Ringkasan Tof
-
Upload
dwi-rahayu -
Category
Documents
-
view
28 -
download
18
Transcript of Ringkasan Tof
RINGKASAN
Tetralogi of fallot adalah kelainan jantung sianotik congenital yang terdiri atas defek
septum ventrikel (VSD), stenosis pulmonal (yang dapat berupa infundibular, valvular,
supravalvular,atau kombinasi, yang menyebabkan obstruksi aliran darah kedalam
arteri pulmonal), hipertrofi ventrikel kanan, dan berbagai derajat overriding aorta.
Tetralogi of Fallot (ToF) merupakan penyakit jatung sianotik yang paling banyak
ditemukan dimana menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak
setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten
atau lebih kurang 10-15% dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit
jantung bawaan sianotik tersebut Tetralogi of Fallot merupakan 2/3 di antaranya. Di
US angka kejadiannya mencapai 3-6 dari 1000 kelahiran. ToF merupakan penyebab
tersering pada PJB yang menyebabkan sianosis. Lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan wanita.
Penyakit jantung kongenital cenderung memiliki dasar perkembangan yang jelas,
baik yang merupakan pengaruh eksogen maupun endogen. Hal tersebut antara lain
keadaan genetic yang multifactor, lingkungan dan kondisi ibu merupakan beberapa
contoh factor yang mungkin mempengaruhi pada mayoritas kasus.
Tetralogi of Fallot diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu menurut derajat
dan diagnosisnya. Menurut derajatnya, ToF dibagi menjadi empat yaitu ToF derajat
I-IV dengan karakteristiknya masing-masing. Sedangkan menurut diagnosisnya, ToF
dibagi menjadi ToF dengan tidak adanya katup pulmonal, tetralogi fallot dengan
kanal pada atrioventrikular, tetralogi fallot dengan atresia pulmonal dan tetralogi
fallot dengan stenosis pulmonal.Tetralogi of Fallot dengan stenosis pulmonal
merupakan kelainan yang paling banyak terjadi di dunia.
Tetralogy of Fallot jarang terjadi, tetapi itu adalah bentuk paling umum dari penyakit
jantung bawaan sianotik. Pasien dengan Tetraology of Fallot juga lebih beresiko
untuk memiliki cacat bawaan lainnya. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko untuk
kondisi ini selama kehamilan meliputi ibu alkoholik, DM, hamil di usia > 40 tahun,
kurang gizi saat hamil, infeksi virus rubella dan lain-lain. Anak-anak dengan
Tetralogy of Fallot lebih cenderung memiliki gangguan kromosom, seperti Down
syndrome dan sindrom DiGeorge (suatu kondisi yang menyebabkan cacat jantung,
tingkat kalsium yang rendah, dan fungsi kekebalan tubuh yang buruk).
Anak yang menderita Tetralogy of Fallot biasanya tampak kemerahan pada masa
neonates, meskipun mungkin terdengar bising jantung akibat aliran darah melalui
infundibulum atau katup pulmonal yang menyempit. Anak juga akan mengalami
Sianosis yang dapat timbul dan bertambah berat setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan kemudian. Sianosis tersebut biasanya terjadi saat bayi melakukan
aktivitas yang memerlukan energy.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mendiagnosa Tetralogy of fallot. Hal
tersebut dapat dilakukan melalui beberapa hal seperti anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Anamnesa meliputi pertanyaan yang mencakup
tentang riwayat kehamilan, riwayat kesehatan keluarga dan anak. Sementara
pemeriksaan fisik dilakukan melalui tahapan IPPA. Dan pemeriksaan penunjang
dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan radiologis,
EKG, Elektrokardiogram, Katerisasi dan pemeriksaan penunjang lain.
Setelah diketahui adanya kelainan ToF maka penatalaksanaan yang dapat
dilakukan untuk menangani kelainan tersebut antara lain penatalaksanaan invasive
dan non invasive. Penatalaksanaan Non invasive dilakukan dengan memberikan
obat-obatan yang dapat mendilatasi atau menurunkan beban jantung yang terlalu
berat serta pemberian Oksigen untuk mengatasi gangguan sirkulasi yang dialami
pasien. Sementara itu penatalaksaan invasive dilakukan melalui teknik pembedahan
baik secara paliatif ataupun total untuk melakukan koreksi pada jantung pasien.
Kelainan jantung bawaan ToF dapat dicegah sedari dini. Pencegahan dapat
dilakukan oleh pria dan wanita dewasa yang siap menikah. Pencegahan ini
dilakukan sebelum menikah, setelah menikah sebelum dan sesudah hamil serta
pencegahan setelah lahir. Proses pencegahan ini sangat penting, terutama pada
pencegahan saat hamil yang mana pencegahan ini berhubungan dengan proses
embriologi jantung yang berlangsung mulai bulan kedua pada trimester pertama
masa kehamilan. Pencegahan setelah lahir juga perlu dilakukan untuk mencegah
timbulnya komplikasi yang dapat terjadi seperti Infark serebral /thrombosis otak
(umur < 2 tahun), Abses serebral (umur >2 tahun), polisitemia, endokarditis, anemia
defisiensi besi, gagal jantung kongestif, kejang, thrombus dan emboli serebral.