Revisi Strabel Kel 5

25
Tugas Kelompok STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI Teori Belajar yang Digunakan dalam Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran Biologi OLEH: KELOMPOK V Andriani (15B13039) Kartini (15B13044) Mardiana (15B13045) Muhammad Nasrul (15B13047) PROGRAM PASCASARJANA

description

Teori Belajar yang digunakan dalam pendekatan Keterampilan Proses

Transcript of Revisi Strabel Kel 5

Page 1: Revisi Strabel Kel 5

Tugas Kelompok

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI

Teori Belajar yang Digunakan dalam Pendekatan Keterampilan

Proses pada Pembelajaran Biologi

OLEH:

KELOMPOK V

Andriani (15B13039)

Kartini (15B13044)

Mardiana (15B13045)

Muhammad Nasrul (15B13047)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2015

Page 2: Revisi Strabel Kel 5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Teori Belajar yang Digunakan dalam Pendekatan Keterampilan

Proses pada Pembelajaran Biologi” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami

peroleh dari berbagai sumber dan infomasi dari media massa yang berhubungan

yang berkaitan dengan strategi belajar mengajar, tak lupa kami ucapkan terima

kasih kepada pengajar mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi atas

bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi

kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai teori belajar

yang digunakan dalam pendekatan keterampilan proses, khususnya bagi penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang

lebih baik.

Penulis

2

Page 3: Revisi Strabel Kel 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru yang efektif merupakan pribadi yang berkualitas dan dapat

membangun hubungan yang baik dengan siswanya, memahami pengetahuan dasar

tentang belajar dan mengajar, dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

baik, mempunyai sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan

refleksi dan memecahkan masalah, serta meyakinkan bahwa belajar merupakan

proses sepanjang hidup. Selain itu guru yang efektif dapat mengembangkan

strategi, metode, dan keterampilannya untuk mencapai keberhasilannya.

Secara konseptual pekerjaan guru meliputi tiga fungsi utama: (1)

pemimpin, (2) pengelola pembelajaran, dan (3) pengorganisasi. Sebagai

pemimpin, diharapkan guru dapat memainkan perannya di dalam kelas, seperti

membuat perencanaan, memberi motivasi, mengalokasikan waktu, memberikan

penilaian, dan mencari serta memilih sumber belajar yang sesuai. Pengelolaan

pembelajaran, mengacu pada metoda dan proses dilakukan guru ketika

melaksanakan tugas mengajar sehari-hari. Pengorganisasi, mengacu pada

pekerjaan guru yang berhubungan dengan masyarakat, termasuk bekerja dengan

teman sejawat, orang tua, dan pimpinan sekolah.

Dalam belajar sains siswa seharusnya tidak hanya belajar produk saja,

tetapi harus belajar tentang aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat

benar-benar memahami sains secara utuh. Namun seperti telah dikemukakan

sebelumnya bahwa pada kenyataannya, mengajar adalah transfer pengetahuan dari

guru kepada siswa. Oleh karena itu tidaklah mengherankan mengapa banyak guru

mengajar dengan cara ceramah, sebab bagi mereka sains adalah sekumpulan

pengetahuan yang harus di transfer kepada siswa.

Konstruktivisme telah mempengaruhi banyak studi tentang miskonsepsi

dan konsepsi alternatif dalam bidang sains dan saat ini dunia pendidikan sains

telah menunjukkan pergeseran yang lebih menekankan proses belajar mengajar

dan metode penelitian yang menitikberatkan konsep bahwa dalam belajar

3

Page 4: Revisi Strabel Kel 5

seseorang mengkonstruksi pengetahuannya. Dalam pendidikan sains juga telah

lama diusahakan agar partisipasi siswa dalam membangun pengetahuannya telah

ditekankan. Semua itu menunjukkan bahwa pendidikan sains telah mengarah pada

kontruktivisme.

Berdasarkan pandangan IPA sebagai proses dan uraian tentang kegiatan

pembelajaran di sekolah, timbul pertanyaan “apakah yang bisa dilakukan untuk

mengidealkan kegiatan pembelajaran di sekolah?” salah satu jawaban atas

pertanyaan tersebut adalah penerapan Pendekatan Keterampilan Proses.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterkaitan antara pendekatan keterampilan proses dengan teori

belajar yang mendasarinya?

2. Bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran Biologi dengan pendekatan

keterampilan proses?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui keterkaitan antara pendekatan keterampilan proses

dengan teori belajar yang mendasarinya.

2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pembelajaran Biologi dengan

pendekatan keterampilan proses.

4

Page 5: Revisi Strabel Kel 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Pengertian pendekatan keterampilan proses menurut Kurniati (2001:11)

mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang

memberi kesempatan kepada siswa agar dapat menemukan fakta, membangun

konsep-konsep, melalui kegiatan dan atau pengalaman-pengalaman seperti

ilmuwan.

Menurut Dimyari dan Mudjiono (1999) Pendekatan keterampilan proses

dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-

keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-

kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

kreativitas. Sedangkan proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan

kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses

juga merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen

yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan

proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan

kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu

kegiatan ilmiah sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Selain itu, menurut Arikunto (2004:33) pendekataan berbasis

keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-

keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-

kemampuan mendasar yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan

intelektual tersebut telah ada pada siswa. 

Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan

teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa

5

Page 6: Revisi Strabel Kel 5

diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti

yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak

bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan

pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena untuk

membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang

merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa.

B. Jenis-jenis Keterampilan Proses

Menurut Nurhayati (2011:31), keterampilan proses terdiri dari dua

kelompok keterampilan yaitu: (1) keterampilan proses dasar dan (2) keterampilan

proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar merupakan intelektual untuk

memecahkan masalah sedangkan keterampilan proses terintegrasi merupakan alat

yang siap pakai jika orang akan memecahkan masalah.

1. Keterampilan Proses Dasar

Ada beberapa kegiatan yang termasuk keterampilan proses dasar sebagai

berikut.

a. Observasi

Kegiatan observasi adalah peserta didik melakukan pengamatan terhadap

objek dan fenomena alam dengan menggunakan indera penglihatan,

perabaan, pembauan, pendengaran dan pengecapan. Kegiatan observasi

dapat berupa kualitatif, dapat pula berupa kuantitatif.

b. Klasifikasi

Klasifikasi adalah keterampilan proses yang merupakan inti

pembentukan konsep.

c. Komunikasi

Kemampuan melakukan komunikasi dengan orang lain merupakan dasr

bagi segala hal yang kita kerjakan. Komunikasi dapat dilakukan secara

lisan ataupun tulisan. Komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan

masalah. Komunikasi yang paling baik adalah jelas dan tepat, sehimgga

perlu menggunakan keterampilan yang harus dikembangkan dan

dipraktikkan.

6

Page 7: Revisi Strabel Kel 5

d. Pengukuran

Untuk dapat melakukan observasi kuantitatif, diperlukan keterampilan

pengukuran.

e. Penarikan Kesimpulan (Inferensi)

Jika suatu obeservasi merupakan pengalam yang diperoleh peserta didik

melalui indera (satu atau lebih), maka penarikan kesimpulannya adalah

penjelasan atau interpretasi suatu observasi.

f. Prediksi

Prediksi merupakan ramalan berdasarkan analisis hasil observasi untuk

masa yang akan dating. Prediksi sangat berkaitan dengan observasi,

penarikan kesimpulan, dan klasifikasi.

2. Keterampilan Proses Terintegrasi

Berikut ini diuraikan beberapa keterampiln yang termasuk keterampilan

proses terintegrasi.

a. Mengidentifikasi Variabel

Salah satu keterampilan proses yang diperlukan apabila sesorang akan

melakukan penyelidikan atau investigasi adalah mengidentifikasi

variabel. Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah dalam satu situasi.

b. Menyusun Data dalam Tabel

Penyusunan data ke dalam tabel adalah untuk mengorganiasikan

sejumlah informasi dengan cara yang mangkus. Jika suatu investigasi

dilakukan, maka pengukuran-pengukuran yang diperoleh disebut data.

c. Menyusun Grafik

Gambar biasanya memberikan lebih banyak informasi dari pada kalimat-

kalimat.

d. Menggambakan Hubungan Di antara Variabel-variabel

Untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain (variabel bebas dan variabel terikat), yang

harus dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut.

1) Membuat grafik data

2) Menarik garis yang paling cocok

7

Page 8: Revisi Strabel Kel 5

3) Menilis suatu pertanyan mengenai hubungn antara satu variabel

dengan variabel lainnya.

e. Memperoleh dan Memproses Data

Data dapat dicari lewat investigasi atau eksperimen dengan melakukan

observasi. Kemudian disusun dalam tabel, membut grafik,

menggambarkan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang

lain, dan diproses data tersebut untuk menentukan hasil akhir eksperimen

peserta didik.

f. Menganalisis Investigasi

Analisis investigasi mencakup hal-hal sebagai berikut: (1)

mengidentifikasi variabel-variabel bebas, terikat, dan yang terkendali

dalam suatu eksperimen: (2) mengidentifikasi hipotesis yang akan diuji:

dan (3) cara menguji hipotesis.

g. Menyusun Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan mengenai hubungan diantara variabel-variabel

yang akan diteliti. Hipotesis itu merupakan pedoman bagi investigator

untuk mengenal data apa saja yang perlu dikumpulkan.

h. Merumuskan Variabel-variabel Secara Operasional

Untuk mengetahui cara pengukuran setiap variabel yang akan diteliti,

maka terlebih dahulu disusun definisi-definisi operasional setiap variabel.

i. Melakukan Eksperimen

Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang memadukan semua

keterampilan proses. Kegiatan eksperimen dalam pembelajaran sains

sangat baik karena melatih atau menggunakan banyak keterampilan

proses.

Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model

atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah

laku dan proses mental. Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan

keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini

8

Page 9: Revisi Strabel Kel 5

bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan

proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi.

C. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Keterampilan Proses

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai

pengalaman untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini

meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan

bahan secara baik dan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan

kerja, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis, menggolongkan dan

menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau

tulisan, menggali dan memilah informasi faktual dan relevan untuk menguji

gagasan-gagasan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Biologi memiliki ciri yang khas dalam berpikirnya. Misalnya dalam

mempelajari fisiologi, siswa diminta mengembangkan cara berpikir sibernetik,

dalam mempelajari taksonomi dikembangkan keterampilan berpikir logis melalui

klasifikasi, dan dalam mempelajari genetika perlu dikembangkan cara berpikir

probabilitas. Selain itu, dalam biologi terdapat banyak istilah latin. Istilah latin

tersebut merupakan sebuah konsep yang telah disepakati oleh para biologiwan,

dan dapat dikembangkan atau dikombinasikan dengan membentuk pengertian

yang lebih kompleks atau lebih spesifik (Rustaman, 2003:14)

Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran akan

dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak. Anak akan aktif dalam

menggunakan pikirannya untuk menemukan berbagai konsep atau prinsip dari

suatu materi. Seperti yang dikemukakan oleh Bruner (Hendrik, 2000: 14) bahwa

dalam pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses penemuan anak akan

menggunakan pikirannya untuk melakukan berbagai konsep atau prinsip.

Keterampilan proses merupakan asimilasi dari berbagai keterampilan

intelektual yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Piaget (Duherti,

2000:13) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir anak akan berkembang bila

dikomunikasikan secara jelas dan cermat yang dapat disajikan berupa grafik,

diagram, tabel, gambar atau bahasa isyarat lainnya.

9

Page 10: Revisi Strabel Kel 5

Sebelum melangkah ke kegiatan pembelajaran, perlu adanya langkah-

langkah dalam strategi mengajar yaitu:

1. Tentukan kelas dan satuan waktu untuk membuat perencanaan pelajaran.

2. Tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang diajarkan.

3. Urutkan semua keterampilan proses serta sub-keterampilan yang

menyertainya.

4. Tentukan metode atau pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk

mengajarkan setiap konsep atau prinsip Biologi yang telah ditetapkan.

5. Tentukan keterampilan proses atau sub keterampilan proses yang akan

dikembangkan bagi setiap konsep atau prinsip yang diajarkan dengan

metode yang telah ditetapkan.

6. Susunlah persiapan mengajar untuk setiap konsep atau prinsip Biologi itu.

Adapun untuk pelaksanaan di dalam kelas, pembelajaran dengan

pendekatan keterampilan proses dirancang dengan beberapa tahapan. Dengan

beberapa tahapan tersebut, diharapkan akan meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Tahapan-tahapan pembelajaran berbasis keterampilan proses

menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 49) yaitu dengan:

a. Kegiatan Pendahuluan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi kegiatan penampilan

fenomena, apersepsi, dan menghubungkan pembelajaran dengan

pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar

tertarik untuk belajar lebih dalm lagi sehingga siswa akan mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan antusias.

b. Kegiatan Inti.

Di dalam kegiatan inti ini dilakukan demonstrasi atau eksperimen,

kemudian siswa mengisi LKS, hal itu dimaksudkan untuk memunculkan

dampak siswa lebih aktif dan mengacu pada indikator keberhasilan

pembelajaran. Dengan mengerjakan LKS secara sistematis sesuai instruksi

maka siswa dapat membuat rumusan-rumusan teori berdasarkan

eksperimen yang mereka laksanakan. Hal tersebut dikarenakan LKS telah

10

Page 11: Revisi Strabel Kel 5

dirancang dengan step-step yang menuntun siswa untuk menemukan suatu

teori sesuai eksperimen.

c. Kegiatan Akhir

Pada tahap ini guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep

dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.

Hasil belajar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses akan

membuat siswa dapat memahami dan menganalisis suatu ilmu pengetahuan

sendiri dengan lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gagne (dalam

Dimyati dan Mudjiono, 2002) Pembelajaran dengan keterampilan proses,

seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang

dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran. Setelah belajar

seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Hasil dari

rangkaian kegiatan kompleks adalah kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut

dari (1) Stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (2) Proses kognitif yang

dilakukan oleh pebelajar.

Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu

pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan

dalam bentuk angka. Hasil belajar yang dapat diukur ada tiga macam atau ranah.

Ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Bloom dalam Sardiman

(1991: 49) menjelaskan bahwa Ada tiga ranah yang harus menjadi sasaran dalam

evaluasi belajar, yaitu :

a. Ranah kognitif, yang mencakup kegiatan mental (otak).

Ada enam jenjang dalam proses berfikir diantaranya pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah afektif, yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ada lima jenjang dalam ranah afektif diantaranya

menerima/memperhatikan, menanggapi, menilai/menghargai,

mengatur/mengorganisasi, karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks

nilai.

c. Ranah psikomotorik, yang berkairtan dengan keterampilan/skill.

11

Page 12: Revisi Strabel Kel 5

Ranah psikomotorik lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada

reaksi-reaksi fisik. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa yang dinilai

adalah ranah kognitif yaitu untuk mengukur proses berpikir siswa yang

meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

penilaian.

Dari penjabaran di atas, peningkatan aktivitas dalam pendekatan

keterampilan proses akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini

dikarenakan pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa

belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah dipahami dan

digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan

sendiri, melakukan penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan

intelektualnya, dan merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi

kemampuannya untuk meningkatkan pengetahuan yang baru diperolehnya.

Dengan melakukan eksperimen maka siswa akan mendapat pengalaman

yang dialami secara nyata. Pengalaman-pengalaman tersebut akan mudah diingat

dan daya ingat siswa akan lebih lama dibandingkan bila siswa hanya membaca

buku atau mencatat saja. Daya ingat siswa tersebut sangat berharga sebagai modal

pengetahuan siswa dan tentunya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar

siswa.

Melalui pengembangkan keterampilan-keterampilan proses diharapkan

anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep

serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan

demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan

nilai. Akhirnya, pembelajaran yang dirilis dengan pendekatan keterampilan proses

akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa.

D. Keterkaitan Pendekatan Keterampilan Proses dengan Teori yang

Mendasarinya

12

Page 13: Revisi Strabel Kel 5

Setelah mengetahui dan memahami mengenai pendekatan keterampilan

proses, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan ketrampilan proses

berlandaskan pada teori kognitivisme, konstruktivisme dan perkembangan moral.

Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif,

yang didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini

berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau

cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas

mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.

(Goleman, 1995). Teori kognitivisme memiliki perspektif bahwa para peserta

didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,

menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru

dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana

informasi diproses (Erman,2002).

Hal ini sangat berhubungan dengan tujuan pendekatan keterampilan

proses yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa

bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga

bukan sekedar ahli menghafal. Peserta didik juga dilatih untuk mengolah berbagai

informasi yang telah diterimanya dan dikaitkannya dengan pengetahuan yang

dimilikinya.

Sedangkan teori konstruktivisme merupakan perkembangan dari teori

kognitivisme, dalam teori ini selain belajar untuk meningkatkan kemampuan

berpikir dan tingkat kognitif siswa akan tetapi belajar melibatkan konstruksi

pengetahuan siswa dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri, hal ini berarti

bahwa teori konstruktivisme mencetak siswa yang dalam memahami atau

meningkatkan kemampuan berpikirnya bukan dari guru akan tetapi membangun

konsep dan pemahaman sendiri dari pengalaman yang dialaminya maupun dari

berbagai sumber atau referensi lain, sehingga fokus bukan pada guru, melainkan

pada siswa. Guru hanya sebagai fasilitator.

Teori konstruktivisme ini dapat dikatakan bahwa melandasi pendekatan

keterampilan proses karena jika dipandang dari komposisi keterampilan-

keterampilan proses tersebut, antara lain pengamatan, pengklasifikasian,

13

Page 14: Revisi Strabel Kel 5

penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan

bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel,

perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model

(Holil, 2008). Hal ini berarti bahwa, siswa mengalami atau melakukan sendiri

(pengalaman) dengan menggunakan observasi/pengamatan langsung,

pengklasifikasian sehingga memperoleh data yang nantinya akan dianalisis dan

diinterpretasikan berdasarkan hasil pemikirannya sendiri. Sehingga siswa

memiliki dan memahami konsep secara utuh oleh dirinya sendiri melalui

keterampilan proses tersebut.

Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik

sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan

belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta

keterampilan. Pengembangan sikap dan nilai ini dilakukan karena menganggap

siswa di dalam pembelajaran tidak hanya dipandang sebagai seorang

pembelajar/peserta didik akan tetapi juga seorang manusia utuh yang berhubungan

dengan masyarakat dan terikat dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam

masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan moral yang merupakan

suatu proses internalisasi nilai/norma masyarakat sesuai dengan kematangan dan

kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap aturan yang berlaku di

dalam kehidupannya. Dimana moral sebagai wujud abstrak dari nilai-nilai dan

tampil secara nyata/konkret dalam perilaku yang sesuai dengan norma yang

berlaku di dalam lingkungannya.

14

Page 15: Revisi Strabel Kel 5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori belajar sangat berkaitan dengan pendekatan keterampilan proses yaitu

untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan

hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga

bukan sekedar ahli menghafal.

2. Tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan proses yaitu dengan:

a. Kegiatan Pendahuluan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi kegiatan penampilan

fenomena, apersepsi, dan menghubungkan pembelajaran dengan

pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar

tertarik untuk belajar lebih dalm lagi sehingga siswa akan mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan antusias.

b. Kegiatan Inti.

Di dalam kegiatan inti ini dilakukan demonstrasi atau eksperimen,

kemudian siswa mengisi LKS, hal itu dimaksudkan untuk memunculkan

dampak siswa lebih aktif dan mengacu pada indikator keberhasilan

pembelajaran. Dengan mengerjakan LKS secara sistematis sesuai

instruksi maka siswa dapat membuat rumusan-rumusan teori berdasarkan

eksperimen yang mereka laksanakan. Hal tersebut dikarenakan LKS telah

dirancang dengan step-step yang menuntun siswa untuk menemukan

suatu teori sesuai eksperimen.

c. Kegiatan Akhir

Pada tahap ini guru memberikan penguatan materi dan penanaman

konsep dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.

15

Page 16: Revisi Strabel Kel 5

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Devi K, Poppy dkk. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA. http://bpgdisdik-jabar.com/materi/6_sma_biologi.pdf diakses 25 September 2015

Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan embelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2.

Hendrik, Putrolo S. 2000. Pembelajaran Konsep Struktur Tumbuhan dengan Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Kegiatan Laboratorium. Tesis PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Kurniati, Tuti. 2011. Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurhayati B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Rustaman, Nuryani. Dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

16