Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

20
RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR Pengertian : Melakukan resusitasi bada bayi baru lahir akibat adanya gangguan pernapasan dan sirkulasi. Tujuan pembelajaran : setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan : 1. Mampu melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernapasan yang mengancam jiwa 2. Mampu membebaskan dan membersihkan jalan napas pada bayi baru lahir. 3. Mampu memberikan napas bantu pada bayi yang tidak bisa bernapas. 4. Mampu melakukan pijatan jantung luar bila denyut jantung bayi tidak ada atau lemah . Media dan alat pembelajaran: 1. Buku panduan peserta skill lab sistem emergensi dan traumatologi 2. Video dan slide cara resusitasi bada bayi baru lahir 3. Jalan napas orofaring bayi aterm dan prematur. 4. Mesin penghisap dan manometer 5. Kateter pengisap warna biru 6. Pipa Nasogastric no 8F dan semprit 20 ml 7. Meconium aspirator 8. Kom isi cairan nacl 0,9% 9. Pipa endotrakeal no. 2.5, 3.0, 3.5, 4.0

description

resusitasi BBL

Transcript of Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

Page 1: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

Pengertian : Melakukan resusitasi bada bayi baru lahir akibat adanya gangguan pernapasan dan sirkulasi.

Tujuan pembelajaran : setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan :

1. Mampu melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami gangguan

pernapasan yang mengancam jiwa

2. Mampu membebaskan dan membersihkan jalan napas pada bayi baru lahir.

3. Mampu memberikan napas bantu pada bayi yang tidak bisa bernapas.

4. Mampu melakukan pijatan jantung luar bila denyut jantung bayi tidak ada atau

lemah .

Media dan alat pembelajaran:

1. Buku panduan peserta skill lab sistem emergensi dan traumatologi

2. Video dan slide cara resusitasi bada bayi baru lahir

3. Jalan napas orofaring bayi aterm dan prematur.

4. Mesin penghisap dan manometer

5. Kateter pengisap warna biru

6. Pipa Nasogastric no 8F dan semprit 20 ml

7. Meconium aspirator

8. Kom isi cairan nacl 0,9%

9. Pipa endotrakeal no. 2.5, 3.0, 3.5, 4.0

10.Stilet/ mandrain

11.Laringoskop + daun lurus no. 0 dan 1

12.Sungkup laring

13.Oksigen Blinded / oksigen murni dan manometer (5-8 Lt/menit)

14.Sungkup muka bayi aterm dan prematur yang ada bantalannya

15.Ambu bag bayi mengembang sendiri dengan reservoar

16.Selang oksigen dan pulsoxymeter

17. Infus NaCl 0,9%, infus set mikrodrip, kanula IV no. 24 ( kuning )/ wing needle

Page 2: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

18.Obat –obatan resusitasi : adrenalin 1:10. 000 ( 0,1 ml sediaan adrenalin + 0.9 ml

NaCl 0,9% /aquabides ( 0,1 mg/mL ) ) dan naloxon hidroklorida 0,4 mg/mL

19.Lain-lain

a. Boneka manikin bayi

b. Meja Radiant Warmer / Lampu sorot

c. Tiga kain hangat untuk ganjal punggung, terima bayi dan alas meja

d. Stetoskop

e. Jam , sarung tangan dan kantung plastik makanan untuk bayi prematur (< 28

minggu)

Indikasi

1. Dilakukan pada`bayi baru lahir yang mengalami gangguan jalan napas akibat

sumbatan oleh lendir, meconium, benda asing atau kelainan anatomi saluran

napas

2. Dilakukan pada bayi baru lahir yang tidak bernapas

3. Diberikan pernapasan buatan dengan ventilasi positip bila pernapasan tersengal

atau apnue, denyut jantung < 100 x/mnt, sianosis sentral menetap meskipun

telah diberikan oksigen 100 %.

4. Dilakukan pada bayi baru lahir bila denyut jantung < 60 x/mnt

Metode Pembelajaran

Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

Deskripsi kegiatan resusitasi jantung paru (RJP).

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk

mahasiswa

2. Penjelasan singkat tentang prosedur

Page 3: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

kerja, peran masing-masing mahasiswa

dan alokasi waktu.

2. Demonstrasi singkat

tentang cara resusitasi

bayi baru lahir oleh

instruktur.

10

menit

1.Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi

cara resusitasi bayi baru lahir oleh

Instruktur pada model

2. Diskusi singkat bila ada yang kurang

dimengerti.

3. Praktek cara resusitasi

bayi baru lahir.

10

menit

1. Satu orang mahasiswa mempraktekkan

cara resusitasi bayi baru lahir. Mahasiswa

lainnya menyimak dan mengoreksi bila

ada yang kurang.

2. Instruktur memperhatikan dan

memberikan bimbingan bila mahasiswa

kurang sempurna melakukan praktek.

3. Instruktur berkeliling diantara

mahasiswa dan melakukan supervisi

menggunakan ceklis/daftar tilik.

4. Latihan dengan kasus

4. Diskusi 10

menit

1. Diskusi tentang kesan mahasiswa

terhadap

praktek cara resusitasi bayi baru lahir:

apa

yang dirasa mudah, apa yang sulit.

2. Mahasiswa memberikan saran atau

koreksi

tentang jalannya praktek hari itu.

Instruktur

mendengar dan memberikan jawaban.

3. Instruktur mejelaskan penilaian umum

Page 4: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

tentang jalannya praktek resusitasi bayi

baru

lahir : apakah secara umum berjalan

baik, apakah ada sebagaian mahasiswa

yang masih kurang. Bila perlu

mengumumkan hasil masing-masing

mahasiswa.

Total waktu 35

menit

Catatan :

Penolong bayi minimal 2 orang ,komando dipegang oleh penolong yang

mengelola jalan napas , dan berada di depan kepala bayi atau di kanan

bayi .

Lampu radian warmer/ lampu sorot di nyalakan minimal ½ jam sebelum

bayi lahir

Mesin penghisap dan oksigen di nyalakan sesaat sebelum bayi dilahirkan

Page 5: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan

Persiapan awal

Periksa semua kelengkapan alat, dan uji peralatan

Langkah awal

1. Terima bayi dengan selembar kain kering dan

tanyakan : Usia gestasi, warna air ketuban,

bernapas atau menangis, tonus otot bayi.

2. Baringkan bayi di bawah pemanas radiant yang

telah dihangatkan.

3. Posisikan bayi terlentang, kepala posisi netral

jangan melakukan ekstensi yang berlebihan atau

berikan ganjal punggung dengan kain setebal 2.5

cm bila kepala bayi besar atau occiputnya

menonjol.

Langkah 1 sampai

8 dilakukan dalam

30 detik

Buka jalan napas dan keringkan

4. Bersihkan mulut dan hidung bayi dengan

penghisap.

5. Jika pernapasan dangkal atau tersengal-sengal

segera hisap lendir mulai dari mulut kemudian

hidung. Pengisapan jangan terlalu lama (6 detik).

6. Jika ketuban bercampur meconium kental dapat

dilakukan intubasi endotrakea untuk mengisap

sekret secara langsung dari mulut dan trakea

melalui pipa endotrakea.

7. Keringkan mulai dari kepala dan seluruh tubuh bayi

kemudian selimuti diganti dengan kain yang kering

Page 6: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

8. Rangsangan taktil

Jika pengeringan dan pengisapan lendir tidk merangsang

bayi untuk bernapas secara baik, lakukan rangsangan

berupa menepuk/ menyentil telapak kaki atau menggosok

punggung bayi., tubuh (perut) atau ekstremitas bayi

(paha)

Evaluasi kondisi bayi ( napas, frekuensi jantung,

warna kulit )

1. Nilai pernapasan bayi dengan melihat

pengembangan dada dan warna kulit. Dengaran

suara napas di seluruh lapangan paru dengan

stetoskop.

2. Nilai denyut jantung dengan mendengar irama

jantung dengan stetoskop. Hitung frekwensi

denyut jantung

3. Nilai warna kulit apakah kemerahan/sianosis

perifer atau sianosis sentral.

Pemberian napas bantu

1. Jika pernapasan tetap tersengal / gasping atau

apnue setelah rangsangan singkat, atau frekuensi

jantung < 100 x/ menit , atau sianosis sentral yang

menetap setelah diberikan oksigen maka segera

berikan ventilasi tekanan positif (VTP) dengan

oksigen 100 %.

2. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau ganjal

bahu

3. Berikan napas bantu dengan ventilasi tekanan

positip melalui bag-valve-mask dengan lembut

sambil melihat pengembangan dada bayi, bila

tidak mengembang mungkin terdapat sumbatan

jalan napas

Page 7: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

4. Bersihkan dan hisap sekret air ketuban/

meconium/ darah dengan terlebih dahulu dan

pastikan jalan napas bersih.

5. Pasang pipa orofaring

6. Letakkan sungkup di wajah bayi ( menutup hidung

dan mulut bayi ) dengan rapat agar tidak bocor

melalui sisi sungkup

7. Berikan tekanan positip melalui bag-valve-mask

kembali dengan lembut sambil melihat

pengembangan dada bayi selama 30 detik ( 20-30

x/ menit )

8. Selanjutnya evaluasi lagi pernapasan dan denyut

jantung dan warna kulit bayi secara simultan.

9. Bila ventilasi tekanan positip tidak efektif dapat

dilakukan intubasi endotrakea.

10.Pasang pulseoxymeter di tangan kanan untuk

mengukur kadar oksigen di dalam darah

Catt : saat ini tersedia alat T piece Resusitatator ( Neo

Puff) yang lebih praktis

Pijat Jantung (penekanan dada)

1. Jika detak jantung bayi masih lemah atau tidak

ada pada awal pemeriksaan atau setelah diberi

pernapasan buatan lakukan pemberian napas

bantu (VTP) dan penekanan dada secara

bergantian dengan rasio 1:3 selama 30 detik

2. Penekanan dada dilakukan pada sepertiga bagian

bawah sternum, dibawah garis imajiner yang

menghubungkan papilla mammae.

3. Metode ibu jari: ( biasanya untuk bayi kecil )

a. Teknik ini dilakukan dengan

memegang dada bayi dari lateral dengan

Page 8: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

kedua tangan dan tempatkan kedua ibu jari

pada sternum.

b. Dua ibu jari bisa berdampingan

atau bersusun.

c. Tekan sternum dengan ibu jari

dan jari yang lain menyangga punggung bayi.

4. Metode 2 jari ( biasanya untuk bayi besar )

a. menggunakan jari manis dan jari tengah untuk

menekan sternum dengan arah tegak lurus

b. Tangan yang bebas bisa diguakan untuk

menyangga punggung bayi.

5. Kekuatan menekan: gunakan kekuatan

secukupnya untuk menekan sedalam 1.5 cm

kemudian lepaskan atau 1/3 diameter

anteroposterior

6. Kecapatan penekanan dada yaitu sekitar 90 - 120

kali/menit ( 15 VTP + 45 KD) atau ( 20 VTP +60

KD)

Pemberian obat adrenalin

1. Bila setelah dilakukan VTP dan Kompresi dada

selama 30 detik , frekuensi denyut jantung masih di

bawah 60 x/ menit maka di berikan adrenalin 1 :

10.000 ( 0,1 ml -0,3 ml / kg bb/ kali ) melalui vena

umbilikalis

2. Lakukan kembali VTP dan kompresi dada selama

30 detik dengan rasio 1 : 3 .

3. Nilai kembali frekuensi napas, frekuensi jantung

dan warna kulit .

4. Pemberian adrenalin dapat di ulang setelah 3

menit ( 6 siklus x 30 detik) atau 5 menit (10 siklus x

30 detik )

Page 9: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

DAFTAR TILIKKETERAMPILAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

No Aspek yang dinilai Nilai

0 1 2I. 1. Menyiapkan alat dan menguji alat II. Langkah awal2. Menerima bayi dengan selembar kain kering dan menanyakan

usia gestasi, menangis/ bernapas, warna air ketuban dan tonus otot

3. membaringkan bayi di bawah pemanas radiant yang telah dihangatkan dan diposisikan dengan benar

4 Memposisikan bayi terlentang, kepala posisi netral sedikit ekstensi.

5 Ganjal punggung dengan kain setebal 2.5 cm bila kepala bayi besar atau occiputnya menonjol.

III. Buka jalan napas6. Membersihkan mulut dan hidung bayi dengan penghisap.7. Menghisap lendir mulai dari mulut kemudian hidung tidak lebih

dari 6 detik8. Jika ketuban bercampur meconium kental dapat dilakukan

intubasi endotrakea untuk mengisap sekret secara langsung dari mulut dan trakea melalui pipa endotrakea

9. Keringkan mulai dari kepala dan seluruh tubuh bayi kemudian

selimuti diganti dengan kain yang kering

IV. Rangsangan taktil10. Lakukan rangsangan berupa menepuk/ menyentil telapak kaki

atau menggosok punggung bayi., tubuh (perut) atau ekstremitas bayi (paha)

V. Evaluasi kondisi bayi11. Menilai pernapasan bayi dengan melihat pengembangan dada.

Mendengarkan suara napas di seluruh lapangan paru dengan stetoskop.

12 Menilai denyut jantung dengan mendengar irama jantung dengan stetoskop.

13. Menilai warna kulit warna kulitVI. Pemberian napas bantu14. Memberikan pernapasan buatan atau ventilasi tekanan positif

dengan oksigen 100 %. Bila gasping/apneu/ denyut jantung > 100 x per menit dan sianosis sentral menetap

15. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau ganjal bahu

16. Bersihkan dan hisap sekret air ketuban/ meconium/ darah

dengan terlebih dahulu dan pastikan jalan napas bersih.

Page 10: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

17. Pasang pipa orofaring

18. Letakkan sungkup di wajah bayi ( menutup hidung dan mulut

bayi ) dengan rapat agar tidak bocor melalui sisi sungkup

19. Berikan napas bantu dengan ventilasi tekanan positip melalui

bag-valve-mask dengan lembut sambil melihat pengembangan

dada bayi 20-30 x/selama 30 detik

20. Melakukan evaluasi pernapasan dan denyut jantung dan warna

kulit secara simultan.

VII. Pijat Jantung (penekanan dada) (dilakukan bila denyut jantung < 60 kali per menit)21. Penekanan dada dilakukan pada sepertiga bagian bawah

sternum, dibawah garis imajiner yang menghubungkan papilla mammae. Sedalam 1,5 cm atau 1/3 diameter antero posterior

A Metode ibu jari: 22. Dilakukan dengan memegang dada bayi dari lateral dengan

kedua tangan dan tempatkan kedua ibu jari pada sternum. 23. Dua ibu jari bisa berdampingan atau bersusun. 24. Menekan sternum dengan ibu jari dan jari yang lain menyangga

punggung bayi. B Metode 2 jari 25. Menggunakan jari manis dan jari tengah untuk menekan

sternum dengan arah tegak lurus26.. Tangan yang bebas digunakan untuk menyangga punggung

bayi.27. Kekuatan menekan: menggunakan kekuatan secukupnya untuk

menekan sedalam 1.5 cm /1/3 diameter antero posterior kemudian dilepaskan.

28. Kecapatan penekanan dada yaitu sekitar 90 - 120 kali/menit. Perbandingan VTP : KJL = 1:3

C. Pemberian Obat Adrenalin 29. Bila setelah dilakukan VTP dan Kompresi dada selama 30

detik , frekuensi denyut jantung masih di bawah 60 x/ menit

maka di berikan adrenalin melalui vena umbilikalis

30. Lakukan kembali VTP dan kompresi dada selama 30 detik

dengan rasio 1 : 3 .

31. Nilai kembali frekuensi napas, frekuensi jantung dan warna kulit

32. Pemberian adrenalin dapat di ulang setelah 3- 5 menit

Page 11: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

Nilai = ------------------- X 100% = % 64

Petunjuk :0 : Tidak dilakukan1 : Dilakukan tetapi masih kurang sempurna2 : dilakukan dengan sempurna

Jakarta, .................2015

Instruktur

.......................................

Page 12: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1
Page 13: Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir Baru-1

Keterangan Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3

Bayi pr 40 minggu, 3000 gr tidak menangis, ketuban hijau encer, tonus jelek

Bayi laki-laki , 37 minggu , 2500 gr, tidak nangis, ketuban jernih, tonus jelek

Bayi Lk 39 mg, 3000 gr, ketuban meconium hijau kental , tidak menangis, tonus jelek

Langkah awal- rangsang taktil

Hangatkan , posisikan , bersihkan mulut dan hidung , keringkan , stimulasi

Hangatkan , posisikan , bersihkan mulut dan hidung , keringkan , stimulasi

Hangatkan , posisikan , bersihkan mulut dan hidung ,

Penilaian awal Tidak menangisDenyut jantung 80 x/ menitSianosis Ketuban jernih

Tidak menangisDenyut jantung 40 x/ menitSianosis

Dengan meconium aspirator ( kateter hisap )

Resusitasi lanjut VTP 20-30 x/menit VTP + KD ( 15:45 atau 20:60)

Setelah jalan napas bersih, keringkan , stimulasi

Pengembangan dada

Tidak mengembang krn

Mengembang Tidak menangisDenyut jantung 80 x/ menitSianosis

Sumbatan jalan napas VTP 20-30 x/ menit Posisikan , hisap lender, pasang pipa orofaring

Tidak menangisDenyut jantung 70 x/ menitSianosis

Resusitasi lanjut Dilakukan VTP ulang 20-30 x/ menit

Dilakukan VTP kembakli 20-30 x/ menit

Penilaian 2 Tidak menangisDenyut jantung 120 x/ menitSianosis

Tidak menangisDenyut jantung 42 x/ menitSianosis

Menangis kuat < Denyut jantung 112 x/ menit, sianosis perifer

Resusitasi lanjut Oksigen free flow 5-8 lt/Menit saturasi 88-93vol %

Pemberian adrenalin 0,3 mL iv selanjutnya VTP +KD

Oksigen free flow 5-8 Lt/ menit

Ruang NiCU Bayi di bungkus dan dibawa ke r NIcU

Bayi dibawa ke ruang nicu

Menangis kuat < Denyut jantung 140 x/ menit, kulit merah Bayi di bawa ke NICU