Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

11
Revitalisasi Pancasia di era Globalisasi A. Pengertian Revitalisasi Pancasila Revitalisasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti proses, cara dan perbuatan yang menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenernya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali. Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, revitalisasi secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali. Revitalisasi Pancasila dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan Pancasila kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan pembuatan atau evaluasi atas kebijakan publik selain dibicarakan sebagai dasar negara. Pancasila dapat dihidupkan kembali sebagai nilai-nilai dasar yang memberi orientasi dalam pembuatan kebijakan publik. Pancasila adalah solusi alternatif bagi terwujudnya Negara Kesatuan Indonesia, yang telah teruji semenjak masa kemerdekaan sampai dengan masa reformasi. Meskipun kita juga tidak bisa memungkiri bahwa dalam perjalanannya ada berbagai macam cobaan dan tantangan yang senantiasa datang dan mengiringi dalam setiap gerak dan langkah dinamika bangsa ini. Pancasila adalah ideologi yang tidak ada bandingnya untuk bangsa Indonesia karena Pancasila adalah alat pemersatu bagi seluruh komponen yang berbeda- beda, sehingga setiap upaya untuk menggantikanya selalu akan berhadapan dengan seluruh kekuatan Indonesia secara menyeluruh. Merevitalisasi Pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi bangsa semakin jauh dari keadilan sosial, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya. Membiarkan kondisi bangsa dalam keterpurukan sama halnya kita

description

revitalisasi pancasila di era globalisasi, tugas PKN kuliah

Transcript of Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

Page 1: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

Revitalisasi Pancasia di era Globalisasi

A. Pengertian Revitalisasi PancasilaRevitalisasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti proses, cara dan perbuatan yang menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenernya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali. Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, revitalisasi secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.Revitalisasi Pancasila dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan Pancasila kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan pembuatan atau evaluasi atas kebijakan publik selain dibicarakan sebagai dasar negara. Pancasila dapat dihidupkan kembali sebagai nilai-nilai dasar yang memberi orientasi dalam pembuatan kebijakan publik.Pancasila adalah solusi alternatif bagi terwujudnya Negara Kesatuan Indonesia, yang telah teruji semenjak masa kemerdekaan sampai dengan masa reformasi. Meskipun kita juga tidak bisa memungkiri bahwa dalam perjalanannya ada berbagai macam cobaan dan tantangan yang senantiasa datang dan mengiringi dalam setiap gerak dan langkah dinamika bangsa ini. Pancasila adalah ideologi yang tidak ada bandingnya untuk bangsa Indonesia karena Pancasila adalah alat pemersatu bagi seluruh komponen yang berbeda-beda, sehingga setiap upaya untuk menggantikanya selalu akan berhadapan dengan seluruh kekuatan Indonesia secara menyeluruh.Merevitalisasi Pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi bangsa semakin jauh dari keadilan sosial, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya. Membiarkan kondisi bangsa dalam keterpurukan sama halnya kita sengaja menjadikan Pancasila hanya sebagai alat politisasi untuk melanggengkan kekuasaan seperti yang pernah terjadi pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto. Kita tahu, pada periode ini Pancasila selalu dijadikan alat legitimasi serta dipolitsir untuk meraih serta mempertahankan kekuasaan.Mereka yang berseberangan dengan pemerintah akan dengan mudah di beri label anti Pancasila, maka dengan mudah mereka yang anti Pancasila akan masuk penjara tanpa proses hukum yang jelas. Revitalisasi tentu suatu upaya sistematis dalam rangka kembali membangun spirit nasionalisme yang selama ini telah mengalami kemunduran sehingga seluruh persoalan kebangsaan seperti konflik etnis, agama, serta permasalahan dalam apapun bentuknya bisa dengan mudah teratasi. Ini menjadi agenda penting yang harus secepatnya dilakukan ketika semangat persatuan menjadi barang langka di negeri ini. Pada sisi yang lain revitalisasi juga merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa kita hidup di Indonesia yang sangat beraneka ragam dalam berbagai hal tidak hanya agama, bahasa maupun budaya.Hal ini menjadi penting mengingat Pancasila sebagai ideologi bangsa, telah mula dilupakan oleh masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari serangkaian aksi yang tidak lagi mengindahkan prosedur hukum yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang.

Page 2: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

Kita tahu, upaya dalam rangka mencari ideologi yang sesuai untuk bangsa Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan. Pancasila tidak secara mudah dilahirkan namun lahirnya Pancasila telah melewati perdebatan panjang dan tidak jarang diwarnai dengan pertikaia sengit mengenai dasar apa yang cocok untuk Negara Indonesia yang mempunyai karakter majemuk. Dicetuskanya Pancasila berangkata dari sebuah pertimbangan bahwa pancasila adalah satu-satunya idiologi yang lebih bisa menjadi sarana kepentingan seluruh kelompok yang ada di Indonesia. Dengan lima sila yang tercantum dalam pancasila menunjukan bahwa Pancasila telah mengutamakan kepentingan bersama mengingat bangsa Indonesia yang majemuk. Terjangan globalisasi dan menguatnya politik identitas dalam tahun-tahun terakhir menyadarkan kita bahwa kelangsungan hidup bangsa bisa terancam. Menguatnya praktik intimidasi,kekersan dan konflik menjadi sumber dari kehancuran NKRI. Jika praktik-praktik tersebut tidak segera dihentikan, maka rakyat akan menderita dan menyerahkan semuanya pada aparat pemerintahan yang bertanggung jawab.Pemerintah diharapkan menjadi inisiator dan titik pusat revitalisasi Pancasila sehingga ia bisa menjadi berlian dan rumah Indonesia. Sebagai berlian, Pancasila bisa memotong bagian cermin yang buram dari bangsa ini. Sebagai rumah, Pancasila bukan saja bisa menaungi seluruh warga masyarakat dari panas matahari dan hujan, tetapi juga memberi  kehangatan perasaan bersaudara yang saling peduli. Sehubungan dengan hal tersebut, revitalisasi Pancasila harus dilakukan dalam dua tingkatan, yaitu pada tataran ide dan praktis. Dalam tataran ide, hal yang paling penting dilakukan adalah menjawab sikap alergi masyarakat terhadap Pancasila.Karena itu, gotong royong dan musyawarah bisa menjadi cara bagi representasi Pancasila. Gotong royong dan musywarah juga bisa dijadikan sumber dalam rangka revitalisasi Pancasila. Dalam tataran praksis, utamanya menyangkut relasi penyelenggaraan negara dan masyarakat, revitalisasi Pancasila harus dimulai dengan membangkitkan kegairahan dan optimisme publik. Misalnya, kepemimpinan nasional harus menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negeri yang kebebasannya berlandaskan Bhineka Tunggal Ika.Dari contoh tersebut, secara bertahap, Pancasila akan benar- benarmenjadi rumah kita. Pancasila kembali menjadi wacana publik. Beberapa lembaga, baik pemerintah maupun non pemerintah menyelenggarakan diskusi untuk menghimbau perlunya menghidupkan kembali Pancasila, hal tersebut bukan didasari oleh peristiwa sejarah masa lampau. Masa lalu yang pahit bagi Pancasila sudah dialami negara bangsa Indonesia  seperti adanya pelapisan masyarakat yang menyebabkan Pancasila kehilangan nama baiknya sebagai landasan Negara RI.Contohnya, pada masa Orde Baru yang banyak terjadi penindasan dan kebijakan yang menentang Pancasila. Revitalisasi Pancasila mendesak karene beberapa alasan internal dan eksternal. Secara internal, sejak berlangsungnya masa reformasi, beberapa faktor pemersatu bangsa jelas mengalami kemerosotan.nyang tak kurang pentingnya adalah serbuan globalisasi, yang tidak hanya menimbulkan disorientasi dan disalokasi sosial, tetapi bahkan mengakibatkan memudarnya identitas nasional Negara RI.  

Page 3: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

B.Pengertian GlobalisasiGlobalisasi dalam dunia komunikasi saat ini telah terasa begitu nyatanya. Pesatnya perkembangan tekhnologi komunikasi membawa kita ke sebuah era di mana kita dapat berkomunikasi dengan orang lain di belahan bumi mana pun, kapan pun, secara seketika juga. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangasa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah sebuah proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antanegara saling berinteraksi, bergantung, terkait dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.Jadi dapat disimpulkan bahwa globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah tersebut sering diperlukan. Namun, istilah globalisasi sering dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.Salamet Sutrisno memiliki pandangan dan menggambarkan secara umum dampak globalisasi terhadap sebuah kebudayaan. Menurutnya, globalisasi mencakup mata kehidupan yang amat luas dengan berbagai dampaknya yang mendalam. Globalisasi, tidak hanya berkaitan dengan bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, tetapi sekaligus berkaitan dengan mitra filsafat dan ideologi. Semua itu akan bermuara pada matra sosial budaya hingga sering kali dikatakan bahwa bangsa-bangsa kini hidup dalam zaman globalisasi budaya atau kebudayaan. Bila dikatakan globalisasi budaya maka hal itu akan melibatkan dimensi nilai-nilai kehidupan manusia. Pada proses ini, berlangsung pula gerak saling memengaruhi di bidang nilai antara bangsa yang satu dengan yang yang lainnya, yang selanjutnya berproses dalam alkuturasi atau sinkretisme. Dikatakan akulturasi  apabila proses tersebut berlangsung dengan mulus sampaike sisi dalam kehidupan masyarakat. Sebaiknya, apabila hanya mencapai lapis-lapis luarnya maka hal itu disebut sinkretisme.Masalh globalisasi yang saat ini kita hadapi bukan hanya ekploitasi kaum buruh pada negara dunia ketiga ataupun kerusakan lingkungan, tetapi juga proses dehumanisasi. Globalisasi pada bidang ekonomi melahirkan negara-negara industri raksasa dan korporasi perdagangan raksasa yang di sisi lain memarjinalkan negara-negara miskin. Globalisasi dalam bidang politik mengakibatkan semakin berkurangnya kekuasaan negara karena perkembangan ekonomi dan budaya global. Globalisasi budaya menyebabkan dunia dewasa ini dalam keadaan kacau.

C.Pengertian Pancasila dalam Era GlobalisasiPancasila berfungsi sebagai suatu ideologi yang mendasari cara hidup masyarakat Indonesia dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, untuk menerapkannya dalam kehidupan kita, perlu terlebih dahulu dipahami makna historis dan filosofis dari Pancasila.Secara historis, Pancasila pertama kali muncul sebagai  konsep dasar negara Soekarno pada sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

Page 4: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

Indonesia (BPUPKI). Elson memaparkan bagaimana kelahiran Pancasila. Pada mulanya, sila utama Soekarno adalah persatuan Indonesia. Indonesia didasarkan pada geopolitik takdir Tuhan yang Mahakuasa dan abadi. Menurutnya, Indonesia telah ada secara alami, walau bagian-bagiannya merasa punya komunitas sendiri, mereka hanyalah sebagian kecil dalam kesatuan.Sila kedua dibuat Soekarno untuk merangkum nasionalisme versi Indonesia, nasionalisme yang tidak didasarkan kepada chauvinisme sempit, tetapi kepada internasioanalisme atau kemanusiaan yang lapang.Sila ketiga, negara harus dijalankan dengan prinsip perwakilan, musyawarah, dan mufakat. Hal ini menandakan bahwa bangsa Indonesia menjunjung keterbukaan.Sila keempat, Soekarno mengsulkan sila keadilan sosial. Hal ini menerangkan tujuan negara untuk tidak hanya memerhatikan kesejajaran politik masyarakatnya, namun juga kesejajaran dalam bidang ekonomi.Terakhir, Soekarno mengajukan gagasan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini melambangkan dunia spiritual yang kuat serta kolektivitas bangsa Indonesia sebagai umat manusia yang diciptakan Tuhan.

A.M.W  Pranarka melihat adanya tiga kapasitas Pancasila yang pokok.Pertama, Pancasila sebagai pandangan hidup bngsa yang berisi sistem nilai keindonesiaan yang telah berkembang secara akulturatif selama ribuan tahun. Ini berati bahwa Pancasila adalah suatu sistem budaya yang merupakan sari dari sistem-sistem budaya yang diwarisi secra turun-temurun oleh setiap masyarakat Indonesia.Kedua, Pancasila sebagai dasar negara atau asas kerohanian negara dimana kapasitas ini menjadi acuan disusunya Undang-Undang Dasar negara dijabarkan ke dalam berbagai kontitusi lainnya.Ketiga, Pancsila sebagai ideologi nasional berarti segenap warga negara memiliki keniscayaan untuk menghayati nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Sebagi sebuah ideologi, Pancasila bukanlah ideologi tertutup melainkan dikembangkan sebagai ideologi terbuka sejalan dengan keterbukaan budaya. Dengan demikian, Pancasila berciri dinamis, mau menerima berbagai unsur lokal dan modern sejauh tidak bertentangan dengan sila-silanya.Dalam pengertian tersebut, Pancasila menjadi sebuah gerbang penyaring dalam mengahadapi arus globalisasi. Apabila memahami globalisasi dari sudut pandang determinisme teknologi, dalam era globalisasi sebagai prosespembentukan global village, bangsa Indonesia yang berperspektif Pancasila turut menjadi global villager dengan membawa semangat kesetiakawanan sosial.

B. Semakin maraknya semangat globalisasi membuat berbagai negara semakin gencar terlibat dalam interaksi global. Baik itu dalam skala bilateral, regional, ataupun multilateral. Semua orang juga sekarang semakin bergerak menyatu menjadi sebuah masyarakat dunia, terutama dengan adanya internet. Namun semakin dunia bersatu, keberadaan identitas sebuah bangsa menjadi semakin penting, terutama karena identitas bangsa yang akan menjadi landasan kita dalam mengembangkan potensi yang dimiliki negara ini. Agar dapat bertahan dari derasnya arus perubahan di era

Page 5: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

globalisasi ini, Indonesia perlu segera melakukan revitalisasi terhadap identitas bangsanya.

C. Secara umum, identitas bangsa memiliki tiga fungsi utama. Pertama, sebagai pemersatu. Kedua, sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari bangsa yang lain. Ketiga, sebagai pegangan atau landasan bagi sebuah negara untuk berkembang atau mewujudkan potensi yang dimiliki.

D. Berkaitan dengan fungsi pertama dan kedua, Koentjaraningrat (1982) pernah menyebutkan hal yang serupa ketika dia membahas tentang kebudayaan nasional Indonesia. Menurutnya kebudayaan nasional kita, selain dapat membedakan kita dari bangsa yang lain, juga harus dapat menyatukan berbagai suku di negara kita tapi tetap memberikan ruang dan menghargai perkembangan budaya daerah.

E. Sedangkan untuk fungsi yang ketiga, kita bisa melihat Amerika Serikat (AS), Cina, dan India sebagai contoh bagaimana identitas bangsa berhasil menjadi landasan kesuksesan. AS dengan konsep “A City Upon a Hill” telah mendorong mereka untuk menjadi kekuatan politik dunia. Cina dengan semangat perdagangan mereka telah menjadi salah satu kekuatan besar di ekonomi dunia, walaupun tetap menganut sistem politik partai tunggal. Lalu bagi India, gabungan antara kepercayaan Hindu (Fareed Zakaria, 2009) dan pengetahuan tentang tata cara Barat yang mereka dapat dari masa kolonialisme Inggris, telah menjadi dasar munculnya mereka menjadi salah satu kekuatan utama di dunia.

F. Selain ketiga fungsi di atas, di era globalisasi ini, identitas bangsa Indonesia harus mampu juga menentukan peran internasional yang ingin atau akan dijalankan oleh Indonesia. Saat masa Presiden Soekarno, Indonesia dikenal sebagai pelopor politik luar negeri bebas aktif dengan peranannya dalam KTT Non-Blok dan pembentukan ASEAN. Karena keadaan dunia sudah sedemikian berubah maka sebelum Indonesia dapat menjalankan peran internasional yang lebih strategis, harus dilakukan revitalisasi terhadap identitas bangsa Indonesia yang selama ini sudah kita kenal.

G. Oleh Samuel P. Huntington (2004) identitas disebut sebagai sesuatu yang dibentuk. Dari sini dapat dipahami bahwa terdapat unsur proses yang harus dilalui sebelum sebuah identitas terbentuk. Maka dari itu, bila kita ingin melakukan revitalisasi terhadap identitas bangsa Indonesia, perlu dipahami proses pelaksanaannya.

H. Ada dua faktor yang diperlukan dalam proses revitalisasi identitas bangsa, yaitu partisipasi publik dan kepemimpinan. Faktor partisipasi publik menjadi penting karena agar sebuah identitas bangsa dapat menjadi faktor pemersatu maka publik atau masyarakat harus mendukungnya. Belajar dari pengalaman masa Orde Baru, sebuah pemahaman yang dipaksakan kepada masyarakat tidak dapat bertahan lama. Oleh karena itu, agar mendapatkan penerimaan dan dukungan dari masyarakat, mereka harus dilibatkan seluas-luasnya dalam proses revitalisasi identitas bangsa.

I. Konsep partisipasi publik sudah dikenal dalam bidang tata negara. Ini serupa dengan konsep Crowdsourcing di dunia bisnis. Bila di dunia bisnis, yang mendapatkan keuntungan akhir adalah perusahaan maka untuk revitalisasi identitas bangsa harus dipastikan bahwa rakyat yang akhirnya akan diuntungkan. Keuntungan dari identitas bangsa untuk rakyat Indonesia dapat berupa banyak hal. Bisa dalam bentuk

Page 6: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

keuntungan ekonomi dari dijalankannya sistem ekonomi yang secara khusus menyelesaikan masalah ekonomi yang khas Indonesia. Bisa pula dalam bentuk stabilitas politik karena identitas bangsa menjadi pengikat yang kuat antar kekuatan politik. Bisa juga di tingkat psikologis dalam bentuk kebanggaan tiap warga negara ketika mengidentifikasikan diri sebagai bangsa Indonesia.

J. Walau terlihat ideal, konsep partisipasi publik dikritik sebagai sebuah konsep yang akan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya negara. Terutama karena dianggap tidak mungkin atau sulit untuk menemukan konsensus yang dapat diterima oleh semua masyarakat. Ini berkaitan dengan kelemahan sistem demokrasi yaitu dihargainya keberadaan perbedaan pendapat, sehingga ketika makin banyak pendapat maka makin sulit untuk mencapai sebuah titik temu.

K. Untuk itu faktor kedua, yaitu kepemimpinan, menjadi penting dan diperlukan. Keberadaan seorang atau beberapa orang pemimpin bangsa berfungsi untuk tiga hal. Pertama, memulai inisiatif untuk melakukan revitalisasi identitas bangsa. Kedua, memantau dan memastikan berjalannya partisipasi publik dalam revitalisasi identitas bangsa. Ketiga, menyimpulkan hasil diskusi masyarakat tentang identitas bangsa Indonesia yang baru. Semakin para pemimpin bangsa itu dipercaya oleh masyarakat banyak maka hasil kesimpulan yang mereka sampaikan akan lebih mudah diterima masyarakat. Ini akan mempercepat dan memudahkan proses revitalisasi identitas bangsa.

L. Setelah diterapkannya sistem pemilihan presiden dan wakil rakyat secara langsung, Indonesia memiliki tokoh-tokoh pemimpin yang dipercaya oleh masyarakat banyak. Selain itu harus diperhitungkan juga para pemimpin masyarakat yang tidak menjabat di pemerintahan tapi memang sudah dipandang sebagai pemimpin bangsa. Mereka inilah yang seharusnya berperan sebagai penggerak dan pemandu masyarakat dalam proses revitalisasi identitas bangsa. Tanpa peran aktif dari para pemimpin bangsa Indonesia maka revitalisasi identitas bangsa kita mungkin tidak akan pernah selesai atau prosesnya menjadi tidak terarah.

M. Selain peran para pemimpin, agar proses revitalisasi identitas bangsa dapat menjadi semakin terarah, perlu dipahami juga akar atau sumber identitas bangsa yang perlu dibahas oleh masyarakat. Menurut Huntington (2004), identitas memiliki enam sumber utama, yaitu demografis, budaya, wilayah, politik, ekonomi, dan kehidupan sosial. Keenam sumber identitas ini yang kemudian menjadi dasar bersatunya sekelompok orang. Untuk keperluan melakukan revitalisasi identitas bangsa Indonesia, keenam sumber tersebut dapat disederhakan menjadi dua aspek, yaitu nilai dan cita-cita bangsa.

N. Indonesia sudah memiliki nilai bangsa yang selama ini kita kenal dengan nama Pancasila. Ini adalah nilai bangsa yang sejak berdirinya negara Indonesia telah menjadi panduan dan dasar kita dalam menjalani kehidupan sebagai sebuah bangsa. Terlepas dari kontroversi semasa Orde Baru, Pancasila tetap diposisikan oleh banyak orang sebagai salah satu faktor pemersatu masyarakat kita yang beragam. Ajakan terakhir untuk memperbaharui makna Pancasila dalam kehidupan kita sekarang terlihat dari buku Negara Pancasila (As’ad Said Ali, 2009). Di situ kita dapat melihat bahwa Pancasila adalah produk jaman kemerdekaan, sehingga wajar bila diperlukan

Page 7: Revitalisasi Pancasia Di Era Globalisasi

penyegaran makna agar nilai-nilai Pancasila dapat tetap relevan bagi kita di era globalisasi ini.

O. Perihal aspek cita-cita bangsa, di luar cita-cita normatif seperti bangsa yang berdaulat dan sejahtera, masyarakat perlu memikirkan bangsa Indonesia ingin dikenal sebagai apa di mata dunia, atau Indonesia ingin mengambil posisi apa di papan catur dunia. Tentunya ini tetap harus dikaitkan dengan nilai bangsa serta potensi yang dimiliki oleh Indonesia agar tidak menjadi cita-cita yang semu. Sebenarnya ada dua posisi di dunia yang Indonesia bisa tempati dengan potensi yang kita miliki. Pertama, karena Indonesia negara penghasil emiten karbon ketiga terbesar di dunia, Indonesia dapat menjadi negara yang memimpin gerakan menghambat pemanasan global. Kedua, karena Indonesia adalah negara yang telah berhasil menyatukan beragam suku, budaya & bahasa daerah, serta agama melalui demokrasi, Indonesia dapat menjadi tolok ukur bagi negara lain dalam pengelolaan konflik horizontal. Apapun posisi yang akan diambil Indonesia nantinya di kancah internasional, semua akan bergantung pada hasil revitalisasi identitas bangsa Indonesia.

P. Bila Indonesia tidak ingin terlambat memetik hasil dari globalisasi maka revitalisasi identitas bangsa perlu segera dilakukan. Peran aktif masyarakat dan para pemimpin bangsa Indonesia dalam membahas nilai dan cita-cita bangsa dapat memaksimalkan proses serta hasil revitalisasi identitas bangsa Indonesia. Namun di era globalisasi ini perlu dipertimbangkan pula posisi atau peran strategis yang Indonesia ingin jalankan di dunia, agar potensi yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan pula di kancah internasional.