REUTERS/CAREN FIROUZ AJAK DIALOG: Monarki Bahrain … fileratusan polisi, anggota militer, ......

1
DENNY PARSAULIAN SINAGA P EMERINTAH Bahrain siap berdialog dengan demonstran yang se- bagian besar berasal dari kelompok Syiah. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Sheikh Khaled bin Ahmed al- Khalifa, di Manama. Sejak 1990, tatkala tujuh orang demonstran Syiah tewas, gelombang unjuk rasa selama sepekan terakhir merupakan yang terburuk. Dalam ren- tang waktu tersebut ribuan demonstran bermazhab Syiah turun ke jalan dan mendesak diadakannya dialog nasional. Mereka mengeluhkan diskrimi- nasi yang mereka alami dan menginginkan pemerintahan baru yang dipilih lewat pemi- lihan umum. Menurut Sheikh Khaled, pemerintah mengajak semua pihak berdialog, termasuk Gerakan Haq. Sheikh Khaled menambahkan, semua isu da- pat dibahas, termasuk perom- bakan kabinet. “Semuanya bisa dibicarakan di meja perundingan. Kami ti- dak ragu mengundang semua pihak untuk mendiskusikan langkah kita berikutnya,” kata Sheikh Khaled. “Apa yang ter- jadi di Bahrain adalah sebuah transformasi baru, sebuah per- mulaan untuk reformasi yang telah dimulai satu dekade lalu.” Sheikh Khaled mengharap- kan dialog yang diinginkan para demonstran akan segera dilangsungkan dalam beberapa hari mendatang. Namun, Partai Wefaq yang bermazhab Syiah mengaku pesimistis terhadap tawaran pemerintah. Mantan anggota parlemen dari Par- tai Wefaq, Ibrahim Mattar, mengatakan tidak akan ada kemajuan di Bahrain sebelum negara tersebut mengurangi kewenangan Dinasti Al-Khalifa dan membentuk monarki kons- titusional. Meski demikian, pemerintah berkeras melanjutkan dialog dan mengizinkan pemimpin Gerakan Haq yang berbasis di London, Hassan Mushaimaa, kembali ke Bahrain. Sejak Selasa (22/2), Mushai- maa terdampar di Beirut, Liba- non, sebab pemerintah setem- pat tidak memperbolehkan dia naik pesawat menuju Manama. Pemerintah Libanon beralasan Mushaimaa masuk daftar bu- ronan internasional. Menurut sumber di imigrasi Libanon, Mushaimaa tidak ditahan, tapi paspornya disita. Mushaimaa bersama 25 orang lainnya dituntut, tahun lalu, ka- rena diduga akan melakukan kudeta dan telah diadili secara in absentia. Namun, pemerintah Bahrain telah membebaskan 25 rekan Mushaimaa pada Selasa (22/2). Pembebasan itu sen- diri dilakukan sebagai salah satu cara pemerintah untuk meredam demonstran antipe- merintah. Gerakan Haq merupakan ke- lompok oposisi paling radikal di Bahrain jika dibandingkan dengan Partai Wefaq, sebelum mereka berpisah pada 2006 lalu. Cabut status darurat Sementara itu dari Aljazair, Presiden Abdelaziz Bouteika memutuskan untuk mencabut status darurat yang telah diber- lakukan 19 tahun. Pencabutan yang mulai berlaku Kamis (24/2) itu dilakukan di tengah gelombang unjuk rasa yang menginginkan reformasi di Aljazair. Pencabutan status itu di- sambut baik Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Namun, Obama juga mendesak pe- merintah di negara itu untuk melakukan langkah lain guna memenuhi hak rakyatnya. (AP/Reuters/I-5) [email protected] Monarki Bahrain Siap Berdialog Pembebasan pemimpin Gerakan Haq dan perundingan dengan kelompok oposisi dilakukan sebagai cara pemerintah untuk meredam demonstran antipemerintah. KELUARGA korban gempa bumi Kota Christchurch, Se- landia Baru, mengaku kecewa terhadap kinerja tim penyela- mat korban yang dikerahkan pemerintah. Mereka menilai tim penyelamat bekerja lam- ban. Ungkapan kekecewaan itu disampaikan keluarga kor- ban dalam pertemuan yang digelar antara pemerintah Christchurch dan keluarga para korban, kemarin. Keluarga korban dari Jepang, Taiwan, Inggris, Australia, Singapura, dan Amerika Serikat juga hadir dalam pertemuan yang diwar- nai tangisan dan teriakan putus asa tersebut. Menteri Luar Negeri Murray McCully mengatakan fase pe- nyelamatan yang melibatkan ratusan polisi, anggota militer, dan lainnya telah dipersiapkan untuk memberikan informasi terakhir korban kepada para keluarga korban dan media massa. Dia menjelaskan belum ada korban terbaru yang berhasil ditemukan tim penyelamat. Berdasarkan penemuan ter- akhir, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 113 orang. Kendati demikian, pe- merintah menegaskan proses pencarian masih terus dilan- jutkan. “Kami masih terus berharap bahwa ada korban yang masih dapat ditolong tapi tampaknya harapan itu semakin menipis,” kata Menteri Pertahanan Sipil John Carter. Pemerintah merilis nama enam korban, semuanya warga Christchurch, di antaranya dua bayi laki-laki yang dikonrmasi dengan hasil tes DNA sebelum diinformasikan kepada kelu- arga mereka. Proses juga akan diberlaku- kan untuk 113 korban tewas yang telah dibawa ke sebuah rumah jenazah. Sementara itu, penjelasan identitas akan dikeluarkan ter- kait dengan daftar korban yang masih hilang dan mencapai 228 orang. Pemerintah juga memo- hon kesabaran para keluarga korban terkait identikasi yang akan diumumkan. “Elsa Torres adalah tante saya yang bekerja sebagai pe- nerjemah di sekolah bahasa yang sedang berkunjung di Ge- dung CTV. Kami berharap dia masih hidup. Tetapi sayangnya kami hanya bisa duduk dan menunggu kabar dari pemerin- tah,” kata Danny Campos, 27, salah satu keluarga korban. Dalam upaya pencarian kor- ban gempa, tim penyelamat dan tim konstruksi mulai mem- bongkar beberapa bangunan seperti ikon kota yaitu Hotel Grand Chancellor dan Gereja Katolik Katedral. Mereka membongkar dan mengangkat tumpukan batu se- cara hati-hati karena sebelum- nya ditemukan 22 korban tewas yang berada dalam kondisi tidak dapat dibaringkan. Warga masih diimbau untuk tetap tinggal di dalam rumah untuk menghindari bahaya dari dampak pembongkaran puing-puing bangunan di seki- tar rumah mereka. (*/AP/ Reuters/I-3) UNTUK memengaruhi warga Korea Utara (Korut), pihak Korea Selatan (Korsel) melan- carkan kampanye psikolo- gis. Pihak militer Korsel telah menyebarkan leaet berisi tun- tutan demokrasi di Mesir dari udara ke wilayah Korut. Tak hanya itu, militer Korsel juga mengirimkan makanan, obat-obatan, dan radio kepada warga Korut. Anggota parle- men Korsel dari kelompok konservatif Song Young-sun, kemarin, mengatakan kampa- nye psikologis itu bertujuan mendorong warga Korut untuk berpikir mengenai perubahan. Untuk mengirimkan ma- kanan dan obat-obatan, pihak Korsel mengikatnya pada balon-balon yang diprogram dengan waktu. Dengan peng- atur waktu, balon-balon secara otomatis melepas tali pengikat makanan dan obat-obatan saat berada di atas wilayah Korut yang miskin. Namun, pihak Kementerian Pertahanan Korsel menolak menjelaskan aksi yang dilaku- kan pihak militernya. Korsel ti- dak mau berkomentar mengani hal yang dinilai mereka sangat sensitif di tengah upaya untuk melakukan pembicaraan de- ngan Korut. Song juga mengatakan ma- kanan yang dikirim disertai penjelasan bahwa makanan ter- sebut aman dikonsumsi. Untuk mengetes keamanan makanan tersebut bisa dilakukan dengan memberikannya kepada ternak piaraan. Selain informasi menge- nai aksi demonstrasi di Mesir yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak, leaflet yang disebarkan dari udara juga berisi berita mengenai unjuk rasa di Libia yang menentang penguasa yang lama memim- pin, Moamar Khada. Para pakar mengatakan Pyongyang terus mengontrol komunikasi dan gerakan rakyat secara sangat ketat. Untuk itu, Korsel berharap rakyat Korut melakukan gerakan sebagaima- na yang dilakukan di Mesir dan Libia untuk menentang pemimpin mereka. Militer Korsel gencar berkam- panye terutama setelah pihak Korut membombardir sebuah pulau yang disengketakan pada November 2010 lalu. Serangan militer Korut itu menewaskan empat orang termasuk warga sipil. Ketegangan di Semenanjung Korea kian memuncak saat terjadi serangan artileri yang menenggelamkan kapal perang Korsel Cheonan pada Maret tahun lalu. Untuk mengatasi ketegangan tersebut, kedua negara berupaya membangun dialog lagi pada awal Februari. Sayangnya kesepakatan tidak tercapai dalam perundingan itu. (Drd/Reuters/I-4) Korea Selatan Provokasi Warga Korea Utara Keluarga Korban Kecewa kepada Tim Penyelamat 8 SABTU, 26 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA I NTER NASIONAL MENCARI KORBAN: Tim SAR mencari korban yang tertimbun bangunan yang runtuh akibat gempa di Christchurch, Selandia Baru, Kamis, (24/2). AP/ROB GRIFFITH AJAK DIALOG: Perempuan Bahrain menyaksikan para demonstran berunjuk rasa menentang pemerintah di Pearl Square, Manama, Bahrain, Kamis (24/2). Kerajaan Bahrain yang dikuasai Suni mengajak para demonstran antipemerintah yang sebagian besar dari kelompok Syiah untuk berdialog. REUTERS/CAREN FIROUZ

Transcript of REUTERS/CAREN FIROUZ AJAK DIALOG: Monarki Bahrain … fileratusan polisi, anggota militer, ......

DENNY PARSAULIAN SINAGA

PEMERINTAH Bahrain siap berdialog dengan demonstran yang se-bagian besar berasal

dari kelompok Syiah. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Sheikh Khaled bin Ahmed al-Khalifa, di Manama.

Sejak 1990, tatkala tujuh orang demonstran Syiah tewas, gelombang unjuk rasa selama sepekan terakhir merupakan yang terburuk. Dalam ren-tang waktu tersebut ribuan demonstran bermazhab Syiah turun ke jalan dan mendesak diadakannya dialog nasional. Mereka mengeluhkan diskrimi-nasi yang mereka alami dan menginginkan pemerintahan baru yang dipilih lewat pemi-

lihan umum. Menurut Sheikh Khaled,

pemerintah mengajak semua pihak berdialog, termasuk Gerakan Haq. Sheikh Khaled menambahkan, semua isu da-pat dibahas, termasuk perom-bakan kabinet.

“Semuanya bisa dibicarakan di meja perundingan. Kami ti-dak ragu mengundang semua pihak untuk mendiskusikan langkah kita berikutnya,” kata Sheikh Khaled. “Apa yang ter-jadi di Bahrain adalah sebuah transformasi baru, sebuah per-mulaan untuk reformasi yang telah dimulai satu dekade lalu.”

Sheikh Khaled mengharap-kan dialog yang diinginkan para demonstran akan segera dilangsungkan dalam beberapa

hari mendatang. Namun, Partai Wefaq yang bermazhab Syiah mengaku pesimistis terhadap tawaran pemerintah. Mantan anggota parlemen dari Par-tai Wefaq, Ibrahim Mattar, mengatakan tidak akan ada kemajuan di Bahrain sebelum negara tersebut mengurangi kewenangan Dinasti Al-Khalifa dan membentuk monarki kons-titusional.

Meski demikian, pemerintah berkeras melanjutkan dialog dan mengizinkan pemimpin Gerakan Haq yang berbasis di London, Hassan Mushaimaa, kembali ke Bahrain.

Sejak Selasa (22/2), Mushai-maa terdampar di Beirut, Liba-non, sebab pemerintah setem-pat tidak memperbolehkan dia naik pesawat menuju Manama.

Pemerintah Libanon beralasan Mushaimaa masuk daftar bu-ronan internasional. Menurut sumber di imigrasi Libanon, Mushaimaa tidak ditahan, tapi paspornya disita.

Mushaimaa bersama 25 orang lainnya dituntut, tahun lalu, ka-rena diduga akan melakukan kudeta dan telah diadili secara in absentia. Namun, pemerintah Bahrain telah membebaskan 25 rekan Mushaimaa pada Selasa (22/2). Pembebasan itu sen-diri dilakukan sebagai salah satu cara pemerintah untuk meredam demonstran antipe-merintah.

Gerakan Haq merupakan ke-lompok oposisi paling radikal di Bahrain jika dibandingkan dengan Partai Wefaq, sebelum mereka berpisah pada 2006

lalu.

Cabut status daruratSementara itu dari Aljazair,

Presiden Abdelaziz Boutefl ika memutuskan untuk mencabut status darurat yang telah diber-lakukan 19 tahun. Pencabutan yang mulai berlaku Kamis (24/2) itu dilakukan di tengah gelombang unjuk rasa yang menginginkan reformasi di Aljazair.

Pencabutan status itu di-sambut baik Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Namun, Obama juga mendesak pe-merintah di negara itu untuk melakukan langkah lain guna memenuhi hak rakyatnya. (AP/Reuters/I-5)

[email protected]

Monarki Bahrain Siap Berdialog

Pembebasan pemimpin Gerakan Haq dan perundingan dengan kelompok oposisi dilakukan sebagai cara pemerintah untuk meredam demonstran antipemerintah.

KELUARGA korban gempa bumi Kota Christchurch, Se-landia Baru, mengaku kecewa terhadap kinerja tim penyela-mat korban yang dikerahkan pemerintah. Mereka menilai tim penyelamat bekerja lam-ban.

Ungkapan kekecewaan itu disampaikan keluarga kor-ban dalam pertemuan yang digelar antara pemerintah Christchurch dan keluarga para korban, kemarin. Keluarga korban dari Jepang, Taiwan, Inggris, Australia, Singapura, dan Amerika Serikat juga hadir dalam pertemuan yang diwar-nai tangisan dan teriakan putus asa tersebut.

Menteri Luar Negeri Murray McCully mengatakan fase pe-nyelamatan yang melibatkan ratusan polisi, anggota militer, dan lainnya telah dipersiapkan untuk memberikan informasi terakhir korban kepada para keluarga korban dan media massa.

Dia menjelaskan belum ada korban terbaru yang berhasil ditemukan tim penyelamat. Berdasarkan penemuan ter-akhir, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 113 orang. Kendati demikian, pe-merintah menegaskan proses pencarian masih terus dilan-jutkan.

“Kami masih terus berharap bahwa ada korban yang masih dapat ditolong tapi tampaknya harapan itu semakin menipis,” kata Menteri Pertahanan Sipil John Carter.

Pemerintah merilis nama enam korban, semuanya warga

Christchurch, di antaranya dua bayi laki-laki yang dikonfi rmasi dengan hasil tes DNA sebelum diinformasikan kepada kelu-arga mereka.

Proses juga akan diberlaku-kan untuk 113 korban tewas yang telah dibawa ke sebuah rumah jenazah.

Sementara itu, penjelasan identitas akan dikeluarkan ter-kait dengan daftar korban yang masih hilang dan mencapai 228 orang. Pemerintah juga memo-hon kesabaran para keluarga korban terkait identifi kasi yang akan diumumkan.

“Elsa Torres adalah tante saya yang bekerja sebagai pe-nerjemah di sekolah bahasa yang sedang berkunjung di Ge-dung CTV. Kami berharap dia masih hidup. Tetapi sayangnya kami hanya bisa duduk dan menunggu kabar dari pemerin-tah,” kata Danny Campos, 27, salah satu keluarga korban.

Dalam upaya pencarian kor-ban gempa, tim penyelamat dan tim konstruksi mulai mem-bongkar beberapa bangunan seperti ikon kota yaitu Hotel Grand Chancellor dan Gereja Katolik Katedral.

Mereka membongkar dan mengangkat tumpukan batu se-cara hati-hati karena sebelum-nya ditemukan 22 korban tewas yang berada dalam kondisi tidak dapat dibaringkan.

Warga masih diimbau untuk tetap tinggal di dalam rumah untuk menghindari bahaya dari dampak pembongkaran puing-puing bangunan di seki-tar rumah mereka. (*/AP/Reuters/I-3)

UNTUK memengaruhi warga Korea Utara (Korut), pihak Korea Selatan (Korsel) melan-carkan kampanye psikolo-gis. Pihak militer Korsel telah menyebarkan leafl et berisi tun-tutan demokrasi di Mesir dari udara ke wilayah Korut.

Tak hanya itu, militer Korsel juga mengirimkan makanan, obat-obatan, dan radio kepada warga Korut. Anggota parle-men Korsel dari kelompok konservatif Song Young-sun,

kemarin, mengatakan kampa-nye psikologis itu bertujuan mendorong warga Korut untuk berpikir mengenai perubahan.

Untuk mengirimkan ma-kanan dan obat-obatan, pihak Korsel mengikatnya pada balon-balon yang diprogram dengan waktu. Dengan peng-atur waktu, balon-balon secara otomatis melepas tali pengikat

makanan dan obat-obatan saat berada di atas wilayah Korut yang miskin.

Namun, pihak Kementerian Pertahanan Korsel menolak menjelaskan aksi yang dilaku-kan pihak militernya. Korsel ti-dak mau berkomentar mengani hal yang dinilai mereka sangat sensitif di tengah upaya untuk melakukan pembicaraan de-

ngan Korut.Song juga mengatakan ma-

kanan yang dikirim disertai penjelasan bahwa makanan ter-sebut aman dikonsumsi. Untuk mengetes keamanan makanan tersebut bisa dilakukan dengan memberikannya kepada ternak piaraan.

Selain informasi menge-nai aksi demonstrasi di Mesir

yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak, leaflet yang disebarkan dari udara juga berisi berita mengenai unjuk rasa di Libia yang menentang penguasa yang lama memim-pin, Moamar Khadafi .

Para pakar mengatakan Pyongyang terus mengontrol komunikasi dan gerakan rakyat secara sangat ketat. Untuk itu,

Korsel berharap rakyat Korut melakukan gerakan sebagaima-na yang dilakukan di Mesir dan Libia untuk menentang pemimpin mereka.

Militer Korsel gencar berkam-panye terutama setelah pihak Korut membombardir sebuah pulau yang disengketakan pada November 2010 lalu. Serangan militer Korut itu menewaskan

empat orang termasuk warga sipil.

Ketegangan di Semenanjung Korea kian memuncak saat terjadi serangan artileri yang menenggelamkan kapal perang Korsel Cheonan pada Maret tahun lalu. Untuk mengatasi ketegangan tersebut, kedua negara berupaya membangun dialog lagi pada awal Februari. Sayangnya kesepakatan tidak tercapai dalam perundingan itu. (Drd/Reuters/I-4)

Korea Selatan Provokasi Warga Korea Utara

Keluarga Korban Kecewa kepadaTim Penyelamat

8 SABTU, 26 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAINTERNASIONAL

MENCARI KORBAN: Tim SAR mencari korban yang tertimbun bangunan yang runtuh akibat gempa di Christchurch, Selandia Baru, Kamis, (24/2).

AP/ROB GRIFFITH

AJAK DIALOG: Perempuan Bahrain menyaksikan para demonstran berunjuk rasa menentang pemerintah di Pearl Square, Manama, Bahrain, Kamis (24/2). Kerajaan Bahrain yang dikuasai Suni mengajak para demonstran antipemerintah yang sebagian besar dari kelompok Syiah untuk berdialog.

REUTERS/CAREN FIROUZ