Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

11
Terapi Farmakologis untuk Obat-Obatan pada Penyakit Gangguan Pencernaan 1. Laksatif Tabel 1. Golongan obat laksatif OBAT MEKANISME Senyawa yang dapat melunakkan fases dalam 1-3 hari Senyawa yang membentuk bluk Sebagai terapi tambahan pada modifikasi makanan sehingga dapat meningkatkan konsumsi serat 1. Metil selulosa 2. Psylium Emolien Emolien merupakan surfaktan yang bekerja dengan membantu pencampuran air dan lemak yang terdapat dalam saluran cerna, meningkatkan sekresi air dan elektrolit di usus kecil dan usu besar. 1. Docusate sodium 2. Docusate potassium Laktulosa Laktulosa merupakan disakarida yang menyebabkan efek osmotic pada usus besar, digunakan sebagai senyawa alternative untuk konstipasi akut dan bermanfaat pada pasien lanjut usia. Di dalam usus besar laktulosa diuraikan dengan cepat oleh bakteri-bakteri tertentu (Lactobacillus) dan menghasilkan asam laktat & asam asetat. Asam-asam organic ini menahan air berdasarkan proses osmosis dgn efek stimulasi peristaltik, sehingga tinja menjadi lunak & defikasi distimulasi. Sorbitol Mineral oil (lubrikan) Minyak mineral merupakan laksatif yang sering digunakan dan bekerja dengan melapisi feses sehingga mudah dikeluarkan. Minyak mineral juga menghambat absorpsi air dalam

Transcript of Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

Page 1: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

Terapi Farmakologis untuk Obat-Obatan pada Penyakit Gangguan Pencernaan

1. Laksatif

Tabel 1. Golongan obat laksatif

OBAT MEKANISME Senyawa yang dapat melunakkan fases dalam 1-3 hariSenyawa yang membentuk bluk Sebagai terapi tambahan pada modifikasi makanan

sehingga dapat meningkatkan konsumsi serat1. Metil selulosa2. Psylium

Emolien Emolien merupakan surfaktan yang bekerja dengan membantu pencampuran air dan lemak yang terdapat dalam saluran cerna, meningkatkan sekresi air dan elektrolit di usus kecil dan usu besar.

1. Docusate sodium2. Docusate potassium

Laktulosa Laktulosa merupakan disakarida yang menyebabkan efek osmotic pada usus besar, digunakan sebagai senyawa alternative untuk konstipasi akut dan bermanfaat pada pasien lanjut usia. Di dalam usus besar laktulosa diuraikan dengan cepat oleh bakteri-bakteri tertentu (Lactobacillus) dan menghasilkan asam laktat & asam asetat. Asam-asam organic ini menahan air berdasarkan proses osmosis dgn efek stimulasi peristaltik, sehingga tinja menjadi lunak & defikasi distimulasi.

SorbitolMineral oil (lubrikan) Minyak mineral merupakan laksatif yang sering

digunakan dan bekerja dengan melapisi feses sehingga mudah dikeluarkan. Minyak mineral juga menghambat absorpsi air dalam kolon sehingga meningkatkan berat feses dan menurunkan waktu transit feses. Efek senyawa ini terhadap ini terhadap fungsi usus terlihat setelah 2-3 hari.

Senyawa yang dapat menghasilkan feses lunak atau semifluid dalam 6-12 jamBisakodil oral (derivate difenilmetan) Bisakodil merangsang pleksus mukosa kolon dan

melunakkan tinja. Senyawa ini hanya untuk pengobatan konstipasi atau persiapan usus dalam unsure dignostik.

Fenolftalein (derivate difenilmetan) Kerja fenolftalein yaitu dengan ragsangan pada usus besar. Penggunaan laksatif yg mengandung fenolftalein dapat menimbulkan urin berwarna merah jambu.

Magnesium Sulfat (saline cathartics) Memiliki efek osmotic dalam menahan cairan di saluran cerna. Akibatnya adalah pembesaran volume usus dan meningkatkatnya peristaltik di usus halus dan usus besar, disamping melunakkan tinja. Senyawa ini dapat digunakan secara oral maupun rectal, pergerakan usus terjadi dalam beberapa jam setelah pemberian peroral dan dalam 1 jam atau kurang setelah pemberian secara rectal.

Page 2: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

Senyawa ini sebaiknya digunakan sebelum prosedur diagnostic, keracunan, dan penggunaan bersamaan antelmintik untuk mengeluarkan parasit.

Senyawa yang mempermudah pengosongan usus dalam 1-6 jamMagnesium sitrat (saline cathartics) Memiliki efek osmotic dalam menahan cairan di

saluran cerna. Akibatnya adalah pembesaran volume usus dan meningkatkatnya peristaltik di usus halus dan usus besar, disamping melunakkan tinja. Senyawa ini dapat digunakan secara oral maupun rectal, pergerakan usus terjadi dalam beberapa jam setelah pemberian peroral dan dalam 1 jam atau kurang setelah pemberian secara rectal. Senyawa ini sebaiknya digunakan sebelum prosedur diagnostic, keracunan, dan penggunaan bersamaan antelmintik untuk mengeluarkan parasit.

Magnesium Sulfat (saline cathartics) Memiliki efek osmotic dalam menahan cairan di saluran cerna. Akibatnya adalah pembesaran volume usus dan meningkatkatnya peristaltik di usus halus dan usus besar, disamping melunakkan tinja. Senyawa ini dapat digunakan secara oral maupun rectal, pergerakan usus terjadi dalam beberapa jam setelah pemberian peroral dan dalam 1 jam atau kurang setelah pemberian secara rectal. Senyawa ini sebaiknya digunakan sebelum prosedur diagnostic, keracunan, & penggunaan bersamaan antelmintik untuk mengeluarkan parasit.

Bisakodil (derivate difenilmetan) Bisakodil merangsang pleksus mukosa kolon dan melunakkan tinja. Senyawa ini hanya untuk pengobatan konstipasi atau persiapan usus dalam unsure dignostik.

Polietilen glikol – sediaan elektrolit Larutan ini digunakan utk membersihkan kolon sebelum dilakukan prosedur diagnostik atau operasi kolorektal. 4 liter larutan ini yg diberikan dlm waktu 3 jam mencapai pengosongan saluran cerna secara sempurna.

Tabel 2. Rekomendasi dosis laksatifOBAT DOSIS

Senyawa yang dapat melunakkan fases dalam 1-3 hariSenyawa yang membentuk bluk3. Metil selulosa 4-6 g/hari4. Psylium Bervariasi sesuai produk

Emolien2. Docusate sodium 50-360 mg/hari3. Docusate potassium 100–300 mg/hari

Laktulosa 15-30 mL (oral)Sorbitol 30-50 g/hari (oral)Mineral oil 15-30 mL (oral)Senyawa yang dapat menghasilkan feses lunak atau semifluid dalam 6-12 jamBisokadil oral 5-15 mgFenolftalein 30-270 mg (oral)Magnesium Sulfat < 10 g (oral)Senyawa yang mempermudah pengosongan usus dalam 1-6 jamMagnesium sitrat 18-300 mL (air)Magnesium Sulfat 10-30 g (oral)

Page 3: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

Bisakodil 10 mg (rektal)Polietilen glikol – sediaan elektrolit 4 L

Tabel 3. Interaksi obat, peringatan, efek samping obat, dan sediaan yang beredar untuk terapi pengobatan konstipasi

Golongan obat Dosis Mekanisme Efek samping

Bulk-forming laxativePysllium

Methylcellulose

Polycarbophil calcium

10-20 mg malam hari dengan air

3-6 g/hari dengan air

4-8 g/hari

meningkatkan berat feses karena mengabsorpsi air, sehingga mempercepat propulsi. Peningkatan motilitas gastrointestinal menghasilkan waktu transit kolon yang lebih cepat dan meningkatkan

frekuensi gerak

an usus.

Flatulens, kram perut, reaksi alergi (jarang)

Sama seperti Psyllium tetapi flatulens lebih jarang

Flatulens lebih jarang

dibandingkan bulk-forming laxative lainnya

Laksatif osmotikMagnesium hydroxide

Laktulosa

Propylenegycol (PEG 3350)

30-60 ml/hari

10-30 ml/hari, sampai 2 kali

sehari

10-30 ml/hari, - 2 kali sehari

Sebagai agen hiperosmolar yang menyebabkan sekresi air ke dalam lumen

intestinal.

Flatulens,hipermagnesemia

pada pasien dengan gagal

ginjal, hypokalemia

Flatulens, kram dan tidak

nyaman di perut, hipokalemia

Flatulens (jarang), nyeri perut

Laksatif stimulantAntraquinolone (senna,cascara)

Derivat diphenylmethane

12-30 mg/hari

5-10 mg/hari

Meningkatkan motilitas

dan sekresi intestina dengan cara kerjanya melalui perubahan

transpor elektrolit

Kram perut, hipokalemia

Kram perut, flatulens, rasa

Page 4: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

sampai 3 kali seminggu;

10 mg/hari per rekta

oleh mukosa intestinal,

sehingga meningkatkan aktivitas motor intestinal

terbakar pada rektal dengan

bentuk suppository

EnemaPhosphate enema Jika diperlukan menginduksi

defekasi dengan meregang rektum

dan kolon.

Perlu pemantauan gangguan keseimbangan air dan elektrolit yang bermakna, bahkan fatal, yang dapat terjadi dengan penggunaan sodium phosphate enema pada pasien yang rentan, seperti pasien dengan gangguan ginjal dan penyakit jantung

2. Mual dan MuntahTabel 1. Obat-obat antiemetik

OBAT MEKANISMEAntasid Menetralkan asam lambuung sehingga dapat

mengurangi iritasi mukosa lambung akibat asam lambung yang berlebih.

Antihistamin – Antikolinergik Antagonis reseptor H2 bekerja meghambat sekresi asam lambung.

Antagonis Reseptor-H2 Bekerja dengan memblok reseptor histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.

Kortikosteroid Bekerja dengan mencegah dan menekan gejala inflamasi akibat radiasi, infeksi,, zat kimia, meknik, atau alergen.

Metoklopramid Meningkatkan motilitas GIReseptor Penghambat Serototin Selektif (SSRI)

Mekanisme kerja SSRI menghambat reseptor serotonin pre sinap di saraf sensoris vagus di saluran cerna

Benzodiazepin Mekenisme kerja benzidiazepin merupakan potensial inhibisi neuron yang menggunakan GABA sebagai mediatornya.

Tabel 2. Interaksi obat, peringatan, efek samping obat, dan sediaan yang beredar untuk terapi pengobatan konstipasi

Obat Perhatian Efek samping Interaksi obatAntasida Antasida

kombinasi Al(OH)3 200 mg, Mg(OH) 2 200 mg + simeticone/ dimeticon

Riwayat alergi terhadap komposisi obat

Diare, konstipasi, muntah-muntah

-menurunkan absorpsi antasid (tetracycline, fluoroquinolon, ketokonazol, Fe, Propanolol, INH, indometasin, phenytoin, simetidin, ranitidine,

Page 5: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

Sediaan yang beredar Untuk +simeticon tab kunyah (acitral Alludona D, Ticomag), Susp Acitral dan alludonaUntuk +dimeticonTab kunyah dan susp (ligesil, magtral, ultilox)

klorpromazin) -meningkatkan absorpsi antasid (aspirin, glibenklamid, glipizid, talbutamid, penisilin G, eritromisin)Interaksi dapat dihindari dengan memberikan obat berselang 3 jam/lebih

ARH2

-Simetidin Sediaan ygberedarTab 400 mg (licoment, tidifar, ulsikur)Tab 200 mg (Cimexol, Corsament, nulcer, sanmetidin, tidifar, ulcument, ulcusan, Xepament)

- Ranitidin Sediaan yg beredarSry 75 mg/5 ml, btl 60 (Ranicho, Ranive)Tab 150 mg & 300 mg; Inj 25 mg/ml, amp 2 ml (Acran, ranitidine, rantin)

-FamotidinSediaan yg beredarTab 20 mg & 40 mg (antidin, gestofam, pratifa)

Penderita gangguan ginjal, kehamilan, menyusui, riwayat alergi terhadap simetidin

Penderita gangguan ginjal, gangguan hati, kehamilan, menyusui, riwayat alergi terhadap ranitidin

Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui, kurangi dosis pada gangguan ginjal berat

Diare pusing ruam, demam

Pusing, diare, konstipasi, ruam

Demam,pusing, diare, konstipasi, ruam, alergi

-Meningkatkan kadar plasma petidin-meningkat kadar plasmaamiodarone, procainamide, propafenon, kinidin, eritromisin, fluorourasil-meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin-menghambat metabolisme metronidazole, carbamazepine. Phenytoin, asam valproate-dapat menurunkan absorbssi ketokonazol

Penggunaan bersama antasida dapat mengurangi bioavaibilitas ranitidine sehingga berikan berselang 2 jam setelah penggunaan antasida, mengurangi kliren warfarin dan prokonamid, meningkatkan absorbsi midazolam dan menurunkan absorbsi kobalamin

Mengurangi efektifitas ketokonazol, kadar famotdin dapat meningkat jika diberikan bersama probenecid

Page 6: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

Antihistamin - Antikolinergik

- DifenhidraminSediaan yg beredarTab 50 mg (Otede)Inj. 10 mg per mL, Amp. 1 mL (Arcodryl, Recodryl, dan Difenhidramin)

-DimenhydrinateSediaan yg beredarTab 50 mg (Dramamine, Dramasine, Dymenhydrinate, Stopmon)

Bayi baru lahir atau premature dan menyusui

Porfiria akut, seranga asma akut, bayi premature, gagal jantung berat

Sedasi, gangguan saluran cerna, afek anti muskarinik; retensi urun, mulut kering, pandangan kabur, mempengaruhi sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat, kelainan darah

Mengantuk, gangguan psikomotor, sakit kepala, efek antimuskarinik, ruam, reaksi fotosinsetivitas, palpitasi, aritmia, reaksi hipersensitivitas, bronkospasme, angioedema, anafilaksis

-alkohol, depressan SSP, penghambat MAO

Penggunaan bersama dimenhydrinate dgn acetaminophen mungkin dapat meningkatkan efek samping seperti pusing, kebingungan, kesulitan dalam berkonsentrasi

Penggunaan bersamaan dimenhydrinate dengan potassium chloride dapat meningkatkan efek iritasi di perut dan usus bagian atas.selain itu penggunaan bersama obat ini dapat menyebabkan ulcer, pendarahan, dan gangguan pada GI lainnya.

Kortekosteroid-DexamethasoneSediaan yg beredarTab 0,5 mg (kalmethasone, licodexone, dexa-M)Inj. 5 mg per mL, Amp. mL (kalmethasone, licodexone, dexa-M)

Kontraindikasi dengan penyakit DM, tukak peptic/duodenum, infeksi berat, hipertensi, atau gangguan kardiovaskular lainnya

Penghentian obat tiba-tiba setelah penggunaan yg lama dapat menyebabkan insufiensi adrenal akut dengan gejala demam, myalgia, dan malaise.

-Penggunaan bersamaan dgn aspirin dapat mengurangi efek dari aspirin.-penggunaan bersamaan dengan antasida yg mengandung magnesium dapat menyebabkan tubuh kehilanghan terlalu banyak kalium dan menahan terlalu banyak natrium.-penggunaan bersamaan dengan antikoagulan dapat menyebabkan efek antikoagulan berkurang.

Page 7: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan

MetoklopramidSediaan yg beredarTab 5 mg (metoklopramid, primperan, vomipranTab 10 mg (lexapram, vomipram, opram)Syr 5 mg/5 ml (vomipram lexapram, opram)Inj. 5 mg/ml

kontraindikasi : obstruksi GI, perforasi atau pendarahan 3-4 hari setelah operasi GI, dan gejala ekstrapiramidal dari ti Parkinson.

Efek ekstrapiramidal (terutama pada anak dan dewasa muda), hiperprolaktnemia, diare, dipresi, mengantuk, gelisah dan ruam kulit.

Bersifat antagonis terhadap kerja obat-obat golongan antikolinergik dan analgetik narkotik. Menambah efek sedasi bila diberikan bersama-sama dengan lakohol, sedative, hipnotik, narkotik.Meningkatkan absorpsi dari paracetamol, levodopa, tetracycline, dan menurunkan absorpsi digoksin.

Benzodiazepin-LorazepamSediaan yg beredarTab 0,5 mg (Merlopam)Tab mg (Renaquil)Tab 2 mg (Merlopam)

Riwayat alergi terhadap clobazam dan obat golongan benzodiazepine, pasien gagal napas.

Mengantuk, pusing, rasa lemas, kelelahan, amnesia, gangguan memory, disorientasi, euphoria ataksia, gangguan GI, reaksi alergi, mata kabur, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan.

Penggunaan bersamaan dengan CTM dan acetamenofen dapat mengakibatkan depresi sistem saraf pusat yg dapat mengekibatkan koma bahkan kematian.

Reseptor Penghambat Serototin Selektif (SSRI)-ondansentronSediaan yg beredarSyr 4 mg per 5 mL, btl 60 mL (cendantron, Lametic Naproz)Tab 4 mg, 8 mg (Naproz, Dantroxal, Vometron)

-GranisetronSediaan yg beredarInj. 1 mg/ml, amp 1 ml (degrani, gramet, granisentron otto, granon, grant, gravomit, kytril, opigran)

Inj. Mg/ml, amp 3 ml (degrani, gramet, granisentron otto, granon, grant, gravomit, kytril, opigran)

Hipersensitivitas, sindroma perpanjangan interval QT bawaan

Perhatian khusus pada pemberian ke pasien dengan gejala obstruksi intestinal dan dengan penurunan motilitas usus besar.

Sakit kepala, diare, konstipasi, reaksi alergi

Sakit kepala, konstipasi, rekasi alergi, peningkatan transaminase hepatik.

-Phenytoin, carbamazepine, dan rifampisisn meningkatkan metabolisme ondansentron. -Ondansentron menurunkan efek tramadol

Penggunaan bersamaan dgn dgn dextrometrophan akan menyebabkan halusinasi.

Page 8: Rinda Aulia Utami Mekanisme Kerja Obat-Obatan pada Gangguan Pencernaan