Rizal dwi saputra xi ipa 2

14

Transcript of Rizal dwi saputra xi ipa 2

Page 1: Rizal dwi saputra    xi ipa 2
Page 2: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

Perbandingan Sifat

Larutan

sejati, koloid, &

suspensi

Efek Tyndall

Gerak Brown

Muatan Koloid

Koagulasi

Koloid Pelindung

Dialisis

Koloid liofil + liofob

Pengolahan Air

Bersih

Cara Kondensasi

Cara Dispensi

Koloid + Polusi

Koloid Asosiasi

Page 3: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

Pengertian Sistem Koloid

adalah suatu campuran zat yang

terdiri atas fase terdispersi (zat

yang

jumlahnya lebih sedikit) dan

pendispersi (zat yang jumlahnya

lebih banyak) dimana fase

terdispersi bercampur rata

dalam fase pendispersi sehingga

“sukar untuk dibedakan”.

Page 4: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

Berdasarkan ukuran fase terdispersinya, system dipersi

dibedakan menjadi tiga, yaitu : larutan sejati, koloid dan

suspensi. Sifat dari masing masing system disperse tersebut

adalah….Larutan Sejati Koloid Suspensi

1.) Homogenmeskipundengan mikroskopultra2.) Jernih3.) Satu Fase4.) Tidak dapatdisaring

5.) Stabil / tidakmemisah6.) Diameter < 10-7 cm

1.) Tampak homogen, tetapiheterogen denganmikroskop ultra2.) Tidak jernih3.) Dua Fase4.) Dapat disaringdengankertas saring ultra5.) Stabil

6.) diameter : 10-7 –10-5 cm

1.) Heterogen

2.) Tidak Jernih3.) Dua Fase4.) Dapat disaringdengankertas saring biasa5.) Tidak Stabil

6.) Diamater : > 10-5 cm

Page 5: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

1. Sol (fase terdispersi padat)a. Sol padat adalah sol dalam

medium pendispersi padat

Contoh: paduan logam, gelas

warna, intan hitam

b. Sol cair adalah sol dalam

medium pendispersi cair

Contoh: cat, tinta, tepung

dalam air, tanah liat

c. Sol gas adalah sol dalam medium

pendispersi gas

Contoh: debu di udara

3. Buih (fase terdispersigas)a. Buih padat adalah buih

dalam medium

pendispersi padat

Contoh: Batu

apung,

marshmallow, ka

ret busa, Styrofoam

b. Buih cair adalah buih

dalam medium

pendispersi cair

Contoh: putih telur

yang dikocok, busa

sabun

- Untuk pengelompokan

buih, jika fase terdispersi

dan medium pendispersi

sama-sama berupa

gas, campurannya

tergolong larutan.

2. Emulsi (fase terdispersi cair)a. Emulsi padat adalah emulsi

dalam medium pendispersi

padat

Contoh:

Jelly, keju, mentega, nasi

b. Emulsi cair adalah emulsi

dalam medium pendispersi cair

Contoh:

susu, mayones, krim tangan

c. Emulsi gas adalah emulsi

dalam medium pendispersi gas

Contoh: hairspray

Page 6: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

1. Efek Tyndal

- Peristiwa penghamburan cahaya oleh

partikel koloid

- Penyebabnya : ukuran yang dimiliki oleh

partikel koloid

2. Gerak Brown

- Gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari

partikel koloid dalam medium pendispersi

- Terjadi akibat tabrakan antara partikel

koloid dengan mendium pendispersinya

- Gerak semakin cepat jika ukuran partikel

koloid semakin kecil

- Gerak Brown menyebabkan system

koloid bersifat stabil

Page 7: Rizal dwi saputra    xi ipa 2
Page 8: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

Elektroforesis

adalah partikel koloid yang

mempunyai muatan, sehingga

dalam medan listrik akan

bergerak menuju elektrode.

Partikel koloid yang bermuatan

positif akan menuju kutub

negatif dan sebaliknya, dan

terjadi penetralan, akibatnya

koloid akan menggumpal.

4. Muatan Koloid

Page 9: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

5. Koloid pelindung

adalah koloid yang dapat melindungi

koloid lain dari proses koagulasi.

Contoh : sabun sebagai pengemulsi

air dengan minyak, kasein sebagai

pengemulsi air dan lemak dalam susu.

6. Dialisis

adalah pemisahan koloid dari ion-ion

pengganggu (pemurnian koloid).

Dialisis yang dipercepat dengan arus

listrik disebut elektrodialisis.

Page 10: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

8. Pengolahan Air Bersih

Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air

sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur

dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air

selanjutnya dialirkan ke dalam bakventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin

(preklorinasi). Pada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan

karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang

terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan

kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelatorini terjadi proses koagulasi, lumpur

dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara

gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada

saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan. Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih.

Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana

ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama.

Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam

reservoar, kemudian ke konsumen.

Page 11: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

Pengolahan Air Bersih

Page 12: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

1. Cara KondensasiDilakukan dengan cara menggabungkan

atau mengumpulkan molekul atau ion

dari

larutan sejati menjadi partikel koloid

Dapat dilakukan melalui : Reaksi

Redoks, Reaksi Hidrolisis, Reaksi

Penggaraman

2. Cara DispersiProses mengubah partikel kasar

menjadi partikel koloid.

Dilakukan melalui : Cara mekanik

(penggerusan), cara peptisasi

(penambahan ion sejenis

dalam endapan), cara busur bredig (cara

listrik)

Page 13: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

3. Koloid AsosiasiBerbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak membentuk larutan,

melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar (disebut kepala) dan

bagian yang nonpolar (disebut ekor).

O

llCH3 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 –CH2 – C -O-Na+

Ekor Kepala

Kepala sabun adalah gugus yang hidrofil (tertarik ke air) sedangkan gugus hidrokarbon bersifat

hidrofob (takut air). Jika sabun dilarutkan dalam air, maka molekul-molekul sabun akan mengadakan

asosiasi karena gugus nonpolarnya (ekor) saling tarik-menarik, sehingga terbentuk partikel koloid.

Daya pengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi yang sama. Gugus nonpolar dari

sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan cucian kemudian mendispersikannya ke dalam

air.

Sebagai bahan pencuci, sabun dan detergen bukan saja berfungsi sebagai pengemulsi tetapi juga

sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan. Air yang mengandung sabun atau detergen

mempunyai tegangan permukaan yang lebih rendah sehingga lebih mudah meresap pada bahan

cucian.

Page 14: Rizal dwi saputra    xi ipa 2

Koloid dan Polusi

Berbagai masalah lingkungan terkait dengan koloid, di antaranya adalah asbut. Sebanyak

4000 orang meninggal dalam kasus asbut di London pada tahun 1952. Asbut adalah

campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat

padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog).

Kabut sendiri merupakan dispersi partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara panas

yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendinginan, sehingga sebagian uap air

mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, maka kabut menghalangi asap

naik. Akibatnya, asap tetap berada di sekitar kita dan kita menghirupnya.

Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru-paru dan membuat kita batuk. Asap

juga mengandung belerang dioksida (SO2). Gas ini dapat bereaksi dengan oksigen dan uap

air membentuk asam sulfat. Asam sulfat akan mengiritasi paru-paru sehingga menghasilkan

banyak lendir.

Selain itu, asbut mengandung berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetan reaksi

fotokimia (yaitu reaksi kimia yang berlangsung di bawah pengaruh sinar matahari). Di

antaranya, yaitu ozon, aldehida, dan peroksiasetil nitrat (PAN = CH3–COOONO2).

smog