Ring Kasan

4
I.Pendahuluan Keraton Yogyakarta merupakan tempat yang dianggap sebagai pusat budaya Yogyakarta. Selain dilihat dari bangunannya yang menciri khaskan budaya Jawa atau Yogyakarta, ini juga terlihat dari warisan budaya di dalamnya baik berupa benda-benda bersejarah seperti kereta ataupun gamelan, selain itu Keraton Yogyakarta juga mengadakan upacara adat seperti Sekaten. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Jadi tidak mengherankan jika nilai-nilai filosofi dan mitologi menyelubungi Keraton. Pada point pendahuluan saya juga memberi beberapa definisi mengenai judul 1. Keraton Keraton Yogyakarta dikenal secara umum oleh masyarakat sebagai bangunan istana salah satu kerajaan nusantara. Keraton didirikan setelah perjanjian Giyanti, Keraton didirikan oleh HB I 2. Kebudayaan Saya menyampaikan definisi kebudayaan dari beberapa tokoh seperti Selo Sumarjan yang menyampaikan bahwa kebudayaan adalah hasil cipta , rasa dan karsa. Namun dapat kita simpulkan juga bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dapat berupa kebudayaan material yaitu benda-benda ataupun nonmaterial berupa ciptaan abstrak yaitu tari-tarian ataupun dongeng. 3. Nilai

description

ringkasan

Transcript of Ring Kasan

Page 1: Ring Kasan

I.PendahuluanKeraton Yogyakarta merupakan tempat yang dianggap sebagai pusat budaya

Yogyakarta. Selain dilihat dari bangunannya yang menciri khaskan budaya Jawa atau Yogyakarta, ini juga terlihat dari warisan budaya di dalamnya baik berupa benda-benda bersejarah seperti kereta ataupun gamelan, selain itu Keraton Yogyakarta juga mengadakan upacara adat seperti Sekaten. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Jadi tidak mengherankan jika nilai-nilai filosofi dan mitologi menyelubungi Keraton. Pada point pendahuluan saya juga memberi beberapa definisi mengenai judul1. KeratonKeraton Yogyakarta dikenal secara umum oleh masyarakat sebagai bangunan istana salah satu kerajaan nusantara. Keraton didirikan setelah perjanjian Giyanti, Keraton didirikan oleh HB I2. KebudayaanSaya menyampaikan definisi kebudayaan dari beberapa tokoh seperti Selo Sumarjan yang menyampaikan bahwa kebudayaan adalah hasil cipta , rasa dan karsa. Namun dapat kita simpulkan juga bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dapat berupa kebudayaan material yaitu benda-benda ataupun nonmaterial berupa ciptaan abstrak yaitu tari-tarian ataupun dongeng.3. NilaiNilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.

II. Hakikat Keraton Yogyakarta sebagai Penjaga Kultur dan Nilai-nilai Keutamaan

Keraton Yogyakarta dikenal luas berhakikat sebagai penjaga kultur dan nilai-nilai keutamaan. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai sudut pandang. Pertama adalah sejarah. Seperti diketahui Keraton didirikan oleh HB I sebagai respon dari HB I atas pecahnya Kerajaan Mataram Islam menjadi 2. Keraton Karena Keraton bberawal dari kerajaan Islam maka tidak mengherankan jika Keraton mendapat pengaruh kental dari kebudayaan Islam. Selain itu kebudayaan atau tradisi Islam juga mempengaruhi sistem pemerintahan kerajaan karena dalam menjalankan pemerintahan seorang sultan berdasarkan pada sistem pemerintahan yang bersumber pada kitab suci, yaitu Al-Quran dan Hadis Nabi. Para Sultan juga memberikan tauladan mengenai nilai-nilai keutamaan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis.

Kedua dari sudut upacara yang diselenggarakan Keraton seperti Sekaten. Banyak masyarakat berpendapat bahwa upacara Sekaten mencerminkan nilai syukur masyarakat atas limpahan rahmat Tuhan YME. Selain itu Upacara Sekaten dianggap

Page 2: Ring Kasan

sebagai perpaduan antara kegiatan dakwah Islam dan seni. Di kalangan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, muncul keyakinan bahwa dengan ikut merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang bersangkutan akan mendapat pahala dari Yang Maha Agung, dan dianugerahi awet muda. Sebagai syarat, mereka harus menguyah sirih di halaman Masjid Agung Yogyakarta, terutama pada hari pertama dimulainya perayaan Sekaten. Ini adalah kepercayaan masyarakat yang menganggap kebudayaan Sekaten sebagai sebuah keyakinan sehingga tidak heran jika Upacara Sekaten masih berlangsung hingga sekarang.

Ketiga dari sudut warisan benda-benda kuno seperti Gamelan. Gamelan merupakan seperangkat ansambel tradisional Jawa. Keraton Yogyakarta memiliki sekitar 18-19 set ansambel gamelan pusaka, 16 diantaranya digunakan sedangkan sisanya (KK Bremara dan KK Panji) dalam kondisi yang kurang baik. Setiap gamelan memiliki nama kehormatan sebagaimana sepantasnya pusaka yang sakral. Tiga buah gamelan dari berasal dari zaman sebelum Perjanjian Giyanti dan lima belas sisanya berasal dari zaman Kesultanan Yogyakarta. Oleh sebab itu dapat dikatakan masih digunakannya gamelan merupakan bentuk pelestarian Keraton akan kebudayaan Jawa.

Terakhir melalui kesenian tari yang dipentaskan Keraton Yogyakarta misalnya Tari Golek Menak. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Karena sangat mencintai budaya Wayang Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan tarian wayang orang. Pagelaran perdana dilaksanakan di Kraton pada tahun 1943 untuk memperingati hari ulang tahun sultan. Bentuknya masih belum sempurna, karena tata busana masih dalam bentuk gladi resik. Meskipun demikian inilah usaha Sultan Hamengkubuwono IX untuk terus melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai keutamaan di masyarakat Yogyakarta.III. Kesimpulan

Keraton Yogyakarta merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya, sudah sepantasnya jika Keraton menjadi sumber penjaga kultur dan nilai-nilai keutamaan di Yogyakarta karena sejarah Keraton terbentuk dari Kerajaan Islam yang sangat kental kebudayaan Islamnya, selain itu Keraton Yogyakarta juga memiliki warisan-warisan budaya baik itu berupa upacara-upacara adat, kesenian Tari sampai benda-benda bersejarah seperti gamelan.

Guna menjaga hakikat Keraton sebagai penjaga kultur dan nilai-nilai keutamaan hendaknya keluarga Keraton harus lebih konsisten pada fungsi Keraton sebagai penjaga kultur dan nilai-nilai keutamaan dan mau menjadi tauladan dalam hal nilai-nilai keutamaan bagi masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia umumnya.