Revaluasi Aktiva Tetap

6
Revaluasi Aktiva Tetap 1. Pengertian Revaluasi Aset Tetap Revaluasi merupakan salah satu cara untuk mewajarkan nilai aktiva/aset yangdimilki perusahaan dan seringkali digunakan untuk menghemat pajak yang harus dibayar. Aset Tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk disewakan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. (SAK-ETAP). Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar (Waluyo, 2011). Pada dasarnya penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan mtode peneliian yang lazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah. Jika nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktur Jenderal Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan. 2. Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan Undang-Undang Pajak Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998 dan Surat Edaran Dirjen Pajak No. 29/Pj.42/1998, menjelaskan hal-hal sebagai berikut: a. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP Badan dalam negeri yang terletak atau berada di Indonesia. Wajib Pajak Badan dalam negeri adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, Perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, dana persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa,

description

Revaluasi Aktiva Tetap Menurut Pajak

Transcript of Revaluasi Aktiva Tetap

Page 1: Revaluasi Aktiva Tetap

Revaluasi Aktiva Tetap

1. Pengertian Revaluasi Aset Tetap Revaluasi merupakan salah satu cara untuk mewajarkan nilai aktiva/aset yangdimilki

perusahaan dan seringkali digunakan untuk menghemat pajak yang harus dibayar. Aset Tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk disewakan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. (SAK-ETAP).

Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar (Waluyo, 2011).

Pada dasarnya penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan mtode peneliian yang lazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah. Jika nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktur Jenderal Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan.

2. Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan Undang-Undang Pajak Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus

1998 dan Surat Edaran Dirjen Pajak No. 29/Pj.42/1998, menjelaskan hal-hal sebagai berikut: a. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP Badan dalam negeri yang

terletak atau berada di Indonesia. Wajib Pajak Badan dalam negeri adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, Perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, dana persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

b. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali. Kewajiban pajak yang dimaksud terdiri dari: Pajak Penghasilan (PPh);

Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM);

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

3. Aktiva Tetap yang Dapat Direvaluasi a. Aset tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan bukan bangunan

yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.

b. Aset tersebut terletak atau berada diwilayah Indonesia.

Page 2: Revaluasi Aktiva Tetap

c. Penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aset tetap (revaluasi total) atau terhadap sebagian aset tetap (revaluasi parsial) yang dimiliki perusahaan.

d. Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap pada saat penilaian dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah.

e. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah ternyata kemudian tidak mencaerminkan keadaan yang sebenarnya, Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar yang bersangkutan.

f. Selisih antara niali pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aset tetap yang dinilai kembali wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal tahun berjalan dan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan.

g. Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final, sesebesar 10% .

h. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, pajak penghasilan yang terhutang sebesatr 10% diatas, dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun terhitung sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan.

i. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20% dari jumlah pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.

j. Apabila WP melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum akhir tahun pajak, maka kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai dengan dilakukannya revaluasi aset tetap tersebut.

k. Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aset mulai tahun pajak dilakukannya penilaian kembali aset tetap tersebut penyusutan dilakukan sesuai dengan Pasal 11 UU Pajak Penghasilan.

l. Aset tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan Pajak Penghasilan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu 5 tahun setelah dilakukannya penilaian kembali.

m. Apabila WP mengalihkan aset tetap tersebut sebelum lewat jangka waktu 5 tahun, maka atas selisih penilaian aset tetap tersebut tetap dikenakan Pajak Penghasian yang terutang sebesar 10% dan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%.

n. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aset tetap tersebut dialihkan kepada pemerintah atau dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha.

4. Alasan Wajib Pajak Melakukan Revaluasi a. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan perusahaan dalam

proses pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman saham (go public);

Page 3: Revaluasi Aktiva Tetap

b. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga deductibie expense dimasa datang semakin besar dan beban pajak semakin kecil;

c. Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya sehingga mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan laba;

d. Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang sebenarnya.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan revaluasi A. Revaluasi Parsial atau Menyeluruh

Objek revaluasi adalah aset berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan bukan bangunan yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual atau bukan barang dagangan.Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya melakukan revaluasi atas sebagian asset tetap yang ada sesuai pertimbangan perusahaan.Bagi perusahaan tertentu, misalnya perusahaan perkebunan, revaluasi atas tanah tidak menarik.

Hal ini disebabkan adanya pembayaran PPh sebear 10% atas selisih lebih penilaian kembali aset padahal tanah tidak disusutkan, sehingga tambahan beban penyusutan tahun-tahun mendatang hanya dari selisih lebih revaluasi ata asset tetap selain tanah, padahal asset tanah nilainya paling besar dibandingkan dengan yang lainnya. Dengn demikian, perusahaan dapat melakukan revaluasi parsial sepanjang yang tidak direvaluasikan adalah asset tetap berupa tanah yang tidak disusutkan.

B. Pembayaran PPh Sebesar Sepuluh Persen yang Bersifat Final Bagi perusahaan yang akan melakukan revaluasi perlu melakukan penghitungan

apakah membayar PPh 10% itu lebih menguntungkan dibanding dengan tariff PPh badan sebesar 25%. Aktiva tetap yang sudah direvaluasi dan biaya penyusutan akan mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP). Umur aktiva akan kembali seperti semula, meskipun sebenarnya telah digunakan lebih dari separuh umur.

C. Pembayaran Pajak Selama Lima TahunBagi perusahaan yang melakukan penggabungan usaha, PPh sebesar 10%

(sepuluh persen) yang terutang dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun. Kemudian ini sangat membantu likuiditas perusahaan yang melakukan revaluasi dan kemudian melakukan penggabungan. Namun, ketentuan ini bertentangan dengan Pasal 4 huruf b Keputusan Menteri Keuangan No. 422/KMK.04/1998 yang menegaskan bahwa Wajib Pajak yang melakukan penggabungan, peleburan, atau pemekaran harus melunasi seluruh utang pajak dari tiap perusahaan terkait.

Page 4: Revaluasi Aktiva Tetap

Contoh Kasus Revaluasi Aktiva Tetap Pada tanggal 1 Januari 2003 PT. PQR melakukan penilaian kembali aktiva perusahaan. Posisi aktiva perusahaan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut :

Aktiva tetap Nilai Buku Fiskal Nilai Pasar Selisih Lebih Tanah Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.500.000.000 Rp. 500.000.000 Bangunan Rp. 200.000.000 Rp. 450.000.000 Rp. 250.000.000 Mesin Rp. 1.000.000.000 Rp. 8.000.000.000 Rp. 7.000.000.000 Rp. 3.200.000.000 Rp. 10.950.000.000 Rp. 7.750.000.000

Untuk tahun 2002 PT. PQR memperoleh laba sebesar Rp. 200.000.000. Tahuntahun sebelumnya PT. PQR mencatatatkan kerugian sebagai berikut:

Tahun Kerugian 1995 Rp. 200.000.000 1996 Rp. 300.000.000 1997 Rp. 250.000.000 1998 Rp. 2.000.000.000 1999 Rp. 3.000.000.000 2000 Rp. 200.000.000 2001 Rp. 100.000.000

Pembahasan:

PT. PQR terlebih dahulu mengkompensasikan laba tahun 2002 sebesar Rp. 200.000.000 dengan rugi tahun 1997 sebesar Rp. 250.000.000 sehingga sisa rugi tahun 1997 adalahRp. 50.000.000.Kemudian selisih revaluasi dikompensikan dengan urutan sebagai berikut: