rjp ppt

48
RESUSITASI JANTUNG PARU AHA 2010 Disusun oleh : Akbar sidiq

description

resusitasi jantung paru

Transcript of rjp ppt

Page 1: rjp ppt

RESUSITASI JANTUNG PARU AHA 2010

Disusun oleh : Akbar sidiq

Page 2: rjp ppt

PENDAHULUAN Apa yang dimaksud dengan Cardiac Arrest ? Apa yang dimaksud dengan RJP ? Bagaimana Perbedaan RJP Menurut AHA

Tahun 2005 dan Tahun 2010 ? Bagaimana langkah-langkah RJP menurut

AHA Tahun 2010 ?

Page 3: rjp ppt

PEMBAHASAN

Cardiac arrest merupakan suatu keadaan darurat medis dengan tidak ada atau tidak adekuatnya kontraksi ventrikel kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan kegagalan sirkulasi.

Page 4: rjp ppt

GEJALA DAN TANDA hilangnya kesadaran napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi

apnea (tidak bernafas) tekanan darah sangat rendah (hipotensi) tidak ada denyut nadi yang dapat terasa

pada arteri dan tidak ada denyut jantung.

Page 5: rjp ppt

RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan

kepada korban yang mengalami henti napas dan atau henti jantung.

Keadaan ini bisa disebabkan karena : korban mengalami serangan jantung (heart attack) Tenggelam tersengat arus listrik Keracunan Kecelakaan dan lain-lain.

Pada kondisi napas dan denyut jantung berhenti maka sirkulasi darah dan transportasi oksigen berhenti, sehingga dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ fital akan mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan.

Page 6: rjp ppt

TUJUAN RJP

1. Penanganan untuk mengembalikan fungsi jantung paru-paru seperti normal

2. Mempertahankan aliran O2 ke otak dan perfusi kejaringan

Page 7: rjp ppt

INDIKASI RJP

1. Keadaan henti napas (Respiratory Arrest), henti nafas yang bukan disebabkan gangguan pada jalan nafas dapat terjadi karena gangguan pada sirkulasi (asistole, bradikardia, fibrilasi ventrikel)

2. Keadaan henti jantung (Cardiac Arrest) dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti:

a. Hipoksemia karena berbagai sebabb. Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia,

hipomagnesia)c. Gangguan irama jantung (aritmia)d. Penekanan mekanik pada jantung (tamponade

jantung, tension pneumothoraks)

Page 8: rjp ppt

KONTRA INDIKASI

1. Terminal illnes2. Mati secara klinis > 5 menit

Page 9: rjp ppt

KOMPLIKASI

1. pendarahan hebat2. Fraktur tulang iga3. Pneumo thorax

Namun, jika korban tidak segera diberi RJP, korban juga akan meninggal dunia.

Page 10: rjp ppt

PERBEDAAN RJP MENURUT AHA TAHUN 2005 DAN AHA TAHUN 2010

1. Bukan lagi ABC, melainkan CAB AHA 2010 (new)

“A change in the 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC is to recommend the initiation of chest compression before ventilation.”

AHA 2005 (old) “The sequence of adult CPR began with opening

of the airway, checking for normal breathing, and then delivering 2 rescue breaths followed by cycles of 30 chest compressions and 2 breaths.”

Page 11: rjp ppt

Satu-satunya pengecualian adalah hanya untuk bayi baru lahir (neonatus), karena penyebab tersering  pada bayi baru lahir yang tidak sadarkan diri dan tidak bernafas adalah karena masalah jalan nafas (asfiksia). Sedangkan untuk yang lainnya, termasuk RJP pada bayi, anak, ataupun orang dewasa biasanya adalah masalah Circulation

Page 12: rjp ppt

2. Tidak ada lagi Look, Listen, and Feel AHA 2010 (new)

“Look, listen, and feel for breathing was removed from the sequence for assessment of breathing after opening the airway. The healthcare provider briefly checks for breathing when checking responsiveness to detect signs of cardiac arrest. After delivery of 30 compressions, the home rescuer opens the victim’s airway and delivers 2 breaths.”

AHA 2005 (old) “Look, listen, and feel for breathing was used to

assess breathing after the airway was opened.”

Page 13: rjp ppt

3.  Tidak ada lagi Resque Breath AHA 2010 (new)

“Beginning CPR with 30 compressions rather than  2 ventilations leads to a shorter delay to first compression”

Resque breath adalah tindakan pemberian napas buatan sebanyak dua kali setelah kita mengetahui bahwa korban henti napas (setelah Look, Listen, and Feel). Pada AHA 2010, hal ini sudah dihilangkan karena terbukti menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi penundaan pemberian kompresi dada. 

Page 14: rjp ppt

4. Kompresi dada lebih dalam lagi AHA 2010 (new)

“The adult sternum should be depressed at least 2 inches (5 cm)”

 AHA 2005 (old) “The adult sternum should be depressed 11/2 to

2 inches (approximately 4 to 5 cm).”

Page 15: rjp ppt

5.  Kompresi dada lebih cepat lagi AHA 2010 (new)

“It is reasonable for lay rescuers and healthcare providers to perform chest compressions at a rate of at least 100x/min.”

AHA 2005 (old) “Compress at a rate of about 100x/min.”

Pada kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik.

Page 16: rjp ppt

6. Hands only CPR AHA 2010 (new)

 “Hands-Only (compression-only) bystander CPR substantially improves survival following adult out-of-hospital cardiac arrests compared with no bystander CPR.”

Page 17: rjp ppt

7. Pengaktivasian Emergency Response System (ERS)

AHA 2010 (new)  “Check for response while looking at the patient

to determine if breathing is absent or not normal. Suspect cardiac arrest if victim is not breathing or only gasping.”

AHA 2005 (old) “Activated the emergency response system after

finding an unresponsive victim, then returned to the victim and opened the airway and checked for breathing or abnormal breathing.”

Page 18: rjp ppt

8.  Jangan berhenti kompresi dada AHA 2010 (new)

“The preponderance of efficacy data suggests that limiting the frequency and duration of interruptions in chest compressions may improve clinically meaningful outcomes in cardiac arrest patients.”

Prinsip Push Hard, Push Fast, Allow complete chest recoil, and Minimize Interruption masih ditekankan disini. Ditambahkan dengan Avoiding excessive ventilation.

Page 19: rjp ppt

9. Tidak dianjurkan lagi Cricoid Pressure AHA 2010 (new)

“The routine use of cicoid pressure in cardiac arrest is not recommended.”

 AHA 2005 (old) “Cricoid pressure should be used only if the

victim is deeply unconscious, and it usually requires a third rescuer not involved in rescue breaths or compressions.”

Page 20: rjp ppt

10.  Pemberian Precordial Thump AHA 2010 (new)

“The precordial thump should not be used for unwitnessed out-of-hospital cardiac arrest. The precordial thump may be considered for patients with witnessed, monitored, unstable VT (including pulseless VT) if a defibrillator is not immediately ready for use, but it should not delay CPR and shock delivery.”

AHA 2005 (old) “No recommendation was provided previously.”

Pada beberapa kasus dilaporkan bahwa precordial thump dapat mengembalikan irama ventricular tachyarrhytmias ke irama sinus

Page 21: rjp ppt

ALASAN UNTUK PERUBAHAN SISTEM ABC MENJADI CAB

1. Henti jantung terjadi sebagian besar pada dewasa

2. Pada langkah A-B-C yang terdahulu kompresi dada seringkali tertunda karena proses pembukaan jalan nafas (airway) untuk memberikan ventilasi mulut ke mulut atau mengambil alat pemisah atau alat pernafasan lainnya.

3. Kurang dari 50% orang yang mengalami henti jantung mendapatkan RJP dari orang sekitarnya.

Page 22: rjp ppt

PENGGUNAAN SISTEM ABC SAAT INI

1. Pada korban tenggelam atau henti nafas maka petugas sebaiknya melakukan RJP konvensional (A-B-C) sebanyak 5 siklus (sekitar 2 menit) sebelum mengaktivasi sistem respon darurat.

2. Pada bayi baru lahir, penyebab arrest kebanyakan adalah pada sistem pernafasan maka RJP sebaiknya dilakukan dengan siklus A-B-C kecuali terdapat penyebab jantung yang diketahui.

Page 23: rjp ppt
Page 24: rjp ppt

Langkah – Langkah RJP Dewasa

1. Evaluasi Respon Korban2. Mengaktifkan Emergency Medical

Services (EMS)3. Memposisikan Korban4. Evaluasi Nadi / Tanda – Tanda Sirkulasi5. Menentukan Posisi Tangan Pada

Kompresi Dada6. Kompresi Dada7. Bantuan Napas Dari Mulut Ke Mulut8. Evaluasi9. Pernapasan (Breathing)

Page 25: rjp ppt

1. EVALUASI RESPON KORBAN

Periksa dan tentukan dengan cepat bagaimana respon korban. Penolong harus menepuk atau mengguncang korban dengan hati – hati pada bahunya dan bertanya dengan keras : “Halo!Halo!Apakah anda baik – baik saja?”

Hindari mengguncang korban dengan kasar karena dapat menyebabkan cedera. Juga hindari pergerakan yang tidak perlu bila ada cedera kepala dan leher.

Jika korban tidak berespon, berarti korban tidak sadar. Korban tidak sadar mungkin karena : Sumbatan jalan nafas karena makanan, sekret, atau lidah

yang jatuh ke belakang. Henti nafas Henti jantung,yang umumnya disebabkan serangan jantung

Page 26: rjp ppt

2. MENGAKTIFKAN EMERGENCY MEDICAL SERVICES (EMS)

Jika korban tidak berespon, panggil bantuan dan segera hubungi ambulan 118.

Penolong harus segera mengaktifkan EMS setelah dia memastikan korban tidak sadar dan membutuhkan pertolongan medis.

Jika terdapat orang lain di sekitar penolong, minta dia untuk melakukan panggilan. Saat menghubungi EMS sebutkan : Lokasi korban Nomor telepon yang bisa di hubungi Apa yang terjadi (misalnya serangan jantung / tidak

sadar) Jumlah korban Dibutuhkan ambulan segera Tutup telepon setelah diinstruksikan oleh petugas.

Page 27: rjp ppt

3. MEMPOSISIKAN KORBAN

Korban harus dibaringkan di atas permukaan yang keras dan datar agar RJP efektif. Jika korban menelungkup atau menghadap ke samping, posisikan korban terlentang. Perhatikan agar kepala, leher dan tubuh tersangga, dan balikkan secara simultan saat merubah posisi korban.

Page 28: rjp ppt

4. EVALUASI NADI / TANDA – TANDA SIRKULASI

Pertahankan posisi head tilt, tentukan letak jakun atau bagian tengah tenggorokan korban dengan jari telunjuk dan tengah.

Geser jari anda ke cekungan di sisi leher yang terdekat dengan anda (Lokasi nadi karotis)

Tekan dan raba dengan hati-hati nadi karotis selama 10 detik, dan perhatikan tanda-tanda sirkulasi (kesadaran, gerakan, pernafasan, atau batuk)

Jika denyut nadi korban tidak teraba mulailah kompresi dada.

Page 29: rjp ppt

5. MENENTUKAN POSISI TANGAN PADA KOMPRESI DADA

Tehnik kompresi dada terdiri dari tekanan ritmis berseri pada pertengahan bawah sternum (tulang dada). Cara menentukan posisi tangan yang tepat untuk kompresi dada : Pertahankan posisi head tilt, telusuri batas bawah tulang iga

dengan jari tengah sampai ke ujung sternum. Letakkan jari telunjuk di sebelah jari tengah. Letakkan tumit telapak tangan di sebelah jari telunjuk.

Page 30: rjp ppt

6. KOMPRESI DADA Angkat jari telunjuk dan jari tengah Letakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang

menempel di sternum. Kaitkan jari tangan yang di atas pada tangan yang menempel

sternum, jari tangan yang tidak menempel sternum tidak boleh menyentuh dinding dada.

Luruskan dan kunci kedua siku. Bahu penolong di atas dada korban. Gunakan berat badan anda untuk menekan dada sedalam 4-

5 cm. Hitung kompresi:

1,2,3,4,5 1,2,3,4,10 1,2,3,4,15 1,2,3,4,20 1,2,3,4,25 1,2,3,4,30

Page 31: rjp ppt

Lakukan kompresi dada 100x/menit Rasio kompresi dan ventilasi adalah 30 kompresi : 2

ventilasi. Lakukan 5 siklus atau kurang lebih 2 menit. Bila Automated External Defribilator/Defribilator

tersedia, evaluasi irama jantung yang ada. Selanjutnya kerjakan apa yang di perintahkan AED.

Page 32: rjp ppt

PETUJUK KOMPRESI YANG BENAR

Kerjakan : Pertahankan tangan menempel pada sternum

selama kompresi. Tumit telapak tangan dominan yang menempel

pada dinding dada. Bebaskan tekanan dada setelah setiap kompresi

sehingga darah dapat mengalir ke dada dan jantung

Gunakan berat badan anda untuk melakukan kompresi dada.

Tangan dominan nempel pada dinding dada. Jari tangan tidak boleh menempel dinding dada. Kecepatan kompresi 100x/menit

Page 33: rjp ppt

Jangan Kerjakan : Jangan mengangkat tangan dari sternum

(tulang dada) untuk mempertahankan posisi yang tepat.

Jangan menghentak selama kompresi karena dapat menimbulkan cedera.

Page 34: rjp ppt

RJP Kwalitas Tinggi/High Quality CPR : Kecepatan paling sedikit 100x/1’ Kedalaman pijatan 2 inch (5 cm) Pengembangan dada (recoil) lengkap. Interupsi minimal. Ventilasi memadai (tidak berlebihan)

Page 35: rjp ppt
Page 36: rjp ppt

7. BANTUAN NAPAS DARI MULUT KE MULUT

Bila tidak ada pernafasan spontan, lakukan bantuan napas dari mulut ke mulut. Untuk melakukan bantuan napas dari mulut ke mulut : Pertahankan posisi kepala tengadah dan dagu terangkat. Tutup hidung dengan menekankan ibu jari dan telunjuk untuk

mencegah kebocoran udara melalui hidung korban. Mulut anda harus melingkupi mulut korban, berikan 2 tiupan

pendek dengan jeda singkat diantaranya. Lepaskan tekanan pada cuping hidung sehingga memungkinkan

terjadinya ekspirasi pasif setelah tiap tiupan. Setiap napas bantuan harus dapat mengembangkan dinding

dada. Durasi tiap tiupan adalah 1 detik. Volume ventilasi antara 400-600ml. Catatan :

Bila volume udara dihembuskan terlalu besar, udara dapat masuk ke lambung dan menyebabkan distensi lambung.

Page 37: rjp ppt

8. EVALUASI

Evaluasi nadi, ‘tanda-tanda sirkulasi’ dan pernafasan setiap 5 siklus RJP 30:2

Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit di tentukan dan tidak di dapatkan tanda-tanda sirkulasi, perlakukan sebagai henti jantung), lanjutkan RJP 30:2

Jika nadi teraba, periksa pernafasan. Jika tidak ada nafas, lakukan bantuan napas

8-10x/menit (satu tiupan tiap 6-7 detik) dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat ribu, lima ribu, enam ribu...tiup! Ulangi sampai 8-10x tiupan/menit.

Page 38: rjp ppt

9. PERNAPASAN (BREATHING)

Dekatkan telinga dan pipi anda ke mulut dan hidung korban untuk mengevaluasi pernapasan (sampai 5-6 detik) Melihat pergerakan dada Mendengarkan suara napas Merasakan hembusan napas dengan pipi

Page 39: rjp ppt

POSISI RECOVERY DEWASA

Posisi recovery dilakukan pada korban tidak sadar dengan adanya nadi, napas, dan ‘tanda-tanda sirkulasi’. Jalan napas dapat tertutup oleh lidah, lendir,dan muntahan pada korban tidak sadar yang bebaring terlentang. Masalah-masalah ini dapat di cegah bila dilakukan posisi recovery pada korban tersebut, karena cairan dapat mengalir keluar mulut dengan mudah.

Page 40: rjp ppt

Bila tidak di dapatkan tanda-tanda trauma, tempatkan korban pada posisi recovery. Posisi ini menjaga jalan napas tetap terbuka. Langkah-langkah menempatkan korban pada posisi recovery :

Page 41: rjp ppt

Langkah 1 Posisikan KorbanA. Lipat lengan kanan korban. Luruskan lengan kiri

dengan telapak tangan menghadap ke atas, di bawah paha kanan.

Page 42: rjp ppt

B. Lengan kanan harus di lipat di silangkan di depan dada dan tempelkan punggung tangan pada pipi kiri korban.

Page 43: rjp ppt

C. Dengan menggunakan tangan anda yang lain, tekuk lutut kanan korban dengan sudut 90 derajat.

Page 44: rjp ppt

Langkah 2 Gulingkan Korban Ke Arah Penolong

Tempelkan tangan pada tangan korban yang ada di pipi. Gunakan tangan yang lain memegang pinggul korban dan gulingkan korban menuju anda sampai di berbaring miring.

Gunakan lutut untuk menyangga tubuh korban saat pada menggulingkannya agar tidak terguling.

Page 45: rjp ppt

Langkah 3 Posisi Akhir Recovery Pastikan kepala (pipi) korban di alasi punggung

tangannya. Periksa posisi tangan korban yang lain menggeletak

bebas dengan telapak menghadap ke atas. Tungkai kanan tetap di pertahankan dalam posisi

tersebut 90 derajat pada sendi lutut. Monitor nadi,tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan

setiap beberapa menit.

Page 46: rjp ppt

Langkah AksiD : Danger (Bahaya) Perhatikan lingkungan sekitar, hati-hati terhadap bahaya seperti arus listrik, kemungkinan ledakan, pekerjaan

konstruksi, atau gas beracun. Pastikan tempat tersebut aman untuk melakukan pertolongan

ResponEMS

Tentukan status kesadaran Panggil, tepuk atau guncang korban perlahan Panggil dengan keras “Halo ! Halo ! Apakah anda baik-baik saja? Cari tanda tidak bernapas atau bernapas gasping Bila tidak ada respon panggil ambulan 118 Pasang AED

C:Circulation (Sirkulasi)

Periksa nadi (10 detik)Bila tidak ada nadi mulailah RJP Tentukan landmark untuk kompresi dada Posisi tubuh dan tangan yang tepat Tekan ke dalam 5 cm dengan relaksasi sempurna dari tekanan yang diberikan setelah tiap kompresi

dengan kecepatan 100x/menit. Gumamkan “1,2,3,4,5 - 1,2,3,4,10 - 1,2,3,4,15 - 1,2,3,4,20 - 1,2,3,4,25 - 1,2,3,4,30

Sirkulasi RJP Lakukan 30 kompresi dada, Buka jalan napas (A), beri 2 tiupan napas

Evaluasi Evaluasi nadi dan tanda-tanda sirkulasi korban tiap 5 siklus RJP 30:2Evaluasi irama jantung dari AED, kerjakan perintah AED!Bila nadi tidak teraba (nadi sulit dievaluasi dan korban tidak menunjukkan tanda-tanda sirkulasi, dianggap sebagai henti jantung) lanjutkan RJP 30:2Bila nadi teraba periksa pernafasan korban.Periksa pernapasan : melihat, mendengarkan, merasakan (sekitar 10 detik)Melihat pergerakan dinding dadaMendengarkan suara napasMerasakan hembusan napas

RescueBreathing

Bila tidak ada napas, lakukan rescue breathing dengan hitungan : satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat ribu, lima ribu, enam ribu, ....., tiup! Berikan tiupan napas pendek (1 detik/tiupan; volume udara :400-600 ml/tiupan)

Posisi Letakkan korban pada posisi recovery bila :Nadi dan napas adaKorban tidak sadar dan tidak ada tanda-tanda traumaMonitor nadi, tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan tiap beberapa menit

Page 47: rjp ppt

KESIMPULAN

Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah suatu tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian. Langkah BLS yaitu Memeriksa respon pasien termasuk ada/tidaknya nafas secara visual, Melakukan panggilan darurat, Circulation (Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus 30 kompresi, sekitar 18 detik), Airway (Head Tilt, Chin Lift), Breathing ( memberikan ventilasi sebanyak 2 kali, Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2)), Defribilasi

Page 48: rjp ppt

TERIMA KASIH