isnainianisafauziah.files.wordpress.com€¦ · Web viewEra globalisasi merupakan era persaingan...
Transcript of isnainianisafauziah.files.wordpress.com€¦ · Web viewEra globalisasi merupakan era persaingan...
MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen Sekolah Bertaraf Internasional
Oleh:
Isnaini Anisa Fauziah
10315244018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
1
DAFTAR ISI
PEMBUKA..............................................................................................................3
a. Latar Belakang Masalah.............................................................................................3
ISI.............................................................................................................................4
a. Landasan Diadakannya Program SBI.......................................................................4
b. Tujuan Program SBI...................................................................................................6
c. Kriteria SBI..................................................................................................................7
d. Ruang Lingkup Pengelolaan SBI.............................................................................10
e. Aspek Pengembangan SBI.......................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................13
a. Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16
PENDAHULUAN
2
Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan era persaingan mutu dan kualitas. Di era
globalisasi ini setiap negara dituntut dapat bersaing dengan negara lain. Sumber
daya manusia yang berkualitas akan menentukan kelangsungan hidup,
perkembangan dan pemenangan persaingan pada era globalisasi ini secara
berkelanjutan. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk menghadapi era
globalisasi. Melalui pendidikan, sebuah negara dapat meningkatkan mutu dan
kualitas negara tersebut. Tentu saja pendidikan tersebut haruslah merupakan
pendidikan yang berkualitas yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi suatu
negara. Agar tidak terjadi ketinggalan pendidikan yang sangat jauh dengan
negara-negara lain yang pada akhirnya akan berdampak pada lemahnya sumber
daya manusia untuk mewujudkannya diperlukan pendidikan yang berkualitas
yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi secara merata di
masyarakat. Melalui manajemen pendidikan yang baik pula akan meningkatkan
efektivitas dan efisien proses peningkatan mutu pendidikan di dalam negara.
Dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi serta manajemen sekolah yang
unggul, diharapkan sumber daya manusia di dalam suatu negara khususnya di
Indonesia dapat mengikuti perkembangan daan persaingan pada era globalisasi ini
secara berkelanjutan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu lembaga pendidikan atau
sekolah yang bisa menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di era
globalisasi ini salah satunya yaitu dengan diadakannya program Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI) di Indonesia dimana Sekolah Bertaraf Internasional ini juga
merupakan suatu kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas
pendidikan nasional agar memiliki daya saing dengan negara-negara maju
lainnya.
ISI
3
A. Landasan Diadakannya Program SBI
Sekolah Bertaraf Internasional atau yang dikenal dengan sebutan SBI yang
berada di Indonesia merupakan jenjang sekolah nasional di Indonesia dengan
standar mutu internasional. Menurut Hamdani Sekolah Bertaraf Internasional
adalah satuan pendidikan yang deiselenggarakan dengan menggunakan Standar
Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar salah satu negara anggota
OECD atau negara maju lainnya.
Hal-hal yang melatar belakangi diadakannya Sekolah Bertaraf
Internasional yaitu:
1. Pada tahun 90-an banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan
dengan menggunakan identitas internasional tetapi tidak jelas kualitas dan
standarnya.
2. Perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan pendidikan.
3. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu pengakuan secara internasional
terhadap kualitas proses dan hasil pendidikannya.
4. Agar sekolah di Indonesia mampu bersaing dengan sekolah-sekolah maju di
negara lain.
5. Memudahkan siswa melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
6. Membiasakan diri berbahasa inggris dalam percakapan sehari-hari, karena
bahasa inggris merupakan bahasa internasional.
Atas fenomena-fenomena diatas tersebut, pemerintah mulai mengatur dan
merintis Sekolah Bertaraf Internasional.
Sekolah Bertaraf Internasional tidak semata-mata diadakan, tetapi melalui
beberapa pertimbangan dan dasar hukum yang harus diperhatikan. Dasar-dasar
hukum tersebut yaitu:
1. UU No. 20/2003 pasal 50 ayat 3, mengenai sistem pendidikan nasional :
”Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-
kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.
4
2. UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
3. PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
5. PP No. 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
6. PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
7. Permendiknas No. 63/2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
8. Permendiknas No. 78/2009 tentang Penyelenggaraan SBI pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UU No. 20/2003 dan PP No.
19/2005, setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan
pendidikan baik yang berlaku. Terdapat beberapa aspek standar pengelolaan
sekolah yang harus dipenuhi meliputi:
1. Perencanaan program
Standar perencanaan program sekulah meliputi rumusan visi sekolah, misi
sekolah, tujuan sekolah, dan rencana kerja sekolah.
2. Pelaksanaan perencanaan kerja
Standar pelaksanaan rencana kerja sekolah harus terpenuhi dan terealisasi
beberapa aspek dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu: kepemilikan
pedoman-pedoman sekolah yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara
tertulis, struktur organisaisi sekolah, pelaksanaan kegiatan, bidang kesiswaan,
bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang pendidik dan tenaga
kependidikan, bidang sarana dan prasarana, bidang keuangan dan
pembiayaan, budaya danyang berlaku secara nasional lingkungan sekolah,
dan peran serta masyarakat dan kemitraan.
3. Pengawasan dan evaluasi
Standar pengawasan dan evaluasi yang harus juga dipenuhi dan
dilaksanakan sekolah adalah: aspek-aspek program pengawasan, evaluasi diri,
evaluasi dan pengembangan, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan, dan akreditasi sekolah.
5
4. Kepemimpinan sekolah
Kepemimpinan sekolah yang diharapkan dapat dipenuhi oleh sekolah
antara lain: adanya kepala sekolah yang memenuhi persyaratan, minimal satu
wakil kepala sekolah yang dipilih secara demokratis, kepala sekolah memiliki
kemampuan memimpin (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) sekolah,
dan terdapat pendelegasian sebagian tugas dan kewenangan kepada wakilnya.
5. Sitem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan suatu sistem yang
mengaplikasikan berbagai bidang pendidikan berbasiskan komputer/internet.
Sebuah sistem informasi manajemen, baik sistem informasi manual maupun
yang dilengkapi perlengkapan sistem komputer memiliki komponen dasar
yang sama, yaitu masukan berupa bahan informasi, pengelolaan data,
instruksi dan prosedure, keluaran, serta catatan-catatan dan arsip (Tim dosen
AP, 2011: 128). Hal ini diharapkan dapat dipenuhi oleh sekolah untuk
mengelola dan mendukung berbagai administrasi sekolah, memberikan
fasilitas yang efisien, dan sebagai bentuk layanan informasi dan komunikasi
kepada para pemangku kepentingan.
B. Tujuan Program SBI
Tujuan diadakannya Sekolah Bertaraf Internasional ini adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia dan meningkatkan kualitas
sekaligus daya saing baik di tingkat regional maupun internasional. Menurut
Hamdani, tujuan tersebut dibagi kedalam tujuan secara umum dan tujuan secara
khusus. Tujuan umumnya adalah pengembangan program SBI bertujuan untuk
meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi belajar dan proses
pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal
dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab dan memiliki daya saing pada
taraf internasional.
6
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan dalam menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi seperti yang
tercantum di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi standar
kompetensi lulusan yang berkarakter yang berdaya saing pada taraf internasional.
Untuk mempersiapkan lulusan sesuai dengan kriteria tersebut, maka
sekolah harus melakukan proses seleksi terhadap calon siswa program SBI.
Menurut Mariati, siswa yang masuk Sekolah Bertaraf Internasional adalah siswa
yang dianggap sebagai bibit unggul dan akan memperoleh perlakuan secara
khusus. Siswa tersebut harus melewati berbagai seleksi baik akademik maupun
non akademik. Persyaratannya dapat berupa nilai ujian nasional, lolos psikotes,
lolos tes akademik, memperoleh IQ di atas 125, dan ada juga yang mensaratkan
kemampuan bahasa Inggris dengan skor TOEFL minimal 400. Seta ada pula
sekolah yang mensaratkan siswa harus sangat pandai dan mempunyai motivasi
yang tinggi
C. Kriteria Sekolah Bertaraf Internasional
Selain pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan diatas, suatu
sekolah harus memenuhi kriteria- kriteria tertentu untuk menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI). Beberapa kriteria tersebut adalah:
1. Memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
SNP meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan tersebut juga diperkaya dengan standar nasional
pendidikan di negara-negara maju. Sekolah yang telah memenuhi Standar
Nasional Pendidikan akan diberikan pendampingan, pembimbingan,
penguatan, dalam bentuk Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
7
2. Guru yang mengajar di Sekolah Berstandar Internasional untuk tingkat SD
minimal 10% dari jumlah guru yang ada telah menempuh pendidikan S2/S3,
untuk SMP minimal 20%, dan untuk SMA minimal 30%.
3. Kepala Sekolah minimal telah menempuh pendidikan S2 dan mampu
berbahasa inggris secara aktif.
4. Peningkatan mutu sekolah harus setara dengan sekolah internasional dan
memperoleh akreditasi A (95).
5. Memiliki sarana prasarana yang berbasis IT dan memenuhi standar untuk
menunjang proses pembelajaran bertaraf internasional.
Piranti sekolah yang telah dirasa mampu untuk menyelenggarakan SBI,
antara lain memiliki multimedia dengan multi akses dengan program IT
(Media Indonesia, 16 Oktober 2004), memiliki akses internet, memiliki web
sekolah, memiliki laboratorium IPA, memiliki perpustakaan yang memadai,
memiliki kultur sekolah yang kondusif.
6. Sekolah telah menggunakan kurikulum KTSP diperkaya dengan kurikulum
dari negara maju, dan terdapat penerapan SKS pada jenjang SMA atau SMK.
7. Pembelajaran di sekolah berbasis IT dan bilingual (mulai dari kelas 4 SD),
dan sister school dengan sekolah dari negara maju.
Hal ini dilakukan karena dalam SBI perlu menjamin kerjasama dengan
sekolah lain baik di dalam maupun diluar negeri yang telah memiliki reputasi
internasional sebagai bentuk kegiatan perujukan. Bentuk kerjasama lain dapat
berupa kolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi untuk tingkat SMA. SBI
juga harus mengembangkan program sertifikasi, sehingga dapat
meningkatkan daya saing dalam lomba tingkat internasional.
8. Manajemen Berbasis TIK, ISO 9001 dan ISO 14000.
9. Untuk evaluasi, menerapkan model UN dan diperkaya dengan sistem ujian
internasional (untuk negara maju atau negara lain yang memiliki keunggulan
tertentu).
10. Lulusan memiliki daya saing internasional dalam melanjutkan pendidikan dan
bekerja (SMK).
8
11. Terjaminnya pendidikan karakter, bebas bullying, demokratis, dan
partisipatif.
12. Pembiayaan yang cukup yang berasal dari APBN, APBD dan boleh
memungut biaya dari masyarakat atas dasar RAPBS yang akuntabel.
APBN untuk biaya operasional dalam rangka pengembangan kapasitas
untuk menuju standar kualitas SBI dengan rincian 30% untuk proses
pembelajaran, 25% untuk sarana penunjang PBM, maksimal 20% untuk
manajemen, serta 25% untuk subsidi siswa miskin dan kesiswaan. APBD
untuk biaya investasi dan biaya operasional rutin. Sedangkan biaya yang
dipungut dari masyarakat atau orangtua yaitu biaya untuk investasi dan
operasional untuk menutup kekurangan biaya dari APBN dan APBD untuk
menuju standar kualitas SBI.
13. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dan membangun.
Visi dan misi SBI merupakan bagian integral dari usaha mewujudkan
tujuan pendidikan nasional sekaligus sebagai strategi peningkatan mutu.
Segenap usaha mencapai tujuan harus berporos pada visi pendidikan nasional
dan visi depdiknas serta visi sekolah itu sendiri sebagai arah pengembangan
pendidikan nasional yang bercirikan wawasan kebangsaan, memberdayakan
seluruh potensi kecerdasan, dan meningkatkan daya saing global.
14. Jumlah rombongan belajar pada satu satuan pendidikan minimal sembilan
atau setara dengan 288 siswa.
15. Memiliki lahan minimal 10.000m2.
16. Memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda empat.
Untuk mencapai Sekolah Berstandar Internasional, suatu sekolah harus
menempuh tiga jenjang yaitu mulai dari sekolah reguler, RSBI, dan SBI. Dalam
sekolah reguler memiliki persyaratan minimal yaitu: memiliki rata-rata nilai UN
6,5; guru atau tenaga administrasi yang bekerja tidak double shift; sekolah telah
terakreditasi B. Pada RSBI persyaratan yang harus ada yaitu sudah merupakan
Sekolah Standar Nasional (SSN); terakreditasi A; pembelajaran matematika, IPA,
dan kejuruan untuk SMK telah dilakukan dalam bahasa Indonesia dan bahasa
9
Internasional (bilingual); serta nilai rata-rata UN 7,0. Sedangkan untuk SBI, suatu
sekolah harus memenuhi persyaratan minimal yaitu: memenuhi SNP dan
diperkaya standar kualitas pendidikan negara maju; terakreditasi A; pembelajaran
matematika, IPA, dan kejuruan untuk SMK telah dilakukan dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Internasional (bilingual); serta nilai rata-rata UN 8,0.
D. Ruang Lingkup Pengelolaan SBI
Menurut Hamdani, ruang lingkup pengelolaan Sekolah Bertaraf
Internasional adalah sebagai berikut:
1. Akreditasi
Akreditasi minimal yaitu A dari Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN S/MI). Sekolah/ madrasah bertaraf internasional
setiap saat selalu menunjukkan keunggulan kinerja yang sangat baik dan
sekaligus merupakan pengakuan terhadap kemampuan untuk menjamin mutu
pendidikan secara optimal.
Hasil akreditasi, baik dari BAN pada salah satu anggota OECD atau
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang
pendidikan.
2. Kurikulum
Kurikulum minimal yang diterapkan pada SBI adalah KTSP. KTSP
merupakan kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, serta
kalender pendidikan dan silabus.
Kurikulum pada SBI juga menerapkan sistem satuan kredit semester
di tingkat SMA, memenuhi standar isi dan standar kompetensi. Kurikulum
juga harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Muatan mata
pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pada sekolah unggul di negara
maju yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan serta
10
menerapkan standar kelulusan sekolah yang lebih tinggi dari standar
kompetensi lulusan.
3. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran minimal memenuhi standar proses. Proses
pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Proses pembelajaran menjadi teladan bagi sekolah
dalam pengembangan akhlak mulia dan budipekerti luhur. Proses
pembelajaran diperkaya dari model pembelajaran sekolah unggul dari negara
–negara maju. Selain itu, dalam proses pembelajaran juga perlu diterapkan
pembelajaran berbasis TIK.
Untuk kelompok mata pelajaran sains, matematika, dan kejuruan
(pada SMK) menggunakan bahasa inggris, sementara mata pelajaran lainnya
menggunakan bahasa indonesia. Pembelajaran dengan bahasa inggris untuk
kelompok sains dan matematika pada tingkat sekolah dasar baru dapat
dimulai pada kelas IV.
4. Penilaian
Dalam penilaian harus memenuhi standar minimal penilaian.
Penilaian kinerja dapat diperkaya dengan model penilaian sekolah uynggul
dari negara-negara maju yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang
pendidikan. Sementara itu, standar pendidikan di SBI antara lain adalah:
minimal memenuhi standar pendidik; semua guru mampu memfasilitasi
pelajaran berbasis TIK; guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan
inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa inggris; guru yang
mengajar di Sekolah Berstandar Internasional untuk tingkat SD minimal 10%
dari jumlah guru yang ada telah menempuh pendidikan S2/S3, untuk SMP
minimal 20%, dan untuk SMA minimal 30%.
5. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan di SBI minimal telah memenuhi standar kepala
sekolah. Pendidikan yang ditempuh minimal S2 dari perguruan tinggi yang
program studinya telah terakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala
sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah.
11
Tenaga kependidikan juga harus mampu berbahasa inggris dengan baik dan
aktif. Selain itu, tenaga pendidik juga dituntut memiliki visi internasional,
mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial,
serta jiwa kepemimpinan dan jiwa wirausaha yang kuat.
6. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki minimal harus memenuhi standar
sarana dan prasarana. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan saranja
pembelajaran berbasis TIK, perpustakaan di sekolah dilengkapi dengan
sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK
di seluruh dunia. Sekolah Bertaraf Internasional juga harus dilengkapi dengan
ruang multimedia, ruang seni budaya, fasilitas olahraga, klinik, dan lain
sebagaianya.
7. Pengelolaan
Seperti pada ruang lingkup yang lainnya, pengelolaan Sekolah
Bertaraf Internasional minimal memenuhi standar pengelolaan. Pengelolaan
dalam SBI pernah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau ISO 14000 dan
meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetensi Sains,
matematika, teknologi, seni, dan olahraga. Sekolah yang disebut sebagai SBI
merupakan sekolah yang multikultural dan dapat menjalin hubungan sister
school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negri. Selain itu, di dalam
pengelolaannya juga harus memperhstiksn komponen lsin seperti bebas
narkoba dan rokok, bebas kekerasan atau bullying, serta menerapkan prinsip
kesetaran gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah. Sementara untuk
pembiayaan telah memiliki standar yaitu minimal memenuhi standar
pembiayaan dan menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai
berbagai target Indikator Kunci Tambahan.
E. Aspek Pengembangan SBI
Aspek-aspek yang dikembangkan di Sekolah Bertaraf Internasional adalah
seluruh aspek yang merupakan ruang lingkup pengelolaan Sekolah Bertaraf
12
Internasional mulai dari akreditasi sekolah, kurikulum, proses pembelajaran,
penilaian, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pengelolaannya.
Selain itu, juga ada pembiayaan dan lulusan sebagai aspek yang dikembangkan
sekolah. Menurut Hamdani, kompetensi lulusan SBI adalah keberhasilan lulusan
yang melanjutkan ke sekolah internasional di dalam negri maupun di luar negri
dengan ketrampilan dan prestasi akademiknya. Lulusan SBI juga dituntut untuk
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang dibuktikan dengan adanya
piagam kerjasama atau MOU.
Selain hal tersebut, suatu SBI juga harus memiliki dokumen lulusan
tentang karya tulis yang telah dibuat, persuratan, administrasi sekolah, dan
dokumen-dokumen penelitian dalam bahasa asing atau dengan bahasa indonesia.
Sekolah juga mempunyai dokumentasi mengenai pelaksanaan, pengelolaan
kegiatan belajar dan nilai dari lulusan, serta pemahaman budaya bangsa lain dari
lulusan. Pemahaman terhadap kepedulian dengan lingkungan sekitar sekolah, baik
lingkungan fisik, lingkungan sosial, maupun lingkungan budaya juga perlu
dikembangkan agar seorang lulusan dapat menciptakan karya-karya yang
bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
13
PENUTUP
Kesimpulan
Sekolah Bertaraf Internasional merupakan jenjang sekolah nasional di
Indonesia dengan standar mutu internasional.
Tujuan diadakannya Sekolah Bertaraf Internasional ini adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia dan meningkatkan kualitas
sekaligus daya saing baik di tingkat regional maupun internasional.
Kriteria-kriteria untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional yaitu:
1. Memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2. Guru yang mengajar di Sekolah Berstandar Internasional untuk tingkat SD
minimal 10% dari jumlah guru yang ada telah menempuh pendidikan S2/S3,
untuk SMP minimal 20%, dan untuk SMA minimal 30%.
3. Kepala Sekolah minimal telah menempuh pendidikan S2 dan mampu
berbahasa inggris secara aktif.
4. Peningkatan mutu sekolah harus setara dengan sekolah internasional dan
memperoleh akreditasi A (95).
5. Memiliki sarana prasarana yang berbasis IT dan memenuhi standar untuk
menunjang proses pembelajaran bertaraf internasional.
6. Sekolah telah menggunakan kurikulum KTSP diperkaya dengan kurikulum
dari negara maju, dan terdapat penerapan SKS pada jenjang SMA atau SMK.
7. Pembelajaran di sekolah berbasis IT dan bilingual (mulai dari kelas 4 SD), dan
sister school dengan sekolah dari negara maju.
8. Manajemen Berbasis TIK, ISO 9001 dan ISO 14000.
9. Untuk evaluasi, menerapkan model UN dan diperkaya dengan sistem ujian
internasional (untuk negara maju atau negara lain yang memiliki keunggulan
tertentu).
10. Lulusan memiliki daya saing internasional dalam melanjutkan pendidikan dan
bekerja (SMK).
14
11. Terjaminnya pendidikan karakter, bebas bullying, demokratis, dan partisipatif.
12. Pembiayaan yang cukup yang berasal dari APBN, APBD dan boleh
memungut biaya dari masyarakat atas dasar RAPBS yang akuntabel.
13. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dan membangun.
14. Jumlah rombongan belajar pada satu satuan pendidikan minimal sembilan atau
setara dengan 288 siswa.
15. Memiliki lahan minimal 10.000m2.
16. Memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda empat.
Ruang lingkup pengelolaan Sekolah Bertaraf Internasional meliputi:
1. Akreditasi
2. Kurikulum
3. Proses pembelajaran
4. Penilaian
5. Tenaga kependidikan
6. Sarana dan prasarana
7. Pengelolaan
Aspek-aspek yang dikembangkan di Sekolah Bertaraf Internasional adalah
seluruh aspek yang merupakan ruang lingkup pengelolaan Sekolah Bertaraf
Internasional mulai dari akreditasi sekolah, kurikulum, proses pembelajaran,
penilaian, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaannya,
pembiayaan, serta lulusannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ave. 2009. Tentang Sekolah Bertaraf Internasional. http://sarthisinjaitengah.wordpress.com/2011/10/12/makalah-sekolah-bertaraf-internasional/. accessed on May 09th, 2012).
Hamdani. 2011. Manajemen Kurikulum Sekolah Menengah Atas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sallis, Edward. 2008. Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSoD.
Tim Dosen AP. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
16