Ta Aktiva Tetap

24
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia jurusan Manajemen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Isi dari makalah ini berupa materi pembahasan mengenai aktiva tetap. Dalam membuat makalah ini saya tidak luput dari campur tangan beberapa pihak yang telah membantu. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Cecep Suhendi selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan materi dan bimbingan untuk saya 2. Ibu Reskino selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah yang juga telah memberikan materi kuliah 3. Kedua orang tua saya yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas ini 4. Teman-teman saya yang telah memberikan masukan dan informasi tambahan bagi saya Saya teringat pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu saya sadar bahwa makalah ini tidak sempurna. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam tugas ini. Semoga makalah karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulisnya sendiri dikemudian hari. Jakarta, Januari 2010 Penulis

Transcript of Ta Aktiva Tetap

Page 1: Ta Aktiva Tetap

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia jurusan Manajemen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Isi dari makalah ini berupa

materi pembahasan mengenai aktiva tetap. Dalam membuat makalah ini saya tidak luput dari

campur tangan beberapa pihak yang telah membantu. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Cecep Suhendi selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah

memberikan materi dan bimbingan untuk saya

2. Ibu Reskino selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah yang juga telah

memberikan materi kuliah

3. Kedua orang tua saya yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas ini

4. Teman-teman saya yang telah memberikan masukan dan informasi tambahan bagi saya

Saya teringat pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu saya sadar bahwa

makalah ini tidak sempurna. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam

tugas ini. Semoga makalah karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun

bagi penulisnya sendiri dikemudian hari.

Jakarta, Januari 2010

Penulis

Page 2: Ta Aktiva Tetap

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB PENDAHULUAN 5

A. Latar Belakang 5

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat 5

BAB PEMBAHASAN 6

AKTIVA TETAP 6

A. Pengertian Aktiva Tetap 6

B. Mengklasifikasikan Biaya 7

C. Harga Perolehan Aktiva Tetap 8

D. Komponen Aktiva Tetap 9

E. Akuntansi untuk Penyusutan 11

F. Merevisi Estimasi Penyusutan 14

G. Pelepasan Aktiva Tetap 15

H. Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan 20

I. Tahap-tahap Perolehan Aktiva Tetap 21

J. Sewa Guna Usaha Aktiva Tetap 22

K. Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap 22

BAB PENUTUP 24

Page 3: Ta Aktiva Tetap

3

A. Kesimpulan 24

DAFTAR PUSTAKA 25

Tampilan 1 7

Tabel 1 9

Tabel 2 13

Page 4: Ta Aktiva Tetap

4

BAB

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saya memilih karya tulis ilmiah jenis papper karena lebih mudah dalam

mendapatkan sumber referensinya. Lalu saya memilih aktiva tetap sebagai judul dari

tugas akhir makalah Bahasa Indonesia karena menurut saya aktiva tetap merupakan

bagian penting dalam asset perusahaan yang menunjukkan jumlah kekayaan perusahaan

tersebut, di mana aktiva tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak untuk

dijual.

B. Rumusan Masalah

Mengenai aktiva tetap, saya ingin memahami tentang:

1. Kedudukannya dalam perusahaan, termasuk dalam laporan keuangan perusahaan

2. Bagaimanakah ayat jurnal yang diperlukan dalam penyajian laporan keuangan

3. Hal-hal apa saja yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama dari pembuatan karya tulis ilmiah aktiva tetap ini adalah untuk

memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, untuk menambah

wawasan mengenai aktiva tetap dalam perusahaan serta untuk bahan pembelajaran mata

kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Dengan adanya makalah ini, dapat membantu

saya dan pembaca menjadi lebih paham mengenai penyajian data aktiva tetap dan hal-hal

apa saja yang berkaitan dengan aktiva tetap.

Page 5: Ta Aktiva Tetap

5

BAB

PEMBAHASAN

AKTIVA TETAP

A. Pengertian Aktiva Tetap

Setiap perusahaan menpunyai harta ( aktiva ) untuk mendukung kegiatan usahanya.

Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu: aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dibagi

menjadi dua golongan yaitu, aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap

(fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen, dan

merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena terlihat secara fisik. Aktiva tersebut

dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian

dari operasi normal. Setiap perusahaan menggunakan berbagai macam aktiva tetap seperti

peralatan, perabotan, bangunan, mesin, alat-alat dan tanah. Nama-nama deskriptif lain bagi

aktiva ini adalah aktiva pabrik (plant assets), atau properti, pabrik dan peralatan (property,

plant, equipment). Dalam perusahaan, aktiva tetap bisa menempati bagian yang sangat

signifikan pada total aktiva perusahaan secara keseluruhan.

Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan

pengelompokan sebagai berikut :

a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian

dan peternakan.

b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias

diganti dengan aktiva yang sejenis

c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak

dapat diganti dengan aktiva yang sejenis.

Page 6: Ta Aktiva Tetap

6

Aktiva Tak Berwujud / Intangible Assets

Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki

perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh : Merk dagang,

hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.

Merk dagang: hak yang diberikan oleh pemerintah kepada badan usaha untuk

menggunakan nama, cap atau lambang bagi usahanya.

Hak paten: hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perorangan/badan usaha

dalam hak menggunakan penemuan baru.

Hak cipta: hak yang diberikan oleh pemerintah perorangan/badan usaha untuk

memperbanyak atau menjual barang-barang karya seni.

Hak pengusahaan hutan / hph

Franchise: hak istimewa yang diperoleh perusahaan/perorangan dari pihak lain

untuk mengkomersilkan produk, teknik atau formula tertentu.

Goodwill: nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan yang timbul karena adanya

keistimewaan tertentu, seperti usaha strategis dan nama terkenal.

B. Mengklasifikasikan Biaya

Tampilan 1

Apakah aktiva

yang dibeli

berumur panjang?

Tidak

Beban

Apakah aktiva digunakan

untuk tujuan produktif?

Tidak

Investasi

y

a

Page 7: Ta Aktiva Tetap

7

Tampilan 1 membantu menunjukkan bagaimana cara mengelompokkan biaya. Jika

barang yang dibeli memiliki masa pakai yang panjang, maka harus dikapitalisasi yang berarti

harus ada pada neraca sebagai aktiva. Di sisi lain, biaya yang ditimbulkan harus dilaporkan

pada laporan laba rugi. Biaya yang dikapitalisasi biasanya diharapkan untuk memberikan

manfaat lebih dari satu tahun. Jika suatu aktiva digunakan untuk tujuan produktif yang

melibatkan penggunaan atau manfaat berulang maka aktiva tersebut dimasukkan dalam

klasifikasi aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan peralatan.

Untuk dikategorikan sebagai aktiva tetap, suatu aktiva tidak harus digunakan secara

terus-menerus atau bahkan sering. Termasuk dalam aktiva tetap adalah aktiva yang dalam

keadaan siap pakai bila dibutuhkan ketika peralatan yang biasa dipakai rusak atau hanya

dipakai selama periode sibuk. Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi tidak dapat

diklasifikasikan sebagai aktiva tetap.

Aktiva tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak untuk dijual. Aktiva

berumur panjang yang ditahan untuk dijual kembali tidak diklasifikasikan sebagai aktiva

tetap, namun seharusnya dilaporkan dalam neraca pada bagian investasi. Contohnya, tanah

yang belum dikembangkan yang dibeli sebagai investasi untuk dijual kembali, akan

diklasifikasikan sebagai investasi, bukan sebagai tanah.

C. Harga Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan aktiva tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk

mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya siap digunakan. Rincian aktiva tetap

y

a

Aktiva

tetap

Page 8: Ta Aktiva Tetap

8

diungkapkan di neraca atau di catatan atas laporan keuangan. Sebagai contoh, Zaoldyeck Inc.

mengungkapkan informasi yang terkait dengan aktiva tetap pada neraca tahun terakhir

sebagai berikut (tabel 1):

(dalam jutaan $)

Tanah $ 386

Bangunan 547

Furniture dan Peralatan 676

Property 1270

Pekerjaan dalam Penyelesaian 180

Total $ 3059

Hanya biaya yang bermanfaat untuk menyiapkan aktiva berumur panjang hingga

dapat digunakan, yang termasuk ke dalam biaya aktiva tetap. Biaya-biaya yang dikeluarkan

tetapi tidak membuat aktiva tetap siap, pakai tidak menambah manfaat dari aktiva tetap yang

bersangkutan. Biaya semacam itu jangan dimasukkan sebagai bagian dari total biaya aktiva

tetap. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut harus didebit langsung ke dalam akun beban:

Kerusakan akibatnya kekerasan

Kesalahan pemasangan

Pencurian yang tidak diasuransikan

Kerusakan selama bongkar pasang

Denda akibat tidak lengkapnya izin dari badan pemerintah.

D. Komponen Aktiva Tetap

Komponen adalah bagian berwujud dari aktiva tetap yang dapat dipisahkan dan

diidentifikasikan sebagai aktiva yang disusutkan tersendiri sesuai dengan umur manfaatnya.

Sebagai contoh, sebuah lift dari sebuah bangunan dapat diidentifikasikan sebagai sebuah

komponen yang disusutkan terpisah dari bangunannya. Ketika perusahaan memperoleh atau

membangun komponen baru, biaya harus dikapitalisasi. Ketika sudah terpasang, komponen

akan disusutkan selama umur manfaatnya.

Page 9: Ta Aktiva Tetap

9

Perusahaan juga dapat mengganti suatu komponen. Penggantian diperhitungkan

menjadi dua tahap. Pertama, nilai buku komponen yang diganti didebit ke akun beban

penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Perlakuan ini konsisten dengan perubahan

estimasi. Yaitu, komponen aktiva tetap diakui sebagai aktiva yang telah disusutkan penuh

pada saat penggantian. Sebagai tambahan, biaya yang terjadi untuk memindahkan komponen

lama harus dicatat sebagai beban. Kedua, biaya langsung yang berkaitan dengan komponen

baru harus dikapitalisasi.

Sebagai contoh, diasumsikan Zaoldyeck mengangkat atap gudangnya pada tanggal 1

Oktober dengan biaya $1.000. Pada 1 Oktober nilai buku atap lama ($40.000 harga perolehan

dikurangi $31.000 akumulasi penyusutan) sebesar $9.000. Pada tanggal 9 Oktober atap baru

telah selesai dibuat menghabiskan biaya sebesar $60.000 dan diestimasikan mempunyai

umur manfaat 20 tahun, yang merupakan sisa umur dari bangunan. Pertama, biaya

mengangkat/memindahkan atap lama harus dibebankan, dan nilai buku atap yang diganti

harus disusutkan penuh, sebagai berikut:

1 Okt Beban Pemindahan 1000

Kas 1000

1 Beban Penyusutan 9000

Akumulasi Penyusutan Gudang 9000

Setelah ayat jurnal di atas nilai buku atap lama menjadi nol ($40.000 harga perolehan

dikurangi akumulasi penyusutan $40.000). karena atap lama sudah diganti, maka harga

perolehan awal dan penyusutannya juga harus dihilangkan dari catatan akuntansi, seperti

berikut ini:

Akumulasi Penyusutan Gudang 40000

Gudang 40000

Kemudian, biaya atap baru harus dikapitalisasi sebagai komponen terpisah, sebagai

berikut:

9 Okt Gudang 60000

Kas 60000

Page 10: Ta Aktiva Tetap

10

Dengan menggunakan metode garis lurus, atap baru akan disusutkan selama 20 tahun

sebesar $3.000 per tahun ($60.000 ÷ 20 tahun).

E. Akuntansi untuk Penyusutan

Tiga faktor harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang

diakui setiap periode, yaitu:

a. Biaya awal aktiva tetap

b. Umur manfaat yang diperkirakan

c. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat. Factor terakhir ini dinamakan dengan nilai

residu (residual value) sering disebut juga nilai sisa, atau nilai pertukaran.

Nilai sisa aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya harus diestimasi pada saat aktiva

tersebut mulai dipakai. Jika suatu aktiva tetap diperkirakan hanya memiliki sedikit nilai sisa

atau bahkan tidak sama sekali, maka biaya awalnya harus dialokasikan seluruhnya sepajang

umur manfaat yang diperkirakan sebagai penyusutan. Namun, jika aktiva tetap diperkirakan

memiliki nilai sisa signifikan, maka selisih antara nilai awal dengan nilai sisa, yang

dinamakan biaya yang dapat disusutkan, adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang

umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. Umur manfaat yang diperkirakan atas aktiva

tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.

Perusahaan tidak diharuskan menggunakan satu metode penyusutan tunggal bagi

semua aktivanya. Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan

mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak

penghasilan dan pajak property. Tiga metode yang paling umum digunakan adalah (1)

metode garis lurus, (2) metode unit produksi dan (3) metode saldo menurun.

- Metode Garis Lurus

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap

tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Contohnya, asumsikan bahwa biaya

akuisisi aktiva tetap adalah $24.000, estimasi nilai sisa adalah $2.000, dan estimasi

umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aktiva tersebut dihitung sebagai berikut:

Page 11: Ta Aktiva Tetap

11

$24.000 biaya - $2.000 estimasi nilai sisa = $4.400 penyusutan tahunan

5 tahun estimasi umur

Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan

tahunannya disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Contoh: asumsikan bahwa

tahun fiscal berakhir tanggal 31 Desember dan aktiva dalam contoh di atas mulai

digunakan tanggal 1 Oktober. Penyusutan untuk tahun fiscal pertama adalah $1.100

($4.400 × 3/12).

Untuk kemudahan penerapan metode garis lurus, penyusutan tahunan bisa

dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan

dengan membagi 100% dengan lamanya umur manfaat. Contoh: jika umur

manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100%/20),

jika umur manfaatnya 8 tahun, persentase beban penyusutan tahunannya adalah

12,5% (100%/8), demikian seterusnya. Dalam contoh di atas penyusutan tahunan

sebesar $4.400 dapat dihitung dengan mengalikan biaya yang dapat disusutkan

sebesar $22.000 dengan 20% (100%5).

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini

menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan

pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

- Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka

metode unit produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Dalam hal ini,

metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan

pendapatan terkait.

Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi

setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva.

Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit

kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode

Page 12: Ta Aktiva Tetap

12

akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan

jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Contoh:

asumsikan bahwa sebuah mesin yang berbiaya $24.000 dan estimasi nilai sisa $2.000

diperkirakan memiliki estimasi umur manfaat 10.000 jam operasi. Penyusutan per

jam dihitung sebagai berikut:

$24.000 biaya - $2.000 estimasi nilai sisa = $2,20 penyusutan per jam

10.000 estimasi per jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu

tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah $4.620 ($2,20 × 2.100 jam).

- Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun

sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini, tariff

penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh,

tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aktiva yang memiliki estimasi umur

manfaat 5 tahun adalah 40%, yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100%/5).

Untuk tahun pertama, biaya aktiva dikalikan dengan tariff saldo menurun.

Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun (biaya dikurangi akumulasi

penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai ilustrasinya, penyusutan

saldo menurun tahunan atas suatu aktiva yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan

biaya $24.000 diperlihatkan pada tabel 2 berikut ini:

Tahun Harga

Perolehan

Akumulasi

Penyusutan

Awal Tahun

Nilai Buku

Awal Tahun

Tarif Penyusutan

Tahunan

Nilai Buku

Akhir Tahun

1 $24.000 $24.000 × 40% $9.600 $14.400

2 24.000 $9.600 14.400 × 40% 5.760 8.640

Page 13: Ta Aktiva Tetap

13

3 24.000 15.360 8.640 × 40% 3.456 5.184

4 24.000 18.816 5.184 × 40% 2.073,6 3.110,4

5 24.000 20.889 3.110 - 1.110,4 2.000

Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun,

estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tariff penyusutan. Nilai sisa

juga diabaikan dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aktiva tidak boleh

disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas, estimasi nilai sisa

adalah $2.000. Jadi, penyusutan untuk tahun ke-5 adalah $1.110,4 ($3.110,4 - $2.000)

bukan $1.244,16 (40% × $3.110,4).

F. Merevisi Estimasi Penyusutan

Revisi estimasi nilai sisa dan umur manfaat adalah hal yang normal. Setelah direvisi,

estimasi-estimasi baru akan digunakan untuk menentukan beban penyusutan di masa depan.

Revisi tidak mempengaruhi jumlah beban penyusutan yang dicatat dalam tahun-tahun

sebelumnya.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu aktiva tetap yang dibeli seharga $130.000

pada awalnya diestimasikan memiliki umur manfaat 30 tahun dan nilai sisa $10.000. Aktiva

tersebut telah disusutkan selama 10 tahun dengan metode garis lurus. Pada akhir tahun ke-10,

nilai buku aktiva tersebut adalah $90.000 yang ditentukan sebagai berikut:

Harga perolehan aktiva $130.000

Dikurangi akumulasi penyusutan ($4.000 per tahun × 10 tahun) 40.000

Nilai buku (harga perolehan yang belum disusutkan), akhir tahun ke-10 $90.000

Pada tahun ke-11, diestimasikan kembali bahwa umur manfaat tersisa adalah 25 tahun

(bukan 20 tahun) dan nilai sisa adalah $5.000 (bukan $10.000). Beban penyusutan bagi

masing-masing tahun dari 25 tahun tersisa adalah $3.400, yang dihitung sebagai berikut:

Page 14: Ta Aktiva Tetap

14

Nilai buku (harga perolehan yang belum disusutkan), akhir tahun ke-10 $90.000

Dikurangi estimasi nilai sisa yang direvisi 5.000

Sisa harga perolehan yang belum disusutkan yang direvisi $85.000

Tahun tersisa 25

Beban penyusutan tahunan yang direvisi ($85.000/25) $3.400

G. Pelepasan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak lagi digunakan bisa dibuang, dijual, atau ditukar tambah

dengan aktiva tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva tetap dapat

bervariasi. Namun dalam semua kasus, nilai buku aktiva harus dihapus dari akun, yang

dilakukan dengan mendebit akun akumulasi penyusutan aktiva yang terkait sebesar saldonya

pada tanggal pelepasan dan mengkredit akun aktiva sebesar biaya atau harga perolehannya.

Aktiva tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aktiva tersebut telah

disusutkan secara penuh. Jika aktiva masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya dan

akumulasi penyusutan harus tetap tercatat dalam buku besar. Hal ini ditujukan untuk

mempertahankan akuntabilitas aktiva tersebut dalam buku besar. Jika nilai buku dari aktiva

dihapuskan dari buku besar, tidak akan ada lagi bukti mengenai keberadaan dari aktiva.

Selain itu, data-data biaya dan akumulasi penyusutan aktiva biasanya dibutuhkan untuk

pelaporan pajak property dan pajak penghasilan.

Pembuangan Aktiva Tetap

Jika aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki nilai sisa

atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang. Contohnya, asumsikan suatu jenis

peralatan yang diperoleh seharga $23.000 telah disusutkan secara penuh pada tanggal 31

Desember akhhir tahun fiscal sebelumnya. Pada tanggal 15 Februari peralatan tersebut

dibuang. Ayat jurnal untuk mencatat adalah sebagai berikut:

15 Feb Akumulasi Penyusutan Peralatan 23000

Peralatan 23000

Page 15: Ta Aktiva Tetap

15

Jika suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan harus terlebih

dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi. Contoh:

asumsikan bahwa suatu peralatan yang berharga $6.000 telah disusutkan dengan tarf garis

lurus sebesar 10% per tahun. Selain itu, asumsikan juga bahwa pada tanggal 311

Desember tahun fiscal sebelumnya, saldo akumulasi penyusutan setelah ayat jurnal

penyesuaian adalah $4.750. Terakhir, asumsikan juga bahwa aktiva tersebut dikeluarkan

dari pemakaian pada tanggal 25 Maret tahun berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat

penyusutan untuk tiga bulan dalam periode berjalan sebelum dikeluarkannya aktiva dari

pemakaian adalah sebagai berikut:

25 Mar Beban Penyusutan Peralatan 150

Akumulasi Penyusutan Peralatan 150

($6.000 × 3/12)

Pembuangan peralatan kemudian dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

25 Mar Akumulasi Penyusutan Peralatan 4900

Kerugian atas Pelepasan Aktiva Tetap 1100

Peralatan 6000

Kerugian sebesar $1.100 dicatat karena saldo akun akumulasi penyusutan

($4.900) lebih kecil daripada saldo akun peralatan ($6.000). kerugian dari pembuangan

aktiva tetap merupakan pos nonoperasi dan biasanya dilaporkan dalam bagian beban

lainnya pada laporan laba rugi.

Penjualan Aktiva Tetap

Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sejenis dengan ayat jurnal yang

telah diilustrasikan di atas, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga

harus dicatat. Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, maka transaksi tersebut

menimbulkan kerugian.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu peralatan diperoleh dengan harga

$10.000 dan disusutkan dengan tariff garis lurus sebesar 10% setiap tahunnya. Peralatan

tersebut dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober di tahun ke-8 pemakaiannya. Saldo

Page 16: Ta Aktiva Tetap

16

akun akumulasi penyusutan per 31 Desember tahun sebelumnya adalah $7.000. Ayat

jurnal untuk memutakhirkan penyusutan selama 9 bulan dari tahun berjalan adalah:

12 Okt Beban Penyusutan Peralatan 750

Akumulasi Penyusutan Peralatan 750

untuk mencatat penyusutan tahun

berjalan atas peralatan yang dijual

($10.000 × 3/4 × 10%)

Setelah penyusutan tahun berjalan dicatat, nilai buku aktiva adalah $2.250

($10.000 - $7.750). Ayat-ayat jurnal untuk mencatat penjualan, dengan mengasumsikan

tiga harga jual yang berbeda adalah sebagai berikut:

Dijual seharga nilai buku $2.250, tidak ada keuntungan atau kerugian.

12 Okt Kas 2250

Akumulasi Penyusutan Peralatan 7750

Peralatan 10000

Dijual di bawah nilai buku seharga $1.000, rugi sebesar $1.250.

12 Okt Kas 1000

Akumulasi Penyusutan Peralatan 7750

Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap 1250

Peralatan 10000

Dijual di atas nilai buku seharga $2.800, keuntungan sebesar $550.

12 Okt Kas 2800

Akumulasi Penyusutan Peralatan 7750

Peralatan 10000

Keuntungan atas Pelepasan Aktiva Tetap 550

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

Page 17: Ta Aktiva Tetap

17

Sering kali peralatan lama ditukar dengan yang baru, yang memiliki kegunaan

sama. Dalam kasus semacam ini, pembeli menerima peralatan lama yang dimaksud dari

penjual. Jumlah ini yang dinamakan dengan nilai tukar tambah (trade-in allowance),

mungkin lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku peralatan lama. Saldo yang

tersisa –jumlah yang terutang- dapat dibayarkan tunai atau dicatat sebagai suatu

kewajiban. Selisih ini biasanya dinamakan dengan sisa yang terutang (boot).

a. Keuntungan atas Pertukaran

Keuntungan atas pertukaran aktiva tetap sejenis tidak diakui untuk tujuan pelaporan

keuangan, hanya diakui jika ada uang kas yang diterima (boot). Hal ini didasarkan

pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang dibuat

dengan memanfaatkan aktiva tetap, bukan dari pertukaran aktiva tetap yang sejenis.

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak

keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva baru

dapat ditentukan dengan salah satu dari dua cara sebagai berikut:

1. Harga perolehan aktiva baru = harga aktiva baru – keuntungan yang tidak diakui

2. Harga perolehan aktiva baru = kas yang dibayarkan (atau kewajiban) + nilai buku

aktiva lama

Untuk ilustrasinya perhatikan pertukaran sebagai berikut:

Peralatan sejenis yang diperoleh (baru):

Harga peralatan baru $5.000

Nilai tukar tambah peralatan lama 1.100

Kas yang dibayar per 19 Juni, tanggal pertukaran $3.900

Peralatan yang ditukarkan (lama):

Harga perolehan peralatan lama $4.000

Akumulasi penyusutan pada tanggal pertukaran 3.200

Nilai buku per 19 Juni, tanggal pertukaran $800

Biaya atau harga perolehan peralatan baru yang dicatat:

Page 18: Ta Aktiva Tetap

18

Metode 1

Harga peralatan baru $5.000

Nilai tukar tambah $1.100

Nilai buku peralatan lama 800

Keuntungan pertukaran yang belum diakui (300)

Harga perolehan peralatan baru $4.700

Metode 2

Nilai buku peralatan lama $800

Kas yang dibayarkan pada tanggal pertukaran 3.900

Harga perolehan peralatan baru $4.700

Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran ini dan pembayaran kas, sebagai berikut:

19 Jun Akumulasi Penyusutan Peralatan 3200

Peralatan (baru) 4700

Peralatan (lama) 4000

Kas 3900

untuk mencatat pertukaran peralatan

Tidak diakuinya keuntungan sebesar $300 ($1.100 nilai tukar tambah - $800 nilai

buku) pada saat pertukaran akan mengurangi beban penyusutan di masa depan. Yaitu,

beban penyusutan atas aktiva baru didasarkan pada biaya sebesar $4.700 bukan pada

harga $5.000. Sebenarnya keuntungan yang tidak diakui sebesar $300 mengurangi

jumlah total penyusutan sepanjang umur peralatan dengan $300.

b. Kerugian atas Pertukaran

Untuk tujuan pelaporan keuangan, kerugian atas pertukaran aktiva tetap sejenis

diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Jika terjadi

kerugian, biaya yang dicatat untuk ativa baru adalah harga pasar aktiva tersebut.

Sebagai ilustrasi, perhatikan pertukaran berikut:

Page 19: Ta Aktiva Tetap

19

Peralatan sejenis yang diperoleh (baru):

Harga peralatan baru $10.000

Nilai tukar tambah peralatan lama 2.000

Kas yang dibayarkan per 7 September, tanggal pertukaran $8.000

Peralatan yang ditukarkan (lama):

Harga perolehan peralatan lama $7.000

Akumulasi penyusutn pada tanggal pertukaran 4.600

Nilai buku per 7 September, tanggal pertukaran $2.400

Nilai tukar tambah peralatan lama 2.000

Kerugian pertukaran $400

Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut adalah:

7 Sep Akumulasi Penyusutan Peralatan 4600

Peralatan 10000

Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap 4000

Peralatan 7000

Kas 8000

H. Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan

Biaya akuisisi atas aktiva tetap, biaya atas penambahan atau perbaikan pada

aktiva tetap sendiri yang meningkatkan nilai total aktiva, atau memperpanjang umur

manfaatnya dinamakan dengan pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran

semacam ini dicatat dengan mendebit akun aktiva atau akun akumulasi penyusutan yang

berhubungan. Biaya-biaya yang hanya memberikan manfaat bagi periode berjalan atau

biaya yang muncul sebagai bagian dari reparasi dan pemeliharaan normal dinamakan

dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran seperti ini didebit

ke akun beban. Contohnya, biaya pengganti busi sebuah mobil atau biaya pengecatan

bangunan harus didebit ke akun beban.

Page 20: Ta Aktiva Tetap

20

Pengeluaran modal akan mempengaruhi beban penyusutan lebih dari satu periode,

sementara pengeluaran pendapatan hanya akan mempengaruhi beban pada periode

berjalan.

I. Tahap-tahap Perolehan Aktiva Tetap

Biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap dapat diklasifikasikan menjadi empat

tahap: (1) pendahuluan, (2) pra-perolehan, (3) perolehan atau konstruksi dan (4)

pemakaian.

Tahap pendahuluan terjadi sebelum manajemen yakin akan kemungkinan

dilakukannya pembelian aktiva tetap. Selama tahap ini, perusahaan mungkin akan

melakukan studi kelayakan, studi pasar, dan analisis keuangan untuk menentukan

kelayakan perolehan aktiva tetap. Biaya ini tidak dapat dikaitkan dengan aktiva tetap

tertentu sehingga diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan.

Pada tahap pra-perolehan, kemungkinan pembelian aktiva tetap menjadi sangat

besar, namun belum terjadi. Biaya yang terjadi dalam tahap ini seperti biaya survey,

penetapan wilayah, dan studi teknis, dapat dikaitkan dengan aktiva tetap tertentu dan

harus diperlakukan sebagai pengeluaran modal. Seperti dinyatakan sebelumnya,

pengeluaran modal adalah biaya perolehan, konstruksi, penambahan, atau penggantian

aktiva tetap.

Dalam tahap perolehan atau konstruksi, pembelian telah terjadi atau konstruksi

telah dimulai, namun aktiva tetap tersebut belum siap untuk digunakan. Biaya yang bisa

diidentifikasikan langsung dengan aktiva tetap tertentu selama tahap ini harus

dikapitalisasi dalam akun aktiva tetap atau dalam akun pekerjaan dalam penyelesaian.

Biaya administrasi dan umum seharusnya tidak dialokasikan ke dalam akun aktiva tetap

atau akun pekerjaan dalam penyelesaian. Biaya ini didebit ke akun beban administrasi

dan umum. Ketika aktiva tetap siap dimanfaatkan, biaya yang dikapitalisasi harus

ditransfer dari akun pekerjaan dalam penyelesaian ke akun aktiva tetap berkaitan.

Dalam tahap pemakaian, aktiva tetap telah selesai dan siap digunakan. Selama

tahap ini, aktiva tetap harus disusutkan seperti yang dijabarkan dalam bagian

sebelumnya. Sebagai tambahan, aktivitas perbaikan dan pemeliharaan yang normal,

Page 21: Ta Aktiva Tetap

21

berulang, dan periodic sehubungan dengan aktiva tetap tersebut selama tahap ini, harus

dicatat ke beban pemeliharaan untuk periode bersangkutan. Biaya yang terjadi untuk

memperoleh komponen tambahan atau mengganti komponen yang sudah ada atas aktiva

tetap tersebut harus dikapitalisasi.

J. Sewa Guna Usaha Aktiva Tetap

Sewa guna usaha adalah suatu kontrak pemakaian aktiva selama periode waktu

yang ditentukan. Dua pihak yang terlibat dalam kontrak sewa guna usaha adalah lessor

dan lessee. Lessor adalah pihak yang memiliki aktiva. Lessee adalah pihak yang

mendapatkan hak untuk menggunakan aktiva yang dialihkan oleh lessor. Lessee

diwajibkan untuk melakukan pembayaran sewa periodic dalam jangka waktu sewa guna

usaha. Semua sewa guna usaha dapat diklasifikasikan oleh lessee baik sebagai sewa guna

usaha modal atau sewa guna usaha operasi.

Suatu sewa guna usaha diklasifikasi sebagai sewa guna usaha modal (capital

lease) jika lessee pada dasarnya dianggap telah membeli aktiva. Lessee mendebit akun

aktiva sebesar nilai pasar wajar dan mengkredit akun kewajiban sewa guna usaha jangka

panjang.

Sewa guna usaha yang tidak diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha modal

untuk tujuan akuntansi diperlukan sebagai sewa guna usaha operasi (operating lease).

Dalam hal ini, lessee mencatat pembayaran menurut sewa guna usaha operasi dengan

mendebit beban sewa dan mengkredit kas. Baik kewajiban sewa guna usaha maupun hak

untuk menggunakan aktiva yang disewa di masa depan tidak diakui dalam akun. Namun,

lessee harus mengungkapkan komitmen sewa guna usaha di masa depan dalam catatan

atas laporan keuangan.

K. Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap

Karena aktiva tetap bernilai tinggi dan berumur ekonomis panjang, maka penting

untuk merancang dan menerapkan pengendalian internal yang efektif atas aktiva tetap.

Pengendalian itu harus dibentuk untuk menjamin bahwa aktiva tetap dibeli dengan harga

Page 22: Ta Aktiva Tetap

22

yang serendah mungkin. Salah satu prosedur untuk mencapai tujuan ini adalah dengan

meminta para pemasok mengajukan tawaran kompetitif.

Segera setelah aktiva tetap diterima, aktiva tersebut harus diperiksa dan diberi

label untuk tujuan pengendalian dan dicatat dalam buku besar pembantu. Prosedur ini

dimaksudkan untuk membentuk pertanggunggugatan awal bagi aktiva dimaksud. Buku

besar pembantu juga berguna dalam menentukan beban penyusutan dan pencatatan

pelepasan aktiva. Data-data operasi yang dicatat dalam buku besar pembantu seperti

jumlah kerusakan, lamanya aktiva tidak terpakai, dan biaya perbaikan, berguna dalam

menentukan perlu tidaknya suatu aktiva diganti. Sebuah perusahaan yang memilliki buku

besar pembantu terkomputerisasi mungkin menggunakan label kode batang (bar code)

agar data-data aktiva tetap dapat langsung dipindai ke dalam catatan computer.

Aktiva tetap juga harus diasuransikan terhadap pencurian, kebakaran, banjir, atau

bencana lainnya. Selain diasuransikan, perusahaan juga perlu membentuk perangkat-

perangkat perlindungan terhadap pencurian, penyalahgunaan, atau kerusakan lain.

Perusahaan juga perlu membentuk prosedur pelatihan pegawai untuk mengoperasikan

aktiva tetap seperti peralatan dan mesin-mesin dengan benar.

Perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodic dalam

rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan semacam itu ditujukan

untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak, atau menganggur. Selain itu,

aktiva tetap harus diperiksa secara periodic untuk menentukan kondisinya.

Pengendalian yang hati-hati juga harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva

tetap. Semua pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar. Aktiva yang telah

disusutkan secara penuh harus tetap dipertahankan dalam catatn akuntansi sampai

pelepasan diotorisasi dan aktiva tersebut dikeluarkan dari pemakaian.

Page 23: Ta Aktiva Tetap

23

BAB

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang

relative permanen, dimana aktiva tetap dibagi menjadi dua golongan yaitu, aktiva tetap

berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud seperti peralatan, perabotan,

bangunan, mesin, alat-alat dan tanah. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud misalnya

merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill dan

lain-lain. Untuk pelepasan aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara menjual, membuang,

atau menukar aktiva tetap tersebut.

Dalam pengendalian untuk aktiva tetap, perhitungan fisik persediaan aktiva tetap

harus dilakukan secara periodik untuk mendeteksi apakah ada aktiva tetap yang telah

rusak, hilang atau bahkan belum terpakai. Setelah aktiva tetap diterima harus segera

dicatat dalam pembukuan yang terkomputerisasi disertai kode bar dan cepat

diasuransikan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Page 24: Ta Aktiva Tetap

24

DAFTAR PUSTAKA

Fess, Warren Reeve. 2006. Pengantar Akuntansi edisi 21. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Kieso, E Donald, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield. Akuntansi Intermediate edisi 12.

Penerbit: Erlangga. Jakarta

http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-aktiva-tetap-berwujud/

www.wikipedia.com/aktiva-tetap