Rf Radiologi

10

Click here to load reader

Transcript of Rf Radiologi

Page 1: Rf Radiologi

REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

__________________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda : Yuranto Eka Putra NIM: 12712133/08711185

Stase : Ilmu Radiologi

Identitas Pasien

Nama / Inisial : An. VF No RM : 0538246

Umur : 13 th Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal masuk : 16 Agustus 2013

Diagnosis/ kasus : Tumor Tulang (osteoma)

Pengambilan kasus pada minggu ke : 2

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya

wajib)

a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang

diambil ).

Pasien datang ke rumah sakit untuk memeriksakan lengannya yang

membengkak. Bengkak muncul sejak 3 bulan terakhir ini. Semakin lama ukuran

bengkak semakin membesar. Lokasi tumbuhnya tumor pada lengan kiri bagian atas

tepat di daerah siku. Konsistensi bengkak teraba keras, tidak hangat, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada krepitasi, siku bisa digerakkan untuk menekuk dan lurus tanpa ada

masalah. Namun dari pernyataan pasien apabila sudah beraktivitas berat ataupun

terkena udara dingin, tangannya terasa ngilu. Sudah diobati di RS jakarta, awalnya

ada riwayat fraktur pada lokasi munculnya tumor. 8 bulan yang lalu pada lokasi

tumbuhnya tumor mengalami patah tulang, akibat ditabrak temannya ketika bermain

bola. Oleh dokter di klub tempat anak bermain bola hanya di fiksasi saja, dan

keadaan anak berangsur-angsur membaik. 4 bulan setelah patah, pasien bermain bola

lagi, pasien di tackle temannya dan terjatuh tepat pada bagian tangan yang fraktur

sebelumnya, namun bukan dalam posisi menumpu berat badan. Akhirnya tangannya

Page 1

Page 2: Rf Radiologi

fraktur untuk yang kedua kali. Terapi yang diberikan pun sama seperti pada saat

pertama kali fraktur. Dan sampai sekarang malah pada lokasi fraktur tumbuh

benjolan.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Kasus ini cukup menarik, dikarenakan selama saya di stase radiologi baru kali ini

mendapatkan kasus tumor pada tulang. Terutama tumor tulang jinak atau osteoma.

Osteoma merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan (39,3%) dari seluruh

tumor jinak tulang terutama terjadi pad usia 20 – 40 tahun. Bentuknya kecil tapi dapat

menjadi besar tanpa menimbulkan gejala gejala yang spesifik. Kelainan ini ditemukan

pada tulang tengkorak seperti maksila, mandibula, palatum, sinus paranasalis dan dapat

pula pada tulang tulang panjang seperti tibia, femur dan falangs. Sehingga fraktur yang

sebelumnya terjadi pada anak ini bisa dicurigai adanya proses patologis sebelumnya

pada tulang.

Osteoma bisa di sembuhkan dengan membuang bagian yang membengkak, namun

apabila ukurannya kecil dan tidak mengganggu bisa dibiarkan saja, namun apabila

ukurannya membesar maka disarankan untuk operasi karena faktor kosmetika. Namun

untuk memastikan apakah tumor tergolong ganas atau jinak maka disarankan untuk

dilakukan biopsi terlebih dahulu, sehingga nantinya bisa ditentukan penatalaksanaan

yang tepat bagi pasien.

Orang tua pasien pada saat anamnesis masih ragu untuk mengoperasi tumor

anaknya, dan masih ingin mencari pengobatan alternatif lain, melalui ramuan-ramuan

dan terapi-terapi herbal di luar terapi medis kedokteran. Dan ketika disarankan untuk

melakukan biopsi, orang tua pasien manyatakan malah tidak mau dilakukan biopsi,

karena takut apabila di biopsi nanti keadaan penyakit anaknya menjadi lebih parah.

Pasien juga sudah membawa anaknya ke dokter-dokter ahli tulang untuk memperoleh

informasi tentang penyakit anaknya dan menanyakan terapi yang terbaik bagi anaknya.

Dan orang tua pasien juga sudah mengetahui bahwa prosedur penatalaksanaan dilakukan

melalui operasi. Namun orang tua pasien menolaknya dan memutuskan untuk

melakukan pengobatan alternatif terlebih dahulu.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan

evidence / referensi yang sesuai *

Page 2

Page 3: Rf Radiologi

*pilihan minimal satu

Hak atas pemeliharaan dan perawatan medis merupakan hak individu. Hak pasien

tersebut bertolak dari hubungan asasi antara dokter dan pasien. Sejak permulaan sejarah

umat manusia sudah dikenal adanya dua insane . yaitu sang pengobat dan sang penderita,

yang pada jaman modern ini disebut dengan transaksi terapeutik antara dokter dan pasien.

Hak atas perawatan pemeliharaan medis tersebut, pada prinsipnya bertumpu pada

dua dasar asasi, yaitu : pertama hak atas perawatan pemeliharaan kesehatan (the right to

health care) dan kedua, hak untuk menentukan nasib sendiri (the right to selft-

determinanation). Hukum medik (Kedokteran) pun bertumpu pada kedua dasar asasi

tersebut. Atas dasar kedua tumpuan hukum medik itu, maka dalam membahas hukum dan

masalah medik; hak manusia dalam kesehatan adalah tidak dapat dilepaskan.

Pada jaman dahulu hubungan kepercayaan antara dokter dan pasien merupakan

hubungan interpersonal, karena memang tujuannya adalah penyembuhan pasien saja.

Keadaan itu kini telah berubah yaitu Pasien tidak hanya sebagai person tetapi pasien dalam

keseluruhan integritasnya, Pasien sebagai supra sistemnya. Hal ini disebabkan karena

tujuan utamanya yang ganda, yaitu preventif kuratif,promotif dan rehabilitatif.

Hubungan transaksi terapeutik antara dokter pasien pada asasnya bertumpu pada hak

menentukan nasib sendiri (the right self-determination) dan hak informasi (the right to

information). Oleh karena itulah, dalam hubungan/transaksi terapeutik ini hak pasien

damping dilindungi oleh kedua hak tersebut. Hak menentukan nasib sendiri tidak mungkin

terwujud secara optimal apabila tidak didampingi oleh hak atas informasi. Sebab keputusan

akhir mengenai penentuan nasib sendiri tersebut dpat diberikan apabila untuk pengambilan

keputusan itu memperoleh informasi yang lengkap tentang segala untung ruginya bila

sesuatu keputusan telah diambil.

Jadi sekali lagi, dengan kedua hak tersebutlah hak pasien bertumpu. Dengan kedua

hak itu Pasien bersama-sama dengan dokter menemukan terapi yang paling tepat untuk

kesehatannya, dan bila terapi yang paling tepat itu telah ditemukan oleh kedua belah pihak,

maka dia berdualah yang bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi

sebagai efek sampingan dari terapi tersebut. Persetujuan pasien inilah yang dalam Hukum

Kedokteran disebut “Informed consent”.

Berdasarkan transaksi terapeutik itulah, lahir hak dan kewajiban antara pasien dan

dokter secara timbale balik. Dokter di satu pihak dan pasien di pihak lain dalam satu

hubungan transaksi terapeutik ialah berkedudukan sama sebagai subyek hukum, dan dalam

memanggung hak dan kewajiban.

Page 3

Page 4: Rf Radiologi

Hak dan kewajiban dokter – pasien dapat dirinci sebagai berikut :

A. Kewajiban dan Hak Dokter

1. Kewajiban Dokter

Kewajiban dokter dapat dibedakan dalam tiga kelompok,yaitu (periksa .Fred

Ameln,1991:56-57)

a. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan

kesehatan(health care);

b. Kewajiban yang berhubungan dengan hak pasien, meliputi:

1) Hak atas informasi;

2) Hak memberikan persetujuan;

3) Hak memilih dokter;

4) Hak memilih sarana kesehatan (RS);

5) Hak atas rahasia kedokteran;

6) Hak menolak pengobatan / perawatan;

7) Hak menolak suatu tindakan medis tertentu;

8) Hak untuk menghentikan pengobatan;

9) Hak atas “second opinion” (pendapat kedua);

10) Hak melihat rekam medis.

c. Kewajiban yang berhubungan dengan standar profesi kedokteran dan

kewajiban yang timbul dari standar profesi kedokteran.

2. Hak Dokter

Hak dokter meliputi antara lain ,sebagai berikut:

(periksa.Fred Ameln,1991:64-66)

a. Hak untuk bekerja menurut standarmedik;

b. Hak menolak pelaksanaan tindakan medik,karena secara profesional tidak dapat

dipertanggungjawabkannya;

c. Hak melakukan tindakan medik yang menurut suara hatinya tidak baik;

d. Hak mengakhiri hubungan dengan pasien ;

e. Hak atas privacy dokter;

f. Hak atas informasi pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap

dokter;

g. Hak atas balas jasa;

h. Hak atas pemberian penjelasan yang lengkap oleh pasien tentang penyakitnya;

i. Hak membela diri;

Page 4

Page 5: Rf Radiologi

j. Hak memilih pasien;

k. Hak menolak memberi keterangan tantang pasien di pengadilan.

B. Hak dan Kewajiban pasien

1. Hak Pasien

Menurut H.j.j. Leenen,hak pasien yang bersifat umum dapat dirinci sebagai

berikut:

(Periksa Prasetyo Hadi Purwandoko dan Suranto,1991:66-67)

a. Hak atas perawatan dan pengurusan perawatan;

b. Hak menolak cara perawatan tertentu;

c. Hak untuk memilih tenaga kesehatan dan rumah sakit;

d. Hak atas informasi;

e. Hak menolak cara perawatan tanpa ijin;

f. Hak atas rasa aman dan tidak diganggu (“privacy”);

g. Hak atas pembatasan terhadap pengaturan kebebasan perawatan ;

h. Hak untuk mengakhiri perjanjian perawatan.

Selain itu ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam hubungan antara dokter

dan pasien adalah Beneficience (keuntungan bagi pasien), Justice (mendapatkan pelayanan

sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, dan setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan yan baik), Autonomy (kebebasan pasien untuk memilih dan mengambil

keputusan atas pelayanan kesehatan yang di perolehnya). Pada kasus pasien di atas prinsip

yang dipilih adalah prinsip autonomy, dimana setelah diberikan hak pasien atas informasi

penyakit dan penatalaksanaan, maka keputusan dan persetujuan akan pelayanan kesehatan

tersebut semuanya diserahkan kepada pasien. Pada kasus ini pasien menolak untuk

dilakukan operasi dan biopsi, dan lebih memilih untuk melakukan pengobatan di luar

standar pengobatan medis kedokteran.

Sebagai seorang dokter kita wajib menghormati keputusan pasien untuk menolak cara

perawatan dan penatalaksanaan yang ditawarkan. Dengan begitu dokter tersebut telah

menjalankan prinsip autonomy pada interaksi antara dokter dan pasien setelah sang dokter

menjalankan kewajibannya sebagai seorang penyedia pelayanan kesehatan dan

memberikan hak pasien atas informasi penyakit serta tata cara perawatan terhadap

penyakin yang diderita.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Page 5

Page 6: Rf Radiologi

Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak pernah berputus asa dalam mencari

pengobatan. Dan itu merupakan salah satu ladang amal untuk beribadah apabila sabar dalam

menghadapi cobaan penyakit yang diderita bagi pasien, serta memberikan dorongan dan

perhatian bagi keluarganya.

Allah SWT berfirman :

Artinya : ”Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan.” (Q.S. Al-

Syuu’araa’(26) :80)

Rasulullah SAW bersabda :

“Ya wahai sekalian hamba Allah, berobatlah kalian. Karena sesungguhnya Allah

tidak menciptakan suatu penyakit melainkan menciptakan juga obat untuknya kecuali satu

penyakit.” Mereka bertanya, “Penyakit apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:

“Yaitu penyakit tua (pikun).” (HR. Abu Daud no. 3357 dan At-Tirmizi no. 1961)

Penjelasan surat Al-Syuu’araa’ (26) : 80) diatas adalah bahwa kita sebagai manusia

ciptaan Allah SWT, tidak boleh berputus asa terhadap usaha untuk berobat terhadap suatu

penyakit, karena sesungguhnya yang menyembuhkan penyakit itu adalah Allah SWT. Bisa

melalui tangan ahli-ahli kesehatan, baik dokter maupun perawat.

Penjelasan dari hadis Nabi diatas bahwa, Allah menciptakan suatu penyakit itu ada

obatnya, kecuali penyakit pikun atau tua. Dari hadis ini memberikan kesan bahwa tidak ada

penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali karena usia tua, atau proses penuaan itu sendiri

yang menyebabkan timbul berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Fred Ameln.1991.Kapita Selekta Hukum Kedokteran . Jakarta:Grafikatama Jaya

Page 6

Page 7: Rf Radiologi

Prasetyo Hadi Purwandoko dan Suranto.1991.” Hukum dan Kesehatan tentang Hukum

Kedokteran “. BPK. Surakarta: UNS

…………………………….,…………………...

TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

Yuranto Eka Putra, S.Ked

Page 7