Rheumatoid Arthritis

20
RHEUMATOID ARTHRITIS 1. Pengertian Reumatoid Arthritis adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. ( Price, S.A. 2005) Reumatoid arthritis adalah suatu bentuk sinovitis kronik yang parah yang dapat mengakibatkan destruksi dan ankilosis sendi-sendi yang terkena. (Robbins, 1999) Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang biasanya mengalami kerusakan pertama kali adalah membrane synovial yang melapisi sendi. (Corwin, 2009) Reumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. (Suarjana, 2009) Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006) Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )

Transcript of Rheumatoid Arthritis

Page 1: Rheumatoid Arthritis

RHEUMATOID ARTHRITIS

1. Pengertian

Reumatoid Arthritis adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ.

Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang

diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. ( Price, S.A. 2005)

Reumatoid arthritis adalah suatu bentuk sinovitis kronik yang parah yang dapat

mengakibatkan destruksi dan ankilosis sendi-sendi yang terkena. (Robbins, 1999)

Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan

degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang biasanya mengalami

kerusakan pertama kali adalah membrane synovial yang melapisi sendi. (Corwin, 2009)

Reumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi

sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. (Suarjana, 2009)

Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi

utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan

seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)

Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran

sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku

sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )

Gambar sendi lutut normal dan rheumatoid arhtritis

2. Faktor resiko/penyebab

Page 2: Rheumatoid Arthritis

Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkenanya reumatoid artritis adalah;

Jenis Kelamin.

Perempuan lebih mudah terkena RA daripada laki-laki. 75% penderitanya adalah

wanita. Perbandingannya adalah 2-3:1.

Faktor hormonal dalam individu dapat menjelaskan beberapa fitur dari penyakit, seperti

terjadinya lebih tinggi pada wanita, onset tidak jarang setelah melahirkan, dan modulasi

(sedikit) dari risiko penyakit oleh obat hormonal. Persis bagaimana peraturan ambang

diubah memungkinkan memicu respon autoimun tertentu masih belum jelas. Namun,

satu kemungkinan adalah bahwa mekanisme umpan balik negatif yang biasanya

menjaga toleransi diri yang dikalahkan oleh menyimpang mekanisme umpan balik

positif untuk antigen tertentu seperti IgG Fc (terikat oleh RF) dan fibrinogen

citrullinated (terikat oleh ACPA)

Umur.

Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit

ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil).

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut.

Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi

Darmojo, 1999).

Riwayat Keluarga.

Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis rematoid maka

anda kemungkinan besar akan terkena juga.

Hubungan genetik dengan HLA-DR4, serta asosiasi yang baru ditemukan dengan

PTPN22 gen dan dengan dua gen tambahan, semua melibatkan ambang diubah dalam

regulasi dari respon imun adaptif. Hal ini juga menjadi jelas dari penelitian terbaru

bahwa faktor-faktor genetik dapat berinteraksi dengan faktor risiko yang paling jelas

didefinisikan lingkungan untuk rheumatoid arthritis, yaitu merokok.

Gaya hidup

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

Merokok merupakan faktor lingkungan lain yang juga muncul

untuk memodulasi risiko terjadinya. Mengkonsumsi rokok dan

mengandung salisilat, konsumsi kopi lebih dari 3 kali/ hari,

khusunya kopi decaffeinated meningkatkan resiko terkena

rematoid atritis.

Imunologi

Page 3: Rheumatoid Arthritis

Semua elemen imunologi utama memainkan peran penting dalam propogasi, inisiasi,

dan pemeliharaan dari proses autoimun AR. Peristiwa seluler dan sitokin yang

mengakibatkan konsekuensi patologis kompleks, seperti poliferasi sinova dan

kerusakan sendi berikutnya.

3. Tanda dan Gejala

Menurut Robbins dalam buku saku dasar patologi penyakit

menyebutkan bahwa, gejala klinis AR bervariasi, sebagian besar

pasien mengalami gejala prodormal seperti malaise, demam,

lemah dan nyeri musculoskeletal. Pasien dengan penyakit ringan

tanpa disertai sekuele. Deformitas sendi juga merupakan gejala

yang khas serta terdapat manifestasi ekstra artikuler. Ada

beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita

artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul

sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini

memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.

a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan

demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.

b. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun

biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi

diartrodial dapat terserang.

c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi

terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada

osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu

kurang dari 1 jam.

d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan

sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada

radiogram.

e. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan

penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,

deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering

dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang

timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan

Page 4: Rheumatoid Arthritis

mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak

ekstensi.

f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar

sepertiga orang dewasa penderita arthritis rheumatoid. Lokasi yang paling sering dari

deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan

ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada

tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk

suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.

g. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain

di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah

dapat rusak.

Manifestasi neurologis

Manifestasi neurologis sering terjadi pada penderita artritis reumatoid kronis dengan

faktor reumatoid positif. Sering terjadi neuropati. Neuropati kompresi atau jepitan

terjadi akibat pembengkakan jaringan ikat yang menekan saraf tepi. Paling sering

terjadi kompresi saraf medianus pada pergelangan tangan yang dikenal sebagai

sindroma terowongan karpal (carpal tunnel syndrome). Neuropati sensoris bagian

distal dengan disestesia atau rasa terbakar pada tangan atau kaki yang terjadi kadang

sukar dibedakan dengan gejala artritisnya. Mielopati dapat terjadi pada penderita AR

karena sering terlibatnya vertebra servikalis dan menimbulkan penyempitan kanalis

spinalis pada fleksi leher setelah terjadi subluksasi atlantoaksial. Gejala akibat

gangguan sirkulasi posterior berupa vertigo dan kelemahan akibat kompresi atau

trombosis arteria vertebralis.

Manifestasi Artikular

Manifestasi artikular ini dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu gejala inflamasi

akibat aktivitas sinovitis yang bersifat reversible dan gejala akibat kerusakan struktur

persendian yang bersifat ireversibel. Sangat penting untuk membedakan kedua hal

ini karena penatalaksanaan kedua kelainan tersebut sangat berbeda. Sinovitis

merupakan kelainan yang umumnya bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan

pengobatan medikamentosa atau pengobatan non-surgikal lainnya. Pada fihak lain

kerusakan struktur persendian akibat kerusakan rawan sendi atau erosi tulang

periartikular merupakan proses yang tidak dapat diperbaiki lagi dan memerlukan

modifikasi mekanik atau pembedahan rekonstruktif.

Page 5: Rheumatoid Arthritis

Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi hari.

Kekakuan pada pagi hari merupakan gejala yang selalu dijumpai pada AR aktif.

Berbeda dengan rasa kaku yang dapat dialami oleh pasien osteoartritis atau kadang-

kadang oleh orang normal, kaku pagi hari pada AR berlangsung lebih lama, yang

pada umumnya lebih dari 1 jam. Lamanya kaku pagi hari pada AR agaknya

berhubungan dengan lamanya imobilisasi pada saat pasien sedang tidur serta

beratnya inflamasi. Gejala kaku pagi hari akan menghilang jika remisi dapat

tercapai. Faktor lain penyebab kaku pagi hari adalah inflamasi akibat sinovitis.

Inflamasi akan menyebabkan terjadinya imobilisasi persendian yang jika

berlangsung lama akan mengurang pergerakan sendi baik secara aktif maupun secara

pasif.

Otot dan tendon yang berdekatan dengan persendian yang mengalami peradangan

cenderung untuk mengalami spasme dan pemendekan. Fenomen ini terutama jelas

terlihat pada otot intrinsik tangan yang berjalan sepanjang persendian

metacarpophalangeal, (MCP) dan otot peroneus anterior yang berjalan sepanjang

persendian talonavikularis pada arkus pedis.

Deformitas persendian pada AR dapat terjadi akibat beberapa mekanisme yang

berhubungan dengan terjadinya sinovitis dan pembentukan pannus. Sinovitis akan

menyebabkan kerusakan rawan sendi dan erosi tulang periartikular sehingga

menyebabkan terbentuknya permukaan sendi yang tidak rata. Jika kerusakan rawan

sendi terjadi pada daerah yang luas dan imobilisasi berlangsung lama, akan terjadi

fusi tulang-tulang yang membentuk persendian. Lebih jauh pannus yang menginvasi

jaringan kolagen serta proteoglikan rawan sendi dan tulang dapat menghancurkan

struktur persendian sehingga terjadi ankilosis.

Ligamen yang dalam keadaan normal berfungsi untuk mempertahankan kedudukan

persendian yang stabil dapat pula menjadi lemah akibat sinovitis yang menetap atau

pembentukan pannus yang memiliki kemampuan melarutkan kolagen tendon,

ligamen atau rawan sendi. Gangguan stabilitas dapat jelas terlihat pada subluksasio

persendian MCP akibat terjadinya perubahan arah gaya tarik tendon sepanjang aksis

rotasi sehingga menyebabkan terbentuknya deviasi ulnar yang khas dan AR.

Walaupun peran sinovitis dalam menyebabkan deformitas persendian berlaku bagi

semua persendian, terdapat beberapa aspek khusus yang berhubungan dengan sendi

terten

Page 6: Rheumatoid Arthritis

Vertebra Servikalis

Walaupun AR jarang melibatkan segmen vertebralis lainnya, vertebra servikalis

merupakan segmen yang sering terlibat pada AR. Proses inflamasi ini melibatkan

persendian diartrodial yang tidak tampak atau teraba oleh pemeriksaan. Gejala dini

AR pada Vertebra servikalis umumnya bermanifestasi sebagai kekakuan pada

seluruh segmen leher disertai dengan berkurangnya lingkup gerak sendi secara

menyeluruh.1 Tenosinovitis ligamen transversum C1 yang mempertahankan

kedudukan prosesus odontoid C2 dapat menyebabkan timbulnya gangguan stabilitas

C1- C2. Mielopati dapat timbul akibat terjadinya erosi prosesus odontoin yang

menyebabkan pengenduran dan ruptura ligamen sehingga menimbulkan penekanan

pada medulla spinalis. Gangguan stabilitas sendi akibat peradangan dan kerusakan

pada permukaan sendi apofiseal dan pengenduran ligamen juga dapat menyebabkan

terjadinya subluksasio yang sering dijumpai pada C4-C5 atau C5 -C6.

Gelang Bahu

Peradangan pada gelang bahu akan mengurangi lingkup gerak sendi gelang bahu.

Karena dalam aktivitas sehari-hari gerakan bahu tidak memerlukan lingkup gerak

yang luas, umumnya pada keadaan dini pasien tidak merasa terganggu dengan

keterbatasan tersebu. Walaupun demikian, tanpa latihan pencegahan akan mudah

terjadi kekakuan gelang bahu yang berat yang disebut sebagai frozen shoulder

syndrome.

Siku

Karena terletak superfisial, sinovitis artikulasio kubiti dapat dengan mudah teraba

oleh pemeriksa. Sinovitis dapat menimbulkan penekanan pada nervus ulnaris

sehingga menimbulkan gejala neuropati tekanan. Gejala ini bermanifestasi sebagai

parestesia jari 4 dan 5 akan kelemahan otot fleksor jari 5

Tangan

Berlainan dengan persendian distal interphalangeal (DIP) yang relatif jarang

dijumpai, keterlibatan persendian pergelangan tangan, MCP dan PIP hampir selalu

dijumpai pada AR. Gambaran swan neck deformities akibat fleksi kontraktur MCP,

heperekstensi PIP dan fleksi DIP serta boutonniere akibat fleksi PIP dan

hiperekstensi DIP dapat terjadi akibat kontraktur otot serta tendon fleksor dan

interoseus merupakan deformitas patognomonik yang banyak dijumpai pada AR

Selain gejala yang berhubungan dengan sinovitis, pada AR juga dapat dijumpai

nyeri atau disfungsi persendian akibat penekana nervus medianus yang terperangkap

Page 7: Rheumatoid Arthritis

dalam rongga karpalis yang mengalami sinovitis sehingga menyebabkan gejala

carpal tunnel syndrome. Walaupun jarang, nervus ulnaris yang berjalan dalam kanal

Guyon dapat pula mengalami penekanan dengan mekanisme yang sama.

AR dapat pula menyebabkan terjadinya tenosinovitis akibat pembentukan nodul

reumatoid sepanjang sarung tendon yang dapat menghambat gerakan tendon dalam

sarungnya. Tenosinovitis pada AR dapat menyebabkan terjadinya erosi tendon dan

mengakibatkan terjadinya ruptur tendon yang terlibat.

Panggul

Karena sendi panggul terletak jauh di dalam pelvis, kelainan sendi panggul akibat

AR umumnya sulit dideteksi dalam keadaan dini. Pada keadaan dini keterlibatan

sendi panggul mungkin hanya dapat terlihat sebagai keterbatasan gerak yang tidak

jelas atau gangguan ringan pada kegiatan tertentu seperti saat mengenakan sepatu.

Walaupun demikian, jika destruksi rawan sendi telah terjadi, gejala gangguan sendi

panggul akan berkembang lebih cepat dibandingkan gangguan pada persendian

lainnya.

Lutut

Penebalan sinovial dan efusi lutut umumnya mudah dideteksi pada pemeriksaan.

Herniasi kapsul sendi kearah posterior dapat menyebabkan terbentuknya kista Baker.

Kaki dan Pergelangan Kaki

Keterlibatan persendian MTP, talonavikularis dan pergelangan kaki merupakan

gambaran yang khas AR. Karena persendian kaki dan pergelangan kaki merupakan

struktur yang menyangga berat badan, keterlibatan ini akan menimbulkan disfungsi

dan rasa nyeri yang lebih berat dibandingkan dengan keterlibatan ekstremitas atas.

Peradangan pada sendi talonavikularis akan menyebabkan spasme otot yang

berdekatan sehingga menimbulkan deformitas berupa pronasio dan eversio kaki

yang khas pada AR. Walaupun jarang, nervue tibialis posterior dapat pula

mengalami penekanan akibat sinovitis pada rongga tarsalis (tarsal tunnel) yang dapat

menimbulkan gejala parestesia pada telapak kaki.

4. Masalah Keperawatan yang muncul dan rencana tindakan (terlampir)

5. Program edukasi kepada pasien dan keluarga

Pendidika kesehatan yang diperlukan untuk

pasien dan keluarga adalah:Gambar edukasi kepada klien

Page 8: Rheumatoid Arthritis

Perawat memberikan pendidikan kesehatan yang cukup kepada pasien, keluarganya,

dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan kesehatan yang diberikan

meliputi pengertian penyakit, pengertian tentang patofisologinya, penyebab, prognosis

penyakit ini,semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan metode-metode

efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan.

Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya istirahat karena artritis reumatoid biasanya

disertai rasa lelah yang hebat.

Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini

berartibahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam menjelang subuh

karena nyeri. Karena itu perawat berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan

mengenai penggunaan obat anti radang kerja lama dan analgetik.

Pentingnya penatalaksanaan mengenai perencanaan aktivitas. Pasien harus membagi

waktu seharinya menjadi beberapa kali beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.

Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan

ini mencangkup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua

kali sehari. Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri mungkin perlu diberikan sebelum

memulai latihan.

Menginformasikan mengenai kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak

mungkin dapat mengurangi nyeri.

Pendidikan kesehatan mengenai nutrisi sebenarnya tidak ada yang spesifik dan khusus,

yang terpenting prisip umumnya adalah pentingnya diet seimbang.

Karena penyakit ini rentan sekali pada penderitanya untuk mengalami penurunan

ataupun peningkatan berat badan. Penyakit ini dapat juga menyerang sendi temporo

mandibular, sehingga membuat gerakan mengunyah menjadi sulit. Sejumlah obat yang

dipakai untuk mengobati penyakit ini dapat menyebabkan rasa tidak enak pada

lambung dan mengurangi nutrisi yang diperlukan. Mempertahankan berat badan pada

batas-batas yang sewajarnya adalah penting. Biasanya pasien akan menjadi mudah

gemuk, sebab aktivitas penderita artritis reumatoid biasanya rendah.

Perawat memberikan penjelasan mengenai mengurangi ketergantungan terhadap obat

analgetik seminimal mungkin. Ajarkan cara pengobatan seperti kompres panas atau

latihan fisik yang dapat dipakai untuk menghilangkan nyeri.

Page 9: Rheumatoid Arthritis

6. Program Aktifitas/ Rehabilitasi dan Nutrisi

Rehabilitasi merupakan tindakan untuk

mengembalikan tingkat kemampuan pasien AR dengan

cara:

Mengurangi rasa nyeri

Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan

gerak sendi

Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot

Mencegah terjadinya deformitas

Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri

Mempertahank

an kemandirian sehingga tidak bergantung kepada

orang lain.

Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain dengan mengistirahatkan sendi

yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisis seperti pemanasan,

pendinginan, peningkatan ambang rasa nyeri dengan arus listrik. Adapun latihan yang

dapat dilakukan adalah:

Hamstring Stretch

Berbaring lurus, dan perlahan pindahkan lutut ke arah

dada. Tahan selama 8-10 detik, lalu kembali ke posisi

semula. Ulangi 3-6x.

Chest Stretch

Posisikan lengan bawah berlawanan dengan tembok. Posisikan lengan dengan sudut

90o dan perlahan condong ke depan dengan bagian bahu dan dada. Tahan selama 8-10

detik lalu kembali ke posisi semula. Ulangi 3-6 kali.

Row with resistance band

Lilitkan ban elastic pada benda yang keras di depan. Pegang

ujung ban pada setiap tangan dengan lengan lurus ke depan,

dengan telapak tangan menghadap satu dan lainnya.

Kontraksikan otot belakang punggung dan tarik ban

tersebut. ulangi 10-15 kali.

Chest press with resistance band

Page 10: Rheumatoid Arthritis

Lilitkan ban elastic pada benda yang keras di depan. Pengang

ujungnya pada masing-masing tangan dengan telapak tangan

menghadap ke bawah. Kontraksikan lengan dan dada. Ulangi

10-15 kali

Slow step-up

Letakkan papan di depan tubuh. Berdiri 12-14 inchi dari papan, lalu injak dengan kaki

kanan dan angkat lutut perlahan. Kembali ke posisi semula. Ulangi 10-15 kali.

Berjalan

Berjalan merupakan suatu contoh olahraga sederhana yang dapat membantu dalam

RA

Recumbent bike or elliptical

Dilakukan di gym dengan menggunakan alat tersebut, dapat menghasilkan latihan

ringan namun memberikan dampak yang baik. Dilakuka 10-15 menit, 2-3 kali

seminggu.

Yoga

Yoga baik untuk relaksasi dan dapat meningkatkan

fleksibilitas sendi.

Diet yang penting bagi penderita rheumatoid adalah dengan

mengurangi asupan gula, lemak, natrium, dan kolesterol. Diet yang baik bagi penderita

RA adalah diet seimbang yang sebaiknya menggunakan makanan yang berasal dari

tumbuhan. Kira-kira 2/3 dari diet yang dilakuakan sebaiknya berasal dari buah-buahan,

sayuran, dan gandum. 1/3 lainnya harus menggunakan produk rendah lemak. Pasien

dengan RA juga diharapkan untuk tidak mengonsumsi alcohol ataupun merokok yang

dapat mengganggu kesehatannya lebih jauh lagi.

7. Pencegahan dan modifikasi lingkungan yang perlu dilakukan

Penyebab dari RA seperti jenis kelamin, umur, imunologis dan riwayat keluarga

merupakan faktor yang tidak bisa dirubah untuk mencegah terjadinya RA. Namun ada

beberapa faktor yang dapat mencegah RA dengan cara memodifikasi gaya hidup seperti:

Melakukan aktivitas fisik. Dengan melakukan aktifitas secara rutin, akan dapat

meningkatkan kerja dari persendian sehinggan tidak terjadi kekakuan pada sendi.

Dengan melakukan latihan aktif maupun pasif, diharapkan sendi bergerak sesuai

Page 11: Rheumatoid Arthritis

dengan kemampuan secara terus-menerus yang akan menyebabkan resiko mengalami

RA akan semakin berkurang. Tiga jenis latihan yang baik untuk rematik adalah

latihan gerak, latihan penguatan dan latihan daya tahan (kardio atau aerobik). Aerobik

air adalah pilihan yang sangat baik karena dapat meningkatkan jangkauan gerak dan

daya tahan sambil menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah. Berjalan kaki,

berenang, bersepeda dan berkebun juga merupakan aktivitas yang menyenangkan dan

dapat membantu meringankan nyeri di sendi.

Lindungi sendi. Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat membahayakan sendi,

karena sendi akan lebih rentan terhadap kerusakan ketika bengkak dan sakit. Hindari

pula meletakkan sendi pada posisi yang sama dalam jangka waktu lama. Bangun dan

bergeraklah agar sendi tidak kaku. Istirahatlah sebelum Anda merasa lelah atau sakit.

Menjaga berat badan. Dengan berat badan yang ideal, akan mengurangi beban dari

persendian ketika melakukan aktifitas sehingga kerja sendi tidak terlalu berat. Dengan

pengurangan beban pada sendi, mempengaruhi kadar cairan sinovial pada persendian.

Mengatur pola makan. Diet yang baik bagi penderita RA adalah makan makanan yang

bervariasi dengan perbanyak buah-buahan dan sayuran, protein tanpa lemak, juga susu

tanpa lemak. Pastikan Anda mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D dan kalsium.

Lemak ikan yang banyak mengandung asam lemak omega 3 juga dapat mengurangi

peradangan di sendi

Berhenti Merokok. Merokok memiliki dampak yang sangat buruk bagi tubuh.

Kandungan yang terdapat pada rokok, selain dapat meningkatkan resiko rematik,

merokok juga dapat merusak paru-paru dan organ lainnya.

Adapun modifikasi lingkungan yang perlu dilakukan adalah memodifikasi rumah tempat

tinggal keluarga. Rumah yang kurang nyaman, status rumah yang dihuni keluarga

mempengaruhi keinginan dari keluarga untuk beristirahat. Oleh karena itu, dengan

menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih dan rapi, akan meningkatkan kenyamanan

dalam beristirahat, dimana mengistirahatkan tubuh dan sendi-sendi itu penting untuk

menjaga tubuh agar tetap sehat. Kondisi rumah yang banyak tangga juga akan

mempengaruhi kondisi persendian sehingga kerja sendi dalam menopang berat tubuh

saat naik turun tangga akan meningkat. Jadi mengurangi tangga juga merupakan

alternatif untuk mencegah rheumatoid arhtritis.

8. Jika dirawat di rumah (homecare) apa fokus edukasi dan tindakan yang perlu dilakukan

Fokus edukasi dan tindakan yang perlu dilakukan di rumah adalah:

Page 12: Rheumatoid Arthritis

Memberikan edukasi mengenai pentingnya istirahat karena artritis reumatoid biasanya

disertai rasa lelah yang hebat.

Pentingnya penatalaksanaan mengenai perencanaan aktivitas. Pasien harus membagi

waktu seharinya menjadi beberapa kali beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.

Melakukan beberapa latihan-latihan spesifik yang dapat bermanfaat dalam

mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencangkup gerakan aktif dan pasif pada

semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat-obatan untuk menghilangkan

nyeri mungkin perlu diberikan sebelum memulai latihan.

Menginformasikan mengenai Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan

bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri dan mengurangi ketergantungan terhadap

obat analgesik untuk mencegah ketergantungan.

Pendidikan kesehatan mengenai nutrisi sebenarnya tidak ada yang spesifik dan

khusus, yang terpenting prisip umumnya adalah pentingnya diet seimbang.

Mempertahankan berat badan pada batas-batas yang sewajarnya adalah penting.

Biasanya pasien akan menjadi mudah gemuk, sebab aktivitas penderita artritis

reumatoid biasanya rendah.