rhinitis

download rhinitis

of 28

Transcript of rhinitis

Banu widagdo G0006185 / B14 2012

PendahuluanRinitis dapat didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa hidung yang dapat disebabkan oleh beberapa proses patologis yang berbeda. Gejala Rinitis :hidung tersumbat, rinorea, bersin, gatal hidung, post nasal drip (PND), ataupun kombinasi dari gejala-gejala tersebut. Rinitis dibagi menjadi dua, rinitis alergi dan non alergi. Yang paling sering terjadi adalah rinitis alergi.

Simplek Akut alergi rhinitis Hipertrofi Non alergi Sika Bakteri akut supuratif

Kronis

Spesifik

Vasomotor

medikamentosa

Anatomi hidung

Anatomi hidung

FISIOLOGI HIDUNGFungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal Fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang. Fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas

Rhinitis AlergiRhinitis alergi adalah inflamasi membran mukosa hidung disebabkan oleh paparan terhadap alergen yang terhirup. Alergen ini mengawali respon imunologi spesifik, dengan perantara IgE

EtiologiGenetikRiwayat keluarga yang menderita rinitis alergi, dermatitis atopik, dan asma dapat memicu rinitis alergi pada anak.

Paparan alergenPaparan alergen dapat memicu timbulnya rinitis alergi, debu, bulu hewan dapat bertindak sebagai alergen. Faktor lainnya yaitu meningkatnya kadar IgE serum (>100 IU/ml) sebelum usia 6 tahun, eksim, dan paparan terhadap asap rokok.

patofisiologiReaksi awalAlergen masuk ke hidung melalui proses inhalasi, diproses di limfosit, menghasilkan IgE. Terjadi sensitisasi pada orang yang rentan terhadap alergen tersebut.

Reaksi segeraTerjadi dalam hitungan menit, menyebabkan pelepasan mediator seperti histamin, leukotrien, prostaglandin, triptase, kinin

Manifestasi klinikRinorea bersin kongesti hidung keluarnya ingus (postnasal drip) konjungtivitis alergik, ruam mata, telinga, atau hidung

Terapi FarmakologiAntihistaminAntagonis reseptor histamin H1,berikatan dengan reseptor H1 tanpa mengaktivasinya.

Dekongestanmenyebabkan vasokontriksi, menciutkan pembengkakan mukosa, dan memperbaiki jalannya udara

Kortikosteroid nasalmereduksi inflamasi dengan menghambat mediator, menyebabkan vasokontriksi, menghambat reaksi lambat yang dipengaruhi sel mast

Rhinitis non alergirinitis non-alergi dapat dibagi menjadi rinitis akut dan rinitis kronis. A. Rinitis Akut adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Selain itu, rinitis akut dapat juga timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau trauma.

Rinitis SimpleksRinitis simpleks disebut juga pilek, salesma, common cold, dan coryza. Etiologi : rinovirus, virus influenza, parainfluenza, dan campak. Gambaran Klinik : bersin berulang-ulang, hidung tersumbat, sekret hidung mula-mula encer dan banyak, kemudian menjadi mukoid, lebih kental dan lengket. Biasanya disertai demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Terapi : pada rinitis virus tanpa komplikasi adalah istirahat, obat-obatan simtomatis seperti analgetika, antipiretik dan dekongestan.selama fase infeksi bakteri sekunder, dapat diberikan antibiotika.

Rinitis Bakteri Akut SupuratifEtiologi : Penyebab rinitis bakteri akut supuratif adalah Pneumococcus, Staphylococcus, dan Streptococcus. Gambaran Klinik :Rinitis bakteri akut supuratif merupakan infeksi bakteri sekunder pada rinitis virus. pada anak sering disertai adenoiditis. pada anak kecil dapat terjadi rinitis bakterialis primer yang gejalanya mirip common cold. Terapi :Terapi yang tepat adalah antibiotika, obat cuci hidung, dekongestan dan analgesik

B. Rhinitis Kronis

Yang termasuk dalam rinitis kronis adalah rinitis hipertrofi, rinitis sika, rinitis spesifik, rinitis vasomotor dan rinitis medikamentosa

1. Rinitis HipertrofiEtiologi Rinitis hipertrofi dapat timbul akibat infeksi berulang dalam hidung dan sinus, atau sebagai lanjutan dari rinitis alergi dan vasomotor. Gambaran Klinis Gejala utama adalah sumbatan hidung. Sekret biasanya banyak, mukopurulen dan sering ada keluhan nyeri kepala. Konka inferior hipertrofi, permukaannya berbenjol-benjol ditutupi oleh mukosa yang juga hipertrofi. Terapi Kauterisasi konka dengan zat kimia (nitras argenti atau asam trikloroasetat) atau dengan kauter listrik dan bila tidak menolong perlu dilakukan konkotomi.

2. Rinitis Sika Etiologi Penyakit ini biasanya ditemukan pada orang tua dan pada orang yang bekerja di lingkungan yang berdebu, panas dan kering. Juga pada pasien dengan anemia, peminum alkohol, dan gizi buruk. Gambaran Klinis Pada rinitis sika mukosa hidung kering, krusta biasanya sedikit atau tidak ada. Pasien mengeluh rasa iritasi atau rasa kering di hidung dan kadang kadang disertai epitaksis. Terapi Pengobatan tergantung penyebabnya. Dapat diberikan obat cuci hidung.

3. Rinitis SpesifikYang termasuk ke dalam rinitis spesifik adalah: 3. 1. Rinitis DifteriEtiologi Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Gambaran klinis Gejala rinitis difteri akut adalah demam, toksemia, limfadenitis, paralisis,sekret hidung bercampur darah, ditemukan pseudomembran putih yang mudah berdarah, terdapat krusta coklat di nares dan kavum nasi. Sedangkan rinitis difteri kronik gejalanya lebih ringan. Terapi Terapi rinitis difteri kronis adalah ADS (anti difteri serum), penisilin lokal dan intramuskuler.

3.2. Rinitis AtrofiDefinisi Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan mukosa konka. Etiologi Belum jelas Keluhan biasanya nafas berbau ingus kental berwarna hijau, ada krusta hijau, gangguan penghidu, sakit kepala dan hidung tersumbat. Pada pemeriksaan THT ditemukan rongga hidung sangat lapang, konka inferior dan media hipotrofi atau atrofi sekret purulen hijau.

Terapi Karena etiologinya belum diketahui maka belum ada pengobatan yang baku. Pengobatan dapat diberikan secara konservatif dengan memberikan :antibiotika, obat cuci hidung,Obat tetes hidung, vitamin A, preparat Fe.

3.3. Rinitis Sifilis

EtiologiPenyebab rinitis sifilis adalah kuman Treponema pallidum.

Gambaran klinisGejala rinitis sifilis yang primer dan sekunder serupa dengan rinitis akut lainnya. Hanya pada rinitis sifilis terdapat bercak pada mukosa. Sedangkan pada rinitis sifilis tertier ditemukan gumma atau ulkus yang dapat mengakibatkan perforasi septum. Sekret yang dihasilkan merupakan sekret mukopurulen yang berbau.

TerapiSebagai pengobatan diberikan penisilin dan obat cuci hidung.

3.4. Rinitis Tuberkulosa

EtiologiPenyebab rinitis tuberkulosa adalah kuman Mycobacterium tuberculosis.

Gambaran KlinisTerdapat keluhan hidung tersumbat karena dihasilkannya sekret yang mukopurulen dan krusta. Tuberkulosis pada hidung dapat berbentuk noduler atau ulkus, jika mengenai tulang rawan septum dapat mengakibatkan perforasi.

TerapiPengobatannya diberikan antituberkulosis dan obat cuci hidung.

3.5. Rinitis Lepra

EtiologiRinitis lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae.

Gambaran KlinisGangguan hidung terjadi pada 97% penderita lepra. Gejala yang timbul diantaranya adalah hidung tersumbat, gangguan bau, dan produksi sekret yang sangat infeksius Deformitas dapat terjadi karena adanya destruksi tulang dan kartilago hidung.

TerapiPengobatan rinitis lepra adalah dengan pemberian dapson, rifampisin dan clofazimin selama beberapa tahun atau dapat pula seumur hidup.

3.6. Rinitis Jamur

EtiologiPenyebab rinitis jamur, diantaranya adalah Aspergillus yang menyebabkan aspergilosis, Rhizopus oryzae yang menyebabkan mukormikosis, dan Candida yang menyebabkan kandidiasis.

Gambaran KlinisPada aspergilosis yang khas adalah sekret mukopurulen yang berwarna hijau kecoklatan. Pada mukormikosis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri kepala, demam, oftalmoplegia interna dan eksterna, sinusitis paranasalis dan sekret hidung yang pekat, gelap, dan berdarah.

TerapiUntuk terapinya diberikan obat anti jamur, yaitu amfoterisin B dan obat cuci hidung.

4. Rinitis VasomotorDefinisiRhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung.

Etiologibertambahnya aktivitas parasimpatis

Gambaran KlinisGejala dari rinitis vasomotor adalah . Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien., rinore yang mucus/serus, jarang disertai bersin dan gatal pada mata, gejala memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur karena adanya perubahan suhu atau muncul gejala jika terpapar suhu yang ekstrim, udara lembab, juga karena asap rokok dan sebagainya. Mukosa hidung edema, merah gelap, permukaan konka licin atau berbenjol, sekret mukoid.

TerapiPengobatan yang tepat untuk rinitis vasomotor adalah dengan menghindari penyebab, memberikan obat simtomatis (dekongestan oral, kauterisasi konka yang hipertrofi, kortikosteroid topikal), konkotomi konka inferior, neurektomi n. Vidianus.

5.Rinitis MedikamentosaEtiologiakibat pemakaian vasokontriktor topical dalam waktu lama dan berlebihan

Gambaran Klinisgejala hidung tersumbat terus menerus, berair, edema konka. Pada pemeriksaan tampak edema konka dengan secret hidung yang berlebihan. Apabila diuji dengan adrenalin, edema konka tidak berkurang

Terapimenghentikan obat tetes/semprot hidung, kortikosteroid secara tapering off untuk mengatasi sumbatan berulang.