Review Penelitian Pendidikan Kimia

144
HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN DAN JENIS PENELITIAN Hakikat Penelitian Penelitian adalah mencari jawaban atas masalah yang diajukan. Masalah adalah persoalan yang menuntut adanya jawaban yang tepat dan akurat. Masalah adalah: Kesenjangan antara yang dimiliki dengan apa yang dibutuhkan Kesenjangan antara yang dilaksanakan dengan yang direncanakan Kesenjangan antara kenyataan dengan harapan Kesenjangan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kesimpulannya: munculnya masalah penelitian didasarkan atas fakta empirik yang ada atau yang terjadi di lapangan. Oleh sebab itu perlu analisis atau kajian data, fenomena, fakta yang ada di lapangan, kemudian membandingkannya dengan harapan, keinginan, kebutuhan, berdasakan rencana, konsep, prinsip, aturan dan sistem yang berlaku. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. 1

Transcript of Review Penelitian Pendidikan Kimia

Page 1: Review Penelitian Pendidikan Kimia

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN

DAN

JENIS PENELITIAN

Hakikat Penelitian

Penelitian adalah mencari jawaban atas masalah yang diajukan. Masalah adalah

persoalan yang menuntut adanya jawaban yang tepat dan akurat.

Masalah adalah:

Kesenjangan antara yang dimiliki dengan apa yang dibutuhkan

Kesenjangan antara yang dilaksanakan dengan yang direncanakan

Kesenjangan antara kenyataan dengan harapan

Kesenjangan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kesimpulannya:

munculnya masalah penelitian didasarkan atas fakta empirik yang ada atau yang terjadi

di lapangan. Oleh sebab itu perlu analisis atau kajian data, fenomena, fakta yang ada di

lapangan, kemudian membandingkannya dengan harapan, keinginan, kebutuhan,

berdasakan rencana, konsep, prinsip, aturan dan sistem yang berlaku. Secara universal,

terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu:

(1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah;

(2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta

(3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek.

Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh

pengetahuan tersebut.Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah

pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian

pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah

pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi.

Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan

tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan

diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi

menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut

didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui

1

Page 2: Review Penelitian Pendidikan Kimia

pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus

dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah

melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar

memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan

logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu

adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang

masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang

benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat

pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis

melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan

data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah

sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan

terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau

informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak

dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,

penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi

dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar

pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang

didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh

proses berpikir ilmiah yang dituangka dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah

kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan

(observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa

apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan

tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan

fakta).

Bagaimana menemukan sebuah masalah dalam penulisan. Sebenarnya banyak

sekali cara untuk menemukan sebuah masalah yang akan kita jadikan penelitian.

2

Page 3: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Tentunya langkah pertama adalah penentuan topik, yang merupakan tahap awal dalam

proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal

tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau

lebih luas cakupannya. Ketika cakupannya sudah sesuai, kemudian permasalahan dapat

ditentukan. Permasalahan dapat berupa pertanyaan yang kemudian analisis atau

pernyataan argumentasi yang merupakan penjabaran bukti berdasarkan analisis.

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk menemukan permasalahan dari topik

karya ilmiah yang sudah siap.

1. Tentukan tipe karya ilmiah

2. Siapkan sumber informasi (resources)

3. Menyempitkan atau memperluas topic

4. Membangun permasalahan dari topic

5. Uji “SO WHAT”

Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur

keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti

kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:

1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh

penalaran manusia.

2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan

menggunakan panca indera manusia.

3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi

menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat

digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu

penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah

ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara

kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai

penelitian antara lain:

3

Page 4: Review Penelitian Pendidikan Kimia

1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya,

seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang

pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum dapat

dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data atau

informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari

rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah

agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah

diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar belakang

pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.

Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi

tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya dalam sebuah

laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan

yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi

suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih

lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya:

(1) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS atau

(2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.

Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi

menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat

digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu

penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah

ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara

kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai

penelitian antara lain:

1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.

Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar

belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum

dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data

atau informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan

4

Page 5: Review Penelitian Pendidikan Kimia

dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala

sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data

yang telah diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar

belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat

lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak

data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya

dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu

penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan

dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan

melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

Misalnya: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS;

atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.

Tujuan Umum Penelitian

Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu

manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu (misalnya

memeriksa, menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh) sehingga

diperoleh suatu temuan berupa kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu

pengetahuan. Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum

penelitian yaitu:

1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu

pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui

penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu

penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh

lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran

matematika yang menyenangkan siswa.

2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu

(ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk

membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu.

5

Page 6: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh

kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah

penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang

telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.

3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu

(ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan

atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang

implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah

digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang

sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan

yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.

Jenis-jenis Penelitian

Menurut Penggunaannya

1. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni (Pure Research)

LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa

suatu tujuan praktis tertentu.

2. Penelitian Terapan (Applied Research)

Batasan yang diberikan LIPI :

Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.

Menurut Metodenya

1. Penelitian histories

2. Penelitian filosofis

3. penelitian observasional

4. penelitian eksperimental

Menurut Sifat Permasalahannya

1. Penelitian Histories

6

Page 7: Review Penelitian Pendidikan Kimia

2. Penelitian Deskriptif

3. Penelitian Perkembangan

4. Penelitian Kasus Dan Penelitian Lapangan

5. Penelitian Korelasional

6. Penelitian Kausal-Komparatif

7. Penelitian Eksperimental

8. Penelitian Tindakan

1. Penelitian Histories

Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.

Kekhususan

1. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.

2. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.

3. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung

melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.

4. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-

fakta aktual dan sifat populasi tertentu.

Kekhususan

1. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah actual yang dihadapi sekarang.

2. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan

dan dianalisis.

3. Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai

fungsi dari waktu.

Kekhususan

7

Page 8: Review Penelitian Pendidikan Kimia

1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangan selama jangka

waktu tertentu.

2. Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.

3. Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka

sampel yang dipilih harus representative mewakili populasi penelitian.

4. Penelitian Kasus Dan Penelitian Lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu ksus secara intensif dan

terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.

Kekhususan :

1. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga

hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.

2. Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,

dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang

terpusat pada aspek yang menjadi kasus.

5. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.

Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi

anak mereka.

6. Penelitian Hubungan Sebab-Akibat

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara factor

tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap

santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan

pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.

Kekhususan

1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab

akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.

2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor

pada masa

8

Page 9: Review Penelitian Pendidikan Kimia

7. Penelitian eksperimental

Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok

eksperimen. Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen

diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti

keefektifan metode-metode mengajar.

Kekhususan

1. Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental

dan kelompok yang dikenai perlakuakn pembanding.

2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen

3. Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan

pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.

4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.

8. Penelitian Tindakan

Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk

mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya,

meniliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.

9

Page 10: Review Penelitian Pendidikan Kimia

PROPOSAL PENELITIAN

Pengertian Proposal

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-

langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam

penyusunan rancangan penelitian , perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang

dapat digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.

Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permaslahan. Masalah merupakan

“penyimpangan” dari apa yang seharusnya terjadi , penyimpangan antara rencana dan

pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara

aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu

tertentu.

Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat

dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering

disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu

Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi

dan Jadwal Penelitian.

Proposal merupakan usulan skripsi yang dapat disusun oleh mahasiswa paling cepat

bersamaan pada saat mengikuti Metodologi Penelitian dan mata kuliah yang cukup.

Tiga keputusan yang harus diambil sebelum melakukan penelitian:

Keputusan Metodologis, yang intinya berkaitan dengan substansi penelitian

Keputusan Organisatoris, yakni bagaimana penelitian tersebut akan

diorganisasikan.

Keputusan Pendanaan, yang berkaitan dengan masalah keuangan/budget

Pertimbangan lain,

o Pengembangan ilmu/ penelitian

o Dasar/basic research

o Penelitian terapan/ applied

o Research

o Penelitian penunjang kebijakan

o Policy research

10

Page 11: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Secara sederhana masalah dapat dirumuskan:

1. What is the problem?

2. Why is it a problem?

3. Where?

4. Who has done what about research on

5. This problem?

6. How?

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Dalam bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi

pasa suatu objek penelitian. Dalam latar belakang peneliti harus melakukan analisis

masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti

harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data

dengan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.

Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian ini

dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya yang melandasi topik penelitian. Selanjutnya uraian bagian ini diarahkan

untuk mencari jawaban atas pertanyaan:

Apakah penelitian yang akan diajukan merupakan penelitian terapan (applied

research)?

Jika merupakan penelitian dasar (basic research) bagaimana kaitan antara penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya?

Mengapa penelitian yang sedang dilakukan merupakan replika (pengulangan) dari

penelitian sebelumnya?

Merupakan perluasan/pengembangan dari penelitian sebelumnya,sebutkan dalam

hal apa dan apa perlunya?

11

Page 12: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang

diteliti. Semua masalah dalam objek baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan

diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan

baik maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti,

melakukan observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan

dapat diindentifikasikan. Selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan

masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara

masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan

negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan

dalam bentuk variabel.

Merupakan rumusan masalah dalam bentukpertanyaan yang dapat diteliti secara

jelas dan diuji melalui mengumpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang

digunakan dalam penelitian dikemukakan di bagian ini. Rumusan masalah harus

spesifik dan tidak terlalu umum.

Misalnya, “motivasi” (terlalu umum), lebih tepat jika menggunakan “motivasi

kerja” lebih fokus),sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan

Permasalahan, kesenjangan antara:

Harapan dan kenyataan

Teori dan praktik

Keadaan yang seharusnya

Dan sebenarnya

Suatu yg ideal dan faktual

Das-sollen dan das-seins

Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian

dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah

diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan

12

Page 13: Review Penelitian Pendidikan Kimia

dilaksanakan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan

variabel satu dengan variabel yang lain.

Rumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti itu akan ditentukan (variabel apa saja yang akan

diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah

dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan

secara spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

Rumusan masalah yang baik

Menanyakan hubungan antar variabel

Dinyatakan secara jelas dan singkat

Harus dpt diuji secara empiris

Tidak boleh berisi pertanyaan mengenai moral/etika

Tujuan Penelitian

Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir

dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan.

Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada sampul skripsi atau tesis,

tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya

rumusan masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A?. Maka tujuan

penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah

A. Kalau rumusan masalahnya : Apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas

kerja pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui apakah pengaruh

latihan terhadap produktivitas kerja pegawai, dan kalau ada seberapa besar. Rumusan

masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.

13

Page 14: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan

penelitian dapat tercapai, dalam rumusan masalah dapat terjawa secara akurat, maka

sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu

Kegunaan untuk mengembangkan limu atau kegunaan teoritis.

Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi

masalah yang ada pada objek yang akan diteliti.

14

Page 15: Review Penelitian Pendidikan Kimia

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Teori

Deskripsi teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan

tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban

sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusuna

instrumen penelitian.

Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat

penguasa, tetapi teori yang betul-betul teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga

diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada

kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan

tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka

jumlah teori juga ada lima.

Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel

dependen dan independen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan

intervening, maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk

paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian

harus didasarkan pada kerangka berfikir.

Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif

atau hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat

menggunakan kalimat : Jika begini akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka

produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan

dnegan baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).

15

Page 16: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Hipotesis Penelitian

Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan

kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh

kepemimpinan terhadap motivasi pegawai, kerangka berfikirnya ”Jika kepemimpinan

baik maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya : Ada pengaruh yang tinggi

atau rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.

Hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini (Indriantoro dan Supomo,

1999):

o Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.

o Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara

empiris.

o Berupa pernytaan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat

dibanding dnegan hipotesis rivalnya.

Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam salah satu dari berbagai bentuk hipotesis

berikut ini: Pernyataan “jika-maka” (if-then statement) atau proposisi.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode

penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan

digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.

Metodologi Penelitian, terdiri atas:

a) Rancangan penelitian, disusun berdasarkan karakteristik masalah atau tujuan

penelitian. Misalnya untuk penelitian korelasional, rancangan penelitian

menjelaskan struktur penelitian yang menggambarkan hubungan antar variabel

penelitian.

b) Obyek penelitian, bagian ini menjelaskan obyek penelitian beserta karakteristik,

unit analisi, horizon waktu penelitian dan metode pengambilan sampel yang

digunakan.

16

Page 17: Review Penelitian Pendidikan Kimia

c) Definisi operasional variabel dan pengukurannya, menguraikan tentang penentuan

construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional

variable menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat diklasifikasikan beradasarkan

fungsi variable dalam hubungan antar variable serta skala pengukuran variabel yang

digunakan.

d) Teknik pengumpulan data, berisi uraian data-data yang digunakan dan disebutkan

jenis data penelitian, data primer atau data sekunser serta bagaimana cara

memperoleh data tersebut.

e) Uji kualitas data, berisi uraian tentang metode dan batasan yang digunakan dalam

uji kualitas data penelitian yang meliputi:

Uji normalitas, untuk data primer dan sekunder.

Uji outlier, dilakukan jika data tidak terdistribusi secara normal.

Uji reliabilitas dan validitas, untuk data primer.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan

sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data

sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai

sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari

populasi secara random sampai jumlah tertentu.

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

yang diperlukan di sini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling tepat,

sehingga betul-betul didapatkan data yang valid dan reliabel. Jangan semua tehnik

pengumpulan data (angket, observasi dan wawancara) dicantumkan kalau sekiranya

tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga tehnik

pengumpulan data itu adalah : setiap tehnik pengumpulan data dicantumkan harus

disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif

penggunaan berbagai tehnik sangat diperlukan. Tetapi bila satu tehnik dipandang

mencukupi maka tehnik yang lain akan mejadi tidak efisien.

17

Page 18: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Teknik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitaif maka tehnik analisis data ini

berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian

hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan tehnik

statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka tehnik analisis

data ini telah ditentukan. Bila penelitia tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah

penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,

maka sulit untuk membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya

dapat berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat belaku untuk populasi.

Hipotesis alternatif (alternative hypothesis).

Langkah-Langkah Penelitian/Jadwal Kegiatan

Mulai dari pengajuan judul s/d penyusunan laporan hasil

Dibuat dlm bentuk tabel/matrik

Bukan harga mati, perlu penyesuaian dengan realitas lapangan

Menjadi acuan dlm penelitian

Daftar Pustaka

Semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penelitian

Salah satu bentuk pertang-gungjawaban ilmiah peneliti terhadap apa yg telah

dikutip-nya.

Setiap pustaka yg ada dlm dp minimal satu kali dikutip dlm tulisan.

Sumber-Sumber Masalah

Bacaan

Pertemuan ilmiah (seminar, diskusi)

Pernyataan dari otoritas

Pengamatan sekilas

Pengalaman pribadi

Perasaan dan ilham

18

Page 19: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Topik dan Judul Penelitian

Mana yg lebih dulu ditentukan, topki atau judul penelitian?

Penting dalam rumusan judul:

o Masalah,

o Obyek

o Topik penelitian

o Subyek penelitian

o Lokasi penelitian

o Desain

o Strategi

o Metode penelitian

o Waktu penelitian

Penting dalam Penulisan Judul

Masalah penelitian harus tercermin dalam judul

Judul harus jelas, mudah dipahami, singkat.

Tidak menggunakan bahasa sastra/puitik

Ditulis dalam kalimat berita

Ditulis dalam satu kalimat

Ditulis secara logis

Hindari singkatan

Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Jumlah kata antara 10 – 25 kata

Penegasan/Pembatasan Masalah/Judul

Definisi istilah

Definisi operasional

Judul mencerminkan masalah

Masalah tergambar dari judul

Ada kata-kata kunci (key word)

19

Page 20: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Sifat,tempat, waktu, instrumen penelitian sdh tergambar dari judul

Judul setiap waktu bisa berubah, masalah/topik tidak boleh berubah.

Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan/penjelasan masalah.

Ketentuan dalam Penyusunan Proposal

Beberapa ketentuan umum dalam proses penyusunan proposal adalah sebagai

berikut:

1. Proposal terdiri atas:

a. Cover depan (lihat Lampiran 5).

b. Daftar Isi

c. I. Pendahuluan

d. II. Tinjauan Pustaka

e. III. Metodologi Penelitian, dan

f. Daftar Referensi

2. Proposal disusun dengan memperhatikan Buku Pedoman Format Penulisan Karya

ilmiah.

3. Penyusunan proposal harus berdasarkan jurnal ilmiah/replikasi jurnal, dengan

melakukan pengembangan (antara lain: variabel penelitian, obyek penelitian, tahun

penelitian, metode analisis data, dll.).

4. Pemahaman mengenai teori/konsep harus jelas.

5. Penentuan dan kedalaman obyek penelitian dilakukan dengan cara

memperhatikan model penelitian serta metode statistik yang digunakan dalam

analisis data.

Proses Penyusunan Proposal

Alur penyusunan proposal dapat dilihat pada Gambar 1.1. Status proposal hasil

review adalah sebagai berikut:

20

Page 21: Review Penelitian Pendidikan Kimia

1. Ditolak, maka mahasiswa harus menyusun proposal kembali.

2. Disetujui (OK), proposal yang telah disetujui (status OK) langsung dilanjutkan

dengan proses penyusunan skripsi, dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran

penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh

Ketua Jurusan

3. Disetujui dengan revisi, maka mahasiswa dengan proposal ini harus menghadap ke

Pembimbing teknis yang ditunjuk untuk melakukan proses bimbingan atau revisi

proposal. Bimbingan teknis ini dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan

penyusunan proposal sampai dengan mendapat status Disetujui (OK). Bimbingan

teknis proposal akan diberikan oleh Pembimbing Teknis yang ditunjuk oleh

Jurusan. Apabila bimbingan teknis sudah selesai, maka Pembimbing Teknis

memberikan persetujuan. Jika proposal telah disetujui, mahasiswa dapat

melanjutkannya ke proses penyusunan skripsi dengan terlebih dahulu mengajukan

pendaftaran penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang

ditunjuk oleh Ketua Jurusan.

21

Page 22: Review Penelitian Pendidikan Kimia

SUMBER MASALAH

DAN

VARIABEL PENELITIAN

Pengertian dan Macam Variabel

Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap

jenis penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti hanya

laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Sutrino Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis

kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berta badan,

karena ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga

variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.

Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatf

misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh

variabel kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.

Lebih jauh variabel kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu

variabel diskrit dan variabel kontinum.

1. Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori

kare na hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakin “ya” dan

“tidak”. Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain “ya” dan “tidak”.

Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: “wanita – pria” – hadir –

tidak hadir, atas – bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk

menghitung, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka

angka dinyatakan dalam frekuensi.

2. Variabel kontinum: dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:

a) Variabel Ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya

panjang, kurang panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel “lebih

kurang” karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain.

b) Contoh: Ani terpandai, Siti terpandai, Reni tidak pandai.

22

Page 23: Review Penelitian Pendidikan Kimia

c) Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibaning dengan

variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya:

suhu udara di luar 31oC, suhu tubuh kita 37oC, maka selisih suhu adalah 6oC.

d) Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar-

sesamanya merupakan “sekian kali”. Contoh: berat pak Karto 70 kg, sedang

anaknya 35 kg. Maka pak Karto dua kali berat anaknya.

Kembali kepada variabel diskrit, variabel diskrit bujan hanya hasil hitungan, tetapi

juga penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan menjadi variabel diskrit.

Tinjauannya adalah karena nomor telepon tidaak menujukkan “lebih kurang”, “jarak”,

atau “sekian kali”.

Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat di ubah menjadi variabel diskrit

dengan cara mengklasifikasikannya menjadi “ya” dan “tidak”. Cara:

1. Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata:

diberi “ya”, rata-rata ke bawah diberi “tidak”

2. Mangambil satu nilai diberi “ya”, dan selain nilai itu diberi “tidak”.

Contohnya: Nilai bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel internal),

variabel ini dapat dibuat diskrit dengan mengabil isalnya nilai 7 sebagai “ya”, dan

selain itu (di atas atau di bawahnya) di beri “tidak”.

Variabel dan Data

Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.

Data adalah hasil pencatatan [eneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari

sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa

data adalah segala data dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu

informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu

keperluan.

Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga

mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Demikianlah maka:

Data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi

23

Page 24: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka

berjarak atau ukuran.

Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data dengan metode statistik, maka

datanta harus berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.

Contoh:

Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek,

jelek sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4,

cukup 3, jelek 2, dan jelek sekali 1. Ingat, 5, 4, 3, 2, 1 hanya simbol yang menunjukkan

urutan tingkatan karena datanya berupa data oridinal.

Demikian juga jika ingin mengubah data tersebut menjadi data diskrit karena akan

diolah dengan teknik tertentu, maka hanya di beri 2 macam simbol. Misalnya “sangat

bagus” diberi simbol 1, yang lain (tidak perlu ditingkatannya) diberi simbol 0 atau

angka lain. Boleh saja kita memberi simbol 2 untuk “sangat bagus” dan simbol 1 untuk

yang lain, tetapi tidak berarti bahwa 2 adalah dua kali 1. angka-angka tersebut ahnya

simbol untuk memisahkan menjadi dua bagi data yang ada.

Variabel sebagai Objek Penelitian.

Apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah bahwa susu menyebabkan badan

menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan

orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.

Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan

eksperimen. Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan

kelompok kontrol atau kelompok pembanding adalah orang-orang yang tidak diberi

minum susu. Banyaknya susu yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar

dengan ukuran liter, maka variabelnya berbentuk variabel kontinum. Sedangkan

tambah-tidaknya berat badan , di ukur dengan ukurna kilogram, variabelnya juga

variabel kontinum (ratio).

Peneliti lalu ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang

yang mendapat pendapat P4. dalam hal ini maka nilai penataran P4 dan kesadaran

24

Page 25: Review Penelitian Pendidikan Kimia

bermasyarakat dapat diukur, digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan

sebagai variabel interval.

Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama

melihat pengaruh sesuatu treatment, maka ada varaiabel yang mempengaruhi dan

variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas

atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas,

variabel tergantung variabel terikat atau dependent variabel (Y).

Dalam penelitian I, susu merupakan variabel bebas dan berat badan merupakan

variabel akibat.

Dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel bebas dan kesadaran

bermasyarakat merupakan variabel terikat.

Sehubungan dengan variabel dalam eksperimen ini Fred. N. Kerlinger

berpendapat:All experiments have one fundamental idea behind them: to test the effect

of one or more independent variables on a dependent variable (it is possible to have

more than one dependent variable in experiment)

Dalam dua contoh penelitian di ats susu dan penataran P4 sebagai independent

variabel merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran

bermasyarakat, keduanya merupakan variabel tunggal.

Sebagai contoh eksperimen lebih dari satu variabelnya adalah sebagai berikut :

Independent variabel lebih dari satu.

Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid.

Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajar

di rumah sebagai satu variabel atau sub variabel dan lingkungan belajar di sekolah

sebagai variabel (sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat

memperhatikan lingkungan belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai variabel (sub-

variabel) ketiga. Apabila demikian, maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti

sebagai sesuatu yang mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti

halnya susu dan penataran p4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal.

Tetapi lingkungan belajar merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.

Menurut pendapat Kerlinger selanjutnya tentang variabel:

25

Page 26: Review Penelitian Pendidikan Kimia

It is possible, by definition, for a variable to have only one value. It is then called a

constant. We deal almost exclucively with variable that have two or mare values.

Pentingnya Memahami Variabel

Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap

variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi

setiap peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel tidak mudah,

karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.

Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut dengan kategirisasi

yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh

peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh

kesadaran bermasyarakat, jika akan memngatur apakah seseorang cukup besar atau

tidak kesadarannya bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya,

bukti-buktinya.

Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan

hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah

penelitian yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori, akanmenghasilkan

kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya

sedikit tetapi kecil-kecil).

Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar-besaran. Ini berarti

bahwa peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara

pengkategorisasian variabel, datanya semakin luas, dan gambaran hasil penelitian

semakin menjadi teliti.

Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub-variabel adalah

disebutnya sub-variabel akibat daru variabel terikat, misalnya naik kelas; disebutnya

variabel bebas. Misalnya cita-cita orang tua guru (yang berpengaruh terhadap minat

guru menjadi guru).

Ada lagi kesalahan lagi yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab

terpengaruhinya variabel terikat. Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar, dan

sebagainya. Variable ini bukan merupakan variabel bagian dari guru tetapi

mempengaruhi timbulnya kejadian pada variable terikat. Variabel-variabel semacam ini

26

Page 27: Review Penelitian Pendidikan Kimia

disebut dengan intervening variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel

pengganggu, karena mengotori pengaruh guru terhadap prestasi belajar.

Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas

permasalahan yang diteliti.

Karlinger dalam hal ini menjelaskan pendapatnya sebagai berikut:

The must define the variables they use in hyphothesis so that the hyphothesis can be

tested. They do this by using are as known as operatianal definition.

Memahami Variabel yang Bermakna

Dibagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan

penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil penelitian harus

memiliki kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Bermanfaat

tidaknya hasil penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh

peneliti. Tentang variabel ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: (1) sifat variabel, dan

(2) status variabel.

1. Sifat Variabel

Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Variabel Statis adalah variabel yang tidak dapat diubah

keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal,

dan lain-lain.andaikata hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan

akibat-akibat dari variabel-variabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubah

atau mengusulkan untuk mengubah variabel yang dimaksud.oleh karena itu

untuk mempermudah mengingat-ingat kita sebut saja variabel tersebut sebagai

variabel tidak berdaya.

b. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah

keberadannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.

27

Page 28: Review Penelitian Pendidikan Kimia

2. Status Variabel

Dalam membicaraka status variabel ini kita perlu melihat satu variabel dalam

hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting,

namun jika dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan

mana yang lebih bermakna dalam penelitian.

a. Kebiasaan hidup sehari-hari motivasi berprestasi

b. Motivasi berprestasi etos kerja

c. Etos kerja keberhasilan kerja

Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat

dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang

lain tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai menfaat yang

cukup besar.

28

Page 29: Review Penelitian Pendidikan Kimia

TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN

Mengenal pustaka dan pengalaman orang lain dalam bidang yang diminati pada

hakikatnya berarti mempelajari subjek penelitian itu. Dengan membaca dan mengenal

pengalaman orang lain, berarti mencari teori-teori, konsep-konsep generalisasi-

generalisasi yang dapat dijadikan landasan ini ditegakkan agar penelitian yang akan

dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang

kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Pada umumnya, lebih

dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca.

Karena itu, sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.Dalam

usaha mengenal pustaka, patokan-patokan di bawah ini kiranya dapat dijadikan

pedoman :

1. Pelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang

penelitian yang bersangkutan.

2. Pelajari metode penelitian apa yang telah dipergunakan, termasuk metode

pengambilan contoh, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, sumber

data, satuan-satuan ukuran dan kriteria-kriteria.

3. Kumpulkan data dari sumber lain yang bersangkut paut dengan proyek

penelitian yang akan dikerjakan.

4. Pelajari factor-faktor deskriktif dan histories yang ada, yang akan merupakan

latar belakang dari problema yang akan datang.

5. Pelajari analisis deduktif dari problema yang telah dilakukan oleh orang lain.

Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat ditemukan dalam sumber acuan umum,

yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograf dan

sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian terdahulu

yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu

umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan khusus, yaitu kepustakaan yang

berwujud jurnal, bulletin penelitian, tesis, disertai dan sumber bacaan lain yang memuat

laporan hasil penelitian.

Dalam pada itu perlu diingat bahwa dalam mencari sumber bacaan harus selektif

artinya tidak semua yang ditemukan lalu ditelaah.

29

Page 30: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Dua criteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu, ialah :

1. Prinsip kemutakhiran (recency)

2. Prinsip relevansi (relevance)

Identifikasi, Klasifikasi dan Pemberian Definisi Variable-Variabel

Dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan teoritis sebagai hasil akhir penelaahan

kepustakaan, seorang peneliti harus mengidentifikasikan variable-variabel utama yang

akan ditelitinya. Ia harus memastikan variable-variabel apa saja yang akan dilibatkan

dalam penelitiannya. Variable-variabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan

didefinisikan secara operasional.

1. Mengidentifikasi Variable

Istilah variable dapat diartikan bermacam-macam. Variable dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula

dinyatakan variable penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau

gejala yang akan diteliti.

Apa yang merupakan variable dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan

teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Karena itu, apabila

landasan teoritisnya berbeda, variable-variabel penelitiannya juga akan berbeda.

Jumlah variable yang akan dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh

kecanggihan rancangan penelitiannya. Makin sederhana suatu rancangan penelitian

akan melibatkan variable yang makin sedikit sebaliknya.

Kecakapan mengidentifikasi variable penelitian adalah ketrampilan yang

berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian,

keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar

mengenai usulan penelitian. Peran serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan

seminar yang demikian itu akan mempercepat berkembangnya keterampilan itu.

2. Mengklasifikasikan Variable

Variable-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai

dengan jenis dan peranannya dalam penelitian.

30

Page 31: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Menurut fungsinya, di dalam penelitian orang sering membedakan antara

variable tergantung (dependent variable) disatu pihak dan variable bebas

(independent variable), kendali, moderator dan rambang pada pihak lain.

Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab akibat. Variabel

tergantung dipikirkan sebagai akibat yang keadaannya tergantung kepada variabel

bebas, moderator, kendali dan variabel rambang.

Dalam mengklasifikasikan variabel menurut peranannya dalam penelitian itu,

biasanya orang mulai dengan mengidentifikasikan variabel tergantungnya. Hal ini

disebabkan karena variabel tergantung itulah yang menjadi titik pusat persoalan,

dan karena itu, tidak mengherankan kalau sering pula disebut kriterium. Misalnya,

usaha pendidikan pokok persoalannya hasil belajar, usaha pertanian pokok

persoalannya taraf kesembuhan dan sebaginya.

Keadaan variabel tergantung itu, tergantung kepada banyak sekali variabel yang

lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih sebagai

variabel yang sengaja (menurut rencana) dipelajari pengaruhnya terhadap variabel

tergantung. Inilah variabel bebas. Misalnya, variabel tergantungnya prestasi belajar,

variabel bebasnya dapat berupa metode mengajar atau metode mengajar dan taraf

kecerdasan. Contoh lain misalnya, tingginya pendapatan tergantung pada lamanya

bekerja dan keterampilan.

3. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel

Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-

variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi

operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk

digunakan.

Cara menyusun definisi operasional ada bermacam-macam, yang dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

a. yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu dilakukan,

b. yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan, dan

c. yang menekankan sifat-sifat statis dari hal yang didefinisikan.

31

Page 32: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Kerangka Berpikir

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa,

kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai foktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.

Kerangkan berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable

yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variable

independent dan dependen. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu

dikemukakan apabila dalam penelitian terse but berkenaan dua variable atau lebih.

Apabila penelitian hanya membahas sebuah variable atau lebih secara mandiri, maka

yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-

masing variable, juga argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti (Sapto

Haryoko, 1999).

Penelitian yang berkenaan dengan dua variable atau lebih, biasanya dirumuskan

hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh Karen aitu dalam rangka

menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka

diperlukan kerangka berpikir. Langkah-langkah dalam menyusun kerangkan pemikiran

yang selajutnya membuahkan hipotesis ditujunjukkan pada gambar di bawah ini.

32

Variabel X Variabel Y

Membaca buku & Hasil

Penelitian (HP)

Membaca buku & Hasil Penelitian

(HP)

Membaca buku & Hasil Penelitian

(HP)

Membaca buku & Hasil Penelitian

(HP)

Deskripsi Teori dan HP

Deskripsi Teori dan HP

Deskripsi Teori dan HP

Deskripsi Teori dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan

HP

Analisis kritis terhadap teori dan

HP

Analisis kritis terhadap teori

dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan

HP

Page 33: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Seorang peneliti harus menguasa teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi

dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran

ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek

permasalahan (Suriasumantri, 1986). Criteria utama agar suatu kerangka pemikiran bias

meyakinkan sesame ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logisdalam membangun

suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Jadi kerangka

berfikir merupakan sintesa tentang hubungan abtar variable yang disusun dari berbagai

teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskrisikan tesebut,

selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa

tentang hubungan antar variable yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable terse

but, selanjutnya dugunakan untuk merumuskan hipotesis.

Berdasarkan gambar di atas dapat diberi penjelasan sebagai berikut:

1. Menetapkan Variable yang Diteliti

Untuk menentuka kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun

kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu

variable penelitinya. Berapa jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama setiap

variable, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang dikemukakan.

2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)

33

Analisis Komparatif

terhadap teori-teori dan HP yang

diambil

Analisis Komparatif

terhadap teori-teori dan HP yang

diambil

Analisis Komparatif

terhadap teori-teori dan HP yang

diambil

Analisis Komparatif

terhadap teori-teori dan HP yang diambil

Sintesa/kesimpulan teori dan HP

Sintesa/kesimpulan teori dan HP

Kerangka Berpikir

Perumusan Hipotesis

Page 34: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Setelah variable ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-

buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk

buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah,

laporan penelitian, jurnal ilmiah, Skripsi, Tesis, Dan Disertasi.

3. Deskripsi Teori Dan Hasil Penelitian (HP)

Dari buku dan hasil penelitian yang telah dibaca akan dapat dikemukakan teori-

teori yang berkenaan dengan variable yang diteliti. Seperti telah dikemukakan,

deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-masing variable yang

diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variable, dan kedudukan antara

variable satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil

penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji

apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai

dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal

dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.

5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu

dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.

Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan

teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.

6. Sintesa Kesimpulan

Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian

yang relevan dengan semua variable yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat

melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variable

satu dengan variable lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selajutnya

dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

34

Page 35: Review Penelitian Pendidikan Kimia

7. Kerangka Berfikir

Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selajutnya

disusun kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun

komparatif/perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat:

Jika begini maka akan begitu; Jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi.

Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik. Jika

kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM

di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi.

8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir terse but selanjutnya disusun hipotesis. Bila

kerangka berfikir berbunyi “jika gugu kompeten, maka hasil belajar akan tinggi.”,

maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang poditif dan signifikanantara

kompetensi guru dengan hasil belajar”. Bila kerangka berfikir berbunyi “Karena

lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinngi, maka

kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandinkan dengan Lembaga

Pendidikan B yang teknologi pembelajarannya renda,” maka hipotesisnya

berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara

lembaga pendidikan A dan lembaga pendidikan B, atau hasil belajar lembaga

pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B”.

Selajutnya Umma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir

yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan

2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan

menjelaskan pertautan/hubungan antar variable yang diteliti, dan ada teori yang

mendasari.

3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah

hubungan antar variable itu positif atau negative, berbentuk simentris, kausal

atau interaktif (timbale balik).

35

Page 36: Review Penelitian Pendidikan Kimia

4. Kerangka berfikir terse but selajutnya perlu dinyatakan dalam bentuk

diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangkan

piker yang dikemukakan dalam penelitian.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi

Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.

Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek /

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Karakteristik Populasi

Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan

heterogenitas populasi.

1. Karakteristik sempit / sedikit

Generalisasi lebih luas, lebih heterogen

2. Karakteristik luas / banyak

Generalisasi lebih sempit,lebih homogen

Sampel

Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasandana, tenaga

dan waktu,maka penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambildari populasi harus betul – betul representative

(mewakili).

36

Page 37: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Syarat Sampel

1. Representative; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan

karakteristik populasi.

2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.

3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.

Tujuan Pengambilan Sampel (Sampling)

1. Mereduksi objek penelitian

2. Ingin melakukan generalisasi

3. Menyederhanakan tugas penelitian

4. Efektivitas dan efisiensi

Langkah – Langkah Dalam Pengambilan Sampel

1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi

2. Penegasan sifat dan ciri populasi

3. Tentukan besarnya sampel

4. Tentukan teknik samplingnya

Teknik Sampling

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk dijadikan sampel.

a) Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian

Penggunaan tabel bilangan random

Sistematik random

b) Disproportionate Stratified Random Sampling

37

Page 38: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Strata berdasarkan usia

Strata berdasarkan jenjang pendidikan

Strata berdasarkan jenis kelamin

Strata berdasarkan status perkawinan

Strata berdasarkan status social ekonomi

Strata berdasarkan asal sekolah

Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan

c) Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsure yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional.

Harus proporsional sesuai dengan proporsinya masing – masing

d) Clusteriarea Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti

atau sumber data sangat luas. Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap,

yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya

menentukan orang – orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

Sampling berdasarkan pada kelompok – kelompok masyarakat :

Berdasarkan profesi / pekerjaan

Berdasarkan tempat tinggal

Berdasarkan tempat pekerjaan

Berdasarkan area / wilayah / daerah

2. Non Probability Sampling

Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi

untuk diplih menjadi sampel.

a) Quota Sampling

Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.

38

Page 39: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Mengambi l sampel yang punya karakteristik / ciri tertentu serta

jumlah quota / quota yang harus diambil (misalnya : mahasiswa semester V

dari berbagai PT yang kuliah sambil bekerja atau kuliah tapi sudah

berkeluarga). Dicari yang paling mudah dihubungi. (ciri – ciri yang dicari

tidak merupakan representasi dari populasi secara keseluruhan) .

Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada quota yang

diinginkan maka penenlitian dipandang belum selesai, karena belum

memenuhi quota yang ditentukan.

b) Accidental Sampling

Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu siapa

saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data.

Pengambilan sampel seketemunya saja

Tidak representative

Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti

Mudah dilakukan

Sulit untuk diambil generalisasi

Digunakan untuk menemukan suatu issu / hal – hal yang menjadi

topic pembicaraan msyarakat

c) Purposive Sampling

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok

digunakan untuk penenlitian kualitatif.

Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu

Memiliki ciri – ciri yang essensial dari populasi

39

Page 40: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah;

sampelnya dari orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.

Tidak terikat dengan jumlah sampel

d) Snow Ball Sampling

Snow ball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding

yang lama –lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,pertama – tama

dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman –

temannya untuk dijadikan sampel.

Dimulai dari kelompok kecil

Masing –masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)

untuk dijadikan sampel,

Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel,

begitu seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan

Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang

Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang

akrab.

e) Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi

relative kecil,kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,

dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f) Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi

yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu

nomor 1 sampai dengan nomor 100.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan

nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka

40

Page 41: Review Penelitian Pendidikan Kimia

yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, danseterusnya

sampai 100.

Pertimbangan – Pertimbangan Dalam Menentukan Teknik Sampling

1. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan – kesan umum dalam waktu singkat

2. Pengetahuan tentang populasi

3. Kesediaan seseorang untuk dijadikan sampel

4. Jumlah biaya yang tersedia

5. Besarnya target fasilitas yang tersedia

Besar Sampel

1. Tidak ada ketentuan yang pasti

2. Jika homogen, sampel tidak perlu banyak

3. Semakin heterogen populasi, jumlah smpel semakin banyak

4. Untuk penelitian di sekolah, biasanya diambil sampel kelas

Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.jumlah sampel

yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.

Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penenlitian itu akan diberlakukan untuk 1000

orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan

jumlah populasi tersebutyaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati

populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin

kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi

(diberlakukan umum).

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian ?

jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan

yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.

Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang

41

Page 42: Review Penelitian Pendidikan Kimia

diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar

jumlah anggota sampel yang diperlukan.

Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang

dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%.

Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya

adalah sebagai berikut :

Menentukan Anggota Sampel

Di dapan telah dikemukakan terdapat dua tekniksampling, yaitu probability

sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling

yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling,atau cara pengambilan

sampel secara acak.

Pengambilan sampel secararandom / acak dapat dilakukan dengan bilangan

random,computer, maupun dengan undian.bila pengambilan dilakukan dengan undian,

maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah

anggota populasi.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi

mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas

peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila

nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan

peluangnya menjadi tidak sama lagi. Missal nomor pertama tidak dikembalikan lagi

maka peluang berikutnya menjadi 1 : (100 – 1) = 1 / 99. Peluang akan semakin besar

bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap

tidak sah dan dikembalikan lagi.

42

Page 43: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Pertemuan Ke-6

HIPOTESIS PENELITIAN

Perumusan hipotesisis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,

setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu

diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang

bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesisi.

Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesisi

statistik. Hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika

penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.

Pengertian Hipotesis

Dugaan / jawaban sementara terhadap permasalahan / penelitian

Separuh kebenaran, kebenaran menurut teori, belum diuji secara empiris

Selalu ditempatkan setelah tinjauan pustaka dan biasanya didahului oleh anggapan

dasar

Manfaat Hipotesis

Menurut G.E.R. Brurough yaitu :

Hipotesis menghitung banyak sesuatu

Hipotesis tentang perbedaan

Hipotesis hubungan

Syarat-Syarat Hipotesis

Hipotesis harus menghubungkan atau membandingkan dua atau lebih variabel

Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan

Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya

43

Page 44: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Hipotesis harus didukung oleh teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli

atau hasil penelitian yang relevan.

Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas

Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan

Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak

terbukti ( pada akhir penelitian )

Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda bahwa data yang

trerkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian

berlangsung ).

Bentuk-Bentuk Hipotesis

Hipotesis Teoritis

Hipotesis Statistik

o Hipotesis Nol ( Ho )

o Hipotesis Alternatif ( Ha )

Hipotesis Mayor

Hipotesis Minor

Hipotesis Kerja Atau Hipotesis Alternatif

Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara variabel X dan Y, atau dengan adanya

perbedaan antara dua kelompok

Rumusan hipotesis kerja :

a. Jika ........ maka.................

b. Ada perbedaan antara .......... dan ........

Hipotesis Nol

Hipotesis yg menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel

Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti

44

Page 45: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Asas praduga tak bersalah

Kebalikannya adalah ha yang diuji adalah ho

Jika ho ditolak, ha diterima, dan sebaliknya.

Lambang Hipotesis Statistik

Hipotesis yg mengandung pengertian sama atau tidak sama

Ho : θ1 = θ2 Ho : θ1 <= θ2

Ha : θ1 = θ2 Ha : θ1 > θ

Ho : θ1 >= θ2

Ha : θ 1 < θ2

Hipotesis yg menyatakan hubungan

Ho : rho XY = 0

Ha : rho XY = 0

Ho : rho XY <= 0

Ha : rho XY > 0

Ho : rho XY >= 0

Ha : rho XY < 0

Cara Menguji Hipotesis

Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian

hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak data.

Hipotesis alternatif diubah menjadi hipotesis nol

Menggunakan kurva normal akan diperoleh dua daerah kritik ( daerah penolakan

hipotesis ) dan daerah non-signifikansi ( daerah penerimaan hipotesis )

Penyebab Gagal Ditolak-Nya Hipotesis Nol

45

Page 46: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Dari landasan teori

Kesalahan sampling

Kesalahan instrumen penel.

Kesalahan perhitungan

Kesalahan rancangan penelitian

Pengaruh variabel luar

Sumber Penemuan Hipotesis

Dari peneliti sendiri

Dari teori/pendapat orang lain

Hasil penelitian yg relevan

Jenis-Jenis Hipotesis

menyatakan hubungan 2 atau lebih variabel

menyatakan perbedaan/perbandingan 2 atau lebih variabel

menyatakan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain

Jenis – Jenis Kekeliruan Dalam Pengujian Hipotesis

Ada dua jenis kekeliruan:

1. Menolak hipotesis null yang seharusnya diterima dengan derajat kesalahan = α

(alpha). Maksudnya disini bahwa seorang peneliti mengajukan hipotesisnya

yang isinya sebenarnya benar namun saat pembuktian hipotesisnya ditolak.

Contoh : Belajar mempengaruhi prestasi. Dilapangan ternyata yang terjadi

sebaliknya bahwa anak – anak yang tidak belajar ternyata dapat lulus

2. Menerima hipotesis null yg seharusnya ditolak dengan derajat kesalahan =

ß (beta). Maksudnya disini bahwa seorang peneliti mengajukan hipotesis yang

sebenarnya salah tetapi saat pembuktian diterima.

Contoh : Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dilapangan terbukti bahwa anak

– anak yang tidak belajar ternyata dapat lulus.

Langkah-Langkah Dalam Pengujian Hipotesis

46

Page 47: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Jadikan hipotesis teoritis menjadi hipotesis statistik

Tulis lambang statistik dari hipotesis tersebut (ho dan ha)

Tentukan jenis uji statistiknya

Uji z, uji t, uji x2, uji f, atau uji lainnya

Tentukan derajat kesalahan atau alphanya.

Tentukan daerah penolakan ho nya

Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis

Setelah diuji, hipotesis mempunyai dua kemungkinan: Diterima atau ditolak

Jika diterima, maka hipotesis berubah menjadi tesis

Jika ditolak ada beberapa kemungkinan:

Teorinya yg keliru

Cara perumusan hipotesis yg keliru

Sampel yang keliru

Instrumen yang keliru

Teknik analisis data yang tidak cocok

Penelitian Tanpa Hipotesis

Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . Padahal hipotesis

hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua

variabel atau lebih.

Penelitian Evaluatif

Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu

sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.

Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak)

Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi dibandingkan penelitian tanpa

hipotesis

Anggapan Dasar / Asumsi Dasar

Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar

didalam memunculkan hipotesis

47

Page 48: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis

Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian

Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan

Contoh Penggunaan Asumsi Dasar

Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar siswa.

Asumsi Dasarnya:

o Setiap guru punya penampilan yg berbeda

o Prestasi belajar siswa bervariasi

o Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor

Karakteristik Hipotesis yang baik

Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan

variabel pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua

variebel atau lebih.

Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menmpulkan berbagai

penafsiran

Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.

48

Page 49: Review Penelitian Pendidikan Kimia

TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

SERTA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu :

1. kualitas instrumen penenlitian

2. kualitas pengumpulan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai :

1. Setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen,

dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain –

lain

2. Sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan.

a. sumber primer adalah sumber data yang berlangsung membnerikan data

kepada pengumpul data.

b. sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya orang lain arau lewat dokumen.

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena

hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung

sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan.

Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang

benar, kita sudah mendapatkan strategi dan  prosedur yang akan kita gunakan dalam

mencari data di lapangan. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang

dapat kita pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama ialah data sekunder dan yang

kedua ialah data primer.

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari

dan mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari

sumber asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan

cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan,

organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah;

49

Page 50: Review Penelitian Pendidikan Kimia

maka data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara

sumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian kita.

Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Data Sekunder

Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut  kita

tidak boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai

dengan tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai

berikut:

a) Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita

tentukan sebelumnya.

b) Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah

tetapi pada kualitas dan kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-

hati dalam memilih dan menggunakannya.

c) Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data

primer; oleh karena itu kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data

sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah

penelitian kita.

Kegunaan Data Sekunder

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung

untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan

melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company

profile atau data administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu

untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan

kita gunakan sebagai masalah penelitian.

b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah

dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data

sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi

lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti

untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian

50

Page 51: Review Penelitian Pendidikan Kimia

yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan

yang akan diteliti.

c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak

Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa

alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa

alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.

Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian

masalah akan menjadi jauh lebih mudah.

d. Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu

mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat

memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita

teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.

Strategi Pencarian data Sekunder

Bagaimana kita mencari data sekunder? Dalam mencari data sekunder kita

memerlukan strategi yang sistematis agar data yang kita peroleh sesuai dengan masalah

yang akan diteliti. Beberapa tahapan strategi pencarian data sekunder adalah sebagai

berikut:

a. Mengidentifikasi Kebutuhan

Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan

identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan dengan cara

membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah kita memerlukan data

sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti? 2) Data sekunder seperti

apa yang kita butuhkan? Identifikasi data sekunder yang kita butuhkan akan

membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.

b. Memilih Metode Pencarian

Kita perlu memilih metode pencarian data sekunder apakah itu akan dilakukan

secara manual atau dilakukan secara online. Jika dilakukan secara manual, maka

kita harus menentukan strategi pencarian dengan cara menspesifikasi lokasi data

yang potensial, yaitu: lokasi internal dan / atau lokasi eksternal. Jika pencarian

dilakukan secara online, maka kita perlu menentukan tipe strategi pencarian;

51

Page 52: Review Penelitian Pendidikan Kimia

kemudian kita memilih layanan-layanan penyedia informasi ataupun database yang

cocok dengan masalah yang akan kita teliti.

c. Menyaring dan Mengumpulkan Data

Setelah metode pencarian data sekunder kita tentukan, langkah berikutnya ialah

melakukan penyaringan dan pengumpulan data. Penyaringan dilakukan agar kita

hanya mendapatkan data sekunder yang sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat

kita abaikan. Setelah proses penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat

dilaksanakan.

d. Evaluasi Data

Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu, khususnya 

berkaitan  dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa kualitas

data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut dapat

kita gunakan untuk menjawab masalah yang akan kita teliti.

e. Menggunakan Data

Tahap terakhir strategi pencarian data ialah menggunakan data tersebut untuk

menjawab masalah yang kita teliti. Jika data dapat digunakan untuk menjawab

masalah yang sudah dirumuskan, maka tindakan selanjutnya ialah menyelesaikan

penelitian tersebut. Jika data tidak dapat digunakan untuk menjawab masalah, maka

pencarian data sekunder harus dilakukan lagi dengan strategi yang sama.

Memilih Metode Pengambilan Data

Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan, oleh karena

itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat dilakukan

secara a) manual, b) online dan c) kombinasi manual dan online.

a. Pencarian secara Manual

Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak mempunyai

data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, kita masih

perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa menjadi

sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia

dalam suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang

paling efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan

52

Page 53: Review Penelitian Pendidikan Kimia

literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti. Data sekunder dari sudut

pandang peneliti dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data internal__ data yang

sudah tersedia di lapangan; dan data eksternal__ data yang dapat diperoleh dari

berbagai sumber lain.

Lokasi Internal: Lokasi internal dapat dibagi dua sebagai sumber informasi yang

berasal dari database khusus dan database umum. Data base khusus biasanya berisi

informasi penting perusahaan yang biasanyan dirahasiakan dan tidak disediakan

untuk umum, misalnya, data akutansi, keuangan, sdm, data penjualan dan informasi

penting lainnya yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan

tersebut. Data jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan

pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut.

Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi perusahaan

dan boleh diketahui oleh umum. Data jenis ini biasanya dapat diketemukan di

perpustakaan kantor / perusaahaan atau disimpan dalam  komputer yang dapat

diakses secara umum. Data ini diperoleh dari luar perusahaan biasanya berbentuk

dokumen-dokumen peraturan pemerintah mengenai perdagangan, berita, jurnal

perusahaan, profil perusahaan dan data-data

Lokasi Eksternal: Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena biasanya data

ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-kantor pemerintah atau

swasta dan universitas, biro pusat statistik dan asosiasi perdagangan,  dan biasanya

sudah dalam bentuk standar yang mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar

pustaka, ensiklopedi, kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis

lainnya.

b. Pencarian secara Online

Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang

menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh

sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan

bisinis maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan,

peneliti dan pengguna lainnya dalam mencari data.

Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya

ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan

53

Page 54: Review Penelitian Pendidikan Kimia

komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat

mengakses secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c)

Kesesuaian: peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai

dengan mudah dan cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat

dalam memperoleh  informasi yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya.

Kriteria dalam Mengevaluasi Data Sekunder

Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:

Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan

waktu? Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan

data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi

untuk penelitian kita.

Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita?

Kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab

masalah yang sedang diteliti.

Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber

kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data

dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang

digunakan untuk mengumpulkan data tersebut.

Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder

tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu

menggunaknnya.

Pengumpulan Data Primer

a. Pengertian

Apakah data primer itu? Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli

atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam

bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilah

teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atau orang

yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

54

Page 55: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu.

Secara prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulan data

secara pasif dan pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode

tersebut ialah: yang pertama meliputi observasi karaktersitik-karakteristik elemen-

elemen yang sedang dipelajari dilakukan oleh manusia atau mesin; sedang yang

kedua meliputi pencarian responden yang dilakukan oleh manusia ataupun non-

manusia.

Koleksi data secara pasif bermanfaat untuk mendapatkan data dari manusia

ataupun tipe elemen studi lainnya. Kegiatannya meliputi melakukan observasi

terhadap karaktersitik-karakteristik tertentu indivual, obyek, organisasi dan entitas

lainnya yang menarik untuk kita teliti. Koleksi data secara aktif memerlukan

responden dalam mendapatkan data.

Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui,

yaitu: kerahasiaan,  struktur dan metode koleksi. Pertama, kerahasiaan mencakup

mengenai apakah tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak.

Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan untuk tujuan agar para responden tidak

memberikan jawaban-jawaban yang bias dari apa yang kita harapkan. Kedua,

struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau pencarian data dilakukan

secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara terstruktur jika

peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner dengan

pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu

dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan

dengan cara tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau

terstruktur. Ketiga, metode koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data.

b. Metode Pengumpulan Data Primer secara Pasif

Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan oleh manusia atau mesin. Jika

dilakukan oleh manusia dapat berbentuk 1) terstruktur dan bersifat rahasia, 2)

terstruktur dan bersifat terbuka, 3) tidak terstruktur dan bersifat rahasia, dan 4) tidak

terstruktur dan bersifat terbuka. Pembagian yang sama jika dilakukan oleh mesin.

Metode pengumpulan data yang dilaksanakan oleh manusia:

55

Page 56: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Terstruktur dan Bersifat Rahasia: metode ini mempunyai karakteristik, yaitu

pengumpulan dilakukan secara terstruktur atau resmi dan responden tidak diberi

informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan. Sekalipun demikian pihak

peneliti biasanya memberikan informasi mengenai tema atau topik yang akan

diteliti agar pihak responden tidak  bias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang ada di kuesioner.

Terstruktur dan Bersifat Terbuka: metode ini mempunyai karakteristik, yaitu

pengumpulan dilakukan secara  terstruktur atau  tingkat keformalannya tinggi dan

responden biasanya diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan.

Tujuannya ialah agar responden memberikan jawaban yang sesuai dengan tujuan

penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan bias hasil penelitian

dikarenakan tidak cocoknya data yang diperoleh.

Tidak Terstruktur dan Bersifat Rahasia: metode ini mempunyai karakteristik,

yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi dan

responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan.

Perbedaan dengan metode pertama ialah terletak pada sifat keformalan dalam

proses pengumpulan data di lapangan. Hal ini akan berdampak secara psikologis

memberikan keleluasaan pada responden dalam memberikan jawaban-jawaban

pertanyaan yang diberikan.

Tidak Terstruktur dan Bersifat Terbuka: metode ini mempunyai karakteristik,

yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak

peneliti memberikan informasi secara terbuka mengenai tujuan penelitiannya

sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah penelitiannya dan ini kan

mempengaruhi repsonden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti.

c. Metode Pengumpulan Data Primer secara Aktif

56

Page 57: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Metode pengumpulan data primer secara aktif meliputi beberapa diantaranya a)

wawancara secara langsung dengan repsonden, b) wawancara dengan responden

melalui telepon, c) wawancara dengan menggunakan surat, d) wawancara dengan

menggunakan surat elektronik.

TEKNIK PENYAJIAN DATA

Sebelum kita masuk ke berbagai macam metode dan teknik analisis, ada baiknya

kita mempelajari teknik-teknik penyajian data.  Teknik-teknik ini diperlukan untuk

memberikan gambaran umum informasi yang terkandung data.  Di samping itu, teknik

penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian.

Penyajian data yang umum digunakan adalah:

o Tabel

o Grafik

Penyajian dalam bentuk tabel memiliki beberapa jenis:

Tabel Ringkasan Data :

Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok.  Misalkan jika kita

memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata

pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya.  Dari tabel ini

ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Dalam

penyajian menggunakan tabel ringkasan ini, mungkin informasi akan lebih lengkap jika

tidak hanya menampilkan rata-rata (ukuran pemusatan data) saja.  Tambahan informasi

tentang simpangan baku akan memberikan pengetahuan yang lebih menyeluruh. Dari

tabel di atas bisa dilihat bahwa pendapatan keluarga berpendidikan SMA dan S1/S2/S3

lebih beragam dibandingkan yang lain.  Keluarga yang pendidikannya tidak sekolah

pendapatannya relatif sama, tapi keluarga yang pendidikannya SMA memiliki

pendapatan yang berbeda-beda.

Tabel Frekuensi :

Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada

berbagai kelompok.  Misalkan saja penelitian tentang partisipasi masyarakat suatu kota

dalam program Keluarga Berencana.  Kemudian kita ingin menyajikan gambaran

57

Page 58: Review Penelitian Pendidikan Kimia

pengguna berbagai macam alat kontrasepsi.  Dari tabel frekuensi ini kita bisa

mengetahui alat kontrasepsi apa yang paling banyak diminati oleh masyarakat. 

Seringkali tabel ini disajikan terurut berdasarkan frekuensi, dari yang terbesar ke yang

terkecil atau sebaliknya.

Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang :

Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih

peubah.  Misalnya jika kita ingin mengetahui frekuensi penduduk suatu kota

berdasarkan pendidikan, maka table frekuensi yang didapatkan adalah sebagai berikut

Dari tabel di atas informasi tambahan yang diperoleh antara lain, ternyata orang

yang pendidikannya S1/S2/S3 lebih menyuikai menggunakan pil atau kondom. 

Informasi seperti ini tidak tertangkap oleh tabel frekuensi.

Catatan yang perlu diperhatikan ketika membuat tabel adalah upayakan untuk

membuat nama kolom maupun baris sejelas mungkin.  Misalkan jika kolom itu berisi

pendapatan keluarga per bulan, maka jangan lupa menuliskan satuan dari pendapatan

itu.

Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi

menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika

dibandingkan dengan grafik.  Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih

menarik untuk dilihat juga mempermudah seseorang dalam membandingkan.

Grafik yang banyak digunakan adalah:

1.    Diagram Batang :

Diagram ini berupa batang-batang yang menggambarkan nilai dari masing-masing

kategori.  Diagram ini bisa diterapkan pada tabel ringkasan maupun tabel frekuensi

dan tabel kontigensi. 

2.    Diagram Lingkaran (Pie Chart) :

Diagram ini berupa lingkaran yang terbagi-bagi dalam beberapa bagian.  Masing-

masing bagian merupakan representasi dari berbagai kelompok, dan luas dari

bagian itu berdasarkan frekuensi masing-masing kelompok. 

58

Page 59: Review Penelitian Pendidikan Kimia

3.   Scatter Plot : Plot ini merupakan grafik yang digunakan untuk melihat hubungan

antara dua buah peubah numerik.  Misalkan kita ingin tahu hubungan antara usia

ibu ketika menikah dengan jarak antara menikah dan kelahiran anak pertama.  Dari

plot ini kita bisa melihat apakah pasangan yang menikah pada usia lebih tua

memiliki anak setelah menikah lebih lama dibandingkan pasangan yang usia ibu

ketika menikah masih lebih muda. 

4.   Time Series Plot : Plot ini digunakan untuk melihat perkembangan nilai suatu

peubah dari waktu ke waktu.  Misalkan kita ingin membuat gambaran

perkembangan peserta KB Mandiri dari tahun 1980 sampai 2000.

TEKNIK ANALISIS DATA

Dari berbagai macam teknik analisis data bisa dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok sesuai dengan kegunaannya.  Pengelompokan ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik Analisis untuk Menguji Hipotesis tentang Nilai Tengah Populasi.  Yang

termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, Uji Tanda (Sign Test) dan Uji Peringkat

Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Rank Test), Uji Proporsi

2. Teknik Analisis untuk Membandingkan Nilai Tengah Dua atau Lebih Populasi. 

Yang termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, ANOVA (Analysis of Variance),

Uji Mann-Whitney-Wilcoxon dan Uji Kruskal-Wallis, Uji Beda Proporsi

3. Teknik Analisis untuk Melihat Hubungan Dua atau Lebih Peubah.  Yang termasuk

di dalamnya adalah Korelasi Pearson, Korelasi Peringkat Spearman, Regresi

Linear, Regresi Logistik, Tabel Kontingensi (Uji Khi-Kuadrat), ANOVA.

4. Teknik Analisis untuk Melakukan Pendugaan.  Yang termasuk didalamnya adalah

segala bentuk analisis regresi.

1. Teknik analisis untuk menguji hipotesis tentang nilai

tengah populasi

Hipotesis nilai tengah (atau rata-rata) merupakan suatu pernyataan tentang besarnya

nilai tengah suatu populasi yang ingin diuji kebenarannya.  Misalnya sebuah perusahaan

59

Page 60: Review Penelitian Pendidikan Kimia

air mineral mengklaim bahwa pada setiap botol produknya berisi air mineral sebanyak

500 ml.  Atau sebuah perusahaan lampu bohlam menyatakan bahwa rata-rata lama

hidup lampu bohlam produknya adalah 3000 jam.

Pernyataan-pernyataan di atas merupakan pernyataan yang masih memungkinkan untuk

di uji kebenarannya.  Pihak departemen perindustrian atau mungkin YLKI tidak

langsung mempercayai apa yang dikatakan oleh produsen air mineral tersebut.  Prosedur

pengujian yang dilakukan adalah, dengan mengambil beberapa botol air mineral dari

berbagai tempat (secara acak) kemudian mengukur volume air di setiap botol.  Dari data

yang diperoleh kemudian akan dibuat kesimpulan, mendukung atau tidak mendukung

apa yang telah diklaim oleh produsen.  Jika dari 100 bohlam yang diukur ketahanannya

hanya memiliki rata-rata lama hidup 1000 jam, maka ini berarti tidak mendukung apa

yang diucapkan produsen. Beberapa prosedur analisis yang bisa digunakan untuk tujuan

ini adalah :

Uji t-Student, uji ini digunakan untuk data yang bertipe numerik; misalnya volume air,

lama hidup bohlam; yang diasumsikan memiliki sebaran normal.  Uji ini menghasilkan

apa yang disebut statistik uji t-hitung dengan basis penghitungan adalah selisih antara

rata-rata yang didapat dari data dengan rata-rata yang dihipotesiskan, dan dibandingkan

dengan nilai t-tabel dengan derajat bebas n-1, n adalah ukuran sampel.

Uji Tanda, uji tanda (sign test) ini adalah uji yang bisa diterapkan pada data yang

bertipe minimal ordinal; misalnya volume air, lama hidup bohlam, nilai ujian, IQ,

tingkat kesetujuan; dan tidak ada asumsi sebaran (non-parametrik).  Dengan

menggunakan uji ini, data ditransformasi menjadi dua + (plus) jika nilainya lebih besar

dari nilai yang dihipotesiskan, dan – (minus) jika nilai datanya lebih kecil dari nilai

yang dihipotesiskan.  Dengan melihat banyaknya tanda + dan – ini, diputuskan apakah

menerima atau menolak hipotesis.

Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon, uji ini memiliki syarat seperti halnya uji tanda. 

Basis pembandingan yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menyelisihkan

setiap data dengan nilai yang dihipotesiskan, kemudian membuat peringkat dari selisih

tersebut.  Selanjutnya dari nilai-nilai peringkat inilah diputuskan untuk menerima atau

menolak suatu hipotesis. 

60

Page 61: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Uji Proporsi, uji ini diterapkan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam bentuk

proporsi.  Misalkan benarkah ada 50% warga yang mendukung pemberlakuan undang-

undang perpajakan yang baru ?  Jadi data yang ada terdiri atas dua nilai; benar-tidak, ya-

tidak, laki-laki-perempuan, ikut-tidak ikut.  Basis pengujiannya adalah proporsi yang

dieproelh dari data dibandingkan dengan proporsi yang dihipotesiskan.  Jika bedanya

jauh maka hipotesis itu tidak didukung oleh data.

2. Teknik untuk membandingkan nilai tengah dua populasi

atau lebih

Dalam banyak kesempatan, ingin diketahui ada tidaknya perbedaan nilai tengah

(atau rata-rata) dua populasi atau lebih.  Misalnya seorang bupati menyatakan bahwa

penduduk yang tinggal di kabupatennya memiliki tingkat kesadaran politik yang lebih

tinggi dari kabupaten lain.  Atau sebuah perusahaan mobil menyatakan bahwa mobil

yang diproduksi di pabriknya, memiliki efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih

baik dari produknya yang lama.

Tahapan pengujian yang dilakukan adalah dipilih beberapa orang dari kabupaten

tersebut dan diukur kesadaran politiknya, kemudian dipilih juga beberapa orang dari

kabupaten lain dan diukur kesadaran politiknya.  Dari data kedua kabupaten ini

diputuskan diterima atau tidak apa yang telah dinyatakan oleh sang bupati.  Pada kasus

kedua, mungkin diuji beberapa mobil produksi baru dan mobil produksi lama, kemudian

dibandingkan.

Populasi yang dimaksud di sini memiliki pengertian yang luas, bukan hanya berupa

fisik.  Misalnya saja ingin dibandingkan keefektifan 3 metode pengajaran; metode

pengajaran ini merupakan populasi yang abstrak.  Sehingga bentuk datanya diperoleh

dari semacam percobaan.  Beberapa orang diikutsertakan dalam kelas metode 1,

beberapa orang lain diikutsertakan dalam kelas dengan metode 2, dan beberapa orang

lain diikutsertakan dalam kelas metode 3.  Pada awal percobaan, setiap orang memiliki

kondisi yang sama.  Dari data ketiga kelas, akan diketahui seperti apa perbedaan

efektifitas ketiga pengajaran. 

Beberapa analisis yang bisa digunakan untuk tujuan ini adalah :

61

Page 62: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Uji t-Student,  uji ini hanya bisa digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua

populasi yang diasumsikan memiliki sebaran normal.  Dasar pengujian dari analisis ini

adalah selisih rata-rata contoh yang diambil dari populasi pertama dengan rata-rata

contoh dari populasi kedua.  Berdasarkan nilai selisih ini akan diperoleh keputusan

menganggap sama atau berbeda kedua nilai tengah tersebut.

 ANOVA, Analysis of Variance digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua atau

lebih populasi, dengan asumsi menyebar normal.  Dasar pengujian dengan analisis ini

adalah ada atau tidaknya keragaman antar nilai tengah.  Jika keragaman nilai tengah

kecil, maka dikatakan nilai-nilai tengah itu tidak berbeda, tetapi jika ragamnya besar

maka berarti nilai-nilai tengah itu berbeda.

 Mann-Whitney,  analisis ini hanya digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua

populasi, dan tidak ada asumsi sebaran.  Dasar pengujiannya adalah peringkat dari nilai-

nilai data.  Jika tidak ada perbedaan nilai tengah maka apabila data kedua populasi

dicampur dan diperingkatkan, maka rata-rata peringkat keduanya tidak akan berbeda. 

Artinya data yang bernilai kecil atau besar tidak hanya berasal dari salah satu populasi,

namun tersebar merata di keduanya.

 Kruskal-Wallis,  analisis ini adalah perluasan dari uji Mann-Whitney, dan bisa

diterapkan untuk lebih dari dua populasi, dan tidak ada asumsi sebaran data.

 Uji Beda Proporsi,  pengujian ini digunakan untuk melihat perbedaan proporsi dua

populasi.  Misalnya ingin dibandingkan proporsi keluarga yang mengikuti program KB

di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.  Pengujian in berbasis pada selisih

proporsi dari sebuah populasi dengan populasi lain.

3. Teknik analisis untuk melihat hubungan dua atau lebih

peubah

Sepintas ilustrasi tentang hal ini sudah diberikan ketika kita membahas tabel

kontingensi, yaitu antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi.  Hubungan

antara dua peubah atau lebih, seringkali merupakan hal yang selalu ada dalam suatu

penelitian.  Ada dua jenis hubungan yang harus dibedakan sejak awal, yaitu hubungan

yang sekedar asosiasi yang didukung hanya oleh data yang ada dan hubungan yang

bersifat sebab akibat yang didukung dengan logika dan teori.

62

Page 63: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Ketika kita membahas hubungan jenis yang pertama, dua peubah memiliki

kedudukan yang sama, tidak ada peubah yang satu mendahului peubah yang lain. 

Namun pada hubungan sebab akibat ada peubah yang diposisikan sebagai sebab

(peubah penjelas, peubah bebas, peubah independen) dan ada yang menjadi akibat

(peubah respon, peubah tak bebas, peubah dependen).  Peubah bebas biasanya

dilambangkan X, sedangkan peubah tak bebas Y.

Analisis hubungan dua peubah ini tergantung pada tipe dari peubah yang terlibat,

apakah bertipe kategorik dan bertipe numerik, serta bentuk dari hubungan yang akan

dibuat.  Berikut disajikan tabel yang memberikan alat analisis apa yang bisa diterapkan

pada berbagai tipe data :

  Numerik Kategorik

Numerik Korelasi Pearson, Korelasi

Spearman, Regresi Linear

ANOVA, tabel

ringkasan

Kategorik Regresi Logistik Tabel Kontingensi

Penjelasan singkat mengenai alat analisis di atas adalah sebagai berikut:

Korelasi Pearson, korelasi ini sering juga disebut sebagai korelasi produk-momen atau

korelasi saja.  Besarnya koefisien menggambarkan seberapa erat hubungan linear antara

dua peubah, bukan hubungan sebab akibat.  Peubah yang terlibat dua-duanya bertipe

numerik, dan menyebar normal jika ingin pengujian terhadapnya sah. 

Notasi dari koefisien korelasi ini adalah r yang besarnya antara –1 hingga 1.  Jika r < 0

maka dikatakan berkorelasi negatif, artinya jika nilai salah satu peubah semakin besar

maka peubah yang lain akan semakin kecil.  Misalnya hubungan antara lama belajar

dengan lama menonton TV.  Sebaliknya jika r > 0 dikatakan terjadi hubungan linear

yang positif.  Misalnya pendapatan dengan konsumsi.  Jika r = 0 dikatakan tidak

berkorelasi tetapi bukan berarti tidak berhubungan.  Mungkin berhubungan namun tidak

linear.  Semakin dekat nilai r dengan 1 atau –1 maka semakin erat hubungan linear antar

peubah tersebut. 

Korelasi Spearman, koefisien ini mirip saja dengan korelasi Pearson, hanya saja dalam

pengujian tidak mensyaratkan adanya asumsi sebaran normal.  Di samping itu data yang

digunakan bisa saja berupa data numerik yang merupakan pengkodean dari data

63

Page 64: Review Penelitian Pendidikan Kimia

ordinal.  Misalkan hubungan antara pendapatan (numerik) dengan tingkat kesadaran

politik (ordinal).  Kesadaran politik dinyatakan sebagai sebuah bilangan terurut

berdasarkan tingkat kesadarannya.

Regresi Linear, dalam analisis ini sudah jelas mana sebagai Y dan mana sebagai X. 

Hubungan antara Y dengan X di tuliskan sebagai :

Y = a + bX

Interpretasi dari b adalah besarnya perubahan Y jika X naik satu satuan.  Sedangkan a

adalah besarnya nilai Y ketika X bernilai 0.  Umumnya a disebut sebagi intersep dan b

sebgai kemiringan/slope/gradien garis regresi. 

Ukuran kebaikan model regresi dinyatakan sebagai R2 (koefisien determinasi), yang

besarnya dari 0% hingga 100%.  Semakin mendekati 100% maka model regresi yang

didapatkan semakin baik.  Data yang bisa dianalisis dengan regresi linear adalah Y dan

X yang bertipe numerik, dan memiliki sebaran normal.

 ANOVA, Pada bagian sebelumnya dijelaskan bahwa ANOVA bisa digunakan untuk

membandingkan nilai tengah dari dua atau lebih populasi.  Dalam berbagai kondisi,

analisis ini juga bisa diinterpretasikan untuk melihat pengaruh peubah yang bertipe

kategorik (bukan numerik) terhadap peubah yang bertipe numerik.  Misalnya ingin

dilihat hubungan, tepatnya pengaruh, dari lokasi toko terhadap kemajuan usaha (diukur

dalam rupiah).  Jika ada perbedaan kemajuan usaha antara toko di perumahan dan toko

di tempat wisata, bisa dikatakan bahwa ada hubungan antara kemajuan usaha dengan

lokasi toko.

 Tabel Ringkasan, tabel ini juga sudah dibahas pada bagian sebelumnya.  Dengan tabel

ini juga bisa dibahas hubungan antar peubah.  Misalnya jika kita ringkas rata-rata

pendapatan kepala keluarga berdasarkan pendidikannya, seperti pada contoh

sebelumnya,  kita bisa mengetahui hubungan antara keduanya.  Apakah semakin tinggi

pendidikan, tingkat pendapatannya juga semakin besar.

Tabel Kontingensi, mengulang pembahasan tentang teknik penyajian data, tabel

kontingensi bisa digunakan untuk melihat hubungan dua peubah kategorik.  Pada

contoh sebelumnya diberikan tabel kontingensi antara pendidikan dan penggunaan alat

kontrasepsi.  Dari tabel kontingensi ini bisa dibuat kesimpulan apakah ada hubungan

antara pendidikan seseorang dengan alat kontrasepsi apa yang mereka sukai.  Untuk

64

Page 65: Review Penelitian Pendidikan Kimia

menegaskan pembahasan dari tabel kontingensi, dilakukan pengujian formal yang

dikenal dengan uji Khi-Kuadrat (Chi-Square Test)

Regresi Logistik, tipe data dalam analisis ini kebalikan dari tipe data pada ANOVA. 

Yang menjadi peubah bebas (X) bisa bertipe numerik maupun kategorik, sedangkan

yang menjadi peubah tak bebas (Y) bertipe kategorik.  Hasil dari analisis ini berupa

peluang sebuah objek masuk ke dalam suatu kategori jika diketahui berbagai nilai

peubah X-nya.

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Pada bagian ini akan dibicarakan 3 (tiga) hal pokok, yaitu cara mengolah data,

menganlisa dan menentukan teknik analisa statistiknya.

1. Pengolahan Data

Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Editing Data: Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan

klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah

terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai

apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau

teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini

diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses

analisa sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan

berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat

digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi

mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan

digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap

sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan

dalam penelitian tersebut.

b. Pengembangan Variabel: Yang dimaksud dengan pengembangan variable ialah

spesifikasi semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam

65

Page 66: Review Penelitian Pendidikan Kimia

data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variable yang

diperlukan  sudah termasuk dalam data. Jika belum ini berarti data yang

terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua variable yang sedang

diteliti.

c. Pengkodean Data: Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk

menterjemahkan data  kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.

Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan,

misalnya komputer dan analisa berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam

bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam

komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk

digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalisa

dengan menggunakan software SPSS?

Contoh pemberian kode data ialah, misalnya pertanyaan di bawah ini yang

menggunakan jawaban “ya” dan “tidak” dapat diberi kode 1 untuk “ya” dan 2

untuk ”tidak”

Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini?

Jawaban: a. ya              b. tidak

Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka

jawaban “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, ”setuju” dan “setuju

sekali” dapat diberi kode 1,2,3,4 dan 5 untuk masing-masing jawaban.

Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara  mengenai tariff telepon saat ini?

Jawaban: a. sangat tidak setuju  b. tidak setuju c. netral d. setuju  e. setuju sekali

Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan

sebesar Rp. 3,500.000;00 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per

bulan; pengkodean tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric.

d. Cek Kesalahan: Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum

dimasukkan kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah

sebelumnya sudah diselesikan tanpa kesalahan yang serius.

e. Membuat Struktur Data: Peneliti membat struktur data yang mencakup semua

data yang dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer.

66

Page 67: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Penyimpanan data kedalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data

disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya?

2)apakah ada data yang hilang / rusak dan belum dihitung? 3)  bagaimana

caranya mengatasi data yang hilang atau rusak? 4) sudahkan pemindahan data

dilakukan secara lengkap?

f. Cek Preanalisa Komputer: struktur data yang sudah final kemudian

dipersiapkan untuk analisa komputer dan sebelumnya harus dilakukan

pengecekan preanalisa komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan

data.

g. Tabulasi: Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden

dengan cara tertentu. Tabulasi juga  dapat digunakan untuk menciptakan statistik

deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi

silang. Di bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi

silang:

Menyusun Proposal Penelitian

1. Proposal Penelitian Kuantitatif

Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif.

I. Pendahuluan

a) Latar Belakang

b) Identifikasi Masalah

c) Batasan Masalah

d) Rumusan Masalah

e) Tujuan Penelitian

f) Kegunaan Hasil Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

a) Deskripsi Teori

b) Kerangka Pikiran

c) Hipotesis

III. METODOLOGI PENELITIAN

a) Metode

67

Page 68: Review Penelitian Pendidikan Kimia

b) Populasi Dan Sampel

c) Teknik Pengumpulan Data

d) Teknik Analisis Data

e) Jadwal Penelitian

PENDAHULUAN.

a. Latar Belakang Masalah

Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti,

tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standart keilmuan maupun

aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dalam data. Peneliti juga perlu

menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti.

b. Identifikasi Masalah

Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang

akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah satu dengan

masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel dependen.

c. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori, dan supaya penelitian lebih

mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja.

d. Rumusan Masalah

Dinyatakan dalam kalimat tanya, jelas, dan spesifik. Dapat berbentuk rumusan

masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.

e. Tujuan Penelitian

Tujuan disini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan.

Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan

penelitian.

f. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :

Kegunaan untuk mengembangkan ilmu / kegunaan teoritis.

Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang

ada pada obyek yang diteliti.

68

Page 69: Review Penelitian Pendidikan Kimia

TINJAUAN PUSTAKA

a) Deskripsi Teori

adalah teori – teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang

variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara

terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen

penelitian.

b) Kerangka Berfikir

Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah didentifikasikan sebagai masalah yang penting.

c) Hipotesis Penelitian

Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah

penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah

rumusan masalah dan kerangka berfikir.

METODOLOGI PENELITIAN

a) Metode Penelitian

Dibagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah

metode survey atau eksperimen.

b) Populasi dan Sampel

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan

sebagai sumber data.

c) Instrumen Penelitian

Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung variabel yang diteliti. Bila

variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan mengggunakan lima instrumen.

d) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yang digunkan harus yang paling tepat,

sehingga betul – betul didapat data yang paling valid dan reliabel. Jangan semua

teknik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan.

e) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan.

69

Page 70: Review Penelitian Pendidikan Kimia

f) Jadwal Penelitian

Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan

dilaksanakan.

PENELITIAN TIDAKAN KELAS

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK

berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas

(silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau

mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai

berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau

metedologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sma dari seorang guru.

Makna ” Kelas” dalam PTK

Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain

sebagai berikut :

1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik

mengikuti proses pembelajran dikelas/ lapangan/ laboraturium/ bengkel, ketika

sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari , ataun sedang megikuti

kerja bakti di luar sekolah.

70

Page 71: Review Penelitian Pendidikan Kimia

2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di

kelas, sedang membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang

mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai

bahan yang ditugaskan kepada siswa.

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang

mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah

guru, siswa atau keduanya.

5. Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait

dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana

pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang

melingkungi siswa di rumahnya.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat

diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas

merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk

tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya

cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal,

pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penetaan peralatan milik

siswa dan sebagainya.

Masalah yang dikaji melalui PTK

Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang

sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut :

1. Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas,

kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain.

2. Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan,

pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran.

3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi

perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri.

71

Page 72: Review Penelitian Pendidikan Kimia

4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan

prosedur pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran

(misalnya penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya

penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).

5. Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan

pola berfikir ilmiah dalam diri siswa.

6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media,

perpustakaan dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

7. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah

evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument asesmen berbasis

kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.

8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi

pokok; interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan belajar.

Tujuan PTK

Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjadi di dalam

kelas dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan

dengan tindakan yang dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.

3. Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan

oapembelajran secara berkelanjutan (sustainable)

Luaran Penelitian Tindakan kelas

Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau

perbaikan mutu proses dan hasil pemebelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut :

72

Page 73: Review Penelitian Pendidikan Kimia

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu

belajar dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang

digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.

6. peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Ciri Khusus Penelitan Tindakan

Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu

dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk

memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang

sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut

dilakakan dalam rangkaian siklus kegiatan.

Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut :

1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk

memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari ahsil

penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan actual

yang terjadi dalm pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada

masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.

3. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam

mengenai hal-hal yang terjadi d idalam kelas.

4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa,

dan lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan

tindakan(action).Kerja sama (kolaborasi) anatar guru dan peneliti sangat penting

dalam bersama menggali mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama

pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian

73

Page 74: Review Penelitian Pendidikan Kimia

(melaksanakan tindakan, observasi, merekan data, evaluasi dan reflaksi),

menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyususn laporan akhir.

5. PTK dilakukan hanya apabila ada :

Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan

Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru

Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan

Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah

masalah.

Menyusun Usulan PTK

Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya

disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu

mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah

pertamam dari kerja penelitian.

Pada umumnya usulan PTK terdiri atas:

1. Judul PTK

Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan

masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian

(terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses,

masukan atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan ).

Bab kajian atau Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang

menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.

Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rencana dan prosedur

penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur

pelaksanaan tindkan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur reflekdi hasil

penelitian).

74

Page 75: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana

pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan

penelitian dan kelayakan pembiayaan).

2. Isi usulan penelitian

Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Judul Penelitian

Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya

ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan

bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya

di bawah judul dituliskan pula subjudul. Subjud ditulis untuk menambahkan

keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya dimana penelitian

dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh judul

PTK:

1. Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika

melalui penerapan model pembelajaran generatif.

2. Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika.

3. Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata

pelajaran Fisika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman

konsep.

4. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran

Fisika melalui penerapan Cooperative Learning.

b. Pendahuluan

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.

Untuk itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar

belakang penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:

1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang

terjadi di sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari

pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga

75

Page 76: Review Penelitian Pendidikan Kimia

kependidikan lainnya di sekolah, maka jelaskan pula proses atau kondisi yang

terjadi.

2. Masalah yang akan diteliti merupkan sebuah masalah penting dan mendesak

untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat, dari sgi ketersediaan

waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian

tersebut.

3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar

penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan

(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

c. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara

pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.

Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan

penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi,

asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah

sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan

yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan

indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya.

Pemecahan Masalah: Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk

memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab

masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas.

Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab

permasalahan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

1. Tujuan Penelitian: Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian

yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang

dikemukakakn. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga

dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.

2. Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap

kualitas pendidikan dan /atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi

siswa, guru, maupun komponen pendidikan disekolah lainnya. Kemukakan

inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini. Untuk memudahkan dalam

76

Page 77: Review Penelitian Pendidikan Kimia

menuliskan secara rinci hal-hal diatas, disarankan untuk terlebih dahulu

menetapkan pokok-pokok pikirannya.

d. Kajian pustaka

Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan

yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori,

temuan, dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk

mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk

menyususn kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam

penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang

menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan.

e. Rencana dan Prosedur Penelitian.

Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara

jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan

siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan

yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus

diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat jugas jadwal kegiatan

belajar di sekolah.

Siklus 1

Perencanaan:

Identifikasi Masalah

Dan Penetapan

Alternatif Pemecahan

Masalah

Merencanakan Pembelajaran Yang

Akan Diterapkan Dalam Pbm

Menentukan Pokok Bahasan

Mengembangkan Skenario

Pembelajaran

Menyusun Lkm

Menyiapkan Sumber Belajar

77

Page 78: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Mengembangkan Format Evaluasi

Mengembangkan Format Observasi

Pembelajaran

Tindakan Menerapkan Tindakan Mengacu Pada

Skenario Dan Lkm

Pengamatan Melakukan Observasi Dengan Memakai

Format Observasi

Menilai Hasil Tindakan Dengan

Menggunakan Format Lkm

Refleksi Melakukan Evaluasi Tindakan Yang Telah

Dilakukan Yang Meliputi Evaluasi Mutu,

Jumlah Dan Waktu Dari Setiap Macam

Tindakan.

Melaukan Pertemuan Untuk Membahas Hasil

Evaluasi Tentang Skenario Lkm, Dan Lain-

Lain.

Memperbaiki Pelaksanaan Tindakan Sesuai

Hasil Evaluasi, Untuk Digunakan Pada Siklus

Berikutnya

Evaluasi Tindakan 1

Siklus Ii Perencanaan Identifikasi Masalah Dan Penetapan

Alternatif Pemecahan Masalah

Pengembangan Program Tindakan II

Tindakan Pelaksanaan Program Tindakan II

Pengamatan Pengumpulan Data Tindakan II

Refleksi Evaluasi Tindakan II

Siklus-Siklus Berikutnya

Kesimpulan, Saran, Rekomendasi

78

Page 79: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Permasalahan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

1. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga, yaitu:

a) PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru

dan siswa dalam berbagai tindakan.

b) Kegiatan refleksi (perenungan,pemikiran, dan evaluasi) dilakukan

berdasarkan pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap

dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan

masalah yang terjadi.

c) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan

dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik

pembelajaran).

Prinsip PTK: ”Tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan

rinci dan matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar

ada dan dihadapi oleh guru dan seterusnya”.

2. Siklus Kegiatan PTK

PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat

empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang

digambarkan sebagai berikut:

79

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaann tindakan I

Refleksi IPengamatan atau

pengumpulan data

Page 80: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Siklus I

Siklus II

3. Rincian kegiatan PTK

a. Perencanaan

Pada tahapan ini terdiri dari kegfiatan sebagai berikut:

Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat

dimengerti masalah apa yang akan diteliti.

Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut

dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.

Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun

kalimat pernyataan.

Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban

berupa hipotesis tindakan.

Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan

menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen

pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator

keberhasilan itu.

Membuat secara rinci rancangan tindakan.

b. Tindakan

Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan

tindakan tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario

80

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi IIPengamatan /pengumpulan data II

Apabila masalah belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Page 81: Review Penelitian Pendidikan Kimia

tindakan yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara

tertulios. Rincian tindakan itu menjelaskan tentang :

Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan,

Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.

Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan

cara menggunakannya

Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan

data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana

menggunakannya.

c. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap ini, peneliti ( atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan

dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung. Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b.

rubrik,c. lembar observasi, dan catatan yang dipakai untuk memeperoleh data

secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperrti

aktifitas sisiswa di dalam kelas selama peemberian tindakan berlangsung. Data

yang telah dihibungkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data

yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah

penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal berbagai

teknik.analisis statistika dapat digunakan.

No Indikator keberhasilan

PTK

Rincian atau sub indikator

keberhasilan :

Siswa mampu….

1 Semakin efektifnya

waktu belajar oleh

mahasiswa

menggunakan waktu konsultasi dengan

dosen secara teratur.

Menyelesaikan tugas tepat waktu

Menggunakan waktu secar efektif dan

efisien untuk mengerjakan tugas

81

Page 82: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Menunjukkan kemajuan dari waktu ke

waktu

2 Semakin efektifnya

kegiatan belajar

mahasiswa dengan

pihak lain

belajar/diskusi dengan teman tentang

tugas yang diberikan.

Belajar/diskusi dengan orang lain

yang memilki kecakapaan sesuai dengan

tugas yang telah diberikan

Belajar melalui media pembelajaran

lain (internet,perpustakan dan lain-lain)

dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan.

3 Semakin efektifnya

kegiatan PBM yang

dilakukan oleh

mahasiswa.

belajar dalam kelompok

mengembangkan data dan bahan secara

mandiri

mengembangkan sifat kolaboratif satu

dengan yang lain

mengkonstruksi, konstibusi, dan

melakuakn sintesis informasi.

Belajar yang diarahkan oleh dan untuk

diri sendiri

Bekerja secara mandiri

4 Meningkatnya

kemampuan melakukan

penilaian terhadap diri

sendiri

Berupaya melakukan penilaian mandiri

terhadap target waktu penyelesaian tugas

yang telah ditetapkan

Melakukan penilaian mandiri terhadap

kuantitas dan kualitas tugas yang telah

dikerjakan

d. Refleksi

82

Page 83: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan

atas tindakan yang dilakukan

4. Menyususn Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Proses penyusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin

mencatat apa saja yang telah dilakukan. Bagaimana Rincian Dari Setiap Bagian

Laporan

Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :

a) Abstrak

b) Pendahuluan

c) Kajian pustaka

d) Pelaksanaan penelitian

e) Hasil penelitian dan pembahasan

f) Kesimpilan dan saran

g) Daftar pustaka

h) Lampiaran-lampiran

83

Page 84: Review Penelitian Pendidikan Kimia

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D)

Konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan

atau Research and Development (R&D) adalah  suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah

ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda

atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas

atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program

komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau

laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,

evaluasi, manajemen, dll.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat

analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat

berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan

produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa

multy years). Penelitian Hibah Bersaing, adalah penelitian yang menghasilkan produk,

sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.

Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada

pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru

84

Page 85: Review Penelitian Pendidikan Kimia

berkenaan dengan fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik

pendidikan. Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan

melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan

dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan

secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain

melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya

mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham

model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka,

menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang baik menuntut

penelitian pengembangan.

Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus

kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya

kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian

terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan

dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang baik yang akan dihasilkan

apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, Dalam pelaksanaan penelitian dan

pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif,

evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian

awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:

(1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan

dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna,

seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-

faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang

akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan

lingkungan.

Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan

suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan

uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan

temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Metode

eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.

85

Page 86: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran

tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding.

Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga

pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen

dan kelompok kontro dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil

eksperimen men pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan

dari produk yang dihasilkan.

Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi

instruksional atau teknologi pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem

instruksional atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk

mengembangan model-model: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program

pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk

mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran.

Penggunakan strategi penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional

banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran,

teknologi, kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segi

software, hardware, teknoware maupun manage ware.

Metode penelitian dan pengembangan ini telah banyak digunakan pada bidang-

bidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat

elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-

alat kedokteran, bagunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang moderen

diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Tapi juga model ini

juga bisa digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi,

pendidikan, manajemen, dan lain-lain.

Langkah-langkah Penelitian Pengembangan

Menurut Borg dan Gall (1989) ada  langkah pelaksanaan strategi penelitian dan

pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu an untuk menguji

keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan

pengembangan adalah :

86

Page 87: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Potensi dan Masalah- Pengumpulan data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi

Desain – Ujicoba Produk – Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal

Potensi dan masalah

Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala

sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang

diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan

pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan

sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat

dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat.

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data

empirik.

Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang

terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat

ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat

digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu

dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan

untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis

yang memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk

model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar

konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang

mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi

literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi

pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta

keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui

langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.

87

Page 88: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat

bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti

program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum,

implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria yang harus

dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.

1. Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?

2. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan

kepraktisan?

3. Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

dalam mengembangkan produk ini?

4. Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?

Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-

macam. Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat

dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi,

menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Desain produk

harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai

pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk

memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum

terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.

Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,

dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau

tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian

berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga

ahli  yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat

diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum

diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan

desain tersebut, berikut keunggulannya.

88

Page 89: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya .

maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk

dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah

peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

Uji coba Produk

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus

dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.

Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan

efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.

Revisi Produk

Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja

sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat

signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan

Ujicoba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu

penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan

dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru

tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk

perbaikan lebih lanjut.

Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan

dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi

bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.

Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan

efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk

mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila

89

Page 90: Review Penelitian Pendidikan Kimia

berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan

memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.

Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi

Penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan

pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis besar dikembangkan oleh Sukmadinata

dan kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan

Model, dan ke 3) Uji Model.

Studi Pendahuluan

Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk

pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua

survai lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draf model (karena yang

dikembangkan umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk

mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model

yang akan dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model pembelajaran bagi

pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD kelas tinggi, studi kepustakaan

difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori tentang model-model pembelajaran bahasa,

khususnya dalam pengembangan berkomunikasi. Studi kepustakaan juga mengkaji

perkembangan, karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam

kemampuan berkomunikasi. Selain dari itu studi kepustakaan juga mengkaji hasil-hasil.

penelitian terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa dan berkomunikasi.

Draf model tersebut selanjutnya direvisi dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh

para ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa Indonesia, dan

beberapa guru SD senior yang punya pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan

bahasa Indonesia. Berdasarkan masukan-masukan dari pertemuan reviu di atas, tim

peneliti mengadakan penyempurnaan draf model tersebut. Draf yang  telah

disempurnakan, digandakan sesuai dengan kebutuhan.

Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas

Selesai kegiatan pada tahap pertama Studi Pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan

tahap kedua, Uji Coba Pengembangan Produk pendidikan (model pembelajaran

90

Page 91: Review Penelitian Pendidikan Kimia

komunikatif). Dalam tahap ini ada dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba

terbatas dan langkah kedua uji coba lebih lugas.

Penyusunan satpel. Sebelum uji coba dilaksanakan keenam guru yang mengajar di kelas

5 dan 6 tersebut diundang untuk bersamasama menyusun satpel Bahasa Indonesia

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran komunikatif. Kerangka satpel

mengikuti format yang berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang dikembangkan dan

langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model pembelajaran

komunikatif.

Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba

melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan

pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan

guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemalian, kesalahan dan penyimpangan

yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan

terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu

pertemuan, peneliti mengadakan diskusi dengan guru membicarakan apa yang sudah

berjalan, terutama kekurang/kelemahan dan kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.

Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya

atau mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Peneliti mengadakan memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model

pembelajaran yang digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para peneliti

mengadakan pertemuan membicarakan temuantemuan dari uji coba. Berdasarkan

temuan-temuan tersebut peneliti mengadakan penyempurnaan terhadap model

pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada perubahan yang sangat berarti dalam draf

model pembelajaran tsb., maka peneliti memberi tahukan kepada guru pelaksana uji

coba agar dalam penyusunan satpel disesuikan dengan perubahan tersebut. Demikian

dilakukan dengan satpel atau pokok bahasan berikutnya. Setelah beberapa putaran

dilakukan dan masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model pembelajaran tidak

ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba terbatas para

peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas temuan-temuan dan melakukan

penyempurnaan terakhir sebelum uji coba lebih luas.

91

Page 92: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang

lebih banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil

berbeda dengan uji coba terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan stratified-

cluster random, yaitu diambil satu sekolah baik di pusat kota dan satu di pinggiran kota,

satu sekolah sedang di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang di kota dan

satu di pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru

kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12

orang.

Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan uji coba terbatas, dimulai dengan

penyusunan satpel, pembelajaran pada masingmasing kelas dengan pengamatan dari

peneliti dan diskusi pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan

satpel. Kegiatan selanjutnya penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti

dengan memperhatikan masukan-masukan dari pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan,

diskusi dan penyempurnaan dilakukan terus sampai dinilai tidak ada lagi kekurangan

atau kelemahan, sehingga uji coba dapat dihentikan. Para peneliti mengadakan

pertemuan penyempurnaan draf terakhir, dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai

final.

Uji Produk  dan Sosialisasi Hasil

Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam

pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih

luas, dalam penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6 sekolah masing-

masing satu sekolah dari kategori baik di pusat kota, pinggiran kota, sekolah sedang di

pusat dan sekolah pinggiran kota dan sekolah kurang dari pusat kota dan pinggiran kota.

Kelompok kontrol jumlah dan kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di

samping pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga didasarkan

atas kesamaan statusnya sebagai SD inti atau imbas, latar belakang dan pengalaman

guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan

pemilihan tersebut masingmasing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga

memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching.

92

Page 93: Review Penelitian Pendidikan Kimia

Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di etas desain

eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-Posttest Control

Group Design”.

Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalam

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran komunikatif sedang pada

kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Pokok bahasan yang diajarkan,

buku sumber dan alat bantu yang digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai

pembelajaran diberikan pretest yang sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran

pokok bahasan juga diberi post test yang sama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada

perbaikan model pembelajaran maupun satpel, keduanya menggunakan model yang

telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.

Setelah selesai eksperimen dan pemberian post tes, diadakan analisis statistik uji

perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah antara hasil pretest dengan posttest pada

kelompok eksperimen, dan pada kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol, dan antara perolehan (gain) kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Produk yang dihasilkan disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk

diterapkan.

Laporan Penelitian Dan Pengembangan ( R & D )

Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan

adalah merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga

menghasilkan produk baru, selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.

Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk

yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya.

93

Page 94: Review Penelitian Pendidikan Kimia

94