Revenue Watch Sukabumi

4
Tabel 2 menunjuukan inkonsistensi antara dari tarif dasar air dikalikan dengan air yang volume air yang dimanfaatkan di Kabupaten diproduksi. Sukabumi dan jumlah pajak air bawah tanah yang Kemudian pada 2007, sumbangan PT Tirta diterima oleh pemerintah provinsi. Dapat dilihat Investama mencapai sepuluh kali lipat pajak ABT bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan total di tahun tersebut. Pajak ABT pada tahun tersebut pemanfaatan air yang cukup besar yaitu dari 771 adalah Rp 340 juta, dan sumbangan dari PT Tirta 3 3 Investama adalah Rp 3,6 miliar. Seperti juga ribu m menjadi 738 ribu m akan tetapi justru sumbangan dari PDAM Surakarta yang memiliki terjadi kenaikan pajak yang cukup besar yaitu dari dasar peraturan yang jelas, sumbangan dari PT Rp 7,1 miliar menjadi Rp 10,2 miliar. Sementara Tirta Investama ini pun memiliki landasan hukum pada saat terjadi kenaikan volume pada tahun 2008 3 yang kuat yaitu Memorandum of Understanding antara yaitu dari 681 ribu m pada tahun 2007 menjadi 751 3 Pemerintah Daerah Klaten dengan PT Tirta ribu m pada tahun 2008 akan tetapi justru Investama tertanggal 12 Mei 2005. pendapatan dari pajak air bawah tanah turun yaitu Selain itu PT Tirta Investama juga dari Rp 10,5 miliar menjadi Rp 10,4 miliar. Pada menyediakan sumbangan bagi Desa Ponggok, tahun 2005 ke 2006 saat terjadi penurunan volume 3 Klaten, tempat mata air Sigedhang yang digunakan yang cukup besar yaitu dari 738 ribu m ke 660 ribu 3 oleh perusahaan ini. Desa ini memperoleh Rp 1 m pendapatan dari pajak air bawah tanah justru untuk setiap liter air yang dimanfaatkan oleh tidak berubah yaitu sama-sama Rp 10,2 miliar. perusahaan. Sementara untuk Desa Wangen yang Selain itu, Sukabumi juga tidak mengenal ditempati pabrik PT Tirta Investama memperoleh sumbangan pihak ketiga. Sementara Klaten, sumbangan Rp 0.075 untuk setiap liter air yang dengan volume pengambilan air yang tidak sebesar digunakan perusahaan. Sumbangan-sumbangan Sukabumi, bisa menarik sumbangan nonpajak dari ini diberikan setiap bulan dan dikelola oleh kepala perusahaan-perusahaan pengambil sumber daya desa. air. Pada 2006, misalnya, PDAM Kota Surakarta Apa yang terjadi di Sukabumi hampir memberi sumbangan sebesar tujuh kali pajak ABT. kebalikan dengan Klaten. Tidak ada sepeser pun Pada tahun itu, keseluruhan nilai pajak ABT adalah sumbangan yang tercatat APBD. Sumbangan Rp 327 juta dan nilai sumbangan dari PDAM untuk desa pun tak diketahui rimbanya oleh warga. Surakarta adalah sebesar Rp 2,3 miliar. Sumbangan Tentang perusahaan-perusahaan di ini secar jelas tercantum dalam APBD karena Sukabumi yang enggan memberi sumbangan ini, diatur oleh sebuah SK Bupati yang khusus jika ditanya, ”Sejak puluhan tahun Aqua datang, mengatur mengenai sumbangan pihak ketiga dari apa yang disumbangkan untuk kampung sini?” PDAM Surakarta pada Pemda Klaten. SK tersebut orang-orang Kampung Kuta, Desa Babakan Pari, menyebutkan jumlah sumbangan adalah 15 persen akan menjawab, ”Sebuah jam dinding di masjid.”[] 7 EMAS BIRU, SUKABUMI, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN Sebuah gedung sekolah dasar di Babakan Pari, Cidahu, Kabupaten Sukabumi, rusak dan tergenang air. Perusahaan pengambil kekayaan air di kawasan itu terkesan tak peduli dengan persoalan sosial yang dihadapi masyarakat setempat FOTO:IRFAN AMRTA Institute for Water Literacy | [email protected] | Penulis: Irfan Zamzami dan Nila Ardhianie | Layout: Irfan Amrta Institute for water literacy Y A Y A S A N REVENUE WATCH

description

About all Sukabumi

Transcript of Revenue Watch Sukabumi

Tabel 2 menunjuukan inkonsistensi antara dari tarif dasar air dikalikan dengan air yang volume air yang dimanfaatkan di Kabupaten diproduksi.Sukabumi dan jumlah pajak air bawah tanah yang Kemudian pada 2007, sumbangan PT Tirta diterima oleh pemerintah provinsi. Dapat dilihat Investama mencapai sepuluh kali lipat pajak ABT bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan total di tahun tersebut. Pajak ABT pada tahun tersebut pemanfaatan air yang cukup besar yaitu dari 771 adalah Rp 340 juta, dan sumbangan dari PT Tirta

3 3 Investama adalah Rp 3,6 miliar. Seperti juga ribu m menjadi 738 ribu m akan tetapi justru sumbangan dari PDAM Surakarta yang memiliki terjadi kenaikan pajak yang cukup besar yaitu dari dasar peraturan yang jelas, sumbangan dari PT Rp 7,1 miliar menjadi Rp 10,2 miliar. Sementara Tirta Investama ini pun memiliki landasan hukum pada saat terjadi kenaikan volume pada tahun 2008

3 yang kuat yaitu Memorandum of Understanding antara yaitu dari 681 ribu m pada tahun 2007 menjadi 751 3 Pemerintah Daerah Klaten dengan PT Tirta ribu m pada tahun 2008 akan tetapi justru

Investama tertanggal 12 Mei 2005. pendapatan dari pajak air bawah tanah turun yaitu Selain itu PT Tirta Investama juga dari Rp 10,5 miliar menjadi Rp 10,4 miliar. Pada

menyediakan sumbangan bagi Desa Ponggok, tahun 2005 ke 2006 saat terjadi penurunan volume 3 Klaten, tempat mata air Sigedhang yang digunakan yang cukup besar yaitu dari 738 ribu m ke 660 ribu

3 oleh perusahaan ini. Desa ini memperoleh Rp 1 m pendapatan dari pajak air bawah tanah justru untuk setiap liter air yang dimanfaatkan oleh tidak berubah yaitu sama-sama Rp 10,2 miliar.perusahaan. Sementara untuk Desa Wangen yang Selain itu, Sukabumi juga tidak mengenal ditempati pabrik PT Tirta Investama memperoleh sumbangan pihak ketiga. Sementara Klaten, sumbangan Rp 0.075 untuk setiap liter air yang dengan volume pengambilan air yang tidak sebesar digunakan perusahaan. Sumbangan-sumbangan Sukabumi, bisa menarik sumbangan nonpajak dari ini diberikan setiap bulan dan dikelola oleh kepala perusahaan-perusahaan pengambil sumber daya desa.air. Pada 2006, misalnya, PDAM Kota Surakarta

Apa yang terjadi di Sukabumi hampir memberi sumbangan sebesar tujuh kali pajak ABT. kebalikan dengan Klaten. Tidak ada sepeser pun Pada tahun itu, keseluruhan nilai pajak ABT adalah sumbangan yang tercatat APBD. Sumbangan Rp 327 juta dan nilai sumbangan dari PDAM untuk desa pun tak diketahui rimbanya oleh warga.Surakarta adalah sebesar Rp 2,3 miliar. Sumbangan

Tentang perusahaan-perusahaan di ini secar jelas tercantum dalam APBD karena Sukabumi yang enggan memberi sumbangan ini, diatur oleh sebuah SK Bupati yang khusus jika ditanya, ”Sejak puluhan tahun Aqua datang, mengatur mengenai sumbangan pihak ketiga dari apa yang disumbangkan untuk kampung sini?” PDAM Surakarta pada Pemda Klaten. SK tersebut orang-orang Kampung Kuta, Desa Babakan Pari, menyebutkan jumlah sumbangan adalah 15 persen akan menjawab, ”Sebuah jam dinding di masjid.”[]

7

EMAS BIRU, SUKABUMI, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN

Sebuah gedung sekolah dasar di Babakan Pari, Cidahu,

Kabupaten Sukabumi, rusak dan tergenang air.

Perusahaan pengambil kekayaan air di kawasan itu terkesan tak peduli dengan

persoalan sosial yang dihadapi masyarakat setempat

FO

TO

:IRFA

N

AMRTA Institute for Water Literacy | [email protected] | Penulis: Irfan Zamzami dan Nila Ardhianie | Layout: Irfan

Amrta Institutefor water literacy

Y A Y A S A N

REVENUE WATCH

EMAS BIRU, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN

SUKABUMI,

Kejadian seperti itu tidak jarang terjadi. Pangrango di sebelah Timur. Di situlah kekayaan Setiap orang yang memerlukan air, tak air paling besar di Sukabumi tersimpan.peduli terburu-buru atau tidak, harus Sebagian besar kekayaan air terkonsentrasi di

rela bersabar untuk antri. Bagaimana tidak, mata bagian bawah Gunung Salak dan Gunung air yang terdiri dari aliran kecil yang disalurkan Pangrango. Penyebarannya meliputi desa-desa di dengan pipa itu adalah satu-satunya yang harus Kecamatan Cicurug, Cidahu, Parung Kuda, dan dibagi dengan 55 kepala keluarga lain di Desa Parakan Salak. Pada 1998, Direktorat Geologi Babakan Pari. Apalagi semua aktivitas seperti Tata Lingkungan yang bekerja sama dengan mandi dan mencuci dilakukan semua di tempat Bagian Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi itu. Di jam-jam tertentu antrian bisa sangat parah. untuk mengadakan studi sumber daya air tanah di

Ironisnya, Sukabumi adalah sebuah kawasan tersebut. Mereka menemukan setidaknya kabupaten subur yang amat kaya akan air. Tak terdapat 37 mata air di Kecamatan Cicurug dan hanya air permukaan (mata air, danau, sungai) Cidahu dengan total debit 1.335 liter per detik. tetapi juga air bawah tanah (sumur gali, sumur Sebagai pembanding, kebutuhan manusia untuk artesis). Terutama di kawasan Gunung Salak, air minum perhari adalah sebanyak dua liter.Sukabumi bagian utara, tempat Haji Mamat tinggal beserta ribuan keluarga lain yang Pabrik datang, penduduk tak menyebar di bebukitan. kebagian

Kawasan tersebut memiliki potensi air yang Melimpahnya emas biru di Sukabumi tinggi karena keadaan alamnya yang berada di akhirnya membuat berbagai macam industri Cekungan Sukabumi, yaitu suatu penampakan berdatangan untuk membeli jengkal demi jengkal bentang alam yang secara umum memperlihatkan tanah. Proses ini dimulai 1980-an, lalu menjadi adanya lembah di antara gunung-gunung yang semakin pesat memasuki 1990-an. Pada sangat luas dan memanjang dari utara ke selatan. Desember 2007, Dinas Pertambangan dan Energi Cekungan tersebut diapit oleh Gunung Salak dan Provinsi Jawa Barat mencatat dalam 10 tahun Gunung Endut di sebelah Barat serta Gunung terakhir tidak kurang dari 78 perusahaan

1

Suatu pagi ketika kabut belum tuntas dari lereng Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi, Haji Mamat (68) bergegas menuruni jalan setapak menuju mata air di bawah. Ia amat berhati-hati sebab jalanan itu tak cuma curam tetapi juga licin, dan di saat yang sama ia juga harus cepat sebab air hendak digunakan isterinya untuk memasak. Tetapi begitu tiba di dekat mata air, ia distop. “Ada perempuan yang sedang mandi,” sembari terkekeh Haji Mamat bercerita.

Oleh: IRFAN ZAMZAMI dan NILA ARDHIANIE

pemerintah daerah seperti kecolongan. Ratusan yang dimanfaatkan oleh hanya sebuah perusahaan perusahaan bisa dengan bergembira menguras ternyata hampir sama jumlahnya dengan PDAM sumber daya air tanpa banyak dibebani oleh yang beroperasi untuk memasok penduduk tanggung jawab untuk turut menyumbang daerah. sebuah kota. Menurut data di website resmi

Tengoklah perhitungannya. Berturut-turut Pemerintah Kota Sukabumi, penduduk Kota dari 2006, 2007, sampai 2008, sektor air Sukabumi pada tahun 2003 adalah 278.000 jiwa. menyumbang pada PAD masing-masing 28%, Sangat menarik untuk secara lebih jauh 26%, dan 22%. Rasio ini sangat kecil jika melihat olahan data menyangkut manfaat yang dibandingkan dengan besarnya volume air yang diterima pemerintah dan masyarakat di wilayah diambil setiap bulannya. Misalnya, selama Januari kaya sumber daya air ini. Misalnya dengan 2006, PT Aqua Golden Missisipi tercatat membandingkan jumlah pendapatan dari sumber

3 daya air dengan jumlah PAD total yang diperoleh mengambil air sejumlah 218.000 m . Itu baru satu pada tahun 2006 sampai 2008. Jumlah pendapatan perusahaan. Bandingkan dengan Klaten, sebuah dari sumber daya air nilainya relatif stagnan yaitu kabupaten di Jawa Tengah yang juga menjadi Rp 11 miliar, kemudian naik menjadi Rp 12,1 tempat mangkal pabrik Aqua. Selama bulan dan miliar, dan pada tahun 2008 naik sedikit menjadi tahun yang sama, volume air yang diambil oleh Rp 12,3 miliar. Sementara nilai PAD total relatif pemanfaat air tanah yang terdaftar di Badan naik secara cukup siginifikan tiap tahunnya yaitu Pengelolaan Pertambangan dan Energi (BPPE)

3 Rp 40 miliar, Rp 46 miliar, dan Rp 56 miliar. Hal tak lebih dari 137.000 m .ini cukup mengherankan sebetulnya karena Volume air yang dimanfaatkan oleh volume air yang dimanfaatkan perusahaan terus perusahaan-perusahaan di Sukabumi memang naik tiap tahunnya (lihat tabel 2), bahkan pada sangat besar. Seperti disebut di atas, PT Aqua tahun 2005 ke tahun 2006 kenaikan volume air Golden Missisipi dalam satu bulan saja

3 yang digunakan berbagai perusahaan di Sukabumi memanfaatkan 218.000 m air bawah tanah yang naik sampai 16,8% dan pada tahun 2007 ke 2008 hanya berselisih sedikit dengan pemanfaatan yang naik sebesar 9,4%. Hanya dari tahun 2004 ke 2005 dilakukan oleh PDAM Kota Sukabumi, untuk terjadi penurunan kecil volume pemanfaatan yaitu bulan yang sama yaitu Januari 2006, mereka

3 sebesar 0,1%. mengambil 232.782 m air. Bayangkan volume air

6

Bak mandi dengan air keruh di sebuah MCK yang dibangun

warga secara swadaya. Air bersih semakin sulit didapat

Tahun Volume Pemanfaatan Non

PDAM

Volume Total % Kenaikan/ Penurunan

Pajak ABT (Miliar Rp)

2004 366,789 771,334 7,1 2005 365,884 738,887 - 0,1 10,2 2006 427,370 660,152 16,8 10,2 2007 436,284 681,796 2,1 10,5 2008 477,100 751,180 9,4 10,4

Tabel 2. Pemanfaatan Air Bawah Tanah Kabupaten Sukabumi 2004-2008F

OT

O:IR

FA

N

EMAS BIRU, SUKABUMI, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN

REVENUE WATCHREVENUE WATCH

memanfaatkan sumber air di Kabupaten main-main. Untuk masuk ke desa Babakan Pari, Sukabumi. sebuah desa yang mata airnya disedot untuk

Perusahaan-perusahaan yang mengeroyok produk Aqua dan Alto, pengguna kendaraan kekayaan alam Sukabumi ini bervariasi mulai dari harus terguncang-guncang hebat karena perusahaan Air Minum Dalam Kemasan kerusakan jalan yang parah. Aspalnya lebih seperti (AMDK), perusahaan makanan dan minuman, kerikil yang tersebar. Di mana-mana terdapat perusahaan peternakan, perusahaan kimia (bahan lubang besar menganga. Musim hujan lebih parah kimia dan farmasi), perusahaan elektronik, lagi karena jalanan itu berubah menjadi perusahaan plastik, perusahaan wisata (hotel, sekumpulan kubangan air yang dalam. Inilah restoran, taman rekreasi), perusahaan air bersih kerusakan yang ditimbulkan akibat truk-truk (PDAM/PDAB), perusahaan pertambangan, pengangkut air yang setiap hari tak henti perusahaan garmen, sampai perusahaan membebani badan jalan-jalan kecil di sana.perkebunan. Beberapa di antaranya adalah Tetapi bukan kerusakan jalan yang paling perusahaan penghasil merek minuman yang menimbulkan kegelisahan. Sejak pabrik-pabrik dikenal luas, seperti Aqua, Alto, Kratingdaeng, berdatangan dan menyedot air secara besar-Ale-Ale, Yakult, You-C 1000, Pocari Sweat, dan besaran, air menjadi sulit didapat. Cerita Haji banyak lagi. Mamat yang harus mengantri karena berbagi satu

Ratusan perusahaan yang sama-sama hendak mata air dengan puluhan kepala keluarga lain menanamkan pipa di sumber air ini tentu bukanlah pengalaman segelintir orang saja, tetapi menimbulkan semacam kompetisi untuk hampir semua orang yang rumahnya berdekatan mendapatkan akses atas air. Tetapi persaingan dengan pabrik-pabrik di lereng Gunung Salak itu. y ang mengkhawat i rkan ju s t r u bukan Banyak mata air yang dulunya bisa dimanfaatkan antarindustri, tetapi antara industri yang kini mampet dan kering. memanfaatkan air untuk tujuan komersial dengan Ridwan, 71 tahun, menunjuk sebidang tanah masyarakat lokal yang memanfaatkan air untuk di curaman di samping rumahnya suatu siang kebutuhan sehari-hari. Persaingan ini jelas-jelas ketika ia selesai Sholat Jumat. ”Di situ dulu ada tidak seimbang. Bagaimana mungkin penduduk mata air yang bisa kami gunakan,” katanya setempat berkompetisi dengan industri raksasa mengenang. Kini sebidang tanah yang ia maksud yang kekuatan modalnya tak main-main? Itulah itu lebih persis sebuah tegalan yang ditumbuhi kenapa ketika kemudian masayarakat setempat tanaman liar ketimbang kolam dengan mata air merasakan dampak negatif dari aktivitas sejumlah yang memancar. Sama sekali tidak ada bekas yang industri di sana, mereka hanya bisa berbuat sedikit terlihat. Ia meyakini sebelum Aqua mendirikan dan selebihnya pasrah. unit ekstraksi air di daerah tempat ia tinggal, air

Padahal dampak yang ditimbulkan juga tidak jauh lebih mudah didapat.

LAPORAN DARI LAPANGAN 2

Air Tanah Air Permukaan

Mempunyai kapasitas tampung luas Kandungan mineral biasanya kecil

Hampir tidak ada penguapan Penelitian, evaluasi, dan pangeturan

relatif lebih murah

Tidak memerlukan tempat khusus untuk

reservoir air tanah

Tidak diperlukan pengolahan untuk

imbuhan air permukaan

Tidak ada kegagalan struktur bangunan

Lebih bersih, bebeas bakteri, terutama air

tanah tertekan

Langsung bertindak sebagai pengantar ke

tempat yang memerlukannya

Imbuhan tergantung curah hujan

Sumber: Air Tanah di Indonesia & Pengelolaannya. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005

Tabel 1.Perbandingan Kelebihan Reservoir Air Tanah & Air Permukaan

yang dipekerjakan adalah orang-orang dari luar Hanya sebuah jam dinding di masjid daerah.Anak sulung Haji Mamat tidak Kesejahteraan karyawan pabrik-pabrik di

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi karena kawasan itu tidak pula menjanjikan. Secara umum biaya sudah tak ada. Maka selepas dari bangku UMR di Kabupaten Sukabumi memang terendah sekolah ia harus puas dengan pekerjaannya di antara daerah tingkat II lain di Jawa Barat. Gaji sebagai tukang ojek, sebab mencari pekerjaan karyawan umumnya tidak jauh dari kisaran Rp. dengan ijazah yang terbatas amatlah susah. Ia 600.000 per bulan. Jumlah itu sudah bersih, tanpa bukan satu-satunya. Dan masalahnya adalah juga ada tunjangan kesejahteraan lain. Lebih parah lagi masalah yang dihadapi oleh ribuan pemuda lain di dialami oleh karyawan tidak tetap. Mereka lereng gunung yang telah membuat berbagai dipekerjakan hanya di saat-saat dibutuhkan perusahaan bertambah kaya itu. dengan upah per hari sekitar dua puluh ribuan.

Padahal dengan pabrik-pabrik yang Sebenarnya sebelum industri datang ke berdatangan, warga sempat berharap kondisi tempat mereka, penduduk bagian utara Sukabumi ekonomi mereka turut terangkat. Tetapi harapan ini adalah masyarakat agraris. Sebagai petani ini menguap. Satu dari sekian sebab adalah karena mereka dulunya memiliki petak-petak sawah di perusahaan-perusahaan menetapkan standar bebukitan Gunung Salak yang subur. Tetapi sejak rekrutmen hanya bagi pemegang ijazah SMA. emas biru mulai jadi rebutan, pola mata Standar yang terlampau tinggi bagi kebanyakan pencaharian warga pun buyar. Dalam sekejap warga setempat. tanah-tanah telah pindah pemilik dan mengalami

Selain itu, jalur rekrutmen karyawan cukup alih fungsi lahan. Sebagian untuk mendirikan berliku. Perusahaan biasanya menggunakan pabrik-pabrik, unit ekstraksi air, dan sisanya sistem outsourcing dalam memenuhi kebutuhan beralih fungsi menjadi perkebunan. Selain itu, tenaga kerja. Prosedur inilah yang kerap menjadi perusahaan-perusahaan sering rewel dengan celah bagi ”pihak ketiga” yang sengaja mencari membikin banyak larangan bagi warga untuk kesempatan dalam kesempitan. Berdasarkan melindungi kepentingan mereka sendiri. Aqua, cerita yang dipaparkan Ridwan, setiap pelamar misalnya, melarang keras warga untuk beternak yang berniat masuk ke perusahaan harus dalam radius tertentu dari pabrik mereka karena membayar pada pihak ketiga ini sedikitnya uang khawatir mencemari sumber air. Tentu larangan sejumlah tujuh ratus ribu rupiah. Sumber lain seperti ini menylitkan warga untuk bertani. menyebutkan angka yang lebih tinggi, yaitu Pengangguran begitu umum dijumpai di kawasn sampai tiga juta rupiah. itu.

Tidak sedikit warga desa yang memilih Perusahaan-perusahaan semestinya tidak mengeluarkan uang untuk memasukkan anggota menutup mata pada sederet persoalan sosial ini. keluarga mereka ke perusahaan. ”Daripada Karena mereka telah mengambil begitu banyak, menganggur, bayar tidak apa-apa,” kata Ridwan, sudah seharusnya mereka memberi secara ”Nanti-nanti bisa ditebus dengan gaji yang setimpal. Sayangnya pada kenyataannya tidak diterima ketika sudah jadi karyawan.” Meskipun demikian. demikian, pada kenyataannya banyak penduduk Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah desa yang tidak mampu membayar uang pelicin (APBD) dan laporan penarikan pajak Nilai sekalipun ingin. Sehingga kebanyakan karyawan Perolehan Air (NPA) menunjukkan betapa

5

Secara alamiah, proses pembentukan air tanah berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah (groundwater basin), yakni tempat berlangsungnya proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah. Pada kenyataannya, pembentukan air tanah sejak dari daerah imbuhan (recharge area) yang kemudian mengalir menuju daerah limpasan (discharge area) dapat terjadi dalam kurun waktu yang berbeda-beda di berbagai cekungan air tanah, yakni dari hitungan, hari, bulan, tahun bahan dapat hingga berabad-abad lamanya, tergantung pada kondisi geologi setempat.

Sumber: Air Tanah di Indonesia dan Pengelolaannya, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 2005

EMAS BIRU, SUKABUMI, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN EMAS BIRU, SUKABUMI, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN

REVENUE WATCHREVENUE WATCH

Sumur pun tak lagi murah hati. Anjloknya di sudut lain desa agar merata. ”Tetapi sampai saat debit air ini paling parah dialami oleh Kampung ini belum juga direalisasikan,” kata Acep.Kuta yang mata airnya disedot oleh PT Tirta Sebagaimana Acep, Haji Mamat juga Investama, produsen produk Aqua. Kalau dulu tengah menunggu Aqua memenuhi janji mereka warga di kampung ini bisa memancarkan sumber untuk membangun sebuah tandon air yang air dengan sumur kedalaman 10 meter saja, kini rencananya akan dibangun tidak jauh dari mereka harus menggali sampai paling sedikit 18 rumahnya. Bagaimana Aqua mengalirkan air ke meter. Maka lengkaplah sudah, mata air dan tandon, entah dengan sumur bor atau dialirkan sumur sama-sama mengering. dari pabrik, tak jadi soal bagi Haji Mamat. Yang

Untuk mengatasi kesulitan air bersih, penting ada air bersih yang bisa ia gunakan dengan selama ini penduduk setempat mengandalkan mudah, seperti sedia kala sebelum pabrik-pabrik bantuan dari Aqua. Tetapi solusi ini juga tidak berdatangan. mudah. Acep (53), seorang Ketua RT di Desa Pada kenyataannya memang lebih banyak Babakan Pari, menceritakan betapa proses untuk lagi orang yang mesti bersabar sampai janji Aqua mendapatkan bantuan saluran air bersih dari terealisasi. Sebagian yang lain bahkan belum Aqua tidaklah mudah, sebagaimana yang ia alami dijanjikan apapun. Pasalnya, perusahaan yang belum lama ini. mendirikan pabrik di kawasan itu terkesan tak

Pertama Acep harus menyusun sebuah ambil pusing dengan kesulitan air bersih yang proposal yang secara spesifik mencantumkan dialami masyarakat sekitar. Kalaupun ada bantuan permohonan mereka dengan jelas, dalam hal ini ia yang mereka turunkan, biasanya cuma sebagai mengajukan dua pusat MCK (mandi, cuci, kakus) penggugur kewajiban. Di beberapa tempat untuk umum. Sebelum disampaikan ke Aqua, menara air memang dibangun, tapi sesudah itu proposal ini ditandangani dulu oleh Ketua RW selesai tanpa peduli masih banyak orang yang tak dan Kepala Desa Babakan Pari. Sedangkan akses bisa mengakses karena jarak.mereka terhadap perusahaan, berdasarkan Fasilitas air bersih yang diberikan Aqua keterangan Acep, adalah seorang staf lapangan juga tidak merata ke semua kampung yang terkena Aqua yang bernama Wastono. Melalui Wastono dampak eksploitasi. Hanya kampung terdekat, ini pula tawar menawar dengan pihak perusahaan seperti Pasir Dalem dan Kubang Jaya, yang sudah dilakukan. bisa memanfaatkan aliran air bersih dari Aqua.

Disebut tawar menawar sebab proposal Padahal kampung lain juga sama sulitnya yang diajukan warga tentu tidak begitu saja mendapat air bersih. Selain itu, ketidakmerataan dikabulkan perusahaan. Dari proposal yang bantuan bisa memicu konflik horizontal.diajukan Acep, misalnya, Aqua menyatakan Menurut Acep, ketidakmerataan ini sering keberatan jika harus membiayai pembangunan disebabkan karena akses terhadap perusahaan dua MCK. Sebagai gantinya, Aqua memutuskan yang berbeda dari masing-masing desa. ”Kalau di akan menurunkan bantuan untuk satu buah MCK desa itu ada yang jadi pegawai Aqua, pasti dan dua buah keran umum. MCK dan sebuah gampang dapatnya,” Acep menjelaskan, ”nah, di keran umum akan dibangun dekat masjid, satunya kampung kami kan tidak ada yang kerja di Aqua.

3

Tak berbekas: Lahan ini dulunya adalah kolam mata air

Makanya susah mau minta bantuan.” Dugaan terjadi. Acep boleh jadi salah, tapi ia mampu Indonesia pun punya landasan hukum yang menyebutkan kampung-kampung yang sudah tak kalah tegas. Undang Undang No. 7 Tahun mendapatkan bantuan memang ada warganya 2004 tentang Sumber Daya Air pasal 5 yang menjadi pegawai Aqua. menyatakan bahwa Negara menjamin hak setiap

Meski demikian, realisasi juga tidak terjadi orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan dalam waktu singkat. Di Kampung Darmaga, pokok sehari-hari guna memenuhi kebutuhannya warga harus menunggu tidak kurang dari satu yang sehat, bersih, dan produktif. Selanjutnya, tahun sampai bantuan senilai 200 juta rupiah dari Pasal 29 mengenai prioritas penggunaan Aqua cair. Bantuan ini pun masih mentah. Untuk menyatakan bahwa penyediaan air untuk benar-benar berdiri sebuah MCK umum, warga memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan harus bergotong royong untuk membangunnya. irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi

Kalau nanti proposal yang diajukan Acep yang sudah ada merupakan prioritas utama disetujui, mekanisme bantuan juga tidak jauh penyediaan sumber daya air di atas semua beda. Aqua akan mencairkan sejumlah dana dan kebutuhan.mengirimkan material bahan bangunan. Selain UU, ada juga Peraturan Pemerintah No Masyarakat sendiri lah yang membangunnya. Di 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah. Pasal 50, luar itu Aqua tidak akan menanggung, termasuk mengenai penyediaan, menyatakan bahwa jika warga masih membutuhkan aliran air yang Penyediaan air tanah untuk kebutuhan pokok lebih dekat ke rumah mereka. Untuk kepentingan sehari-hari merupakan prioritas utama di atas itu, warga mesti mengeluarkan biaya sendiri. segala keperluan lainSehingga jika pun ada bantuan dari Aqua, bukan Tetapi antara peraturan dan realitas sering kali berarti mendapat air bersih menjadi lebih mudah. senjang. Di lereng Gunung Salak, warga toh hanya

Sebenarnya masalah seperti ini tidak boleh bisa menjadi saksi industri yang berdatangan lalu terjadi. Kesulitan penduduk memperoleh air menghisap air dengan pipa-pipa raksasa dan untuk kebutuhan sehari-hari merupakan membuat mata air di tanah leluhur mereka itu pelanggaran terhadap beberapa peraturan yang kering. Banyak orang yang dulu tak sedikitpun dimiliki oleh bangsa ini. Tidak hanya itu, sebauah menyadari akibat yang bisa ditimbulkan oleh konvenan Perserikatan Bangsa-bangsa, yaitu aktivitas industri, kini cuma menyesal telah General Comment Nomor 15 International melepas tanah mereka pada perusahaan-Convenant on Economic, Social and Cultural perusahaan, seperti Ridwan. ”Dua puluh juta Rights (ICESCR) yang disepakati sejak 2002, uang yang saya terima dulu tidak ada apa-apanya menegaskan bahwa akses atas air adalah hak asasi dengan kesulitan yang kini harus saya alami,” manusia. Jika penduduk sulit memperoleh air ungkapnya.bersih, maka pelanggaran hak asasi manusia

REVENUE WATCH 4

Jalanan rusak parah akibat beban kendaraan berat yang setiap hari mengangkut barang dari dan ke pabrik

FOTO:IRFAN

FO

TO

:IRFA

N

EMAS BIRU, SUKABUMI, DAN MEREKA YANG TERPINGGIRKAN

REVENUE WATCH