Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

10
Kulit dan apendices merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikian juga oleh penyakit. Kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang berorientasikan pada morfologi atau ujud kelainan kulit (UKK) yang ditemukan. Akurasi diagnostik akan tinggi apabila pemeriksaan dilakukan secara obyektif tanpa dipengaruhi oleh Anamnesis harus selalu dilakukan pada saat maupun setelah pemeriksaan visual dan fisik sehingga didapatkan diagnosis yang lebih obyektif. Penyakit kulit dapat terjadi karena berbagai faktor mulai dari karena virus, lingkungan yang terkontaminasi dan masih banyak faktor-faktor lainnya. Definisi Jerawat Jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat tersumbatnya folikel pilosebacea, sehingga menyebabkan sebum tidak dapat keluar dan menimbulkan peradangan. Peradangan ini menyebabkan komedo yang merupakan permulaan terjadinya jerawat. Faktor utama penyebab terjadinya jerawat adalah peningkatan produksi sebum, peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri, dan inflamasi. Jerawat merupakan penyakit kulit yang

Transcript of Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

Page 1: Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

Kulit dan apendices merupakan struktur kompleks yang membentuk

jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan

terhadap struktur demikian juga oleh penyakit. Kulit merupakan organ esensial

dan vital serta merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin

kesehatan dan kehidupan

Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang berorientasikan pada

morfologi atau ujud kelainan kulit (UKK) yang ditemukan. Akurasi diagnostik

akan tinggi apabila pemeriksaan dilakukan secara obyektif tanpa dipengaruhi oleh

Anamnesis harus selalu dilakukan pada saat maupun setelah pemeriksaan visual

dan fisik sehingga didapatkan diagnosis yang lebih obyektif. Penyakit kulit dapat

terjadi karena berbagai faktor mulai dari karena virus, lingkungan yang

terkontaminasi dan masih banyak faktor-faktor lainnya.

Definisi Jerawat

Jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat tersumbatnya folikel

pilosebacea, sehingga menyebabkan sebum tidak dapat keluar dan menimbulkan

peradangan. Peradangan ini menyebabkan komedo yang merupakan permulaan

terjadinya jerawat. Faktor utama penyebab terjadinya jerawat adalah peningkatan

produksi sebum, peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri, dan inflamasi.

Jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat tersumbatnya folikel

pilosebacea, sehingga menyebabkan sebum tidak dapat keluar dan menimbulkan

peradangan. Peradangan ini menyebabkan komedo yang merupakan permulaan

terjadinya jerawat. Faktor utama penyebab terjadinya jerawat adalah peningkatan

produksi sebum, peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri, dan inflamasi.

Page 2: Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

Gambar 1. Jerawat

Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada masa remaja

bahkan hingga dewasa yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul,

nodus, dan kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung.

Meskipun tidak mengancam jiwa, jerawat dapat mempengaruhi kualitas hidup

dengan memberikan efek psikologis yang buruk berupa cara seseorang menilai,

memandang dan menanggapi kondisi dan situasi dirinya.

1. Patofisiologi Jerawat

Secara garis besar terdapat empat faktor yang berperan dalam pathogenesis

Acne Vulgaris yaitu :

1. Peningkatan produksi sebum acne biasanya mulai timbul pada masa

pubertas pada waktu kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan

sebum lebih banyak dari sebelumnya. Terdapat korelasi antara

keparahan acne dengan produksi sebum. Pertumbuhan kelenjar sebasea

dan produksi sebum berada di bawah pengaruh hormon androgen. Pada

penderita acne terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang

normal beredar dalam darah (testoteron) ke bentuk metabolit yang lebih

aktif (5>alfa dehidrotestoteron).Hormon ini mengikat reseptor androgen

di sitoplasma dan akhirnya menyebabkan proliferasi sel penghasil

sebum. Meningkatnya produksi sebum pada penderita acne disebabkan

oleh respon organ akhir yang berlebihan pada kelenjar sebasea terhadap

kadar normal androgen dalam darah, sehingga terjadi peningkatan unsur

komedogenik dan inflamatogenik sebagai penyebab terjadinya acne.

Terbukti bahwa pada kebanyakan penderita, lesi acne hanya ditemukan

di beberapa tempat yang kaya akan kelenjar sebasea.

2. Keratinisasi folikel

Keratinisasi pada saluran pilosebasea disebabkan olah adanya

penumpukan korneosit dalam saluran pilosebasea. Hal ini dapat

disebabkan oleh bertambahnya produksi korneosit pada saluran

pilosebasea, pelepasan korneosit yang tidak adekuat, atau dari kombinasi

kedua faktor. Bertambahnya produksi korneosit dari sel keratinosit

Page 3: Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

merupakan salah satu sifat komedo. Terdapat hubungan terbalik antara

sekresi sebum dan konsentrasi asam linoleik dalam sebum. Dinding

komedo lebih mudah ditembus bahan–bahan yang dapat menimbulkan

peradangan. Walaupun asam linoleik merupakan unsur penting dalam

seramaid-1, lemak lain mungkin juga berpengaruh pada patogenesis

acne. Kadar sterol bebas juga menurun pada komedo sehingga terjadi

keseimbangan antara kolesterol bebas dengan kolesterol sulfat, sehingga

adhesi korneosit pada akroinfundibulum bertambah dan terjadi retensi

hiperkeratosis folikel.

3. Kolonisasi Saluran Pilosebasea dengan Propionibacterium acnes

Terdapat tiga macam mikroba yang terlibat pada patogenesis acne

adalah Corynebacterium Acnes(Proprionibacterium Acnes),

Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale(Malassezia

furfur). Adanya seborea pada pubertas biasanya disertai dengan

kenaikan jumlah Corynebactirium Acnes, tetapi tidak ada hubungan

antara jumlah bakteri pada permukaan kulit atau dalam saluran

pilosebasea dengan derajat hebatnya acne. Dari ketiga macam bakteri

ini bukanlah penyebab primer pada proses patologis acne. Beberapa lesi

mungkin timbul tanpa ada mikroorganisme yang hidup sedangkan pada

lesi yang lain mikroorganisme mungkin memegang peranan penting.

Bakteri mungkin berperan pada lamanya masing–masing lesi. Apakah

bakteri yang berdiam di dalam folikel (resident bacteria) mengadakan

eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel tersebut.

Menurut hipotesis Saint-Leger, skualen yang dihasilkan oleh kelanjar

sebasea dioksidasi di dalam folikel dan hasil oksidasi ini menjadi

penyebab terjadinya komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang

dan akhirnya terjadi kolonisasi Corynebacterium Acnes. Bakteri ini

memproduksi porfirin, yang bila dilepaskan dalam folikel akan menjadi

katalisator untuk terjadinya oksidasi skualen sehingga oksigen dan

tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan peradangan folikel.

Page 4: Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

Hipotesis ini dapat menerangkan bahwa acne hanya dapat terjadi pada

beberapa folikel sedangkan folikel yang lain tetap normal.

4. Inflamasi

Faktor yang menimbulkan peradangan pada acne belum diketahui

dengan pasti. Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang

dihasilkan oleh Corynebacterium Acnes, seperti lipase, hialuronidase,

protease, lesitinase, dan neuramidase, memegang peranan penting pada

proses peradangan. Faktor kemotatik yang berberat molekul rendah

(tidak memerlukan komplemen untuk bekerja aktif) bila keluar dari

folikel dapat menarik leukosit nukleus polimorf (PMN) dan limfosit.

Bila masuk ke dalam folikel PMN dapat mencerna Corynebacterium

Acnes dan mengeluarkan enzim hidrolitik yang bisa menyebabkan

kerusakan dari folikel pilosebasea. Limfosit dapat merupakan pencetus

terbentuknya sitokin. Bahan keratin yang sukar larut yang terdapat di

dalam sel tanduk serta lemak dari kelenjar sebasea dapat menyebabkan

reaksi non spesifik yang disertai oleh mekrofag dan sel–sel raksasa.

Pada fase permulaan peradangan yang ditimbulkan oleh

Corynebacterium Acnes, juga terjadi aktivasi jalur komplemen klasik

dan alternatif (classical and alternative complement pathways). Respon

pejamu terhadap mediator juga amat penting. Selain itu antibodi

terhadap Corynebacterium Acne sjuga meningkat pada penderita acne

yang berat.

1. Sasaran dan Strategi terapi

Pengobatan Jerawat harus berdasarkan sasaran terapi dan strategi terapi,

antara lain:

- Sasaran Terapi :

Mencengah dan mengontrol gejala munculnya acne

Mencengah atau mengurangi terjadinya acne

Menghambat atau mengurangi peradangan pada acne

- Strategi Terapi :

Page 5: Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

Strategi Farmakologi

Strategi Non- Farmakologi

2. Penatalaksanaan

Terapi Farmakologi Jerawat

Dapat diberikan obat-obatan yang mengandung : Sulfur, resorsinol,

asam salisilat, benzoil peroksida, triklosan.

Kegunaan obat : Membantu mengatasi gangguan jerawat.

Pemakaian : Mencuci wajah hingga bersih. Kemudian oleskan

obat dengan ujung jari pada bagian yang berjerawat

selama 3 hari pertama. Bila tidak terjadi gangguan,

gunakan 2x sehari pada bagian yang berjerawat.

Bila timbul kekeringan atau kulit terkelupas dosis

dikurangi menjadi 1x sehari atau 2x sekali.

Perhatian : Hanya untuk pemakaian luar. Hindari kontak

dengan. mata, pelupuk mata dan Mulut

Bentuk sediaan : Bedak, Krim, Gel

Antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam

folikel, misalnya oksi tetrasiklin (1%), eritromisin (1%), klindamisin

fosfat (1%). Dapat pula digunakan anti peradangan topikal, salep atau

krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang (hidrokortison 1-2,5%)

atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat (triamsolon asetonid 10

mg/cc) pada lesi nodulo- kistik.

Contoh Obat yang beredar dipasaran :

Nama Obat Golongan Kandungan Cara Pakai

Acne Feldin Bebas Sulfur presipitat 6,6% Oleskan 2 x sehari pada

kulit berjerawat yang telah

dibersihkan

Verile Bebas Asam Salisilat 0,5 %, Asam Borat 1 %, Resorsinol 2 %, aloe

Page 6: Rinda Aulia Utami Penyakit Kulit

vera 0,1 %,triklosan 0,1 %, alkohol 25 %.

Pimplex Bebas

Terbatas

Benzoil Peroksida 2,5 % Oleskan 2x sehari pada

kulit berjerawat yang telah

dibersihkan

Mediklin OWA Clindamisin fosfat 1.2% 1-2 x sehari, dapat

diberikan 1 tube sebagai

obat luar

Darsih pil Obat herbal Curcumae domesticae Rhizoma 10% Zingiberis aromaticae Rhizoma 20% Elephantopi Folium 5% Sappan Lignum 10% Zingiberis purpurei Rhizoma 20% Andrographidis Herba 15% Curcumae Rhizoma 20% 

Minumlah secara teratur 3 kali sehari @ 5 pil. Untuk anak-anak cukup 3 kali sehari @ 3 pil. 

Terapi Non-Farmakologi

Cuci muka tidak perlu terlalu sering dilakukan, cukup dua kali sehari

dengan memakai sabun (bukan antiseptik).

Jangan biarkan rambut menutupi daerah wajah. Rambut terutama yang

kotor, dapat memperburuk kondisi pori-pori yang tersumbat.

Gunakan kosmetik yang berbahan dasar air .

Jangan memencet atau memecahkan jerawat karena dapat meninggalkan

bekas berupa jaringan parut pada kulit.

Asupan gizi seimbang juga bermanfaat membantu menjaga kesehatan

kulit usahakan untuk tetap rileks. Stres diketahui merupakan salah satu

faktor penyebab timbulnya acne.