Ringkasan Pengauditan Nw

23
UJIAN PENGAUDITAN BAB 1 PROFESI AUDIT Auditing (audit) adalah Pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. SIFAT AUDIT 1) Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan Untuk melakukan audit, Harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi. tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak bentuk 2) Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Auditor harus memperoleh bukti yang berkualitas (memadai) dan jumlah yang mencukupi. 3) Kompeten dan Independen Kompeten dimaksud dengan auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami criteria yang digunakan dan mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut. 4) Pelaporan Vito

description

mengenai ringkasan audit

Transcript of Ringkasan Pengauditan Nw

UJIAN PENGAUDITANBAB 1 PROFESI AUDITAuditing (audit) adalah Pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

SIFAT AUDIT1) Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan

Untuk melakukan audit, Harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi. tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak bentuk 2) Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti

Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Auditor harus memperoleh bukti yang berkualitas (memadai) dan jumlah yang mencukupi. 3) Kompeten dan Independen

Kompeten dimaksud dengan auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami criteria yang digunakan dan mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut.

4) Pelaporan

Audit harus menyiapkan laporan audit yang MEMBERI TAHU TINGKAT DERAJAT KESESUAIAN DENGAN KRITERIA YANG BERLAKU BIASANYA YAITU PABU.

PERBEDAAN AKUNTANSI DAN AUDITAKUNTANSI berusaha memastikan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi dari entitas yang bersangkutan dicatat secara tepat waktu dengan biaya yang wajar. Sedangkan AUDIT berfokus pada penentuan apakah informasi yang dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selam periode akuntansi dan sesuai dengan kriteria yang berlaku biasanya yaitu PABU.Jasa Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance adalah Jasa Atestasi adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asesi yang disiapkan pihak lain. Jenis jasa atestasi adalah sebagai berikut ini:

1) Audit atas laporan keuangan historis

Audit atas laporan keuangan historis adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan PABU

2) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan

Auditor harus memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan suatu perusahaan.

3) Telaah (review) laporan keuangan historis

Sama seperti audit atas laporan keuangan historis. Tetapi akuntan public hanya memberikan tingkat kepastian yang moderat atau sedang atau lebih sedikit bukti yang diperlukan.

4) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi

Jasa ini dilakukan hanya untuk perusahaan yang bersinggungan dengan teknologi internet dan perdagangan elektronik (e-commerce). Jasa atestasi yang diberikan adalah Jasa WebTrust, yang memberikan lisensi kepada situs tersebut berkaitan dengan criteria praktik bisnis, integritas transaksi, serta proses informasi, dan Jasa SysTrust, yang mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang seperti pengamanan dan integritas data.5) Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan

Jasa Assurance Lainnya

Berbeda dengan jasa atestasi karena akuntan public tidak diharapkan mengeluarkan laporan tertulis, dan kepastian itu tidak mengenai reliabilitas asesi pihak lain tentang ketaatan pada criteria tertentu. Penugasan jasa Assurance lainnya berfokus pada peningkatan mutu informasi bagi pengambil keputusan.

Jasa-Jasa Non-Assurance yang diberikan Akuntan Publik

Jasa di luar lingkup jasa assurance adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak, dan konsultasi manajemen.BAB 2 PROFESI AKUNTAN PUBLIK (CPA)INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) bertugas menetapkan persyaratan (Standar dan Aturan) profesional bagi para CPA, melakukan riset dan memublikasikan bahan-bahan mengenai berbagai topic yang berkaitan dengan akuntansi, audit, jasa atestasi dan assurance, serta jasa konsutasi manajemen.

Standar Audit Yang Berlaku Umum

Standar Audit Yang Berlaku Umum terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a) Standar Umum

Sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang Independen Profesional dalam melaksanakan auditb) Standar Pekerjaan Lapangan

Merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi asisten Memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal Memperoleh cukup bukti c) Standar Pelaporan

Menyatakan laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan PABU Mengidentifikasikan keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti Menetapkan pengungkapan yang informative belum memadai, harus menyatakannya dalam laporan auditor. Menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhanBAB 4 TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITLangkah-langkah Mengembangkan Tujuan Audit1) Memahami tujuan dan tanggung jawab audit

Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kewajaran di mana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Tanggung jawab Manajemen adalah menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar.

Tanggung jawab Auditor adalah mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan keuangan. Ketika auditor juga melaporkan efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan, maka auditor juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam pengendalian internal terhadap laporan keuangan.2) Membagi laporan keuangan dalam siklus-siklus

Pembagian dilakukan dengan pengelompokkan audit dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi dan saldo akun yang terkait erat ke dalam kelompok yang sama. Pembagian ini membuat pengauditan menjadi mudah untuk dilakukan dan membantu dalam menetapkan tugas-tugas kepada anggota dalam tim audit. Logikanya adalah bahwa pendekatan ini menghubungkan bagaimana transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar dan laporan keuangan.3) Menetapkan Tujuan Pengauditan

Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan.BAB 5 BUKTI AUDIT

Bukti adalah segala informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Informasi dapat berbeda-beda. Dalam hal bahan bukti ini mampu meyakinkan auditor apakah laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan standar akuntansi Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

TERDAPAT EMPAT JENIS KEPUTUSAN MENGENAI BAHAN BUKTI, yaitu:1) Prosedur Pengauditan yang mana akan digunakan

2) Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu

3) Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi

4) Kapan menjalankan prosedur tersebutKeandalan Bukti

Dua penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan, yang diambil langsung dari standar ketiga pekerjaan lapangan.

Ketepatan bukti Pengukuran terhadap kualitas bahan bukti yang berarti bahan bukti tersebut relevan dan andal dalam memenuhi tujuan audit. Ketepatan bukti terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Relevansi Bukti bahan bukti harus terkait dengan atau relevan terhadap tujuan audit

2) Keandalan Bukti mengacu pada tingkat di mana bahan bukti dapat dipercayaa) Independensi Pemberi Informasi bahan bukti dari pihak luar lebih andal

b) Efektivitas Pengendalian Internal Klien jika SPI efektif, maka bahan bukti lebih andal

c) Pengetahuan Langsung Auditor bahan bukti yang didapat langsung lebih andal

d) Kualifikasi individu yang memberikan informasi orang yg kompeten dibidangnya bahan bukti menjadi lebih andal

e) Tingkat Objektivitas bahan bukti objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bahan bukti yang memerlukan penilaian

Kecukupan kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan kecukupan. Kecukupan bahan bukti umumnya diukur dengan:

1) Ukuran sampel yang dipilih oleh auditor

2) Pemilihan unsur populasi yang tepat

Jenis Bukti Audit

Terdapat DELAPAN KATEGORI UMUM BUKTI AUDIT, yaitu:

1) Pemeriksaan Fisik pemeriksaan atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aset berwujud

2) Konfirmasi jawaban lisan atau tertulis yang diterima dari pihak ketiga yang independen untuk memverifikasi atas keakuratan informasi yang diminta auditor

3) Dokumentasi pem eriksaan auditor atas dokumen-dokumen dan catatan klien

4) Prosedur analitis Melakukan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan dengan perkiraan auditor

5) Tanya Jawab dengan Klien

6) Perhitungan Ulang pengecekan ulang atas contoh-contoh perhitungan yang dilakukan oleh klien

7) Pengerjaan Ulang (Rekontruksi) pengujian kembali prosedur atau pengendalian perusahaan8) Pengamatan (Observasi) penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas-aktivitas klienDokumentasi Audit

DOKUMENTASI AUDIT adalah catatan utama atas prosedur audit yang diterapkan, bukti yang didapatkan dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor dalam suatu kontrak kerja. Kepemilikan dokumen audit merupakan milik auditor. Tujuan dokumentasi audit, yaitu:

1) Sebuah dasar perencanaan audit

2) Sebuah catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil-hasil pengujian yang dilakukan

3) Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat

4) Sebuah dasar untuk penelaahan oleh supervisor dan partner

MATERI DAN SUSUNAN ARSIP-ARSIP AUDIT terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Arsip Permanen data historis atau data yang sifatnya terus menerus terkait dengan pengauditan periode berjalan. 2) Arsip Periode Berjalan semua dokumentasi audit yang dapat diterapkan pada tahun pengauditan.

Dampak E-Commerce terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi Audit

Makin banyak yang disajikan dan disimpan dalan bentuk elektronik. Para auditor harus mempertimbangkan ketersedian bukti elektronik pada permulaan audit dan merencanakan pengumpulan buktinya bagaimana. Selain itu, ada bukti yang hanya bisa dinilai dengan formulir yang dibaca oleh mesin, sehingga auditor harus menggunakan computer untuk membacanya. Auditor juga menggunakan teknolgi untuk mengalihkan dokumentasi berbasis kertas yang tradisional menjadi data elektronik untuk mengatur dan menganalisis dokumentasi audit.BAB 6 PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

Terdapat TIGA ALASAN UTAMA mengapa auditor harus melakukan PERENCANAAN yang tepat, yaitu:

1) Untuk menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau

2) Mencegah kesalahpahaman dengan klien3) Meminimalkan kewajiban hukum dan menjaga reputasi dalam komunitas bisnisnya

Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk) sebuah ukuran seberapa besar auditor menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan dapat setelah pengauditan selesai dilaksanakan dan opini wajar tanpa pengecualian telah diterbitkan.

Risiko bawaan (Inherent Risk) sebuah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AWAL AUDITPerencanaan awal audit melibatkan empat hal, yaitu:

a) Penerimaan Klien dan Keberlanjutan

b) Mengidentifikasi Alasan Klien untuk Melakukan Audit

c) Mendapatkan Kesepahaman dengan Klien

d) Menyusun Strategi Audit secata Keseluruhan

Selain itu dalam hal penugasan, auditor harus melakukan:a) Memilih staf untuk Kontrak Kerja

b) Mengevaluasi Kebutuhan akan Para Ahli dari Pihak Luar jika dalam kontrak terdapat penugasan di luar kompetensi auditor.MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN

Terdapat beberapa aspek dari pendekatan untuk memahami bisnis dan industri klien, yaitu:1) Industri dan Lingkungan Eksternal

Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik atas industri klien dan lingkungan eksternal, yaitu:

a) Risiko terkait dengan industri tertentu dapat memengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima

b) Umumnya terdapat Risiko bawaan di beberapa industry

c) Terdapat ketentuan akuntansi yang khusus di mana auditor harus memiliki pemahaman tersebut.2) Operasi dan Proses Bisnis

Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan, pelanggan, dan pemasok utama, sumber pendanaan, dan informasi mengenai pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dapat meningkatkan risiko. 3) Manajemen dan Tata Kelola Perusahaan

Auditor harus menilai filosofis manajemen dan gaya kepemimpinannya serta kemampuannya untuk mengidentifikasi dan menghadapi risiko4) Tujuan dan Strategi

Strategi merupakan pendekatan yang dilakukan oleh suatu entitas untuk mencapai tujuan organisasi5) Pengukuran dan Kinerja

Risiko bawaan dalam salah saji laporan keuangan dapat meningkat jika klien telah menetapkan seperangkat tujuan yang tidak masuk akal atau jika sistem pengukuran kinerja memicu pembukuan yang agresif.

MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN

Risiko bisnis klien dapat muncul dari setiap faktor yang memengaruhi klien dan lingkungannya. Manajemen merupakan sumber utama untuk melakukan identifikasi bisnis klien. Manajemen harus melakukan evaluasi menyeluruh atas risiko bisnis yang relevan yang dapat memengaruhi laporan keuangan per kuartal dan per tahun.

MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS AWAL

Auditor melakukan prosedur analitis awal agar dapat memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Prosedur Analitis

Prosedur Analitis merupakan evaluasi atas laporan keuangan yang disusun dengan mempelajari kemungkinan hubungan-hubungan antara data keuangan dan nonkeuangan yang melibatkan perbandingan antara jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur Analitis berikut dapat dilakukan pada setiap fase selama sebuah penugasan kerja berlangsung.

1) Fase Perencanaan untuk membantu menentukan sifat, keluasan dan waktu dalam prosedur pengauditan.2) Selama fase Pengujian audit sebagai pengujian substantive untuk mendukung saldo-saldo akun

3) Fase penyelesaian audit penelaahan akhir atas salah saji material atau masalah keuangan dan membantu auditor dalam mengambil pandangan objektif akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit.

BAB 7 MATERIALITAS DAN RISIKO

Materialitas merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.

Auditor bertanggung jawab untuk menentukan apakah terdapat salah saji material dalam laporan keuangan. Jika auditor menemukan suatu salah saji material tetapi jika klien menolak koreksi salah saji tersebut maka opini dengan pengecualian atau tidak wajar dapat diterbitkan.

FAKTOR YANG MEMENGARUHI MATERIALITAS, yaitu:

1) Materialitas merupakan konsep relatif

2) Dibutuhkan Dasar untuk mengevaluasi Materialitas

3) Faktor kualitatif Contoh: kecurangan lebih penting daripada kesalahan tidak disengaja, masalah kewajiban kontraktual.

MEMPERKIRAKAN SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKANNYA DENGAN PENILAIAN AWAL

Pada langkah ini, auditor membuat proyeksi langsung salah saji yang diketahui dari sampel ke populasi dan kemudian menambahkan estimasi untuk sampling error. Salah saji dalam suatu akun dapat berbentuk satu dari dua jenis ini, yaitu:

1) Salah saji yang diketahui salah saji di mana auditor dapat menentukan jumlah salah saji dalam akun tersebut. 2) Salah saji yang mungkin, dibagi menjadi 2, yaitu:a. Muncul karena perbedan antara penilaian manajemen dan penilaian auditor perbedaan estimasi

b. Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel yang diambil dari populasi

RISIKO

Jenis-jenis risiko audit terbagi menjadi 4, yaitu:

1) Risiko Deteksi yang Direncanakan

Merupakan risiko di mana bukti audit untuk suatu bagian tidak mampu mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji yang dapat diterima

2) Risiko Audit yang dapat Diterima

Ialah pengukuran tingkat kesedian auditor untuk menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan setelah audit telah selesai dijalankan dan opini wajar tanpa pengecualian telah diterbitkan.3) Risiko Bawaan

Ialah pengukuran penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya salah saji material (baik kecurangan maupun kesalahan) dalam sebuah bagian pengauditan sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal klien.4) Risiko Pengendalian

Ialah pengukuran penilaian auditor mengenai apakah salah saji melebihi jumlah yang dapat diterima di suatu bagian pengauditan akan dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian internal klien.MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA

Penilaian awal auditor untuk menetapkan risiko audit yang dapat diterima adalah menerapkan risiko kontrak dan menggunakan risiko kontrak tersebut untuk memodifikasi yang dapat diterima. Risiko Kontrak kerja adalah risiko di mana auditor atau KAP akan mendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan keuangan sudah benar. Faktor-faktor yang Memengaruhi Risiko Audit

Terdapat tiga faktor yang memengaruhi risiko audit yang dapat diterima, yaitu:

1) Tingkat Ketergantungan Pengguna Eksternal Laporan Keuangan

Ketika pengguna eksternal sangat mengandalkan laporan keuangan, maka sangat tepat untuk menurunkan risiko audit yang dapat diterima. Tetapi masalah besar dapat terjadi jika salah saji yang signifikan tetap tidak terdeteksi dalam laporan keuangan. 2) Kemungkinan bahwa klien akan mendapatkan kesulitan keuangan setelah laporan audit diterbitkan 3) Integritas manajemen

Meliputi investigasi terhadap calon klien baru dan evaluasi terhadap klien laman.

MENILAI RISIKO BAWAANAuditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama berikut ketika menilai risiko pengendalian, yaitu:

1) Sifat bisnis klien 2) Hasil pengauditan sebelumnya

3) Kontrak kerja yang pertama atau kontrak kerja yang berulang

4) Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

5) Transaksi-transaksi yang tidak rutin

6) Penilaian yang diperlukan untuk mencatat saldo-saldo akun dan transaksi-transaksi dengan benar

7) Membuat populasi

8) Faktor-faktor yang terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan

9) Faktor-faktor yang terkait dengan penyalahgunaan aset.

BAB 8 PENGENDALIAN INTERNAL DAN RISIKO PENGENDALIAN

Tujuan pengendalian internal

Manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum berikut dalam merancang sistem pengendalian internal, yaitu:

1) Keandalan laporan keuangan

2) Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi

3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Tanggung Jawab Manajemen Dan Auditor Dalam Pengendalian Internal

Manajemen terdapat dua konsep penting yang mendasari merancang dan menerapkan pengendalian internal, yaitu:

1) Keyakinan yang Memadai harus member keyakinan yang memadai, bukan absolute.

2) Keterbatasan-Keterbatasan Bawaan memedulikan kehati-hatian dalam merancang dan menerapkan pengendalian internal

Auditor pada umumnya sangat menekankan pada pengandalan melalui, yaitu:

1) Pengendalian terhadap keandalan laporan keuangan

2) Pengendalian terhadap kelompok-kelompok transaksi

PENGUJIAN PENGENDALIAN

Auditor kemungkinan akan menggunakan empat jenis prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan pengendalian internal, yaitu:

1) Melakukan tanya jawab dengan personel klien yang tepat2) Menguji dokumen, catatan dan laporan

3) Mengamati aktivitas terkait pengendalian

4) Mengerjakan ulang prosedur klienBAB 10 DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PROSES AUDIT

Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambah prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh computer dan dengan mengganti pengendalian baru yang biasa dilakukan secara manual yang rentan kesalahan manusia. Perubahan yang terjadi, yaitu:1) Pengendalian computer menggantikan pengendalian manual

2) Menyediakan informasi dengan kualitas yang lebih tinggi

MENILAI RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI

Risiko-risiko khusus terkait dengan sistem TI, yaitu:

1) Risiko terhadap perangkat keras (hardware) dan data

Meskipun TI memiliki keunggulan dalam pemrosesan secara signifikan, tetapi juga dapat menciptakan risiko-risiko, yaitu:a) Ketergantungan terhadap kemampuan kerja perangkat keras dan lunak

b) Kesalahan sistemik dan kesalahan acak

c) Akses yang tidak diotorisasi

d) Kehilangan data

2) Berkurangnya jejak audit

Salah saji mungkin tidak dapat dideteksi dengan meningkatnya penggunaan TI karena (1) hilangnya jejak audit yang nyata, dan juga (2) berkurangnya keterlibatan manusia serta (3) kurangnya otorisasi tradisional.

3) Kebutuhan akan pengalaman di bidang TI dan pemisahan tugas-tugas TI

Sistem TI mengurangi (1) pemisahan tugas dan (2) menciptakan suatu kebutuhan tambahan akan pengalaman di bidang TI.

Pengendalian Internal Khusus untuk TI

Pengendalian Internal Khusus untuk TI terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

1) Pengendalian Umum

Auditor mengevaluasi pengendalian umum (semua aspek dalam fungsi TI) untuk perusahaan secara keseluruhan meliputi:

a. Pengaturan Fungsi TI Anggapan direksi dan manajemen senior memengaruhi pentingnya TIb. Pemisahan tugas-tugas Ti Pemisahaan fungsi-fungsi pada tiap aktivitasc. Pengembangan Sistem membeli dan mengembangkan perangkat lunak serta uji cobad. Pengamanan fisik dan online terhadap akses pada perangkat lunak, keras, dan data terkait

e. Rencana cadangan dan kontijensi perencanaan untuk gangguan yang tidak pasti yang akan mempengaruhi TI perusahaan f. Pengendalian perangkat keras pengendalian untuk mendeteksi dan melaporkan kerusakannya2) Pengendalian Aplikasi

Auditor harus mengevaluasi pengendalian aplikasi (untuk memproses transaksi-transaksi) untuk setiap kelompok transaksi atau akun. Pengendalian aplikasi terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:a. Pengendalian Input

Dirancang untuk menyakinkan bahwa informasi yang dimasukkan ke dalam computer adalah sah, akurat dan lengkap.

b. Pengendalian Proses

Pengendalian proses dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan ketika pemrosesan data transaksi

c. Pengendalian Output

Pengendalian output lebih menekankan pada pendeteksian kesalahan setelah pemrosesan selesai dilakukan daripada mencegah kesalahan atau mengkaji keandalan data oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengetahuan mengenai output.

Dampak TI dalam Proses Audit

1) Pengaruh PU terhadap Risiko Pengendalian

Auditor harus mengevaluasi efektivitas PU sebelum mengevaluasi pengendalian aplikasi, meliputi:

a. Pengaruh PU terhadap Aplikasi Sistem secara Keseluruhan

PU tidak efektif menghasilkan potensi salah saji material pada seluruh aplikasi sistem.

b. Pengaruh PU terhadap Perubahan Perangkat LunakPerubahan perangkat lunak mempengaruhi kepercayaan terhadap pengendalian otomatis.

c. Mendapatkan Pemahaman Atas Pengendalian Umum Klien

Pemahaman dapat dilakukan dengan (1) melakukan wawancara dengan personel TI dan para pengguna utama, (2) Memeriksa dokumentasi sistem, dan (3) Mengkaji hasil perincian kuesioner yang diisi oleh para staf TI.

2) Dampak dari Pengendalian TI terhadap Risiko Pengendalian dan Pengujian Substantif

Pengendalian umum memengaruhi tujuan audit dalam beberapa siklus, jika pengendalian umum tidak efektif, kemampuan auditor untuk mengandalkan pengendalian aplikasi untuk mengurangi risiko pengendalian dalam semua siklus akan menurun.3) Pengauditan dalam lingkungan TI yang tidak terlalu Kompleks

Pada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil seringkali mengaudit di sekitar computer (auditor tidak menggunakan pengendalian otomatis) ketika pengendalian umum kurang efektif dibandingkan dengan lingkungan TI yang lebih kompleks.

4) Pengauditan dalam lingkungan TI yang terlalu Kompleks

Ketika organisasi memperluas penggunaan TI-nya, pengendalian internal seringkali dimasukkan ke dalam aplikasi-aplikasi yang hanya tersedia secara elektronik atau biasa disebut pengauditan melalui computerBAB 11 KESELURUHAN PERENCANAAN DAN PROGRAM AUDIT

Jenis-Jenis Pengujian

1) Pengujian PengendalianPemahaman auditor terhadap pengendalian internal digunakan untuk mengukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait transaksi untuk mendapatkan pemahaman apakah pengendalian sudah diterapkan. Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun otomatis,

2) Pengujian Substantif Transaksi

Merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji rupiah (sering kali disebut salah saji moneter) yang secara langsung berpengaruh pada ketepatan saldo laporan keuangan. Pengujian substantive transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit terkati transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi.

3) Prosedur Analitis

Prosedur analitis melibatkan perbandingan-perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan utama dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah untuk:a) Menandai adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan

b) Memberi bukti substantive4) Pengujian Terinci Saldo

Memfokuskan pada saldoo akhir buku besar baik untuk akun-akun nerasa maupun laba rugi. Penekanan utama sebagian besar pengujian atas perincian saldo adalah pada neraca.

EMPAT FASE UNTUK KESELURUHAN PROSES AUDIT1) Merencanakan dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit

2) Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi

3) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo

4) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Suatu Laporan Audit

Fase ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a) Melakukan Pengujian Tambahan Untuk Tujuan Penyajian dan Pengungkapan auditor melakukan prosedur terkait dengan kewajiban kontijensi dan kejadian-kejadian setelah tanggal neraca.

b) Pengumpulan Bukti Akhir, terdiri dari:

Melakukan Prosedur analitis akhir

Mengevaluasi asumsi keberlangsungan usaha (going concern)

Mendapatkan surat representasi klien

Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk meyakinkan bahwa informasi yang disajikan konsisten dengan laporan keuangan

c) Menerbitkan Laporan Audit

d) Komunikasi dengan Komite audit dan Manajemen mengkomunikasikan setiap kekurangan dalam pengendalian internal yang signifikan.

Vito Nugraha S