Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

7
DESKRIPSI TIGA ORANG DAN ANALISIS SATU PRAKTIK YANG PALING FENOMENAL NARASI Oleh Riski Dafianto NIM 122310101052 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

tugas riset pertama

Transcript of Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

Page 1: Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

DESKRIPSI TIGA ORANG DAN ANALISIS SATU PRAKTIK YANG PALING FENOMENAL

NARASI

Oleh

Riski DafiantoNIM 122310101052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

DESKRIPSI TIGA ORANG DAN ANALISIS SATU PRAKTIK YANG PALING FENOMENAL

NARASI

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Riset KeperawatanDosen pembimbing: Prof. Dr. Ahmad Subagyo

Oleh

Riski DafiantoNIM 122310101052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 3: Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

Deskripsi 3 Orang yang Saya Temui pada Kamis, 5 Maret 2015

Orang pertama adalah Sungging Pandu Wijaya. Sungging merupakan

teman satu kontrakan saya. Dia berasal dari kota Banyuwangi. Secara fisik,

Sungging memiliki ciri khas, salah satunya adalah memiliki rambut yang sedikit

kriting dengan gaya rambut klimisnya. Dia juga memiliki tahi lalat di dekat

bibirnya. Badannya tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, bisa dikatakan

biasa. Berat badan sungging kira-kira mencapai 55 Kg dengan tinggi badan sekitar

170 cm. Secara psikis, Sungging merupakan orang yang humoris. Dia selalu

membuat gurauan-gurauan yang lucu. Selain itu, Sungging juga terlalu mudah

mengalami stres terutama stres apabila ada tugas yang menurutnya susah. Terlalu

susahnya tugas terkadang membuatnya sering hilang fokus terhadap hal lainnya,

seperti tugas lain, makan, dan hal kecil lainnya.

Orang kedua adalah Aris Kurniawan. Aris juga sama dengan Sungging,

yaitu sama-sama teman satu kontrakan saya. Dia berasal dari Probolinggo. Secara

fisik, tubuh aris berbanding terbalik dengan tubuh sungging, dimana aris memiliki

badan yang besar dan kekar. Sampai saat ini berat badan aris diperkirakan

mencapai 80 Kg dengan tinggi badan sekitar 171 cm. Secara psikis, hampir sama

dengan sungging. Dia suka menceritakan hal-hal gila dan pengalaman-

pengalaman yang lucu. Namun sebenarnya bukan hal itu yang menjadi ciri khas

Aris. Ciri khasnya adalah mempunyai tempramen dan mempunyai suara yang

lantang dan tegas. Dia sering memarahi seseorang apabila membuat zona

nyamannya terganggu, seperti tidak menaati perintahnya.

Orang ketiga adalah Sandi Budi Darmawan. Sandi merupakan petualang

asal Probolinggo. Dikatakan petualang karena dia suka melakukan touring ke luar

kota. Secara fisik, Sandi merupakan orang yang tampil apa adanya. Postur

tubuhnya tidak jauh berbeda dengan Sungging. Berat badan kira-kira mencapai 57

Kg dengan tinggi badan 171 cm. Postur tubuh Sandi terlihat sedikit bungkuk,

namun belum diketahui secara pasti penyebabnya. Hal tersebut diperkirakan

Page 4: Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

akibat beban yang dibawa di dalam tasnya. Secara psikis, Sandi tidak jauh

berbeda dengan Aris, mungkin karena sama-sama dari Probolinggo. Sandi

memiliki suasana yang berbeda-beda setiap harinya, terkadang ceria, sedih, galau,

dan berdiam diri. Salah satu ciri khasnya adalah suaranya yang lantang dan sedikit

cempreng, saya sering menyebutnya “suara super-sopran”. Dia juga memiliki

keyakinan akan pendapatnya yang sangat kuat, sehingga terkadang sulit untuk

beradu argumen dengannya.

Pengalaman Praktik yang Fenomenal

Salah satu praktik yang paling fenomenal adalah ketika saya turun ke

lapangan atau praktik belajar lapangan (PBL) untuk pertama kalinya, yaitu pada

mata kuliah keperawatan komunitas 1. Keperawatan komunitas 1 adalah

keperawatan tentang keluarga, dimana pada saat itu saya diberikan sebuah kasus

keluarga dengan penyakit diabetes mellitus yang diderita oleh seorang ibu rumah

tangga. Pada saat itu saya bersama dengan 4 teman saya memberikan tindakan

keperawatan berupa senam kaki diabetes mellitus dengan koran. Sebelum

melakukan tindakan, kami melakukan tes gula darah acak (GDA) dan setelah

tindakanpun kami melakukan tes GDA kembali. Pemberian tindakan senam kaki

diabetes mellitus dengan koran ternyata membuat perubahan yang cukup

signifikan dimana ada penurunan kadar gula darah setelah dilakukan senam, jika

tidak salah terjadi penurunan sekitar 50 mg/dL.

Pengalaman ini saya jadikan sebagai pengalaman yang fenomenal karena

itulah pertama kali kami bertemu dengan seorang klien dengan segala kekurangan

yang cukup saya rasakan, walaupun pengalaman ini bukan di klinik. Sebenarnya

ada beberapa pembelajaran yang bisa saya ambil dari pengalaman ini, mulai dari

cara kita berbicara dengan klien yang berbeda bahasa sampai mekanisme

terjadinya penurunan kadar gula darah yang terjadi setelah klien melakukan

senam kaki. Namun pembelajaran yang membuat saya kagum saat itu adalah

Page 5: Riski Dafianto PSIK 12-52 - Deskripsi 3 Orang Dan Analisis 1 Praktik Yang Paling Fenomenal

terjadinya penurunan kadar gula darah pada klien setelah dilakukan senam dimana

pada awal kami melakukan perencanaan terdapat sedikit keraguan.

Ide penelitian yang bisa saya ambil dari pengalaman praktik yang

fenomenal tersebut adalah tentang pengaruh senam kaki diabetes mellitus dengan

menggunakan bola terhadap kadar gula darah pada lansia diabetes mellitus di

suatu daerah tertentu. Saya memiliki ide tentang terlintas di benak saya ketika ada

sebuah penelitian terbaru yang saya baca di sebuah jurnal, dimana awalnya saya

ingin mengetahui pengaruh senam kaki DM dengan koran kemudian berubah

tentang pengaruh senam kaki DM dengan bola dan sebenarnya saya juga ingin

melakukan perbandingan, lebih efektif mana antara senam kaki DM dengan koran

atau dengan bola dalam pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah.