Risk Treatment

download Risk Treatment

of 14

description

Penjelasan mengenai risk treatment di Kementerian keuangan

Transcript of Risk Treatment

  • RISK TREATMENTMANAJEMEN RISIKO

    2014

    Disusun Oleh:1. Aditia (2)2. Nararia Sanggrama Wijaya (17)3. Novriandini ermaningrum (20)4. Rikki Okto Saputra (23)5. Sandy Pratomo (26)

  • A. RISK TREATMENT MENURUT ISO 31000Penanganan resiko melibatkan pemilihan satu atau lebih pilihan untuk memodifikasi risiko, dan

    menerapkan pilihan tersebut. Setelah diimplementasikan, penanganan risiko menyediakan atau

    memodifikasi kontrol

    Penanganan resiko melibatkan proses siklus:

    1) menilai penanganan risiko;

    2) memutuskan apakah tingkat risiko residual dapat ditoleransi;

    3) jika tidak dapat ditoleransi, menghasilkan penanganan resiko baru; dan

    4) menilai efektivitas penanganan tersebut.

    Pilihan penanganan risiko tidak selalu saling eksklusif atau tepat dalam segala situasi. Pilihan dapat

    meliputi:

    1) menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau melanjutkan dengan aktivitas

    yang menimbulkan risiko;

    2) mengambil atau meningkatkan risiko untuk mengejar kesempatan/peluang;

    3) menghilangkan sumber risiko;

    4) mengubah kemungkinan;

    5) mengubah konsekuensi;

    6) berbagi risiko dengan pihak lain atau beberapa pihak (termasuk kontrak dan pembiayaan risiko);

    dan

    7) mempertahankan risiko dengan keputusan yang diinformasikan.

    1. Pemilihan Opsi Penanganan RisikoMemilih opsi penanganan resiko yang paling tepat melibatkan penyeimbangan biaya dan upaya

    implementasi terhadap manfaat yang diperoleh, yang berkaitan dengan hukum, peraturan, dan persyaratan

    lain seperti tanggung jawab sosial dan perlindungan lingkungan alam. Keputusan juga harus

    memperhitungkan risiko yang dapat menjamin penanganan resiko yang tidak dapat dibenarkan dengan

    alasan ekonomi, misalnyal risiko yang berat (konsekuensi negatif yang tinggi) tapi jarang (kemungkinan

    rendah) terjadi.

    Sejumlah pilihan penanganan dapat dipertimbangkan dan diterapkan baik secara individual atau dalam

    kombinasi. Organisasi biasanya bisa mendapatkan keuntungan dari penerapan kombinasi pilihan

    penanganan tersebut.

    Ketika memilih opsi penanganan risiko, organisasi harus mempertimbangkan nilai-nilai dan persepsi

    pemangku kepentingan dan cara yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan mereka. Dimana pilihan

    penanganan risiko dapat berdampak pada risiko di tempat lain dalam organisasi atau dengan para

    pemangku kepentingan, harus dilibatkan dalam keputusan. Meskipun sama-sama efektif, beberapa

    penanganan risiko dapat lebih diterima oleh beberapa stakeholder daripada yang lainnya.

    Rencana penanganan risiko harus secara jelas mengidentifikasi urutan prioritas di mana penanganan

    risiko individu harus diimplementasikan.

    Perlakuan resiko itu sendiri dapat menimbulkan risiko. Sebuah risiko yang signifikan dapat menjadi

    kegagalan atau ketidakefektifan tindakan penanganan risiko. Pemantauan perlu menjadi bagian integral

    dari rencana penanganan risiko untuk memberikan jaminan bahwa langkah-langkah penanganan tetap

    efektif.

  • Penanganan resiko juga dapat memperkenalkan risiko sekunder yang perlu dinilai, diatasi, dipantau

    dan dikaji. Risiko sekunder ini harus dimasukkan ke dalam rencana penanganan yang sama seperti risiko

    original/asli dan tidak diatasi sebagai risiko baru. Hubungan antara dua risiko tersebut harus diidentifikasi

    dan dipertahankan.

    2. Menyiapkan Dan Mengimplementasikan Rencana Penanganan ResikoTujuan dari rencana penanganan resiko adalah untuk mendokumentasikan bagaimana pilihan

    penanganan yang dipilih akan dilaksanakan. Informasi yang disediakan dalam rencana penanganan harus

    mencakup:

    a. alasan pemilihan opsi penanganan, termasuk manfaat yang diharapkan dapat diperoleh;

    b. pihak yang bertanggung jawab untuk menyetujui rencana tersebut dan pihak yang bertanggung

    jawab untuk melaksanakan rencana tersebut;

    c. tindakan yang diusulkan;

    d. kebutuhan sumber daya termasuk kontinjensi;

    e. ukuran kinerja dan kendala;

    f. pelaporan dan persyaratan pemantauan; dan

    g. waktu dan jadwal.

    Rencana penanganan harus diintegrasikan dengan proses manajemen organisasi dan didiskusikan

    dengan pemangku kepentingan yang berwenang.

    Pembuat keputusan dan pemangku kepentingan lainnya harus menyadari sifat dan tingkat risiko

    residual setelah penanganan resiko. Risiko residual harus didokumentasikan dan diawasi, direview dan,

    apabila dibutuhkan, dilakukan penanganan lebih lanjut.

    B. PENANGANAN RISIKO BERDASARKAN PMK 191/PK.09/2008Proses penanganan risiko yang ada di dalam manajemen risiko di dalam lingkungan Kementerian

    keuangan di atur melalui PMK Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di

    Lingkungan Departemen Keuangan, dan di rinci melalui petunjuk teknisnya. Penanganan risiko

    menyangkut identifikasi opsi penanganan risiko, menilai opsi-opsi tersebut, dan persiapan dan

    implementasi rencana penanganan, sehingga risiko dengan level tertentu bisa memiliki level risiko yang

    sesuai dengan selera risiko (risk appetite) dari Unit Pemilik Risiko (UPR) yang bersangkutan.

    Tujuan Penanganan Risiko adalah untuk menentukan jenis penanganan yang efektif dan efisien untuk

    suatu risiko. Sedangkan di dalam petunjuk teknisnya, tujuan penanganan risiko adalah:

    a. Menentukan langkah penanganan yang efektif dan efisien terhadap risiko dengan level tertentu.

    b. Memilih opsi penanganan risiko yang mungkin untuk diterapkan dalam UPR yang bersangkutan.

    c. Memutuskan rencana penanganan risiko yang akan dilakukan dengan mendasarkan pada

    pertimbangan yang logis dan rasional.

    d. Menentukan target kinerja dari rencana penanganan risiko yang akan dijalankan untuk mengukur

    tingkat keberhasilan aksi penanganan risiko.

    e. Menentukan jadual waktu pelaksanaan aksi penanganan risiko.

    f. Menentukan tingkat risiko residual yang diharapkan, dengan mempertimbangkan efektifitas aksi

    penanganan risiko yang dijalankan.

  • Penanggung jawab dari penanganan risiko terbagi menurut masing-masing level risikonya, yaitu:

    a. Risiko dengan potensi level risiko tinggi: Ketua Manajemen Risiko dan Pemilik Risiko

    b. Risiko dengan potensi level risiko sedang: Pemilik Risiko

    c. Risiko dengan potensi level risiko tinggi: Koordinator Manajemen pada masing-masing UPR di

    bawah pemantauan pemilik risiko

    Dokumen sumber bagi tahap penanganan risiko ini adalah:

    a. Formulir 4: Risk Register C Proses Evaluasi Risiko;

    b. Balanced Score Card;

    c. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB);

    d. Rencana Kerja Tahunan (RKT);

    e. Program Kerja Organisasi;

    f. Piagam Manajemen Risiko.

    Tahapan pelaksanaan proses penanganan risiko adalah sebagai berikut:

    a. Menentukan jenis pilihan penanganan risiko berdasrakan pada pedoman atau prosedur yang

    berlaku dengan mengkaji terlebih dulu kelengkapan dan kesesuaian penerapannya.

    b. Jika tidak tersedia pedoman penanganan risiko, maka urutan pilihan penanganan risiko yang harus

    diambil adalah:

    1) menghindari risiko yang ada secara sepenuhnya: menghindari atau menghilangkan ancaman

    sepenuhnya memiliki konsekuensi hilangnya peluang yang ada.

    2) menurunkan frekuensi terjadinya risiko (langkah-langkah preventif)

    3) menurunkan tingkat konsekuensi risiko yang terjadi (langkah-langkah reduksi)

    c. Penanganan risiko diarahkan pada penanganan akar permasalahan (root cause) dan bukan hanya

    gejala permasalahan.

    d. UPR perlu mengembangkan rencana kontingensi bila risiko yang telah dianalisis bersama ketua

    manajemen risiko adalah risiko level tinggi yang melampaui kemampuan unit Eselon I untuk

    menyerap konsekuensinya.

    e. Rencana kontingensi mencakup:

    1) Langkah-langkah darurat termasuk langkah-langkah pendeteksian dan pembatasan dampak.

    Langkah-langkah darurat harus dilakukan dalam hitungan jam hingga beberapa hari.

    Rencana penanganan kondisi darurat/ kritis mencakup:

    a) Rencana terperinci strategi dan manajemen krisis

    b) Tim penanganan krisis langsung di bawah kordinasi Ketua Manajemen Risiko

    c) Rencana media dan saluran komunikasi

    d) Dana penanganan krisis

    2) Langkah-langkah pemulihan, termasuk di dalamnya tahap-tahap pemulihan yakni:

    a) Rencana pemulihan tahap pertama (continuity response) mencakup:

    Rencana dan strategi pemulihan

    Infrastruktur pemulihan

    Rencana media dan saluran komunikasi

  • Dana pemulihan tahap pertama

    b) Rencana pemulihan tahap kedua (recovery response) mencakup:

    Kegiatan pemulihan

    Pengembangan proses baru/peningkatan proses yang ada

    Kajian pasca insiden

    Dana pemulihan

    f. Rencana kontingensi ini mengharuskan para Pemilik Risiko dan Ketua Manajemen Risiko merujuk

    pada praktik terbaik yang bersifat praktis dan tepat untuk kondisi unit Eselon I.

    Sementara itu, langkah-langkah yang disebutkan menurut PMK Nomor 191/PMK.09/2008 di atas,

    dijabarkan di dalam petunjuk teknis pelaksanaan menjadi metodologi kegiatan, yaitu sebagai berikut:

    a. Kegiatan rencana penanganan risiko dalam proses manajemen risiko dituangkan kedalam formulir

    5 dari PMK 191 tahun 2008.

    b. Penyusunan rencana penanganan risiko harus mempertimbangkan sumber daya organisasi yang

    dimiliki oleh UPR, yang meliputi antara lain: dana, manusia, waktu dan sarana serta prasarana.

    c. Pemilihan opsi penanganan risiko harus mempertimbangkan level dimensi konsekuensi dan level

    dimensi frekuensi dari masing-masing risiko.

    d. Opsi penanganan risiko yang mungkin untuk diambil antara lain:

    1) Menerima risiko, artinya terhadap kegiatan yang dilaksanakan yang didalamnya mengandung

    risiko, tidak dilakukan aksi penanganan terhadap risiko yang terkandung dalam kegiatan

    tersebut.

    2) Menghindari risiko, artinya terhadap kegiatan yang mengandung risiko tidak jadi dilaksanakan

    sehingga organisasi terhindar dari risiko yang terkandung dalam kegiatan tersebut.

    3) Menurunkan dampak atau konsekuensi risiko, artinya terhadap kegiatan yang dilaksanakan

    yang didalamnya terkandung suatu risiko, atas risiko tersebut diberikan rencana langkah aksi

    untuk menurunkan dampak negatif apabila risiko tersebut benar-benar terjadi di kemudian hari.

    Beberapa contoh penanganan berupa penurunan dampak adalah rencana kontinjensi,

    pengaturan kontrak, rencana pemulihan bencana, rencana pengendalian kecurangan,

    perencanaan protofolio, hubungan masyarakat, dan pemberian ganti rugi.

    4) Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, artinya terhadap kegiatan yang dilaksanakan yang

    didalamnya terkandung suatu risiko, atas risiko tersebut diberikan rencana langkah aksi untuk

    menekan atau bahkan mungkin menghilangkan (apabila bisa) kemungkinan keterjadian atas

    risiko tersebut. Beberapa contoh penanganan penurunan kemungkinan terjadinya risiko adalah

    audit, peeliharaan, pemeliharaan kualitas, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan dan

    pelatihan personil.

    5) Mengalihkan atau membagi risiko, artinya terhadap kegiatan yang dilaksanakan yang

    didalamnya terkandung suatu risiko, atas risiko tersebut diberikan langkah aksi berupa membagi

    risiko tersebut kepada pihak lain untuk menurunkan tingkat risiko yang dihadapi oleh UPR.

    e. Penyusunan rencana penanganan risiko harus memperhatikan penyebab yang menjadi pemicu

    terjadinya suatu risiko.

  • f. Rencana penanganan risiko sedapat mungkin diarahkan untuk menghilangkan atau menekan

    penyebab dari risiko yang bersangkutan.

    g. Rencana penanganan risiko ditujukan bagi risiko dengan level risiko tinggi dan sedang, sementara

    itu untuk risiko dengan level rendah tidak dilakukan penanganan risiko, tetapi cukup dipantau saja.

    h. Rencana penanganan risiko sedapat mungkin diarahkan untuk mampu menekan risiko hingga risiko

    residualnya berada pada level yang lebih rendah atau berada pada level yang sesuai dengan selera

    risiko dari UPR.

    i. Rencana penanganan risiko harus diintegrasikan dengan proses penganggaran dalam UPR.

    j. Rencana penanganan risiko harus dijalankan dan dipantau pelaksanaannya untuk mengefektifkan

    proses mitigasi risiko.

    k. Proses pelaksanaan rencana penanganan risiko harus diawasi oleh penanggung jawab sesuai

    dengan jabatan dalam struktur manajemen risiko.

    Hasil atau output dari tahapan penanganan risiko adalah Laporan Penanganan Risiko yang mencakup:

    a. Hasil identifikasi berbagai opsi penanganan risiko;

    b. Penilaian atas opsi-opsi tersebut; dan

    c. Rencana penanganan, persiapan serta implementasinya .

    Contoh Formulir 5, Rencana Penanganan Risiko:

    C. RISK TREATMENT MENURUT AS/NZS 4360:2004Penanganan Risiko (Risk Treatment) melibatkan identifikasi atas berbagai pilihan/opsi untuk

    menangani risiko , menilai opsi tersebut, serta persiapan dan pelaksanaan rencana penanganan risiko.

    1. Mengidentifikasi Pilihan Untuk Penanganan Risiko Dengan Hasil PositifPilihan penanganan untuk risiko memiliki hasil positif (peluang) yang tidak selalu saling bergantung

    atau tepat dalam segala situasi, termasuk :

    a. Secara aktif mencari peluang dengan memutuskan untuk memulai atau melanjutkan kegiatan yang

    memiliki kemungkinan untuk membuat atau mempertahankan peluang tersebut (di mana hal ini

  • dapat dilakukan). Mengejar peluang yang tidak perlu tanpa mempertimbangkan potensi terjadinya

    hasil negatif dapat membahayakan peluang lainnya serta mengakibatkan kerugian yang tidak perlu

    b. Mengubah kemungkinan peluang, untuk meningkatkan kemungkinan hasil yang menguntungkan.

    c. Mengubah konsekuensi , untuk meningkatkan tingkat keuntungan .

    d. Membagi peluang

    Hal ini melibatkan pihak lain atau pihak-pihak yang menanggung atau berbagi sebagian hasil positif

    dari risiko, biasanya dengan menyediakan kemampuan tambahan atau sumber daya yang

    meningkatkan kemungkinan peluang yang timbul atau tingkat keuntungan jika itu terjadi.

    Mekanisme termasuk penggunaan kontrak dan struktur organisasi seperti kemitraan, joint venture,

    royalti dan perjanjian farm-in. Berbagi hasil positif biasanya melibatkan pembagian beberapa biaya

    yang muncul untuk mendapatkan hasil tersebut. Perjanjian atas pembagian hasil sering

    memperkenalkan risiko baru, bahwa pihak-pihak lain mungkin tidak memberikan kemampuan yang

    diinginkan atau sumber daya secara efektif .

    e. Mempertahankan Peluang Residual.

    Setelah peluang diubah atau dibagi, kemungkinan ada peluang residual yang tersisa tanpa tindakan

    spesifik yang harus segera dilakukan.

    2. Mengidentifikasi Pilihan Untuk Menangani Risiko Dengan Hasil NegatifPilihan penanganan untuk risiko dengan hasil negatif pada prinsipnya adalah sama dengan konsep

    penanganan risiko dengan hasil positif, meskipun interpretasi dan implikasinya jelas berbeda. Pilihan-

    pilihan tersebut termasuk:

    a. Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai ataupun melanjutkan dengan

    kegiatan yang dapat menimbulkan risiko (di mana hal ini dapat dilakukan). Penghindaran risiko

    dapat terjadi secara tidak tepat jika individu atau organisasi memang tidak semestinya menghindari

    risiko. Menghindari risiko yang tidak pantas dapat meningkatkan signifikansi risiko lainnya atau

    dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.

    b. Mengubah kemungkinan risiko, untuk mengurangi kemungkinan hasil negatif.

    c. Mengubah konsekuensi, untuk mengurangi tingkat kerugian. Ini termasuk langkah langkah pre-

    event seperti pengurangan persediaan atau alat pelindung dan respon post-event misalnya

    rencana kontinuitas.

    d. Membagi Risiko

    Hal ini melibatkan pihak lain atau pihak-pihak yang menanggung atau berbagi sebagian dari risiko,

    yang didasarkan pada persetujuan bersama. Mekanisme termasuk penggunaan kontrak, perjanjian

    asuransi dan struktur organisasi seperti kemitraan dan joint venture untuk penyebaran tanggung

    jawab dan kewajiban. Umumnya terdapat beberapa biaya atau manfaat financial yang terkait

    dengan pembagian risiko dengan organisasi lain, seperti pembayaran premi asuransi.

    Dimana risiko dibagi secara keseluruhan ataupun sebagian, organisasi yang mentransfer risiko

    telah memperoleh risiko baru, yaitu organisasi dimana risiko ditransfer tidak dapat mengelola risiko

    secara efektif.

    e. Mempertahankan risiko.

  • Setelah risiko diubah atau dibagi, akan ada risiko residual yang tersisa. Risiko juga dapat tersisa

    secara default, misalnya ketika ada kegagalan untuk mengidentifikasi atau membagi secara tepat

    atau sebaliknya menangani risiko.

    3. Menilai Pilihan Penanganan RisikoMemilih pilihan yang paling tepat melibatkan keseimbangan antara biaya pelaksanaan setiap pilihan

    terhadap manfaat yang akan diperoleh dari pilihan itu. Secara umum, biaya pengelolaan risiko harus

    sepadan dengan manfaat yang diperoleh. Ketika membuat penilaian biaya dibandingkan manfaat, konteks

    harus diperhitungkan. Hal ini penting untuk mempertimbangkan semua biaya dan manfaat langsung

    maupun tidak langsung, apakah berwujud atau tidak berwujud, dan diukur dari segi keuangan atau lainnya.

    Sejumlah opsi dapat dipertimbangkan dan diterapkan baik secara individual atau dalam kombinasi.

    Analisis sensitivitas adalah salah satu cara untuk menguji efektivitas pilihan yang berbeda untuk

    menangani risiko. Organisasi dapat mengambil manfaat melalui penerapan kombinasi pilihan-pilihan

    tersebut. Contohnya adalah penggunaan efektif kontrak dan penanganan risiko tertentu yang didukung

    oleh jaminan dan pembiayaan risiko lainnya yang sesuai.

    Keputusan harus mempertimbangkan kebutuhan untuk mempertimbangkan dengan hati-hati resiko

    yang jarang terjadi namun merupakan risiko yang berat, yang mungkin memerlukan tindakan penanganan

    resiko yang tidak beralasan dalam lingkungan ekonomi yang ketat. Persyaratan tanggung jawab hukum

    dan sosial dapat mengesampingkan analisis biaya manfaat keuangan yang sederhana. Pilihan

    penanganan risiko harus mempertimbangkan nilai-nilai dan persepsi para pemangku kepentingan dan cara

    yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan mereka. Jika anggaran untuk penanganan risiko dibatasi,

    rencana penanganan harus secara jelas mengidentifikasi urutan prioritas di mana penanganan risiko

    individu harus dilaksanakan. Hal ini penting untuk membandingkan seluruh biaya dengan tidak diambilnya

    tindakan terhadap penghematan anggaran.

    Penanganan risiko dapat dengan sendirinya memperkenalkan risiko baru yang perlu diidentifikasi,

    dinilai, diatasi dan dipantau. Jika, setelah penanganan, terdapat risiko residual, keputusan harus diambil

    mengenai apakah untuk mempertahankan risiko ini atau mengulangi proses penanganan risiko.

    4. Menyiapkan Dan Melaksanakan Rencana PenangananTujuan rencana penanganan adalah untuk mendokumentasikan bagaimana opsi yang dipilih akan

    dilaksanakan. Rencana penaganan harus meliputi:

    tindakan yang diusulkan;

    kebutuhan sumber daya;

    tanggung jawab;

    waktu;

    ukuran kinerja; dan

    kebutuhan pelaporan dan pemantauan persyaratan.

    Rencana penanganan harus diintegrasikan dengan manajemen dan proses penganggaran dalam

    organisasi.

  • D. Contoh Risk Treatment pada Ditjen Pengelolaan UtangDEPARTEMEN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANGDIREKTORAT SURAT UTANG NEGARA

    A. Analisis Opsi Rencana Penanganan Risiko

    No.

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    Terjadi kegagalan pelaksanaan lelang buyback SUN 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Terjadi kesalahan dalam penetapan lelang buyback 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Kegagalan atau terganggunya pelaksanaan Lelang SUN 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Terjadi kesalahan dalam penetapan lelang/penjualan SUN 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Penambahan target pembiayaan defisit APBN (dengansasaran mengembangkan instrumen SUN yang efektif)

    1. Menurunkan dampak risiko2. Menerima risiko

    Menurunkandampak risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Ketidakjelasan prosedur pelaksanaan tugas 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas, efisiensi dan ketepatan waktu

    Penambahan target pembiayaan defisit APBN dari SUN(dengan sasaran pembiayaan yang aman bagikesinambungan fiskal)

    1. Menurunkan dampak risiko2. Menerima risiko

    Menurunkandampak risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Penambahan target pembiayaan defisit APBN (dengansasaran Stabilitas pasar SUN)

    1. Menurunkan dampak risiko2. Menerima risiko

    Menurunkandampak risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Lelang buyback SUN undersubscribed 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Pemberian informasi atau akses terhadap informasi yangtidak merata kepada semua investor

    1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menerima risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Formulir 5.0 : Rencana Penanganan Risiko

    Peningkatan yield SUN secara drastis 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Menurunkandampak risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Pasar tidak menerima instrumen baru yang ditawarkan 1. Mengurangi kemungkinan risiko2. Menurunkan dampak risiko

    Mengurangikemungkinan risiko

    Efektvitas dan efisiensi

    Risiko (Berdasarkan Prioritas Risiko dari Daftar Risiko) Opsi penanganan yang mungkin Opsi yang dipilih Dasar pemilihan opsi penanganan

  • B. Rencana Penanganan Risiko

    No

    1

    2

    3

    4

    5 KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    SemesterII TahunAnggaran

    SedangSesuainominal gapyang baru

    Nominalpenerbitan

    Jika terjadi penambahan target baru:Menerbitkan tambahan SUN barutermasuk SUN valas.

    Penambahan target pembiayaandefisit APBN dari SUN (dengansasaran pembiayaan yang amanbagi kesinambungan fiskal)

    JadualImplemen

    tasi

    Penanggungjawab

    Peningkatan yield SUN secaradrastis

    1. Komunikasi intensif dengan parapelaku pasar untuk mengetahuisebabnya, serta mengkaji bersamalangkah-langkah penanggulangan.2. Pemerintah dapat terjun langsungbertransaksi langsung di pasarsekunder

    Frekuensi Sesuaikebutuhan

    Sedang Selamadibutuhkan

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Risiko (Berdasarkan PrioritasRisiko dari Daftar Risiko)

    Perincian rencana penangananrisiko Ukuran Kinerja

    Targetkinerja

    Risiko residualyang diharapkan

    setelahpenanganan

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Lelang buyback SUNundersubscribed

    1. Sosialisasi Surat Utang Negara2. Menetapkan seri yang tepat untukdi buyback

    1. Frekuensi2. Jumlahbuyback

    Sesuaikebutuhandan nominalbuybacksesuaitarget

    Sedang 1. Setiappelaksanaan lelangbuyback2. Tahun2010

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Pasar tidak menerima instrumenbaru yang ditawarkan

    1. Mengkaji ulang instrumen baruyang akan diterbitkan2. Market Intelligent untukmengetahui preferensi pasar

    incoming biduntuk instrumenbaru

    Jumlah bidyang masukatasinstrumenyang baru

    Sedang SetiaptahunAnggaran

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Pemberian informasi atau aksesterhadap informasi yang tidakmerata kepada semua investor

    1. Menegakkan kepatuhan terhadapkode etik;2. Monitoring dan pelatihan SDMuntuk menambah pemahamanterhadap peraturan dan kode etik;3. Meningkatkan kemampuanteknologi informasi dalammengamankan data yang bersifatrahasia;4. Melakukan komunikasi denganpihak-pihak terkait.

    frekuensi sesuaikebutuhan

    rendah selamadibutuhkan

  • No

    5

    6

    7

    8

    9

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Kegagalan atau terganggunyapelaksanaan Lelang SUN

    1. Koordinasi antara DSUN, BI,dan PDs.2. System backup dan SystemRecovery

    Jumlahbackup datadan recoverysystem yangmemadai

    Sebanyakpelaksanaanlelang

    rendah Selamadibutuhkan

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Ketidakjelasan prosedurpelaksanaan tugas

    1. Melakukan monitoring danevaluasi terhadap berbagaikegiatan dalam SOP mengenaikesesuaiannya dengan businessprocess yang ada, peraturan sertakebijakan dalam pelaksanaantugas;2. Koordinasi secara simultan danberkesinambungan dengan parapihak terkait.

    1. Frekuensi;2. Frekuensi.

    1. Sesuaikebutuhan;2. Sebanyakpelaksanaanpenyusunandan/atauperubahanSOP

    rendah Selamadibutuhkan

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Penambahan target pembiayaandefisit APBN (dengan sasaranmengembangkan instrumen SUNyang efektif)

    Jika terjadi penambahan targetbaru: Menerbitkan instrumen SUNbaru atau menerbitkan seri baru.

    Seri atauinstrumenbaru dannominalpenerbitan

    Sesuainominal gapyang baru

    Sedang Semester IITahun Anggaran

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Penambahan target pembiayaandefisit APBN (dengan sasaranStabilitas pasar SUN)

    1. Jika terjadi penambahan targetbaru: Meninjau ulang targetbuyback SUN.2. Koordinasi dengan BI untuktujuan stabilisasi pasar.

    Frekuensi dannominalbuyback

    Sesuaitargetbuybackyang direvisi

    Sedang Semester IITahun Anggaran

    Semester IITahun Anggaran

    KetuaManajemenRisiko dan Dir.SUN

    Penanggungjawab

    Risiko (Berdasarkan PrioritasRisiko dari Daftar Risiko)

    Perincian rencana penangananrisiko

    UkuranKinerja

    Targetkinerja

    Risiko residualyang diharapkan

    setelahpenanganan

    JadualImplementasi

    Penambahan target pembiayaandefisit APBN dari SUN (dengansasaran pembiayaan yang amanbagi kesinambungan fiskal)

    Jika terjadi penambahan targetbaru: Menerbitkan tambahan SUNbaru termasuk SUN valas.

    Nominalpenerbitan

    Sesuainominal gapyang baru

    Sedang

  • E. Risk Treatment pada Adira FinanceBerikut ini merupakan contoh sebagian risiko dan pengelolaannya oleh Adira Finance:

    Risk Event Action Risk Treatment

    1. Risiko Kredit Konsumen tidak

    mampu memenuhi

    kewajiban dalam

    meluasi kredit

    Reduce 1. Penerimaan

    Aplikasi Kredit

    yang selektif

    2. Penerapan

    Prinsip Mengenal

    Nasabah pada

    Lembaga

    Keuangan Non

    Bank

    3. Analisis Portofolio

    dan sistem

    manajemen

    informasi

    4. Pendelegasian

    wewenang

    persetujuan kredit

    2. Risiko

    Operasional

    1. Tidak

    berfungsinya

    proses internal

    2. Kegagalan

    sistem

    3. Kesalahan

    manusia

    Reduce 1. Pelaksanaan risk

    control self

    assessment

    2. Pengelolaan

    kecurangan

    3. Tinjauan

    terhadap

    kebijakan dan

    SOP secara rutin

    4. Menetapkan

    Pedoman

    pengelolaan

    kelangsungan

    usaha

    3. Risiko Pasar Kenaikan tingkat

    bunga kredit

    Mitigasi Penerapan

    pengelolaan tingkat

    bunga tetap secara

  • konsisten dengan

    menyesuaikan tingkat

    bunga kredit terhadap

    tingkat bunga

    pinjaman dan beban

    dana

    4. Risiko

    Kepatuhan

    Tidak mematuhi atau

    melaksanakan

    peraturan

    perundang-undangan

    dan peraturan lain

    yang berlaku

    Mitigasi Membuat divisi

    sekretaris

    perusahaan untuk

    melakukan

    pengawasan

    5. Risiko Hukum Adanya tuntutan

    hukum

    Mitigasi Membuat divisi

    hukum untuk

    melakukan

    pengelolaan risiko

    hukum

    6. Risiko Reputasi

    dan Risiko

    strategis

    Adanya publikasi

    negatif

    Mitigasi Membentuk tim

    khusus untuk

    mendukung

    penanganan kasus

    Risiko yang dikelola adalah berdasarkan pada selera risiko Adira Finance. Pada

    tahap ini Adira Finance mengelola risiko dengan mempertimbangkan dampak, frekuensi,

    biaya dan manfaat.

  • DAFTAR REFERENSI

    1. PMK Nomor 191/PMK.09/2008

    2. ISO 31000

    3. AS/NZS 4360:2004