Rhinitis a Kut

10
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Nama : An.G Umur : 3 tahun Jenis kelamin : laki-laki Alamat : Jl. Bakti Nama ayah : Tn.A Umur :39 tahun Pendidikan : S1 Pekerjaan : uru Nama !"u : Ny.# Umur :3$ tahun Pendidikan : S%A Pekerjaan : !"u rumah tana II. Anamnesa a. &eluhan utama Pilek sejak ' hari ". (i)ayat *enyakit sekaran Pilek +, sejak ' hari. an terda*at /airan "er)arna "enin aak kent /. (i)ayat *enyakit dahulu Pasiense"elumnya*ernah "atuk *ileksetelah minum 0"at sudah mem"aik. d. (i)ayat *enyakit keluara alam keluara tidak ada yan menderita sakit rhinitis. e. (i)ayat kehamilan Tidak ada kelainan saat hamil. .(i)ayat *ersalinan Persalinan n0nrmal. . (i)ayat imunisasi !munisasi lenka* h. (i)ayat tum"uh kem"an : n0rmal sesuai usia *ada anak i .(i)ayat *sik0s0sial %akannya teratur2 linkunan kuran "ersih dan serin jajan makanan luar. j. (i)ayat aleri dan "at Tidak ada aleri makanan dan tidak ada aleri 0"at III. Vital sign Tinkat &esadaran : /0m*0s mentis Suhu :3423 $ # Nadi : 94 56menit (( : 78 56menit G#S: %4;' <1' 1

Transcript of Rhinitis a Kut

BAB ISTATUS PASIEN

I. Identitas Nama : An.GUmur : 3 tahunJenis kelamin: laki-lakiAlamat: Jl. Bakti Nama ayah: Tn.AUmur: 39 tahunPendidikan : S1Pekerjaan: guru Nama Ibu: Ny.CUmur: 30 tahunPendidikan: SMAPekerjaan: Ibu rumah tanggaII. Anamnesa a. Keluhan utama Pilek sejak 5 harib. Riwayat penyakit sekarang Pilek (+) sejak 5 hari. Dan terdapat cairan berwarna bening agak kentalc. Riwayat penyakit dahuluPasien sebelumnya pernah batuk pilek setelah minum obat sudah membaik.d. Riwayat penyakit keluargaDalam keluarga tidak ada yang menderita sakit rhinitis.e. Riwayat kehamilanTidak ada kelainan saat hamil.f. Riwayat persalinanPersalinan nonrmal.g. Riwayat imunisasiImunisasi lengkaph. Riwayat tumbuh kembang : normal sesuai usia pada anaki. Riwayat psikososialMakannya teratur, lingkungan kurang bersih dan sering jajan makanan di luar.j. Riwayat alergi dan ObatTidak ada alergi makanan dan tidak ada alergi obatIII. Vital signTingkat Kesadaran : compos mentisSuhu :36,30CNadi : 96 x/menitRR : 28 x/menitGCS: E4M6V5 =15IV. Pemeriksaan FisikKepala : CA (-), SI (-)Leher : dbnThoraks : dbnAbdomen :dbn Ekstremitas : akral hangatV. Diagnosis kerjaRhinitis akutICD X : J00 (Acute nasopharingitis(common cold)ICPC 2: R74 ( Upper respiratory infection acute)Tingkat kemampuan : 4AVI. Diagnosis bandingRinitis alergiRinitis vasomotorsinusitisVII. Pemeriksaan penunjangLaboratorim

VIII. Terapi Ozen syr 1 dd cthEpexsol syr 3 dd 1/3 cthApyalis syr 1 dd cth

PROGNOSISQuo ad vitam:dubia ad bonamQuo ad sanam:dubia ad bonamQuo ad funsionam:dubia ad bonam

BAB ITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi1Rinitis akut adalah radang akut mukosa nasi yang ditandai dengan gejala-gejala rhinorea, obstruksi nasi, bersin-bersin dan disertai gejala umum malaise dan suhu tubuh naik.

B. Etiologi1,2Rhinitis disebabkan oleh infeksi virus (Rhinovirus, Myxovirus, virus Coxsakie dan virus ECHO) atau infeksi bakteri terutama Haemophylus Influensa, Steptococcus, Pneumococcus.

C. Klasifikasi2Menurut WHO rinitis dibagi berdasarkan sifat berlangsungnya menjadi: Intermitten (kadang-kadang) : bila gejala kurang dari 4 hari/ minggu atau kurang dari 4 minggu. Persisten/ menetap : bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu.Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi : Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor. Berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit dibagi menjadi: Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja. Sedang-berat : bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas.Tabel 1. Perbedaan Rinitis akut dengan Syndroma Alergi

Rinitis akutSyndrome alergi

Waktu dan gejala1-2 hari (prodromalLama berminggu-mingu,bulan, tahun, musim

Sifat sekretsekret Mengental sesudah 3-4hari

Encer terus

Gejala umumAda (panas, malaise)Tidak ada

AlergenTidak adaAda (anamnesa, skin test pada rhinitis alergi)

Sumber : (Adams, 2007)

D. Faktor resiko1 faktor eksternal atau lingkungan yang terpenting adalah faktor dingin atau perubahan temperatur dari panas ke dingin yang mendadak. faktor internal meliputi daya tahan tubuh yang menurun dan daya tahan lokal cavum nasi.

E. Patofisiologi rhinitis2Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu Immediate Phase Allergic Reaction atau reaksi alergi fase cepat (RAFC) yang berlangsunng sejak kontak dengan alergen samapi 1 jam setelahnya dan Late Phase Allergic Reaction atau reaksi alergi fase lambat (RAFL) berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan berlangsung sampai 24-48 jam.Pada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makrifag atau monosit yang berperan sebagai sel penyaji akan menangkap alergen yang menempel dipermukaan mukosa hidung. Antigen akan membentuk fragmen pendek peptida. Kemudian sel penyaji akan melepas sitokin seperti IL 1 yang akan mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi Th 1 dan Th 2. Th 2 akan menghasilkan berbagai sitokin dapat diikat reseptornya dipermukaan sel limfosit B, sehingga sel limfosit B menjadi aktif dan akan memproduksi Imunoglobulin E (IgE). IgE di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan. Dan diikat oleh reseptor Ig E di sel mastosit atau basofil ( sel mediator) sehingga menjadi aktif. Proses ini disebut sensitisasi. Bila mukosa yang tersensitisasi sudah terpapar dengan alergen yang sama, maka kedua rantai IgE akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi (pecahnya dinding sel) akibatnya terlepasnya mediator terutama histamin.Histamin akan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. Histamin juga akan menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. Gejala lain adalah hidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoid.

F. Manfestasi Klinis1,2 Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya bersin lebih dari 6 kali). Hidung tersumbat. Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat

G. Kriteria diagnosis21. Anamnesis Anamnesis sangat penting. Hampir 50% diagnosis ditegakkan dari anamnesis saja. Gajala rinitis akut yang khas terdapatnya serangan bersin berulang. Gejala lain keluar ingus (rinore) yang kental dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimalis).2. Pemeriksaan fisiskPada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat disertai adanya sekret encer yang banyak. Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak hipertrofi. Gejala spesifik lain pada anak adalah terdapatnya bayangan gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Sering juga anak tampak mengosok-gosok hidung karena gatal, dengan punggung tangan.

H. Pemeriksaan penunjang1,2 Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan kadar IgE pada serum serta hidung jenis eosinofil pada spesimen sekret hidung.

I. Diagnosis Banding1,2 Rhinitis alergi Rhinitis vasomotor sinusitis

J. Penatalaksanaan1,2Medikamentosa Antihistamin Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa sebagai dekongestan hidung oral. Preparat kortikosteroid Preparat antikolinergik topikal adalah ipatropium bromida, untuk mengatasi rinorea.K. Komplikasi1,21. Polip hidung2. Otitis media efusi yang sering residif, terutama pada anak-anak3. Sinusitis paranasal

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams GL, Boies LR, Higler PH. 2007. Buku ajar penyakit THT.Edisi VI. Jakarta: EGC.2. Arsyad SE, Iskandar N, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT. Edisi VI. Jakarta: FKUI.3. Behrman, dkk. (2000). Ilmu Kesehatan AnakNelson. Volume 2 Jakarta: EGC.4. Lubis, IN. Pediatrician. Departemen ilmu kesehatan anak. FK USU.2007.

1