Status Periodontal Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Di Negara Khartoum
Rheumatoid Arthritis
-
Upload
indah-hermayoni -
Category
Documents
-
view
160 -
download
0
Transcript of Rheumatoid Arthritis
RHEUMATOID ARTHRITIS
1. Pengertian
Reumatoid Arthritis adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ.
Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang
diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. ( Price, S.A. 2005)
Reumatoid arthritis adalah suatu bentuk sinovitis kronik yang parah yang dapat
mengakibatkan destruksi dan ankilosis sendi-sendi yang terkena. (Robbins, 1999)
Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan
degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang biasanya mengalami
kerusakan pertama kali adalah membrane synovial yang melapisi sendi. (Corwin, 2009)
Reumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi
sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. (Suarjana, 2009)
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan
seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran
sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )
Gambar sendi lutut normal dan rheumatoid arhtritis
2. Faktor resiko/penyebab
Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkenanya reumatoid artritis adalah;
Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena RA daripada laki-laki. 75% penderitanya adalah
wanita. Perbandingannya adalah 2-3:1.
Faktor hormonal dalam individu dapat menjelaskan beberapa fitur dari penyakit, seperti
terjadinya lebih tinggi pada wanita, onset tidak jarang setelah melahirkan, dan modulasi
(sedikit) dari risiko penyakit oleh obat hormonal. Persis bagaimana peraturan ambang
diubah memungkinkan memicu respon autoimun tertentu masih belum jelas. Namun,
satu kemungkinan adalah bahwa mekanisme umpan balik negatif yang biasanya
menjaga toleransi diri yang dikalahkan oleh menyimpang mekanisme umpan balik
positif untuk antigen tertentu seperti IgG Fc (terikat oleh RF) dan fibrinogen
citrullinated (terikat oleh ACPA)
Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit
ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut.
Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi
Darmojo, 1999).
Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis rematoid maka
anda kemungkinan besar akan terkena juga.
Hubungan genetik dengan HLA-DR4, serta asosiasi yang baru ditemukan dengan
PTPN22 gen dan dengan dua gen tambahan, semua melibatkan ambang diubah dalam
regulasi dari respon imun adaptif. Hal ini juga menjadi jelas dari penelitian terbaru
bahwa faktor-faktor genetik dapat berinteraksi dengan faktor risiko yang paling jelas
didefinisikan lingkungan untuk rheumatoid arthritis, yaitu merokok.
Gaya hidup
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
Merokok merupakan faktor lingkungan lain yang juga muncul
untuk memodulasi risiko terjadinya. Mengkonsumsi rokok dan
mengandung salisilat, konsumsi kopi lebih dari 3 kali/ hari,
khusunya kopi decaffeinated meningkatkan resiko terkena
rematoid atritis.
Imunologi
Semua elemen imunologi utama memainkan peran penting dalam propogasi, inisiasi,
dan pemeliharaan dari proses autoimun AR. Peristiwa seluler dan sitokin yang
mengakibatkan konsekuensi patologis kompleks, seperti poliferasi sinova dan
kerusakan sendi berikutnya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Robbins dalam buku saku dasar patologi penyakit
menyebutkan bahwa, gejala klinis AR bervariasi, sebagian besar
pasien mengalami gejala prodormal seperti malaise, demam,
lemah dan nyeri musculoskeletal. Pasien dengan penyakit ringan
tanpa disertai sekuele. Deformitas sendi juga merupakan gejala
yang khas serta terdapat manifestasi ekstra artikuler. Ada
beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita
artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul
sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini
memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
b. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun
biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi
diartrodial dapat terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
kurang dari 1 jam.
d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan
sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada
radiogram.
e. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering
dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang
timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan
mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak
ekstensi.
f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis rheumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk
suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
g. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain
di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah
dapat rusak.
Manifestasi neurologis
Manifestasi neurologis sering terjadi pada penderita artritis reumatoid kronis dengan
faktor reumatoid positif. Sering terjadi neuropati. Neuropati kompresi atau jepitan
terjadi akibat pembengkakan jaringan ikat yang menekan saraf tepi. Paling sering
terjadi kompresi saraf medianus pada pergelangan tangan yang dikenal sebagai
sindroma terowongan karpal (carpal tunnel syndrome). Neuropati sensoris bagian
distal dengan disestesia atau rasa terbakar pada tangan atau kaki yang terjadi kadang
sukar dibedakan dengan gejala artritisnya. Mielopati dapat terjadi pada penderita AR
karena sering terlibatnya vertebra servikalis dan menimbulkan penyempitan kanalis
spinalis pada fleksi leher setelah terjadi subluksasi atlantoaksial. Gejala akibat
gangguan sirkulasi posterior berupa vertigo dan kelemahan akibat kompresi atau
trombosis arteria vertebralis.
Manifestasi Artikular
Manifestasi artikular ini dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu gejala inflamasi
akibat aktivitas sinovitis yang bersifat reversible dan gejala akibat kerusakan struktur
persendian yang bersifat ireversibel. Sangat penting untuk membedakan kedua hal
ini karena penatalaksanaan kedua kelainan tersebut sangat berbeda. Sinovitis
merupakan kelainan yang umumnya bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan
pengobatan medikamentosa atau pengobatan non-surgikal lainnya. Pada fihak lain
kerusakan struktur persendian akibat kerusakan rawan sendi atau erosi tulang
periartikular merupakan proses yang tidak dapat diperbaiki lagi dan memerlukan
modifikasi mekanik atau pembedahan rekonstruktif.
Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi hari.
Kekakuan pada pagi hari merupakan gejala yang selalu dijumpai pada AR aktif.
Berbeda dengan rasa kaku yang dapat dialami oleh pasien osteoartritis atau kadang-
kadang oleh orang normal, kaku pagi hari pada AR berlangsung lebih lama, yang
pada umumnya lebih dari 1 jam. Lamanya kaku pagi hari pada AR agaknya
berhubungan dengan lamanya imobilisasi pada saat pasien sedang tidur serta
beratnya inflamasi. Gejala kaku pagi hari akan menghilang jika remisi dapat
tercapai. Faktor lain penyebab kaku pagi hari adalah inflamasi akibat sinovitis.
Inflamasi akan menyebabkan terjadinya imobilisasi persendian yang jika
berlangsung lama akan mengurang pergerakan sendi baik secara aktif maupun secara
pasif.
Otot dan tendon yang berdekatan dengan persendian yang mengalami peradangan
cenderung untuk mengalami spasme dan pemendekan. Fenomen ini terutama jelas
terlihat pada otot intrinsik tangan yang berjalan sepanjang persendian
metacarpophalangeal, (MCP) dan otot peroneus anterior yang berjalan sepanjang
persendian talonavikularis pada arkus pedis.
Deformitas persendian pada AR dapat terjadi akibat beberapa mekanisme yang
berhubungan dengan terjadinya sinovitis dan pembentukan pannus. Sinovitis akan
menyebabkan kerusakan rawan sendi dan erosi tulang periartikular sehingga
menyebabkan terbentuknya permukaan sendi yang tidak rata. Jika kerusakan rawan
sendi terjadi pada daerah yang luas dan imobilisasi berlangsung lama, akan terjadi
fusi tulang-tulang yang membentuk persendian. Lebih jauh pannus yang menginvasi
jaringan kolagen serta proteoglikan rawan sendi dan tulang dapat menghancurkan
struktur persendian sehingga terjadi ankilosis.
Ligamen yang dalam keadaan normal berfungsi untuk mempertahankan kedudukan
persendian yang stabil dapat pula menjadi lemah akibat sinovitis yang menetap atau
pembentukan pannus yang memiliki kemampuan melarutkan kolagen tendon,
ligamen atau rawan sendi. Gangguan stabilitas dapat jelas terlihat pada subluksasio
persendian MCP akibat terjadinya perubahan arah gaya tarik tendon sepanjang aksis
rotasi sehingga menyebabkan terbentuknya deviasi ulnar yang khas dan AR.
Walaupun peran sinovitis dalam menyebabkan deformitas persendian berlaku bagi
semua persendian, terdapat beberapa aspek khusus yang berhubungan dengan sendi
terten
Vertebra Servikalis
Walaupun AR jarang melibatkan segmen vertebralis lainnya, vertebra servikalis
merupakan segmen yang sering terlibat pada AR. Proses inflamasi ini melibatkan
persendian diartrodial yang tidak tampak atau teraba oleh pemeriksaan. Gejala dini
AR pada Vertebra servikalis umumnya bermanifestasi sebagai kekakuan pada
seluruh segmen leher disertai dengan berkurangnya lingkup gerak sendi secara
menyeluruh.1 Tenosinovitis ligamen transversum C1 yang mempertahankan
kedudukan prosesus odontoid C2 dapat menyebabkan timbulnya gangguan stabilitas
C1- C2. Mielopati dapat timbul akibat terjadinya erosi prosesus odontoin yang
menyebabkan pengenduran dan ruptura ligamen sehingga menimbulkan penekanan
pada medulla spinalis. Gangguan stabilitas sendi akibat peradangan dan kerusakan
pada permukaan sendi apofiseal dan pengenduran ligamen juga dapat menyebabkan
terjadinya subluksasio yang sering dijumpai pada C4-C5 atau C5 -C6.
Gelang Bahu
Peradangan pada gelang bahu akan mengurangi lingkup gerak sendi gelang bahu.
Karena dalam aktivitas sehari-hari gerakan bahu tidak memerlukan lingkup gerak
yang luas, umumnya pada keadaan dini pasien tidak merasa terganggu dengan
keterbatasan tersebu. Walaupun demikian, tanpa latihan pencegahan akan mudah
terjadi kekakuan gelang bahu yang berat yang disebut sebagai frozen shoulder
syndrome.
Siku
Karena terletak superfisial, sinovitis artikulasio kubiti dapat dengan mudah teraba
oleh pemeriksa. Sinovitis dapat menimbulkan penekanan pada nervus ulnaris
sehingga menimbulkan gejala neuropati tekanan. Gejala ini bermanifestasi sebagai
parestesia jari 4 dan 5 akan kelemahan otot fleksor jari 5
Tangan
Berlainan dengan persendian distal interphalangeal (DIP) yang relatif jarang
dijumpai, keterlibatan persendian pergelangan tangan, MCP dan PIP hampir selalu
dijumpai pada AR. Gambaran swan neck deformities akibat fleksi kontraktur MCP,
heperekstensi PIP dan fleksi DIP serta boutonniere akibat fleksi PIP dan
hiperekstensi DIP dapat terjadi akibat kontraktur otot serta tendon fleksor dan
interoseus merupakan deformitas patognomonik yang banyak dijumpai pada AR
Selain gejala yang berhubungan dengan sinovitis, pada AR juga dapat dijumpai
nyeri atau disfungsi persendian akibat penekana nervus medianus yang terperangkap
dalam rongga karpalis yang mengalami sinovitis sehingga menyebabkan gejala
carpal tunnel syndrome. Walaupun jarang, nervus ulnaris yang berjalan dalam kanal
Guyon dapat pula mengalami penekanan dengan mekanisme yang sama.
AR dapat pula menyebabkan terjadinya tenosinovitis akibat pembentukan nodul
reumatoid sepanjang sarung tendon yang dapat menghambat gerakan tendon dalam
sarungnya. Tenosinovitis pada AR dapat menyebabkan terjadinya erosi tendon dan
mengakibatkan terjadinya ruptur tendon yang terlibat.
Panggul
Karena sendi panggul terletak jauh di dalam pelvis, kelainan sendi panggul akibat
AR umumnya sulit dideteksi dalam keadaan dini. Pada keadaan dini keterlibatan
sendi panggul mungkin hanya dapat terlihat sebagai keterbatasan gerak yang tidak
jelas atau gangguan ringan pada kegiatan tertentu seperti saat mengenakan sepatu.
Walaupun demikian, jika destruksi rawan sendi telah terjadi, gejala gangguan sendi
panggul akan berkembang lebih cepat dibandingkan gangguan pada persendian
lainnya.
Lutut
Penebalan sinovial dan efusi lutut umumnya mudah dideteksi pada pemeriksaan.
Herniasi kapsul sendi kearah posterior dapat menyebabkan terbentuknya kista Baker.
Kaki dan Pergelangan Kaki
Keterlibatan persendian MTP, talonavikularis dan pergelangan kaki merupakan
gambaran yang khas AR. Karena persendian kaki dan pergelangan kaki merupakan
struktur yang menyangga berat badan, keterlibatan ini akan menimbulkan disfungsi
dan rasa nyeri yang lebih berat dibandingkan dengan keterlibatan ekstremitas atas.
Peradangan pada sendi talonavikularis akan menyebabkan spasme otot yang
berdekatan sehingga menimbulkan deformitas berupa pronasio dan eversio kaki
yang khas pada AR. Walaupun jarang, nervue tibialis posterior dapat pula
mengalami penekanan akibat sinovitis pada rongga tarsalis (tarsal tunnel) yang dapat
menimbulkan gejala parestesia pada telapak kaki.
4. Masalah Keperawatan yang muncul dan rencana tindakan (terlampir)
5. Program edukasi kepada pasien dan keluarga
Pendidika kesehatan yang diperlukan untuk
pasien dan keluarga adalah:Gambar edukasi kepada klien
Perawat memberikan pendidikan kesehatan yang cukup kepada pasien, keluarganya,
dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan kesehatan yang diberikan
meliputi pengertian penyakit, pengertian tentang patofisologinya, penyebab, prognosis
penyakit ini,semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan metode-metode
efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan.
Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya istirahat karena artritis reumatoid biasanya
disertai rasa lelah yang hebat.
Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini
berartibahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam menjelang subuh
karena nyeri. Karena itu perawat berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penggunaan obat anti radang kerja lama dan analgetik.
Pentingnya penatalaksanaan mengenai perencanaan aktivitas. Pasien harus membagi
waktu seharinya menjadi beberapa kali beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan
ini mencangkup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua
kali sehari. Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri mungkin perlu diberikan sebelum
memulai latihan.
Menginformasikan mengenai kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak
mungkin dapat mengurangi nyeri.
Pendidikan kesehatan mengenai nutrisi sebenarnya tidak ada yang spesifik dan khusus,
yang terpenting prisip umumnya adalah pentingnya diet seimbang.
Karena penyakit ini rentan sekali pada penderitanya untuk mengalami penurunan
ataupun peningkatan berat badan. Penyakit ini dapat juga menyerang sendi temporo
mandibular, sehingga membuat gerakan mengunyah menjadi sulit. Sejumlah obat yang
dipakai untuk mengobati penyakit ini dapat menyebabkan rasa tidak enak pada
lambung dan mengurangi nutrisi yang diperlukan. Mempertahankan berat badan pada
batas-batas yang sewajarnya adalah penting. Biasanya pasien akan menjadi mudah
gemuk, sebab aktivitas penderita artritis reumatoid biasanya rendah.
Perawat memberikan penjelasan mengenai mengurangi ketergantungan terhadap obat
analgetik seminimal mungkin. Ajarkan cara pengobatan seperti kompres panas atau
latihan fisik yang dapat dipakai untuk menghilangkan nyeri.
6. Program Aktifitas/ Rehabilitasi dan Nutrisi
Rehabilitasi merupakan tindakan untuk
mengembalikan tingkat kemampuan pasien AR dengan
cara:
Mengurangi rasa nyeri
Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan
gerak sendi
Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot
Mencegah terjadinya deformitas
Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri
Mempertahank
an kemandirian sehingga tidak bergantung kepada
orang lain.
Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain dengan mengistirahatkan sendi
yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisis seperti pemanasan,
pendinginan, peningkatan ambang rasa nyeri dengan arus listrik. Adapun latihan yang
dapat dilakukan adalah:
Hamstring Stretch
Berbaring lurus, dan perlahan pindahkan lutut ke arah
dada. Tahan selama 8-10 detik, lalu kembali ke posisi
semula. Ulangi 3-6x.
Chest Stretch
Posisikan lengan bawah berlawanan dengan tembok. Posisikan lengan dengan sudut
90o dan perlahan condong ke depan dengan bagian bahu dan dada. Tahan selama 8-10
detik lalu kembali ke posisi semula. Ulangi 3-6 kali.
Row with resistance band
Lilitkan ban elastic pada benda yang keras di depan. Pegang
ujung ban pada setiap tangan dengan lengan lurus ke depan,
dengan telapak tangan menghadap satu dan lainnya.
Kontraksikan otot belakang punggung dan tarik ban
tersebut. ulangi 10-15 kali.
Chest press with resistance band
Lilitkan ban elastic pada benda yang keras di depan. Pengang
ujungnya pada masing-masing tangan dengan telapak tangan
menghadap ke bawah. Kontraksikan lengan dan dada. Ulangi
10-15 kali
Slow step-up
Letakkan papan di depan tubuh. Berdiri 12-14 inchi dari papan, lalu injak dengan kaki
kanan dan angkat lutut perlahan. Kembali ke posisi semula. Ulangi 10-15 kali.
Berjalan
Berjalan merupakan suatu contoh olahraga sederhana yang dapat membantu dalam
RA
Recumbent bike or elliptical
Dilakukan di gym dengan menggunakan alat tersebut, dapat menghasilkan latihan
ringan namun memberikan dampak yang baik. Dilakuka 10-15 menit, 2-3 kali
seminggu.
Yoga
Yoga baik untuk relaksasi dan dapat meningkatkan
fleksibilitas sendi.
Diet yang penting bagi penderita rheumatoid adalah dengan
mengurangi asupan gula, lemak, natrium, dan kolesterol. Diet yang baik bagi penderita
RA adalah diet seimbang yang sebaiknya menggunakan makanan yang berasal dari
tumbuhan. Kira-kira 2/3 dari diet yang dilakuakan sebaiknya berasal dari buah-buahan,
sayuran, dan gandum. 1/3 lainnya harus menggunakan produk rendah lemak. Pasien
dengan RA juga diharapkan untuk tidak mengonsumsi alcohol ataupun merokok yang
dapat mengganggu kesehatannya lebih jauh lagi.
7. Pencegahan dan modifikasi lingkungan yang perlu dilakukan
Penyebab dari RA seperti jenis kelamin, umur, imunologis dan riwayat keluarga
merupakan faktor yang tidak bisa dirubah untuk mencegah terjadinya RA. Namun ada
beberapa faktor yang dapat mencegah RA dengan cara memodifikasi gaya hidup seperti:
Melakukan aktivitas fisik. Dengan melakukan aktifitas secara rutin, akan dapat
meningkatkan kerja dari persendian sehinggan tidak terjadi kekakuan pada sendi.
Dengan melakukan latihan aktif maupun pasif, diharapkan sendi bergerak sesuai
dengan kemampuan secara terus-menerus yang akan menyebabkan resiko mengalami
RA akan semakin berkurang. Tiga jenis latihan yang baik untuk rematik adalah
latihan gerak, latihan penguatan dan latihan daya tahan (kardio atau aerobik). Aerobik
air adalah pilihan yang sangat baik karena dapat meningkatkan jangkauan gerak dan
daya tahan sambil menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah. Berjalan kaki,
berenang, bersepeda dan berkebun juga merupakan aktivitas yang menyenangkan dan
dapat membantu meringankan nyeri di sendi.
Lindungi sendi. Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat membahayakan sendi,
karena sendi akan lebih rentan terhadap kerusakan ketika bengkak dan sakit. Hindari
pula meletakkan sendi pada posisi yang sama dalam jangka waktu lama. Bangun dan
bergeraklah agar sendi tidak kaku. Istirahatlah sebelum Anda merasa lelah atau sakit.
Menjaga berat badan. Dengan berat badan yang ideal, akan mengurangi beban dari
persendian ketika melakukan aktifitas sehingga kerja sendi tidak terlalu berat. Dengan
pengurangan beban pada sendi, mempengaruhi kadar cairan sinovial pada persendian.
Mengatur pola makan. Diet yang baik bagi penderita RA adalah makan makanan yang
bervariasi dengan perbanyak buah-buahan dan sayuran, protein tanpa lemak, juga susu
tanpa lemak. Pastikan Anda mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D dan kalsium.
Lemak ikan yang banyak mengandung asam lemak omega 3 juga dapat mengurangi
peradangan di sendi
Berhenti Merokok. Merokok memiliki dampak yang sangat buruk bagi tubuh.
Kandungan yang terdapat pada rokok, selain dapat meningkatkan resiko rematik,
merokok juga dapat merusak paru-paru dan organ lainnya.
Adapun modifikasi lingkungan yang perlu dilakukan adalah memodifikasi rumah tempat
tinggal keluarga. Rumah yang kurang nyaman, status rumah yang dihuni keluarga
mempengaruhi keinginan dari keluarga untuk beristirahat. Oleh karena itu, dengan
menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih dan rapi, akan meningkatkan kenyamanan
dalam beristirahat, dimana mengistirahatkan tubuh dan sendi-sendi itu penting untuk
menjaga tubuh agar tetap sehat. Kondisi rumah yang banyak tangga juga akan
mempengaruhi kondisi persendian sehingga kerja sendi dalam menopang berat tubuh
saat naik turun tangga akan meningkat. Jadi mengurangi tangga juga merupakan
alternatif untuk mencegah rheumatoid arhtritis.
8. Jika dirawat di rumah (homecare) apa fokus edukasi dan tindakan yang perlu dilakukan
Fokus edukasi dan tindakan yang perlu dilakukan di rumah adalah:
Memberikan edukasi mengenai pentingnya istirahat karena artritis reumatoid biasanya
disertai rasa lelah yang hebat.
Pentingnya penatalaksanaan mengenai perencanaan aktivitas. Pasien harus membagi
waktu seharinya menjadi beberapa kali beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
Melakukan beberapa latihan-latihan spesifik yang dapat bermanfaat dalam
mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencangkup gerakan aktif dan pasif pada
semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat-obatan untuk menghilangkan
nyeri mungkin perlu diberikan sebelum memulai latihan.
Menginformasikan mengenai Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan
bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri dan mengurangi ketergantungan terhadap
obat analgesik untuk mencegah ketergantungan.
Pendidikan kesehatan mengenai nutrisi sebenarnya tidak ada yang spesifik dan
khusus, yang terpenting prisip umumnya adalah pentingnya diet seimbang.
Mempertahankan berat badan pada batas-batas yang sewajarnya adalah penting.
Biasanya pasien akan menjadi mudah gemuk, sebab aktivitas penderita artritis
reumatoid biasanya rendah.