Resume Toksikling

2
Tugas TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN (Bagus Taufiq A/M0311016) Resume ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF FORMALDEHID PADA IKAN ASIN DI MADURA pada masa kini banyak cara untuk mengawetkan ikan salah satunya dengan membuat ikan asin. Pengawetan dengan cara ini merupakan cara termudah untuk para nelayan mengawetkan ikan. Ikan asin yang di produksi saat ini banyak beredar dengan adanya kandungan formaldehid (formalin). Formaldehid merupakan zat tambahan yang biasa di gunakan untuk mengawetkan sesuatu namun dalam kadar yang besar senyawa ini bersifat toksik bagi tubuh. Formaldehid bukan tambahan makanan bagi tubuh namun di curigai adanya formalin pada ikan asin di beberapa pasar di Madura. Di lakukan penelitian terhadap ikan asin yang di curigai mengandung formaldehid di beberapa pasar di Madura secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil uji menunjukkan bahwa semua sampel ikan asin mengandung formalin dengan kadar yang beragam yaitu dari 29,10 miligram per kilogram sampai 44,14 miligram per klirogram. Untuk analisa kualitatif di gunakan reagen Asam kromatofat dengan bantuan hydrogen peroksida dan asam fosfat untuk mempercepat reaksi, adanya formaldehid pada makanan akan memberikan warna ungu saat bereaksi dengan asam kromatofat. Ciri-ciri dari ikan yang di beri formaldehid pada ikan asin adalah n tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat celsius, bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat. Selain itu dagingnya kenyal,utuh, lebih putih dan bersih dibandingkan ikan asin tanpa formalin agak berwarna coklat dan lebih tahan lama. Besarnya kadar formaldehid pada makanan terutama ikan asin sehingga memberikan pengetahuan terhadap masyarakat agar pandai

description

uji

Transcript of Resume Toksikling

Page 1: Resume Toksikling

Tugas TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN (Bagus Taufiq A/M0311016)

Resume

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF FORMALDEHID PADA IKAN ASIN DI MADURApada masa kini banyak cara untuk mengawetkan ikan salah satunya dengan membuat ikan asin. Pengawetan dengan cara ini merupakan cara termudah untuk para nelayan mengawetkan ikan. Ikan asin yang di produksi saat ini banyak beredar dengan adanya kandungan formaldehid (formalin). Formaldehid merupakan zat tambahan yang biasa di gunakan untuk mengawetkan sesuatu namun dalam kadar yang besar senyawa ini bersifat toksik bagi tubuh. Formaldehid bukan tambahan makanan bagi tubuh namun di curigai adanya formalin pada ikan asin di beberapa pasar di Madura. Di lakukan penelitian terhadap ikan asin yang di curigai mengandung formaldehid di beberapa pasar di Madura secara kualitatif dan kuantitatif.

Hasil uji menunjukkan bahwa semua sampel ikan asin mengandung formalin dengan kadar yang beragam yaitu dari 29,10 miligram per kilogram sampai 44,14 miligram per klirogram. Untuk analisa kualitatif di gunakan reagen Asam kromatofat dengan bantuan hydrogen peroksida dan asam fosfat untuk mempercepat reaksi, adanya formaldehid pada makanan akan memberikan warna ungu saat bereaksi dengan asam kromatofat. Ciri-ciri dari ikan yang di beri formaldehid pada ikan asin adalah n tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat celsius, bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat. Selain itu dagingnya kenyal,utuh, lebih putih dan bersih dibandingkan ikan asin tanpa formalin agak berwarna coklat dan lebih tahan lama.

Besarnya kadar formaldehid pada makanan terutama ikan asin sehingga memberikan pengetahuan terhadap masyarakat agar pandai memilih makanan yang sehat