REVISI ANOREXIA NERVOSA.doc

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat concern atas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses, dan popular. Remaja dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu mind set (pemikiran yang sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap 1

Transcript of REVISI ANOREXIA NERVOSA.doc

BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangKetika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat concernatas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses, dan popular. Remaja dengan gangguan makan memiliki masalah denganbody imagenya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu mind set (pemikiran yang sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap dipandang.Anoreksia nervosaadalah suatu kelainan yang ditandai dengan perubahan gambaran tubuh, ketakutan yang luar biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal dan hilangnya siklus mentruasi (pada wanita). Penderita yang umumnya terjadi pada remaja putri biasanya mengalami gangguan makan, berupa aktifitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja melaluicontrolyang ketat.Padaanoreksia nervosaterjadi hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan. Hal tersebut disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai konsep penampilan tubuh, sehingga penderita mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan. Penderitaanoreksia nervosasadar mereka lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, karena bisa berakibat meningkatnya berat badan. Berbeda dengan korban kelaparan, penderita anoreksia nervosa mampu menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-hari mendekati normal. Tidak merasa lapar dan tidak cemas terhadap kondisinya.Takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini terutama terjadi pada wanita, sehingga membatasi makan dan terkadang tidak makan atau puasa. Akhirnya tidak mau makan hingga penderita kurus kering. Kelainan ini banyak terjadi di dalam masyarkat yang memuja bentuk tubuh yang kurus kering. Mereka terus-menerus malakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus, yang pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian. penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada 10% penderitanya.

Pada penderita anorekasia nervosa dapat menurunkan berat badannya antara 25 50 % dari berat badan sebenarnya. Dampak fisik yang umumnya terjadi penderita adalah kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi apapun, lemah tidak bertenaga, sulit berkonsentrasi dan terjadi gangguan mentruasi. Namun dampak psikis juga terpengaruhi, seperti mempunyai perasaan tidak berharga,sensitivmudah tersinggung atau marah, mudah merasa bersalah, kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak percaya diri, cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya, minta perhatian orang lain, dan depresi. Dampak fisik maupun psikis yang terjadi akibat gangguan makan tersebut memerlukan pertolongan segera dari psikolog, dokter, ahli gizi, dan tentu saja orang tua.B. Rumusan Masalah Apa pengertian dan faktor-faktor yang menyebabkan anoreksia nervosa ?

Apa sajakah gejala dan tanda-tanda pada seseorang yang mengalami anorexia nervosa

Bagaimana sikap kita dalam menghadapi seseorang yang anorexia nervosa?

Bagaimana diagnosis, prevalensi, dan prognosis dari seorang yang mengalami anorexia nervosa?

Apa sajakah efek yang terjadi karena mengalami anorexia nervosa?

Bagaimana cara pengobatan anorexia nervosa?C. Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dan faktor yang mempengaruhi terjadinya anorexia nervosa.

Mahasiswa mampu mengidentifikasi apa sajakah yang termasuk kedalam gejala dan tanda-tanda sebagai seseorang yang mengalami anorexia nervosa

Mahasiswa mampu mensupport mereka yang mengalami anorexia nervosa.

Mahasiswa mampu menjelaskan secara terperinci dan mendalami

Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami apa sajakah efek yang terhadap anorexia nervosa

Mahasiswa mampu mengetahui dan memperdalam pengobatan untuk menanggulangi anorexia nervosa.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).

Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah. Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus menstruasi berturut-turut (seorang wanita dianggap mengalami amenore jika periodenya timbul hanya setelah pemberian hormon, misalnya, estrogen).B. Etiologi Anorexia lebih banyak terjadi pada wanita meskipun baik laki-laki maupun wanita dapat juga mengalami anorexia.

Anorexia lebih umum terjadi pada mereka yang berusia remaja.

Genetik. Para ahli menemukan area pada kromosom 1 menunjukkan hubungan peningkatan risiko anorexia nervosa. Sebagai tambahan, anorexia nervosa menurun pada keluarga.

Mereka yang mengalami kenaikan berat badan akan merasa rendah diri. Perubahan berat badan ini akan memicu seseorang untuk memulai diet yang ekstrim.

Masa transisi. Ketika baru pindah sekolah, rumah atau pekerjaan, putusnya hubungan, atau kematian atau sakit yang diderita oleh mereka yang dicintai, perubahan tersebut dapat membawa tekanan emosional dan meningkatkan risiko anorexia nervosa.

Olahraga, pekerjaan dan aktivitas seni. Beberapa bidang pekerjaan, olahraga dan seni yang menuntut tubuh kurus dapat meningkatkan risiko anorexia bagi mereka yang berkecimpung di dalamnya.

Media yang secara rutin menunjukkan gambar model dan aktor yang kurus dapat membuat penggemarnya ingin memiliki tubuh seperti mereka dan menempatkan risiko anorexia terhadap mereka yang ingin seperti model dan aktor tersebut.Anoreksia Nervosa memang penyakit yang menyebabkan penderitanya megalami kelainan namun secara pasti apa dan dari mana kelainan ini dapat terjadi belumlah diktahui apa yang menyebabkan nya secara pasti namun di perkirakan faktor sosial mempunyai pernan yang sangat penting bagi timbulnya penyakit ini.Seperti gangguan psikologis lainnya,anorexiamelibatkan interaksi yang kompleks dari berbagai faktor. Namun demikian, faktor yang paling signifikan adalah tekanan sosial yang dirasakan oleh wanita muda yang menyebabkan mereka mendasarkanselfworthpada penampilan fisik, terutama berat badan.

Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi. Para ilmuwan menduga bahwa terdapat ketidaknormalan dalam mekanisme otak yang mengatur rasa lapar dan kenyang pada penderitaanoreksia nervosakemungkinan terbesar berkaitan dengan serotonin kimiawi otak (Goode,2000). Kelaparan menghasilkan beberapa perubahan biokimia, yang sebagian juga ada pada pasien depresi, sepertihiperkortikolemiadan non supresi daridexamethason. Fungsi tiroid juga tertekan, kelainan ini hanya bisa dikoreksi dengan kaliminasi. Kelaparan juga menyebabkan tidak haid yang menunjukkan kadar hormon (luitenizing hormon, FSH, gonadotropin, realising hormon). Meskipun begitu, beberapa pasien anoreksia nervosa menderita amenorrhea sebelum kehilangan berat badan yang signifikan.

Pembatasan makan terlalu banyak mengaktifkan saraf yang berhubungan denganreward(contoh dopamine dan sistem opioid endogen) khususnya saat syaraf tersebut berasosiasi dengan latihan fisik yang meningkat dapat menyebabkan simptom simptom yang berhubungan dengan Anoreksia nervosa, contoh, depresi, obsesi dan menghasilkan efek fisiologis yang merugikan serta rasa permusuhan terhadap asupan makanan. Farmakologi dan bukti genetik memperlihatkan bahwa dopamin dan sistem opioid berkontribusi terhadap pengurangan keinginan makan pada Anoreksia Nervosa. Interpretasi tentatif yang berhubungan dengan simptom Anoreksia nervosa terhadap ketakutan irasional pada asupan makanan atau pertambahan berat badan, berasal dari hyperaktifasi amigdala yang dapat mempengaruhi penilaian negatif terhadap makanan.Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan. Ditemukan bukti yang menunjukkan pasien-pasienanoreksia nervosamempunyai masalah yang berhubungan dengan keluarga dan penyakit mereka. Pasienanoreksia nervosamempunyai sejarah keluarga yang depresi, ketergantungan alkohol, atau gangguan makan. Tetapi,faktor sosial memegang peran penting dimana penderita ingin menjadi kurus. Karena kegemukan, dianggap tidak menarik, tidak sehat, dan tidak diinginkan.

Anoreksia nervosatampaknya merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi social dan seksual.Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, dan biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri(self starvation)mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebagai orang yang unik dan khusus. Hanya melalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasienanoreksiadapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.Tekanan untuk mencapai standar kurus yang tidak realisitis, dikombinasikan dengan pentingnya faktor penampilan sehubungan dengan peran wanita dalam masyarakat, dapat menyebabkan wanita muda menjadi tidak puas dengan tubuh mereka sendiri. Model sosiokultural didukung dengan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa gangguan makan lebih jarang terjadi di Negara-negara non Barat. Bahkan pada budaya barat, gangguan makan yang terkait dengan obsesi terhadap berat badan lebih umum terjadi di Amerika daripada Negara-negara barat lainnya, seperti Yunani dan Spanyol atau pada negara Timur yang teknologinya telah berkembang seperti Jepang.

Ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri adalah faktor penting dalam anorexia nervosa. Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menghasilkan usaha-usaha maladaptif dengan melaparkan diri dan memuntahkan makanan untuk mencapai berat badan atau bentuk tubuh yang diinginkan. Wanita pengidap anorexia cenderung menjadi sangat peduli pada berat dan bentuk tubuh mereka. Wanita muda dengan anorexia sering kali memiliki sikap perfeksionis dan berjuang mencapai prestasi yang tinggi. Mereka sering kali kecewa pada diri mereka ketika gagal mencapai standar tinggi mereka yang hamper tidak mungkin dicapai. Diet yang ekstrem dapat memberikan perasaan bisa mengontrol dan kebebasan yang lebih besar daripada yang didapat dari aspek kehidupan lainnya.Gangguan makan, anoreksia nervosa sering jali berkembang dari adanya konflik dalam keluarga. Beberapa remaja menggunakan penolakan untuk makan sebagai cara menghukum orang tua mereka karena perasaan kesepian dan keterasingan yang mereka rasakan di rumah. Ibu dari remaja yang memiliki gangguan makan juga memiliki masalah makan dan diet dan percaya bahwa putrinya harus menurunkan berat badan serta memandang putrinya sebagai orang yang tidak menarik. Keluarga dari wanita dengan anoreksia cenderung lebih sering mengalami konflik, kurang memiliki kedekatan dan kurang saling memberi dukungan namun lebih bersikapoverprotectivedan kritis. Orang tua terlihat kurang mampu untuk membangkitkan kemandirian dalam diri anak perempuan mereka. Konflik dengan orang tua mengenai isu otonomi sering kali mengakibatkan munculnya anoreksia nervosa.

C. KlasifikasiHornbacher menggambarkan salah satu dari dua jenis anoreksia, jenis tertentu. Orang dengan tipe anorexia nervosa tertentu hanya menolak makan sebagai cara untuk mencegah kenaikan berat badan. Beberapa orang dengan anorexia tertentu mencoba keluar rumah sehari penuh tanpa makan apapun. Kebanyakan mereka makan dalam jumlah yang sangat kecil setiap hari, sebagian hanya untuk tetap hidup dan sebagian karena paksaan dari orang lain untuk makan. Hornbacher bertahan selama berbulan-bulan hanya dengan secangkir yogurt dan muffin bebas lemak per hari. Daphne, dalam studi kasus berikut ini, juga memiliki tipe anorexia nervosa tertentu.D. Gambaran KlinisAda 2 macam subtype dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-metode yang digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu:

Mengkontrol pengurangan berat badan dengan mengkonsumsi kalori yang sangat rendah dan olah raga dan terkadang terjadi bulimia diantara jarak makan, dan kelaparan dengan mempunyai kebiasaan memuntahkan dan penggunaan laksan dan diuretic daripada menggunakan obat penurun berat badan.Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap makanan disertai dengan penyalahartian daribody image; banyak pasien merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyaiobsessive compulsive behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian.Penyesuaian seksual yang buruk. Penderitaanoreksia nervosabiasanya menunjukan perilaku yang aneh tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil-kecil. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.Muntah yang dipaksakan. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan.

TandaAnoreksia NervosaMenyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up.

Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.

Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.

Hypokalemi dan kelainan EKG.

Kelainan neurology (sepertiseizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.

Indikasi awal dari kecenderungan terjadinya anorexia1. Meningkatnya perhatian terhadap makanan dan berat badan bahkan pada penderita yang sebelumnya sudah kurus.2. Perubahan gambaran tubuh.3. Ketakutan yang luar biasa akan kegemukan.4. Penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal.5. Hilangnya siklus menstruasi (pada wanita).6. Denyut jantung lambat.7. Tekanan darah lambat.8. Suhu tubuh rendah.9. Pembengkakan jaringan karena penimbunan cairan (ederma)10. Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan.11. Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan dipertahankan oleh penderita.12. Gejala kekurangan gizi.13. Konstipasi14. Gangguan pencernaan dan perut kembung.15. Dehidrasi.16. Kram otot.17. Gemetaran.18. Tumbuh rambut halus di wajah, punggung atau lengan.19. Payudara semakin datar.20. Rambut kusam, menipis dan mudah patah.21. Kulit kering dan pecah-pecah.22. Tangan dan kaki dingin.23. Detak jantung tidak beraturan.24. Depresi dan kecemasan.25. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.26. Hypokalemi dan kelainan EKG.27. Kelainan neurology (sepertiseizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.DiagnosisPenderita penyakit ini dapat diketahui dengan adanya gejala yang dapat dilihat seperti penderita pasti merasakan rasa yang tidak puas terhadap dirinya sendiri seperti penderita merasakan kegemukan yang sebenarnya tidaklah dialami penderita namun penderita selalu merasakan kegemukan dan hal inilah yang mendorong penderita meningkatkan perhatian terhadap nafsu makan dan juga berat badan. Namun penyakit ini juga mempunyai gejala yang khas seperti tekanan darah dan suhu tubuh rendah dan juga denyut jantung rendah disertai dengan pembengkakan pada jaringan yang diakibatkan karena adanya penimbunan cairan.Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah:- Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya (baik yang berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelets body mass index adalah 17,5% atau kurang.b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :

Merangsang muntah oleh dirinya sendiri

Menggunakan pencahar

Olah raga berlebihan

Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.

Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah.

Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkanhypothalamic-piyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.

Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.

Pemeriksaan patologi dan laboratorium, tidak ada tes laboratorium tunggal yang mutlak mambantu menegakan diagnosaanoreksia nervosa.Urutan uji saring laboratorium adalah diperlukan pada orang yang memenuhi criteria anoreksia nervosa. Tes tersebut dapat berupa elektrolit serum dan tes fungsi ginjal, tes glukosa, EKG, kadar kolesterol, test supresi deksametason, dan kadar karoten. Klinisi mungkin menemukan penurunan hormon tiroid, penurunan glukosa serum, nonsupresi kortisol setelah deksametason, hipokalemia, peningkatan nitrogen urea darah, dan hiperkolesterolemia. PrognosisPrognosis jangka panjang dari anoreksia adalah lebih pada sisi yang menguntungkan. Komorbiditas Survei Nasional Replikasi dilakukan di antara lebih dari 9.282 peserta di seluruh Amerika Serikat, hasil menemukan bahwa rata-rata durasi anoreksia nervosa adalah 1,7 tahun. "Bertentangan dengan apa yang orang mungkin percaya, anoreksia tidak selalu merupakan penyakit kronis, dalam banyak kasus, itu berjalan saja dan orang-orang mendapatkan yang lebih baik. Dalam kasus-kasus anoreksia nervosa remaja yang memanfaatkan pengobatan Keluarga 75% dari pasien memiliki hasil yang baik dan 15% menunjukkan hasil yang belum menengah yang lebih positif. [191] Dalam lima tahun pasca perawatan tindak lanjut dari Terapi Keluarga Maudsley pemulihan penuh rate antara 75% dan 90%. Bahkan dalam kasus yang parah AN, meskipun tingkat kambuhan mencatat 30% setelah rawat inap, dan waktu panjang untuk pemulihan mulai 57-79 bulan, tingkat pemulihan penuh masih 76% . Ada kasus-kasus relaps minimal bahkan pada jangka panjang follow-up dilakukan antara 10-15 tahun. Prognosis jangka panjang dari anoreksia nervosa berubah. Seperlima dari pasien tetap sakit parah, lain kelima pasien sembuh sepenuhnya dan 3 / 5 dari pasien memiliki program berfluktuasi dan kronis (Gelder, Mayou dan Geddes 2005).E. Pengobatan

Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:

Pemantauan medis

Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya

Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya

Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan perilaku kompulsif obsesifMayoritas pasien anoreksia nervosa membutuhkan intervensi yang berlanjut setelah keluar dari rumah sakit. Bahkan dalam kasus yang kurang parah, hospitalisasi tidak dibutuhkan karena kebanyakan pasien mengalami gangguan pada masa remaja dan keluarga adalah bagian dari terapi. Meskipun psikodinamik terapi tidak dibutuhkan pada tingkatan awal terapi, terutama jika pasien anoreksia nervosa dalam kelaparan. Psikoterapi yang berorientasi padainsighthanya berguna pada pasien anoreksia nervosa yang telah stabil.

Psikoterapi adalah pendekatan yang terbaik untuk gangguan ini. Beberapa penelitian mendukung penggunaan darifamily based interventions, adolesent focused indivudual therapydandevelopmentally adapted cognitive behavioral therapy.Cakupan perawatan psikologis yang fokus terhadap individual ada gangguan makan diantaranya adalah psikoterapi psikodinamika, psikoterapi interpersonal,developmentally oriented individual therapy, CBT,dialectical behavioral therapy, nutritional therapydan psikoterapi baru yaitucognitive remediation therapy.

Diakui sebagaitreatmentyang efektif untuk gangguan makan. Dari beberapa study menunjukkan bahwa CBT paling baik digunkan sebagaisingle antidepresant drugsdan lebih efektif daripada treatment lainnya.

CBT didasarkan pada suatu model kognitif tentang apa yang menyebabkan gangguan. Tekanan sosial atas wanita untuk lebih kurus yang berhubungan denganshapedanweighdan untuk melakukan pengekangan diet secara ketat. Treatmen diarahkan padadietary restraintmenuju pada pola makan yang lebih normal, pengembangan kognitif dan memodifikasi pikiran yang disfungsional dan perasaan-perasaan personal yang berkaitan dengan berat dan bentuk tubuh.Anoreksia diperlukan penanganan dini, karena penanganan yang terlambat mempersulit pengobatan. Pengobatan harus segera diberikan untuk memulihkan berat badannya dan jika kondisinya sangat lemah harus dirawat di rumah sakit. Perawatan penderita anoreksia nervosa harus disertai dengan bimbingan para spesialis (psikolog, ahli diet) karena dia perlu berdialog dengan pada ahli tersebut agar bisa mengubah pandangannya. Lama terapi bisa beberapa bulan bahkan sampai tahunan. Perawatannya pun sama yaitu dengn mengubah persepsi diri mengenai tubuhnya.

Biasanya, keluarga pasien akan diminta bantuan dalam perawatan seperti terapi psikologis, konseling gizi, modifikasi perilaku danself-help group. Terapi dapat berlangsung setahun atau lebih. Dapat dilakukan sendiri di rumah bersama keluarga atau untuk kasus yang parah dengan rawat inap di rumah sakit. Tetapi meskipun perawatan di rumah sakit diperlukan akan lebih baik jika perawatan dilakukan di rumah yakni tanpa opname di rumah sakit. Menurut hasil penelitian dalam jurnalFamily Based Treatment of Adolesencet Anorexia Nervosa The Maudsley Approach. Menurut studi hasil penelitian di London menunjukkan 75% 90% penderita anorexia nervosa dapat sembuh dengan melakukan perawatanFamily baseddengan perawatan kurang lebih selama 12 bulan. Target kunci terapi keluarga:1. Mendorong orang tua untuk ambil bagian atau ikut serta pada pola makan anak dan olah raga untuk menaikkan berat badan anak mereka.2.Menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dapat menyebabkan anoreksia nervosa.3.Menempatkan orang tua dalam pengambilan keputusan mengenai cara menyelamatkan dari tindakan melaparkan diri anak dan olah raga yang berlebihan.4.Menyediakan pendidikan bagi orang tua mengenai dampak anorexia nervosa terhadap pola pikir, perilaku dan hubungan interpersonal.5.Agar tidak menyalahkan pihak lain dan dihadapi secara kekeluargaan dengan menjelaskan bahwa anorexia nervosa adalah penyakit jiwa.Bentuk manual dari pendekatan terapi tersebut diFamily Based Treatment for Anorexia Nervosa(FBT AN). Pada banyak kasus,treatmenttersebut berlangsung antara 6 sampai 12 bulan dan terdiri dari 10 dan 20 kali satu jam sesi keluarga. Mengingat implikasi psikologi dan medisanoreksia nervosayang sulit, suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif pada beberapa kasus medikasi harus dipertimbangkan.Apabila rawat inap, langkah yang harus dilakukan:Perawatan di rumah sakit. Clinical harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit.1. kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasienanoreksia nervosayang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan.2. Hypokalemi (