018 sebesar 86,11% atau sebanyak

2.572 orang dari target 2.987 orang. Capaian kinerja sebanyak 2.572 orang tersebut, berasal

dari peserta lama X-XIX) sebanyak 2.127 orang dan 445 peserta PPDS/PDGS berasal dari

Angkatan XX tahun 2018 sebanyak 195 orang, Angkatan XXI tahun 2018 sebanyak 248 dan

2 orang lagi berasal dari tubel pasca Nusantara Sehat.

Page 28: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 22

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan tahun 2018 ini

tersebar di 18 Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi, sebagaimana tabel 2.10 di

bawah ini:

Tabel 2.10 Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan

Tahun 2018

Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan terdiri dari

peserta PPDS/PDGS Angkatan X-XXI. Berdasarkan aplikasi ppds online tercatat pelamar

Angkatan XX yang mendaftar online sebanyak 751 orang dan pelamar Angkatan XXI yang

mendaftar online sebanyak 766 orang. Setelah melalui seleksi administrasi pusat dan

seleksi akademik, jumlah peserta penerima bantuan PPDS/PDGS Angkatan XX

ditetapkan sebanyak 195 orang melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/289/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Penerima Bantuan Program

Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Angkatan Kedua Puluh Tahun 2018.

ANGKATAN X-XIX ANGKATAN XX JUMLAH ANGKATAN X-XIX ANGKATAN XX ANGKATAN XXI JUMLAH

1 FK/FKG UGM 232 232 196 13 16 225 261

2 FK/FKG UNAIR 344 344 299 32 35 366 411

3 FK UNSYIAH 47 47 46 8 1 55 56

4 FK USU 164 164 135 16 27 178 207

5 FK UNSRI 75 75 61 6 3 70 84

6 FK UNUD 124 124 103 7 15 125 146

7 FK/FKG UI 164 164 157 11 29 197 204

8 FK UNS 120 120 106 16 18 140 154

9 FK UNDIP 159 159 123 19 19 161 197

10 FK/FKG UNPAD 244 244 173 11 17 201 272

11 FK UNHAS 240 240 227 27 43 297 310

12 FK UNBRAW 99 99 84 14 12 110 125

13 FK UNSRAT 34 34 28 5 2 35 41

14 FK UNAND 81 81 67 10 13 90 104

JUMLAH 2.127 - 2.127 1.805 195 250 2.250 2.572

NO. FAKULTAS

SEMESTER I SEMESTER II

TOTAL

Page 29: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 23

Selanjutnya peserta penerima bantuan PPDS/PDGS Angkatan XXI ditetapkan sebanyak

248 orang melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan yang ditetapkan dalam tiga tahap,

yaitu; Nomor HK.01.07/V/002103/2018 tanggal 13 September 2018 tentang Penerima

Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dan Pendidikan

Dokter Subspesialis Angkatan Ketiga Tahap Pertama Tahun 2018, kemudian Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/V/002156/2018 tanggal 20 September

2018 tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/ Dokter Gigi

Spesialis Angkatan Kedua Puluh Satu Tahap Kedua Tahun 2018, dan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/V/002253/2018 tanggal 28 September 2018 tentang

Penerima Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/ Dokter Gigi Spesialis Angkatan

Kedua Puluh Satu Tahap Ketga Tahun 2018. Selanjutnya tambahan 2 orang peserta

PPDS/PDGS berasal dari peserta tubel pasca Nusantara Sehat sebagai penghargaan bagi

tenaga kesehatanyang telah menyelesaikan penugasan khusus tenaga kesehatan melalui

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/I/002335/2018 tanggal 11 Oktober

2018 tentang Penerima Beasiswa Tenaga Kesehatan Pasca Nusantara Sehat Angkatan

Tahun 2018.

Distribusi peserta PPDS/PDGS Angkatan XX dan peserta PPDS/PDGS Angkatan

XXI sebagaimana disajikan pada grafik 2.4 dan 2.5 dibawah ini.

Grafik 2.4 Peserta PPDS/PDGS Angkatan XX Tahun 2018

0

5

10

15

20

25

30

35

5

3

5

1

3 32

4

7

1415

1

32

6 6

4

21

9

1 1

78

2

11

34

67

4

10

35

Page 30: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 24

Grafik 2.5 Peserta PPDS/PDGS Angkatan XXI

Tahun 2018

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi

spesialis Angkatan XX dan Angkatan XXI sebagimana ditampilkan pada grafik 3.5 dan

3.6, terbanyak berasal dari Pusat (Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan dan

Kepolisian Republik Indonesia). Selanjutnya diikuti peserta yang berasal dari Provinsi

Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Sedangkan Provinsi

lainnya paling sedikit peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi

spesialis sebanyak 1 sampai 2 orang.

Capaian kinerja indikator jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi

kesehatan baik berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan maupun berdasarkan RKP

dan Renja K/L pada tahun 2018 sebesar 86,11% dari target sebanyak 2.987 orang. Capaian

indikator jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan tidak mencapai

100% atau alokasi anggaran indikator ini tidak terserap secara optimal. Ada beberapa

faktor yang mengakibatkan tidak optimalnya capaian indikator indikator jumlah peserta

penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan, yaitu: (1) Program bantuan pendidikan

dokter spesialis/dokter gigi spesialis merupakan program prioritas nasional dimana

output tidak bisa berubah karena sudah ditetapkan dalam rencana strategis 5 tahunan, (2)

Rendahnya tingkat kelulusan seleksi akademik calon peserta penerima bantuan

pendidikan profesi kesehatan. Hasil seleksi calon peserta PPDS/PDGS Angkatan XX dari

0

5

10

15

20

25

AC

EH

BA

BE

L

BA

LI

BA

NT

EN

BE

NG

KU

LU DIY

GO

RO

NT

ALO

JAB

AR

JAM

BI

JAT

EN

G

JAT

IM

KA

LBA

R

KA

LSE

L

KA

LTA

RA

KA

LTE

NG

KA

LTIM

KE

MH

AN

KE

PR

I

LAM

PU

NG

MA

LUK

U

NT

B

NT

T

PA

PB

AR

PA

PU

A

PO

LRI

PU

SA

T

RIA

U

SU

LBA

R

SU

LSE

L

SU

LTE

NG

SU

LTR

A

SU

LUT

SU

MB

AR

SU

MS

EL

SU

MU

T

10

4

10

5

23

6

910

9

15

45

2

67

12

5

8

3

9

43

5 5

21

5

3

15

67

3

10

4

15

Page 31: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 25

751 pelamar hanya 195 pelamar yang lulus akademik (25,96%). Kemudian hasil seleksi

calon peserta PPDS/PDGS Angkatan XXI dari 766 pelamar hanya 248 pelamar yang lulus

akademik (32,37%). Dan apabila ditelaah lebih lanjut dari 195 peserta PPDS/PDGS

Angkatan XX ternyata hanya 83 orang yang lulus akademik (43%), selebihnya adalah

peserta yang berasal dari residen (telah menjadi mahasiswa semester 1-4) sebanyak 112

orang (57%). Demikian pula hasil seleksi calon peserta PPDS/PDGS Angkatan XXI dari

248 peserta PPDS/PDGS ternyata hanya 147 orang yang lulus akademik (59%), selebihnya

adalah peserta yang berasal dari residen sebanyak 101 orang (41%).

Untuk realisasi anggaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja jumlah

peserta penerima bantuan profesi kesehatan tahun 2018 diperlihatkan pada tabel 2.11

dibawah ini:

Tabel 2.11 Realisasi Anggaran

Indikator Kinerja Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan Tahun 2018

Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

(Orang)

Realisasi

(Orang)

Alokasi

Anggaran (Rp)

Realisasi Anggaran

(Rp)

%

SDM Kesehatan

yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan

Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan

2.987

Orang

2.572

Orang (86,11%)

145.747.072.000,-

123.270.391.884,-

84,58

Tabel 2.11 diatas menunjukkan bahwa serapan anggaran indikator kinerja

jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sebesar 84,58% dan

capaian indikator kinerja sebesar 86,11%. Serapan anggaran indikator kinerja ini tidak

optimal disebabkan karena rendahnya tingkat kelulusan seleksi akademik calon peserta

penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sehingga anggaran yang sudah tersedia

tidak dapat diserap. Selain itu biaya bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis/

Pendidikan Dokter Gigi Spesialis seperti; SPP, biaya hidup, ujian jenjang dan biaya

penunjang pendidikan (ujian nasional, seminar dan penelitian) menjadi tidak terserap

optimal.

Page 32: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 26

4. Indikator Pendukung Kinerja Kegiatan.

4.1. Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Kesehatan

4.1.1. Manajemen dan Integrasi Data

Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional telah melaksanakan kegiatan

manajemen dan integrasi data pejabat fungsional kesehatan. Kegiatan ini merupakan

kegiatan lanjutan tahun 2017 dimana telah ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara

Menteri Kesehatan dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Perjanjian

Kerjasama antara Deputi Sistem Informasi Kepegawaian dengan Kepala Badan PPSDM

Kesehatan tentang Pertukaran dan Pemanfaatan Data Pegawai Aparatur Sipil Negara

dalam rangka Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Pangkalan data pejabat fungsional kesehatan di Indonesia telah mulai dibangun

pada tahun anggaran 2016 dengan menggunakan sumber data dari Sistem Aplikasi

Pelayanan Kepegawaian (SAPK) milik BKN. Data yang diperoleh adalah seluruh pejabat

fungsional yang dibina oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan jenis, jenjang, wilayah

dan instansi menggunakan sistem dumping (periode). Adapun pemanfaatan pangkalan

jabatan fungsional kesehatan diantaranya:

- Pemetaan persebaran pejabat fungsional kesehatan

- Aplikasi e-PAK dan e-Jabfung

- Aplikasi e-Ukom

- Perencanaan pengembangan jabatan fungsional kesehatan

Kegiatan manajemen dan integrasi data pejabat fungsional kesehatan, yaitu:

a. Evaluasi dan Pengembangan Pangkalan Data.

Stakeholder pejabat fungsional kesehatan adalah unit pembina, instansi pengguna,

dan pejabat fungsional kesehatan itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan variabel

data di pangkalan data jabatan fungsional kesehatan bagi para stakeholder tersebut,

perlu dilakukan kegiatan pertemuan rapat dalam kantor di luar jam kerja dengan

mengundang Pusat Data dan Infromasi, Instansi Pembina, Instansi Pengguna dan

Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai penyedia data. Output dari kegiatan

tersebut adalah kesepakatan kebutuhan data yang akan disediakan dalam pangkalan

data jabatan fungsional (sistem informasi Jabatan fungsional) serta mekanisme dan

Page 33: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 27

periode updating data dari Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) milik

BKN.

b. Harmonisasi dan integrasi data Jabatan fungsional dengan stakeholder di unit

pusat dan UPT vertikal.

Kegiatan tersebut dilaksanakan berupa perjalanan dinas dalam kota dan pemaparan

kondisi data pejabat fungsional yang bekerja di unit pusat dan Unit Pelaksana Teknis

(UPT) vertikal. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai “pemicu” penyebaran informasi

pejabat fungsional dan program pengembangannya. Selain itu kegiatan tersebut

juga digunakan sebagai “aktivitas” koordinasi dengan Direktorat Pengolahan Data

dan Informasi Kepegawaian-BKN dalam hal pemenuhan kebutuhan data,

penyeragaman kode, perumusan pemutakhiran data serta pengelolaan pangkalan

data.

c. Harmonisasi dan integrasi data jabatan fungsional dengan stakeholder UPT di

Daerah (Kabupaten/Kota Wilayah Jawa Barat/Banten).

Sistem Administrasi Pelayanan Kepegawaian-BKN dapat dimanfaatkan oleh

seluruh pengelola kepegawaian PNS yang ada id daerah maupun pusat. Namun

sering terjadi adanya kesenjangan jumlah pegawai yang tercatat dalam aplikasi

dengan kondisi yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan kurang aktifnya pemegang

akun aplikasi SAPK dalam melakukan pemutakhiran data.

Pada tahun 2018 dilaksanakan uji kompetensi bagi pejabat fungsional Perawat,

Perawat Gigi, Perekam Medis, Teknisi Elektromedis, Radiografer dan Pembimbing

Kesehatan Kerja yang akan naik jenjang. Untuk mendukung kegiatan uji komptensi

tersebut, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menggunakan aplikasi E-Ukom

yang berguna dalam hal perencanaan penyelenggaran uji kompetensi, pendaftaran

calon peserta uji komptensi, pembuatan proposal dan pemberian nomor sertifikat

bagi peserta yang lulus uji kompetensi. Agar penyelenggaraan uji kompetensi

berjalan dengan optimal maka perlu dilakukan pemeliharaan aplikasi E-Ukom.

Kegiatan harmonisasi dan integrasi data jabatan fungsional ini dimanfaatkan selain

sebagai harmonisasi data di pangkalan data jabatan fungsional dengan data di

daerah juga menjadi kegiatan sosialiasasi pelaksanaan uji kompetensi.

Page 34: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 28

c. Sistem Informasi Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan Republik

Indonesia Berbasis Web.

Sistem informasi yang dikembangkan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, SI

BANG JANGKRI (sibangjangkri.kemkes.go.id) bermanfaat untuk memudahkan para

Stakeholder Instansi Pembina dan Instansi Pengguna Jabatan Fungsional Kesehatan

untuk mendapatkan informasi yang adekuat, terjangkau, cepat, efektif dan efisien

yang berkaitan dengan Jabatan Fungsional Kesehatan Republik Indonesia dengan

mengakses 8 menu utama yaitu, Menu Database JFK, Menu Regulasi, Menu Formasi,

Menu Pengangkatan, Menu Penilaian Angka Kredit, Menu Standar Kompetensi,

Menu Uji Kompetensi, Menu Monitoring dan Evaluasi.

4.1.2. Pengelolaan E-Jabfung Kesehatan dan E-PAK

Berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) pada pasal ke 7 ayat 3 disebutkan Badan Publik harus membangun

dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi

Publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. Saat ini berdasarkan

PMK nomor 73 tahun 2013 terdapat 99 jenis jabatan fungsional yang ada dilingkungan

Kementerian Kesehatan untuk jabatan fungsional kesehatan yang telah ditetapkan oleh

Kemenpan RB sebanyak 30 jenis jabatan fungsional. Dengan kondisi yang ada saat ini

muncul berbagai permasalahan terkait dengan data dan informasi tentang jabatan

fungsional pada instansi pembina dan instansi pengguna dan ini merupakan persoalan

yang harus diselesaikan dengan seefektif dan seefisien mungkin.

Solusi dari permasalahan diatas pada tahun 2018 Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan membangun aplikasi Jabatan Fungsional Elektronik (E-Jabfung) untuk 5 jenis

jabatan fungsional antara lain Psikolog Klinis, Pembimbing Kesehatan Kerja, Entomolog

Kesehatan, Teknisi Transfusi Darah, dan Perawat Gigi. Kegiatan penyusunan rancangan

e-jabfung kesehatan dan e-PAK untuk 5 jabatan fungsional tersebut dilaksanakan dalam

bentuk swakelola dengan menggunakan beberapa metoda yaitu:

(1) Pengadaan Paket Aplikasi E-Jabfung dan E-PAK

(2) Perjalanan dinas biasa dalam rangka uji coba aplikasi E-Jabfung dan E-

PAK

Page 35: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 29

(3) Perjalanan dinas biasa dalam rangka Sosialisasi Rancangan E-Jabfung dan E-

PAK

4.1.3. Penyusunan/Revisi Regulasi Terkait Jabatan Fungsional Kesehatan:

a. Penyusunan/Revisi Regulasi Jabatan Fungsional

b. Revisi Pedoman Penilaian Jabatan Fungsional Kesehatan

c. Penyusunan Standar Kompetensi Teknis Jabfungkes

d. Penyusunan Standar Kualitas Hasil Kerja Jabatan Fungsional Kesehatan

Rincian sub kegiatan dari kegiatan penyusunan/revisi regulasi terkait jabatan

fungsional kesehatan antara lain:

a. Penyusunan/Revisi Regulasi Terkait Pengembangan Jabatan Fungsional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2013 tentang

Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa

terdapat 99 jenis, namun penetapan Jabatan Fungsional Kesehatan yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Kemenpan-RB) terdiri dari 30 jenis, yaitu: Dokter Pendidik Klinis, Dokter,

Dokter Gigi, Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Radiografer, Pranata Labkes, Perekam

Medis, Fisioterapis, Teknisi Elektromedik, Ortotis Prostetis, Okupasi Terapis, Terapis

Wicara, Refraksionis Optisien, Teknisi Gigi, Teknisi Transfusi Darah, Fisikawan Medik,

Psikolog Klinis, Sanitarian, Epidemolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Nutrisionis,

Apoteker, Asisten Apoteker, Administrator Kesehatan, Penyuluh Kesmas, Pembimbing

Kesehatan Kerja, Penata Anestesi dan Asisten Penata Anastesi.

Kondisi yang dirasakan saat ini regulasi yang mengatur tentang penetapan

angka kredit Jabatan Fungsional Kesehatan baik itu yang ditetapkan melalui

Permenpan dan Permenkes dirasakan sudah tidak relevan lagi, dalam arti tahun terbit

beberapa regulasi Jabatan Fungsional Kesehatan sudah terlalu lama dan belum

menyesuaikan dengan Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara. Sehingga dirasakan perlu dilaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi terhadap

berbagai regulasi tersebut dengan melakukan revisi kebijakan terkait jabatan

fungsional kesehatan.

Page 36: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 30

Kegiatan Revisi Kebijakan Terkait Pengembangan Jabfung 22 (dua puluh dua)

Jabfung) terdiri dari kegiatan:

(1) Pertemuan Rapat Koordinasi

Kegiatan revisi kebijakan terkait pengembangan jabatan fungsional diawali

dengan pertemuan koordinasi melalui rapat di dalam dan/atau di luar kantor

dalam rangka menginventarisir dan mengidentifikasi regulasi dan kebijakan

terkait pengembangan jabatan fungsional kesehatan untuk 22 (dua puluh dua)

jabatan fungsional dengan lintas program di lingkungan Kementerian Kesehatan.

(2) Penyusunan Naskah Akademik dan Matriks Butir Kegiatan

Untuk selanjutnya dilaksanakan pertemuan dalam bentuk fullday dalam rangka

penyusunan Naskah Akademik dan Butir Butir Kegiatan jabatan fungsional (11

jabatan fungsional) antara lain; Adminkes, Fisioterapis, Dokter Gigi, Ortotis

Prostetis, Teknisi Transfusi Darah, Teknis Gigi, Psikolog Klinis, Perekam Medis,

Teknisi Elektromedis, Radiografer dan Pembimbing Kesja dengan para

pemangku kepentingan terkait diantaranya; Unit Pembina Jabatan fungsiona di

lingkungan Kemenkes, Organisasi Profesi, Fasyankes (user jabfung), Biro Hukor

Kemenkes, pihak Kementerian/Lembaga seperti; Kemenpan-RB dan BKN. Dalam

koordinasi ini juga mengundang para narasumber dan praktisi/konsultan yang

membidangi pengembangan jabatan fungsional.

(3) Sounding Naskah Akademik dan Matriks Butir Kegiatan

Tahap selanjutnya dilakukan pertemuan dalam rangka sounding naskah

akademik dan butir-butir kegiatan untuk 11 jabatan fungsional yang telah disusun

untuk mendapat masukan dan penyempurnaan draft. Pertemuan ini melibatkan

para pemangku kepentingan terkait diantaranya; Unit Pembina Jabatan

fungsional di lingkungan Kemenkes RI, Organisasi Profesi, Fasyankes (user

jabfung), Biro Hukor Kemenkes, Pusat Pusat di Lingkungan Badan PPSDM

Kesehatan, Unit Eselon II terkait dan UPT Badan PPSDM Kesehatan, pihak

Kementerian/Lembaga seperti; Kemenpan-RB dan BKN.

(4) Ekspose Naskah Akademik dan Matriks Butir Kegiatan

Pada tahun 2018 dilaksanakan ekspose naskah akademik dan butir butir kegiatan

untuk 9 (sembilan) jabatan fungsional kesehatan yang tahapan sebelumnya sudah

Page 37: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 31

difasilitasi pada tahun 2017 antara lain; bidan, perawat, perawat gigi, dokter,

epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, nutrisionis, apoteker, dan asisten

apoteker, dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait, diantaranya;

Unit Pembina Jabfung di lingkungan Kemenkes RI, Organisasi Profesi, Fasyankes

(user jabfung), Biro Hukor Kemenkes RI, Unit Eselon II terkait dan UPT Badan

PPSDM Kesehatan, pihak Kementerian/Lembaga seperti; Kemenpan-RB dan

BKN.

(5) Penyusunan Rancangan Permenpan Jabatan Fungsional Kesehatan

Pusat Peningkatan Mutu melaksanakan fasilitasi penyusunan rancangan

Permenpan RB terhadap draft naskah akademik dan butir butir kegiatan untuk 9

(sembilan) jabfung yang telah melaksanakan ekspose naksah akademik dan

matriks butir di tahun 2018 dan 2 (dua) jabatan fungsional, yaitu; sanitarian dan

penyuluh kesehatan masyarakat yang sudah melaksanakan ekspose di tahun

2017. Pertemuan ini melibatkan para pemangku kepentingan terkait diantaranya;

Unit Pembina Jabatan fungsional di lingkungan Kemenkes, Organisasi Profesi,

Fasyankes (user jabfung), Biro Hukor Kemenkes, Unit Eselon II terkait dan UPT

Badan PPSDM Kesehatan serta pihak Kementerian/Lembaga seperti;

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

(6) Fasilitasi Pertimbangan Teknis BKN

Untuk selanjutnya dilakukan fasilitasi pertimbangan teknis BKN terhadap draft

naskah akademik dan butir butir kegiatan untuk 11 (sebelas) jabatan fungsional

yang telah disusun. Pertemuan ini melibatkan para pemangku kepentingan

terkait diantaranya: Unit Pembina Jabfung dilingkungan Kemenkes, Organisasi

Profesi, Fasyankes (user jabfung), Biro Hukor Kemenkes, Unit Eselon II terkait dan

UPT Badan PPSDM Kesehatan serta pihak Kementerian/Lembaga seperti;

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan

Badan Kepegawaian Negara.

(7) Penyelenggaraan Uji Beban Kerja Jabatan Fungsional

Tahapan selanjutnya dalam revisi Permenpan-RB Jabatan Fungsional adalah uji

beban kerja. Tujuan uji beban kerja antara lain; untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan beban kerja di lapangan, mengecek apakah butir-butir kegiatan yang

Page 38: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 32

sudah dirumuskan sudah lengkap atau masih ada kekurangan dan mengetahui

waktu yang dibutuhkan pada tiap pelaksanaan butir kegiatan. Penyelenggaraan

uji beban kerja jabatan fungsional (3 Jabfung) yaitu; dokter, apoteker dan

nutrisionis wilayah barat sebanyak 90 pejabat fungsional dokter, apoteker dan

nutrisionis, dan wilayah timur sebanyak 90 pejabat.

(8) Pengolahan Data Hasil Uji Beban Kerja

Tahapan setelah pelaksanaan uji beban kerja adalah pengolahan data hasil uji

beban kerja untuk mendapatkan jumlah jam kerja dalam satu tahun dan angka

kredit. Pertemuan tabulasi data hasil uji beban kerja jabatan fungsional (3 Jabfung)

sebanyak 50 orang terdiri dari unit pembina jabatan fungsional kesehatan, tim

penyusun naskah akademik dan matriks butir kegiatan, organisasi profesi dan

Badan PPSDM Kesehatan. Selanjutnya adalah pertemuan validasi hasil uji beban

kerja jabatan fungsional (3 Jabfung) sebanyak 50 orang terdiri dari unit pembina

jabatan fungsional kesehatan, tim penyusun naskah akademik dan matriks butir

kegiatan, organisasi profesi dan Badan PPSDM Kesehatan.

Output yang dihasilkan pada kegiatan revisi regulasi terkait pengembangan

jabatan fungsional adalah:

(1) Tersusunnya draf naskah akademik 11 jabatan fungsional kesehatan yaitu

Adminkes, Fisioterapis, Dokter Gigi, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi

Darah, Teknis Gigi, Psikolog Klinis, Perekam Medis, Teknisi Elektromedis,

Radiografer dan Pembimbing Kesehatan Kerja.

(2) Tersusunnya draf matriks butir kegiatan 11 jabatan fungsional kesehatan

yaitu Adminkes, Fisioterapis, Dokter Gigi, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi

Darah, Teknis Gigi, Psikolog Klinis, Perekam Medis, Teknisi Elektromedis,

Radiografer dan Pembimbing Kesja.

(3) Tersusunnya draf Permenpan 11 Jabatan Fungsional Kesehatan yaitu bidan,

perawat, perawat gigi, dokter, epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,

nutrisionis, apoteker, dan asisten apoteker, sanitarian dan penyuluh

kesehatan masyarakat.

(4) Terlaksananya uji beban kerja 3 (tiga) jabatan fungsional kesehatan yaitu

dokter, nutrisionis dan apoteker.

Page 39: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 33

(5) Terlaksananya tabulasi hasil uji beban kerja jabatan fungsional kesehatan 11

jabatan fungsional kesehatan yaitu bidan, perawat, perawat gigi, dokter,

epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, nutrisionis, apoteker, dan

asisten apoteker, sanitarian dan penyuluh kesehatan masyarakat.

(6) Tersusunnya draf Petunjuk Teknis Asisten Penata Anestesi dan Penata

Anestesi.

(7) Tersusunnya draft Pedoman Tata Cara Pengusulan Revisi Permenpan Jabatan

Fungsional Kesehatan.

(8) Tersusunnya draft Grand Design Pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan

(9) Tersusunnya draft Revisi PMK 60 tahun 2016 tentang Pembinaan Jabatan

Fungsional Kesehatan

(10) Tersusunnya draft Rancangan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Pejabat

Fungsional Kesehatan

(11) Tersusunnya draft Revisi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2017

tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Ke Dalam Jabatan Fungsional

Kesehatan Melalui Penyesuaian/Inpassing.

(12) Tersusunnya draft Naskah Akademik Dokter Gigi Spesialis dan Dokter

Spesialis.

b. Revisi Pedoman Penilaian Jabatan Fungsional Kesehatan

Kondisi saat ini masih terdapat kelemahan pengaturan khususnya dalam

pengembangan dan pembinaan/pengawasan jabatan fungsional, antara lain; belum

adanya regulasi yang mengatur tentang standardisasi dan akreditasi tim penilai angka

kredit jabatan fungsional kesehatan, belum ada regulasi yang mengatur pengembangan

perencanaan pola karir jabatan fungsional kesehatan, belum adanya pedoman

pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan jabatan fungsional kesehatan dan

permasalah-permasalah lainnya yang berkaitan dengan implementasi dari unit

pembina, tim penilai dan unit pengguna serta para pejabat fungsional kesehatan.

Menyadari masih banyaknya permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan

penentuan prioritas penanggulangan masalah. Salah satu prioritasnya adalah revisi

atas pedoman penilaian jabatan fungsional kesehatan. Sehingga dengan adanya

pedoman tersebut, maka diharapkan proses penilaian angka kredit jabatan fungsional

Page 40: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 34

kesehatan dapat berjalan sebagaimana seharusnya, para tim penilai angka kredit

jabatan fungsional kesehatan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya selama proses

penilaian dengan baik serta para pejabat fungsional dapat memperoleh penetapan

angka kredit tepat waktu sehingga proses kenaikan jenjang dan atau kenaikan pangkat

dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih baik.

Bentuk pertemuan kegiatan revisi pedoman penilaian jabatan fungsional

kesehatan adalah rapat dalam kantor di luar jam kerja dan full day meeting. Dari setiap

pertemuan diharapkan hadir sejumlah 50 orang peserta yang terdiri dari undangan dan

panitia pelaksana. Tahapan kegiatan revisi pedoman penilaian jabatan fungsional

kesehatan yang akan diselenggarakan yaitu;

(1) Penyusunan draft pedoman: dilakukan dalam bentuk pertemuan full day

meeting. Peserta pertemuan berasal dari para pemangku kepentingan yang

terdiri dari unit pelaksana teknis dan satuan kerja yang ada di lingkungan

Kemenkes RI, Kementerian/Lembaga di luar Kemenkes sebagi instansi

pengguna jabatan fungsional kesehatan, Pemerintah Daerah provinsi,

kabupaten dan kota yang ada di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi.

(2) Pembahasan draft pedoman: dilakukan dalam bentuk pertemuan full day

meeting. Peserta pertemuan berasal dari para pemangku kepentingan yang

terdiri dari unit pelaksana teknis dan satuan kerja yang ada di lingkungan

Kemenkes RI, Kementerian/Lembaga di luar Kemenkes sebagi instansi

pengguna jabatan fungsional kesehatan, Pemerintah Daerah provinsi,

kabupaten dan kota yang ada di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi.

(3) Rapat dalam kantor di luar jam kerja: dialokasikan 4 kali pertemuan, untuk

penyempurnaan draft pedoman mennindaklanjuti hasil pertemuan dari setiap

tahapan kegiatan.

Output yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah draft Revisi Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 153 Tahun 2007 tentang Penilaian Angka Kredit Jabatan

Fungsional Kesehatan.

c. Penyusunan Standar Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional Kesehatan

Upaya percepatan reformasi birokrasi mutlak perlu dilaksanakan dalam

penataan jabatan yang berbasis kompetensi sebagai langkah strategis yang harus

Page 41: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 35

diaktualisasikan oleh seluruh jajaran Pemerintahan. Setiap jabatan fungsional

kesehatan harus memiliki 3 (tiga) standar kompetensi jabatan fungsional yang

meliputi; Standar Kompetensi Manajerial, Standar Kompetensi Teknis dan Standar

Kompetensi Sosial Kultural.

Penyusunan standar kompetensi ini dirasakan mendesak dikerjakan karena

masih banyaknya jabatan yang belum berbasis fungsi kerja, fungsi jabatan yang belum

dirumuskan standar kompetensinya, serta belum adanya pengukuran komprehensif

terkait aspek kemampuan kompetensi (BKN, 2013).

Tujuan implementasi kompetensi adalah agar kompetensi pegawai teknis

dan manajerial dapat terukur secara akurat dan diakui oleh organisasi; agar setiap

jabatan fungsional di lingkungan instansi pemerintah memiliki standar kompetensi

dan kualifikasi jabatan yang sesuai tuntutan fungsi jabatan/kerjanya, serta agar setiap

pemangku jabatan fungsional dapat ditempatkan sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki.

Berdasarkan hal tersebut, maka Puskat Mutu SDM Kesehatan memfasilitasi

penyusunan Standar Kompetensi Teknis (SKT) bagi seluruh jenis jabatan fungsional

kesehatan bersama-sama dengan unit pembina jabatan fungsional kesehatan yang ada

di lingkungan Kemenkes. Perangkat Standar Kompetensi Teknis adalah kemampuan

kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap

kerja yang berdasarkan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai

peraturan perundang-undangan.

Melalui perangkat ini, profesionalisme SDM aparatur berbasis kompetensi

diharapkan dapat terukur terutama pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap

diri PNS/ASN yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku kerjanya sesuai

tugas dan atau fungsi jabatannya masing-masing.

Hasil perumusan Jabatan Fungsional Kesehatan berdasarkan Permenpan-RB

periode tahun 2013-2014, yang telah selesai disusun adalah jabatan fungsional

Perawat, Perawat Gigi, Pembimbing Kesehatan Kerja, Perekam Medik, Radiografer

dan Teknisi Elektro. Dalam Permenpan-RB tersebut, pada perumusan untuk

pemangku jabatan fungsional Perawat telah ditetapkan bahwa, kenaikan karir sejak

tahun 2016 dipersyaratkan harus telah dinyatakan lulus uji kompetensi. Oleh sebab itu

Page 42: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 36

sasaran pada ke enam jabatan fungsional tersebut diprioritaskan untuk dilanjutkan

prosesnya dalam perumusan Standar kompetensi teknisnya yang telah difasilitasi

pada tahun 2017. Pada tahun 2018 telah difasilitasi penyusunan standar kompetensi

teknis bagi 5 (lima) jabatan fungsional kesehatan yaitu; teknisi dietisien, dietisien,

nutrisionis, epidemilog kesehatan, dan entomolog kesehatan dengan metode jasa

konsultan dan beberapa metode lainnya yaitu; pemetaan fungsi kerja dan identifikasi

kompetensi, perumusan unit kompetensi teknis, validasi dan pemaketan unit

kompetensi teknis serta pembahasan unit kompetensi.

Dalam proses penyusunan SKT ini Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

melibatkan organisasi profesi, tim penilai jabatan fungsional yang ada di lingkungan

Kemenkes, pengelola jabatan fungsional kesehatan yang ada di Unit Pembina,

narasumber dan fasilitator dari BKN dan Kementerian serta Lembaga lintas sektor dan

program terkait lainnya.

Pada tahun 2018 output yang dihasilkan adalah Standar Kompetensi Teknis

Jabatan Fungsional Kesehatan (proses permohonan persetujuan dari Menkes ke

Menpan) terdiri dari; Jabatan fungsional Perawat, Perawat Gigi, Perekam medis,

Radiografer, Teknisi Elektromedis, Perekam Medis dan Pembimbing Kesehatan Kerja.

Dan Rancangan Standar Kompetensi teknisi dietisien, dietisien, nutrisionis,

epidemilog kesehatan, dan entomolog kesehatan.

d. Penyusunan Standar Kualitas Hasil Kerja Jabatan Fungsional Kesehatan

Dalam rangka melaksanakan kegiatan peningkatan dan penjaminan mutu

SDM Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan semakin di tuntut untuk

menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut

azas akuntabilitas, dimana setiap penyelenggaraan negara harus dapat

mempertanggungjawabkan kinerja atau hasil dari seluruh program dan kegiatannya

kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang di berikan.

Berdasarkan pasal 12 ayat (2) undang-undang no 43 tahun 1999 tentang

Perubahan atas undang-undang nomor 8 tahun 1974, tentang pokok-pokok

kepegawaian, dinyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas

pemerintahan dan pembangunan diperlukan pegawai negeri sipil yang professional,

bertanggungjawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang di laksanakan

Page 43: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 37

berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang di titik beratkan pada sistem

prestasi kerja.

Standart kualitas hasil kerja pejabat fungsional kesehatan adalah

persyaratan mutu suatu kegiatan fungsional kegiatan yang harus dipenuhi oleh

pejabat fungsional kesehatan untuk mendapatkan penilaian kinerja dari pejabat

penilai kinerja dan tim penilai kinerja fungsional kesehatan.

Kualitas hasil kerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang di perlihatkan

dan kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat. Kualitas hasil kerja

jabatan fungsional kesehatan akan dinilai dengan membandingkan hasil yang telah

di capai dengan standard dan kriteria yang telah di tetapkan.

Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil bertujuan untuk menjamin

obyektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan system prestasi kerja dan

sistem karier. Dalam penilaian prestasi kerja, standar penilaian dan pengembangan

digunakan sebagai acuan dalam mengukur capaian hasil-hasil tersebut. Jabatan

fungsional kesehatan memiliki tugas tertentu yang keberadaannya dapat di ukur

sesuai dengan standar-standar yang sudah di tetapkan.

Oleh karena itu disusun pedoman yang mengatur mengenai penilaian

kualitas hasil kerja jabatan fungsional kesehatan. Pada tahun 2018 output yang

dicapai adalah tersusunnya draft Pedoman Kualitas Hasil kerja Pejabat Fungsional

Kesehatan

Penerima manfaat dari kegiatan revisi kebijakan jabatan fungsional

kesehatan adalah seluruh pemangku kepentingan terkait baik itu pusat dan daerah,

Kementerian Lembaga lainnya, instansi pengguna jabatan fungsional kesehatan, unit

pembina jabatan fungsional kesehatan, pejabat fungsional kesehatan serta pihak

lainnya.

4.1.4. Manajemen Pengelolaan Jabatan Fungsional

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS,

Kementerian Kesehatan sebagai instansi pembina jabatan fungsional kesehatan

mempunyai tugas diantaranya adalah melakukan koordinasi dengan instansi pengguna

dalam rangka pembinaan karier pejabat fungsional. Sehubungan dengan hal tersebut

Page 44: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 38

Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan menyelenggarakan rapat koordinasi

pengelolaan jabatan fungsional bidang kesehatan dengan Unit Pembina Jabatan

Fungsional di lingkungan Kemenkes, Organisasi Profesi, Institusi Pengguna Biro Hukor

Kemenkes RI, Biro Kepegawaian, Unit Eselon II terkait dan UPT Badan PPSDM Kesehatan

serta pihak Kementerian/Lembaga seperti; Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara.

Pengelolaan jabatan fungsional kesehatan melibatkan banyak stakeholder baik

tingkat pusat maupun daerah, organisasi profesi kesehatan dan pejabat fungsional

kesehatan. Karena keterbatasan SDM dalam pengelolaan ini maka didukung dnegan

pengadaan tenaga lepas dalam pengelolaan jabatan fungsional kesehatan agar dapat

mencapai hasil yang optimal.

4.1.5. Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

Berdasarkan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara antara lain dinyatakan bahwa pengembangan karier

Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja,

dan kebutuhan Instansi Pemerintah, yang meliputi: a. kompetensi teknis yang diukur dari

tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja

secara teknis; b. kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan

struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan c. kompetensi sosial

kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk

dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

Perlunya uji kompetensi jabatan fungsional, adalah didasarkan pada suatu

kenyataan, bahwa lingkup pekerjaan Jabatan Fungsional tersebut memiliki cakupan

pekerjaan yang cukup luas, membutuhkan penguasaan pengetahuan standar teoritis di

bidangnya, serta memerlukan penguasaan khusus secara substansial menurut tingkat

keahlian pada bidang tertentu. Disamping itu tuntutan perkembangan jenis pekerjaan

atau bidang garapan profesi fungsional dimasa mendatang, akan menuntut ketajaman

pemikiran yang terspesialisasikan menurut bidang kompetensi masing-masing secara

professional.

Page 45: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 39

Kegiatan persiapan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional nasional

dilaksanakan dalam bentuk swakelola dengan menggunakan beberapa metoda yaitu :

a. Penyiapan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Nasional

Penyiapan uji kompetensi jabatan fungsional nasional dilaksanakan melalui

beberapa kegiatan, diantaranya:

(1) Sosialisasi uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan

(2) Koordinasi pelaksanaan uji kompetensi jabatan fungsional lintas program

dan lintas sektor

(3) Penyusunan materi uji kompetensi (uji tulis/uji lisan/wawancara) jabatan

fungsional kesehatan

(4) Penyusunan Pedoman Akreditasi Penyelenggaraan Uji Kompetensi

Jabatan Fungsional Kesehatan

(5) Pendampingan pelaksanaan uji kompetensi jabatan fungsional di

daerah

(6) Pembekalan Tim Penguji Uji Kompetensi Tingkat Pusat dan Daerah

Output yang dihasilkan pada kegiatan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan

fungsional kesehatan antara lain:

(1) Jumlah pejabat fungsional kesehatan yang lulus uji kompetensi kenaikan

jenjang dan sudah diterbitkan nomer sertifikat sebanyak 19.699 orang (data

per 28 desember 2018)

(2) Terselenggaranya uji kompetensi kenaikan jenjang di 33 provinsi

(3) Terlaksananya pembekalan bagi tim penguji kompetensi kenaikan jenjang

jabatan fungsional sebanyak kurang lebih 550 orang

4.1.6 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Jabatan Fungsional

Kesehatan

Berbagai kebijakan berkenaan dengan pengelolaan jabatan fungsional telah

ditetapkan, namun berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dalam bentuk diskusi

kelompok terarah kepada Unit Pembina dan instansi pengelola jabatan fungsional di

tahun 2017, ditemukan beberapa permasalahan dalam pengelolaan jabatan fungsional,

diantaranya; (1) pelatihan bagi pejabat fungsional yang belum sesuai kebutuhan, (2)

pengangkatan pejabat fungsional belum didukung adanya pedoman formasi, (3) belum

Page 46: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 40

optimalnya pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan jabatan fungsional, (4)

belum adanya sistem informasi yang mendukung pemetaan dan pendataan jabatan

fungsional yang terintegrasi dan terkini secara berkesinambungan, (5) belum semua

jabatan fungsional memiliki organisasi profesi.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 Tentang Manajemen PNS

pada pasal 99 mengamanatkan bahwa, salah satu tugas instansi pembina jabatan

fungsional adalah melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan jabatan fungsional di

seluruh instansi pemerintah yang menggunakan jabatan fungsional dan melaporkan hasil

pelaksanaan sesuai dengan perkembangan kepada Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara-RB dengan tembusan BKN.

a. Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan

Di dalam manajemen SDM menyatakan bahwa perencanaan SDM merupakan

dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani SDM dalam

organisasi. Tanpa perencanaan SDM, akan ditemui kesulitan dalam menyusun

program kerja yang realistik. Untuk itu, salah satu komponen yang sifatnya mendesak

untuk ditata saat ini adalah perencanaan pegawai, utamanya perencanaan untuk

formasi jabatan fungsional kesehatan. Penyusunan formasi jabatan fungsional

kesehatan di institusi pengguna menggunakan perhitungan yang terdapat dalam

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2017 tentang Penyusunan Formasi

Jabatan Fungsional Kesehatan.

(1) Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 42 Tahun 2018 sebagai revisi dari Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 26 Tahun 2016 tentang

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Melalui

Penyesuaian/Inpassing, maka Kementerian Kesehatan selaku instansi pembina

jabatan fungsional kesehatan pada tahun 2018 telah melaksanakan proses

Inpassing Jabatan fungsional Kesehatan.

Pelaksanaan inpassing jabatan fungsional kesehatan adalah pengelola jabatan

fungsional dari instansi pengusul dan pejabat pembina kepegawaian yang ada di

lingkungan Kementerian Kesehatan, Badan dan Lembaga lintas program dan

Page 47: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 41

sektor pengguna jabatan fungsional kesehatan yang ada di tingkat Pusat dan

Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota. Pelaksanaan inpassing ini berlaku nasional diperpanjang

sampai dengan April 2021. Oleh karena pelaksanaan inpassing dilaksanakan di

berbagai instansi pengusul dan pejabat pembina kepegawaian maka dalam

pelaksanaan inpassing perlu dilakukan koordinasi dan pemantauan tahapan

pelaksanaan inpassing dalam bentuk:

• Persiapan pelaksanaan uji kompetensi inpassing di lingkungan Unit

Pembina jabatan fungsional kesehatan, UPT dan satuan kerja Kementerian

Kesehatan

• Pemantauan pelaksanaan inpassing di lingkungan UPT dan satuan kerja

Kementerian Kesehatan dan Provinsi

Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

(1) Jumlah pejabat fungsional kesehatan yang diusulkan inpassing nasional

sebanyak 13.753 orang dari 30 Jabatan fungsional kesehatan.

(2) Tersusunnya draft Surat Edaran Inpassing Jabatan Fungsional Penata Anestesi

dan Asisten Penata Anestesi oleh Menteri Kesehatan.

4.2. Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenaga Kesehatan

Dalam rangka penyiapan tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya ke luar

negeri dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perdagangan bebas serta

penyamaan pengakuan/perhargaan (recognition) dengan negara lain melalui pemberian

sertifikasi kompetensi kerja. Untuk mencapai rekognisi sertifikasi tenaga kesehatan yang

terstandar di tingkat internasional dengan tenaga perawat sebagai pilot project,

Kementerian Kesehatan menginisiasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga

Kesehatan (LSP Nakes) berdasarkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

Nomor KEP. 1229/BNSP/XII/2016 tanggal 28 Desember 2016 tentang Lisensi Kepada

Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan. LSP Nakes bertujuan untuk penjaminan

mutu, peningkatan daya saing, dan penyetaraan pengakuan kompetensi tenaga kesehatan

Indonesia yang akan didayagunakan di luar negeri.

Page 48: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 42

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

HK.02.02/MENKES/262/2016 tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan,

Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana LSP

Nakes yang membawahi empat Bidang, yaitu; (1) Bidang Pengembangan Skema

Sertifikasi dan Standar Kompetensi Kerja, (2) Bidang Sertifikasi dan Koordinasi Asesor,

(3) Bidang Kerjasama, dan (4) Bidang Manajemen Mutu.

4.2.1. Bidang Pengembangan Skema Sertifikasi dan Standar Kompetensi Kerja

Saat ini LSP Nakes sudah memiliki 4 skema sertifikasi yang disusun mengacu

kepada peta jabatan keperawatan yang tercantum di dalam standar kompetensi nasional

dan sudah mendapatkan pengesahan dari BNSP, diantaranya yaitu; Skema sertifikasi

kompetensi pelaksana keperawatan rawat inap di rumah sakit. Selain itu LSP Nakes juga

melakukan pengembangan 3 skema sertifikasi internasional sesuai permintaan negara

tujuan, yaitu:

(a) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan ICU (Intensive Care Unit)

di rumah sakit Arab Saudi dan Timur Tengah.

(b) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan hemodialisa di rumah

sakit dan klinik Arab Saudi dan Timur Tengah.

(c) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan home health care di fasilitas

pelayanan Arab Saudi dan Timur Tengah.

Dalam proses penyusunan pengembangan 3 skema sertifikasi tersebut

menggunakan standar kompetensi khusus, yaitu standar yang diadopsi dari negara

tujuan yaitu:

(1) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan ICU di rumah sakit Arab

Saudi dan Timur Tengah (diadopsi dari standar Critical Care Nursing yang

dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Arab Saudi Tahun 2011).

(2) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan hemodialisa di rumah

sakit dan klinik Arab Saudi dan Timur Tengah (diadopsi dari standar Council

of Health Service Supervisory Committee For The National Program Negara Arab

Saudi Tahun 2013).

Page 49: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 43

(3) Skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan home health care di fasilitas

pelayanan Arab Saudi dan Timur Tengah (diadopsi dari Standar Home Health

Care Regualtion Dubai Health Authority Tahun 2012).

Ketiga standar tersebut sudah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja dan

sudah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh BNSP. LSP Nakes juga sudah

melakukan penyederhanaan skema sertifikasi kompetensi pelaksana keperawatan rawat

inap di rumah sakit dari 92 unit kompetensi menjadi 19 unit kompetensi, hal ini dilakukan

karena banyak kesamaan metode pada unit kompetensi yang terdapat pada skema

tersebut, sehingga bisa di kelompokan dan dilakukan penyederhanaan unit

kompetensinya.

4.2.2. Bidang Sertifikasi dan Koordinasi Asesor

Dalam upaya melakukan pengembangan dan mempermudah sertifikasi, saat ini

LSP Nakes menambah Asesor Kompetensi sebanyak 54 orang sesuai 3 (tiga) skema

sertifikasi yang baru, yaitu; ICU, hemodialisa dan home care. Penambahan asesor

kompetensi itu dilaksanakan pada:

(1) Workshop Asesor Kompetensi dan ACA LSP Nakes angkatan IV.

Worskshop asesor angkatan IV dilaksanakan pada tanggal 19 - 22 Maret 2018

di The Belleza Suite Residence Permata Hijau. Peserta pelatihan asesor terdiri

dari 30 orang yang mewakili dari masing-masing Skema Sertifikasi, yaitu

Skema ICU, Skema Hemodialisa dan Skema Home Care.

Workshop asesor kompetensi dibagi menjadi dua kelas pengajaran, yang

masing-masing kelas dibimbing oleh Master Asesor dari BNSP.

Pelaksanaan workshop Asesor Kompetensi dilaksanakan selama 4 hari kerja

dan 1 hari kerja untuk pelaksanaan Ujian ACA (Asesemen Calon Asesor).

Untuk pelaksanaan ACA dibagi menjadi 2 (dua) Tempat Uji Kompetensi,

untuk skema ICU dan Skema Hemodialisa dilakukan proses ACA di TUK

(Tempat Uji Kompetensi) RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, sedangkan

untuk skema sertifikasi Home Care dilakukan ACA di TUK BBPK Jakarta

Cilandak.

(2) Workshop Asesor Kompetensi dan ACA LSP Nakes angkatan V.

Page 50: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 44

Workshop asesor angkatan V dilaksanakan pada tanggal 5-9 November 2018

di Hotel RA Simatupang, Jakarta. Peserta pelatihan asesor angkatan V ini

terdiri dari 24 peserta mewakili dari 3 skema sertifikasi, yaitu: Skema ICU,

Skema Hemodialisa, Skema Home Care.

Pelatihan asesor ini dilaksanakan selama 4 hari kemudian dilanjutkan dengan

Asesmen Calon Asesor (ACA) pada hari kelima. Untuk peserta kali ini

mayoritas berasal dari daerah luar jawa, hal ini dikarenakan untuk

pengembangan proses uji kompetensi di daerah-daerah agar lebih banyak

Perangkat Asesmen yang ada di daerah.

4.2.3. Bidang Kerjasama

Dalam upaya melakukan recognize dengan negara tujuan, LSP Nakes sudah

melakukan upaya kerjasama dengan lembaga review center TOP RANK & ICCA dari

Filipina untuk melaksanakan kegiatan review dan test center selama 2 minggu di Jakarta

untuk mempersiapakan Uji Internasional PROMETRIC. LSP Nakes juga sudah

memfasilitasi untuk uji internasional PROMETRIC ke negara Qatar yang diikuti oleh 40

peserta, 17 orang diantaranya dinyatakan Lulus Uji dan 23 orang dinyatakan Belum Lulus

Ujian.

4.2.4. Bidang Manajemen Mutu

Untuk menjaga mutu kelembagaan, sudah dilakukan audit internal LSP Nakes

oleh auditor Sistem Manajemen Mutu (SMM) terhadap dokumen-dokumen pelaksana

LSP Nakes. Selain itu LSP Nakes juga sudah menyebarkan kuesioner peminatan bekerja

di luar negeri, untuk mengetahui minat lulusan sekolah perawat yang ingin bekerja di

luar negeri.

4.3. Penganugerahan tenaga kesehatan teladan

Penganugerahan atau pemberian penghargaan tenaga kesehatan teladan di

Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2018 ini diselenggarakan bertepatan dengan perayaan

ulang tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke 73. Kegiatan ini bertujuan

sebagai pengakuan atas keteladanan tenaga kesehatan dalam pembangunan kesehatan di

Page 51: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 45

Puskesmas yang dilaksanakan secara obyektif dan transparan. Selain itu kegiatan

penganugerahan ini memiliki tujuan khusus, yaitu:

(a) Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat Provinsi yang

memenuhi persyaratan administrasi dan bobot penilaian.

(b) Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan strata pertama

melalui Puskesmas.

(c) Meningkatnya profesionalisme tenaga kesehatan di dalam memberikan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

(d) Meningkatnya minat tenaga kesehatan untuk bekerja di Puskesmas.

(e) Tumbuhnya kompetisi yang sehat di antara tenaga kesehatan dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan strata pertama di Puskesmas.

Jenis tenaga kesehatan yang mendapatkan penghargaan sebagai tenaga kesehatan

teladan di Puskesmas meliputi 9 jenis tenaga kesehatan, yaitu; dokter, dokter gigi,

perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli

teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian. Penetapan 9 jenis tenaga

kesehatan teladan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga dituangkan di dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemberian

Penghargaan Bagi Tenaga Kesehatan Teladan di Pusat Kesehatan Masyarakat.

Kegiatan penganugerahan tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat

nasional ini telah diselenggarakan selama tujuh hari dari tanggal 15-21 Agustus 2018 di

Hotel Bidakara, Jakarta. Peserta kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kesehatan

Teladan Di Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2018 berjumlah 163 orang yang berasal

dari 34 Provinsi terdiri dari 36 orang laki-laki (22,09%) dan 127 orang perempuan (77,91%).

Setiap Provinsi diwakili oleh maksimal 5 orang tenaga kesehatan teladan terdiri dari;

Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Bidan, Nutrisionis/Gizi, Ahli Teknologi Laboratorium

Medik, Tenaga Kefarmasian, Tenaga Kesehatan Lingkungan dan Tenaga Kesehatan

Masyarakat).

Selama seminggu para teladan mengikuti jadwal acara yang cukup padat, mulai

dari mengikuti acara pertemuan dengan eselon I dan Menteri Kesehatan sampai dengan

acara kenegaraan, seperti; mendengarkan pidato kenegaraan Presiden di gedung

Page 52: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 46

DPR/MPR, Upacara Penaikan dan Penurunan Bendera di Istana Negara. Acara

pertemuan dengan pejabat eselon I diisi dengan mengikuti paparan terkait dengan

program prioritas dan inovatif di masing-masing unit eselon I dan dilanjutkan dengan

diskusi dan tanya jawab. Selanjutnya acara dengan Menteri Kesehatan dilakukan dengan

dialog inter-aktif di hadapan para pejabat eselon I terkait permasalahan dan kendala yang

dihadapi di daerah masing-masing. Para teladan (yang terpilih) juga diberikan

kesempatan ramah tamah dengan Presiden Republik Indonesia.

Gambar 2.1. Para Peserta Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan terpilih, terlihat bergembira ketika berphoto di tangga Gedung Kura Kura, Gedung DPR/MPR, sebelum mengikuti Sidang Tahunan DPR/MPR dan mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2018.

Selain itu panitia juga menyediakan waktu para teladan untuk berkunjung ke

Kementerian Kesehatan dan Badan PPSDM Kesehatan. Kunjungan ke Kementerian

Kesehatan diselenggarakan agar peserta mengetahui lebih jauh unit-unit utama yang ada

di Kementerian Kesehatan dan layanan informasi, seperti; penyebaluasan informasi

layanan, mengunjungi Pojok Info, Halo Kemkes, Layanan 119 (Gawat Darurat), Unit

Layanan Terpadu (ULT) dan Taman Hijau Kementerian Kesehatan. Sedangkan

kunjungan di Badan PPSDM Kesehatan para teladan mengikuti arahan Kepala Badan

PPSDM Kesehatan terkait dengan struktur organisasi dan tupoksi di lingkungan Pusat-

Pusat.

Atas permintaan peserta berdasarkan hasil musyawarah, panitia melalui loby-

loby dengan pihak penyelenggara INASGOC (Indonesia Asean Games 2018 Organizing

Page 53: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 47

Committee) memberikan kesempatan kepada para teladan untuk menyaksikan acara

pembukaan ASEAN GAMES ke XVIII tanggal 18 Agustus 2018 di Stadion Gelora Bung

Karno (GBK) Senayan Jakarta. Dan bagi teladan yang tidak pergi ke Stadoin GBK panitia

memfasilitasi para teladan untuk ke lokasi wisata ke Sea World Taman Impian Jaya Ancol

dan wisata belanja ke Thamrin City. Kegiatan penganugerahan tenaga kesehatan teladan

di Puskesmas tingkat nasional tahun 2018 ini juga menampilkan perform gelar budaya dari

masing-masing daerah yang kelompokan dalam pulau-pulau. Penampilan perform gelar

budaya ini memang sangat menarik karena banyak menampilkan beragam budaya di

tanah air.

Page 54: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 48

BAB III

RENCANA KINERJA TAHUNAN

TAHUN 2019

A. INDIKATOR KINERJA TAHUN 2019

Sesuai Permenkes Nomor 30 Tahun 2018 dan berdasarkan Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga (Renja K/L) tahun 2019, Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan memiliki target kinerja sebanyak dua indikator dengan rencana alokasi

anggaran sebesar Rp. 274.629.718.000,-. Adapun indikator kinerja berdasarkan Rencana

Strategis (Renstra) dan perjanjian kinerja yang akan dicapai pada tahun 2019 dapat dilihat

di tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Indikator kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Berdasarkan Renja K/L Tahun 2019

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET (Orang)

RENCANA ANGGARAN

(Rp)

(1) (2) (3)

Terselenggaranya pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan pendidikan berkelanjutan dan pengembangan jabatan fungsional

1. Jumlah SDM Kesehatan

penerima bantuan

pendidikan berkelanjutan

2.900

Rp.

274.629.718.000,-

2. Jumlah Peserta Penerima

Bantuan Pendidikan

Profesi Kesehatan

2.900

Berdasarkan hasil pembahasan Rencana Anggaran Kementerian/Lembaga (RAK/L)

satuan kerja antara Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dengan Direktorat Jenderal

Anggaran Kementerian Keuangan, target indikator kinerja mengalami perubahan target;

(1) Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan dari target 2.900 orang

menjadi 3.011 orang dan, (2) Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan dari

target 2.900 orang menjadi 2.700 orang. Perubahan besaran target indiator dikarenakan peserta

tubel baru tahun 2018 hasil rekrutmen sudah mencapai 1.411 orang, sehingga peserta tubel baru

tahun 2019 hanya ditargetkan sebanyak 50 orang (tubel strata 1). Sedangkan perubahan target

Page 55: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 49

jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan dikarenakan target peserta baru

program bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis tahun 2019 sebesar 300 orang.

B. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2019

Untuk mencapai sasaran program, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

merencanakan kegiatan pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan

karir dan tata kelola sertifikasi, dan pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan

berkelanjutan dengan output terselenggaranya peningkatan mutu SDM Kesehatan

seperti dijelaskan pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2019

No PROGRAM KEGIATAN/KEGIATAN TARGET

WAKTU PELAKSANAAN

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Bantuan Pendidikan SDM Kesehatan (Tugas Belajar Untuk Diploma dan Strata)

3.011 Orang

2. Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PPDGS)

2.700 Orang

3. Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PPDGS) Provinsi Papua dan Papua Barat

20 Orang

4. Jabatan Fungsional Yang Terstandardisasi 7 Jabatan Fungsional

5. Kebijakan Teknis Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi

4 Rancangan Kebijakan

6. Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan

7. Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan

8. Layanan Perkantoran 1 Layanan

C. RENCANA KERJA TAHUN 2019

Berdasarkan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) Program

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Tahun Anggaran 2019, sasaran

program yang akan dicapai adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Sasaran ini harus didukung oleh pencapaian

indikator kinerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.

Page 56: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 50

Rencana kerja berdasarkan output Tahun 2019 yang mendukung tercapainya

indikator kinerja kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, yaitu:

1. Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan dengan

target sebanyak 3.011 orang.

Pendidikan berkelanjutan tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya dalam

meningkatkan mutu tenaga kesehatan. Tujuan dari pendidikan berkelanjutan

tenaga kesehatan adalah meningkatnya mutu dan profesionalisme tenaga

kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan pelayanan kesehatan.

Program tugas belajar Kementerian Kesehatan diselenggarakan dalam rangka

menyediakan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan

oleh pembangunan dan pelayanan kesehatan.

Definisi operasional dari indikator ini adalah:

Jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan

kemampuannya melalui tugas belajar diploma, strata dan profesi (peserta lama

dan baru).

Indikator ini menghitung jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan

berkelanjutan (diploma/strata/profesi) peserta lama dan baru selama tahun 2019.

2. Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan dengan target

sebanyak 2.700 orang.

Bantuan pendidikan profesi kesehatan dalam hal ini bantuan pendidikan dokter

spesialis/dokter gigi spesialis diselenggarakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan spesialistik di tanah air.

Definisi operasional dari indikator ini adalah:

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/pendidikan dokter

gigi spesialis serta yang disetarakan (peserta lama dan baru).

Indikator ini menghitung jumlah peserta penerima bantuan pendidikan dokter

spesialis/pendidikan dokter gigi spesialis (peserta lama dan baru) selama tahun

2019.

Target indikator kinerja kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun

2019 sebagaimana dijelaskan diatas, tertuang pada tabel 3.3 dibawah ini:

Page 57: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 51

Tabel 3.3 Target Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2019

No

Indikator Kinerja

Kegiatan

Definisi

Operasional

Cara

Perhitungan

Target

(Orang)

1 Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan

Jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui tugas belajar Diploma, Strata dan Profesi (peserta lama dan baru)

Menghitung jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan (Diploma/Strata/ Profesi) per tahun (peserta lama dan baru)

3.011

2

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan program dokter spesialis/program dokter gigi spesialis (PDS/PDGS) serta yang disetarakan (peserta lama dan baru)

Menghitung jumlah peserta penerima bantuan pendidikan PDS/PDGS per tahun (peserta lama dan baru)

2.700

D. ANGGARAN TAHUN 2019

Pagu yang tercantum pada alokasi anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan tahun 2019 sebesar Rp. 274.629.718.000,- tercantum dalam dokumen anggaran,

yaitu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan Tahun 2019 Nomor: SP DIPA-024.12.1.648500/2019 tanggal 5 Desember 2018.

Anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2019 bila dipilah berdasarkan

output kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Page 58: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 52

Tabel 3.4 Distribusi Anggaran Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2018 Menurut Output Kegiatan Tahun 2019

No

Output

Target Output

Alokasi Anggaran

(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Bantuan Pendidikan (Tugas Belajar untuk Diploma dan Strata) Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PDGS) Bantuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PDGS) Provinsi Papua dan Papua Barat Jabatan Fungsional yang Terstandardisasi Kebijakan Teknis Pengembangan Karir dan Tata Kelola Sertifikasi Layanan Sarana dan Prasarana Internal Layanan Dukungan Manajemen Satker Layanan Perkantoran

3.011 Orang

2.700 Orang

20 Orang

7 Jabfung

4 Rancangan Kebijakan

1 Layanan

1 Layanan

1 Layanan

113.704.581.000,-

139.502.960.000,-

4.323.120.000,-

5.142.473.000,-

6.899.780.000,-

133.700.000,-

3.125.472.000,-

1.797.632.000,-

Total Pagu Anggaran

274.629.718.000,-

E. KESENJANGAN RENCANA KEGIATAN DENGAN RENCANA KERJA TAHUN 2019

Rencana kegiatan adalah dokumen yang berisi rencana program pengembangan

jabatan fungsional kesehatan, pengembangan karir dan tata kelola sertifikasi, dan

pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan berkelanjutan satu tahun ke depan yang

disusun berdasarkan rencana kerja untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara

kenyataan dengan yang diharapkan menuju terpenuhinya peningkatan mutu SDM

Kesehatan.

Page 59: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 53

Rencana kerja adalah suatu dokumen yang memuat rencana program

pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan karir dan tata kelola

sertifikasi, dan pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan berkelanjutan tiga tahun ke

depan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki menuju terselenggaranya

pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan karir dan tata kelola

sertifikasi, dan pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan berkelanjutan.

Rencana kegiatan yang telah disusun pada tahun 2019 pada dasarnya tidak

terdapat kesenjangan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Program pengembangan

kualifikasi SDM Kesehatan berkelanjutan diukur dengan capaian indikator kinerja kegiatan

“Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan berkelanjutan” sebanyak 3.011

orang dan jumlah penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan sebanyak 2.700 orang.

Target yang ditetapkan berdasarkan rencana kegiatan dalam RKA-K/L sama dengan

besarnya target pada rencana kerja Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.

Page 60: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 54

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi (monev) dilaksanakan untuk memantau pencapaian

target kegiatan yang ditetapkan, memberikan informasi yang akurat dalam deteksi dini

pencapaian kinerja, mempertajam pengambilan keputusan, tindak lanjut penyelesaian

kendala yang dihadapi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan

serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan monev akan dilakukan secara internal oleh Pusat Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan maupun pihak eksternal oleh lembaga pemeriksa/pengawas pemerintah,

sebagai upaya untuk pengawasan pelaksanaan kegiatan serta mendapatkan solusi terbaik

untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan yang akan datang.

A. MONITORING

Monitoring kegiatan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dilakukan melalui:

(1) Kegiatan penyusunan RKT yang menjelaskan secara rinci meliputi; input,

proses/aktivitas yang dilakukan, dan output yang ingin dicapai. RKT harus

jelas menunjukkan jadwal kegiatan dan penanggungjawab dalam

penyediaan input, proses dan output. RKT harus digunakan sebagai dasar

dalam mengawasi kemajuan kegiatan.

(2) Rapat/pertemuan untuk menyampaikan masalah-masalah yang terkait

dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Berdasarkan isu dan masalah yang

dikemukakan, maka pertemuan dapat dilakukan secara berjenjang dari

lingkup bidang sampai pada tingkat satuan kerja dalam periode tertentu.

Hal-hal teknis mungkin ditangani pada tingkat pelaksana kegiatan,

sedangkan isu-isu kebijakan yang memiliki implikasi penting dapat

didiskusikan pada tingkat yang lebih tinggi.

(3) Pelaporan secara berkala yang dilaksanakan setiap triwulan dengan

menggunakan formulir yang telah ditetapkan dan disampaikan oleh pihak

pelaksana/penanggung jawab kegiatan secara berjenjang. Setiap satker

pelaksana diwajibkan menyampaikan laporan monitoring secara berkala

Page 61: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 55

setiap triwulan terhadap capaian indikator kinerja yang telah ditetapkan

dalam dokumen RKT.

(4) Laporan akhir pelaksanaan kegiatan sebagai pertanggungjawaban

pelaksanaan kegiatan yang memuat keberhasilan maupun kegagalan, serta

saran/rekomendasi untuk tindakan lanjut pelaksanaan kegiatan.

B. EVALUASI

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan minimal satu kali dalam

satu tahun. Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain; persiapan awal

evaluasi yang diawali dengan menyusun hal-hal penting yang harus dilakukan

sebelum evaluasi dilaksanakan, yang meliputi serangkaian langkah-langkah

logis mulai dari masalah pokok dan maksud yang mendorong dilakukannya

evaluasi sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat digali dengan cara

yang secara analitik dapat diterima melalui langkah-langkah:

(1) Identifikasi tujuan evaluasi, antara lain; memperbaiki sistem pengelolaan

kegiatan; menjamin adanya kebertanggunggugatan; dan membantu dalam

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian sumber-sumber

penganggaran.

(2) Menentukan lingkup evaluasi: identifikasi masalah dan upaya yang telah

dilakukan.

(3) Menyusun agenda analisis: menyusun kerangka logis (logical structure) yang

dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan

dalam evaluasi. Kerangka ini juga merupakan suatu cara untuk

menjabarkan pertanyaan-pertanyaan umum ke dalam pertanyaan-

pertanyaan yang lebih rinci, cermat dan tepat.

(4) Menentukan tingkat pencapaian baku/normal (benchmarking): membuat

penilaian tentang derajat kinerja kegiatan (baik/buruk) dan seharusnya

secara ideal memungkinkan kita melakukan perbandingan dengan

perangkat kebijakan lain yang terkait atau yang bidangnya sama.

Page 62: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 56

(5) Mengumpulkan informasi yang tersedia: untuk hampir semua kegiatan,

sistem pemantauan seharusnya menjadi sumber pertama bagi informasi

yang ada dan dibutuhkan.

(6) Menyusun rencana kerja dan memilih evaluator dengan persyaratan/

kriteria tertentu.

Page 63: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 2019 | 57

BAB V

PENUTUP

Program pengembangan jabatan fungsional kesehatan, pengembangan karir dan tata

kelola sertifikasi, dan pengembangan kualifikasi SDM Kesehatan berkelanjutan merupakan

pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dalam

rangka meningkatkan mutu SDM Kesehatan. Sumber daya yang memadai baik SDM

maupun sarana prasarana serta partisipasi seluruh komponen di lingkungan Pusat

Peningkatan Mutu SDM Kesehatan sangat dibutuhkan untuk mencapai target output

yang telah ditetapkan. Dukungan lain yang dibutuhkan adalah komitmen dan koordinasi

dari seluruh jajaran struktural, fungsional, adminitrasi maupun pendukung lainnya. Juga

tidak kalah penting yaitu perencanaan yang baik serta penganggaran yang memadai turut

menentukan keberhasilan suatu satker untuk mencapai kinerja yang akuntabel.

RKT Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan tahun 2019 diharapkan dapat

digunakan sebagai acuan dalam pencapaian kegiatan yang telah ditetapkan khususnya

pada tahun anggaran 2019. Dengan disusunnya RKT ini diharapkan target kegiatan yang

telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pelaksanaan monev yang

dilakukan secara berkala, diharapkan dapat memecahkan masalah yang mungkin timbul

selama pelaksanaan kegiatan, serta untuk perbaikan sistem perencanaan di waktu

mendatang.

Page 64: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

LAMPIRAN

Page 65: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

2015 2016 2017 2018 2019

1 1 Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000

2 Jumlah SDM Kesehatan penerima

bantuan pendidikan berkelanjutan

2.167 4.288 3.635 2.929 2.900

a Peserta Lama 1.467 2.088 2.535 1.429 1.800

b Peserta Baru 700 2.200 1.100 1.500 1.100

3 Jumlah peserta penerima bantuan

pendidikan profesi kesehatan

4.387 4.446 2.882 2.987 2.900

a Peserta Lama 4.087 3.646 2.582 2.687 2.600

b Peserta Baru 300 800 300 300 300

Terselenggaranya Peningkatan Mutu

Mutu SDM Kesehatan

INDIKATOR

MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

TARGET (Orang)

Lampiran-1

PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019

NO SASARAN

Page 66: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Semula Menjadi Semula Menjadi Semula Menjadi

1 Jumlah tenaga

kesehatan

teregistrasi

1 Tenaga Kesehatan selain

Dokter, Dokter Gigi dan

Tenaga Farmasi yang Memiliki

STR

100.000 115.000 175.000 175.000 150.000 150.000 150.000 150.000

2 Jumlah SDM

Kesehatan

penerima bantuan

pendidikan

berkelanjutan

(orang)

2 Jumlah SDM kesehatan yang

bekerja di bidang kesehatan

yang ditingkatkan

kemampuannya melalui tugas

belajar Diploma, Strata dan

Profesi (peserta lama dan baru)

2.167 4.288 3.635 3.635 4.000 2.929 4.030 2.900

a. Peserta Lama 1.467 2.088 2.535 2.535 2.500 1.429 2.930 1.800

b. Peserta Baru 700 2.200 1.100 1.100 1.500 1.500 1.100 1.100

3 Jumlah peserta

penerima bantuan

pendidikan profesi

kesehatan (orang)

3 Jumlah peserta penerima

bantuan pendidikan profesi

kesehatan serta yang

disetarakan (peserta lama dan

baru)

4.387 4.446 4.660 2.882 3.689 2.987 3.720 2.900

a. Peserta Lama 4.087 3.646 4.435 2.582 3.339 2.687 3.320 2.600

b. Peserta Baru 300 800 225 300 350 300 400 300

2017 2019

2015 2016

2018

Lampiran-2

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN (REVISI KE-1)TAHUN 2015-2019

INDIKATOR TARGET

RPJMNDEFINISI OPERASIONAL

RENSTRA

Page 67: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Lampiran-3

2015 2016 2017 2018 2019

PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN

Alokasi Pendanaan 469.028.750.000 506.883.094.000 459.803.028.000 482.793.178.000 506.932.835.500 2.425.440.885.500

FASILITASI STANDARISASI DAN PROFESI TENAGA KESEHATAN

Alokasi Pendanaan 15.137.040.000 12.111.756.000 13.944.014.000 14.641.214.000 15.373.274.000 71.207.298.000

Jumlah Tenaga Kesehatan TeregistrasiTarget Kinerja 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000

Jumlah Dokumen Fasilitasi Pengembangan Profesi Tenaga

Kesehatan

Target Kinerja 1 2 36 36 36

Fasilitasi Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan

Alokasi Pendanaan 13.074.510.000 8.690.751.000 6.864.144.000 7.138.700.000 7.495.645.000

Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan

Alokasi Pendanaan 2.062.530.000 3.421.005.000 7.079.870.000 7.502.514.000 7.877.629.000

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

Alokasi Pendanaan 441.909.990.000 464.281.935.000 416.789.212.000 437.628.672.000 459.510.105.000 2.220.119.914.000

Bantuan Pendidikan (Tubel untuk Diploma, Strata dan Profesi)

Alokasi Pendanaan 89.638.500.000 124.353.980.000 121.780.588.000 125.002.441.000 136.507.587.000

Bantuan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/

Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PDGS)

Alokasi Pendanaan 352.271.490.000 339.927.955.000 295.008.624.000 312.626.231.000 323.002.518.000

Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan

Jumlah SDM Kesehatan penerima bantuan pendidikan

berkelanjutan

Target Kinerja (peserta lama dan baru) 2.167 4.288 3.635 2.929 2.900

Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM

Kesehatan

Target Kinerja 3 3 3 3 3

MATRIKS ALOKASI PENDANAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATANTAHUN 2015-2019

TOTALSASARANSTATUS

AWAL

TAHUN ANGGARAN

Page 68: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Lampiran-4

2015 2016 2017 2018 2019

Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan

Jumlah peserta penerima bantuan pendidikan profesi kesehatan

Target Kinerja 4.387 4.446 2.882 2.987 2.900

Jumlah Dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan profesi

kesehatan

Target Kinerja 3 1 3 3 3

PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

Alokasi Pendanaan 0 21.559.955.000 19.500.802.000 20.475.842.000 21.499.634.000 83.036.233.000

Analisis dan pemetaan jabatan fungsional

Alokasi Pendanaan 9.870.425.000 8.883.380.000 9.238.700.000 9.700.635.000

Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional

Alokasi Pendanaan 11.689.530.000 10.617.422.000 11.237.142.000 11.798.999.000

Analisis dan pemetaan jabatan fungsional

Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional

Target Kinerja 4 7 7 7

Pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional

Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional

Target Kinerja 2 13 12 12

Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan

Target Kinerja 136 306 206 206 206

KETATAUSAHAAN PENINGKATAN MUTUSDM KESEHATAN

Alokasi Pendanaan 11.981.720.000 8.929.448.000 9.569.000.000 10.047.450.000 10.549.822.500 51.077.440.500

Jumlah Dokumen Perencanaan, Program Anggaran dan Evaluasi

Pelaporan

Target Kinerja 3 3 3 3

Jumlah Dokumen Pengelolaan Keuangan dan BMN

Target Kinerja 2 2 2 2

Jumlah Dokumen Kepegawaian dan Ketatausahaan

Target Kinerja 2 2 2 2

MATRIKS ALOKASI PENDANAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN

TAHUN 2015-2019

SASARANSTATUS

AWAL

TAHUN ANGGARAN

TOTAL

Page 69: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

Tahun : 2019

1 2 4 5

1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan

Profesi Tenaga Kesehatan Kesehatan

1500,000 Orang

Fasilitasi Profesi Tenaga Kesehatan:

36 Dokumen

2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 2.900 Orang

(1)

1.800 Orang

(b) Peserta Baru 1.100 Orang

(c) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan

berkelanjutan SDM kesehatan

3 Dokumen

2.900 Orang

(1)

2.600 Orang

(b) Peserta Baru 300 Orang

(c) Jumlah Dokumen manajemen pendidikan

berkelanjutan SDM kesehatan

3 Dokumen

20 Orang

a) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan

fungsional

7 Dokumen

b) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan

fungsional

12 Dokumen

c) Penganugerahan tenaga kesehatan teladan 170 Orang

3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan7 Dokumen

13

Dokumen

2 2 Dokumen

32

Dokumen

. .

Drg. Oscar Primadi, MPH

NIP : 196110201988031013

Pengembangan Jabatan Fungsional

Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan

laporan evaluasi

Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN

Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan

ketatausahaan

Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan

Jakarta, 19 September 2011

Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM

Form RKT

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan

Pendidikan Berkelanjutan Profesi Kesehatan

Kepala,

TARGET SATUAN

(a) Peserta Lama

Program Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)

Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi

Spesialis Provinsi Papua dan Papua Barat

(a) Peserta Lama

Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi

Kesehatan:

NO SASARAN Indikator Kinerja

Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi

Jumlah dokumen fasalitasi profesi tenaga kesehatan

Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan

Berkelanjutan:

3

Page 70: RKT · 2019 serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. adapun ... usaha bidang pengembangan jabatan fungsional kesehatan bidang pengembangan karir dan

Form PK

Instansi/Unit Organisasi : Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

Tahun : 2019

1 2 4 5

1 Terselenggaranya Fasilitasi Standardisasi dan

Profesi Tenaga Kesehatan

150.000 Orang

2 Meningkatnya mutu SDM Kesehatan 2.900 Orang

1.800 Orang

1.100 Orang

2.900 Orang

2.600 Orang

300 Orang

20 Orang

3 Rancangan Norma, Standar, Prosedur dan

Kriteria (NSPK)

61 Dokumen

36Dokumen

3Dokumen

3 Dokumen

7 Dokumen

12Dokumen

3 Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM

Kesehatan 7 Dokumen

13 Dokumen

2 2 Dokumen

3 2 Dokumen

Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis

Jumlah rancangan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK)

Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, program dan laporan

evaluasi

2) Jumlah dokumen manajemen pendidikan berkelanjutan SDM

Kesehatan

4) Jumlah dokumen analisis dan pemetaan jabatan fungsional

5) Jumlah dokumen pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional

2. Jumlah Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Profesi Kesehatan

(1) Peserta Lama

(2) Peserta Baru

3. Program Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)

PENETAPAN KINERJA

(1) Peserta Lama

(2) Peserta Baru

Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi

1) Jumlah dokumen fasilitasi standardisasi dan profesi tenaga kesehatan

Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN

Jumlah dokumen pengelolaan kepegawaian dan ketatausahaan

3) Jumlah dokumen manajemen pendidikan profesi Kesehatan

Terlaksananya Ketatausahaan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

1. Jumlah SDM Kesehatan Penerima Bantuan Pendidikan

Berkelanjutan

NO SASARAN Indikator Kinerja TARGET SATUAN

3